Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH GLOBALISASI DAN PERSPEKTIF

TRANSKULTURAL DALAM KEPERAWATAN (RAGAM


BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT)

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH;

MADE SEPTA ANGGARA

195140051

DOSEN PEMBIMBING

RESA LIVIA NICA,S.Kep.,M.Kes

PROGAM STUDI S1-KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

Bandar Lampung 2020


BAB 1

Latar Belakang

Teori keperawatan atau konsep model dalam keperawatan merupakan teori yang
mendasari bagaimana seorang perawat dalam mengaplikasikan praktik
keperawatan, beberapa teori diantaranya adalah teori adaptasi dari roy, teori
komunikasi terapeutik dari peplau, teorigoal atteccment dari bety newman dan
sebagainya. Leininger’s konsep model yang dikenal dengan sunrise modelnya
merupakan salah satu teori yang diap;ikasikan dalam praktik keperawatan.

Teori leininger berasal dari ilmu antropologi, tapi konsep ini relevan untuk
keperawatan. Leininger mendefinisikan “Transkultural nursing” sebagai area yang
luas dalam keperawatan yang mana berfokus dalam komparatif studi dan analisis
perbedaan kultur dan subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care,
dan nilai sehat sakit, kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan
perkembangan ilmu dan humanistic body of knowledge untuk kultur yang
universal dalam keperawatan.

Aplikasi teori dalam transkultural dalam keperawatan diharapkan adanya


kesadaran dan apresiasi terhadap perbeaan kultur. Hal ini berarti perawat yang
professional memiliki pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur secara
konsep petencanaan dan untuk praktik keperawatn. Tujuan penggunaan
keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon
keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang
spesifik dan universal kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan
norma spesifik yang dimiliki oleh kelompok laen. Kultur yang universal adalah
nilai-nilai dan norma – norma yang diyakini dan dilakukan hamper semua kultur
seperti budaya minum the dapat membuat tubuh sehat (leininger, 2002).
Leininger mengembangkan dteorinya dari perbadaan kultur dan universal
berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat
menjadi sumber informasi dan menentuan jenis perawatan yang diinginkan dari
pemberian peleyanan yang professional, karena kultur adalah pola kehidupan
masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan. Culture care
adalah teori yang holistic karena meletakan di dalam nya ukuran dari totalitas
kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk social struktur, pandangan
dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta system
professional.

B. Idenfikasi masalah

1. Pengertian transkultural

2. Konsep transkultural

3. Peran dan fungsi transkultural

4. Kepercayaan Kuno dan Praktik Pengobatan


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Transkultural

Bila ditinjau dari makna kata , transkultural berasal dari kata trans dan culture,
Trans berarti aluar perpindahan , jalan lintas atau penghubung.Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia; trans berarti melintang , melintas , menembus , melalui.

Culture berarti budaya . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kultur berarti :

- kebudayaan , cara pemeliharaan , pembudidayaan.

- Kepercayaan , nilai – nilai dan pola perilaku yang umum berlaku bagi suatu
kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya , sedangkan cultural berarti :
Sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan.

Budaya sendiri berarti : akal budi , hasil dan adat istiadat.

Dan kebudayaan berarti :

- Hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia seperti kepercayaan ,
kesenian dan adat istiadat.

- Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan


untuk menjadi pedoman tingkah lakunya

Jadi , transkultural dapat diartikan sebagai :

- Lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi
budaya yang lain

- Pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi
sosial
- Transcultural Nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan
dengan perbedaan maupun kesamaan nilai– nilai budaya ( nilai budaya yang
berbeda , ras , yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan
keperawatan kepada klien / pasien ). Menurut Leininger ( 1991 ).

2. Konsep Transkultural

Kazier Barabara ( 1983 ) dalam bukuya yang berjudul Fundamentals of Nursing


Concept and Procedures mengatakan bahwa konsep keperawatan adalah tindakan
perawatan yang merupakan konfigurasi dari ilmu kesehatan dan seni merawat
yang meliputi pengetahuan ilmu humanistic , philosopi perawatan, praktik klinis
keperawatan , komunikasi dan ilmu sosial . Konsep ini ingin memberikan
penegasan bahwa sifat seorang manusia yang menjadi target pelayanan dalam
perawatan adalah bersifat bio – psycho – social – spiritual . Oleh karenanya ,
tindakan perawatan harus didasarkan pada tindakan yang komperhensif sekaligus
holistik.

Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang nyata
sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma , adat istiadat
menjadi acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain . Pola
kehidupan yang berlangsung lama dalam suatu tempat , selalu diulangi , membuat
manusia terikat dalam proses yang dijalaninya . Keberlangsungaan terus –
menerus dan lama merupakan proses internalisasi dari suatu nilai – nilai yang
mempengaruhi pembentukan karakter , pola pikir , pola interaksi perilaku yang
kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh pada pendekatan intervensi
keperawatan ( cultural nursing approach ).

- Peran dan Fungsi Transkultural

Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu ,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien
) . Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri ,
pekerjaan , pergaulan social , praktik kesehatan , pendidikan anak , ekspresi
perasaan , hubungan kekeluargaaan , peranan masing – masing orang menurut
umur . Kultur juga terbagi dalam sub – kultur . Subkultur adalah kelompok pada
suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut pandangan keompok kultur yang
lebih besar atau member makna yang berbeda . Kebiasaan hidup juga saling
berkaitan dengan kebiasaan cultural.

Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat
pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima
pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan
bahwa budaya Timur masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu.

Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur
terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang
relative baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya
tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991 )
mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang
berkaitan dengan perbedaan maupun

kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda ras , yang
mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan praktik budaya
yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) . Caring
practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan
kesehatan.

Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural


adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia
dalam kaitan dengan kesehatannya . Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan
dalam berbagai budaya ( kultur ) , baik di masa lampau maupun zaman sekarang
akan terkumpul persamaan – persamaan . Lininger berpendapat , kombinasi
pengetahuan tentang pola praktik transkultural dengan kemajuan teknologi dapat
menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang
banyak dan berbagai kultur.

3. Kepercayaan Kuno dan Praktik Pengobatan

Sistem pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat


sederhana , pengetahuan tradisional . Dalam masyarakat tradisional , sistem
pengobatan tradisional ini adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara
yang sama seperti mempelajari pranata social umumnya dan bahwa praktek
pengobatan asli ( tradisional ) adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang
berlaku mengenai sebab akibat. Beberapa hal yang berhubungan dengan
kesehatan (sehat – sakit) menurut budaya – budaya yang ada di Indonesia
diantaranya adalah :

-Budaya Jawa

Menurut orang Jawa , “sehat “ adalah keadaan yang seimbang dunia fisik dan
batin . Bahkan , semua itu berakar pada batin . Jika “ batin karep ragu nututi “ ,
artinya batin berkehendak , raga / badan akan mengikuti . Sehat dalam konteks
raga berarti “ waras “ . Apabila seseorang tetap mampu menjalankan peranan
sosialnya sehari – hari , misalnya bekerja di ladang , sawah , selalu gairah
bekerja , gairah hidup , kondisii inilah yang dikatakan sehat . Dan ukuran sehat
untuk anak – anak adalah apabila kemauannya untuk makan tetap banyak dan
selalu bergairah main .

Untuk menentukan sebab – sebab suatu penyakit ada dua konsep , yaitu konsep
personalistik dan konsep naluralistik . Dalam konsep personalistik , penyakit
disebabkan oleh makhluk supernatural ( makhluk gaib , dewa ) , makhluk yang
bukan manusia ( hantu , roh leluhur , roh jahat ) dan manusia ( tukang sihir ,
tukang tenung ) . Penyakit ini disebut “ ora lumrah “ atau “ ora sabaene “ ( tidak
wajar / tidak biasa ) . Penyembuhannya adalah berdasarkan
pengetahuan secara gaib atau supernatural , misalnya melakukan upacara dan
sesaji. Dilihat dari segi personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku ,
kebendhu , kewalat , kebulisan , keluban , keguna – guna , atau digawe wong ,
kampiran bangsa lelembut dan lain sebagainya . Penyembuhan dapat melalui
seorang dukun atau “ wong tuo “.

