Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

SIKLUS KEPERAWATAN MATERNITAS

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS”

OLEH :

NOVERI YANSYAH

KELOMPOK D

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
LANDASAN TEORI IBU NIFAS

A. Konsep Nifas.
1. Pengertian.
Wanita yang baru selesai melahirkan akan langsung memasuki masa nifas. Masa
ini dimulai ketika wanita telah mengeluarkan plasenta dan berlanjut hingga beberapa
minggu kemudian. Masa nifas pada umumnya berlangsung sampai enam minggu
setelah melahirkan. Dalam enam minggu tersebut, tubuh wanita akan mengalami
perubahan, yaitu adaptasi dari masa kehamilan dan melahirkan, sampai berangsur-
angsur kembali lagi ke keadaan seperti sebelum hamil.
Masa nifas adalah suatu periode pertama setelah kelahiran, peiode ini tidak pasti,
sebagian besar menganggapnya antara 4 minggu hingga 6 minggu. Walaupun
merupakan masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan kehamilan, nifas
ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Beberapa dari perubahan tersebut dapat
menyebabkan komplikasi yang serius (Cunnningham Gary, 2012). Periode
postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan
tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani,
2011). Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira-
kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti
sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sitti saleha, 2009).
Masa nifas/puerperineum dibagi 3 periode :
a. Puerpenium dini : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
b. Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
6-8 minggu.
c. Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan. mempunyai komplikasi .
Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
2. Etiologi
Menurut Dewi Vivian, Sunarsih (2013), Etiologi post partum dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Post partum dini
Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir dan
hematoma.
b. Post partum lambat
Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi didaerah
insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.
3. Fisiologi
a. Involusi uterus Involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan
sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini segera setelah pascapartum, berat
uterus menjadi 1.000 gr. Selama masa nifas, dua hari setelah pelahiran uterus
mulai berinvolusi. Sekitar 4 minggu setelah pelahiran uterus kembali ke ukuran
sebelum hamil (Dewi Vivian&Sunarsih, 2013).
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
1) Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus
2) Autolisis
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam
otot uterus.
3) Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga
akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai
darah ke uterus.
b. Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar,
tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil,
pada akhir minggu ke- 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Penyembuhan luka bekas plasenta khas. Pada permulaan nifas bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus (Sitti
saleha, 2009). Pengeluaran lengkap tempat perlekatan plasenta memerlukan
waktu sampai 6 minggu. Jika terjadi gangguan pada proses ini, dapat terjadi
perdarahan pada puerperal awitan lambat. Segera setelah pelahiran, kemudian
ukurannya mengecil secara cepat dalam waktu satu jam (Cunningham Gary,
2012).
c. Perubahan pada serviks dan vagina
Pada serviks terbentuk sel-sel otot terbaru,karena adanya kontraksi dan retraksi,
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari, struktur
internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.
vagina teregang pada waktu persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran
yang normal. Nampak berubah kembali pada 3 minggu, kembali mendekati
ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar,
produksi mukus normal dengan ovulasi.
d. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa, dan lochea mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat
dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Komposisi lochea adalah
jaringan endometrial, darah dan limfe. Lochea mengalami perubahan karena
proses involusi. Tahap lochea yaitu :
1) Rubra (merah)
Lochea ini muncul pada hari pertama hingga hari ke tiga masa post partum.
Warnanya merah dan mengandung darah dari luka pada plasenta dan serabut.
2) Sanguinolenta (merah kuning)
Lochea ini bewarna merah kuning berisi darah dan lendir, pengeluaran pada
hari ketiga sampai kelima post partum.
3) Serosa (pink kecoklatan)
Lochea ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan. Warnanya
kekuningan atau kecoklatan, terdiri atas sedikit darah dan lebih banyak serum.
4) Alba (kuning-putih) : 10-14 hari
Lochea ini muncul lebih dari hari ke-10. Warnanya lebih pucat, putih
kekuningan, lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir servik, dan
serabut jaringan yang mati.
Lochea terus keluar sampai 3 minggu. Bau normal seperti menstruasi, jumlah
meningkat saat berdiri. Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
e. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi pada ibu menyusui dimulai 12 minggu rata-rata 18 minggu post
partum. Menstruasi pada ibu post partum tergantung dari hormon prolaktin.
Apabila ibu tidak menyusui menstruasi mulai pada minggu ke-6 s/d minggu ke-8.
Menstruasi mungkin tidak terlambat, dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi
untuk mencegah kehamilan.
f. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh darah yang besar,
tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran darahyang
banyak,maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.
g. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena teregang begitu
lama,tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
h. Nyeri setelah pelahiran
Setelah melahirkan uterus tetap berkontraksi dengan kuat pada inteval tertentu
dan menimbulkan nyeri, yang mirip dengan pada saat persalinan namun lebih
ringan.
i. Saluran kencing
Dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan obstruksi dan
menyebabkan retensi urine, dilatasi ureter dan pyelum kembali normal dalam 2
minggu.
j. Laktasi
Keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu melainkan
colostrum. Colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak protein dan
garam.
4. Perubahan tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital biasa terlihat jika wanita dlam keadaan normal
a. Suhu badan
Satu hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,5-380C) sebagai
akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan. Apabila
keadaan normal, suhu badan menjadi biasa.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa. Sehabis melahirkan biasanya nadi
menjadi lebih cepat.
c. Tekanan darah
Tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena adanya perdarahan.
Tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya pre
eklampsia post partum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi.
Kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan.
5. Adaptasi psikologis ibu
Banyak wanita merasa tertekan pada saat setelah melahirkan, sebenarnya hal tersebut
adalah wajar. Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani.
Tanggung jawab menjadi seorang ibu semakin besar dengan lahirnya bayi yang baru
lahir. Dalam menjalani adaptsaai setelah melahirkaan ibu mengalami fase-fase
sebagai berikut.
a. Fase taking in
Fase taking in y aitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu fokus perhatian pada diri
sendiri. Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini
1) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang di inginkan tentang bayinya.
2) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik. Misalnya rasa mulas,
payudara bengkak dll.
3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
4) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayinya dan
cenderung melihat saja tanpa membantu.
b. Fase taking hold
Fase taking holdadalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu merasa kawatir atas ketidakmampuannya dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu memiliki perasaan yang sangat
sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah.Tugas sebagai tenaga
kesehatan adalah misalnya dengan cara mengajarkan cara merawat bayi, cara
menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, mengajarkan senam nifas,
memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu.
c. Fase letting go
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan
diri, merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah meningkat.
Pendidikan yang kita berikan pada fase sebelumnya akan bermanfaat bagi ibu. Ibu
lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya. Dukungan dari suami
dan keluarga masih sangat diperlukan ibu. Suami dan keluarga dapat membantu
dalam merawat bayi, mengerjakan urusan rumah tangga sehingga tidak terlalu
terbebani.
6. Pemeriksaan penunjang
Adapun pemeriksaan tambahan yaitu :
a. Pemeriksaan laboratorium
b. USG bila diperlukan
7. Komplikasi
a. Perdarahan post partum (apabila kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24
jam pertama setelah kelahiran bayi)
b. Infeksi
1) Endometritis (radang edometrium)
2) Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
3) Perimetritis (rad ang peritoneum disekitar uterus)
4) Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjadi keras
dan berbenjol-benjol)
5) Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan bisa
terjadi abses)
6) Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose
superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dan
nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
7) Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3
°C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau
nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas)
c. Gangguan psikologis
1) Depresi post partum
2) Post partum Blues
3) Post partum Psikosa
d. Gangguan involusi uterus

