Metformin
Metformin
PENDAHULUAN
meningkat dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 5,4% WHO
memperkirakan di Cina dan India pada tahun jumlahnya akan mencapai 50juta. Di
meskipun belum didapat data yang resmi diperkirakan prevalensinya akan terus
meningkat.1
berbagai organ terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah.
Berbagai proses patologis berperan dalam terjadinya DM, mulai dari kerusakan
autoimun dari sel β-pankreas yang berakibat defisiensi insulin sampai kelainan
1
Kemajuan ilmu kedokteran telah menemukan berbagai macam obat yang
yang pada awalnya sering menyebabkan kematian akibat komplikasi akut, kini
Komplikasi kronis sangat ditentukan oleh baik tidaknya pengontrolan kadar gula
darah dan beberapa parameter lain seperti tekanan darah, berat badan dan kadar
kolesterol. Sehingga dalam hal ini, obat sangat memegang peranan penting dalam
dianggap gagal mengendalikan kadar gula darah. Namun sejak tahun 2007
American Diabetes Association (ADA) dan European Association for the Study of
Diabetes (EASD), telah mempublikasikan satu konsensus baru untuk segera mulai
fisik, pada saat pertama terdiagnosis diabetes. Konsensus yang sama telah
Pasific Region.3
2
kombinasi menunjukkan hasil yang cukup memadai dalam pengendalian gula
pada pasien dengan obesitas. Metformin juga dapat menurunkan kadar trigliserida,
LDL kolesterol dan total kolesterol, dan juga dapat meningkatkan HDL kolesterol.
Besarnya peran metformin dalam terapi diabetes melitus ini sehingga penting
1.2 Tujuan
samping, bentuk sediaan, dosis, aturan pakai, serta interaksi metformin dengan
BAB II
3
ISI
Nama Dagang :4
Diabex® Glufor®
Forbetes® Glumin®
Glucophage® Methpica®
Benoformin® Metphar®
Bestab® Neodipar®
Eraphage® Rodiamet®
Formell® Tudiab®
Glucotika® Zendiab®
Gludepatic® Zumamet®
2.2 Farmakologi
yang banyak digunakan pada terapi DM tipe 2 atau yang disebut NIDDM (Non
Insulin Dependent Diabetes mellitus) atau diabetes tidak tergantung insulin. Dia
menurunkan level gula darah dengan cara memperbaiki sensitivitas hepar dan
4
tampaknya juga berpengaruh baik terhadap level lipid dan aktivitas fibrinolitik,
sulfonilurea pada pasien NIDDM obese dan non ebese. Tetapi tidak seperti
metformin pada terapi antidiabet akan meningkatkan efikasi, jadi dapat berguna
pada NIDDM yang tidak dapat dikontrol oleh sulfonilurea tunggal dan dapat
pencernaan yang reversibel dari terapi metformin dapat dikurangi dengan makan
bila perlu. Jarang terjadi asidosis laktat dan risiko dapat dikurangi dengan
menyebabkan hipoglikemik.5,6
5
penyakit kardiovaskular, karena tidak meningkatkan berat badan, maka
metformin adalah obat first line pada terapi pasien obese dengan NIDDM (tetapi
banyak digunakan pada pasien DM tipe 2 dengan berat badan lebih dan gemuk.
Agaknya obat ini mempunyai peran yang potensial dalam pengobatan sindrom
resistensi insulin tanpa gangguan toleransi glukosa, termasuk untuk pasien dengan
Metformin tidak menurunkan kadar glukosa darah sampai dibawah kadar glukosa
menurunkan kadar insulin, kadar kolesteror, kadar trigliserida dan asam lemak
bebas plasma.5,6
memperbaiki parameter metabolik pada orang gemuk non DM dan pada pasien
metabolisme glukosa dan lemak membaik secara nyata, meskipun tetap belum
2.3 Farmakodinamik
6
Mekanisme kerja metformin sebagai antidiabetik oral belum sepenuhnya
metabolisme glukosa, baik pada sel hati, otot, atau jaringan lemak. Setiap tahapan
hiperglikemia.1
Peran metformin pada tingkat seluler di dalam sel hati dalam menurunkan
glukosa darah dapat dijelaskan berdasarkan hasil penelitian Zhou dkk pada tahun
dalam sel hati. Pada keadaan normal enzim AMPK akan diaktifkan oleh adenosin
Proses ini akan menyebabkan peningkatan oksidasi asam lemak dan menekan
ekspresi enzim-enzim yang berperan pada lipogenesis. Selain itu enzim AMPK di
7
insulin, dislipidemia, dan steatosis hati (perlemakan). Jadi enzim AMPK ini
mempunyai peran yang dominan pada proses metabolisme glukosa dan lemak di
dalam hati, dan mungkin berperan pula pada beberapa mekanisme yang
hexokinase di dalam otot dan peningkatan glucose transporter (GLUT) dalam sel.1
8
2. Menurunkan ekspresi mRNA pada gen yang terlibat pada oksidasi asam lemak
gen glukoneogenesis.
insulin.
hipoglikemia.
