Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dilihat dari segi penduduk 73,4% sebagian penduduk di dunia adalah remaja.

Indonesia menempati urutan nomor 5 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan

remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung pada tahun 2000

dihuni oleh 6,654 juta jiwa dengan jumlah remaja usia 10-15 tahun sebanyak 652.322

jiwa (Hasil Sensus BPS Lampung, 2000).

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang

sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa

dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan

sosial sebagai ciri dalam masa pubertas, dan dari berbagai ciri pubertas tersebut,

menstruasi merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas pria dan pubertas

wanita. Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali yang

sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang

remaja putri sedang menginjak dewasa, dan sebagai tanda sudah mampu hamil.

Namun perlu diingat bahwa jiwa remaja masih belum stabil dan belum mampu

mandiri secara ekonomi maupun sosial. Jadi ia belum siap untuk hamil, yang terbaik

adalah remaja putri mempersiapkan diri untuk mandiri, mencapai tingkat pendidikan

yang diwajibkan yaitu paling sedikit 9 tahun, memasuki pernikahan yang direstui
2

orang tua dan masyarakat, kemudian merencanakan kehamilan pada usia yang tepat

yaitu usia 20-30 tahun. Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi lebar,

yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun. Statistik

menunjukkan bahwa usia menstruasi dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan

kesehatan umum (Sarwono, 1999).

Pada umumnya remaja putri belajar tentang menstruasi dari ibunya, tapi tidak

semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada putrinya bahkan sebagian

enggan membicarakan secara terbuka sampai putrinya mengalami menstruasi.

Sehingga hal ini menimbulkan kecemasan pada anak, bahkan sering tumbuh

keyakinan bahwa menstruasi itu sesuatu yang tidak menyenangkan atau serius.

Dengan kata lain, dia mengembangkan sikap negatif tentang menstruasi. Ia

mungkin merasa malu dan melihatnya sebagai penyakit. Khususnya jika ketika

mengalaminya ia merasa letih atau terganggu (Manuaba, 1998).

Sejak tahun 2000, pemerintah mencanangkan suatu program yang

berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja yang sasarannya adalah siswa

SLTP, SLTA dan Remaja Karang Taruna. Pelaksanaan program ini secara lintas

sektoral instansi pemerintah dan swasta seperti Pemda, Dinas Kesehatan, BKKBN,

Polri dan LSM yang berasal dari masyarakat itu sendiri dengan tujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan wawasan remaja tentang kesehatan reproduksi dan

penyakit menular seksual (Llywellyn-Jones, 1997).

Batasan penelitian dalam penelitian pengetahuan remaja putri tentang

menstruasi di SMP Kartikatama Metro meliputi pengertian menstruasi, siklus


3

menstruasi dan gejala menstruasi. Dari hasil prasurvei terdapat 67 remaja putri siswi

kelas 1 di SMP Kartikatama Metro dan terdapat beberapa siswi yang belum mengerti

dengan jelas arti dari menstruasi, siklus menstruasi dan gejala yang menyertainya.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di SMP

Kartikatama Metro.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah :

1.2.1 Pada umumnya remaja putri belajar tentang menstruasi dari ibunya, tetapi

tidak semua ibu memberikan informasi yang jelas tentang menstruasi,

sehingga remaja putri dapat mengembangkan sikap negatif tentang

menstruasi.

1.2.2 Dari hasil prasurvey terdapat 67 remaja putri kelas 1 di SMP Kartikatama

Metro, dan terdapat beberapa siswi yang belum mengerti dengan jelas tentang

menstruasi.

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

”Bagaimana pengetahuan remaja putri kelas 1 tentang menstruasi di SMP

Kartikatama Metro tahun 2006?”


4

1.4 Pertanyaan Penelitian

Dari uraian latar belakang diatas, maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai

berikut :

1.4.1 Bagaimanakah pengetahuan remaja putri tentang pengertian menstruasi di

SMP Kartikatama Metro tahun 2006 ?

1.4.2 Bagaimanakah pengetahuan remaja putri tentang siklus menstruasi di SMP

Kartikatama Metro tahun 2006?

1.4.3 Bagaimanakah gambaran pengetahuan remaja putri tentang gejala menstruasi

di SMP Kartikatama Metro tahun 2006?

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang

menstruasi di SMP Kartikatama Metro tahun 2006.

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang pengertian

menstruasi di SMP Kartikatama Metro tahun 2006.

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang siklus menstruasi di

SMP Kartikatama Metro tahun 2006.

3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang gejala menstruasi di

SMP Kartikatama Metro tahun 2006.


5

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1.6.1 Bagi tempat penelitian

Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan remaja putri

tentang menstruasi.

1.6.2 Bagi Institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukkan untuk memperluas

wawasan mahasiswi jurusan kebidanan.

1.6.3 Bagi Peneliti

Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga

digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.6.4 Bagi Responden

Agar remaja putri di SMP Kartikatama Metro mendapat tambahan

pengetahuan tentang menstruasi.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai

berikut :

1. Jenis Penelitian : Deskriptif

2. Subyek Penelitian : Remaja putri siswi kelas 1 di SMP Kartikatama Metro

3. Obyek Penelitian : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi

4. Lokasi penelitian : Di SMP Kartikatama Metro.


6

5. Waktu Penelitian : Januari – Mei 2006

6. Alasan penelitian : Dari hasil prasurvey terdapat 67 remaja putri kelas 1 di SMP

Kartikatama Metro tahun 2006 dan terdapat beberapa siswi

yang belum mengerti dengan jelas tentang menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai