Anda di halaman 1dari 8

82

Volume 5 No. 1 Januari 2020


p-ISSN: 2477-8192 dan e-ISSN: 2502-2776

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA TINGKAT PENDIDIKAN


MASYARAKAT DI DESA MAABHOLU KECAMATAN LOGHIA
KABUPATEN MUNA

Wa Ode Sulvia1, La Ode Nursalam2


1
Program Studi Pendidikan Geografi
Univesitas Halu Oleo
Email: waodesulvia12@gmail.com
2Program Studi Pendidikan Geografi

Univesitas Halu Oleo


Email: laodenursalam@ymail.com
(Received: 8 Oktober 2019; Accepted: 14 Januari 2020; Published: 28 Februari 2020)
©2019 – Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi. Ini adalah artikel dengan
akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0 (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0).

ABSTRACT
This study aims to determine the level of education in the community in the village of Maabholu,
Loghia Subdistrict, Muna Regency and find out what factors are causing the low level of community
education in Maabholu Village, Loghia Subdistrict, Muna District. This type of research is a
descriptive study with a qualitative approach. Data collection techniques using questionnaires and
documentation. The results showed that: (1) The education level of the population of Maabholu village
as much as 16.20% is not graduating from elementary school, 18.17% has elementary school
education, 34.65% has junior high school education, 28.41% has high school education and 2.57%
has Diploma / Bachelor education. The level of education that dominates the community is the
education level of junior high school / junior high school graduates; (2) factors that are more
dominant in the causes of the low level of education in Maabholu village, Loghia sub-district, Muna
regency are low individual motivation factors and low economic conditions.

Keywords: Low Education Level; Desa Maabholu; Muna.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pendidikan masyarakat di desa
Maabholu Kecamatan Loghia Kabupaten Muna dan mengetahui factor apa saja penyebab rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat yang ada di Desa Maabholu Kecamatan Loghia Kabupaten Muna.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
datanya menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Tingkat
pendidikan penduduk desa Maabholu sebanyak 16,20% adalah tidak tamat SD, 18,17%
berpendidikan SD, 34,65% berpendidikan SLTP, 28,41% berpendidikan SLTA dan 2,57%
berpendidikan Diploma/Sarjana. Tingkat pendidikan yang mendominasi masyarakat adalah tingkat
pendidikan tamatan SMP/SLTP; (2) faktor yang lebih mendominasi penyebab rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat desa Maabholu Kecamatan Loghia Kabupaten Muna adalah faktor motivasi
indidvidu yang rendah dan faktor kondisi ekonomi yang rendah.
Kata Kunci: Tingkat Pendidikan Rendah; Desa Maabholu; Muna.

PENDAHULUAN waktu. Kegiatan pendidikan dapat dilakukan


Pendidikan yang dilakukan oleh kapan saja dan dimana saja. Seperti tercantum
seseorang tidaklah terbatas oleh tempat dan dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
83

