ABSTRACT
This study aims to determine the level of education in the community in the village of Maabholu,
Loghia Subdistrict, Muna Regency and find out what factors are causing the low level of community
education in Maabholu Village, Loghia Subdistrict, Muna District. This type of research is a
descriptive study with a qualitative approach. Data collection techniques using questionnaires and
documentation. The results showed that: (1) The education level of the population of Maabholu village
as much as 16.20% is not graduating from elementary school, 18.17% has elementary school
education, 34.65% has junior high school education, 28.41% has high school education and 2.57%
has Diploma / Bachelor education. The level of education that dominates the community is the
education level of junior high school / junior high school graduates; (2) factors that are more
dominant in the causes of the low level of education in Maabholu village, Loghia sub-district, Muna
regency are low individual motivation factors and low economic conditions.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pendidikan masyarakat di desa
Maabholu Kecamatan Loghia Kabupaten Muna dan mengetahui factor apa saja penyebab rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat yang ada di Desa Maabholu Kecamatan Loghia Kabupaten Muna.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
datanya menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Tingkat
pendidikan penduduk desa Maabholu sebanyak 16,20% adalah tidak tamat SD, 18,17%
berpendidikan SD, 34,65% berpendidikan SLTP, 28,41% berpendidikan SLTA dan 2,57%
berpendidikan Diploma/Sarjana. Tingkat pendidikan yang mendominasi masyarakat adalah tingkat
pendidikan tamatan SMP/SLTP; (2) faktor yang lebih mendominasi penyebab rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat desa Maabholu Kecamatan Loghia Kabupaten Muna adalah faktor motivasi
indidvidu yang rendah dan faktor kondisi ekonomi yang rendah.
Kata Kunci: Tingkat Pendidikan Rendah; Desa Maabholu; Muna.
dikatakan bahwa kondisi sosial masyarakat di responden, motivasi orang tua memiliki
desa Maabholu tergolong sedang. persentase yang tertinggi yaitu 55,38% dengan
rata-rata skor sebesar 19,2 yang masuk dalam
Kondisi Ekonomi kategori tinggi. Sehingga dapat dikatakan
Untuk mengukur kondisi ekonomi bahwa motivasi orang tua dari anak-anak di
peneliti membuat daftar pertanyaan yang desa Maabholu tergolong sudah tinggi.
dikemas dalam bentuk kuesioner yang berisi
tentang pendapatan keluarga perbulan, Budaya
kemampuan mencukupi kebutuhan pokok Untuk mengukur budaya peneliti
keluarga, keperluan untuk sekolah anak, membuat daftar pertanyaan yang dikemas
jumlah anggota keluarga inti, jumlah anak, dan dalam bentuk kuesioner yang berisi tentang
jumlah anggota keluarga lain yang menjadi keharusan anak bersekolah, sampai jenjang apa
tanggungan. anak harus bersekolah, jumlah keluarga yang
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa; pernah sekolah, dan jenjang pendidikan
faktor kondisi ekonomi dengan kriteria sangat tertinggi yang dimiliki keluarga.
rendah memiliki persentase 0% atau 0 Dari hasil penelitian diperoleh bahwa;
responden, faktor kondisi ekonomi dengan faktor budaya dengan kriteria sangat rendah
kriteria rendah memiliki persentase 58,46% memiliki persentase 0% atau 0 responden,
atau 38 responden, faktor kondisi ekonomi faktor budaya dengan kriteria rendah memiliki
dengan sedang memiliki persentase 30,77% persentase 4,61% atau 3 responden, faktor
atau 20 responden, faktor kondisi ekonomi budaya dengan kriteria sedang memiliki
dengan kriteria tinggi memiliki persentase persentase 32,31% atau 21 responden, 27
10,77% atau 7 responden, dan faktor kondisi responden atau 41,54% , dan faktor budaya
ekonomi dengan kriteria sangat tinggi dengan kriteria sangat tinggi memiliki
memiliki persentase 0% atau 0 responden. persentase 21,54% atau 14 responden.
