Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan Anti Korupsi (Pertemuan 4)

Korupsi dan Efektifitas Pemerintah, Apakah Bisa Berfungsi untuk “ Oilling the Wheel” ?
Pokok Kontroversi :

 Apakah korupsi punya sisi positif?


 Bila ada dapatkah mengkompensasi sisi negative?
 Alat apa saja yang bisa digunakan untuk melakukan judgement?
 Haruskah semua negara memiliki parameter yang sama?
 Bagaimana jika korupsi diperlukan dalam kondisi tertentu?
 Dapatkah kita memiliki parameter untuk menilai?

Diskusi hubungan antara korupsi, budaya, dan pembangunan terbagi menjadi 2 kubu yakni
moralist and revisionist :
Revisionist : Korupsi memfasilitasi pembangunan
Korupsi dianggap dapat membantu mempromosikan pembangunan ekonomi yang umumnya
diperlukan untuk mempertahankan kapasitas pemerintah untuk menjaga legitimasi dalam
menghadapi perubahan social. Tiga cara korupsi mendorong pembangunan ekonomi :
1. Capital formation (Insentif non budgeter) atau dana yang tidak tercatat dalam anggaran
2. Cutting red tape : memotong proses yang berbelit-belit, mempercepat proses
3. Entrepreneurship and incentives : Kompensasi bagi mereka yang bekerja secara linier
Revisionist : Korupsi dapat mendorong national integration
Contoh di negara daerah konflik, para elit lokal mengembangkan isu disintegrasi. Negara
menghentikan nya dengan memberi uang pada elit lokal, untuk berhenti menyarakan disintegrasi.
Demi mendorong national integration.
Corruption helps government capacity?
Kapasitas struktur politik dari banyak negara yang kurang berkembang, untuk mengatasi
perubahan seringkali dibatasi oleh kelemahan institusi baru mereka dan (meskipun ada
sentralisasi) fragmentasi kekuasaan di suatu negara. Selain itu “elastisitasi kekuasaan” juga
kurang yakni, kekuasaan tidak meluas atau berkontraksi dengan mudah dengan perubahan
manusia atau situasi. Huntington (1968)
Korupsikah ?

 Bila orang yang memberi uang kepada politisi supaya mereka mengesahkan undang-
undang perlindungan terhadap disabilitas?
 Bila seorang birokrat yang mengakali administrasi untuk membantu pembangunan
infrastruktur daerahnya yang rusak?
 Ada Bupati yang menyuap pejabat pusat untuk dapat bantuan bagi rakyat daerahnya?

Patronase
Adanya faktor kedekatan dalam hal memilih rekan kerja dalam kepemerintahan
Kaidah etik untuk mengukur korupsi

 Transparency : Apabila tindakan saya diketahui orang banyak bagaimana?


 Accountability : Apakah saya mempertanggungjawabkan tindakan saya terhadap orang
lain, apakah tindakan saya adalah standar secara umum?
 Resiprocity (Tepo seliro) : Apakah kalo orang lain melakukan hal yang sama dengan
saya, apakah saya tersakiti/ keberatan ?
 Generalisation : Apakah jika semua orang melakukan sama dengan saya, membuat
negara jadi rusak?
Tapi bagaimanapun, suap / gratifikasi perlu dilawan, karena ….
1. Profesional tidak perlu menerima suap
2. Akan memberikan perlakuan istimewa terhadap pemberi suap, diskriminasi
3. Akan melanggengkan proses suap menjadi sebuah kelumrahan
4. Akan mendorong perbuatan memperkaya diri sendiri
5. Mendorong korupsi yang serius
6. Bertentangan dengan demokrasi yang ideal ( uang untuk pelayanan)
7. Mendorong persepsi public bahwa pemerintah itu korup

Anda mungkin juga menyukai