NPM : 0118101182
Kelas : E
TUGAS RESUME MATERI MANAJEMEN RESIKO
Manajemen risiko merupakan suatu proses yang di lakukan secara terstruktur dan sistematis
dalam mengidentifikasi sebuah data, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif
penanganan resiko, dan memonitor dan mengendalikan dalam penanganan resiko.
Manajemen resiko adalah suatu tahapan ilmu yang telah membahas tentang bagaimana suatu
organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan
mempersiapkan berbagai pendekatan manajemen secara lengkap dan sistematis.
3. Menurut Darmawi
Manajemen resiko adalah suatu tindakan untuk memahami, menganalisis serta mengatur risiko
dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan efektifitas dan efisiensi
yang lebih tinggi dan baik.
1. Menetapkan risiko-risiko
yang ada di dalam perusahaan telah teridentifikasi dan dinilai, serta sudahdibuatkan rencana
tindakan untuk mencegah dampak dan sesuatu yang akan terjadinya.
tindakan yang akan dilaksanakan secara efektif dan dapat meminimalisasi dampak dan
kemungkinan terjadi dalam risikomanajemen.
dengan semua risiko yang dapat menghalangi proses perusahaan yang akan diidentifikasikan
dengan benar, terlibat cara untuk menyelesaikan masalah kelancaran proses perusahaan telah
diantisipasi sebelumnya sehingga jika akan terjadi gangguan tersebut terjadi, perushaan dengan
siap untuk menyelesaikan dengan baik.
dalam pengambilan keputusan dengan memberi informasi terhadap risiko-risiko yang ada di
perusahaan, baik risiko strategis maupun kegiatan fungsi-fungsi/proses bisnis di unit kerja.
5. lebih dapat menjamin
yang wajar atas pencapaian sasaran perusahaan dengan terselenggaranya manajemen yang lebih
efektif dan efisien, hubungan dengan pemangku kepentingan yang semakin membaik,
kemampuan mengatasi risiko perusahaan yang juga telah meningkatkan, termasuk risiko
kepatuhan dan hukuman.
Dalam suatu tujuan sebelum terjadinya risiko tersebut antara lain adalah mengetahui
tentang:
Kelemahan yang berlebihan akan berdapak pada risiko akan menyebabkan usaha perusahaan
stagnan tidak berjalan dengan lancar dan berakhir pada kehancuran bisnis itu sendiri yang telah
di bangun. Risiko bukan untuk cegah, akan tetapi dilawan dengan penuh sengat akn keberhasilan
dalam perusahaan.
1. Risiko Reputasi
Reputasi merupakan hal yang sangat vital dalam suatu perusahaan. Momen suatu reputasi jatuh,
maka kehancuran suatu perusahaan pasti akan melanda didepan mata sesuatu yang bisa
dilakukan manajemen puncak untuk pemulihan risiko reputasi:
Mengakui bahaya dalam risiko yang telah di ambil, Mengevaluasi dampak dari risiko dari
perusahaan terhadap keputusan yang di ambil,Mengelompokan sumber daya yang luas untuk
pengendalian perusahaan,Mencoba mendapatkan kembali reputasi perusahaan dan keyakinan
partner dengan berbagai strategi,Melakukan prosedur pembatasan kerusakan lebih lanjut dimasa
akan datang
2. Risiko Pasar
Risiko pasar berkaitan dengan perubahan harga pasar yang bisa merugikan suatu perusahaan
ataupun bisa menguntungkan. Misalkan adanya penurunan harga saham yang mengakibatkan
penurunan nilai pasar saham perusahaan tersebut. Hal ini akan berpengaruh terhadap perusahaan
sehingga dapat merugikan perusahaan karena harga saham bergerak pada arah yang tidak
menguntungkan.
3. Risiko Kredit
Risiko ini sering terjadi pada perusahaan yang menjalankan skema penjualan secara kredit.
Risiko ini juga bisa berdampak kepada perusahaan yang bergerak dalam bidang lembaga
keuangan. Risiko ini merupakan bahaya lama yang disebabkan ketidakmampuan untuk membuat
perjanjian (pinjam meminjam) dalam mitra bisnis. Perusahaan harus bisa menjalankan
manajemen utang dengan baik. Termasuk harus mengetahui tingkat kesehatan perusahaan yang
akan menjadi mitra bisnisnya. Sehingga nantinya bisa mengetahui apakah perusahaan tersebut
memiliki kemampuan untuk membayar pinjamannya.
4. Risiko Operasional
Risiko yang terjadi karena kurang berfungsinya suatu proses internal, kesalahan sumber daya
manusia, kegagalan sistem atau adanya masalah di luar perusahaan. Risiko ini akan
menyebabkan kerugian yang dapat berpengaruh akan hilangnya potensi keuntungan bagi
perusahaan.
Penetapan konteks manajemen risiko melakukan penetapan tujuan, strategi, ruang lingkup dan
parameter-parameter lain yang berkaitan dengan proses pengelolaan risiko suatu perusahaan.
Proses ini menunjukkan kaitan atau hubungan antara permasalahan hal yang akan dikelola
risikonya dengan lingkungan perusahaan (eksternal & internal), proses manajemen risiko, dan
ukuran atau kriteria risiko yang hendak dijadikan standar.
Penilaian risiko meliputi tahapan identifikasi risiko yang bertujuan untuk mengelola risiko-risiko
yang dapat memengaruhi pencapaian sasaran organisasi. Berdasarkan risiko-risiko yang telah di
dapat dapat disusun sebuah daftar risiko untuk kemudian dilakukan pengukuran risiko untuk
melihat tingkatan risiko.Proses pengukuran risiko terdapat analisis risiko yang bertujuan untuk
menganalisis kemungkinan dan dampak dari risiko yang telah diindentifikasi. Hasil pengukuran
terhadap status risiko yang menampilkan ukuran tingkatan risiko dan peta risiko yang
merencanakan gambaran sebaran risiko dalam suatu peta.
Tahapan lainnya dalam penilaian risiko adalah mengukur risiko yang ditujukkan untuk
membedakan dibandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko yang telah ditentukan
untuk menetapkan sebagai dasar penerapan penanganan risiko.
Penanganan risiko adalah berupa perencanaan atas mitigasi risiko-risiko untuk memperoleh cara
alternatif solusinya agar penanganan risiko dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Ada
beberapa alternatif penangangan risiko yang dapat diambil antara lain yang bertujuan untuk
menghindari risiko, memitigasi risiko untuk mengurangi kemungkinan atau dampak negatif,
mengirim risiko kepada pihak ketiga (risk sharing) dan menerima risiko (risk acceptance).
Proses pendukung lainnya dalam penerapan manajemen risiko adalah komunikasi terhadap
manajemen dan kelompok kerja perusahaan agar setiap individu dalam perusahaan mengetahui
atas kesadaran risiko, budaya risiko, kematangan risiko. Proses komunikasi ini dilaksanakan
sebagai upaya untuk mengukur kesiapan organisasi dalam mengatasi risiko dan untuk
mengevaluasi penerapan manajemen risiko tersebut.
1. Identifikasi risiko
Identifikasi risiko adalah suatu kegiatan yang mengidentifikasi semua risiko usaha yang
dihadapi, baik risiko yang bersifat spekulatif maupun risiko yang sifatnya murni. Identifikasi
risiko bertujuan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh suatu organisasi.
semua informasi yang berkenaan dengan usaha yang di dapatkan kemudian dianalisis, tahapan-
tahapan yang akan muncul sebagai penyebab kemungkinan terjadinya suatu kerugian.
Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan melakukan tindakan berupa mengidentifikasi setiap
bentuk risiko yang dialami perusahaan.
Pada tahap ini diharapkan manajemen perusahaan akan mampu menemukan bentuk dan
perubahan risiko yang dimaksud.
Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan telah menentukan ukuran atau skala yang akan
dipakai, termasuk rancangan metodologi penelitian yang akan digunakan.
4. Menempatkan alternatif-alternatif
Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan telah melakukan pengolahan data secara berkala.
Pada tahap ini dimana setiap alternatif yang ada selanjutnya dianalisis dan dikembangkan
sebagai sudut pandang serta pengaruh yang mungkin timbul.
Pada tahap ini setelah berbagai alternatif ditetapkan dan terbukti baik dalam bentuk lisan maupun
tulisan oleh para manajemen perusahaan maka diharapkan pihak manajer perusahaan sudah
memiliki perencanaan secara khusus dan mendalam.
Pada tahap ini setelah alternatif ditentukan dan ditegaskan serta dibentuk tim untuk
melaksanakan ini,artinya manajer perusahaan sudah mengeluarkan surat keputusan (SK) yang
dilengkapi dengan rincian biaya.
Pada tahap ini alternatif yang dipilih telah dilaksanakan dan pihak tim manajemen beserta para
manajer perusahaan.
Evaluasi dan pengukuran risiko adalah kegiatan untuk menilai bagian-bagian yang diperkirakan
dapat menjadi penyebab terjadinya suatu kerugian. Tujuan evaluasi risiko adalah dapat
memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Oleh karena itu memperoleh pemahaman yang
lebih baik, maka risiko akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi yang lebih sistematis dilakukan
untuk ‘mengukur’ risiko tersebut.Pada tahap ini setelah alternatif dilakukan dan dilakukan maka
selanjutnya pihak tim manajemen secara sistematis menginformasikan kepada pihak manajer
perusahaan.
Komponen ini adalah sikap manajemen di semua level terhadap operasi secara umum dan
konsep kontrol khusus. Mencakup etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap
kesejahteraan organisasi. Mengidentifikasi kondisi internal perusahaan, meliputi kekuatan dan
kelemahannya serta pandangan entitas terhadap risiko dan manajemen risiko.
Memungkinkan sebuah organisasi untuk menilai sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya
dengan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak
yang mungkin terjadi akibat resiko dengan 2 perspektif, yaitu :
Likelihood (kecenderungan/peluang)
Impact/consequence (besaran dari realisasi risiko)
Manajemen melakukan penilaian terhadap risiko, menentukan sikap atau respon terhadap risiko
tersebut. Respon dari manajemen tergantung risiko apa yang dihadapi.
Respon atau tanggapan tersebut bisa dalam bentuk :
Menghindari risiko (avoidance)
Mengurangi risiko (reduction)
Memindahkan risiko (sharing)
Menerima risiko (acceptance)
Penyusunan prosedur dan kebijakan yang membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko
yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik.
Aktivitas ini meliputi :
8. Pemantauan (Monitoring)
Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen risiko. Proses pemantauan dilakukan
secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana
mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang
tidak lengkap atau berlebihan.