Pengertian dukun bagi masyarakat Jawa adalah yang pandai atau ahli dalam
mengobati penyakit melalui “Japa Mantera “ , yakni doa yang diberikan oleh
dukun kepada pasien. Ada beberapa kategori dukun pada masyarakat Jawa yang
mempunyai nama dan fungsi masing – masing :

a. Dukun bayi : khusus menangani penyembuhan terhadap penyakit yang


berhubungan dengan kesehatan bayi , dan orang yang hendak melahirkan.

b. Dukun pijat / tulang (sangkal putung) : Khusus menangani orang yang sakit
terkilir , patah tulang , jatuh atau salah urat.

c. Dukun klenik : khusus menangani orang yang terkena guna – guna atau “
digawa uwong “..

d. Dukun mantra : khusus menangani orang yang terkena penyakit karena


kemasukan roh halus.

e. Dukun hewan : khusus mengobati hewan.

Berdasarkan hari dimulainya sakit juga dapat ditentukan tentang jenis – jenis
penyakit sebagaimana diuraikan dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna ,
yang dibuat sebagai berikut :

Nama hari Sebab Penyakit

Senin : Mempunyai nadzar yang belum dilaksanakan

Selasa : Diguna – guna oleh oran lain


Rabu : Diganggu oleh makhluk halus / setan

Kamis : Terkena itulah dari orang lain

Jumat : Diganggu makhluk halus yang ada di kolong rumah

Sabtu : Diganggu oleh setan yang berasal dari hutan

Minggu : Diganggu oleh makhluk halus / setan

Selain hari – hari biasa , Budaya Jawa juga memiliki hari– hari yang disebut hari
pasaran dengan urutan : Pon , Wage,kliwon , legi , pahing. Budaya jawa
beranggapan bahwa nama yang “berat “ bisa mendatangkan sial. Pendapat yang
lain mengatakan “nama yang buruk”

akan mempengaruhi aktivitas pribadi dan sosial pemilik nama itu. Dan juga
kebiasaan bagi orang jawa yakni jika ada salah satu pihak keluarga atau sanak
saudara yang sakit , maka untuk menjenguknya biasanya mereka mengumpulkan
dulu semua saudaranya dan bersama – sama mengunjungi saudaranya yang sakit
tersebut. Karena dalam budaya Jawa dikenal prinsip “ mangan ora mangan , seng
penting kumpul “

Adapun beberapa contoh pengobatan tradisional masyarakat jawa yang tidak


terlepas dari tumbuhan dan buah –buahan yang bersifat alami adalah :

• Daun dadap sebagai penurun panas dengan cara ditempelkan di dahi.

• Temulawak untuk mengobati sakit kuning dengan cara di parut , diperas dan
airnya diminum 2 kali sehari satu sendok makan , dapat ditambah sedikit gula
batu dan dapat juga digunakan sebagai penambah nafsu makan.

• Akar ilalang untuk menyembuhkan penyakit hepatitis B.

• Mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah tinggi , yakni dengan


dikeringkan terlebih dahulu lalu diseduh seperti teh dan diminum seperlunya.
• Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri , peredam panas , dan
penambah nafsu makan.

• Jagung muda ( yang harus merupakan hasil curian = berhubungan dengan


kepercayaan ) berguna untuk menyembuhkan penyakit cacar dengan cara
dioleskan dibagian yang terkena cacar.

• Daun sirih untuk membersihkan vagina.

• Lidah buaya untuk kesuburan rambut.

• Cicak dan tokek untuk menghilangkan gatal – gatal.

• Mandi air garam untuk menghilangkan sawan.

• Daun simbung dan daun kaki kuda untuk menyembuhkan influenza.

• Jahe untuk menurunkan demam / panas , biasanya dengan diseduh lalu diminum
ataupun dengan diparut dan detempelkan di ibu jari kaki.

• Air kelapa hijau dengan madu lebah untuk menyembuhkan sakit kuning yaitu
dengan cara 1 kelapa cukup untuk satu hari , daging kelapa muda dapat dimakan
sekaligus , tidak boleh kelapa yang sudah tua.

-Budaya Sunda

Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja , tetapi juga bersifat
sosial budaya . Istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat
( orang sunda ) adalah muriang untuk demam , nyerisirah untuk sakit kepala ,
yohgoy untuk batuk dan salesma untuk pilek / flu. Penyebab sakit umumnya
karena lingkungan , kecuali batuk juga karena kuman . Pencegahan sakit
umumnya dengan menghindari penyebabnya. Pengobatan sakit umumnya
menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang ada di desa tersebut ,
sebagian kecil menggunakan obat tradisional . Pengobatan sendiri sifatnya
sementara , yaitu penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau
mantri.

1. Pengertian Sehat Sakit

Menurut orang sunda , orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak
walaupun dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang
dikeluhkan , sedangkan sakit adalah apabila badan terasa sakit , panas atau makan
terasa pahit , kalau anak kecil sakit biasanya rewel , sering menangis , dan serba
salah / gelisah . Dalam bahasa sunda orang sehat disebut cageur, sedangkan orang
sakit disebut gering.

Ada beberapa perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat . Orang disebut sakit
ringan apabila masih dapat berjalan kaki , masih dapat bekerja , masih dapat
makan – minum dan dapat sembuh dengan minum obat atau obat tradisional yang
dibeli di warung . Orang disebut sakit berat , apabila badan terasa lemas , tidak
dapat melakukan kegiatan sehari – hari , sulit tidur , berat badan menurun , harus
berobat ke dokter / puskesmas , apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya
mahal.

Konsep sakit ringan dan sakit berat bertitik tolak pada keadaan fisik penderita
melakukan kegiatan sehari – hari , dan sumber pengobatan yang digunakan.
Berikut beberapa contoh sakit dengan penyebab , pencegahan dan pengobatan
sendiri. :

a. Sakit Kepala

Keluhan sakit kepala dibedakan antara nyeri kepala ( bahasa sunda = rieut atau
nyeri sirah , kepala terasa berputar / pusing / bahasa sunda = Lieur ) , dan sakit
kepala sebelah / migran ( bahasa sunda = rieut jangar ) . Penyebab sakit kepala
adalah dengan menghindari terkena sinar matahari langsung , dan jangan banyak
pikiran . Pengobatan sendiri , sakit kepala dapat dilakukan dengan obat warung
yaitu paramek atau puyer bintang tujuh nomor 16.

b. Sakit Demam

Keluhan demam ( bahasa sunda = muriang atau panas tiris ) ditandai dengan
badan terasa pegal – pegal , menggigil , kadang – kadang bibir biru . Penyebab
demam adalah udara kotor , menghisap debu kotor . pergantian cuaca , kondisi
badan lemah , kehujanan , kepanasan cukup lama , dan keletihan . Pencegahan
demam adalah dengan menjaga kebersihan udara yang dihisap , makan teratur ,
olahraga cukup , tidur cukup , minum cukup , kalau badan

masih panas / berkeringat jangan langsung mandi , jangan kehujanan dan banyak
makan sayuran atau buah . Pengobatan sendiri demam dapat dilakukan dengan
obat tradisional , yaitu kompres badan dengan tumbukan daun melinjo , daun cabe
atau daun singkong , atau dapat juga dengan obat warung yaitu Paramek atau
Puyer bintang tujuh nomor 16.

c. Keluhan Batuk

Batuk TBC , yaitu batuk yang sampai mengeluarkan darah dari mulut , batuk
biasa (bahasa sunda = fohgoy ) , dan batuk yang terus menerus dengan suaranya
melengking (bahasa sunda = batuk bangkong ) dengan gejala tenggorokan gatal ,
terkadang hidung rapet , dan kepala sakit ) . Penyebab batuk TBC adalah karena
orang tersebut menderita penyakit TBC paru , sedangkan batuk biasa atau batuk
bangkong adalah menghisap debu dari tanah kering yang baru tertimpa hujan ,
alergi salah satu makanan , makanan basi , masuk angin, makan makanan yang
digoreng dengan minyak yang tidak baik , atau tersedak makanan / keselek .
Pencegahan batuk dilakukan dengan menjaga badan agar jangan kedinganan ,
jangan makan makanan basi , tidak kebanyakan minum es , menghindari makanan
yang merangsang tenggorokan , atau menyebabkan alergi . Pengobatan sendiri
batuk dapat dilakukan dengan obat warung misalnya konidin atau oikadryl . Bila
batuk ringan dapt minum obat tradisional yaitu air perasan jeruk nipis dicampur
kecap , daun sirih 5 lembar diseduh dengan air hangat setengah gelas atau rebusan
jahe dengan gula merah.