Berdasarkan hasil jawaban responden, kondisi Berdasarkan hasil jawaban responden, budaya
ekonomi memiliki persentase yang tertinggi masyarakat memiliki persentase yang tertinggi
yaitu 58,46% dengan rata-rata skor sebesar yaitu 41,54% dengan rata-rata skor sebesar
15,43 yang berada pada kategori rendah. 13,86 masuk dalam kategori tinggi. Sehingga
Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi dapat dikatakan bahwa budaya masyarakat di
ekonomi masyarakat di desa Maabholu desa Maabholu tergolong sudah tinggi.
tergolong masih rendah.
Aksesibilitas
Motivasi Orang Tua Untuk mengukur aksesibilitas peneliti
Untuk mengukur motivasi orang tua membuat daftar pertanyaan yang dikemas
peneliti membuat daftar pertanyaan yang dalam bentuk kuesioner yang berisi tentang
dikemas dalam bentuk kuesioner yang berisi alat tansportasi yang dimiliki keluarga,
tentang sikap orang tua terhadap pendidikan kemudahan menggunakan transportasi umum,
anak, sampai jenjang apa anak harus sekolah, kondisi jalan, jarak rumah ke sekolah, dan
tujuan orang tua menyekolahkan anak, usaha waktu tempuh dari rumah ke sekolah.
orang tua menyekolahkan anak dan usaha yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa;
dilakukan jika anak malas sekolah. faktor aksesibilitas dengan kriteria sangat
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa; rendah memiliki persentase 0% atau 0
faktor motivasi orang tua dengan kriteria responden, faktor aksesibilitas dengan kriteria
sangat rendah memiliki persentase 1,54% atau rendah memiliki persentase 1,54% atau 1
1 responden, faktor motivasi orang tua dengan responden, faktor aksesibilitas dengan kriteria
kriteria rendah memiliki persentase 6,15% sedang memiliki persentase 30,77% atau 20
atau 4 responden, faktor motivasi orang tua responden, faktof aksesibilitas dengan kriteria
dengan kriteria sedang memiliki persentase tinggi memiliki persentase 47,69% atau 30
3,08% atau 2 responden, faktor motivasi orang responden, dan faktor aksesibilitas dengan
tua dengan kriteria tinggi memiliki persentase kriteria sangat tinggi memiliki persentase 20%
55,38% atau 36 responden, dan faktor motivasi atau 13 responden.Berdasarkan hasil jawaban
orang tua dengan kriteria sangat tinggi responden, faktor aksesibilitas dengan
memiliki persentase 33,85% atau 22 persentase yang tertinggi yaitu 47,69%
responden. Berdasarkan hasil jawaban memiliki rata-rata skor sebesar 17,97 yang
86
masuk dalam kategori tinggi. Sehingga dapat Khadijah, dkk (2017) bahwa motivasi peserta
dikatakan bahwa aksesibilitas yang ada di desa didik memiliki pengaruh yang sangat tinggi
Maabholu tergolong sudah tinggi. terhadap minat peserta didik melanjutkan
pendidikan tinggi pada SMAN Tambang
PEMBAHASAN Kabupaten Kampar. Adanya dorongan berupa
Berdasarkan data observasi, tingkat motivasi akan berpengaruh terhadap sikap atau
pendidikan masyarakat sebanyak 16,20% keputusan yang akan diambil oleh peserta
penduduk desa Maabholu Tidak tamat SD, didik. Semakin tinggi motivasi peserta didik
sebanyak 18,17% berpendidikan SD, sebanyak maka akan semakin tinggi pula minat peserta
34,65% berpendidikan SLTP, sebanyak didik untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan
28,41% berpendidikan SLTA dan hanya begitu pula sebaliknya. Faktor selanjutnya
sekitar 2,57% masyarakat berpendidikan yang bisa menjadi penyebab rendahnya tingkat
Diploma/Sarjana. Jika dilihat berdasarkan pendidikan masyarakat adalah kondisi sosial
persentase dari data di atas, tingkat pendidikan masyarakat. Tingkat pendidikan yang tinggi
yang mendominasi masyarakat desa Maabholu ataupun rendah di lingkungan sosial tempat
adalah masyarakat yang berpendidikan pada anak berinteraksi dan bersosialisasi dapat
jenjang/ tinggkat SMP/SLTP dan penduduk mempengaruhi pendidikan anak tersebut.
