DISUSUN OLEH :
195140051
DOSEN PEMBIMBING :
FAKULTAS KESEHATAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa faktor yang mempengaruhi individu dalam KAP?
2. Apa saja karakteristik-karakteristik budaya?
3. Bagaimana cara membangun komunikasi yang efektif?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa faktor yang mempengaruhi individu dalam KAP!
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik-karakteristik budaya!
3. Untuk mengetahui bagaimana cara membangun komunikasi yang efektif!
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini adalah untuk menambah ilmu dan wawasan,
baik bagi penulis sendiri maupun para pembaca untuk lebih mengetahui, memahami serta
memperdalam tentang materi Komunikasi Multikultural secara komprehensif terutama
tentang bab Faktor Personal yang Mempengaruhi Komunikasi Antarbudaya.
.
BAB II
PEMBAHASAN
1. FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS
A. Konsep diri dan persepsi diri
Pembicaraan tentang faktor-faktor personal selalu dikaitkan dengan factor-faktor
psikologis, seperti persepsi, memori dan motivasi. Faktor-faktor psikologis itu bisa muncul
dari dalam diri (disposisi) atau di tampilkan sebagai respon terhadap stimulus yang datang
dari luar diri. Disaat anda berbicara dengan orang lain maka bisa muncul pertanyaan,
mengapa ada orang berhasil berkomunikasi namun orang lain gagal berkomunikasi.
Perbedaan keberhasilan komunikasi itu ditentukan oleh faktor yang bersifat personal. Para
ahli komunikasi mengemukakan sekurang-kurangnya dalam komunikasi antar pribadi(dyad)
ada enam pertanyaan diantara kedua orang itu, yakni:[2]
(1) Bagaimana saya melihat diri saya?
(2) Bagaimana saya melihat anda?
(3) Bagaimana saya berfikir ketika anda melihat saya?
(4) Bagaimana anda melihat diri anda?
(5) Bagaimana anda melihat saya?
(6) Bagaimana anda berfikir ketika saya melihat anda?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya menggambarkan hakikat persepsi
komunikator terhadap komunikan dan sebaliknya persepsi komunikan terhadap komunikator.
Disini, persepsi terlihat mempunyai dua konsep penting yakni;
(a) Konsep diri (self concept)merupakan kesimpulan yang anda tarik tentang diri anda
sendiri. Seperti, ketika anda bercermin pastilah kita menilai diri sendiri di dalamnya baik itu
penilaian positif ataupun negative.
(b) Persepsi merupakan kesimpulan yang anda tarik mengenai orang lain dan dunia sekeliling
anda (self esteem). Seperti anda menilai bahwa orang itu buruk atau baik, dan daerah itu tidak
cocok untuk anda atau sangat cocok untuk anda.
B. Dimensi-dimensi psikologis dari persepsi.
(1) Attention atau perhatian merupakan kemampuan berkonsentrasi, kemampuan ini
merupakan salah satu variable psikologis yang penting yang mempengaruhi komunikasi.
Ketika ada stimulus atau pesan sebagai masukan dari luar maka syaraf-syaraf sensoris akan
mengarahkan kita untuk untuk secara sadar memperhatikan stimulus itu. Bila seseorang
berkata-kata kepada kita dengan nada suara yang tajam dan kemudian volume suaranya
menjadi besar maka kualitas suara itu mempengaruhi attensi atau perhatian kita. Jadi secara
psikologis, atensi dapat menentukan manakah pesan yang menarik perhatian dan relevan,
artinya pesan itu sebenarnya “familiar” dengan kita.
(2) Selective processes secara umum, secara individu melewati sebuah proses menetukan
perhatiannya pada pesan yang familiar dengan dia, namun patut diingat bahwa kemampuan
individu tidaklah sama, hanya orang-orang dengan tingkat perhatian yang tinggi saja yang
munkin akan tertarik terhadap begitu banyak masukan dari luar. Yang pasti adalah setiap
individu mempunyai mekanisme untuk memproses secara selektif berbagai pesan yang
datang dari luar, proses itu dinamakan selective processes yakni proses untuk memilih pesan
dari luar. Ada beberapa proses selective tiu; yakni:
(a) Selective perfeception atau persepsi selektif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah fakta bahwa segala sesuatu tidak selalu diterima dengan cara yang
sama oleh individu-individu yang berbeda-beda pada kesempatan yang berbeda-beda pula.
Atau segala sesuatu yang tidak selalu diterima dengan cara yang sama oleh individu-individu
yang sama pada waktu yang berbeda-beda. Preferensi perseptual bagi sensoris untuk
menerima masukan dari luar sangat bervariasi diantara individu-individu. Persepsi anda
munkin sekali dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kebutuhan, kepercayaan, sikap,
namun bagi orang lain faktor-faktor itu tidak berpengaruh. Disini yang terjadi ialah persepsi
selektif, dimana individu hanya akan memilih sesuatu yang menarik untuk dipersepsi.