8. WOC
9. Penatalaksanaan Medis
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Ibu Nifas
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Biodata pasien terdiri dari nama, umur, agama, pendidikan, suku/bangsa,
pekerjaan dan alamat.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan terdiri dari tempat pemeriksaan kehamilan, frekuensi,
imunisasi, keluhan selama kehamilan, pendidikankesehatan yang diperoleh.
c. Riwayat persalinan
Riwayat persalinanan terdiri dari tempat persalinana, penolong persalinanan,
jalannya persalinan.
2. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
Dalam vital sign yang perlu di cek yaitu: suhu, nadi, pernapasan, dan juga tekanan
darah. Suhu tubuh diukur setiap 4 sampai 8 jam selama beberapa hari
pascapartum karena demam biasanya merupakan gejala awal infeksi. Suhu tubuh
38oC mungkin disebabkan oleh dehidrasi pada 24 jam pertama setelah persalinan
atau karena awitan laktasi dalam 2 sampai 4 hari. Demam yang menetap atau
berulang diatas 24 jam pertama dapat menandakan adanya infeksi.Bradikardi
merupakan perubahan fisiologis normal selama 6 sampai 10 hari pascapartum
dengan frekuensi nadi 40 sampai 70 kali/menit. Frekuensi diatas 100kali/menit
dapat menunjukan adanyya infeksi, hemoragi, nyeri, atau kecemasan, nadi yang
cepat dan dangkal yang dihubungkan dengan hipotensi, menunjukan hemoragi,
syok atau emboli. Tekanan darah umumnya dalam batasan normal selama
kehamilan. Wanita pascapartum dapat mengalami hipotensi ortostatik karena
dieresis dan diaphoresis, yang menyebabkan pergeseran volume cairan
kardiovasukuler, hipotensi menetap atau berat dapat merupakan tanda syok atau
emboli. Peningkatan tekanan darah menunjukan hipertensi akibat kehamilan, yang
dapat muncul pertama kali pada masa pascapartum. Kejang eklamsia dilaporkan
terjadi sampai lebih dari 10 hari pascapartum.
b. Kepala dan wajah
inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut (normal rambut bersih, tidak terdapat
lesi pada kulit kepala dan rambut tidak rontok), cloasma gravidarum, keadaan
sclera (normalnya sclera berwarna putih), konjungtiva (normalnya konjungtiva
berwarna merah muda, kalau pucat berarti anemis), kebersihan gigi dan mulut
(normalnya mulut dan gigi bersih, tidak berbau, bibir merah), caries. Palpasi
palpebra, odem pada mata dan wajah; palpasi pembesaran getah bening
(normalnya tidak ada pembengkakan), JVP, kelenjar tiroid.
c. Dada
inspeksi irama napas, dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung, hiting frekuensi.
Payudara: pengkajian payudara pada ibu post partum meliputi inspeksi ukuran,
bentuk, warna, dan kesimetrisan dan palpasi konsisten dan apakah ada nyeri tekan
guna menentukan status laktasi. Normalnya putting susu menonjol, areola
berwarna kecoklatan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka, payudara
simetris dan tidak ada benjolan atau masa pada saat di palpasi.
d. Abdomen
menginspeksi adanya striae atau tidak, adanya luka/insisi, adanya linea atau tidak.
Involusi uteri: kemajuan involusi yaitu proses uterus kembali ke ukuran dan
kondisinya sebelum kehamilan, di ukur dengan mengkaji tinggi dan konsistensi
fundus uterus, masase dam peremasan fundus dan karakter serta jumlah lokia 4
sampai 8 jam. TFU pada hari pertama setinggi pusat, pada hari kedua 1 jari
dibawah pusat, pada hari ketiga 2 jari dibawah pusat, pada hari keempat 2 jari
diatas simpisis, pada hari ketujuh 1 jari diatas simpisis, pada hari kesepuluh
setinggi simpisi. Konsistensi fundus harus keras dengan bentuk bundar mulus.
Fundus yang lembek atau kendor menunjukan atonia atau subinvolusi. Kandung
kemih harus kosong agar pengukuran fundus akurat, kandung kemih yang penuh
menggeser uterus dan meningkatkan tinggi fundus.
e. Vulva dan vagina
Melihat apakah vulva bersih atau tidak, adanya tanda-tanda infeksi. Lokea:
karakter dan jumlah lochea secara tidak langsung menggambarkan kemajuan
penyembuhan normal, jumlah lochea perlahan-lahan berkurang dengan perubahan
warna yang khas yang menunjukan penurunan komponen darah dalam aliran
lochea. Jumlah lokia sangat sedikit noda darah berkurang 2,5-5 cm= 10 ml,
sedikit noda darah berukuran ≤ 10cm= 10,25 ml, sedang noda darah berukuran
