Anda di halaman 1dari 11

RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM PENERANGAN SEPEDA MOTOR

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTEK


PENDAHULUAN

PRAKERIN TBSM 2021 SMKN 1 GABUSWETAN - INDRAMAYU 162


Dalam program Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) berbasis project ini peserta didik
dituntun agar bisa menguasai pembelajaran baik secara teoristik maupun secara praktek. Untuk
itu kami mencoba untuk membuat sebuah media pembelajaran praktik berupa sistem penerangan
sepeda motor, yang mudah dan nyaman untuk digunakan agar memudahkan kami dalam proses
belajar pada bagian sistem penerangan sepeda motor.
Sebagai pelajar awal atau yang baru mengenal yang namanya sistem kelistrikan pasti
memiliki rasa bimbang atau ragu jika berhadapan langsung dengan sepeda motor atau bahkan
tidak tahu. Untuk mencegah keraguan yang dimiliki oleh para peserta didik sebagai pendidik
harus kreatif agar peserta didiknya mampu atau memiliki bekal sebelum berhadapan langsung
dengan sistem kelistrikan pada sepeda motor. Salah satunya adalah dengan pembuatan media
pembalajaran yaitu trainer sistem penerangan sepda motor.
Penggunaan trainer ini akan mempermudah para peserta didik dalam memahami tentang
rangkaian sistem kelistrikan sepeda motor. Sehingga suatu saat jika peserta didik berhadapan
langsung dengan sepeda motor mereka sudah memiliki bayangan atau pengetahuan tentang
sistem kelistrikan sepeda motor.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana cara membuat trainer sistem penerangan sepeda motor sebagai media
pembelajaran praktek ?
2. Bagaimana cara mengetahui kinerja dari trainer sistem penerangan sepeda motor sebagai
media pembelajaran praktek ?

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :


1. Membuat trainer sistem penerangan sepeda motor sebagai media pembelajaran praktek
2. Mengetahui kinerja trainer sistem penerangan sepeda motor yang dibuat.

Hasil penelitian pembuatan trainer sistem penerangan sepeda motor ini diharapkan
bermanfaat sebagai :
1. Trainer sistem penerangan sepeda motor dapat digunakan sebagai sarana praktik kegiatan
belajar mengajar di mata kulia sistem kelistrikan dan sebagai bekal saat mengajar di SMK
dalam mata pelajaran praktik kelistrikan.
Trainer sistem penerangan sepeda motor dapat digunakan dengan aman dan membantu
kegiatan belajar mengajar agar peserta didik lebih cepat memahami bagian sistem penerangan
pada sepeda motor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Desain

Gambar 2. Model desain rangka yang


dibuat

Gambar 3. Model desain papan media pembelajaran

Proses Pembuatan
Pemotongan bahan
Dalam proses pemotongan besi kotak ini, alat yang digunakan untuk memotong adalah
gerinda dengan mata gerinda potong. Besi
yang digunakan sebagai rangka adalah besi kotak 4x4. Berikut adalah gambar saat pengukuran dan
pemotong besi kotak.
Gambar 4. Pemotongan Besi

Perakitan rangka (mengelas)


Menyambung potongan-potongan besi kotak yang sudah dipotong menggunakan las listrik
dengan ukuran elektroda 2 mm.

Gambar 5. Proses Pengelasan Rangka

Proses pengeboran
Pengeboran lubang baut menggunakan bor listrik dengan ukuran mata bor 6cm, 8cm, 10cm.

Gambar 6. Proses Pengeboran

Proses Merapikan Kerangka


Merapikan atau membersihkan las dari terak las menggunakan sikat kawat. Selanjutnya
bagian yang dilakukan pengelasan diratakan dengan gerinda listrik menggunakan mata gerinda
penghalus.
Gambar 7. Proses Merapikan Rangka
Finishing/pengecatan
Proses finishing ini meliputi pendempulan, penghalusan bagian yang dilakukan pendempulan,
pengecatan primer (epoxy), pengecatan akhir.

