MAKALAH
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Kelas B
Dengan menyebut nama Allah swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., karena
makalah yang berjudul “Penyediaan dan produksi barang publik”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ekonomi publik.
non- ekslusif. Non- rival artinya konsumsi dalam suatu barang oleh individu
tidak akan mengurangi jumlah barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh
kesulitan. Akan tetapi, atas bantuan dari semua pihak kesulitan yang penulis
hadapi dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
1. Rendra Gumilar., S.Pd., M.Pd. selaku dosen ekonomi publik yang telah
terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk
ii
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
1. Simpulan.............................................................................................. 14
2. Saran.................................................................................................... 14
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu ekonomi merupakan suatu bidang keilmuan yang mempelajari
perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Dalam
praktiknya, ketidak seimbangan antara alat pemuah kebutuhan yang
jumlahnya terbatas harus bisa dipenuhi untuk kebutuhan manusia itu
sediri. Maka dari itu, peran sektor publik dalah untuk memberikan suatu
solusi dalam mengatasi permasalahan didalamnya.
Ilmu Ekonomi Publik merupakan sebuah cabang dari ilmu ekonomi
yang menelaah masalah- masalah ekonomi yang menyangkut dengan
khalayak ramai (publik, masyarakat, pemerintah, negara). Yang berfungsi
sebagai alat penganalisis kebijakan yang dilakukan sektor publik
diantaranya; subsidi/ pajak,regulasi/ deregulasi, nasionalisasi/ privatisasi,
sistem jaminan sosial, ketahanan pangan, kebijakan tekhnologi,dsb.
Barang publik merupakan suatu barang yang apabila dikonsumsi oleh
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang
tersebut. Bisa dikatakan bahwa barang publik adalah barang untuk
masyarakat secara umum. Seperti; jalan, jembatan, gedung, kendaraan
publik, dsb.
2. Rumusan Masalah
2.1. Apa yang dimaksud dengan Barang Publik?
2.2. Bagaimana Penyediaan Barang Publik oleh pihak Swasta dan
Negara?
2.3. Apa masalah dalam penyediaan Barang Publik?
2.4. Bagaimana penyelesaian dalam mengatasi penyediaan barang
Publik?
2.5. Bagaimana langkah- langkah Produksi Baran Publik?
2
3. Tujuan Makalah
3.1. Mendeskripsikam pengertian dari barang publik
3.2. Menjelaskan penyediaan barang publik oleh swasta dan negara
3.3. Mendeskripsikan masalah- masalah dalam penyediaan barang
publik
3.4. Analisis penyelesaian masalah dalam penyedian barang publik
3.5. Analisis produksi barang publik
4. Manfaat Makalah
Secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk mengembangkan
pengetahuan dalam pemahaman materi mengenai penyediaan dan produksi
barang publik.
Secara praktis makalah ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan dan
referensi bagi pencari informasi mengenai barang publik terutama bagi
pelajar, mahasiswa, tenaga pengajar, serta masyarakat.
5. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif. Melalui
metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara
jelas dan komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan
menggunakan teknik studi pustaka. Artinya, penulis mengambil data
melalui kegiatan membaca dari berbagai literatur yang relevan dengan
tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis melalui
kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data yang
diperoleh dalam konteks tema makalah.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Barang Publik
Barang Publik (Public Goods) merupakan barang, jasa atau sistem
yang harus disiapkan oleh pemerintah dalam rangka memberikan
pelayanan kepada setiap warga negaranya dalam rangka memenuhi hajat
hidup orang banyak. Di Indonesia, barang publik tercantum dalam Pasal
33 Undang- Undang Dasar 1945 yang mengatur tentang Pengertian
Perekonomian, Pemanfaatan SDA, dan Prinsip Perekonomian Nasional.
Pengelompokkan Barang Publik dibagi kedalab (KIB) kartu
inventaris barang adalah Kartu untuk mencatat barang-barang inventaris
secara tersendiri atau kumpulan/kolektif dilengkapi data asal, volume,
kapasitas, merk, type, nilai/harga, dan data lain mengenai barang tersebut
yang diperlukan untuk inventarisasi maupun tujuan lain dan dipergunakan
selama barang itu belum dihapuskan, KIB terdiri dari :
Kartu Inventaris Barang A: Dipergunakan untuk mencatat setiap
tanah yang dimiliki.
Kartu Inventaris Barang B: Dipergunakan untuk mencatat seluruh
jenis mesin dan peralatan.
Kartu Inventaris Barang C: Dipergunakan untuk mencatat seluruh
gedung dan bangunan.
Kartu Inventaris Barang D: Dipergunakan untuk mencatat setiap
jalan irigasi dan jaringan.
Kartu Inventaris Barang E: Dipergunakan untuk mencatat asset
tetap lainnya.
Kartu Inventaris Barang F : Dipergunakan untuk mencatat
konstruksi dalam pengerjaan.
3
4
usaha orang lain. Beberapa cara yang praktis dan komprehensif untuk
menghindari free riders dapat dilakukan pemerintah kepada mereka yang
mencari keuntungan diantaranya dengan memberikan sanksi secara tegas
dan keras, pencabutan izin operasional, dan melakukan tindakan paksa
untuk memberikan kontribusi kepada negara berupa pungutan pajak yang
tinggi.
