Anda di halaman 1dari 59

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

PE NDAH ULUA N

D alam ilmu ekonomi konsep turunan pertama dari suatu fungsi dapat
digunakan untuk mendapatkan ongkos marjinal, pendapatan marjinal,
elastisitas, hasrat menabung marjinal (marginal propensity to save), hasrat
mengkonsumsi marjinal (marginal propensity to consume) dan lain-lain.
Modul ini menjelaskan penerapan turunan pertama pada konsep marjinal.
Konsep marjinal adalah perubahan sesaat dari suatu variabel yang berubah
besarnya karena ada perubahan kecil pada variabel lain. Selain konsep
marjinal, ilmu ekonomi banyak pula memakai konsep rata-rata. Konsep ini
membicarakan variasi perubahan-perubahan suatu variabel karena ada
perubahan variabel lain yang berubah dalam suatu interval waktu tertentu.
Dengan mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu:
a. menunjukkan konsep perilaku konsumen dengan menggunakan konsep
turunan pertama;
b. menunjukkan konsep perilaku produsen dengan menggunakan konsep
turunan pertama;
c. menghitung elastisitas permintaan dengan menggunakan konsep turunan
pertama;
d. menghitung biaya produksi dengan menggunakan konsep turunan
pertama;
e. menghitung penerimaan produsen dengan menggunakan konsep turunan
pertama.
Kegiatan Belajar 1

Perilaku Konsumen dan Perilaku Produsen

A. PERILAKU KONSUMEN

Perilaku konsumen di dalam memutuskan berapa jumlah barang yang


akan dibeli biasanya mengikuti hukum permintaan yang mengatakan bahwa
bila harga sesuatu barang naik, maka ceteris paribus (faktor- faktor lain
dianggap tetap) jumlah barang yang diminta konsumen turun. Demikian pula
sebaliknya bila harga turun maka ceteris paribus jumlah barang yang diminta
akan naik.
Salah satu pendekatan yang menjelaskan mengapa konsumen berperilaku
seperti itu adalah pendekatan kepuasan marjinal (marjinal utility). Kepuasan
marjinal adalah tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen karena ada
tambahan konsumsi satu unit barang. Jadi kepuasan marjinal tidak lain
adalah turunan pertama dari kepuasan total.

dTU
MU =
dQ

di mana MU adalah kepuasan marjinal, TU menunjukkan kepuasan total dan


Q adalah jumlah barang yang dikonsumsi.
Pendekatan kepuasan marjinal bertitik tolak pada suatu anggapan yang
menyatakan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan uang dan
konsumen berusaha untuk mencapai kepuasan total yang maksimum. Jika P
menunjukkan harga barang, maka konsumen akan memperoleh kepuasan
total yang maksimum apabila dipenuhi syarat:

P = MU

Contoh 8.1:
Berapakah jumlah barang yang akan diminta oleh konsumen apabila
harga barang per unit Rp20,00 dan kepuasan total konsumen ditunjukkan
oleh fungsi:
TU = 120 Q - 0,25 Q2 – 100

Kepuasan total yang maksimum akan diperoleh konsumen bila syarat P


= MU dipenuhi. Padahal P = 20 maka:

20 = 120 - 0,50 Q
0,50 Q = 100
Q = 200

Jadi konsumen akan memperoleh kepuasan total yang maksimum


apabila ia membeli barang sebanyak 200 unit pada harga Rp20,00 per unit.

Contoh 8.2:
Seorang konsumen membeli sejenis barang sebanyak 20 unit dan ia telah
memperoleh kepuasan total yang maksimum. Berapakah harga pembelian
barang tersebut per unitnya jika fungsi kepuasan total konsumen ditunjukkan
oleh fungsi:

TU = 15 Q - 0,25 Q2

Kepuasan marjinal:

dTU
MU =
dQ
MU = 15 - 0,50 Q

Kepuasan total yang maksimum diperoleh bila

P = MU = 15 - 0,50 Q

Jumlah barang yang dikonsumsi adalah 20 unit.

P = 15 - 0,50 (20)
=5

Jadi pada tingkat harga Rp5,00 konsumen akan memperoleh kepuasan


maksimum dengan mengkonsumsi barang sebanyak 20 unit.
Jika fungsi kepuasan marjinal diperhatikan dengan cermat maka
sebenarnya fungsi kepuasan marjinal tidak lain adalah fungsi permintaan
yang tunduk pada hukum permintaan.

Contoh 8.3:
Berapakah kepuasan total yang diperoleh konsumen apabila ia membeli
barang tertentu dengan harga Rp4,00 per unit dan fungsi kepuasan total
konsumen adalah:

TU = 10Q – 0,2 Q2

Kepuasan marjinal:

d TU
MU =
dQ
MU = 10 – 0,4 Q

Kepuasan total yang maksimum diperoleh bila P = MU

P = 10 – 0,4 Q

Pada tingkat harga Rp4,00 per unit jumlah beli adalah:

4 = 10 – 0,4 Q
0,4Q = 6
Q = 15

Kepuasan total yang diperoleh konsumen dengan membeli 15 unit


barang adalah:

TU = 10(15) – 0,2(15)2
= 150 – 45
= 105

Jadi kepuasan total yang diperoleh konsumen diukur dalam uang adalah
Rp105,00.
Jika Anda memperhatikan fungsi kepuasan marjinal dengan cermat,
maka Anda melihat bahwa sebenarnya fungsi kepuasan total tidak lain adalah
fungsi permintaan yang tunduk pada hukum permintaan. Untuk lebih jelasnya
cobalah Anda menggambarkan grafik fungsi kepuasan marjinal dari ketiga
kasus tersebut di atas, jika P = MU, maka bukanlah fungsi kepuasan marjinal
itu adalah juga fungsi permintaan?

B. PERILAKU PRODUSEN

Salah satu keputusan yang harus diambil oleh seorang produsen adalah
menentukan berapa output yang harus diproduksi. Setiap proses produksi,
seorang produsen dianggap mempunyai landasan teknis untuk berproduksi
yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau
persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output yang diha-
silkan dan penggunaan input-input. Tambahan output yang dihasilkan karena
ada penambahan pemakaian satu unit input disebut dengan produksi marjinal
(Marjinal Physical Product) dan diberi simbol MP.
Bila Q menunjukkan tingkat output yang dihasilkan dan x menunjukkan
tingkat penggunaan input, maka produksi marjinal dapat dirumuskan:

dQ
MP =
dx
Selain konsep produksi marjinal, dalam membicarakan perilaku
konsumen ini dipakai pula konsep produksi rata-rata (Average Product) yang
kemudian kita beri simbol AP. Produksi rata-rata adalah output rata-rata per
unit dan dirumuskan:

Q
AP =
x

di mana Q menunjukkan tingkat output yang dihasilkan dan x menunjukkan


tingkat penggunaan input.
Tujuan produsen dalam memproduksi barang dianggap untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimum. Oleh sebab itu produsen harus
bisa memutuskan berapa banyak input yang harus digunakan agar output
yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan yang maksimum. Syarat yang
harus dipenuhi oleh produsen agar memperoleh keuntungan yang maksimum
adalah:

Harga input (P x )
MP =
Harga output (P q )

Di samping itu, tingkat penggunaan input harus pada daerah di mana


produksi marjinal menurun.

