Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK TRANSFORMATOR

Jhonson Siburian
Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Darma Agung
Jl.Dr.TD. Pardede No.21 Medan

ABSTRAK
Kegagalan isolasi peralatan sistem tenaga listrik akan menimbulkan kerugian yang besar,
karena kegagalan ini mengakibatkan adanya pengeluaran uang untuk biaya penggantian
peralatan yang rusak dan mengakibatkan penjualan energi terganggu.Oleh karena itu
kualitas isolasi peralatan perlu diuji untuk menjamin bahwa peralatan dapat bekerja pada
tegangan keadaan normal.Di samping itu, isolasi peralatan perlu diuji untuk melihat
kemampuannya memikul tegangan lebih, sebab tegangan lebih dapat terjadi pada
tegangan listrik karena terjadinya hubung singkat 1 phasa ke tanah, atau karena adanya
sambaran petir pada komponen sistem maupun karena adanya proses hubung singkat
pada rangkaian sistem. Pengujian suatu peralatan sistem tenaga listrik tergantung pada
kerja peralatan dan jenis tegangan lebih yang mungkin dipikul peralatan tersebut.Jenis
tegangan yang mungkin diujikan dalam suatu peralatan adalah tegangan tinggi searah,
tegangan tinggi bolak-balik atau tegangan impuls.Pada umunya peralatan sistem tenaga
listrik diuji dengan tegangan tinggi bolak-balik dan impuls.Pengujian dengan tegangan
tinggi searah dilakukan hanya pada peralatan yang mempunyai kapasitansi yang besar,
misalnya kapasitor.

Keywords: Transformator, pengujiaan tegangan

1. PENDAHULUAN hanya kaki yang tengah-tengah dibelit


Transformator adalah suatu alat oleh kedua kumparan.
listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau 1.1. Keadaan Tanpa Beban
lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik Bila tegangan bolak-balik, V1
yang lain melalui suatu gandengan dihubungkan ke kumparan primer,
magnet dan berdasarkan prinsip induksi primer akan bekerja sebagai sebuah
– elektromagnet tanpa mengubah kumparan murni. Suatu gaya gerak listrik
frekuensinya.Pada umumnya (ggl) balik, E1 dihasilkan, yang mana
transformator terdiri dari sebuah tegangan ini berlawanan dan sama
inti,yang terbuat dari besi berlapis,dan dengan tegangan sumber, V1. Arus kecil
dua buah kumparan,yaitu kumparan mengalir di dalam primer, I1 dan cukup
primer dan kumparan skunder. Biasanya untuk mempertahankan fluksi di dalam
kumparan terbuat dari kawat tembaga inti, penurunan tegangan di dalam
yang dibelit seputar ”kaki” inti kumparan primer yang disebabkan
transformator. Secara umum dapat tersebut sangat kecil sehingga dapat
dibedakan dua jenis transformator diabaikan. Fluksi bolak-balik juga
menurut konstruksinya, yaitu tipe inti mencakup kumparan skunder, dengan
dan tipe cangkang. Pada tipe inti terdapat demikian akan menyebabkan E2
dua kaki dan masing-masing kaki dibelit terinduksi pada kumparan skunder.
oleh satu kumparan. Sedangkan tipe ø= ømaks sin wt
cangkang mempunyaitiga buah kaki, dan

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA,Volume VIII, Nomor 1, Maret 2019 : 21-28 21


Fluksi bolak-balik ini akan menghasilkan N1 IM = N1I1 – N2I2
tegangan induksi e1 ( Hukum Farraday ) N1 IM = N1 ( IM + I’2) – N2I2
e1 = - N1 Hingga,
N1 I’2 = N2I2
e1 = - N1 = - N1 Karena nilai IM dianggap kecil,
W maks Cos Wt (tertinggal 900 dari ) maka I’2 = I1
Jadi,
Harga efektifnya N1 I1 = N2I2 atau
E1 = = 4,44 N1 maks

