NIM : 1904945
B. ALAT-ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN (isi sesuai prosedur yang akan digunakan)
Alat
1) Labu ukur 1000 mL (2 buah)
2) Neraca Analitik (1 buah)
| 2
3) Hot Plate (1 buah)
4) Spatula (1 buah)
5) Pipet tetes (secukupnya)
6) Labu ukur 100 mL (1 buah)
7) Labu Erlenmeyer 250mL (2 buah)
8) Buret (1 buah)
9) Statif dan Klem (1 set)
10) Batang Pengaduk (1 buah)
Bahan
1) CaCO3 (1 gram)
2) HCl 1:1 (Secukupnya)
3) Indikator Metil Merah (Secukupnya)
4) Akuades (Secukupnya)
5) MgCl2.6H2O (0,1 gram)
6) EDTA (4 gram)
7) NH4Cl (5,4 gram)
8) NH3 10M (35 mL)
9) MgSO4 (10 mL)
10) EBT (Secukupnya)
11) Air sampel (10 mL)
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Standarisasi Larutan Mg-EDTA 0,01 M (Lengkapi prosedur berikut untuk melakukan standarisasi)
a. Membuat larutan standar primer Ca2+ 0,01 M 100 mL dari padatan CaCO3 (tuliskan prosedurnya)
- Ditimbang 1,0 gram CaCO3
- Dilarutkan dengan HCL 1:1 hingga larut dan masukkan kedalam beaker glass 500 ml
- Ditambahkan 200 ml akuades, didihkan untuk menghilangkan CO
- Didinginkan
- Ditambahkan beberapa tetes indikator Merah Methyl hingga berubah warna menjadi orange
- Dipindahkan kedalam labu ukur 1 L sampai tanda garis
- Dihomogenkan
b. Membuat larutan Mg-EDTA 0,01 M 100 mL (tuliskan prosedurnya)
- Ditimbang 4 gr dinatrium dihidragen EDTA dan 0,1 gr MgCl2.6H2O
- Dilarutkan dengan akuades dalam labu ukur sampai 1000 mL.
c. Membuat Larutan buffer NH3-NH4Cl pH 10 sebanyak 100 mL (tuliskan prosedurnya)
- Ditimbang 5,4 gram NH4Cl, Dilarutkan dengan 20mL aquadest
- Diukur 35mL NH3 10M, Dicampurkan dengan larutan NH4Cl
- Ditambahkan akuades hingga batas 100mL
- Dihomogenkan
d. Standarisasi larutan Mg-EDTA 0,01 M (tuliskan prosedurnya)
- Dipipet 25 ml MgSO4 ke dalam Erlenmeyer 250 ml,
- Ditambah 75 ml akuades
- Ditambah 3-4 tetes indikator EBT
- Ditambah buffer NH3-NH4Cl pH 10
- Dititrasi dengan larutan Mg-EDTA sampai warna merah menjadi biru,
| 3
- Dicatat volume EDTA,
- Dilakukan secara triplo.
2. Penetapan kesadahan total air
Pipet 10 mL sampel air ke dalam labu Erlenmeyer kemudian tambahkan 3 mL larutan buffer NH3-
NH4Cl pH 10 dan sedikit (seujung korek api) indikator EBT sampai berwarna merah. Titrasi dengan
larutan Mg-EDTA yang telah distandarisasi sampai warna larutan berubah dari merah menjadi biru .