d. Sakit Pilek

Keluhan pilek ringan ( bahasa sunda = salesma ) , yaitu hidung tersumbat atau
berair , dan pilek berat yaitu pilek yang disertai sakit kepala , demam , badan
terasa pegal dan tenggorokan kering . Penyebab pilek adalah kehujanan
menghisap debu kotor , menghisap asap rokok , menghisap air , pencegahan pilek
adalah jangan kehujanan , kalau badan berkeringat jangan langsung mandi ,
apabila muka terasa panas ( bahasa sunda = singhareab ) , jangan mandi langsung
minum obat , banyak minum air dan istirahat . Pengobatan sendiri , pilek dapat
dilakukan dengan obat warung yaitu mixagrib diminum 3x sehari sampai
keluhannya hilang . Dapat juga digunakan obat tradisional untuk mengurangi
keluhan , misalnya minyak kelapa dioleskan di kanan dan kiri hidung.

e. Sakit Panas

Sakit panas adal`h sakit yang menyebabkan sekujur tubuh seseorang terasa panas
biasanya yang disertai demam ( menggigil ). Untuk mengobatinya , orang sunda
biasa dengan menggunakan labu ( waluh ) yang diparut ( dihaluskan ) , kemudian
dibungkus kain dan di kompreskan ke tubuh orang yang sakit panas tersebut
hingga panasnya turun. Selain itu juga bisa dengan menggunakan kompres air
dingin.

Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung . obat


yang ada di desa tertentu, sebagian kecil menggunakan obat tradisional .
Masyarakat melakukan
pengobatan sendiri dengan alasan sakit ringan , hemat biaya dan hemat waktu .
Pengobatan sendiri sifatnya sementara , yaitu penanggulanan pertama sebelum
berobat ke puskesmas atau Mantri . Tindakan Pengobatan sendiri yang sesuai
dengan aturan masih rendah karena umumnya masyarakat membeli obat secara
eceran sehingga tidak dapat memaca keterangan yang tercantum pada setiap
kemasan obat.

-Budaya Batak

Arti “ sakit “ bagi orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya
berbaring , dan penyembuhannya melalui cara – cara tradisional , atau ada juga
yang membawa orang yang sakit tersebut kepada dukun atau “ orang pintar “.
Dalam kehidupan sehari – hari orang batak , segala sesuatunya termasuk
mengenai pengobatan jaman dahulu , untuk mengetahui bagaimana cara
mendekatkan diri pada sang pencipta agar manusia tetap sehat dan jauh dari mara
bahaya. Bagi orang batak , di samping penyakit alamiah , ada juga beberapa tipe
spesifik penyakit supernatural , yaitu :

- Jika mata seseorang bengkak ,orang tersebut diyakini telah melakukan perbuatan
yang tidak baik ( mis : mengintip ) . Cara mengatasinya agar matanya tersebut
sembuh adalah dengan mengoleskan air sirih.

- Nama tidak cocok dengan dirinya ( keberatan nama ) sehingga membuat orang
tersebut sakit.

Cara mengobatinya dengan mengganti nama tersebut dengan nama yang lain ,
yang lebih cocok dan didoakan serta diadakan jamuan adat bersama keluarga.

- Ada juga orang batak sakit karena tarhirim

Mis : seorang bapak menjanjikan akan memberi mainan buat anaknya , tetapi janji
tersebut tidak ditepati . Karena janji tersebut tidak ditepati , si anak bisa menjadi
sakit.
- Jika ada orang batak menderita penyakit kusta , maka orang tersebut dianggap
telah menerima kutukan dari para leluhur dan diasingkan dalam pergaulan
masyarakat.

Di samping itu , dalam budaya batak dikenal adanya “kitab pengobatan” yang
isinya diantaranya adalah , Mulajadi Namolon Tuhan Yang Maha Esa bersabda :

“ Segala sesuatu yang tumbuh di atas bumi dan di dalam air sudah ada gunanya
masing – masing di dalam kehidupan sehari – hari , sebab tidak semua manusia
yang dapat menyatukan darahku dengan darahnya , maka gunakan tumbuhan ini
untuk kehidupan mu “

Di dalam kehidupan Si raja Batak dahulu ilmu pengobatan telah ada , mulai sejak
dalam kandungan sampai melahirkan.