Pada rangkaian sekunder, fluks ( ) 1.3 Nilai Nominal Daya, Tegangan,


bersama tadi menimbulkan Frekuensi
e1 = - N1 Normalisasi umum untuk daya nominal
e1 = -N2 w m Cos wt pada frekuensi 50 Hz dalam kVA menurut
E2 = 4,44 N2 f maks VDE adalah :
 Utuk transformator tiga fasa ( dalam
Sehingga :
kVA ) :
Dengan mengabaikan rugi tahanan dan 10, 20, 30, 50, 75, 100, 125, 160, 200,
adanya fluksi bocor. 250, 325, 400, 500, 630, 800, 1000,
= =a 1250, 1600, 2000, 2500, 3150, 4000,
Dimana : a = pebandingan tranformasi 5000, 6300, 8000, 10000.
 Untuk transformator satu fasa ( dalam
1.2. Keadaan Berbeban kVA ) :
Apabila kumparan skunder 1, 2, 3, 5, 7, 13, 20, 35, 50, 70.
dihubungkan dengan beban Z1, I2 Normalisasi umum untuk frekuensi
mengalir pada kumparan sekunder, adalah 50 Hz. Di Amerika serikat
adalah 60 Hz. Sedangkan di Jepang
dimana I2 = dengan 2 = factor kerja
dipakai baik 50 Hz maupun 60 Hz.
beban. Normalisasi tegangan menurut VDE
Efek I2 akan menimbulkan gaya gerak adalah :
magnet (ggm) N2I2 yang cenderung  Untuk tegangan rendah ( dalam V ) :
melawan fluksi ( bersama yang 125, 220, 380, dan 500.
dibangkitkan oleh primer yang telah ada  Untuk tegangan tinggi ( dalam kV ) :3,
akibat arus pemagnetan IM. Agar fluksi 5, 6, 10, 15, 20, 25, 30, 60, 110, 220,
bersama tidak berubah nilainya, pada dan 380.
kumparan primer harus mengalir arus I 2
yang dibangkitkan oleh arus beban I2, 2. PERANGKAT TRANSFORMATOR
sehingga keseluruhan arus yang mengalir Transformator terdiri atas beberapa
pada kumparan primer menjadi : bagian yang mempunyai fungsi masing-
I 1 = I0 + I’ 2 masing:
Bila rugi besi diabaikan (Ic diabaikan) 1. Inti Besi
maka I0 = IM 2. Kumparan Trafo
I 1 = IM + I’ 2 3. Kumparan tertier
Untuk menjaga agar fluksi tetap tidak 4. Minyak trafo
berubah sebesar ggm yang dihasilkan 5. Bushing
oleh arus pemagnetan IM saja, berlaku 6. Tangki dan Konsevator
hubungan :

Karakteristik Transformator
22
( Jhonson Siburian)
2.1 Inti Besi minyak dapat mengendap dengan
Inti besi berfungsi untuk cepat.
mempermudah jalan fluksi, yang  Memiliki viskositas yang rendah
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui agar lebih mudah bersirkulasi
kumparan. Dibuat dari lempengan- sehingga pendingin menjadi lebih
lempengan atau plat-plat tipis dari baik.
campuran besi khusus yang berisi sedikit  Memiliki titik nyala yang tingi, tidak
silikon. Laminasi-laminasi saling mudah menguap yang dapat
terisolasi, untuk mengurangi panas membahayakan.
(sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan  Tidak merusak bahan isolasi yang
oleh “Eddy Current”, dan dijepit secara padat.
kuat agar tidak terjadi getaran-getaran.  Memilki sifat kimia yang stabil.
 Tidak bereaksi secara kimiawi
2.2 Kumparan Trafo dengan logam dan bahan isolasi.
Beberapa lilitan kawat berisolasi
membentuk suatu kumparan. Kumparan 2.4 Bushing
tersebut diisolasi baik terhadap inti besi Hubungan antara kumparan trafo ke
maupun terhadap kumparan lain dengan jaringan luar melalui sebuah bushing,
isolasi padat, seperti karton, pertinax dan yaitu sebuah konduktor yang diselubungi
lain-lain. oleh isolator, yang sekali berfungsi
Umumnya pada trafo terdapat sebagai penyekat antara konduktor
kumparan primer dan skunder. Bila dengan tangki trafo.
kumparan primer dihubungkan dengan
tegangan atau arus bolak-balik maka pada 2.5 Tangki dan Konservator
kumparan tersebut timbul fluksi yang Pada umumnya bagia-bagian dari
menginduksikan tegangan, bila pada trafo yang terendam minyak trafo berada
rangkaian skunder diberi beban maka (ditempatkan) dalam tangki. Untuk
akan mengalir arus pada kumparan menampung pemuaian minyak trafo,
sebagai alat transformasi tegangan dan tangki dilengkapi dengan konservator.
arus. Konservator senantiasa berisi sebagian
minyak, guna menjamin bahwa tangki
2.3 Minyak Trafo transformator berisi minyak penuh dan
Sebagian besar trafo daya, kumparan- juga membantu menghindari absorpsi
kumparan dan intinya direndam dalam kelembaban dari atmosfer oleh minyak
minyak trafo, terutama trafo-trafo daya tangki.
berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai media pemindah 2.6 Peralatan Bantu
panas dan sebagai isolasi (daya tegangan Peralatan bantu yang terdapat pada
tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagi trafo daya terdiri dari :
media pendingin dan isolasi. 1. Pendingin Trafo
Untuk itu minyak trafo harus memenuhi 2. Tap Changer (Perubah tap)
persyaratan sebagai berikut : 3. Alat Pernapasan
 Memiliki kekuatan isolasi yang 4. Indikator
tinggi.
 Penyalur panas yang baik dan 3. PENGUJIAN TRANSFORMATOR DAYA
memiliki berat jenis yang kecil, Banyaknya jenis pengujian yang
sehingga partikel-partikel dalam dilakukan tergantung kepada jenis

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA,Volume VIII, Nomor 1, Maret 2019 : 21-28 23


peralatan. Jenis pengujian yang umum Pengujian dilakukan terhadap
dilakukan terhadap trafo daya adalah : dielektrik yang mengisolir kumparan
1. Pengujian ketahanan AC frekuensi dengan tanah dan dielektrik yang
rendah mengisolir kumparan tegangan tinggi
2. Pengujian impuls dengan kumparan tegangan rendah.
3. Pengakuan tg δ
4. Pengukuran tahanan isolasi 3.2. Pengujian Tegangan Impuls
5. Pengujian minyak trafo Pengujian impuls adalah pengujian
dengan memberi tegangan lebih sesaat
3.1 Pengujian Ketahanan AC bentuk gelombang tertentu.
Frekuensi Rendah Pengujian impuls ini dimaksudkan
Pengujian ini dilakukan untuk untuk mengetahui kemampuan dielektrik
menguji ketahanan isolasi kumparan dari sistem isolasi trafo terhadap surja
memikul tegangan lebih AC, sebab saat petir. Pengujian impuls terdiri dari
trafo beroperasi mungkin memikul pengujian impuls penuh dan impuls
tegangan tegangan lebih AC. Tegangan terpotong. Pengujian impuls terpotong
pengujian dan waktu pengujian perlu dilakukan karena adakalanya trafo
tergantung pada tempat pengujian. daya mengalami tegangan lebih impuls
Tegangan pengujian di pabrik dilakukan terpotong. Hal ini terjadi jika tegangan
selama 1 menit, sedangkan pengujian di lebih surja petir merambat menuju trafo
lapangan dilakukan selama 10 menit. dan dalam perjalanannya terjadi lewat
denyar pada isolator transmisi atau pada
Tabel 1. Tegangan Pengujian bushing trafo. Peristiwa ini
Ketahanan Trafo di pabrik ( Standar mengakibatkan tegangan tiba-tiba
IEC ) menjadi nol. Sehingga tegangan yang
Tegangan Efektif Tegangan sampai ke kumparan trafo berupa impuls
Tertinggi ( kV ) Pengujian terpotong.
1 Menit ( kV )
<1,1 3 3.3. Pengukuran Rugi-rugi dielektrik
3,6 10 (Tg δ)
7,2 20 Rugi-rugi dielektrik dapat diperoleh
12 28 melalui persamaan sebagai berikut :
17,5 38 Pd = V Sin = Ce V2 Tg
24 50 Rugi-rugi dielektrik menimbulkan
36 70 panas yang dapat menaikkan temperatur
72 95 dielektrik dan pada akhirnya dapat
mempercepat penuaan dielektrik. Rugi-
Tabel 2. Tegangan Pengujian rugi dielektrik juga tergantung kepada Tg
Ketahanan Trafo di Lapangan 10 menit , yang disebut faktor rugi-rugi dielektrik.
( Standar IEC ) Faktor rugi-rugi dielektrik tergantung
Tegangan Kerja Tegangan kepada jenis bahan dielektrik. Jika Tg
maksimum(volt) Pengujian besar, maka rugi-rugi dielektrik makin
(volt) besar.
V< 7000 0,5 V – 500 V
7000 < V < 50000 1,25 V – 11 kV 3.4. Pengukuran Tahanan Isolasi
V < 50000 1,1 V – 63 kV Pengukuran tahanan isolasi dilakukan
pada awal pengujian dimaksudkan untuk

Karakteristik Transformator
24
( Jhonson Siburian)
mengetahui secara dini kondisi isolasi 4.2 Pengukuran Tahanan Isolasi
trafo. Untuk menghindari kegagalan yang 4.2.1 Data Test Tahanan Isolasi
fatal dan pengujian selanjutnya,  Temperatur pengujian ( t ) = 280 C
pengukuran dilakukan antara :  Alat test : Megger 5000 Volt
 Sisi HV – LV Kyoritsu
 Sisi HV – Ground Dari hasil pengukuran yang telah
 Sisi LV – Ground dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
Tahanan isolasi trafo yang baik adalah :  Sisi LV – Ground : 30 MOhm
R≥ V Mohm  Sisi LV – HV : 30 MOhm
S + 1000  Sisi HV – Ground : 25 Mohm
dimana :
V = Tegangan nominal (volt) 4.2.2 Analisis Data Tahanan Isolasi
S = Kapasitas trafo (kVA) Untuk menentukan tahanan isolasi
trafo baik atau tidak dapat ditentukan
3.5. Pengukuran Tegangan Tembus dari,
Minyak Trafo R = V2 (MOhm)
Isolasi trafo daya yang terbesar S + 1000
volumenya adalah minyak trafo. Di R = (20.103)2= 0,013 Mohm
samping sebagai isolasi, minyak juga 30.103 + 1000
berperan sebagai media pendingin. Oleh Tahanan Trafo yang baik adalah :
karena adanya pengotoran dan reaksi R ≥ V2 (MOhm)
kimia yang terjadi pada minyak, maka S + 1000
komposisi minyak dapat berubah Dari perhitungan tahanan isolasi
sehingga kekuatan dielektriknya juga diperoleh R ≥ 0,013 MOhm, maka tahanan
berubah. Itu sebabnya perlu pengujian isolasi trafo dapat dinyatakan lulus uji.
rutin terhadap minyak trafo, khusunya
pengujian tegangan tembus. Jika hasil 4.3Pengujian Tegangan Tembus
pengujian yang diperoleh sama dengan Minyak Trafo
atau lebih besar dari 60 kV, maka kualitas 4.3.1 Data Test Tegangan Tembus
minyak dinyatakan baik. Minyak Trafo
 Temperatur pengujian ( t ) : 300
4. PENGUKURAN DAN PENGUJIAN  Jarak sela ( S ) : 2.5 mm
TRANSFORMATOR DAYA  Diameter elektroda ( D ) : 36 mm
4.1. Metode Pengukuran dan Pengujian
Transformator Daya Tabel 3 Data Pengukuran
Spesifikasi transformator daya : Tegangan TembusMinyak Trafo
3 phasa – 50 Hz – 30 MVA – 20 / 150 kV Waktu Tegangan
ONAN / ONAF / - UNINDO Thn 1988 ( menit ) Tembus (kV ) Xi2
Type TTUS 150 / 3000 Xi
Standar IEC – 76/ 1976 No Seri :
5 67 4489
A861539-01
5 66 4356
Impedansi : 12,49 % , Current : 115,1 /
5 66 4356
866 Amp
5 65 4225
Oil : Shell Diala – B
5 66 4356
∑ xi = 330 ∑ xi = 21782
2