Gambar 8. Saat Pendempulan


Pengecatan Primer
Proses dimana suatu obyek dilakukan pengecatan dasar sebelum obyek tersebut dilakukan
pengecatan akhir

Gambar 9. Pengecetan

Pemeriksaan Komponen
Pemeriksaan komponen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah komponen-
komponen dalam sistem penerangan sepeda motor yang dipakai masih dapat berfungsi dengan
baik atau tidak. Adapun komponen-komponen yang dilakukan pemeriksaan adalah sebagai
berikut : baterai, sekring (fuse), kunci kontak, lampu sein baik kanan dan kiri depan dan
belakang, lampu kepala (head lamp), lampu kota, lampu belakang, klakson (horn), saklar
klakson (horn), saklar lampu sein (turn light switch), saklar dim (dim switch), saklar lampu rem
(brake switch). Dari hasil tersebut semua komponen masih dalam kondisi baik.
Gambar 10. Contoh Pemeriksaan Beberapa Komponen

Perakitan komponen pada papan


Komponen-komponen sistem penerangan dipasang pada tempat-tempat yang sudah
disediakan pada papannya.

Gambar 11. Perakikatan Komponen

Proses penyambungan kabel


Menyambungkan kabel-kabel dengan menggunakan solder.

Gambar 12. Penyolderan Kabel-Kabel

Proses Pengujian
Pengujian fungsi komponen
1. Baterai
Hasil pengukuran yang diperoleh dari pengukuran tegangan baterai menggunakan
multimeter menunjukan angka 13 V.

Gambar 13. Hasil Pengujian Tegangan Baterai

2. Sekering (fuse)
Pengujian fungsi komponen sekering (fuse) ini hanya melakukan pengujian kontinuitas
terhadap sekering (fuse) dengan menggunakan multimeter.
Gambar 14. Pengujian Sekring

3. Kunci Kontak (ignition switch)


Pengujian fungsi kunci kontak yaitu melakukan pengujian kontinuitas pada kunci kontak
(ignition switch) dengan menggunakan multimeter.

Gambar 15. Pengujian kontinuitas Kunci Kontak

4. Lampu Kepala Jarak Jauh


kepala jarak jauh (head high lamp) dilakukan dengan menguji kontinuitas dengan
menggunakan multimeter.

Gambar 16. Pengujian Lampu jauh


5. Lampu Kepala Jarak Dekat
Lampu kepala jarak dekat (head low lamp) dilakukan dengan menguji kontinuitas.

Gambar 17. Pengujian Lampu Dekat

6. Dimmer Switch posisi Low


Pengujian Dimmer Switch dilakukan dengan menguji kontinuitas dengan menggunakan
multimeter.

Gambar 18. Dimmer Switch posisi Low

7. Dimmer Switch Posisi High


Pengujian Dimmer Switch dilakukan dengan menguji kontinuitas dengan menggunakan
multimeter.
8. Klakson
Pengujian pada klakson dilakukan dengan menguji kontinuitas saja apakah masih berfungsi
atau tidak.
9. Saklar Klakson (switch horn)
Pengujian saklar klakson dilakukan dengan menguji kontinuitas saklar klakson pada saat
saklar klakson pada posisi tertekan (ON) dan posisi OFF (bebas) dengan menggunakan
multimeter.
10.Saklar Rem (brake switch)
Pengujian saklar rem (brake switch) dilakukan dengan mengukur kontinuitas saklar rem
menggunakan multimeter.

Gambar 19. Saklar Rem


11.Lampu Sein
Pengujian yang dilakukan terhadap lampu sein kanan (right turn signal light) yakni dengan
menguji kontinuitas pada lampu sein kanan
12.Lampu Sein Kiri
Pengujian yang dilakukan terhadap lampu sein kiri (left turn signal light) yakni dengan
menguji kontinuitas pada lampu sein kiri.
13.Pengujian saklar lampu sein
1) Pengujian saklar lampu sein dilakukan dengan menguji kontinuitas saklar pada posisi R
(kanan) menggunakan multimeter.
2) Pengujian saklar lampu sein dilakukan dengan menguji kontinuitas saklar lampu sein
pada posisi L (kiri) menggunakan multimeter.
14.Pengujian pada flaser
Pengujian ini dilakukan dengan menguji kontinuitas saja apakah masih berfungsi atau tidak.

Gambar 20. Pengujian Flaser

Pengujian fungsi sistem


Pengujian fungsi sistem adalah pengujian pada saat semua komponen terpasang untuk
mengetahui apakah setiap sistem bekerja atau tidak.
1. Sistem penerangan
Dari hasil pengujian yang dilakukan semuanya berfungsi maka dapat disimpulkan bahwa
sistem penerangan dapat berfungsi dengan baik.
2. Sistem Lampu Tanda
Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem lampu tanda belok
dapat berfungsi dengan baik.
3. Pengujian Lampu Rem
Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem lampu rem dapat
berfungsi dengan baik.
4. Sistem klakson atau horn
Dari hasil pengujian fungsi sistem klakson (horn) diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
klakson (horn) dapat berfungsi dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai