TUGAS AKHIR
Oleh :
FAKULTAS FARMASI
MEDAN
2010
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada
orang tua tercinta yang selalu memberi dukungan moral dan materil, Ayahanda
Muliman dan Ibunda Asiah S.pd, serta adik tersayang, Wirdaini, Maulana habibi,
dan Firman hadi, yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang dan dukungan
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dengan
5. Bapak dan Ibu staf pengajar dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas
menyelesaikan kuliah ini, khususnya kepada Feli, Rini, Eci, Lia dan
teman-teman yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
kasih selalu ada menemani baik dalam keadaan senang ataupun susah dan
berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sry Handayani
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
3.2.Alat-alat ........................................................................................ 14
3.3.Bahan ............................................................................................ 14
3.4.Pereaksi ........................................................................................ 14
LAMPIRAN .................................................................................................. 20
BAB I
Setiap orang yang sakit akan berusaha untuk mencari obat maupun cara
lain seperti dipijat, dikerok dengan menggunakan mata uang logam dan
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian
banyak juga orang yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai
racun. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam
pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila obat
salah digunakan dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebih, akan
Menurut Anief (1991), rasa sakit atau nyeri yang kita rasakan ini dapat
dikurangi atau dihilangkan dengan menggunakan obat penghilang rasa nyeri atau
efek antipiretik. Antipiretik ini adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh
yang tinggi dan dapat juga mengurangi rasa sakit yang diderita. Kapsul omeretik
yang mengandung piroxikam merupakan salah satu contoh obat analgetika sintetik
yang biasa digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan radang. Dalam
perdagangan piroxikam ini diformulasi dalam bentuk sediaan kapsul dengan dosis
10 - 20 mg untuk tiap kapsul. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
uji penetapan kadar piroxikam dalam sediaan kapsul, apakah telah memenuhi
merupakan suatu kelompok obat yang heterogen. Inflamasi adalah suatu respon
jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi yang merusak. Rangsangan ini
radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak dan gangguan fungsi organ
obatnya tergolong dalam kelas atau derivat kimiawi yang sama. Sehingga
kegagalan dengan satu obat dapat di coba dengan obat sejenis dari derivat yang
1.2.1 Tujuan
(MUTIFA) Medan telah memenuhi persyaratan kadar yang tertera pada monografi
1.2.2 Manfaat
Manfaat dari penetapan kadar kapsul piroxikam ini adalah untuk menjamin
bahwa setiap kapsul produksi PT. Mutifa Mukti Farma (MUTIFA) Medan telah
tidak memenuhi persyaratan. Hal ini perlu dilakukan karena kadar obat sangat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat
juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Ditjen POM, 1995).
penemuan kapsul gelatin. Paten mereka didapatkan pada bulan Maret dan
Desember 1834, meliputi metode untuk memproduksi kapsul gelatin yang terdiri
dari satu bagian, berbentuk lonjong, ditutup dengan setetes larutan pekat gelatin
panas sesudah diisi. Kapsul yang terdiri dari dua bagian ditemukan oleh James
Murdock dari London (1848), dan dipatenkan di Inggris pada tahun 1865
(Lachman, 1994).
gelatin, gula, dan air. Kapsul dengan tutup diberi warna-warna. Diberi
Menurut besarnya, kapsul diberi nomor urut dari besar ke kecil sebagai
berikut: No. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Kapsul harus disimpan dalam wadah gelas
yang tertutup kedap, terlindung dari debu, kelembaban dan temperatur yang
ekstrim (panas).
2. Kapsul lunak (Soft capsules). Kapsul lunak yang tertutup dan diberi warna
gelatin keras yaitu gula diganti dengan plasticizer yang membuat lunak, 5%
digunakan gliserin dan sorbitol atau campuran kedua tersebut, atau polihidris
alkohol lain.
3. Kapsul cangkang keras. Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk,
butiran, atau granul. Bahan semi padat atau cairan dapat juga diisikan ke
dalam kapsul cangkang keras, tetapi jika cairan dimasukkan dalam kapsul,
kebocoran. Kapsul cangkang keras dapat diisi dengan tangan. Cara ini
memberikan kebebasan bagi penulis resep untuk memilih obat tunggal atau
campuran dengan dosis tepat yang paling baik bagi pasien. Fleksibelitas ini
1. Keseragaman bobot
berisi cairan, atau pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih
yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot satuan sediaan. Persyaratan
padat steril), dengan atau tanpa bahan zat aktif yang ditambahkan .
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang
tertera dalam masing-masing monografi. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji
sediaan atau lebih. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau
bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa
sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang tidak
mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul
3. Uji disolusi
yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul,
kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Uji disolusi untuk
kapsul menggunakan media disolusi 900 ml asam klorida 0,1N dengan waktu
30 menit.
4. Penetapan kadar
yang terdapat dalam kapsul telah memenuhi syarat dan sesuai dengan yang
Gelatin bersifat stabil di udara bila dalam keadaan kering, akan tetapi
mudah mengalami peruraian oleh mikroba bila menjadi lembab atau bila disimpan
kelembaban yang tinggi, penambahan uap air akan di absorpsi (diserap) oleh
cangkang kapsul dan kapsul tersebut akan mengalami kerusakan dari bentuk dan
dan 12-16% menurut literatur dari Syamsuni 2006. Jika disimpan di tempat yang
lembab, kapsul akan menjadi lunak dan melengket satu sama lain serta sukar
dibuka karena kapsul itu dapat menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya,
jika disimpan di tempat yang terlalu kering, kapsul itu akan kehilangan airnya
2. Terbuat dari botol-gelas, tertutup rapat, dan diberi bahan pengering (silika
gel).
sebagai berikut:
2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam lambung sehingga obat
cepat diabsorpsi.
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat
1. Tidak dapat untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul
3. Tidak dapat untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga di gunakan tanpa
resep dokter. Obat-obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen,
persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototip obat golongan ini
adalah piroxikam dengan struktur baru yaitu oxsikam, derivat asam enolat. Waktu
paruh dalam plasma lebih dari 45 jam sehingga dapat diberikan hanya sekali
sehari. Absorpsi berlangsung cepat dilambung, terikat 99% pada protein plasma.
dan 4-12 % dari jumlah pasien terpaksa menghentikan obat ini. Efek samping
tersering adalah gangguan saluran cerna, antara lain yang berat adalah tukak
lambung. Efek samping lain adalah pusing, tinitus, nyeri kepala dan eritema kulit.
Piroxikam tidak dianjurkan diberikan pada wanita hamil, pasein tukak lambung
dan pasien yang sedang minum antikoagulan. Indikasi piroxikam hanya untuk
ankilosa. Dosis 10-20 mg sehari diberikan pada pasien yang tidak memberi
respons cukup dengan obat anti-inflamasi nonsteriod (AINS) yang lebih aman
2.7 PIROXIKAM
Rumus bangun :
O O
N – OH3
CONH
OH N
kuning.
BPFI.
lemah sekali.
Sebagai analgesik, obat golongan AINS ini hanya efektif terhadap nyeri
dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala, artralgia dan nyeri
lain integumen, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. Efek
analgesik jauh lebih lemah dari pada efek analgesik opiat. Tetapi bedanya obat ini
tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang
merugikan. Obat ini hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tidak
mempengaruhi sensorik lain. Nyeri akibat terpotongnya saraf aferen, tidak teratasi
Akan tetepi obat golongan ini hanya dapat meringankan gejala nyeri dan inflamasi
atau dua kali sehari. Anak lebih dari 6 tahun: 5 mg sehari (BB kurang dari 15 kg),
terbagi 2 hari, selanjutnya 20 mg sehari selama 1- 14 hari. Untuk gout akut, mulai
dengan 40 mg, selanjutnya 40 mg sehari, dosis tunggal atau terbagi selama 4-6
2.8 Spektrofotometri
2.8.1 Definisi
atau dua macam dari tiga kejadian yang mungkin terjadi. Ketiga macam kejadian
yang mungkin terjadi sebagai akibat interaksi atom molekul dengan REM adalah
hamburan (scattering), absorpsi (absorption), dan emisi (emision) REM oleh atom
atau molekul yang diamati. Hamburan REM oleh atom atau molekul melahirkan
intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorpsi oleh sampel. Sinar
ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan
elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi (Dachriyanus, 2004).