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA,Volume VIII, Nomor 1, Maret 2019 : 21-28 25


4.3.2 Analisis Data Tegangan Tembus
=√ =
Minyak Trafo
Dari Tabel 3 nilai rata-rata tegangan
√ = 0,7 kV
tembus minyak trafo adalah 66 KV
Nilai rata-rata yang diperoleh ternyata
lebih besar dari 60 kV, maka kualitas Dengan deviasi standar sebesar 0,7 kV,
minyak trafo dinyatakan baik dengan maka tegangan tembus mempunyai nilai
deviasi standar dari tegangan tembus (harga) penyimpangan / kesalahan yang
minyak trafo adalah terletak di antara 0,7 kV.
∑ ∑
2 =
4.4 Pengukuran Rugi- rugi Dielektrik
∑ ∑ ( Tg δ)
=√
4.4.1Data Test Pengukuran Tg δ
 Frekuensi : 50 Hz
 Jarak sela ( d ) : 2,5 mm

Tabel 4 Data Pengukuran Tg δ


Teg Kapasitas ( nF ) Tg δ ( % )
Uji Awal Akhir Awal Akhir
( kV xi x i2 xi x i2 xi x i2 xi xi2
)
1 1,15 1,3225 1,06 1,1236 4,8 23,04 4,8 23,04
2 1,06 1,1236 1,06 1,1236 4,8 23,04 4,8 23,04
3 1,06 1,1236 1,06 1,1236 4,8 23,04 4,8 23,04
4 1,06 1,1236 1,07 1,1449 4,8 23,04 4,8 23,04
5 1,07 1,1449 1,06 1,1236 4,8 23,04 4,8 23,04
6 1,06 1,1236 1,06 1,1236 4,8 23,04 4,8 23,04
7 1,06 1,1236 1,06 1,1236 4,8 23,04 4,8 23,04
∑=7,52 ∑=8,0854 ∑=7,43 ∑ =7,8865 ∑=33,6 ∑ =161 ∑=33,6 ∑ =161,28

4.4.2 Analisis Data Pengukuran Tg δ


Rugi-rugi dielektrik dari suatu isolasi dengan kapasitas C pada frekuensi jaringan ω
dapat dihitung dengan menggunakan factor disipasi ( Tg δ) seperti persamaan 3.7 :
Pdiel = V2 ωCTgδ
dimana :
ω=2
Rata-rata pengukuran awal kapasitas :
X= = = 1,07 nF
Dengan deviasi
∑ ∑
2 =
∑ ∑
=√

awal =√ =√ = 0,03 nF

Karakteristik Transformator
26
( Jhonson Siburian)
Dengan deviasi standar 0,03 nF, maka penyimpanan / kesalahan kapasitansi awal
terletak diantara 0,03 nF.
Rata-rata pengukuran akhir kapasitansi :
X= = = 1,06 nF
Deviasi standar kapasitansi akhir :
∑ ∑
=√

akhir =√ =√ = 0,15 nF
Dengan deviasi standar 0,15 nF maka penyimpangan / kesalahan kapasitansi akhir
terletak di antara 0,15 nF.
Rata-rata pengukuran Tg δ awal dan Tg δ akhir :
X= = = 4,8 %
Karena Tg δ awal dan Tg δ akhir mempunyai nilai yang sama, maka deviasi standar
yang diperoleh juga sama, yaitu :
∑ ∑
=√