yang melanjutkan sampai pada tingkat Interaksi sosial adalah satu pertalian sosial
perguruan tinggi masih sangat rendah. antar individu sedemikian rupa sehingga
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat individu yang bersangkutan saling
desa Maabholu tersebut bisa jadi dapat mempengaruhi satu sama lainnya (Chaplin,
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu 2011).
motivasi individu, kondisi sosial, kondisi Berdasarkan hasil penelitian yang
ekonomi, motivasi orang tua, budaya dan diperoleh bahwa persentase kondisi sosial
aksesibilitas. Hasil penelitian menunjukan masyarakat Desa Maabholu hasilnya 47,69%
bahwa motivasi individu masyarakat desa dari 65 responden dengan rata-rata skor
Maabholu untuk berkeinginan dalam mencapai 15,18% berada pada kriteria sedang. Kondisi
tingkat pendidikan lebih tinggi masih rendah. sosial terutama tentang interaksi antar anggota
Hal ini didasarkan pada persentase jumlah yang memiliki hubungan yang harmonis,
jawaban responden yang mencapai 38,46% saling perhatian dan tidak pernah ada konflik
dari 65 responden yang jika dirata-ratakan dalam keluarga memiliki banyak responden.
skornya mencapai kriteria masih rendah. Begitu pula interaksi keluarga yang setiap
Masyarakat yang kebanyakan minat harinya berkumpul dalam satu rumah,
sekolahnya rendah untuk dilanjutkan ke komunikasi masih baik, saling peduli dan
jenjang lebih tinggi rata-rata adalah orang yang jarang terjadi konflik memiliki respon yang
memiliki riwayat pendidikan yang hanya yang tinggi, akan tetapi berkaitan dengan
sampai pada jenjang SD dan Tidak Tamat komunikasi antar anggota keluarga tentang
Sekolah. Selain itu baik yang tidak tamat SD pendidikan anak-anak mereka masih banyak
sampai tamatan SMA lebih memilih yang menjawab bahwa perkembangan
menggantungkan cita-citanya sebatas mimpi pendidikan anaknya dipantau hanya melalui
untuk digapai semampunya dan menyerahkan nilai rapor. Namun keseharian anak setelah
pada takdir disebabkan karena kemauan sekolah masih cukup banyak orang tua
mereka yang masih rendah ataupun karena responden yang menjawab kegiatannya hanya
faktor eksternal yaitu keadaan ekonomi yang sekolah, bekerja membantu orang tua dan
kurang mendukung menyebabkan mereka bermain. Meskipun demikian, kondisi sosial
mudah putus asa dan memilih putus sekolah. dari masyarakat Maabholu sudah masuk dalam
Sehingga dapat dikatakan bahwa rendahnya kategori sedang sehingga tidak memberikan
minat anak untuk melanjutkan ke jenjang dampak yang yang besar bagi pendidikan
pendidikan yang lebih tinggi disebabkan anak-anak untuk sekolah sampai jenjang
sebagian besar anak-anak di desa Maabholu tertinggi.
