Anda di halaman 1dari 5

Laut Dangkal (Shelf  

Environment)
     

Daerah shelf merupakan daerah lingkungan pengendapan yang berada diantara daerah
laut dangkal sampai batas shelf break . Heckel (1967) dalam Boggs (1995) membagi
lingkungan shelf ini menjadi dua jenis, perikontinental (marginal) dan epikontinental
epeiric). Perikontinental shelf adalah lingkungan laut dangkal yang terutama menempati
daerah di sekitar batas kontinen (transitional crust) shelf dengan laut dalam. Perikontinental
seringkali kehilangan sebagian besar dari endapan sedimennya (pasir dan material berbutir
halus lainnya), karena endapan-endapan tersebut bergerak memasuki laut dalam dengan
proses arus traksi dan pergerakan graviti (gravity mass movement). Karena keberadaannya di
daerah kerak transisi (transitional crust), perikontinental juga sering menunjukan penurunan
(subsidence) yang besar, khususnya pada tahap awal pembentukan cekungan, yang dapat
mengakibatkan terbentuknya endapan yan tebal pada daerah ini (Einsele, 1992). Sedangkan
epikontinental adalah lingkungan laut yang berada pada daerah kontinen (daratan) dengan
sisi-sisinya dibatasi oleh beberapa daratan. Daerah ini biasanya dibentuk jauh dari pusat
badai (storm) dan arus laut, sehingga seringkali terproteksi dengan baik dari kedua pengaruh
tersebut. Jika sebagian dari daerah epeiric ini tertutup, maka ini akan semakin tidak
dipengaruhi oleh gelombang dan arus tidal.  Skema penampang lingkungan pengendapan laut
(Boggs, 1995) Ada enam faktor yang mempengaruhi proses sedimentasi pada lingkungan
shelf (Reading, 1978), yaitu : 1. kecepatan dan tipe suplai sedimen 2. tipe dan intensitas dari
hidrolika regime shelf 3. fluktuasi muka air laut 4. iklim 5. interaksi binatang – sedimen 6.
faktor kimia Pasir shelf modern sebagian besar (70%) adalah berupa relict sedimen,
meskipun kadang-kadang daerah shelf ini menerima secara langsung suplai pasir dari luar
daerah, seperti dari mulut sungai pada saat banjir dan dari pantai pada saat badai (Drake et al,
1972 dalam Reading, 1978). Endapan sedimen pada lingkungan shelf modern umumnya
sangat didominasi oleh lumpur dan pasir, meskipun kadang-kadang dijumpai bongkah-
bongkah relict pada beberapa daerah.
10.  Reefs
Terumbu atau reef merupakan lingkungan yang unik yang sangat berbeda dari bagian
lingkungan pengendapan lainnya di lingkungan paparan (shelf). Terumbu ini umumnya
dijumpai pada bagian pinggir platform paparan luar (outer-shelf) yang hampir menerus
sepanjang arah pantai, sehingga merupakan penghalang yang efektif terhadap gerakan
gelombang yang melintasi paparan tersebut. Disamping terumbu berkembang seperti massa
yang menyusur sepanjang garis pantai diatas, juga dapat berkembang sebagai “patch” yang
terisolir dalam paparan bagian dalam atau inner-shelf . Istilah lain untuk terumbu ini, ada
yang menyebutnya dengan “carbonate buildup” atau “bioherm”. Tetapi para pekerja karbonat
tidak menyetujui penggunaan istilah terumbu hanya dibatasi untuk carbonat-buildup atau inti
yang kaku, pertumbuhan koloni organisme, atau carbonat - buildup lainnya yang tidak
memiliki inti kerangka yang kaku. Wilson (1975) menggunakan istilah carbonat-buildup
untuk tubuh yang secara lokal, terbatas secara lateral, merupakan hasil proses relief tofografi,
dan tanpa mengaitkan dengan hiasan pembentuk internalnya.
11.  Laut Dalam
Sekitar 70% daerah bumi ini merupakan daerah cekungan laut dengan alas kerak samudra
tipe basaltis. Daerah cekungan laut dalam merupakan daerah yang pada bagian atanya
dibatasi oleh lingkungan shelf pada zona break, secara topografi ditandai dengan kemiringan
yang curam (lebih besar) dibandingkan dengan shelf. Berdasarkan dari fisiografinya,
lingkungan laut dalam ini dibagi menjadi tiga daerah yaitu, continental slope, continental rise
dan cekungan laut dalam . Prinsip elemen dari Kontinental margin (Drake, C.L dan Burk,
1974 dalam Boggs, 1995) Lereng benua (continental slope) dan continental rise merupakan
perpanjangan dari shelf break. Kedalaman lereng benua bermula dari shelf break dengan
kedalaman rata-rata 130 m sampai dengan 1500-4000 m. Kemiringan pada lereng benua ini
sekitar 40, walaupun ada variasi pada lingkungan delta (20) dan pada lingkungan koral (450)
(Boggs, 1995). Sedangkan kemiringan pada continental rise biasanya lebih kecil
dibandingkan kemiringan pada lereng benua. Karena lerengnya yang cukup curam
dibandingkan paparan, pada lereng benua ini sering merupakan daerah dari pergerakan arus
turbidit. Continental rise biasanya tidak akan ada pada daerah convergen atau aktif margin
dimana subduksi berlangsung. Morfologi pada lereng benua ini sering menunjukan bentuk
cembung, kecuali pada daerah-daerah yang yang mempunyai stuktur sangat aktif. Volume
endapan sedimen yang dapat mencapai lereng benua dan continental rise ini akan sangat
bergantung pada lebarnya shelf dan jumlah sedimen yang ada. Continental rise dan cekungan
laut dalam membentuk sekitar 80% dari total dasar laut.
Refferensi :
1. Nichols, Gary. 2009. Sedimentology and Stratigraphy. Wiley-Blackwell. UK