(catatan: titrasi dilakukan secara triplo hingga diperoleh perbedaan volume setiap titrasi ± 0,05 mL)
Perhitungan :
Konsentrasi Mg-EDTA (M) x Volume Mg-EDTA (mL) = Konsentrasi Ca2+ (M) x Volume Ca2+ (mL)
Konsentrasi Mg-EDTA x 9,17mL = 0,0100M x 10mL
Jadi konsentrasi Mg-EDTA adalah 0,01090 M
2. Penetapan kesadahan total air (lengkapi tabel berikut sesuai data sekunder yang diberikan)
Perhitungan
| 4
Konsentrasi Mg-EDTA(M) x Volume Mg-EDTA(mL) = Konsentrasi Ca2+ sampel (M) x Volume sampel
(mL)
0,01090 M x 17,1833mL = Konsentrasi Ca2+ sampel x 10mL
Jadi konsentrasi Ca2+ adalah 0,01873M = 749,2 ppm
0,01873 M x 40 g/mol = 0,7492 g/L = 749,2 mg/L = 749,2 ppm
| 5
dan dilarutkan dalam 100 ml akuades sampel yang digunakan harus di timbang sebanyak
tiga kali agar meningkatkan hasil ketelitian. Kemudian dilarutkan dengan HCl 1:1 hingga
larut dan masukkan kedalam beaker glass 500 ml penambahan HCl Berfungsi untuk
mempermudah CaCO3 untuk larut, kemudian ditambahkan 200 ml akuades, didihkan
(pendidihan dilakukan untuk menghilangkan kandungan CO dalam larutan).
Langkah selanjutnya yaitu membuat larutan standar sekunder Mg-EDTA 0,01 M 100
ml dan larutan penyangga pH 10 (larutan standar skunder merupakan titran yang telah
distandarisasi menggunakan larutan standar primer), ditimbang 4 gr dinatrium dihidragen
EDTA dan 0,1 gr MgCl2.6H2O lalu dilarutkan hingga 100ml air, lalu pembuatan larutan
penyangga pH 10 ditimbang 0,7gram ammonium klorida dilarutkan menggunakan
ammonium 57 ml, lalu diencerkan menggunakan akuades hingga 100 ml
Langkah selanjutnya yaitu standarisasi larutan dinatrium EDTA satuan yang digunakan
dalam titrasi ini yaitu molaritas bukan normalitas karena valensi dari bahan yang dianalisis
tidak berpengaruh, pada titrasi kompleksimetri digunakan larutan EDTA karena reaksinya
dengan ion logam selalu 1:1 sehingga mempermudah perhitungannya, indikator yang
digunakan pada titrasi kompleksimetri yaitu indikatoror pengomplekan, idikator
pengomplekan adalah indikator yang bisa membentuk kompleks dengan ion logam yang
dititrasi, ada beberapa syarat yang diperlukan indikator logam untuk mendeteksi yaitu, mudah
dalam pengelihatan TAT, reaksi warnanya harus spesifik, stabil, dan peka, indikator yang
digunakan pada titrasi kali ini yaitu EBT ( Erichorm Black T) indikator ini digunakan karena
peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan, kisaran pH yang digunakan berkisaran
8-10, prinsip kerja dari EBT ini yaitu ketika ditambahkan EBT sampel akan langsung
membentuk ion kompleks dengan warna merah anggur, sedangkan warna akhir titrasinya
yaitu biru murni, pada reaksi pembentukan senyawa kompleks dibutukan kestabila pH dalam
reaksinya, sedangkan EDTA sendiri beraksi terus menerus melepaskan ion H+ sehingga
larutan menjadi asam, untuk mencegah hal tersebut maka ditambahkan larutan penyangga
untuk menstabilkan pH, larutan penyangga yang digunakan menyesuaikan kebutuhan dari pH
titrasinya, pada titrasi ini digunakan larutan penyangga berupa NH3-NH4Cl dengan pH 10,
larutan CaCO3 dimasukan kedalam buret sebagai titran, 10 ml larutan EDTA dimasukan
kedalam labu Erlenmeyer lalu ditambahkan 10 ml larutan penyangga, ditambakan sedikit
indicator EBT lalu titrasi hingga warna merah anggur berubah menjadi warna biru jernih,
titrasi dilakukan secara triplo dengan ketelitian +- 0,05 ml, setelah dilakukan perhitungan
didapati volume dari Mg-EDTA bernilai 9,17 ml dengan molaritas 0,0109 M
| 6
Langkah terakhir yaitu menentukan kesadahan air dengan titrasi, kesadahan
menunjukan tingkat pencemaran air oleh mineral-mineral terlarut seperti Ca dan Mg,
kesadahan dibagi menjadi dua jenis yaitu kesadahan total dan kesadahan sementara,
kesadahan sementara yaitu air sadah yang mengadung ion bicarbonat khususnya kalsium
bikarbonat dan magnesium bikarbonat, sedangkan kesadahan total yaitu air sadah yang
mengandung anion tanpa adanya ion bikarbonat, 10 mL larutan sampel air sumur kedalam
buret, lalu ditambahkan 3 mL larutan penyangga NH4Cl, penambahan NH4Cl berfungsi
untuk menstabilkan basa karena EDTA bereaksi melepaskan H+ sehingga suasana larutan
menjadi asam, titrasi kompleksometri kali ini menggunakan mg EDTA sehingga pH larutan
yang dianjurkan berkisar antara 8-10, setelah tambahkan larutan penyangga, kemudian
larutan ditambahkan sedikit indikator EBT, penambahan indikator EBT ini berfungsi untuk
membentuk senyawa kompleks,ketika ditambahkan EBT sampel akan langsung membentuk
ion kompleks dengan warna merah anggur, sedangkan warna akhir titrasinya yaitu biru
murni, titrasi dilakukan secara triplo dengan ketelitian +- 0,05 ml, setelah dilakukan titrasi
dan perhitungan didapati volume Mg-EDTA bernilai 17,1833 ml dan molaritas bernilai
0,1718 M dengan kadar 749,2 ppm.
| 7
LAMPIRAN
Soal dan Jawaban PRE-LAB (Jawablah soal-soal berikut ini)
1. Cari dan perhatikan video (misalnya di youtube) terkait percobaan penetapan kesadahan total air secara
titrasi kompleksometri. Tuliskan alamat website-nya (bisa lebih dari satu).
Link : https://youtu.be/MAO5IWU9lH4
a. Membuat larutan standar primer Ca2+ dari padatan CaCO3
- Ditimbang 1,0 gram CaCO3
- Dilarutkan dengan HCL 1:1 hingga larut dan masukkan kedalam beaker glass 500 ml
- Ditambahkan 200 ml aquadest, didihkan untuk menghilangkan CO
- Didinginkan
- Ditambahkan beberapa tetes indikator Merah Methyl hingga berubah warna menjadi orange
- Dipindahkan kedalam labu ukur 1 L sampai tanda garis
- Dihomogenkan
b. Membuat larutan Mg-EDTA
- Ditimbang 4 gr dinatrium dihidragen EDTA dan 0,1 gr MgCl2.6H2O
- Dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur sampai 1 liter.
c. Membuat Larutan buffer NH3-NH4Cl pH 10
- Ditimbang 5,4 gram NH4Cl, Dilarutkan dengan 20mL aquadest
- Diukur 35mL Ammonia 10M, Dicampurkan dengan larutan NH4Cl
- Ditambahkan aquades hingga batas 100mL
- Dihomogenkan
d. Standarisasi larutan Mg-EDTA
- Dipipet 25 ml MgSO4 ke dalam Erlenmeyer 250 ml,
- Ditambah 75 ml aquades
- Ditambah 3-4 tetes indikator EBT
- Ditambah buffer NH3-NH4Cl pH 10
- Dititrasi dengan larutan Mg-EDTA sampai warna merah menjadi biru,
- Dicatat volume EDTA,
- Dilakukan secara triplo.
e. Penetapan kesadahan total air
- Pipet 10 mL sampel air ke dalam labu Erlenmeyer
- Ditambahkan 3 mL larutan buffer NH3-NH4Cl pH 10 dan sedikit (seujung korek api) indikator
EBT sampai berwarna merah.
| 8
- Titrasi dengan larutan Mg-EDTA yang telah distandarisasi sampai warna larutan berubah dari
merah menjadi biru. (catatan: titrasi dilakukan secara triplo hingga diperoleh perbedaan volume
setiap titrasi ±0,05 mL)
| 9