tidak memiliki alasan yang cukup kuat untuk Faktor lain yang bisa menjadi penyebab
meraih cita-cita yang berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan anak adalah
rendahnya motivasi masing-masing individu kondisi ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian,
untuk bersekolah. Hal tersebut didukung persentase dari kondisi ekonomi adalah
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh 58,46% responden menjawab masih rendah
87
dengan skor rata-rata 15,43% atau dengan dalam memenuhi kebutuhan pokok dan biaya
kriteria masih rendah. Berdasarkan hasil pendidikan anak-anaknya. Agar kebutuhan
penelitian yang didapatkan bahwa sebanyak 38 pokoknya tetap terpenuhi, otomatis pendidikan
responden yang memiliki kriteria kondisi anak menjadi tidak/kurang maksimal dalam
ekonomi yang rendah, 20 responden yang pembiayaannya sehingga pendidikan anak
memiliki kriteria kondisi ekonomi sedang,7 menjadi bermasalah dalam pemenuhannya. Hal
responden dengan kondisi ekonomi yang ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
tinggi, 0 responden dengan kriteria kondisi oleh Mamanggi, dkk (2014: 4) dimana hasil
ekonomi yang tinggi dan 0 responden yang penelitian menunjukkan bahwa latar belakang
memiliki kriteria kondisi ekonomi yang sangat sosial ekonomi orang tua yang tinggi maka
rendah. Hal ini merupakan hasil skor motivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan
akumulasi dari pertanyaan pendapatan ke perguruan tinggi akan tinggi pula.
perbulan keluarga, jumlah anggota keluarga Faktor lain yang dapat menjadi
dan jumlah anak, jumlah anggota keluarga lain penyebab rendahnya tingkat pendidikan anak
yang menjadi tanggungan dan jumlah adalah motivasi orang tua. Memberikan
pengeluaran untuk keperluan pendidikan anak motivasi kepada anak merupakan salah satu
serta seberapa jauh pendapatan dapat tugas yang harus dilakukan oleh orang tua.
mencukupi kebutuhan pokok keluarga. Tingginya motivasi orang tua terhadap
Sebanyak 30 orang tua responden keberlanjutan pendidikan anaknya tentu akan
menjawab jumlah pendapatan perbulan masih membuat orang tua untuk termotivasi
terbilang rendah yaitu antara Rp 1.000.000,00 - melakukan segala cara agar anaknya terus
Rp 1.950.000,00 untuk perbulannya dengan melanjutkan pendidikan hingga sampai pada
rata-rata pemenuhan kebutuhan pokok yang jenjang yang diinginkan baik dari orang tua
terkadang tercukupi dan masih memiliki ataupun dari anak itu sendiri.
hutang termaksud juga pemenuhan kebutuhan Berdasarkan hasil persentase jawaban
pokok bagi orang tua responden yang memiliki orang tua responden tentang motivasi orang
pendapatan sangat rendah. Sebayak 14 orang tua mencapai 55,38% dengan rata-rata skor
tua responden menjawab jumlah pendapatan 19,2 berada pada kriteria tinggi. Dalam hal ini
perbulan terbilang sedang yaitu antara Rp bahwa orang tua responden yang memiliki
2.000.000,00 – Rp 2.450.000,00 dengan rata- motivasi yang tinggi terhadap keberlanjutan
rata pemenuhan kebutuhan pokok tercukupi pendidikan anaknya untuk sekolah ke jenjang
secara pas-pasan bagi orang tua responden yang lebih tinggi sudah tergolong tinggi.
yang memiliki anak 4 atau lebih sedangkan Mereka sadar bahwa dengan pendidikan anak
yang hanyak memiliki anak 2 atau 3 kebutuhan yang tinggi dapat memberikan peluang lebih
pokok sangat tercukupi meskipun tidak besar bagi anak untuk menggapai cita-cita
memiliki tabungan. Sebanyak 3 orang tua serta mendapatkan perkerjaan yang lebih
responden menjawab jumlah pendapatan baik/layak dibandingkan dengan anak-anak
perbulan yang terbilang tinggi dan 7 orang tua yang memiliki pendidikan rendah atau yang
responden menjawab jumlah pendapatan tidak sekolah sama sekali. Kondisi tersebut
perbulan yang terbilang sangat tinggi yaitu tentu memerlukan perhatian khusus dari
berkisar antara Rp 2.500.000,00 – Rp keluarga seperti pendapat yang diungkapkan
3.500.000,00 dan > Rp 3.500.000,00 dengan oleh Prabawa, dkk (2014) bahwa perhatian
pemenuhan kebutuhan pokok yang sangat keluaraga (orang tua) terhadap pendidikan
tercukupi dan memiliki tabungan terutama bagi anaknya juga sangat diperlukan untuk
orang tua yang tidak memiliki tanggungan mencapai keberhasilan pendidikan.
yang banyak . Faktor lain yang bisa menjadi penyebab
Bagi orang tua responden yang memiliki rendahnya tingkat pendidikan anak adalah
tanggungan banyak, kebutuhan pokoknya budaya pendidikan yang ada dalam suatu
sangat tercukupi meskipun tidak memilik keluarga. Biasanya keluarga yang memiliki
tabungan dan bahkan ada yang hanya mampu riwayat pendidikan yang rendah dalam
memenuhi kebutuhan pokoknya secara pas- keluarganya maka akan cenderung memiliki
pasan disebabkan biaya pengeluaran tingkat pendidikan yang rendah pula, dalam
pendidikan anak yang tinggi yaitu > Rp hal ini akan menjadi budaya dalam keluarga
500.000,00 perbulannya. Bagi yang tersebut.
berpenghasilan rendah sudah pasti kesulitan
88
peran orang tua dalam mengarahkan dan Puslitjak. 2012. Model Pendidikan untuk
membimbing anak-anaknya dalam mengikuti Pembangunan Berkelanjutan melalui
setia jenjang pendidikan yang harus Kegiatan Intrakurikuler. Jakarta:
diselesaikan agar mampu mencapai target yang Puslitjak.
diharapkan baik dari individu itu sendiri Talav, Era F. 2012. Wrist Unjuiry (Wrist
ataupun orang tua. Factur).
http://www.emedicinehealt.com/wrist_in
UCAPAN TERIMA KASIH juiry/article_em.htm (Dikases, 9
Ucapan terimakasih saya haturkan September 2019)
kepada pembimbing saya yaitu Drs. Surdin,
M.Pd. sebagai pembimbing I dan La Ode
Nursalam, S.Pd., M.Pd. pembimbing II.
Selanjutnya ucapan terima kasih pula kepada
reviewer dan tim editor Jurnal Penelitian
Pendidikan Geografi.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. (2010). Metode Penelitaan
Kualitatif. Jakarta: Rajali Pers.
Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Perseda.
Gunawan, Ary H. (2010). Sosiologi
Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi
Tentang Berbagai Problem Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kemdikbud. (2017). Ikhtisar Data Pendidikan
dan Kebudayaan tahun 2017/2018.
Khadijah, Siti dkk. (2017). Analisis Minat
Peserta Didik untuk Melanjutkan
Pendidikan Tinggi. JPIS Vol 26. No. 2:
183 Universitas Riau.
Khoirunnisa, Erma. (2013). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pendidikan Anak
di Desa Tulung dan Desa Pomah
Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten.
Jurnal Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Mamanggi, Khalinda Kusuma dkk. (2014).
Latar Belakang Sosial Ekonomi Orang
Tua terhadap Motivasi Siswa
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan
Tinggi. Jurnal Ekonomi Vol I. No. I: 4
FKIP Universitas Jember.
Mohammed, Abdelbaseer Abdelraheem.
(2010). Spatial Conditions for
Sustainable Communities: The Case of
Informal Settlements in GCR. Cairo:
Egypt.
Prabawa, K.A dkk. (2014). Pengaruh Sosial
Ekonomi dan Perhatian Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi
Siswa Kelas Kelas X4. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Ganesha 4(1), hlm,
1-10.