tentang SISDIKNAS bahwa pendidikan Setiap warga negara Indonesia


berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan mempunyai hak pendidikan yang telah dijamin
dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan oleh undang-undang. Namun, fakta dan data di
masyarakat. Pada pasal 3 juga disampaikan lapangan menunjukan bahwa belum
bahwa Pendidikan nasional berfungsi optimalnya penyelenggaraan pendidikan. Pusat
mengembangkan kemampuan dan Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan
membentuk watak serta peradaban bangsa mencatat data jumlah siswa putus sekolah tiap
yang bermartabat dalam rangka jenjang pada tahun 2017/2018 berturut-turut
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan yaitu tingkat SD 32.127 siswa, tingkat SMP
untuk berkembangnya potensi peserta didik 51.190 siswa, tingkat SMA 31.123 siswa dan
agar menjadi manusia yang beriman dan tingkat SMK 73.388 siswa sedangkan siswa
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang tercatat tidak lanjut sekolah SMP
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, berjumlah 761.331siswa (Kemdikbud, 2017).
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Berdasarkan data hasil observasi
yang demokratis serta bertanggung jawab. kependudukan menunjukkan bahwa sebanyak
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 296 jiwa tidak tamat SD, SD sebanyak 332
2003 Pasal 1 dijelaskan bahwa pendidikan jiwa, SLTP sebanyak 633 jiwa, sebanyak 519
adalah usaha sadar dan terencana untuk jiwa berada pada tingkat pendidikan SLTA dan
mewujudkan suasana belajar dan proses sebanyak 47 jiwa berada pada tingkat
pembelajaran agar peserta didik secara aktif pendidikan Diploma atau Sarjana. Jika melihat
mengembangkan potensi dirinya untuk jumlah masyarakat desa Maabholu
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, berdasarkan tingkat pendidikannya maka
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, masih sedikit sekali jumlah masyarakatnya
akhlak mulia, serta keterampilan yang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi.
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Desa Maabholu adalah salah satu desa
Negara. Pendidikan merupakan satu hal yang dari Kecamatan Loghia, yang terbagi menjadi
sangat diwajibkan oleh setiap pemerintah di 3 wilayah Dusun. Dari ke-3 dusun tersebut,
negara manapun termaksud di Indonesia. Dusun ke III adalah wilayah dengan anggota
Pendidikan dapat diperoleh baik secara formal masyarakat usia remaja paling banyak. Namun
maupun informal baik secara langsung ataupun sayang, wilayah tersebut memiliki lingkungan
tidak langsung. Pada dasarnya, pendidikan pergaulan yang kurang baik khususnya dari
sangat penting untuk dilakukan karena manfaat aspek pendidikan. Kebanyakan anak-anak
yang dapat diperoleh dari pendidikan. Salah remaja di wilayah tersebut banyak yang putus
satu manfaat pendidikan adalah untuk sekolah yang artinya pendidikan mereka tidak
meningkatkan serta memberikan informasi bisa lanjut sampai pada tingkatan pendidikan
serta pemahaman terhadap ilmu pengetahuan tertinggi lagi. Putus sekolah adalah predikat
secara menyeluruh kepada setiap anggota yang diberikan kepada mantan peserta didik
peserta didik. Dengan adanya pendidikan, yang tidak mampu menyelesaikan suatu
maka setiap peserta didik akan dibantu dalam jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat
memahami dan mengenal berbagai macam melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan
ilmu pengetahuan yang terus berkembang. berikutnya (Gunawan, 2010). Dengan tidak
Manfaat lain pendidikan adalah untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan
mendapatkan gelar yang nantinya berguna berikutnya berarti tingkat pendidikan mereka
untuk keperluan karir dimasa yang akan masih tergolong rendah.
datang. Gelar akan menunjukan keahlian
seseorang, terutama dalam bidang pekerjaan METODE PENELITIAN
dan juga pengembangan karir individu. Jenis Penelitian
Manfaat terakhir pendidikan adalah untuk Jenis penelitian ini adalah penelitian
mencegah terjadinya pembodohan. Dengan deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu
adanya pendidikan, maka individu akan untuk memberikan gambaran atau deskriptif
semakin memahami hal apa saja yang baik dan faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan
juga benar sehingga dapat mencegah berbagai masyarakat di desa Maabholu Kecamatan
macam tindakan-tindakan bodoh, yang dapat Loghia kabupaten Muna.
merugikan banyak pihak.
Lokasi dan Waktu Penelitian
84

Lokasi penelitan ini berada di desa Untuk mengukur motivasi individu


Maabholu Kecamatan Loghia Kabupaten peneliti membuat daftar pertanyaan yang
Muna yang dilaksanakan pada bulan Maret dikemas dalam bentuk kuesioner yang berisi
2019. tentang keinginan untuk bersekolah, manfaat
sekolah bagi individu, sampai tingkat apa ingin
Populasi dan Sampel menempuh pendidikan, seberapa perlunya
Populasi dalam penelitian ini adalah seseorang bercita-cita dan alasan seseorang
seluruh KK masyarakat desa Maabholu yang bercita-cita. Dari hasil penelitian yang terlihat
berjumlah 407 KK dengan jumlah sampel bahwa faktor motivasi individu dengan kriteria
sebanyak 65 KK yaitu masyarakat usia sangat rendah memiliki persentase 13,85%
pendidikan. Penentuan banyaknya sampel atau 9 responden, faktor motivasi individu
sesuai dengan banyaknya jumlah indikator, dengan kriteria rendah memiliki persentase
dimana n x 5 (Hair, 2010). 38,46% atau 25 responden, faktor motivasi
individu dengan kriteria sedang memiliki
Teknik Pengumpulan Data persentase 30,77% atau 20 responden, faktor
Teknik yang digunanakan untuk motivasi
mengumpulkan data dalam penelitian ini individu dengan kriteria tinggi memiliki persen
adalah menggunakan kuesioner dan tase 10,77% atau 7 responden, dan faktor
dokumentasi. motivasi individu dengan kriteria sangat tinggi
memiliki persentase 6,15% atau 4 responden.
Teknik Analisis Data Berdasarkan hasil jawaban responden,
Analisis data yang digunakan dari motivasi individu memiliki persentase yang
penelitian ini adalah menggunakan teknik tertinggi yaitu 38,46% dengan rata-rata skor
analisis deskriptif kualitatif dengan persentase. sebesar 11,92 yang masuk dalam kriteria
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
motivasi individu anak-anak di desa Maabholu
𝐹 masih rendah.
P = 𝑁 × 100% (Bungin, 2010:182)
Kondisi Sosial
Keterangan: Untuk mengukur kondisi sosial peneliti
P = persentase yang di cari membuat daftar pertanyaan yang dikemas
F = frekuensi dalam bentuk kuesioner yang berisi tentang
N = jumlah responden interaksi antar anggota keluarga, kegiatan anak
Sebelum mencari persentase data yang akan sehari-hari, komunikasi antar anggota keluarga
dianalisis, terlebih dahulu melakukan tentang pendidikan, jumlah anak yang tidak
penentuan kriteria tiap faktor. Langkah sekolah disekitar rumah dan pengaruh jumlah
pertama adalah mendapatkan kelas interval anak yang tidak sekolah terhadap pendidikan
skor maka terlebih dahulu harus menentukan anak.
berapa skor maksimal dan minimalnya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa;
Dengan mengetahui skor maksimal dan faktor kondisi sosial dengan kriteria sangat
minimal maka kita dapat menentukan rentang rendah memiliki persentase 4,615% atau 3
skor maksimal dan minimal. Dari rentang skor responden, faktor kondisi sosial dengan
tersebut, maka kita dapat menentukan panjang kriteria rendah memiliki persentase 12,31%
interval pada tiap kelas interval dengan rumus atau 8 responden, faktor kondisi sosial dengan
sebagai berikut: kriteria sedang memiliki persentase 47,69%
(𝑚−𝑛)
RS = 𝐵 atau 31 responden, faktor kondisi sosial
Keterangan: dengan kriteria tinggi memiliki persentase
RS = Rentang skor 30,77% atau 20 responden, dan faktor kondisi
m = Skor tertinggi sosial dengan kriteria sangat tinggi memiliki
n = Skor terendah persentase 4,615% atau 3 responden.
B = Jumlah kelas Berdasarkan hasil jawaban responden, kondisi
sosial memiliki persentase tertinggi yaitu
HASIL PENELITIAN 47,69% dengan rata-rata skor sebesar 15,18
Motivasi Individu berada pada kategori sedang. Sehingga dapat
85