2.8.2 Instrumen
- Sumber
Sumber yang biasa digunakan adalah lampu wolfram. Tetapi untuk daerah
adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang
transformator. Jika potensial tidak stabil, kita akan mendapatkan energi yang
- Monokromator
- Sel absorbsi
untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena
gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10
mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang
biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan.
Kita harus menggunakan kuvet untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa
- Detektor
BAB III
METODOLOGI
3.2 Alat-alat
Alat yang di gunakan pada penetapan kadar piroxikam ini adalah beker
glass 100 ml, corong, erlenmeyer 100 ml, gelas ukur 100 ml, labu tentukur 100
ml, neraca analitik, spektrofotometer HP/8453, pipet tetes, pipet volume 5 ml,
spatel.
piroxikam dari Balai POM (Pengawasan Obat dan Makanan) Medan, larutan HCl-
Metanol 0,1 N.
µg/ml).
2. Timbang seksama sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 10,0 mg.
15 menit µg/ml).
Ukur serapan Larutan Uji A dan B dalam kuvet pada panjang gelombang
blanko.
dalam etiket (% ).
Vu Fu Au Br Bb
x x x x x100%
Vb Fb Ab Bu Kc
Keterangan
BAB IV
4.1 Hasil
No SAMPEL KADAR %
1 K1 99,26 %
2 K2 99,26 %
3 K3 99,44 %
4.2 Pembahasan
mengandung piroxikam C15H13N3O4S tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari
BAB V
mengandung piroxikam C15H13N3O4S tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M, (1991), Apa yang Perlu Diketahui Tentang Obat, Penerbit Gadjah
.......... .Mada University Press, Yogyakarta. Halaman 1, 3, dan 36.
Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta. Hlm 2,
3, 683, 999-1000, 1066, 1086
Gunawan, Gan, Sulistia dan Wilmana, Freddy. 2007. Farmakologi dan Terapi,
Penerbit Fakultas Kedokteran.Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Halaman 240-241
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press, Jakarta. Hlm 215-
217
Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Hlm
54-57
Lampiran 1
X = 0,1 N
Memperoleh larutan X.
85 x 0,1 = 8,5 ml asam klorida pekat (HCl 37 %) ad Metanol pekat hingga 1000
ml (1L)
CARA KERJA :
Larutan 1000 ml (1L) + 100 ml metanol (p) + 8,5 ml HCl 37% (HCl (p)) + Metanol
Lampiran 2
Vu : 100
Vb : 100
Fu : 100/5
Fb : 100/5
Bb : 10
Ke : 20
Br : 239,05 mg
Bu : 119,5 mg
Ab : 0,43362
Au1 : 0,43060
Au2 : 0,43032
Au3 : 0,43111
Vu Fu Au Br Bb
x x x x x100%
Vb Fb Ab Bu Kc
=
100 20 0,43060 239,05 10
x x x x x100%
100 20 0,43362 119,5 20
= 99,259 %
= 99,26 %
=
100 20 0,43032 239,05 10
x x x x x100%
100 20 0,43362 119,5 20
= 99,259 %
= 99,26 %
Vu Fu Au Br Bb
x x x x x100%
Vb Fb Ab Bu Kc
=
100 20 0,43111 239,05 10
x x x x x100%
100 20 0,43362 119,5 20
= 99,44 %
= 99,32 %
97,0%-103,0%.
=
100 20 0,43060 239,05 10
x x x x x100%
100 20 0,43362 119,5 20