<15 cm= 25ml, banyak pembalut penuh= 50-80 ml. karakteristik lochea rubra
(merah terang, mengandung darah, bau amis yang khas, hari ke 1 sampai ke 3
post partum), serosa (merah muda sampai coklat merah muda, tidak ada bekuan,
tidak berbau, hari ke empat sampai hari ke tujuh), alba (krem sampai kekuningan,
mungkin kecoklatan, tidak berbau, minggu ke 1 samapi ke 3 post partum).
f. Perineum
Pengkajian darerah perineum dan perineal dengan sering untuk mengidentifikasi
karakteristik normal atau deviasi dari normal seperti hematoma, memar, edema,
kemerahan, dan nyeri tekan. Jika ada jahitan luka, kaji keutuhan, hematoma,
perdarahaan dan tanda-tanda infeksi (kemerahan, bengkak dan nyeri tekan).
Daerah anus dikaji apakah ada hemoroid dan fisura. Wanita dengan persalinan
spontan per vagina tanpa laserasi sering mengalami nyeri perineum yang lebih
ringan. Hemoroid tampak seperti tonjolan buah anggur pada anus dan merupakan
sumber yang paling sering menimbulkan nyeri perineal. Hemoroid disebabkan
oleh tekanan otot-otot dasar paanggul oleh bagian terendah janin selama kehamila
akhir dan persalinan akibat mengejan selama faseekspulsi.
3. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri b/d kontaksi uterus, episiotomy, laserasi, hemoroid, pembengkakan
payudara, insisi bedah
b. Risiko infeksi b/d kurang pengetahuan tentang cara perawatan vulva
c. Gangguan pola eliminasi bowel b/d adanya konstipasi
d. Gangguaan pola tidur b/d respon hormonal psikososial, proses persalinan dan
proses melahirkan
e. Defisiensi pengetahuan b/kurang informasi
4. Intervensi keperawatan
Diagnosa keperawatan NOC NIC
Nyeri akut berhubungan dengan Kontrol nyeri Manajemen nyeri
agen cidera biologis (iskemia Indikator :
1. Mengenali kapan
jaringan miokard) (Domain 12. nyeri Aktivitas :
2. Menggambarkan
Kelas 1. Hal 445)
penyebab nyeri 1. Lakukan pengkajian
3. Melaporkan nyeri
Definisi : Pengalaman sensori dan terkontrol nyeri secara
emosional yang tidak 4. Mengenali apa yang komprehensif
terkait dengan nyeri
menyenangkan berkaitan dengan termasuk lokasi,
kerusakan jaringan actual atau Tingkat nyeri karakteristik, durasi,
potensial, atau yang digambarkan Indikator : frekuensi, kualitas
1. Tidak ada nyeri
sebagai kerusakan, awitan yang yang dilaporkan dan faktor presipitasi
tiba-tiba atau lambat dengan 2. Tidak mengerang 2. Observasi reaksi non
dan menagis
intensitas ringan hingga berat, 3. Tidak menyeringit verbal dari
dengan berakhirnya dapat 4. Bisa istirahat ketidaknyamanan
5. Tidak ada
diantisipasi atau diprediksi, kehilangan nafsu 3. Gunakan teknik
dengan durasi kurang dari 3 bulan. makan komunikasi
6. Mual tidak ada
terapeutik untuk
Batasan karakteristik :
mengetahui
1. Perubahan selera makan pengalaman nyeri
2. Perubahan parameter pasien
fisiologis 4. Kaji kultur yang
3. Diaforesis mempengaruhi
4. Perilaku distraksi respon nyeri
5. Bukti nyeri dengan 5. Evaluasi pengalaman
menggunakan standar nyeri masa lampau
daftar periksa nyeri untuk 6. Evaluasi bersama
pasien yang tidak dapat pasien dan tim
mengungkapkannya kesehatan lain
6. Perilaku ekspresif tentang
7. Ekspresi wajah nyeri ketidakefektifan
8. Sikap tubuh melindungi kontrol nyeri masa
9. Putus asa lampau
10. Fokus menyempit 7. Bantu pasien dan
11. Sikap melindungi area keluarga untuk
nyeri mencari dan
12. Perilaku protektif menemukan
13. Laporan tentang perilaku dukungan
nyeri/perubahan aktivitas 8. Kontrol lingkungan
14. Dilatasi pupil yang dapat
15. Fokus pada diri sendiri mempengaruhi nyeri
16. Keluhan tentang intensitas seperti suhu ruangan,
menggunakan standar pencahayaan dan
skala nyeri kebisingan
17. Keluhan tentang 9. Kurangi faktor
karakteristik nyeri dengan presipitasi nyeri
menggubakan standar 10. Pilih dan lakukan
isntrumen nyeri penanganan nyeri
Faktor yang berhubungan : (farmakologi,non
farmakologi dan inter
1. Agen cedera biologis
personal)
2. Agen cedera fisik
11. Kaji tipe dan sumber
3. Agen cedera kimiawi
nyeri untuk
menentukan
intervensi
12. Ajarkan teknik non
farmakologis
13. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
17. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Pemberian analgesik
Aktivitas :

1. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan derajat
nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis,dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
5. Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
6. Tentukan analgesic
pilihan, rute
pemberian, dan dosis
optimal
7. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian anlgesik
pertama kali
9. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektifitas
analgesic, tanda dan
gejala (efek samping)
Gangguan pola tidur berhubungan Pola tidur Dukungan tidur
dengan kehamilan Kriteria hasil : Observasi :
(ketidaknyamanan fisik) a. Keluhan sulit tidur tidak a. Identifikasi pola
ada aktivitas dan tidur
b. Keluhan sering terjaga b. Identifikasi faktor
tidak ada pengganggu tidur
c. Keluhan pola tidur (fisik dan atau
berubah tidak ada psikologis)
c. Modifikasi
lingkungan (misal,
pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras, dan tempat
tidur)
d. Fasilitasi
menghilangkan
stress sebelum tidur
e. Tetapkan jadwal
tidur rutin
f. Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis,
pijat, pengaturan
posisi, terapi,
akupressure)
g. Jelaskan pentingnya
tidur cukup
h. Ajarkan relaksasi
otor autogenik atau
cara non farmakologi
lainnya
Terapi relaksasi

a. Identifikasi
penurunan tingkat
energi
b. Identifikasi teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
c. Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
d. Gunakan pakaian
longgar
e. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan dan
jenis relaksasi yang
tersedia
f. Anjurkan mengambil
posisi yang nyaman
g. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
h. Anjurkan sering
melatih teknik yang
dipilih
i. Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS

KEPERAWATAN MATERNITAS

DI SUSUN OLEH :

Noveri Yansyah

KELOMPOK D

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS

I. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Nopember 2020
Oleh : Noveri Yansyah
A. Identitas.
Pasien Penanggung Jawab : Tn. N
Nama : Ny. S
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : D4
Pekerjaan : PNS
Alamat : Sabak
Tanggal Partus : 18 oktober 2020
Jenis Partus : normal

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan mau ber KB tapi tidak tau mau pakai KB jenis apa.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pasien juga belum dapat menentukan pilihan kontrasepsi yang akan dipakainya.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular dan menahun

C. Riwayat Obstetri P3 A0 H3
Pasein mengatakan ini adalah partus ketiganya dengan jenis kelamin perempuan
BB 3800 gram, PB 48 CM, lahir normal ditolong bidan. anak pertama dan kedua
juga dilahirkan secara normal oleh bidan, anak pertama lahir tahun 2012 dengan
BB 3.500gr dan anak kedua tahun 2014 dengan BB 3600 gr.
D. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Gangguan pada hamil muda
Pasien mengatakan tidak ada gangguan saat hamil, tidak ada mual atau muntah.

2. Tempat memeriksakan kehamilan.


Selama kehamilan pasien mengatakan rutin memeriksakan kehamilan ke
Posyandu 7x dan praktek dr. SPOG 3X untuk USG.