=√ =√ =0
Dengan deviasi standar nol maka tidak terjadi penyimpangan / kesalahan pada
Tgδ awal dan Tg δ akhir.
Pdiel = V2 ωCTgδ
Pdiel1 = (1.103)2 x314x1,07.10-9 x0,048 = 0,016 W
Pdiel2 = (2.103)2 x314x1,07.10-9 x0,048 = 0,0645 W
Pdiel3 = (3.103)2 x314x1,07.10-9 x0,048 = 0,145 W
Pdiel4 = (4.103)2 x314x1,07.10-9 x0,048 = 0,258 W
Pdiel5 = (5.103)2 x314x1,07.10-9 x0,048 = 0,403 W
Pdiel6 = (6.103)2 x314x1,07.10-9 x0,048 = 0,580 W
Pdie7 = (7.103)2 x314x1,07.10-9 x0,048 = 0,790 W
Dari pengukuran Tg δ diperoleh, dengan tegangan uji yang berubah-ubah, dan nilai Tg δ
yang konstan, maka rugi-rugi dielektrik yang dihasilkan pun semakin besar.

4.5 Pengujian Frekuensi Tinggi kV) dan sisi TT (150 kV) ternyata
4.5.1 Data Test Frekuensi Tegangan dihasilkan tegangan yang melebihi
tinggi tegangan uji, maka dapat disimpulkan
 Frekuensi : 350 Hz kondisi trafo baik atau lulus uji.
 Waktu : 17 detik
Dari hasil pengukuran yang telah 5. KESIMPULAN
dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Dari data dan analisis pengukuran
 Sisi TM : 30 kV tahanan isolasi diperoleh :
 Sisi TT : 225 kV R ≥ 0,013 MOhm , maka tahanan
isolasi dinyatakan lulus uji ( baik ).
4.5.2 Analisis Frekuensi Tegangan 2. Dari pengukuran frekuensi tegangan
Tinggi tinggi diperoleh tegangan yang
Dari data dapat dilihat bahwa saat melebihi tegangan uji yang diberikan,
diberikan tegangan uji pada sisi TM (20 maka trafo dinyatakan lulus uji (baik)

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA,Volume VIII, Nomor 1, Maret 2019 : 21-28 27


3. Dari pengukuran tegangan tembus [3] Elgerd , Olle I. Basic Electric Power
minyak trafo, diperoleh tegangan Engineering, Addison- Wesley
tembus > 60 KV, maka minyak trafo Series Publishing, Inc, 1997.
dinyatakan lulus uji ( baik ), dengan [4] Kadir, Abdul. Transformator, PT.
deviasi standar 0,7 kV. Gramedia, Jakarta, 1989.
4. Dari pengukuran Tg δ diperoleh [5] Kadir, Abdul. Pembangkit Tenaga
dengan tegangan uji yang berubah- Listrik, UI Press, Jakarta, 1990.
ubah, dan nilai Tg δ yang konstan, [6] Kind, Dieter. Praktikum Teknik
maka rugi-rugi dielektrik yang Tegangan Tinggi di
dihasilkan pun semakin besar. Laboratorium, Penerbit ITB
Bandung. 1993.
DAFTAR PUSTAKA [7] Sudjana, Metoda Statistika, Edisi ke
[1] Arismunandar, Artono. Teknik 5, Penerbit Tarsito, Bandung 1992.
Tegangan Tinggi. [8] Tobing, Bonggas L. Dasar Teknik
PT Pradnya Paramita, Jakarta,1988 Pengujian Tegangan Tinggi, USU,
[2]Abduh, Syamsir. Dasar Medan 1998.
Pembangkitan dan Pengukuran [9] Zuhal, Dasar Tenaga Listrik,
Teknik Tegangan Tinggi, Penerbit Penerbit ITB Bandung, 1986.
Salemba Teknika, 2001

Karakteristik Transformator
28
( Jhonson Siburian)

Anda mungkin juga menyukai