(b) Selesctive attention (perhatian) atau atensi selektif terjadi ketika berlangsungnya proses
persepsi. Disini ditemukan bahwa ada perbedaan kemampuan dari setiap individu untuk
berkonsentrasi terhadap pesan yang dia teriam, hal ini dipengaruhi oleh variabel-variabel
psikologis yang mempengaruhi persepsi. Contoh, setiap individu memiliki struktur kognitif
yang berbeda, akibatnya pola perhatian dia pada stimulus berbeda-beda pula. Disaat
menerima pesan, setiap individu akan membuat saringan (filter) dengan apa yang disebut
mental filter kemudian dia hanya akan memilih memperhatikan pesan-pesan tertentu
(menonjol ). Seseorang dosen ekonomi lebih tertarik akan informasi pasar modal dari pada
informasi sosiologis tentang perkawinan incest dalam sebuah rumah tangga. Seorang
pedagang kambing lebih suka mendengarkan informasi tentang harag seekor kambing
menjelang hari raya Idul Adha dari pada informasi mengenai teknik memelihara kambing.
(c) Selective exposure merupakan kecenderungan setiap individu untuk menyatakan dirinya
(menerima atau menolak) pesan yang kongruens dengan variable psikologis yang
mendorongnya untuk mendekati atau menjauhi pesan itu. Seorang perokok munkin sekali
akan suka mendengarkan pengalaman seseorang nenek tua tetap sehat dalam usia 70 Tahun
meskipun sang nenek adalah perokok berat selama 40 tahun. Sebaliknya perokok itu tidak
mampu membaca majalah kesehatan yang isinya bercerita tentang penyakit kanker yang
diderita oleh seorang perokok berat.
(d) Selective retention mereflesikan dampak dari pengalaman individu di masa lalu yang
mendorongnya membuat preferensi terhadap informasi yang menerpanya. Kalau anda
menyebutkan koperasi maka ada beberapa orang yang kurang tertarik pada informasi tentang
koperasi karena pengalamannya dimasa yang lalu sangat buruk terhadap koperasi. Dalam
komunikasiantar budaya munkin sekali anda menolak bicara dengan seorang warga yang
Timor Lorosae hanya karena pengalaman anda yang sangat menyakitkan ketika
meninggalkan bekas provinsi itu di tahun 1999 yang lalu.
C. Memori jangka panjang dan pendek
Memori jangak panjang merupakan individu dengan memori ini membuang sebagian
besar material atau informasi yang sebenarnya sangat penting karena dia tidak mempunyai
kemampuan untuk memindahkan meteri itu memasuki LTM (long term memory), sedangkan
memori jangka pendek adalah kemampuan individu tuntuk menyimpan hanya sedikit
informasi dalam jangka waktu yang relative pendek dan secepat itu pula dia lupa atas
informasi tersebut atau biasa kita sebut STM (short term memory).
D. Motivasi berkomunikasi
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri yang diarah kan menuju ke suatu
sasaran yang mempunyai daya tarik karena sesuatu itu harus dicari atau di tuju untuk
memenuhi kebutuhannya. Fakta menunjukkan bahwa komunikasi merupakan sebuah tujuan
yang bersifat purposive atau tertentu bagi sebuah pemenuhan kebutuhan. Kita membedakan
motivasi itu sekurang-kurangnya untuk memenuhi 2 jenis kebutuhan yakni, kebutuhan fisik
dan kebutuhan psikologis. Disamping itu juga motivasi bagi daya guna dan kepuasan
individu seperti pemenuhan kebutuhan kognitif, afektif, personal integrative, social
integrative dan kebuthan untuk meredakan ketegangan atau tension release.
2. FAKTOR PERSONAL SEBAGAI IDENTITAS DIRI.
a. Identitas merujuk pada asal usul
Pengertian identitas pada tataran hubungan antara manusia akan mengantar kita untuk
memahami sesuatu yang lebih konseptual yakni tentang bagaimana meletakkan seseorang
kedalam tempat orang lain (komunikasi yang empati), atau sekurang-kurangnya meletakkan
atau membagi (to share) pikiran, perasaan, masalah, rasa simpatik (empati) dan lain-lain
dalam sebuah proses komunikasi (antar budaya).
B. Saran
Setiap manusia pastilah mempunyai kekurangan. Maka dari itu perlulah terus belajar
melatih diri, serta bagi Bapak dosen agar lebih memperluas penjelasan peradaban buku,
Karna saya menyadari kekurangan saya dalam wawasan banyak buku, terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Harapan, Edi & Syarwani Ahmad. Komunukasi Antarpribadi. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Mulyana, Deddy & Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2009.
lysnhakalis.blogspot.com/2012/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html?m=1
m.kompasiana.com/nursalam/faktor-personal-yang-mempengaruhi-komunikasi-
antarbudaya_56b4c1984ef9fde70a826070