9. Menurunkan level FFA (free fatty acid), TG, LDL, meningkatkan HDL.
2.4 Farmakokinetik
duodendum, kelenjar ludah dan ginjal, jaringan usus halus dapat menjadi
9
darah sama dengan di dalam plasma setelah 24 jam, terlihat pada dosis oral
metabolit/konjugatnya.
Ekskresi melalui renal dan waktu paruhnya 4-8,7 jam setelah pemberian oral
pada orang yang sehat, memanjang pada pasien gagal ginjal dan berkorelasi
dengan keatinin klirens. Terdapat fase eliminasi lanjut dengan waktu paruh
0,9-19 jam. Range untuk klirens renal dan total adalah 20,1-36,9 l/h dan 26,5-
42,4 l/h, yang menunjukkan adanya sekresi metformin melalui tubulus. Tidak
2.5 Indikasi
dengan atau tanpa kelebihan berat badan dan bila diet tidak berhasil.
dibutuhkan.
10
2.6 Kontraindikasi
Laki-laki dengan serum kreatinin > 1,5 mg/dl dan wanita dengan serum
hipoksemia.
Pada ibu menyusui, metformin dapat masuk ke dalam air susu ibu, oleh sebab
Dehidrasi.
Koma diabetik.
Ketoasidosis.
Infark miokardial.
Penyakit hati.
Alkoholisme.
2.7 Keunggulan
11
Beberapa keunggulan metformin :1,5,7
3. Menekan glukoneogenesis
b. Meningkatkan HDL.
12
1. Gangguan saluran cerna seperti anoreksia, mual, muntah,
keluhan abdominal, diare, rasa logam di mulut. Keluhan ini relatif cukup
tinggi yaitu terjadi pada 5-20% pasien, hal ini berhubungan dengan dosis,
cenderung terjadi pada awal terapi dan seringkali bersifat sementara. Pada 3-
makanan. Dimulai dengan dosis rendah dan dapat ditingkatkan bertahap. Diare
dapat mentoleransi.
laktat yang akan diperbesar oleh hepar bila ambilan glukosa di hepar
tidak berasal dari jaringan perifer. Penyebab paling sering berasal dari ginjal
Efek samping berupa asidosis laktat ini jarang ditemukan dan dapat dikurangi
13
2.9 Bentuk Sediaan Obat
Bentuk sediaan obat yaitu tablet 500 mg dan 850 mg, tablet Ss (tablet
2.10 Dosis
rendah, dan ditingkatkan sesuai respon terhadap terapi. Untuk metformin dalam
bentuk tablet, dosis awal dimulai dari 2 kali sehari @ 250-500 mg diberikan pada
saat sarapan/makan, sedangkan untuk tablet lepas lambat (Ss) 500 mg per hari
diberikan satu kali sehari pada saat makan malam. Untuk metformin dalam bentuk
tablet dosis yang dianjurkan 250-500 mg tiap 8 jam atau 850 mg tiap 12 jam
2000 mg perhari, untuk orang dewasa 2550 mg perhari, namun bila diperlukan
dapat ditingkatkan sampai maksimal 3000 mg per hari. Untuk metformin dalam
bentuk tablet lepas lambat, dosis maksimal yang dianjurkan 2000 mg per hari.
Tablet lepas lambat harus ditelan utuh, jangan dihancurkan atau dikunyah.
mengurang efek samping mual, muntah, diare dan gangguan pencernaan lainnya.4
Penggunaan metformin dimulai dengan dosis kecil yang diberikan satu atau
14
Setelah 5-7 hari, jika tidak ada efek samping pada gastrointestinal, dosis dapat
ditingkatkan sampai 850 atau 1000 mg saat makan pagi atau makan malam.
