Anda di halaman 1dari 9

HORMON SITOKININ

Hormon sitokinin merupakan hormon yang juga diproduksi oleh tumbuhan. Sama seperti
auksin dan giberelin, hormon ini pun mempunyai pengaruh besar terhadap proses dan laju
pertumbuhan tanaman. Pengaruh apa yang diberikan sitokinin tersebut? Bagaimana cara kerja
sitokinin dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman? Berikut merupakan penjelasan
mengenai hormon sitokinin pada tumbuhan mulai dari sejarah penemuannya hingga fungsi-
fungsinya dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Sejarah Penemuan Hormon Sitokinin
Sitokinin pertama kali ditemukan pada tahun 1940-an. Sitokinin ditemukan pada buah kelapa
yang belum matang. Penelitian yang dilakukan oleh Johannes van Overbeek ini mendapatkan
informasi bahwa embrio tumbuhan tumbuh lebih cepat jika ditambahkan air kelapa serta
informasi bahwa sitokinin ini berperan dalam memicu pembelahan sitoplasma (sitokinensis).

Jenis-jenis Hormon Sitokinin


Sitokinin alami dihasilkan oleh jaringan yang masih tumbuh aktif terutama pada akar, embrio
dan buah. Sitokinin yang dihasilkan di akar diangkut ke bagian atas tumbuhan yang masih muda
melalui xilem. Sitokinin terbagi dua yaitu:

1. Tipe adenin. Tipe adenin ini diproduksi pada bagian perakaran, jaringan kambium dan
bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah. Misalnya kinetin, zeatin dan
BAP (Benzyl Amino Purin)
2. Tipe fenilurea. Tipe ini biasanya tidak dibentuk oleh tumbuhan. Misalnya difeniluera,
tidiazuron (TDZ)
Mekanisme Kerja Hormon Sitokinin
Sitokinin alami yang terdapat pada biji jagung disebut dengan zeatin. Selain sitokinin alami,
terdapat pula sitokinin sintesis, seperti kinetin dan benziladenin. Sama halnya dengan giberelin,
sitokinin juga berkeja sama dengan auksin dalam berbagai proses fisiologis pada tumbuhan.
Diproduksi di ujung akar dan ditranslokasikan melalui pembuluh xilem. Jumlah sitokinin
terbesar terdapat pada daerah meristematik dan jaringan yang berkembang secara berkelanjutan,
seperti akar, daun muda, pengembangan buah dan biji.

Sitokinin bekerja berlawanan dengan auksin pada proses fisiologis tumbuhan. Variasi
konsentrasi sitokinin dan auksin akan menyebabkan perbedaan pada pertumbuhan. Contohnya:

1. Jika konsentrasi sitokinin lebih besar dari  auksin, yang terjadi adalah pertumbuhan tunas
dan daun
2. Jika konsentrasi sitokinin relatif sama dengan konsentrasi auksin, maka tunas, akar dan
batang tumbuh seimbang
3. Jika konsentrasi sitokinin lebih kecil dari auksin, yang terjadi adalah pembentukan akar
akan lebih aktif.

Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena pada dasarnya sitokinin mampu menghentikan
dominasi pertumbuhan apikal dan merangsang pertumbuhan lateral.

Fungsi Hormon Sitokinin


Kinerja sitokinin selalu dibantu dengan auksin. Jika hanya ada sitokinin tanpa auksin maka tidak
dapat terjadi perangsangan terhadap proses pembelahan sel. Namun jika sitokinin bekerja
bersama auksin maka akan merangsang terjadinya pembelahan dan diferensiasi sel. Selain itu,
fungsi hormon sitokinin juga berpengaruh terhadap:

1. Pembelahan sel. Hormon sitokinin terdapat pada sel-sel yang sedang aktif membelah
dalam jumlah yang besar
2. Pada beberapa tumbuhan, sitokinin dapat meningkatkan pembukaan stomata.
3. Menghambat proses penuaan pada daun
4. Pertumbuhan kuncup lateral sehingga menurunkan dominasi pucuk apikal
5. Memacu membukanya stomata pada beberapa jenis tumbuhan
6. Mempengaruhi morfogenesis pada teknik kultur jaringan
7. Mempengaruhi perkembangan kloroplas. Pemberian sitokinin dapat memicu peningkatan
kadar klorofil, mampu meningkatkan konversi etioplast ke kloroplas melalui stimulasi
sintesis klorofil.
Demikian penjelasan mengenai hormon sitokinin. Dari pemaparan di atas, dapat kita simpulkan
bahwa setiap hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan secara alami mempengaruhi proses-proses
fisiologis pada tumbuhan itu sendiri. Semoga bermanfaat.

A.  Latar Belakang

Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan


zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah
"hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan sebagaimana pada
hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli
berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon
endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian
zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar
sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris
plant growth regulator).
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan
faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan
antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur
sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik tumbuhan
yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan. Oleh karena itu dalam pembuatan
makalah ini agar kita dapat mengetahui tentang hormon asam absisat serta pengaruhnya yang
dikaitkan dengan perkembangan dan pertumbuhan tanaman.

B.  Rumusan masalah

           1. Apakah Yang dimaksud dengan Hormon?


           2. Apakah yang dimaksud dengan Asam Absisat?
           3. Dimanakah Letak Asam Absisat Pada Tumbuhan?
           4. Bagaimana proses pembentukan dan cara kerja asam absisat oleh tumbuhan?
          5. Apa saja peran Asam Absisat dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman?

C.  Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui pengertian dari Hormon?


2. Untuk Mengetahui pengertian dari Asam Absisat?
3. Untuk mengetahui letak Asam Absisat Pada Tumbuhan dan proses transfornya?
           4. Untuk Mengetahui proses pembentukan cara kerja asam absisat oleh tumbuhan?
       5. Untuk mengetahui  peran Asam Absisat dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman?
D.  Manfaat Penulisan
1. Agar Pembaca dapat mengetahui Pengertian dari Hormon
2. Agar Pembaca dapat mengetahui pengertian dari Asam Absisat
3. Agar Pembaca dapat mengetahui letak Asam Absisat Pada Tumbuhan
4. Agar Pembaca dapat mengetahui proses pembentukan asam absisat oleh tumbuhan dan
proses transfornya       
5.  Agar Pembaca dapat mengetahui  peranan Asam Absisat dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hormon

            Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan
senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh
manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya
satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan,
dan pergerakan (taksis) tumbuhan.

Hormon tumbuhan bersifat endogenous ("endogen"), dihasilkan sendiri oleh individu


yang bersangkutan, maupun exogenous ("eksogen"), diberikan dari luar sistem individu. Hormon
eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan).
Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat
pengatur tumbuh (bahasa Inggris: plant growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan.
Kelompok hormon sendiri terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh
(ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan
untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan efek fisiologi yang sama,
bukan semata kemiripan struktur kimia. Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon
tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris: auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins,
GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama
bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun
menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan.
Selain kelima kelompok itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai
hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan
hormon sintetik, seperti brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, dan poliamina. Beberapa
senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).

Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan,
melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada tumbuhan, terutama titik
tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar. Selanjutnya, hormon akan bekerja pada
jaringan di sekitarnya atau, lebih umum, ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif
bekerja di sana. Pergerakan hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis, pembuluh kayu,
maupun ruang-ruang antarsel.

B. Pengertian Hormon Asam Absisat

Asam absisat adalah molekul seskuiterpenoid (memiliki 15 atom karbon) yang


merupakan salah satu hormon tumbuhan. Selain dihasilkan secara alami oleh oleh tumbuhan,
hormon ini juga dihasilkan oleh alga hijau dan cendawan. Hormon ini ditemukan pada tahun
1963 oleh Frederick Addicott. Addicott berhasil mengisolasi senyawa abscisin I dan II dari
tumbuhan kapas. Senyawa abscisin II kelak disebut dengan asam absisat, disingkat ABA. Pada
saat yang bersamaan, dua kelompok peneliti lain yang masing-masing dipimpin oleh Philip
Wareing dan Van Steveninck juga melakukan penelitian terhadap hormon tersebut.

Hormon asam absisat merupakan senyawa yang bersifat inhibitor (penghambat) yang
cara kerjanya berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin. Salah satu fungsi auksin adalah
untuk memacu proses pemanjangan sel dan pembentukan buah tanpa biji. Sedangkan salah satu
fungsi dari giberelin adalah untuk mengakhiri proses dormansi pada biji yang terpengaruhi oleh
asam absisat.

Tahapan lain dalam kehidupan suatu tumbuhan yang menguntungkan apabila


pertumbuhan dihentikan adalah pada saat permulaan dormansi biji, dan kemungkinan asam
abisatlah yang bertindak sebagai penghambat pertumbuhan. Biji akan berkecambah ketika ABA
dihambat dengan cara membuatnya tidak aktif, atau dengan membuangnya atau melalui
peningkatan aktivitas giberelin. Biji beberapa tumbuhan gurun mengakhiri dormansinya ketika
hujan lebat melunturkan ABA dari biji. Biji tumbuhan lain memerlukan cahaya atau stimulus
lain untuk memicu perombakan asam abisat. Pada sebagian besar kasus, rasio ABA terhadap
giberelin akan menentukan apakah biji itu akan tetap dorman atau berkecambah.

Hormon tanaman yang dianggap sebagai hormon stress diproduksi dalam jumlah besar
ketika tanaman mengalami berbagai keadaan rawan diantaranya yaitu ABA.  Keadaan rawan
tersebut antara lain kurang air,  tanah bergaram, dan suhu dingin atau panas.  ABA membantu
tanaman mengatasi dari keadaan rawan tersebut.

C. Letak Asam Absisat dan Transpornya pada Tanaman


Tempat produksi atau lokasi hormon asam absisat pada tumbuhan yaitu di daun, batang,
akar dan buah hijau. Fungsi utama asam absisat yaitu menghambat pertumbuhan, menutup
stomata selama kekurangan air, menghambat pemutusan dormansi.

Pada daun, ABA berada pada 3 bagian sel yang berbeda, yakni : (1) pada sitosol, dimana
disintesis, (2) pada kloroplas dimana ABA diakumulasikan, dan (3) pada dinding sel. Para ahli
fisiologi berpendapat bahwa ABA dapat merangsang penutupan stomata adalah ABA yang
berada pada dinding sel. ABA pada dinding sel ini berasal dari  sel-sel mesofil daun tempat di
mana ABA ini disintesis.

Asam Absisat diangkut oleh tumbuhan secara alami melalui xilem floem dan parenkim
baik itu naik atau turun, proses pengangkutan menuju daun dalam penutupan stomata dari akar
menuju floem yang dekonsentrasi pada daun yang dapat dipengaruhi oleh tingkat kegaraman
yang tinggi. Begitupun dari daun menuju akar dan menuju batang dalam penghambatan
penambahan panjang dan lebar batang pada tanaman.

D. Pembentukan Asam Absisat pada Tumbuhan dan Cara Kerjanya

Hormon Asam Absisat pada tumbuhan dapat diperoleh dengan cara alami melaui proses
di dalam tumbuhan itu sendiri (endogen) dan melalui pemberian dari luar oleh campur tangan
manusia (eksogen). Namun secara alami tumbuhan dapat menghasilkan hormon Asam Absisat di
dalam tubuhnya walaupun tidak dalam jumlah yang besar dengan beberapa proses yaitu :
   1.      Biosintesis/pembentukan ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara  tak langsung
melalui peruraian karotenoid (zat warna merah, kuning dan Orange) tertentu (40 karbon) yang
ada di plastid.  ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan pergerakan giberelin yaitu
dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan juga sel-sel parenkim di luar berkas
pembuluh. 
     2.      Rangkaian pose secara kimia, yaitu
a.       Jalur Asam mevalonat : Asam mevalonat → farnesylpyrofosfat → ABA
b.      Jalur Violaxanthin : Violaxanthin → Xanthoxin → ABA  -  Cahaya

Secara non-alami, Asam Absisat diperoleh melalui pemberian dari luar tubuh baik itu
Asam Absisat Sintetik maupun yang diekstrak dari tumbuhan lain, misalnya Alga.
Cara kerja dari asam absisat ini seperti merangsang penutupan stomata pada waktu
kekurangan air, mempertahankan dormansi dan biasanya terdapat di daun, batang, akar, buah
berwarna hijau. Pengangkutan hormon ABA dapat terjadi baik di xilem maupun floem dan arah
pergerakannya bisa naik atau turun. Transportasi ABA dari floem menuju ke daun dapat
dirangsang oleh salinitas (kegaraman tinggi).
Pada tumbuhan tertentu, terdapat perbedaan transportasi ABA dalam siklus hidupnya. Daun
muda memerlukan ABA dari xilem dan floem, sedangkan daun dewasa merupakan sumber dari
ABA dan dapat ditranspor ke luar daun.
Daun dan buah pada tumbuhan dapat menjadi rontok karena adanya pengaruh kerja
hormon Asam Absisat (ABA). hormon ini menghambat pertumbuhan dan pembelahan sel.
karena itu, jika hormon ini bekerja, proses yag terjadi di dalam sel akan berkurang dan kelamaan
akan berhenti. berhentinya aktivitas sel, berarti juga berhentinya asupan nutrisi ke dalam sel
tumbuhan tersebut, sehingga, bagian tumbuhan seperti daun akan kekurangan nutrisi, dan kering
karena penguapan terus terjadi, namun tidak ada asupan air, dan kelamaan daun akan rontok.

Gambar : Tumbuhan kekeringan tanpa asam absisat (atas) dan cambah (A) yang tumbuh
cepat dengan ditiadakannya asam absisat (bawah)

Hormon ini dapat menutup stomata pada daun dengan menurunkan tekanan osmotik
dalam sel dan menyebabkan sel turgor. Akibatnya, cairan tanaman hilang yang disebabkan oleh
transpirasi melalui stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari tanaman
dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin. Selain itu, ABA juga dapat
menstimulasi pengambilan air melalui akar. Selain untuk menghadapi kekeringan, ABA juga
berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas
yang tinggi. Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam
yang tinggi pada akar.. Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan
pertumbuhan primer dan sekunder. Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan
memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang
berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin. ABA juga akan menghambat
pembelahan sel kambium pembuluh.

Terdapat beberapa kondisi Dimana hormon Asm Absisat terbentuk pada bagian
tumbuhan, diantaranya pada daun, tumbuhan yang mengalami cekaman air : (kekeringan);
konsentrasi ABA naik sampai lebih  dari 50 kalinya hanya dalam waktu 4-8 jam (400 ng per g
berat basah); sebagai respon dari  meningkatkan laju biosintesisnya. Namun jika tumbuhan diberi
air kembali; konsentrasi ABA turun sampai  ke konsentrasi sebelum cekaman dalam waktu 4-8
jam; sebagai respon menurunnya laju biosintesis.

Biji yang sedang berkembang  konsentrasi ABA sangat tinggi (100 x) ; lalu semakin
menurun  seiring dengan semakin dewasanya biji karena tumbuhan sudah semakin kuat dan
dapat menghasilkan makanan dalam jumlah besar serta penyerapan air yang lebih optimal
melalui akar.

E. Kegunaan Asam Absisat bagi Tumbuhan

            Seperti yang telah dijelaskan diatas, hormon Asam Absisat berfungsi dalam menghambat
pertumbuhan, hal ini dilakukan untuk membantu tumbuhan untuk bertahan dalam kondisi yang
sulit, sehingga hormon absisat hanya diproduksi jika tumbuhan mengalamai kondisi seperti
kekurangan air, pada musim dingin, musim kering, dan musim gugur sehingga terjadi proses-
proses untuk menghambat pertumbuhan. Secara Keseluruhan, Asam Absisat berfungsi dalam :
    1.      Secara fisiologis berfungsi dalam Pengaturan perkecambahan biji, Mendorong sintesis
protein simpanan, Mengurangi efek kekurangan air, Peristiwa absisi, Dormansi tunas, Memacu
transpor fotosintat yang sedang berkembang
     2.      Dormansi tunas
     3.      Menghambat perkecambahan biji
     4.      Mempengaruhi pembungaan tanaman
     5.      Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian
     6.      Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi
     7.      Untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan
    8.      Untuk menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang
tinggi  
     9.      Menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.

  
BAB III

PENUTUP

Mengakhiri Makalah ini, penyusun tidak lupa mengucapkan puji syukur kehadirat tuhan
yang maha esa atas segala Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan baik. Tetapi bila ada terdapat kesalahan dalam penuturan kata-kata agar sekiranya dapat
dimaklumi, karena bagaimanapun penulis masih dalam tahap belajar, sehingga masih perlu
penambahan disana-sini.

Dalam bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dari penulisan
Makalah ini yang mungkin dapat bermanfaat bagi kita semua

A. Kesimpulan

      1.     Hormon adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk
secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol
per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah
pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan
      2.      Asam Absisat adalah senyawa yang bersifat inhibitor (penghambat) yang cara kerjanya
berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin.
      3.      Hormon Asam Absisat terletak di bagian daun, akar dan batang tumbuhan, dan di
transportasi melalui xilem dan floem baik itu secara menurun maupun menaik.
      4.      Secara keseluruhan, hormon Asam Absisat memicu terjadinya penutupan stomata untuk
mengurangi penguapan dengan pengakumulasian hormon asam absisat di bagian daun begitupun
dalam penghambatan pertumbuhan batang dengan akumulasi asam absisat pada bagian batang.
      5.      Secara keseluruhan, Asam Absisat berfungsi dalam menghambat pertumbuhan baik du
penutupan stomata, formasi biji dan cambah maupun penghentian pertumbuhan tanaman di
dalam masa-masa yang sulit.

Anda mungkin juga menyukai