Contoh 8.4:
Perusahaan "SOPONGIRO" memproduksi suatu jenis barang dengan
input variabel x. Output yang dihasilkan pada berbagai tingkat penggunaan
1
input ditunjukkan oleh fungsi produksi: Q = 75 + 5x2 - x3. Jika harga input
3
x yang digunakan adalah Rp2100,00 per unit dan harga output per unit
Rp100,00 berapa unit yang harus diproduksi oleh perusahaan agar
keuntungan yang diperoleh maksimum? Berapakah produksi rata-rata?

Jawaban:
Px = 2100; Pq = 100.
1 3
Fungsi produksi: Q = 75 + 5x2 - x maka MP = Q1 = 10 x - x2
3
Syarat keuntungan maksimum:

Harga input (P x )
MP =
Harga output (P q )
2100
1) 10x − x 2 =
100
10 x - x2 = 21 atau
x2 - 10 x + 21 =0
x2 - 7x - 3x + 21 =0
x(x - 7)- 3x - 7) =0
(x - 7)(x - 3) = 0
x1 =7
x2 =3
2) Pada tingkat penggunaan input tersebut produksi marjinalnya menurun.
Ini berarti fungsi produksi marjinal pada tingkat penggunaan input itu
mempunyai curam (curam negatif). Persamaan curam merupakan
turunan pertama dari fungsi

dMP
m= = 10 - 2x
dx

Pada tingkat penggunaan input x = 7


m = 10 - 2(7) = -4 (curam negatif berarti MP menurun)

Pada tingkat penggunaan input x = 3


m = 10 - 2(3) = 4 (curam positif berarti MP menaik).

Jadi input yang digunakan agar keuntungan produsen maksimum adalah


7 unit. Jumlah output yang dihasilkan adalah:
1
Q = 75 + 5 x2 - x3
3
1
= 75 + 5 (7)2 - (7)3
3
1
= 75 + 245 - 114
3
2
= 205
3
Bila barang yang diproduksi satuannya harus merupakan bilangan yang
utuh, maka output yang dihasilkan dibulatkan menjadi 205 unit.
Q
Produksi rata-rata: AP =
x
205 29
Q = 205; x = 7 maka AP = =
7 7
Artinya, pada tingkat penggunaan input x = 7 unit, setiap unit input
digunakan untuk menghasilkan rata- rata 29 unit output.
L A TIH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Bila kepuasan total dari seseorang dapat dinyatakan dalam rupiah dan
kepuasan yang diperoleh dengan mengkonsumsi sejenis barang
ditunjukkan oleh persamaan TU = 20Q − 0, 2Q 2 . Berapakah jumlah
barang yang akan dibeli pada tingkat harga Rp8,00 per unit? Pada
tingkat pembelian itu, berapakah kepuasan total yang diperoleh
konsumen?

2) Fungsi produksi suatu perusahaan yang menggunakan suatu bahan baku


1
variabel adalah Q = − x 3 + 10x 2 − 35x . Jika harga input x sama dengan
3
harga outputnya, berapa jumlah output yang harus diproduksi agar
keuntungan produsen maksimum?

3) Jika fungsi produksi rata-rata suatu perusahaan ditunjukkan oleh


persamaan: AP = 16x − x 2 − 2 , berapakah produksi marjinalnya pada
tingkat penggunaan input x = 5?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) TU = 20Q – 0,2Q2
MU = 20 – 0,4Q
20 – 0,4Q = 8
– 0,4Q = -12
Q = 30

Jumlah yang dibeli pada harga Rp 8,00 adalah 30 unit.


TU = 20Q – 0,2Q2
= 20(30) – 0,2(30) 2
= 600 – 180
= 420
Kepuasan total yang diperoleh konsumen Rp 420,00

1
2) Q = − x 3 + 10x 2 − 35x
3
dQ
MP = = − x 2 + 20x − 35
dx
px
Agar keuntungannya maksimum, maka MP =
pQ
px
Padahal px = pQ atau = 1, Jadi x 2 + 20x − 35 =1
pQ
Atau x 2 − 20x − 36 = 0
x 2 −18x − 2x + 36 = 0
(x −18)(x − 2) = 0
x1 = 18
x2 = 2
Persamaan curam kurva produksi marjinalnya:
dmp
m=
dx
m = − 2x + 20

Untuk x1 = 18 , maka m = -16 (kurva menurun)


Untuk x 2 = 2 , maka m = 14 (kurva menaik)

Padahal keuntungan maksimum terjadi bila kurva mp menurun. Jadi


jumlah input yang digunakan adalah x = 18.

Jumlah output yang diproduksi:


1
Q = − (18)3 + 10(18) 2 − 35(18)
3
1
= − (5832) + 10(324) − 630
3
= −1944 + 3240 − 630
= 636 unit
3) AP = 16x .x 2 − 2
TP = Ap . x
= 16x2 – x3 – 2x
dTP
MP =
dx
= 32x – 3x2 – 2
Untuk x = 5, maka MP = 32(5) – 3(5)2 – 2 = 83

RA NGK UMA N

Pendekatan kepuasan marjinal bertitik tolak pada suatu anggapan


yang menyatakan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan uang
dan konsumen berusaha untuk mencapai kepuasan total yang
maksimum. Konsumen akan memperoleh kepuasan total yang
maksimum apabila dipenuhi syarat P = MU
Bila Q menunjukkan tingkat output yang dihasilkan dan x
menunjukkan tingkat penggunaan input, maka produksi marjinal dapat
dirumuskan:

dQ
MP =
dx

Produksi rata-rata (Average Product) adalah output rata-rata per unit


dan dirumuskan:

Q
AP =
x

Tujuan produsen dalam memproduksi barang dianggap untuk


mendapatkan keuntungan yang maksimum. Syarat yang harus dipenuhi
oleh produsen agar memperoleh keuntungan yang maksimum adalah:

Harga input (P x )
MP =
Harga output (P q )
TES FORMATIF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Seorang konsumen menyatakan bahwa kepuasan total mereka dalam


mengkonsumsikan suatu jenis barang dapat diukur dengan uang dan
kepuasan itu ditunjukkan oleh persamaan TU = 100Q – 3Q.
Berapakah tingkat harga (P) jika barang yang dibeli oleh konsumen
adalah 120 unit. Berapakah kepuasan total (TU) yang diperoleh
konsumen?
A. P = 10
TU = 64.000
B. P = 15
TU = 72.000
C. P = 20
TU = 70.000
D. P = 20
TU = 72.000

2) Jika fungsi produksi rata-rata ditunjukkan oleh persamaan


1
AP = 12x − x 2 − 20
3
Berapakah produksi total (TP) pada tingkat penggunaan input x = 6 dan
berapa pula produksi marjinalnya (MP)?
A. TP = 240
MP = 88
B. TP = 250
MP = 78
C. TP = 240
MP = 78
D. TP = 220
MP = 88

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Elastisitas

K onsep fungsi permintaan yang tunduk pada hukum permintaan adalah


jumlah barang yang diminta oleh konsumen berubah dengan arah
berlawanan dengan perubahan harga serta asumsi yang digunakan adalah
selera konsumen, penghasilan dan harga barang-barang lain tetap.
Tingkat intensitas perubahan jumlah barang yang diminta konsumen
akibat adanya perubahan harga, berbeda-beda, tergantung dari bentuk fungsi
permintaannya dan tingkat harga yang sedang berlaku. Konsep perubahan
jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga ini adalah konsep
elastisitas harga atau sering juga disebut dengan elastisitas permintaan.
Elastisitas merupakan ukuran kepekaan jumlah permintaan terhadap
perubahan faktor yang mempengaruhinya (dalam hal ini faktor yang
mempengaruhinya adalah harga). Elastisitas harga dapat didefinisikan
sebagai persentase perubahan jumlah yang diminta karena adanya perubahan
harga barang tersebut sebanyak satu persen, atau

% Perubahan jumlah yang diminta


εh =
% perubahan harga barang tersebut

ε h adalah simbol yang digunakan untuk elastisitas harga. Indeks h


dipakai karena sebenarnya konsep elastisitas tidak hanya digunakan untuk
permintaan saja akan tetapi dapat digunakan untuk keperluan yang lain,
misalnya elastisitas silang, elastisitas pendapatan, elastisitas impor, elastisitas
produksi dan lain sebagainya. Dalam kegiatan belajar ini, kita hanya
membicarakan satu konsep elastisitas saja yakni elastisitas permintaan,
pendapatan atau elastisitas harga, karena untuk konsep elastisitas yang lain
cara pengukurannya serupa.
Perhatikan gambar berikut ini:
P

P1 B
P0 A

D
0 Q1 Q 0 Q

Gambar di atas menunjukkan sebuah kurva permintaan dengan sumbu Q


yang menunjukkan jumlah yang diminta dan sumbu P yang menunjukkan
harga yang diminta. DD adalah garis permintaan konsumen yang
menunjukkan jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.
Misalkan sebelum ada perubahan harga barang per unit adalah P0. Pada
tingkat harga tersebut konsumen bersedia untuk membeli barang sebanyak
Q0. Kemudian terjadi kenaikan harga, di mana harga menjadi P1. Karena
harga naik, maka pada tingkat harga yang baru, konsumen hanya bersedia
membeli sebanyak Q1.
Seandainya perubahan harga P1 - P0 ini disebut dengan ∆P, maka ∆P
= P1 - P0 dan persentase perubahan harga adalah :

P1 - P 0 .100% atau ∆P .100%


P0 P0

Demikian pula untuk jumlah yang diminta, perubahan jumlah yang


diminta, yakni Q1 - Q0 disebut dengan ∆Q, maka ∆Q = Q1 - Q0 dan
persentase perubahan jumlah barang yang diminta adalah :

Q1 - Q 0 ∆Q
.100% atau .100%
Q0 Q0

Dengan memasukkan nilai tersebut di atas, maka elastisitas


permintaannya menjadi:
∆Q
.100%
Q
εp = ε h = 0
∆P
.100%
P0
atau
∆Q P 0
εp = ε h = .
∆P Q 0

Elastisitas tersebut di atas bertitik tolak dari titik A yang menganggap


bahwa harga dan jumlah mula- mula adalah P0 dan Q0. Kalau dianggap harga
dan jumlah mula-mula adalah P1 dan Q1 tentu nilai elastisitasnya akan
berbeda. Untuk mengatasi keadaan tersebut, maka sekarang kita ambil titik B
yang lebih dekat dengan titik A. Sehingga ∆P mendekati limitnya. Bila
∆Q
demikian, maka kita bisa mengambil limit dari untuk ∆P yang
∆P
mendekati nol atau:
∆Q dQ
lim =
∆P → 0 ∆P dP

Bila hasilnya dimasukkan ke dalam perhitungan elastisitas di atas, maka:


dQ P
εp=
dP Q

Hasil perhitungan ini merupakan elastisitas di suatu titik, yaitu titik A


pada tingkat harga P0 dan jumlah yang diminta Q0.

Contoh 8.5:
Bila fungsi permintaan seorang konsumen ditunjukkan oleh persamaan
P = 50 - 2Q, berapakah elastisitas permintaannya pada harga (P) = 20 ?
dQ P
Rumus yang digunakan adalah ε h =
dP Q
dQ
Langkah pertama adalah mencari berapa nilai dan kemudian
dP
menentukan jumlah yang diminta (Q) pada tingkat harga P = 20.
dQ 1
=
dP dP
dQ
dP d(50 - 2Q)
= =-2
dQ dQ
dQ 1
=-
dP 2

Bila P = 20, maka jumlah barang yang diminta adalah:

20 = 50 - 2Q

-30 = - 2Q atau Q = 15

1 20 2
Jadi ε h = - . = - .
2 15 3

Dalam menghitung elastisitas kita tidak akan memperhatikan tanda,


apakah nilainya bertanda negatif atau positif, karena yang digunakan adalah
2 2
nilai absolutnya, sehingga ε h = - = . Tanda negatif yang didapat dari
3 3
hitungan menunjukkan arah perubahan harga dan jumlah yang diminta.
Arah perubahan harga di sini berlawanan arah dengan arah perubahan jumlah
yang diminta. Jadi jika harga turun, maka jumlah yang diminta bertambah
dan sebaliknya jika harga naik, maka jumlah yang diminta akan berkurang.
Nilai elastisitas yang terkecil adalah nol dan yang terbesar adalah ∞.
Semakin tinggi harga maka elastisitasnya semakin besar. Elastisitas yang
besarnya lebih dari satu, permintaannya disebut elastis, sedangkan elastisitas
yang besarnya kurang dari satu, permintaannya disebut inelastis, dan bila
elastisitasnya sama dengan satu, elastisitasnya disebut elastisitas tunggal
(unitary elastis). Atau:

ε h > 1 → dikatakan bahwa permintaan elastis


ε h = 1 → unitary elastis
= elastisitas tunggal
ε h < 1 → dikatakan bahwa permintaan inelastis.
Contoh 8.6:
Seorang konsumen dalam menentukan jumlah barang yang dibeli pada
berbagai tingkat harga ditunjukkan oleh fungsi permintaannya:

Q = 150 – 3P

Berapakah elastisitas permintaannya berturut-turut pada tingkat harga


Rp40,00 ; Rp25,00 dan Rp10,00.

Jawaban:
dQ P
Elastisitas permintaan: ε h = ×
dP Q
dQ
=−3
dP

Bila harga Rp 40,00 maka jumlah yang diminta:

Q = 150 – 3(40) = -4

Jadi elastisitas permintaannya = 4 dan permintaannya elastis.


Bila harga Rp 25,00, maka jumlah yang diminta:
Q = 150 – 3(25) = 75
25
ε h = − 3. = − 1
75

Jadi elastisitas permintaannya tunggal.

Bila harga Rp10,00, maka jumlah yang diminta:

Q = 150 – 3(10) = 120


10
ε h = − 3. = − 0, 25
120

Jadi elastisitas permintaannya = 0,25 dan permintaannya inelastis.


Contoh 8.7:
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan: Q =
50 – 0,5P2. Berapakah elastisitas permintaannya pada tingkat harga P = 4?

Q = 50 – 0,5P2
dQ
=−P
dP

Bila P = 4 maka Q = 50 – 0,5(4)2 = 42

dQ P
εh = .
dP Q
− P.P −P 2
= =
Q Q
−(4) 2 16
= = −
42 42

Contoh 8.8:
1
Pada fungsi permintaan P = 100 − Q , hitunglah berapa elastisitas
2
permintaannya pada:
Q=0
Q = 50
Q = 100
Q = 150
Q = 200

Gambarkan fungsi permintaannya dan titik-titik yang dihitung elastisitasnya.


Elastisitas permintaan dihitung dengan rumus:

dQ P n
εp = εh = . ∑ Xi Yi
dP Q i =1
dQ 1 dP 1
= dP ⇒ = −
dP dQ dQ 2
Jadi,
dQ 1
=− 1 =− 2
dP 2
1
Untuk Q = 0, maka P = 100 - (0) = 100
2
100
ε p = − 2. =∞
0
1
Untuk Q = 50, maka P = 100 - (50) = 75
2
75
ε p = − 2.
50
εp = − 3 =3
1
c) Untuk Q = 100, maka P = 100 - (100) = 50
2
50
ε p = − 2.
100
= − 1 =1
1
d) Untuk Q = 150, maka P = 100 - (150) = 25
2
25
ε p = − 2.
150
1 1
= − =
3 3
1
e) Untuk Q = 200, maka P = 100 - (200) = 0
2
0
ε p = − 2.
200
=0
Grafiknya

100 ε=∞

75 ε=3

50 ε=1

25 ε= 1
3
ε=0

0 50 100 150 200 Q

Dari contoh di atas dapat kita pelajari bahwa nilai elastisitas yang
terkecil adalah nol dan yang terbesar adalah ∞. Semakin tinggi harga maka
elastisitasnya semakin besar. Elastisitas = 1 terjadi pada saat P = 50 dan Q =
100 atau terjadi pada pertengahan kurva permintaan.
dQ P
Dari rumus elastisitas permintaan ε h = . dapat dilihat bahwa:
dP Q
dQ 1
= dP
dP dQ
dP dQ
merupakan curam fungsi permintaan, sehingga adalah
dQ dP
kebalikan dari curam fungsi permintaan. Perhatikan gambar berikut ini:
P

PB B

0 D C Q

Seandainya kita akan mengukur elastisitas di titik B. Curam fungsi


dP BD dQ 1
permintaan = = sehingga = dP
dQ DC dP dQ

DC
=
BD
Pada titik B, harga adalah PB = BD dan jumlah yang diminta adalah OD.
Elastisitas harga di titik B adalah:

dQ PB
εh = =
dP Q B
DC BD
εh = .
BD OD
DC
=
OD
DC BC
Karena BD sejajar dengan AO, maka secara ilmu ukur =
OD AB
Jadi,
BC
εh =
AB
Dari sini kemudian dapat dilihat bahwa:
Untuk elastisitas tunggal:

BC
εh = 1 → =1 atau BC = AB
AB
Untuk daerah elastis:

BC
ε h >1 → >1 atau BC > AB
AB

Untuk daerah inelastis:

BC
ε h <1 → <1 atau BC < AB
AB

Daerah-daerah elastis, inelastis dan elastisitas tunggal ditunjukkan pada


diagram:
P
εh > 1

εh = 1

εh < 1

0 Q

L A TIH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!
1) Fungsi permintaan ditunjukkan oleh persamaan P = 150 – 2Q di mana P
menunjukkan harga dan Q menunjukkan jumlah yang diminta.
Berapakah elastisitas permintaannya bila jumlah yang diminta berturut-
turut adalah:
a. Q = 35
b. Q = 37,5
c. Q = 50
1
2) Bila fungsi permintaan ditunjukkan oleh persamaan P = 75 − Q .
3
Berapakah elastisitas permintaannya, bila harganya:
a. P = 5
b. P = 45

3) Pada tingkat harga Rp2,00 ada 8 unit barang yang diminta, tetapi bila
harga menjadi Rp4,00, hanya ada 6 unit barang yang diminta. Dengan
menganggap bahwa fungsi permintaannya adalah fungsi linear,
berapakah elastisitas permintaannya pada saat harganya:
a. Rp3,00/unit
b. Rp4,00/unit

4) Pada fungsi permintaan Q = 20 − 2P 2 , hitunglah elastisitasnya pada


tingkat harga Rp2,00 per unit.

5) Bila fungsi permintaan ditunjukkan oleh persamaan:


a
Q= di mana a dan m merupakan suatu konstan.
pm
Buktikan bahwa elastisitas permintaannya adalah m.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Fungsi permintaan P = 150 – 2Q

dQ P
εp = .
dP Q

dP dQ 1 1
= − 2 , jadi = dP = −
dQ dP dQ
2

a) Untuk Q = 35, maka P = 150 – 2(35) = 80

1 80 8 8
εp = − . =− =
2 35 7 7
b) Untuk Q = 37,5, maka P = 150 – 2(37,5) = 75

1 75
εp = − . = −1 =1
2 37,5

c) Untuk Q = 50, maka P = 150 – 2(50) = 50

1 50 1 1
εp = − . =− =
2 50 2 2

1
2) Persamaan permintaan: P = 75 - Q dapat ditulis: Q = 225 – 3P
3
dQ P
εp = .
dP Q
dQ
=−3
dP

a) Untuk P = 5, maka Q = 225 – 3(5) = 210

5 1 1
ε p = −3.
=− =
210 14 14
b) Untuk P = 45, maka Q = 225 – 3(45) = 90

45 3 3
ε p = −3. =− =
90 2 2

3) P1 = 2 Q1 = 8

P2 = 4 Q2 = 6

Persamaan permintaannya:

Q − Q1 P − P1
=
Q 2 − Q1 P2 − P1
atau

Q −8 P − 2
=
6 −8 4 − 2
−2
Q − 8 = (P − 2)
2
Q −8= − P + 2
Q =10 − P

dQ P
εp = .
dP Q

dQ
= −1
dP

a) Untuk P = 3, maka Q = 7

3 3 3
ε p = − 1. = − =
7 7 7

b) Untuk P = 4, maka Q = 6

4 2 2
ε p = − 1. = − =
6 3 3

4) Fungsi permintaan: Q = 20 – 2P2

dQ P
εp = .
dP Q

dQ
= − 4P
dP

dQ
Untuk P = 2, maka = − 4(2) = − 8 dan Q = 20 – 2(2)2 = 12
dP
2 4 4
ε p = − 8. = − =
12 3 3

a
5) Fungsi permintaan: Q = atau Q = a . P-m
Pm
dQ
= a(−m).P m −1
dP

dQ P
εp = .
dP Q

ε p = − a .m.P − m −1

Padahal Q = a . P-m
Jadi,
a .m.P − m −1 .P
εp =
a .P − m
ε p = −m = m

RA NGK UMA N

Elastisitas harga adalah persentase perubahan jumlah barang yang


diminta karena adanya perubahan harga barang tersebut sebesar satu
persen.
Elastisitas permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
dQ P
εh = .
dP Q

dQ
merupakan kebalikan dari curam fungsi permintaan.
dP

Bila ε h > 1 dikatakan permintaan elastisitas


Bila ε h <1 dikatakan permintaan inelastis,
Bila ε h = 1 disebut elastisitas tunggal (unitary elasticity)
TES FORMATIF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Fungsi permintaan ditunjukkan oleh persamaan P = 120 – 3Q, di mana P


menunjukkan harga dan Q menunjukkan jumlah harga yang diminta.
Berapakah elastisitas permintaannya, bila jumlah yang diminta 10 unit?
A. 2
B. 3
C. 5
1
D. 2
2

2) Bila fungsi permintaan ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 – 2P,


berapakah elastisitas permintaannya, bila jumlah yang diminta 20 unit?
1
A. 1
2
B. 1
1
C. 2
2
D. 2

3) Pada tingkat harga Rp20,00 per unit, konsumen bersedia membeli 50


unit dan bila harga Rp25,00 per unit, konsumen hanya bersedia membeli
sebanyak 40 unit. Berapakah elastisitas permintaannya, bila harga yang
terjadi Rp31,00 per unit?
15
A.
32
31
B.
32
31
C.
64
15
D.
64

4) Berapakah elastisitas permintaan dari fungsi permintaan yang


ditunjukkan oleh persamaan:
Q = 2P −4 ?
A. 2
B. 3
C. 5
D. 4

5) Berapakah elastisitas permintaan akan suatu jenis barang tertentu, bila


harga barang tersebut Rp4,00 per unit dan fungsi permintaannya
1
Q = 40 − P 2
2
1
A.
2
B. 2
3
C.
4
D. 1

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
Biaya Produksi dan Penerimaan

A. BIAYA PRODUKSI

Sumber-sumber ekonomi yang digunakan untuk menghasilkan suatu


barang jumlahnya sangat terbatas dibandingkan dengan kebutuhan manusia.
Biaya produksi bagi suatu perusahaan adalah nilai dari faktor-faktor produksi
(sumber-sumber ekonomi) yang digunakan dalam proses produksi. Dari segi
sifat biaya dalam hubungannya dengan tingkat output, biaya produksi total
dapat dibagi menjadi:

a. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost) disingkat TFC atau FC yaitu
jumlah biaya-biaya yang besarnya tetap, berapapun tingkat output yang
dihasilkan. Biaya yang termasuk biaya tetap ini misalnya: Penyusutan,
sewa gudang, asuransi dan sebagainya. Karena jumlah TFC tetap untuk
setiap tingkat output, maka kurvanya merupakan garis lurus yang sejajar
sumbu horisontal.

Rp

TFC

0 Q

b. Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost) disingkat TVC atau VC


adalah biaya yang besarnya tergantung dari jumlah output yang
dihasilkan. Biaya variabel ini akan bertambah besar bila output yang
dihasilkan bertambah, karena output yang lebih memerlukan faktor
produksi yang lebih banyak. Biaya yang termasuk TVC misalnya biaya
untuk bahan mentah, upah, ongkos angkut dan sebagainya.

Rp TVC

0 Q

c. Biaya Total (Total Cost) disingkat TC adalah jumlah dari biaya tetap dan
biaya variabel, atau

TC = FC + VC

Gambar TFC, TVC dan TC bersama-sama adalah sebagai berikut:

Rp

TC

TVC

TFC

0 Q
Di samping konsep biaya total tersebut di atas, dipakai juga beberapa
konsep biaya persatuan, yaitu:
a. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost) disingkat AFC adalah
ongkos tetap yang dibebankan pada setiap unit output,
TFC
atau AFC = , di mana Q adalah tingkat output yang dihasilkan.
Q
Untuk nilai Q yang semakin besar akan menyebabkan AFC-nya semakin
kecil, sehingga kurva AFC mempunyai bentuk turun dari kiri atas ke
kanan bawah dan semakin dekat dengan sumbu jumlah (Q) akan tetapi
tidak pernah berpotongan.

Rp

0 Q

b. Biaya Variabel Rata-rata (Average Variabel Cost) disingkat AVC adalah


semua biaya-biaya lain, selain AFC yang dibebankan pada setiap unit
TVC
output, atau AVC = .
Q
Kurva AVC diturunkan dari kurva TVC. Sebelum kita menggambarkan
kurva AVC baiklah diperhatikan dahulu kurva TVC berikut:
Rp TVC

0 B Q

Kita lihat sebuah titik A yang terletak di kurva TVC. Pada titik tersebut
jumlah barang yang diproduksi ditunjukkan oleh panjang OB dan biaya
variabel total ditunjukkan oleh panjang AB. Menurut definisi, AVC =
TVC/Q atau
AB
AVC =
OB
AB
Perhatikan bahwa tidak lain merupakan curam garis OA.
OB
Jadi AVC di setiap titik yang terletak di kurva TVC adalah sama dengan
curam garis yang menghubungkan titik tersebut dengan titik asal. Kalau lebih
jauh diperhatikan, dengan mengambil titik-titik yang bergerak dimulai dari
titik asal, mula-mula AVC atau curam garis yang menghubungkan titik
tersebut dengan titik asal nilainya besar, kemudian mengecil sampai suatu
titik tertentu dan lewat titik tersebut AVC memperbesar kembali. Jadi kalau
grafik AVC digambar akan nampak seperti berikut ini:
Rp

AVC

0 Q
c. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost) disingkat ATC atau sering
pula disebut biaya rata-rata dan hanya disingkat AC (Average Cost)
adalah biaya total yang dibebankan pada setiap unit output yang
diproduksi atau
TC
AC =
Q
Kurvanya merupakan hasil penjumlahan AFC dan AVC dan dapat
digambarkan sebagai berikut:

Rp
AC

0 Q

d. Biaya Marjinal (Marginal Cost) disingkat MC adalah tambahan biaya


total karena ada tambahan produksi 1 unit output dan dirumuskan
sebagai
dTC
MC =
dQ
atau
d(TFC + TVC)
MC =
dQ
dTFC dTVC
MC = +
dQ dQ
Karena biaya tetap besarnya sama berapapun output yang diproduksi,
dTFC
maka =0
dQ
Jadi
dTVC
MC =
dQ
atau
dTC dTVC
MC = =
dQ dQ

Rp
MC

0 Q

Contoh 8.9:
Bila fungsi biaya rata-rata ditunjukkan oleh persamaan AC = 25 - 8Q + Q2
tentukan biaya marjinalnya (MC)!

Untuk mendapatkan MC, maka langkah pertama adalah mencari TC-nya


dulu.
TC
AC = atau TC = Q . AC
Q
TC = Q(25 - 8Q + Q2)
TC = 25Q - 8Q2 + Q3
dTC
Kemudian MC dicari dengan MC =
dQ
MC = 25 - 16Q + 3Q2

Contoh 8.10:
Bila diketahui fungsi biaya total: TC = aQ2 + bQ + c, dengan a > 0, b ≥ 0
dan c ≥ 0, maka
TC c
Biaya rata-rata: AC = = aQ + b +
Q Q
dTC
Biaya marjinal: MC = = 2aQ + b
dQ
Contoh 8.11:
Bila fungsi biaya total ditunjukkan oleh persamaan:

TC = 10 – 4Q3 + 3Q4

Tentukan TFC dan TVC, serta berapakah MC pada saat Q = 2.


Dari sifat TFC yang tidak tergantung pada jumlah Q yang diproduksi dan
sifat TVC yang tergantung pada jumlah Q yang diproduksi, maka:

TFC = 10

TVC = -4Q3 + 3Q4

dTC
MC =
dQ
d(10 − 4Q3 + 3Q 4 )
=
dQ
= -12Q2 + 12Q3

Untuk Q = 2, maka

MC = -12(2) 2 + 12(2)3
= -48 + 96
= 48

Kurva MC mempunyai hubungan yang unik dengan kurva AC yang juga


didapat dari kurva TC yang sama. Apabila AC semakin berkurang dengan
bertambahnya output, MC lebih kecil dari AC. Bila AC semakin besar
dengan bertambahnya output, MC lebih besar dari AC. Maka pada output di
mana AC minimum, MC = AC. Jadi, kurva MC akan memotong kurva AC
pada saat AC mencapai titik minimum. Atau dengan gambar:
MC, AC MC

AC

MC = AC

O Q

Contoh 8.12:
Bila kurva biaya rata-rata ditunjukkan oleh persamaan:

AC = 25 – 8Q + Q2.

Tentukan jumlah output yang diproduksi pada saat AC minimum


AC minimum terjadi bila,

dAC d 2 AC
= 0 dan >0
dQ dQ 2

dAC
= 0 = -8 + 2Q
dQ
2Q = 8
Q=4
2
d AC
= 2Q
dQ 2
d 2 AC
Untuk Q = 4, >0
dQ 2

Jadi pada Q = 4, maka AC minimum.


Contoh 8.13:
1 2
Bila MC ditunjukkan oleh persamaan MC = Q − 7Q + 5 , maka tentukanlah
2
jumlah output yang diproduksi pada saat MC minimum.
dMC d 2 MC
MC akan minimum apabila dipenuhi syarat = 0 dan >0 .
dQ dQ 2
dMC
= 0 = Q – 7 atau Q=7
dQ
d 2 MC d 2 MC
= 1 → pada Q = 7, maka >0
dQ 2 dQ 2
Jadi MC minimum terjadi pada saat Q = 7.

Contoh 8.14:
36
Dari fungsi AC = 6Q + 7 + , berapakah biaya rata-rata minimumnya dan
Q
tunjukkan pada tingkat biaya tersebut berlaku MC = AC.

dAC d 2 AC
AC minimum bila = 0 dan >0
dQ dQ 2

dAC 36
=0=6− 2 atau
dQ Q

36
6=
Q2
Q =6
2

Q1 = − 6 (tidak dipakai)
Q2 = 6

d 2 AC 72
=
dQ 2 Q3
d 2 AC
Untuk Q = 6 , maka >0
dQ 2
AC minimum pada Q = Q = 6
36
AC = 6Q + 7 +
Q
36
= 6 6 +7+
6
= 6 6 +7+6 6
= 12 6 + 7
TC = AC . Q
36
= Q(6Q + 7 + )
Q
= 6Q2 + 7Q + 36
MC = 12Q + 7
Pada Q = 6 , maka
MC = 12 6 + 7
Jadi Q = 6 , maka MC = AC

B. PENERIMAAN

Pada kebanyakan buku-buku literatur istilah yang digunakan untuk


penerimaan adalah revenue. Penerimaan (revenue) yang dimaksud di sini
adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Untuk meng-
analisis perilaku produsen, ada beberapa konsep penerimaan yang harus
dipahami lebih dahulu, yaitu:

a. Penerimaan Total (Total Revenue) disingkat TR adalah penerimaan


total produsen dari hasil penjualan outputnya. Penerimaan total
merupakan hasil perkalian output dengan harga jual outputnya, atau
TR = P.Q

Contoh 8.15:
Bila harga suatu barang Rp 10,00 per unit dan jumlah yang dijual 50
unit, maka penerimaan:
TR = 10.50
= Rp500,00

b. Penerimaan Rata-rata (Average Revenue) disingkat AR adalah


penerimaan produsen per unit outputnya yang dijual, atau

TR Q.PQ
AR = = =P.
Q Q

Dari penjabaran di atas terlihat bahwa penerimaan rata-rata besarnya


sama dengan harga barang tersebut.

Contoh 8.16:
Dari contoh 1 di atas, TR = Rp500,00 dan Q = 50, maka:

TR 500
AR = = =10 (harga barang/unit)
Q 50

c. Penerimaan Marjinal (Marginal Revenue) disingkat MR yaitu


tambahan penerimaan karena adanya tambahan penjualan satu unit
output, atau
dTR
MR =
dQ

Contoh 8.17:
Bila TR ditunjukkan oleh persamaan: TR = PQQ, maka

dTR
MR =
dQ
d(PQ .Q)
=
dQ
= PQ

Grafik hubungan antara TR, AR dan MR tergantung pada bentuk pasar


di mana perusahaan tersebut berada. Ada dua bentuk pasar yang perlu
dibicarakan di sini yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli.
Kedua pasar tersebut memberikan grafik yang berbeda.

1. Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna antara lain ditandai oleh banyaknya produsen
dan konsumen sehingga masing-masing pihak baik itu produsen (penjual)
dan konsumen tidak dapat mempengaruhi harga di pasar. Harga ditentukan
oleh 'pasar'. Dalam pasar persaingan sempurna, kurva permintaan yang
dihadapi oleh seorang produsen merupakan garis lurus horisontal. Ini berarti
produsen dapat menjual outputnya dalam jumlah berapapun tanpa
mengakibatkan terjadinya penurunan harga jual.

Contoh 8.18:
Dalam pasar persaingan sempurna fungsi permintaan ditunjukkan oleh
persamaan P =10 . Penerimaan totalnya TR = P.Q = 10Q

TR P.Q
Penerimaan rata-rata AR = = = P = 10
Q Q
dTR
Penerimaan Marjinal MR = = 10
dQ

Jadi dalam pasar persaingan sempurna fungsi permintaan berimpit dengan


fungsi penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinalnya.

Rp

TR

D = AR = MR

0 Q
2. Pasar Monopoli
Berbeda dengan pasar persaingan sempurna yang di dalamnya terdapat
banyak penjual dan pembeli, maka dalam pasar monopoli hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada orang lain yang menyaingi. Pasar dengan hanya
ada satu penjual ini disebut juga pasar monopoli murni. Karena seorang
produsen monopoli adalah satu-satunya produsen di dalam suatu pasar, maka
kurva permintaan yang dihadapi adalah kurva permintaan pasar, yaitu kurva
permintaan yang bentuknya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Dalam
pasar monopoli ini produsen dapat mempengaruhi harga di pasar dengan
cara menjual barangnya lebih banyak atau sedikit dari yang diproduksi.
Dengan perkataan lain, dalam pasar monopoli produsen dapat menetapkan
harga.

Contoh 8.19:
Fungsi permintaan yang dihadapi seorang monopoli ditunjukkan oleh
persamaan:

P = 10 - 0,5Q
Penerimaan total (TR):
TR = P.Q
= (10 - 0,5Q).Q
= 10Q - 0,5Q2

Penerimaan rata-rata (AR):

TR P.Q
AR = = =P
Q Q
10Q - 0,5Q 2
=
Q
= 10 - 0,5Q

Penerimaan Marjinal (MR):


dTR
MR =
dQ
= 10 - Q
Dari jawaban di atas dapat dilihat bahwa kurva permintaan, AR dan MR
merupakan garis lurus dan kurva permintaan berimpit dengan kurva AR.
Fungsi penerimaan total (TR) merupakan fungsi yang tidak linier. Gambar
hubungan antara kurva-kurva di atas adalah sebagai berikut:

Rp
(10, 50)

TR
A
10 ε >1

B
P = AR
ε=1 ε<1
C
0 10 20 Q
AR
MR

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa bila MR positif, maka tambahan
penjualan sebanyak 1 unit akan menambah TR (TR menaik). Akan tetapi
sebaliknya bila MR negatif, maka tambahan penjualan dengan satu unit
output akan mengakibatkan TR berkurang (TR menurun).
Konsep penerimaan seringkali dihubungkan dengan elastisitas. Anda
tentunya masih ingat bahwa pada kurva permintaan, AB merupakan daerah
yang elastis (ε h >1) , BC merupakan daerah inelastis (ε h <1) dan di titik B
elastisitasnya sama dengan satu (ε h =1) . Sifat hubungan antara konsep
penerimaan dengan elastisitas adalah sebagai berikut:

1) TR menaik selama elastisitas harga (ε h ) dari kurva permintaan D lebih


besar dari satu.
2) TR mencapai maksimum pada saat elastisitas harga sama dengan satu.
3) TR menurun pada daerah di mana kurva permintaan mempunyai
elastisitas harga lebih kecil dari satu.
Agar supaya konsep penerimaan menjadi lebih jelas, baiklah Anda ikuti
contoh-contoh soal berikut ini.

Contoh 8.20:
Dalam pasar persaingan sempurna, harga suatu jenis barang adalah Rp25,00.
Berapakah AR, MR, dan TR pada saat output yang dijual sebanyak 40 unit?
Persamaan permintaan: P = 25.
Dalam pasar persaingan sempurna AR = MR = P

Jadi AR = MR = 25

TR = P.Q

= 25Q

Untuk Q = 40, maka penerimaan:

TR = 25.40

= Rp1.000,00

Contoh 8.21:
Fungsi permintaan yang dihadapi oleh pasar monopoli ditunjukkan oleh
persamaan 2Q + 4P = 12 . Tentukan persamaan AR, MR, dan TR serta
gambarkan grafik masing-masing fungsi!
Fungsi permintaan:

2Q + 4P = 12

atau
1
P=3- Q
2

Penerimaan total (TR):

TR = P. Q
1
= (3 - Q ).Q
2
1
= 3Q - Q 2
2
Penerimaan rata-rata (AR):
TR
AR =
Q
1
3Q − Q 2
= 2
Q
1
= 3− Q
2
Penerimaan marjinal (MR):
dTR
MR =
dQ
1
d(3Q − Q 2 )
= 2
dQ
=3–Q

Rp (3, 4 12 )

3
TR = 3Q - 1 Q2
2

P = AR = 3 - 1Q
2

0 3 6 Q
MR = 3 – Q

Gambar hubungan antara TR, MR, dan AR:


Contoh 8.22:
Bila fungsi permintaan ditunjukkan oleh persamaan P = 20 – 0,4Q.
Berapakah penerimaan maksimum yang dapat diperoleh produsen?

Penerimaan total (TR)


TR = P . Q
= (20 – 0,4Q).Q
= 20Q – 0,4Q2
dTR d 2 TR
TR maksimum bila = 0 dan <0
dQ dQ2
dTR
= MR = 20 – 0,8Q
dQ
20 – 0,8Q = 0
0,8Q = 20
Q = 25
2
d TR
= − 0,8Q
dQ 2
d 2 TR
Untuk Q = 25, <0
dQ 2
Jadi TR maksimum pada Q = 25
Pada Q = 25, penerimaan total (TR) = 250.
Cara lain yang dapat digunakan adalah:

TR maksimum bila MR = 0 atau


20 – 0,8Q = 0
= 25

Pada Q = 25, maka harganya = P = 20 – 0,4(25) = 10

Jadi TR = 10.25 = 250.

Contoh 8.23:
Pada fungsi permintaan 2P + 3Q = 120, berapakah tambahan/penurunan
penerimaan total bila harga berubah dari Rp42,00 menjadi Rp45,00 per unit.
Berapa elastisitas permintaannya pada tingkat harga Rp42,00/unit.
Pada tingkat harga Rp42,00/unit, jumlah barang yang diminta adalah

2(42) + 3Q = 120
3Q = 36
36
Q= = 12
3

Penerimaan total pada P = 42 adalah:

TR1 = P.Q
= 42.12
= 504

Pada tingkat harga Rp45,00/unit, jumlah barang yang diminta adalah:

2(45) + 3Q = 120
3Q = 30
Q = 10

Penerimaan total pada harga Rp45,00 adalah:

TR2 = P.Q
= 45.10
= 450

Jadi dengan naiknya harga dari Rp42,00/unit menjadi Rp45,00/unit


jumlah penerimaan total berkurang dari Rp504,00 menjadi Rp450,00 atau TR
turun Rp54,00.

dQ P
Elastisitas permintaan = .
dP Q
P = 42, Q = 12
2
Persamaan 2P + 3Q = 120 dapat ditulis Q = 40 - P.
3
dQ 2
=−
dP 3
2 42
εh = − .
3 12
1
=2
3

Dari contoh ini Anda dapat melihat bahwa bila ε h > 1 , maka kenaikan
pada harga justru akan menurunkan pendapatan total.

Contoh 8.24:
Untuk fungsi permintaan P = a – bQ di mana a > 0 dan b > 0 berlaku:

1
MR = P(1 − )
εh

Fungsi permintaan: P = a – bQ

TR = P.Q
= (a – bQ).Q
= aQ – bQ2
MR = a – 2bQ

atau dapat ditulis:

MR = a – bQ – bQ

Padahal a – bQ = P

Jadi MR = P – bQ

dP
= b , maka
dQ

dP
MR = P - .Q
dQ
dP P
Bila .Q dikalikan = 1 , maka:
dQ P

dP P dP Q
MR = P - .Q. atau MR = P – P. .
dQ P dQ P

Di sini dapat dilihat bahwa:

dP Q 1 1
. = =
dQ P dQ P
.
dP Q
εh

Sehingga:

1
MR = P – P.
εh

Atau

1
MR = P(1 - ) (Terbukti)
εh
Dari sini Anda dapat melihat bahwa bila MR = 0, maka:
1
(1 − )=0
εh
1
=1 atau ε h =1
εh

Jadi, di sini kita buktikan bahwa ε h =1 terjadi pada saat MR = 0. Hal ini
sesuai dengan gambar yang terdapat pada contoh 17 dan contoh 19.

Contoh 2.25:
Fungsi permintaan P = a – bQ (dengan a dan b positif) memotong sumbu Q
di titik D. Benarkah bahwa kurva MR memotong sumbu Q tepat di tengah-
tengah OD? Gambarkan grafiknya.
Fungsi permintaan: P = a – bQ

Fungsi memotong sumbu Q bila P = 0

0 = a – bQ

atau

bQ = a

a
Q= ,
b

a
Jadi ordinat titik D: ( , 0)
b

Penerimaan total: TR = P.Q


= (a – bQ).Q
= aQ – bQ2

dTR
Penerimaan marjinal: MR =
dQ
d(aQ − bQ 2 )
=
dQ
= a – 2bQ

MR memotong sumbu Q, bila MR = 0


0 = a – 2bQ

atau

2bQ = a

a 1 a
Q= atau Q= .
2b 2 b
1 a 
Ordinat titik potong MR dengan sumbu Q:  , 0
2b 
Jadi dari hasil tersebut MR memotong sumbu Q tepat di tengah-tengah
penggal garis OD.

AR = P = a - bQ

MR = a – 2bQ

1 a a
0 Q
2 b b

L A TIH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Bila fungsi biaya total ditunjukkan oleh persamaan: TC = 3Q 2 − 5Q + 6


Carilah persamaan MC dan AC-nya

2) Untuk fungsi biaya total: TC = 1000Q – 180Q2 + 3Q3, bagaimanakah


bentuk persamaan biaya marjinalnya (MC) dan selidiki apakah
persamaan MC merupakan fungsi yang menaik atau menurun.