Jika timbul efek samping obat pada saluran pencernaan, dosis obat dapat
Dosis efektif maksimal biasanya 850 mg, 2 kali sehari, akan lebih baik lagi
kalau dinaikkan dosisnya sampai 3000 mg sehari. Bila gejala diabetes telah
kurang memadai, mula-mula diberikan satu tablet 500 mg, kemudian dosis
Dosis sulfonilurea dapat dikurangi, pada beberapa pasien bahkan tidak perlu
tunggal.
a. Bila dosis insulin kurang dari 60 unit sehari, mula-mula diberikan 1 tablet
angsur (4 unit setiap 2-4 hari). Pemakaian tablet dapat ditambah setiap
interval mingguan.
15
setelah pemberian metformin, sesudah itu dapat diikuti petunjuk yang
Penentuan kadar gula darah setelah pemberian suatu dosis percobaan tidak
glukosa.
16
Antihipertensi diazoksid : melawan efek hipoglikemik.
trombosit.
hipoglikemia.
terhadap OHO.
Selain dapat menurunkan glukosa darah, terdapat beberapa efek lain seperti
17
dalam darah, dan C-reactive protein, suatu pertanda adanya inflamasi. Metformin
dapat menurunkan risiko kematian sampai 36%, dan menurunkan risiko kejadian
penggunaan metformin pada pasien diabetes tipe 2 yang disertai gagal jantung,
tanpa disertai adanya komplikasi asidosis laktat. Hasil penelitian Eurich ini
sulfonilurea pada pasien diabetes tipe 2 yang disertai dengan gagal jantung.1
konsistensi feses, dan darah pada feses. Keluhan yang ditimbulkan oleh
Keluhan dapat timbul pada saat mulai pertama kali penggunaan atau
setelah lama penggunaan. Keluhan pada saluran pencernaan yang terjadi akibat
efek samping obat merupakan salah satu kendala penggunaan metformin. Namun,
18
efek samping pada saluran gastrointestinal ini, akan membaik setelah metformin
metformin 2 sampai 3 kali dalam sehari sering menjadi kendala bagi pasien
diabetes, yang seringkali juga harus minum beberapa jenis obat lain. Untuk
meningkatkan kepatuhan dan mengurangi efek samping yang sering terjadi, telah
dibuat dengan sistem Gel Shield Diffusion System, sehingga metformin dapat
diminum hanya satu kali saja dalam sehari. Dengan menggunakan teknik ini,
metformin yang terbungkus oleh matrix polimer akan dilepaskan secara perlahan-
lahan saat bereaksi dengan cairan di dalam lambung. Jika diminum sesudah
dilakukan oleh Blonde terhadap 471 pasien diabetes tipe 2 selama 2 tahun,
pasien yang sama dapat menurunkan kadar A1c yang tidak berbeda namun dengan
efek samping yang lebih rendah. Namun, jika digunakan pada pasien diabetes
yang baru tidak terdapat perbedaan efek samping antara metformin konvensional
atau dua kali sehari dengan dosis 1500 mg dalam waktu 24 minggu, menghasilkan
di mana A1c turun dari 8,22+0,25 menjadi 7,62+0,12 dan 8,70+0,25 menjadi
19
7,65+0,12, namun dengan efek samping nausea yang lebih minimal. Efek
mg sehari.1
dan 2x1000 mg selama 24 minggu ini, ternyata dapat menurunkan kadar A1c
sebesar 0,6%, 0,7%, 1%, 1% dan 1,2% dalam jangka waktu 12 minggu. Dosis
optimal dapat dicapai pada penggunaan 1500 mg. Pada penelitian ini juga terlihat
efek samping yang terjadi pada saluran pencernaan tidak berkaitan dengan
BAB III
PENUTUP
level gula darah dengan cara memperbaiki sensitivitas hepar dan jaringan perifer
20
terhadap insulin tanpa mempengaruhi sekresi insulin. Selain itu, metformin juga
berperan dalam perbaikan profil lipid dan aktivitas fibrinolitik. Metformin tidak
terdiagnosis setelah dewasa dan bila diet tidak berhasil, sebagai kombinasi terapi
pada penderita yang tidak responsif terhadap terapi tunggal sulfonilurea, serta
keadaan penyakit kronik akut yang berkaitan dengan hipoksia jaringan., keadaan
samping metformin yaitu gangguan GIT, penurunan absorbsi vit B12 dan folat
serta asidosis laktat (jarang). Untuk mengurangi efek samping yang sering terjadi,
metformin dapat diminum hanya satu kali saja dalam sehari. Dengan
menggunakan teknik ini, metformin yang terbungkus oleh matrix polimer akan
21