3. Obat yang diberikan.


Obat yang dikonsumsi selama hamil adalah SF dari posyandu, ossoral tab dan
folamil genio dan gold dari dokter SPOG

4. Nutrisi selama hamil


Pasien mengatakan bisa makan dan minum dengan baik pada minggu ke 8 selama
hamil, makan ikan dan nasi, pasien suka makan sayur dan tidak terlalu suka susu.

E. Riwayat persalinan
Pasien melahirkan secara normal, dengan lama persalinan 4 jam, perdarahan
normal, dan keadaan umum baik dan anak segera menangis.

F. Riwayat Kontrasepsi
1. Jadi akseptor / tidak
Sebelum hamil pasien tidak pernah memakai alat kontrasepsi.

G. Data Psikologis
1. Empati Sensitivitas terhadap Isyarat Bayi :
Pasien mengerti dan tanggap saat anak menangis atau mengeluarkan isyarat kalau
ingin menyusui atau haus dan saat basah.
2. Respon ibu ketika bayi menangis :
Pasien berespon cepat ketika bayi menangis dengan menggendongnya, dan
menyusuinya.

3.Konsep diri
Pasien dan suami sangat bahagia akan kehadiran anak ketiga, ini memang
kahamilan yang sangat ditunggu, karena jarak antara kalahiran anak pertama yaitu
6 tahun,ditambah lagi anak pertama berjenis kelamin perempuan dan anak kedua
berjenis kelamin laki-laki.

4. Pengalaman melahirkan: Bagaimana persepsi ibu terhadap pengalaman


melahirkan. Pengalaman melahirkan anak ketiga ini, pasien mengatakan agak
lebih santai dibandingkan pada saat melahirkan anak pertama dan kedua, karena
pasien sudah memilki pengalaman sebelumnya pada saat melahirkan anak
pertama dan kedua.

5. Kecemasan.
Pasien mengatakan saat ini pasien cemas untuk menentukan pilihan alat
kontrasepsi yang tepat karena pasien selama ini belum pernah menggunakan alat
KB dan takut efek KB bagi dirinya dan bayinya. Pasien berencana akan KB
setelah 3 bulan.

6. Depresi
Tidak tampak tanda-tanda depresi dan menarik diri yang dialami ibu, ibu terlihat
bahagia, tertawa dan tersenyum.

7. Konflik peran.
pasien menerima peran sebagai seorang ibu karna sebelumnya ibu juga sudah
pernah mempunyai bayi, ibu bekerja sebagai PNS, selesai cuti bayi bayi
ditinggalkan dengan pengasuhnya, pasien setiap 2 jam pulang kerumah untuk
menyusui, jadi tidak ada masalah bagi ibu dalam merawat bayinya sekarang.
8. Dukungan Sosial ( suami dan keluarga)
Pasien mengatakan mempunyai dukungan yang besar dari keluarga dan suaminya,
meskipun suaminya setiap hari bekerja, namun pasien mengatakan suami selalu
membantunya mengurus bayi sepulang dari bekerja.

H. Pemenuhan kebutuhan dasar


a. Nutrisi :
pasien makan nasi + lauk pauk 3x sehari, di selingi mengemil roti, buah dan
makanan ringan ringan lainnya. Pasien minum air putih hanya 5-6 gelas perhari.
b. Eliminasi :
pasien BAB 1 hari sekali dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning.
c. Oksigenasi :
pasien tidak terlihat sesak,
d. Aktivitas dan Istirahat :
pasien sudah dapat melakukan aktivitas dirumah, dan ada pekerjaan tertentu yang
berat yang di lakukan oleh suami.
e. Pola Tidur :
pasien mengatakan memiliki tidur yang cukup, malam tidur nyenyak, hanya
terbagun jika menyusui kemudian tidur lagi, pasien juga tidur siang.
f. Seksualitas :
selama nifas tidak melakukan hubungan sex
g. kebersihan diri
pasien mandi 2x sehari, pagi dan sore.

I. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum :
Kesadaran CM,
Td 120/70 Mmhg,
nadi 82 x/I,
pernafasan 18 x/I,
2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
3. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
4. Dada/ mammae
a. Inspeksi : tidak dilakukan
b. Palpasi : tidak dilakukan
5. Abdomen
a. Inspeksi : tidak dilakukan
b. Palpasi : tidak dilakukan
c. Auskultasi tidak dilakukan
6. Genetalia
a. Vagina : Tidak dilakukan
b. Perineum : tidak diperiksa
7. Ektrimitas
a. Edema (-)
b. Tanda Homan (-)
c. Ada/ tidak infus, keadaan, jenis cairan, jumlah tetes (-)
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium (-)
2. Radiologi / USG (-)
K. Tindakan yang dilakukan
1. Jenis tindakan ( misal: SC ) (-)
2. Tanggal, jenis anestesi (-)

L. Terapi obat : -
II. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah keperawatan
1. Gejala dan tanda mayor : Kondisi klinis yang (D.0111)
Data subjektif : dihadapi oleh klien : Defisit pengetahuan
Menanyakan masalah yang dihadapi : Pemilihan KB Pasca tentang alat KB
- pasien mengatakan tidak tau Persalinan
pilihannya tepat atau tidak dan
sesuai dengan kondisinya sekarang
yang sedang menyusui. ( KB
Suntik 1 bulan )
Data objektif:
Menujukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah :
- pasien mengatakan ingin
menggunakan KB suntik 1 bulan
Gejala dan tanda minor = -

INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
1 (D.0111) - (L.12111) - (L.12411) Edukasi Penggunaan Alat
Defisit Tingkat Pengetahuan Kontrasepsi.
pengetahuan Kriteria hasil : Tindakan
tentang alat KB Persepsi yang keliru observasi
Defenisi : terhadap masalah Identifikasi pengetahuan, keadaan
Kecukupan menurun dari 3 menjadi umum, penggunaan alat kontrasepsi
informasi 5 sebelumnya, riwayat obstetri dan ginekologi
kognitif yang Pertanyaan tentang ibu.
berkaitan dengan masalah yang dihadapi Terapeutik
topik tertentu menurun dari 3 menjadi Sediakan materi dan media pendidikan
5 kesehatan.
Jadwalkan penkes sesuai dengan
kesepakatan.
Fasilitasi ibu memilih kontrasepsi yang
tepat.
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan kpd ibu dan pasangan tentang
tujuan, manfaat, dan efek samping
penggunaan alat kontrasepsi
Jelaskan ibu dan pasangan tentang jenis-
jenis alat kontrasepsi
Jelaskan ibu dan pasangan tentang faktor
resiko jika sering atau terlalu dekat jarak
persalinan.
Anjurkan ibu dan pasangan
berkonsultasi dengan dokter atau tenaga
medis lainnya sebagai pertimbangan.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Dx Implementasi Evaluasi

1 Defisit - (L.12411) Edukasi Penggunaan Alat Kontrasepsi. S : Ibu mengatakan sudah mengerti
Pengetahuan tentang pilihan alat kontrasepsi
Tindakan
observasi O : Ibu dapat menjelaskan bahwa
alat KB suntik 1 bulan tidak cocok
Mengidentifikasi pengetahuan, keadaan bagi ibu menyusui.
umum, penggunaan alat kontrasepsi sebelumnya,
A : masalah teratasi
riwayat obstetri dan ginekologi ibu.
P : intervensi dihentikan
Terapeutik
Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan.
Memberikan penkes sesuai dengan
kesepakatan.
Memfasilitasi ibu memilih kontrasepsi yang
tepat.
Memberikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Menjelaskan kpd ibu dan pasangan tentang
tujuan, manfaat, dan efek samping penggunaan
alat kontrasepsi
Menjelaskan ibu dan pasangan tentang jenis-
jenis alat kontrasepsi
Menjelaskan ibu dan pasangan tentang faktor
resiko jika sering atau terlalu dekat jarak
persalinan.
Menganjurkan ibu dan pasangan berkonsultasi

dengan dokter atau tenaga medis lainnya sebagai

pertimbangan.

Anda mungkin juga menyukai