Berikut kelebihan dan kekurangan penyediaan barang publik
dan swasta:
Rosen (2010) mengemukakakan pertimbangan dalam
penyediaan barang publik, oleh pemerintah atau swasta adalah apakah
masyarakat menjadi lebih baik jika barang dan jasa yang saat ini
disediakan oleh pemerintah, kemudian disediakan oleh swasta, sehingga
faktor kunci yang menentukan adalah yang mana lebih efisien dalam pasar
(Sabarrudin,2012). Pada sisi ini, efisiensi penyediaan barang publik sulit
dilakukan dengan mengandalkan mekanisme pasar, karena berkebalikan
dengan sifat nonrival dan nonexcludable.
Di Indonesia sendiri, penyediaan barang publik sepenuhnya
oleh swasta masih mengalami banyak penolakan, karena berkebalikan
dengan prinsip sistem ekonomi demokrasi, yaitu cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara. UUD 1945 memang tidak menutup adanya
partisipasi swasta tapi tidak boleh menghilangkan penguasaan oleh negara.
Akhirnya berkembanglah konsep public-private partnership (PPP) atau
kerjasama pemerintah dan swasta dalam penyediaan barang publik yang
didasari oleh pemikiran bahwa model tersebut akan mampu menghasilkan
penyediaan barang publik yang optimal. Pada public-private
partnership (PPP), pemerintah masih memegang peranan dan kontrol pada
penyediaan barang publik. Pada pelaksanaan kerjasama ini, pemerintah
harus dapat memastikan betul bahwa penyediaan barang publik yang
dilakukan swasta dilakukan karena motif sosial bukan semata-mata
10
mencari keuntungan, sehingga tetap dapat menjaga hak rakyat atas barang
publik.
Secara klasik, kartel dapat dilakukan melalui tiga hal yaitu harga,
produksi, dan wilayah pemasaran. Kartel adalah “pelaku usaha
dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaing, yang
bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan
atau pemasaran barang atau jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Indikasi
terjadinya kartel jika suatu industri hanya mempunyai beberapa pemain
yang mendominasi pasar. Keadaan demikian dapat mengambil
tindakan bersama dengan tujuan memperkuat kekutan ekonomi mereka
dan mempertinggi keuntungan. Ini akan mendorong mereka untuk
membatasi tingkat produksi maupun tingkat harga melalui kesepakatan
bersama diantara mereka. Kesemuanya dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya persaingan yang merugikan mereka sendiri.
sebagai Free rider dalam artian semua orang tidak ingin mengeluarkan
biayapun untuk menikmati barang tersebut maka hal tersebut akan
merugikan orang lain. Dimana nantinya lama kelamaan orang yang
dirugikan tersebut akan berhenti untuk mengelola barang tersebut dan
nantinya barang tersebut dapat rusak, tidak terurus dan bahkan tidak
dapat digunakan lagi. Hal inilah yang mengakibatkan swasta gagal atau
tidak mau untuk menyediakan barang public atau barang bersama
karena nantinya tidak akan ada yang mau membayar sehingga swasta
akan mengalami kerugian.
4.1.Kebijakan Pemerintah
Dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Tahun 1945 Alinea- 4
“Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Merupakan gambaran dari kewajiban negara untuk
memenuhi atau memperoleh barang publik (Public Good) bagi
masayarakatnya. Adapun penyediaan barang publik diatur dalam Pasal
33 Undang- Undang Dasar 1945 yang mengatur tentang Pengertian
14
1. Kesimpulan
Barang Publik (Public Goods) merupakan barang, jasa atau sistem
yang harus disiapkan oleh pemerintah dalam rangka memberikan
pelayanan kepada setiap warga negaranya dalam rangka memenuhi hajat
hidup orang banyak. Di Indonesia, barang publik tercantum dalam Pasal
33 Undang- Undang Dasar 1945 yang mengatur tentang Pengertian
Perekonomian, Pemanfaatan SDA, dan Prinsip Perekonomian Nasional.
(Hoppe, 2010) memberi penjelasan, the so-called monopoly problem
allegedly associated with a pure market system was in fact demonstrated
not to constitute any special problem at all. Realitas ekonomi akan
memaksa setiap organisasi dan individu untuk berkompetisi. Kompetitif
yang ideal akan menghasilkan alokasi barang yang hemat, namun
kompetitif tidak selalu ideal dan bahkan cenderung terjadi persaingan yang
tidak sehat yang akan memunculkan masalah, kompetitif yang ideal akan
memaksimalkan perilaku orang.
Alur produksi barang publik merupakan suatu tahapan dari
perencanaan sampai kepada pelaporan atau bahkan pelelangan dan
penghapusan dari barang publik.
2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat membantu penulis dan
teman-teman selaku pembaca dalam mengembangkan pengetahuan
mengenai penyediaan dan produksi barang publik guna mengembangkan
ilmu pengetahuan mengenai dunia pengelolaan barang. Penulis harap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
15