dikatakan bahwa kondisi sosial masyarakat di responden, motivasi orang tua memiliki
desa Maabholu tergolong sedang. persentase yang tertinggi yaitu 55,38% dengan
rata-rata skor sebesar 19,2 yang masuk dalam
Kondisi Ekonomi kategori tinggi. Sehingga dapat dikatakan
Untuk mengukur kondisi ekonomi bahwa motivasi orang tua dari anak-anak di
peneliti membuat daftar pertanyaan yang desa Maabholu tergolong sudah tinggi.
dikemas dalam bentuk kuesioner yang berisi
tentang pendapatan keluarga perbulan, Budaya
kemampuan mencukupi kebutuhan pokok Untuk mengukur budaya peneliti
keluarga, keperluan untuk sekolah anak, membuat daftar pertanyaan yang dikemas
jumlah anggota keluarga inti, jumlah anak, dan dalam bentuk kuesioner yang berisi tentang
jumlah anggota keluarga lain yang menjadi keharusan anak bersekolah, sampai jenjang apa
tanggungan. anak harus bersekolah, jumlah keluarga yang
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa; pernah sekolah, dan jenjang pendidikan
faktor kondisi ekonomi dengan kriteria sangat tertinggi yang dimiliki keluarga.
rendah memiliki persentase 0% atau 0 Dari hasil penelitian diperoleh bahwa;
responden, faktor kondisi ekonomi dengan faktor budaya dengan kriteria sangat rendah
kriteria rendah memiliki persentase 58,46% memiliki persentase 0% atau 0 responden,
atau 38 responden, faktor kondisi ekonomi faktor budaya dengan kriteria rendah memiliki
dengan sedang memiliki persentase 30,77% persentase 4,61% atau 3 responden, faktor
atau 20 responden, faktor kondisi ekonomi budaya dengan kriteria sedang memiliki
dengan kriteria tinggi memiliki persentase persentase 32,31% atau 21 responden, 27
10,77% atau 7 responden, dan faktor kondisi responden atau 41,54% , dan faktor budaya
ekonomi dengan kriteria sangat tinggi dengan kriteria sangat tinggi memiliki
memiliki persentase 0% atau 0 responden. persentase 21,54% atau 14 responden.
Berdasarkan hasil jawaban responden, kondisi Berdasarkan hasil jawaban responden, budaya
ekonomi memiliki persentase yang tertinggi masyarakat memiliki persentase yang tertinggi
yaitu 58,46% dengan rata-rata skor sebesar yaitu 41,54% dengan rata-rata skor sebesar
15,43 yang berada pada kategori rendah. 13,86 masuk dalam kategori tinggi. Sehingga
Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi dapat dikatakan bahwa budaya masyarakat di
ekonomi masyarakat di desa Maabholu desa Maabholu tergolong sudah tinggi.
tergolong masih rendah.
Aksesibilitas
Motivasi Orang Tua Untuk mengukur aksesibilitas peneliti
Untuk mengukur motivasi orang tua membuat daftar pertanyaan yang dikemas
peneliti membuat daftar pertanyaan yang dalam bentuk kuesioner yang berisi tentang
dikemas dalam bentuk kuesioner yang berisi alat tansportasi yang dimiliki keluarga,
tentang sikap orang tua terhadap pendidikan kemudahan menggunakan transportasi umum,
anak, sampai jenjang apa anak harus sekolah, kondisi jalan, jarak rumah ke sekolah, dan
tujuan orang tua menyekolahkan anak, usaha waktu tempuh dari rumah ke sekolah.
orang tua menyekolahkan anak dan usaha yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa;
dilakukan jika anak malas sekolah. faktor aksesibilitas dengan kriteria sangat
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa; rendah memiliki persentase 0% atau 0
faktor motivasi orang tua dengan kriteria responden, faktor aksesibilitas dengan kriteria
sangat rendah memiliki persentase 1,54% atau rendah memiliki persentase 1,54% atau 1
1 responden, faktor motivasi orang tua dengan responden, faktor aksesibilitas dengan kriteria
kriteria rendah memiliki persentase 6,15% sedang memiliki persentase 30,77% atau 20
atau 4 responden, faktor motivasi orang tua responden, faktof aksesibilitas dengan kriteria
dengan kriteria sedang memiliki persentase tinggi memiliki persentase 47,69% atau 30
3,08% atau 2 responden, faktor motivasi orang responden, dan faktor aksesibilitas dengan
tua dengan kriteria tinggi memiliki persentase kriteria sangat tinggi memiliki persentase 20%
55,38% atau 36 responden, dan faktor motivasi atau 13 responden.Berdasarkan hasil jawaban
orang tua dengan kriteria sangat tinggi responden, faktor aksesibilitas dengan
memiliki persentase 33,85% atau 22 persentase yang tertinggi yaitu 47,69%
responden. Berdasarkan hasil jawaban memiliki rata-rata skor sebesar 17,97 yang
86

masuk dalam kategori tinggi. Sehingga dapat Khadijah, dkk (2017) bahwa motivasi peserta
dikatakan bahwa aksesibilitas yang ada di desa didik memiliki pengaruh yang sangat tinggi
Maabholu tergolong sudah tinggi. terhadap minat peserta didik melanjutkan
pendidikan tinggi pada SMAN Tambang
PEMBAHASAN Kabupaten Kampar. Adanya dorongan berupa
Berdasarkan data observasi, tingkat motivasi akan berpengaruh terhadap sikap atau
pendidikan masyarakat sebanyak 16,20% keputusan yang akan diambil oleh peserta
penduduk desa Maabholu Tidak tamat SD, didik. Semakin tinggi motivasi peserta didik
sebanyak 18,17% berpendidikan SD, sebanyak maka akan semakin tinggi pula minat peserta
34,65% berpendidikan SLTP, sebanyak didik untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan
28,41% berpendidikan SLTA dan hanya begitu pula sebaliknya. Faktor selanjutnya
sekitar 2,57% masyarakat berpendidikan yang bisa menjadi penyebab rendahnya tingkat
Diploma/Sarjana. Jika dilihat berdasarkan pendidikan masyarakat adalah kondisi sosial
persentase dari data di atas, tingkat pendidikan masyarakat. Tingkat pendidikan yang tinggi
yang mendominasi masyarakat desa Maabholu ataupun rendah di lingkungan sosial tempat
adalah masyarakat yang berpendidikan pada anak berinteraksi dan bersosialisasi dapat
jenjang/ tinggkat SMP/SLTP dan penduduk mempengaruhi pendidikan anak tersebut.
yang melanjutkan sampai pada tingkat Interaksi sosial adalah satu pertalian sosial
perguruan tinggi masih sangat rendah. antar individu sedemikian rupa sehingga
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat individu yang bersangkutan saling
desa Maabholu tersebut bisa jadi dapat mempengaruhi satu sama lainnya (Chaplin,
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu 2011).
motivasi individu, kondisi sosial, kondisi Berdasarkan hasil penelitian yang
ekonomi, motivasi orang tua, budaya dan diperoleh bahwa persentase kondisi sosial
aksesibilitas. Hasil penelitian menunjukan masyarakat Desa Maabholu hasilnya 47,69%
bahwa motivasi individu masyarakat desa dari 65 responden dengan rata-rata skor
Maabholu untuk berkeinginan dalam mencapai 15,18% berada pada kriteria sedang. Kondisi
tingkat pendidikan lebih tinggi masih rendah. sosial terutama tentang interaksi antar anggota
Hal ini didasarkan pada persentase jumlah yang memiliki hubungan yang harmonis,
jawaban responden yang mencapai 38,46% saling perhatian dan tidak pernah ada konflik
dari 65 responden yang jika dirata-ratakan dalam keluarga memiliki banyak responden.
skornya mencapai kriteria masih rendah. Begitu pula interaksi keluarga yang setiap
Masyarakat yang kebanyakan minat harinya berkumpul dalam satu rumah,
sekolahnya rendah untuk dilanjutkan ke komunikasi masih baik, saling peduli dan
jenjang lebih tinggi rata-rata adalah orang yang jarang terjadi konflik memiliki respon yang
memiliki riwayat pendidikan yang hanya yang tinggi, akan tetapi berkaitan dengan
sampai pada jenjang SD dan Tidak Tamat komunikasi antar anggota keluarga tentang
Sekolah. Selain itu baik yang tidak tamat SD pendidikan anak-anak mereka masih banyak
sampai tamatan SMA lebih memilih yang menjawab bahwa perkembangan
menggantungkan cita-citanya sebatas mimpi pendidikan anaknya dipantau hanya melalui
untuk digapai semampunya dan menyerahkan nilai rapor. Namun keseharian anak setelah
pada takdir disebabkan karena kemauan sekolah masih cukup banyak orang tua
mereka yang masih rendah ataupun karena responden yang menjawab kegiatannya hanya
faktor eksternal yaitu keadaan ekonomi yang sekolah, bekerja membantu orang tua dan
kurang mendukung menyebabkan mereka bermain. Meskipun demikian, kondisi sosial
mudah putus asa dan memilih putus sekolah. dari masyarakat Maabholu sudah masuk dalam
Sehingga dapat dikatakan bahwa rendahnya kategori sedang sehingga tidak memberikan
minat anak untuk melanjutkan ke jenjang dampak yang yang besar bagi pendidikan
pendidikan yang lebih tinggi disebabkan anak-anak untuk sekolah sampai jenjang
sebagian besar anak-anak di desa Maabholu tertinggi.
tidak memiliki alasan yang cukup kuat untuk Faktor lain yang bisa menjadi penyebab
meraih cita-cita yang berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan anak adalah
rendahnya motivasi masing-masing individu kondisi ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian,
untuk bersekolah. Hal tersebut didukung persentase dari kondisi ekonomi adalah
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh 58,46% responden menjawab masih rendah
87

dengan skor rata-rata 15,43% atau dengan dalam memenuhi kebutuhan pokok dan biaya
kriteria masih rendah. Berdasarkan hasil pendidikan anak-anaknya. Agar kebutuhan
penelitian yang didapatkan bahwa sebanyak 38 pokoknya tetap terpenuhi, otomatis pendidikan
responden yang memiliki kriteria kondisi anak menjadi tidak/kurang maksimal dalam
ekonomi yang rendah, 20 responden yang pembiayaannya sehingga pendidikan anak
memiliki kriteria kondisi ekonomi sedang,7 menjadi bermasalah dalam pemenuhannya. Hal
responden dengan kondisi ekonomi yang ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
tinggi, 0 responden dengan kriteria kondisi oleh Mamanggi, dkk (2014: 4) dimana hasil
ekonomi yang tinggi dan 0 responden yang penelitian menunjukkan bahwa latar belakang
memiliki kriteria kondisi ekonomi yang sangat sosial ekonomi orang tua yang tinggi maka
rendah. Hal ini merupakan hasil skor motivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan
akumulasi dari pertanyaan pendapatan ke perguruan tinggi akan tinggi pula.
perbulan keluarga, jumlah anggota keluarga Faktor lain yang dapat menjadi
dan jumlah anak, jumlah anggota keluarga lain penyebab rendahnya tingkat pendidikan anak
yang menjadi tanggungan dan jumlah adalah motivasi orang tua. Memberikan
pengeluaran untuk keperluan pendidikan anak motivasi kepada anak merupakan salah satu
serta seberapa jauh pendapatan dapat tugas yang harus dilakukan oleh orang tua.
mencukupi kebutuhan pokok keluarga. Tingginya motivasi orang tua terhadap
Sebanyak 30 orang tua responden keberlanjutan pendidikan anaknya tentu akan
menjawab jumlah pendapatan perbulan masih membuat orang tua untuk termotivasi
terbilang rendah yaitu antara Rp 1.000.000,00 - melakukan segala cara agar anaknya terus
Rp 1.950.000,00 untuk perbulannya dengan melanjutkan pendidikan hingga sampai pada
rata-rata pemenuhan kebutuhan pokok yang jenjang yang diinginkan baik dari orang tua
terkadang tercukupi dan masih memiliki ataupun dari anak itu sendiri.
hutang termaksud juga pemenuhan kebutuhan Berdasarkan hasil persentase jawaban
pokok bagi orang tua responden yang memiliki orang tua responden tentang motivasi orang
pendapatan sangat rendah. Sebayak 14 orang tua mencapai 55,38% dengan rata-rata skor
tua responden menjawab jumlah pendapatan 19,2 berada pada kriteria tinggi. Dalam hal ini
perbulan terbilang sedang yaitu antara Rp bahwa orang tua responden yang memiliki
2.000.000,00 – Rp 2.450.000,00 dengan rata- motivasi yang tinggi terhadap keberlanjutan
rata pemenuhan kebutuhan pokok tercukupi pendidikan anaknya untuk sekolah ke jenjang
secara pas-pasan bagi orang tua responden yang lebih tinggi sudah tergolong tinggi.
yang memiliki anak 4 atau lebih sedangkan Mereka sadar bahwa dengan pendidikan anak
yang hanyak memiliki anak 2 atau 3 kebutuhan yang tinggi dapat memberikan peluang lebih
pokok sangat tercukupi meskipun tidak besar bagi anak untuk menggapai cita-cita
memiliki tabungan. Sebanyak 3 orang tua serta mendapatkan perkerjaan yang lebih
responden menjawab jumlah pendapatan baik/layak dibandingkan dengan anak-anak
perbulan yang terbilang tinggi dan 7 orang tua yang memiliki pendidikan rendah atau yang
responden menjawab jumlah pendapatan tidak sekolah sama sekali. Kondisi tersebut
perbulan yang terbilang sangat tinggi yaitu tentu memerlukan perhatian khusus dari
berkisar antara Rp 2.500.000,00 – Rp keluarga seperti pendapat yang diungkapkan
3.500.000,00 dan > Rp 3.500.000,00 dengan oleh Prabawa, dkk (2014) bahwa perhatian
pemenuhan kebutuhan pokok yang sangat keluaraga (orang tua) terhadap pendidikan
tercukupi dan memiliki tabungan terutama bagi anaknya juga sangat diperlukan untuk
orang tua yang tidak memiliki tanggungan mencapai keberhasilan pendidikan.
yang banyak . Faktor lain yang bisa menjadi penyebab
Bagi orang tua responden yang memiliki rendahnya tingkat pendidikan anak adalah
tanggungan banyak, kebutuhan pokoknya budaya pendidikan yang ada dalam suatu
sangat tercukupi meskipun tidak memilik keluarga. Biasanya keluarga yang memiliki
tabungan dan bahkan ada yang hanya mampu riwayat pendidikan yang rendah dalam
memenuhi kebutuhan pokoknya secara pas- keluarganya maka akan cenderung memiliki
pasan disebabkan biaya pengeluaran tingkat pendidikan yang rendah pula, dalam
pendidikan anak yang tinggi yaitu > Rp hal ini akan menjadi budaya dalam keluarga
500.000,00 perbulannya. Bagi yang tersebut.
berpenghasilan rendah sudah pasti kesulitan
88

Kondisi tersebut sejalan dengan Dengan demikian aksesibilitas di desa


penelitian yang dilakukan oleh Khoirunnisa, Maabholu tergolong sudah baik/tinggi, hal ini
Erma (2013) dengan hasil penelitian sesuai dengan pendapat yang di kemukakan
menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi oleh Mohammed (2010), semakin banyak
pendidikan anak di desa Pomah adalah sistem jaringan yang tersedia pada daerah
pendidikan formal orang tua. Orang tua tersebut maka semakin mudah aksesibilitas
dengan pendidikan rendah maka tingkat yang didapat begitu pula sebaliknya semakin
pendidikan anaknya juga rendah, begitu pula rendah tingkat aksesibilitas yang di dapat maka
sebaliknya, orang tua dengan tingkat semakin sulit daerah itu di jangkau dari daerah
pendidikan tinggi maka tingkat pendidikan lainnya.
anaknya juga tinggi. Namun dalam masyarakat Selain itu banyak responden baik dari
Maabholu secara perlahan mulai meninggalkan tingkat SD sampai SMA rata-rata mereka
dan memperbaiki kebiasaan pendidikan dalam memilih sekolah yang lebih dekat dengan
keluarganya agar lebih berkembang. tempat tinggal mereka dalam hal ini lebih yang
Berdasakan hasil penelitian menunjukan memilih sekolah yang dekat, sehingga jarak
bahwa persentase dari budaya masyarakat yang ditempuh tidak jauh serta harga
menunjukan kriteria yang tinggi yaitu sebesar sewa/biaya untuk kendaraan umum atau
41,54% dengan skor rata-rata 13,86. Hal ini kendaraan pribadi tidak memakan banyak
menunjukan bahwa banyak orang tua biaya dibandingkan bersekolah di daerah yang
responden telah memiliki kesadaran yang jaraknya cukup jauh yang mengeluarkan biaya
tinggi untuk mengharuskan anak-anaknya di banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
sekolahkan pada jenjang yang lebih tinggi. diungkapkan oleh Puslitjak (2012) menyatakan
Paling tidak minimal pendidikan terendah dari bahwa jarak ke sekolah bermutu yang dekat
anak-anaknya adalah tingkat SMA. Jika akan merangsang siswa untuk mau bersekolah,
dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya sehingga akses mereka terhadap pendidikan
terutama sekitaran 10 tahun lalu rata-rata orang lebih baik dari pada jarak ke sekolah yang
tua hanya mewajibkan anaknya sampai pada jauh. Dengan demikian, dapat disimpulkan
tingkat SMP sedangkan untuk tingkat SMA semakin jauh jarak ke sekolah maka
masih jarang terutama tingkat Perguruan probabilitas anak untuk bersekolah akan
Tinggi sangat jarang sekali. Namun kini semakin kecil.
perlahan orang tua mulai sadar akan perlunya
pendidikan yang tinggi bagi masa depan anak- KESIMPULAN
anaknya. Berdasarkan hasil penelitian di atas
Faktor terakhir yang bisa menjadi salah dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Tingkat
satu menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk desa Maabholu sebanyak
pendidikan anak adalah aksesibilitas. Kevin 16,20% penduduk desa Maabholu yang
Lynch mengatakan aksesibilitas adalah Tidak tamat SD, 18,17% berpendidikan SD,
masalah waktu dan juga tergantung pada daya 34,65% berpendidikan SLTP, 28,41%
tarik dan identitas rute perjalanan (Talav, berpendidikan SLTA dan 2,57% berpendidikan
2012). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Diploma/Sarjana. Tingkat pendidikan yang
hasil persentase dari jawaban setiap responden mendominasi adalah masyarakat dengan
bahwa sebesar 47,69% aksesibilitasnya tingkat pendidikan tamatan SMP/SLTP; 2)
termaksud kriteria tinggi dengan jumlah rata- Faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan
rata skor 17,97. Meskipun banyak responden masyarakat desa Maabholu adalah motivasi
yang tidak memiliki kendaraan pribadi untuk individu dalam diri seseorang yang rendah dan
digunakan kesekolah, akan tetapi alat kondisi ekonomi keluarga yang rendah.
transportasi umum (mobil) mudah untuk
ditemukan dan dimanfaatkan. Selain itu, SARAN
kondisi jalan dari rumah ke sekolah tergolong Dari hasil penelitian terdapat beberapa
mudah dilalui meski agak sedikit rusak. saran yang berguna bagi penelitian
Ketersediaan kendaraan umum juga sudah selanjutnya: 1) Pemerintah perlu mengadakan
mulai banyak yang beroperasi, sehingga anak- sosialisasi untuk masyarakat desa Maabholu
anak yang tidak memiliki kendaraan pribadi Kecamatan Loghia Kabupaten Muna
tidak kesulitan dalam mempergunakannya. tentangnya pentingnya pendidikan bagi anak-
anak sebagai penerus bangsa; 2) Pentingnya
89

peran orang tua dalam mengarahkan dan Puslitjak. 2012. Model Pendidikan untuk
membimbing anak-anaknya dalam mengikuti Pembangunan Berkelanjutan melalui
setia jenjang pendidikan yang harus Kegiatan Intrakurikuler. Jakarta:
diselesaikan agar mampu mencapai target yang Puslitjak.
diharapkan baik dari individu itu sendiri Talav, Era F. 2012. Wrist Unjuiry (Wrist
ataupun orang tua. Factur).
http://www.emedicinehealt.com/wrist_in
UCAPAN TERIMA KASIH juiry/article_em.htm (Dikases, 9
Ucapan terimakasih saya haturkan September 2019)
kepada pembimbing saya yaitu Drs. Surdin,
M.Pd. sebagai pembimbing I dan La Ode
Nursalam, S.Pd., M.Pd. pembimbing II.
Selanjutnya ucapan terima kasih pula kepada
reviewer dan tim editor Jurnal Penelitian
Pendidikan Geografi.

DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. (2010). Metode Penelitaan
Kualitatif. Jakarta: Rajali Pers.
Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Perseda.
Gunawan, Ary H. (2010). Sosiologi
Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi
Tentang Berbagai Problem Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kemdikbud. (2017). Ikhtisar Data Pendidikan
dan Kebudayaan tahun 2017/2018.
Khadijah, Siti dkk. (2017). Analisis Minat
Peserta Didik untuk Melanjutkan
Pendidikan Tinggi. JPIS Vol 26. No. 2:
183 Universitas Riau.
Khoirunnisa, Erma. (2013). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pendidikan Anak
di Desa Tulung dan Desa Pomah
Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten.
Jurnal Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Mamanggi, Khalinda Kusuma dkk. (2014).
Latar Belakang Sosial Ekonomi Orang
Tua terhadap Motivasi Siswa
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan
Tinggi. Jurnal Ekonomi Vol I. No. I: 4
FKIP Universitas Jember.
Mohammed, Abdelbaseer Abdelraheem.
(2010). Spatial Conditions for
Sustainable Communities: The Case of
Informal Settlements in GCR. Cairo:
Egypt.
Prabawa, K.A dkk. (2014). Pengaruh Sosial
Ekonomi dan Perhatian Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi
Siswa Kelas Kelas X4. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Ganesha 4(1), hlm,
1-10.

Anda mungkin juga menyukai