1. Obat mulai dari kandungan sampai melahirkan

- Perawatan dalam kandungan : menggunakan salusu yaitu satu butir telur ayam
kampung yang terlebih dahulu di doakan

- Perawatan setelah melahirkan : menggunakan kemiri , jeruk purut dan daun sirih

- Perawatan bayi : biasanya menggunakan kemiri , biji lada putih dan iris jorango

- Perawatan dugu – dugu : sebuah makanan ciri khas Batak saat melahirkan yang
diresap dari bangun – bangun , daging ayam , kemiri dan kelapa.

2. Dappol Siburuk ( obat urut dan tulang )

Asal mula manusia menurut orang batak adalah dari ayam dan burung. Obat
dappol si buruk ini dulunya berasal dari burung siburuk yang mana langsung di
praktikkan dengan penelitian alami dan hamper seluruh keturunan Siraja Batak
menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari – hari.
3. Untuk mengobati sakit mata.

Menurut orang batak , mata adalah satu panca indra sekaligus penentu dalam
kehidupan manusia , dan menurut legenda pada mata manusia berdiam Roh Raja
Simosimin , Berdasarkan pesan dari si raja batak , untuk mengeluarkan penyakit
dari mata , maukkanlah biji sirintak ke dalam mata yang sakit . Setelah itu
tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat , karena biji sirintak akan menarik
seluruh penyakit yang ada di dalam mata . Gunakan waktu 1x 19 hari , supaya
mata tetap sehat. Sirintak adalah tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia
berarti mencabut ( mengeluarkan ) , nama ramuannya dengan sdama tujuannnya.

4. Mengobati penyakit kulit yang sampai membusuk

Berdasarkan pesan siraja batak untuk mengobati orang yang berpenyakit kulit
supaya menggunakan tawar mulajadi ( sesuatu yang berasal dari asap dapur ).
Rumpak 7 macam dan diseduh dengan air hangat.

Disamping itu , siraja batak berpesan kepada keturunannya , supaya manusia


dapat hidup sehat , maka makanlah atau minumlah : apapaga , airman , anggir ,
adolorab , alinggo , abajora , ambaluang , assigning , dan arip – arip. Dalam
budaya batak juga dikenal dengan adanya charisma , wibawa dan kesehatan
menurut orang batak dahulu , supaya manusia dapat sukses dalam segala hal
biasanya diwajibkan membuat sesajen berupa : ayam merah , ayam putih , ayam
hitam , ketan beras ( nitak ) , jeruk purut , sirih beserta perlengkapannya.

Beberapa contoh pengobatan tradisional lainnya yang dilakukan oleh orang batak
adalah :
- Jika ada orang batak yang menderita penyakit gondok , maka cara
pengobatannya dengan menggunakan belau.

- Apabila ada orang batak yang menderita penyakit panas ( demam ) biasanya
pengobatannya dengan cara menyelimutinya dengan selimut / kain yang tebal

-Budaya Flores

Damianus Wera orang Flores satu ini punya karunia yang sangat langka . Dami
dikenal sebagai penyembuh alternative unik.

Damianus wera bukan dokter , buta huruf , tak makan sekolah , tapi buka praktik
layaknya dokter professional . Dia melakukan operasi hanya menggunakan pisau.

Menurut Dami ada tiga jenis penyakit yang dikeluhkan para pasien . Pertama ,
jenis penyakit nonmedis atau santet / guna – guna . Biasanya tubuh korban dirusak
dengan paku , silet , lidi , kawat , beling , jarum , benang kusut. Kedua , penyakit
medis seperti jantung koroner , batu ginjal , tumor , kanker , dll.Dami mengangkat
penyakit ini dengan operasi dan juga sedot darah melalui selang . Ketiga , sakit
psikologis misalnya : banyak utang , stress , sulit hamil , dll. Dami mengingatkan
kunci sehat itu sebenarnya ada di pikiran yang sehat . Sebaliknya , pikiran yang
ruwet , penuh beban dan tekanan , justru memicu munculnya penyakit dalam
tubuh manusia.