perikontinental juga sering menunjukan penurunan 0su!siden#e2 yang !esar,


khususnya pada tahap a"al pem!entukan #ekungan, yang dapat mengaki!atkan
ter!entuknya endapan yan te!al pada daerah ini 0Einsele, *11(2 %edangkan
epikontinental adalah lingkungan laut yang !erada pada daerah kontinen 0daratan2
dengan sisi-sisinya di!atasi oleh !e!erapa daratan /aerah ini !iasanya di!entuk jauh
dari pusat !adai 0storm2 dan arus laut, sehingga seringkali terproteksi dengan !aik
dari kedua pengaruh terse!ut Cika se!agian dari daerah epeiri# ini tertutup, maka ini
akan semakin tidak dipengaruhi oleh gelom!ang dan arus tidal
%kema penampang lingkungan pengendapan laut 03oggs, *11+2 Ada enam
&aktor yang mempengaruhi proses sedimentasi pada lingkungan shel& 0Reading,
*1>'2, yaitu 7
*  ke#epatan dan tipe suplai sedimen
(  tipe dan intensitas dari hidrolika regime shel&
6  &luktuasi muka air laut
;  iklim
+  interaksi !inatang  sedimen
=  &aktor kimia
Pasir shel& modern se!agian !esar 0>)O2 adalah !erupa reli#t sedimen,
meskipun kadang-kadang daerah shel& ini menerima se#ara langsung suplai pasir dari
luar daerah, seperti dari mulut sungai pada saat !anjir dan dari pantai pada saat !adai
0/rake et al, *1>( dalam Reading, *1>'2  Endapan sedimen pada lingkungan shel&
modern umumnya sangat didominasi oleh lumpur dan pasir, meskipun kadang-
kadang dijumpai !ongkah-!ongkah reli#t pada !e!erapa daerah  Ada empat tipe arus
0#urrent2 yang mempengaruhi proses sedimentasi pada daerah shel& 0%"i&t et al, *1>*
dalam 3oggs, *11+2, yaitu 7
*  Arus tidal
(  Arus karena !adai 0storm2
6  Pengaruh gangguan arus lautan
;  Arus density
%ehingga !erdasarkan pada proses yang mendominasinya, lingkungan shel&
ini se#ara di!agi menjadi dua tipe 0Ni#hols, *1112, yaitu shel& didominasi tidal 0tide
dominated shel4es2 dan shel& didominasi !adai 0storm dominated shel4es2  Pada
lingkungan shel& modern pada umumnya tidak ada yang didominasi oleh pengaruh
arus density 

%hel& yang didominasi oleh arus tidal ditandai dengan kehadiran tidal dengan
ke#epatan !erkisar dari +) sampai *+) #mHdet 03oggs, *11+2  %edangkan Reading
0*1>'2 mengungkapkan !ah"a !e!erapa shel& modern mempunyai ketinggian tidal
antara 6  ;m dengan maksimum ke#epatan permukaan arusnya antara =) sampai
?*)) #mHdet  Endapan yang khas yang dihasilkan pada daerah dominasi pasang surut
ini adalah endapan-endapan re"orking in situ !erupa linear ridge !atupasir 0sand
ri!!ons2, sand "a4es 0dunes2, sand pat#hes dan mud 8ones rientasi dari sand ridges
terse!ut umumnya paralel dengan arah arus tidal dengan kemiringan pada daerah
muka sekitar +) mumnya !atupasir pada shel& tide ini ditandai dengan kehadiran
#ross !edding !aik !erupa small-s#ale #ross !edding ataupun ripple #ross !edding
%hel& yang didominasi storm di#irikan dengan ke#epatan tidal yang rendah
0(+ mHdet2 Pada daerah ini !iasanya sangat sedikit terjadi pengendapan sedimen
!er!utir kasar, ke#uali pada saat terjadi !adai yang intensi& Kondisi storm dapat
mempengaruhi sedimentasi pada kedalaman ()  +) m pada saat terjadi !adai,
daerah shel& ini menjadi area pengendapan lumpur dari suspensi  Material klastik
!er!utir halus di!a"a menuju daerah ini dari mulut sungai dalam kondisi suspensi
oleh geostrphik dan arus yang dise!a!kan angin 0Ni#hols, *1112 %torm juga dapat
mengaki!atkan peru!ahan 0re"ork2 pada dasar endapan sedimen yang telah
diendapkan terle!ih dahulu Pada suksesi daerah laut dangkal dengan pengaruh storm
akan di#irikan dengan simetrikal 0"a4e2 laminasi !ergelom!ang 0ripple2, hummo#ky
dan strati&ikasi horisontal yang kadang-kadang tidak jelas terlihat karena prose
!iotur!asi 
' #eani# 0/eep-"ater En4ironment2
%ekitar >)O daerah !umi ini merupakan daerah #ekungan laut dengan alas
kerak samudra tipe !asaltis /aerah #ekungan laut dalam merupakan daerah yang
pada !agian atanya di!atasi oleh lingkungan shel& pada 8ona !reak, se#ara topogra&i
ditandai dengan kemiringan yang #uram 0le!ih !esar2 di!andingkan dengan shel&
3erdasarkan dari &isiogra&inya, lingkungan laut dalam ini di!agi menjadi tiga
daerah yaitu,
*#ontinental slope,
(#ontinental rise dan
6#ekungan laut dalam 

.NGKNGAN TERM3 0REE92


Terum!u atau ree& merupakan lingkungan yang unik yang sangat !er!eda dari
!agian lingkungan pengendapan lainnya di lingkungan paparan 0shel&2 Terum!u ini
umumnya dijumpai pada !agian pinggir plat&orm paparan luar 0outer-shel&2 yang
hampir menerus sepanjang arah pantai, sehingga merupakan penghalang yang e&ekti&
terhadap gerakan gelom!ang yang melintasi paparan terse!ut /isamping terum!u
!erkem!ang seperti massa yang menyusur sepanjang garis pantai diatas, juga dapat
!erkem!ang se!agai Ipat#hJ yang terisolir dalam paparan !agian dalam atau inner-
shel& 
.stilah lain untuk terum!u ini, ada yang menye!utnya dengan I#ar!onate
!uildupJ atau I!iohermJ Tetapi para pekerja kar!onat tidak menyetujui penggunaan
istilah terum!u hanya di!atasi untuk #ar!onat-!uildup atau inti yang kaku,
pertum!uhan koloni organisme, atau #ar!onat - !uildup lainnya yang tidak memiliki
inti kerangka yang kaku @ilson 0*1>+2 menggunakan istilah #ar!onat-!uildup untuk
tu!uh yang se#ara lokal, ter!atas se#ara lateral, merupakan hasil proses relie&
to&ogra&i, dan tanpa mengaitkan dengan hiasan pem!entuk internalnya %e!elumnya
/unham 0*1>)2 men#o!a mem!erikan solusi dilema peristilahan ini dengan
mengusulkan dua tipe terum!u, yaitu 7
0a2 Terum!u E#ologik 7 adalah terum!u yang di#irikan oleh !entuk kaku, struktur
to&ogra&i yang tahan terhadap gelom!ang, dihasilkan oleh pem!entukan akti& dan
pengikatan sedimen organisme
0!2 Terum!u %tratigra&i 7 di#irikan oleh !atuan yang te!al, ter!atas se#ara lateral, dan
merupakan !atuan kar!onat yang !uruk sampai sangat !uruk
%elanjutnya $ongman 0*1'*2 memodi&ikasi de&inisi e#kel 0*1>;2, yang
mengatakan !ah"a terum!u se!agai kar!onat yang tum!uh dipengaruhi se#ara
!iologi dan juga mempengaruhi se#ara !iologi dan juga mempengaruhi daerah
sekitarnya

Anda mungkin juga menyukai