3) Suatu perusahaan memproduksi suatu jenis barang dengan menggunakan


kurva biaya TC = 4Q − Q 2 + 2Q3 di mana TC menunjukkan biaya total
dan Q menunjukkan jumlah barang yang diproduksi (dalam ribuan unit).
Berapa jumlah barang yang harus diproduksi agar biaya marjinalnya
minimum?
4) Pada pasar persaingan sempurna buktikan bahwa kurva permintaan = AR
= MR
5) Pada pasar monopoli, buktikan bahwa kurva permintaan = AR dan jika
fungsi permintaan memotong sumbu Q pada ordinat (C, 0), di mana C >
1
0, maka fungsi MR memotong sumbu Q pada ordinat ( C, 0)
2

Petunjuk Jawaban Latihan

1) TC = 3Q2 – 5Q + 6
dTC
MC =
dQ
= 6Q – 5
TC
AC =
Q
3Q 2 − 5Q + 6
=
Q
6
= 3Q – 5 +
Q

2) TC = 1000Q – 180Q2 + 3Q3


dTC
MC =
dQ
= 1000 – 360Q + 9Q2
dMC
= - 360 + 18Q = 0
dQ
Q = 20
dMC
Untuk Q < 20, maka <0
dQ
dMC
Untuk Q > 20, maka >0
dQ

Jadi untuk Q < 20, MC menurun dan untuk Q > 20, MC menaik dan
MC minimum terjadi pada Q = 20.
3) TC = 4Q – Q2 + 2Q3
MC = 4 – 2Q + 6Q2
Agar MC minimum, maka:
dMC
= 0 = -2 + 12Q
dQ
1
Q=
6
d 2 MC
=12
dQ 2
1 d 2 MC
Untuk Q = , maka >0
6 dQ 2
1
Jadi minimum pada Q = .
6

4) Pada pasar persaingan sempurna, misalkan kurva permintaan


ditunjukkan oleh P = P1
TR = P1.Q
TR P1.Q
AR = =
Q Q
= P1
dTR dP1.Q
MR = =
dQ dQ
= P1

Jadi fungsi permintaan = AR = MR

5) Misalkan kurva permintaan ditunjukkan oleh persamaan: P = a - bQ

TR = P.Q
= aQ – bQ2
TR
AR = = a − bQ
Q
Fungsi permintaan P + Q = 10 dapat juga ditulis: P = 10 – Q
TR = P.Q
= (10 – Q).Q
= 10Q – Q2
dTR
MR =
dQ
= 10 – 2Q

Pada P = 2 atau Q = 8, maka MR = 10 – 2(8) = -6


1
Jadi pada P = 2 berlaku hubungan MR = P(1 − )
εh
Jadi kurva permintaan = AR = a – bQ.

Kurva permintaan memotong sumbu Q bila P = 0 atau 0 = a – bQ

a a
Q = = C dan titik potong ( , 0) atau (C, 0)
b b
dTR d(aQ − bQ 2 )
MR = =
dQ dQ
MR = a – 2bQ
Kurva MR memotong sumbu Q bila MR = 0.
0 = a – 2bQ
a 1 a
Q= =
2b 2 b

a 1 a 1 1 a
Karena = C , maka = C , dan titik potong ( , 0) atau
b 2 b 2 2 b
1
( C , 0)
2
Jadi, bila fungsi permintaan memotong sumbu Q di titik (C, 0), maka
1
fungsi MR memotong sumbu Q di titik ( C, 0) .
2
RA NGK UMA N

Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost) disingkat AFC adalah


TFC
ongkos tetap yang dibebankan pada setiap unit output, atau AFC =
Q
Biaya Variabel Rata-rata (Average Variabel Cost) disingkat AVC
adalah semua biaya-biaya lain, selain AFC yang dibebankan pada setiap
TVC
unit output, atau AVC = .
Q
Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost) disingkat ATC atau
sering pula disebut biaya rata-rata dan hanya disingkat AC (=Average
Cost) adalah biaya total yang dibebankan pada setiap unit output yang
TC
diproduksi atau AC =
Q
Biaya Marjinal (Marginal Cost) disingkat MC adalah tambahan
biaya total karena ada tambahan produksi 1 unit output dan dirumuskan
dTC
sebagai MC = .
dQ
Kurva MC akan memotong kurva AC pada titik minimum AC. Di
titik tersebut berlaku MC = AC
Penerimaan Total (Total Revenue) disingkat TR adalah penerimaan
total produsen dari hasil penjualan outputnya. Penerimaan total
merupakan hasil perkalian output dengan harga jual outputnya, atau
TR = P.Q
Penerimaan Rata-rata (Average Revenue) disingkat AR adalah
penerimaan produsen per unit outputnya yang dijual, atau AR =
TR P.Q
= = P . Penerimaan Marjinal (Marginal Revenue) disingkat
Q Q
MR yaitu tambahan penerimaan karena adanya tambahan penjualan satu
dTR
unit output, atau MR = . Dalam pasar persaingan sempurna TR
dQ
merupakan garis lurus dan fungsi permintaan = AR = MR. Dalam pasar
monopoli TR merupakan garis yang tidak linier. Fungsi permintaan =
AR, dan MR memotong penggal garis sumbu Q dengan permintaan
menjadi dua bagian yang sama panjang.
TES FORMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Biaya total untuk memproduksi suatu jenis barang tertentu dinyatakan


1
dengan fungsi TC = Q3 − 2Q 2 + 3Q + 1 . Tentukan besarnya biaya rata-
3
rata (AC) dan biaya marjinalnya (MC) pada saat biaya total minimum.
d
A. AC = aQ + Q + C +
Q
MC = 2aQ2 + 2Q + C
1
B. AC = AQ2 + bQ + C + d
Q
MC = 3aQ2 + 2bQ + C

C. AC = 3aQ2 + 2bQ + C
1
MC = aQ + bQ + C + d
Q
D. AC = 3aQ + Q + C
MC = 2aQ2 + 2bQ + C

2) Perusahaan mainan anak-anak memiliki fungsi biaya rata-rata untuk


memproduksi jenis mainan tertentu seperti berikut: AC = Q 2 − 6Q + 14
Tentukan jumlah yang diproduksi (Q) pada saat biaya marjinalnya sama
dengan biaya rata-rata
1
A. AC =
3
MC = 0
B. AC = 3
MC = 1
C. AC = 2
1
MC =
3
1
D. AC =
3
MC = 1
3) Bila fungsi permintaan ditunjukkan oleh persamaan P + 3Q = 25
berapakah AR, MR dan TR pada harga P = 4?
A. AR = 2
MR = -17
TR = 20
B. AR = 4
MR = -7
TR = 8
C. AR = 2
MR = -7
TR = 20
D. AR = 4
MR = -17
TR = 28

4) Pada pasar persaingan sempurna seorang penjual menjual barang 8 unit.


Berapakah AR, MR, dan TR bila fungsi permintaannya P = 20?
A. AR = 10
MR = 20
TR = 100
B. AR = 20
MR = 20
TR = 100
C. AR = 20
MR = 20
TR = 160
D. AR = 20
MR = 10
TR = 170

5) Seorang monopolis mengetahui bahwa konsumen akan membeli


produknya sebanyak 100 unit bila harganya Rp60,00. Kebutuhan
maksimum konsumen 1000 unit. Berapa pendapatan total (TR) si
monopolis tersebut bila harganya yang ditetapkan Rp40,00/unit?
A. TR = Rp16.000,00
B. TR = Rp15.000,00
C. TR = Rp 17.000,00
D. TR = Rp 18.000,00

Anda mungkin juga menyukai