Dami di datangi ayahnya yang sudah meninggal dan dikasih gelang . Dan saat dia
bermimpi ia akan di di karuniai penyembuhan . Pagi – pagi ia menemukan pisau
di bawah bantal . Pisau itu untuk mengoprasi orang sakit.

Dami mempunyai 7 metode untuk mengatasi penyakit :

1. Berdoa : dilakukan sebelum dan sesudah pengobatan , pasien berdoa menurut


agamanya.
2. Air putih : Pasien diminta membawa air putih dalam botol 1, 5 liter . Setelah
didoakan , pasien minum di rumah masing- masing . Kalau mau habis ,
tambahkan dengan air yang baru.

3. Kapsul ajaib : Pasien diminta minum kapsul ajaib seperti obat biasa.

4. Pijat refleksi : Pasian menjerit kesakitan karena “ diestrum “ listrik tegangan


tinggi.

5. Suntik : Jarum suntik diperoleh dengan cara muntah. Cairan atau obat diperoleh
lewat doa tertentu.

6. Telur ayam ( kampung ) dan gelas : Dipegang , diletakkan di atas kepala pasien.
Selain mendeteksi penyakit , telur ayam kampung itu juga untuk mengobati
penyakit dan untuk mengambil benda – benda santet seperti jarum , benang ,
silet , beling , paku lewat telur ayam.

7. Operasi / bedah : Operasi atau bedah bisa untuk penyakit medis maupun non
medis.

• Di samping itu , orang flores juga percaya adanya sejenis kain yang berwarna
hitam yang dipercaya dapat menyembuhkan orang yang sakit panas / demam
tinggi . yaitu dengan cara di selubungkan atau ditutupkan di seluruh tubuhnya
hingga tidak ada yang kelihatan lagi , dan biarkan orang yang sakit panas tersebut
hingga ia merasa nyaman dan pansanya berkurang.

• Bawang merah dipercaya untuk mengobati batuk , yakni dengan cara


dihancurkan (dikunyah ) lalu dibungkus dengan sepotong kain , kemudian
ditempelkan di tenggorokan . Cara ini baik diterapkan pada waktu sebelum tidur
malam.

• Daun sirih untuk mengobati orang yang mimisan , yaitu dengan digulung
kemudian disumbatkan ke lubang hidung yang keluar darah.
• Daun papaya yang masih muda digunakan untuk menghentikan keluarnya darah
dari bagian tubuh yang luka , yaitu dengan dikunyah sampai halus kemudian
ditempelkan di bagian yang luka tersebut.

Pengaruh Kepercayaan , Agama dan Aliran Lain , Jinis Kelamin dan Masalah
Analisis

a. Kepercayaan , agama dan aliran lain

Kepercayaan dan agama adalah pondasi penting untuk kesehatan , agama dan
kepercayaan memberikan kontribusi penuh dalam tindakan keperawatan .
Misalnya perawatan pasien beragama berbeda harus dibedakan dengan pasien lain
yang mempunyai agama berbeda dalam hal kepercayaan.

b. Jenis Kelamin

Wanita mempunyai peranan ( yang dianggap penting) karena perempuan lebih


professional . Terbukti dari awal mula 95 – 98 % perawat adalah perempuan .
Status sosial wanita dalam dunia medis maupun masyarakat dicirikan sebagai
seorang yang dapat merawat , seperti seorang ibu yang merawat anak – anaknya.

c. Masalah Analisis

Sebuah masalah digambarkan dengan situasi dan keadaan tertentu. Masalah selalu
di luar rencana ( tidak direncanakan ) dan lebih sering tidak diterima . Masalah
bisa lebih kompleks ataupun malah lebih sederhana , untuk itu seorang perawat
harus mampu menyesuaikan diri dengan mengubah pola pikir terhadap analisa
tersebut.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan

yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan,

meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya. Hal ini
dipelajarai mulai dari kehidupan biologis sebelumnya, kehidupan psikologis,
kehidupan sosial dan spiritualnya.

Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu


saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya
klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.
Penyesuaian diri sangatlah diperlukan dalam aplikasi keperawatan transkultural.

2. SARAN

Walaupun dalam kenyataanya mungkin konsep keperawatan transkultural efektif


digunakan pada klien, namun pengkajian lebih lanjut juga sangat diperlukan untuk
mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai