Anda di halaman 1dari 2

VI.

Analisa Percobaan

Pengolahan Air Eksternal


Pada minggu pertama dilakukan pengolahan air umpan boiler secara
eksternal. Percobaan mengenai Pengolahan Eksternal Air Umpan Boiler ini
dilakukan dengan pengamatan terhadap air dalam kondisi sebelum perlakuan
dan air dalam kondisi sesudah perlakuan. Sampel yang digunakan untuk kondisi
sebelum perlakuan, yaitu air sumur dan sampel yang digunakan untuk kondisi
sesudah perlakuan, yaitu air umpan boiler. Pada sampel ini dilakukan
pengolahan eksternal, dimana pengolahan secara eksternal dimaksudkan untuk
menurunkan nilai kesadahan melaui proses pelunakan dan mengurangi gas
terlarut terutama gas O2. Proses pelunakan itu sendiri merupakan pengolahan air
untuk mengurangi kesadahan Ca2+ dan Mg2+. Pengolahan eksternal juga
dilakukan pada alat penukar ion (katio dan anion).
Dari data yang didapat terlihat pH air umpan boiler (sebeum diolah)
setelas diuji adalah 7,49 mendekati pH normal , Untuk konduktivitas-nya
sebesar 560,1 pada temperatur 29,1oC. Setelah dilakukan pengolahan dengan
menggunakan penukar ion didapat data terjadi penurunan semua parameter
seperti nilai TDS dari 280,6 menjadi 156,9. Hasil uji air umpan boiler ini
bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya air tersebuk diumpankan pada
boiler, dan mencegah beberapa penyebab kerusakan boiler oleh air umpan. Hal
yang biasa terjadi pada boiler diantaranya adalah korosi , kerak dan carry over ,
dan dapat diminimalisir dengan cara menguji kualitas air umpan yang akan
digunakan .

Pengolahan Air Internal


Pada minggu kedua dilakukan pengolahan air umpan boiler secara internal.
Setelah dilakukan percobaan pengolahan internal air umpan boiler ini dapat
dianalisa bahwa proses ini merupakan pengolahan air yang akan digunakan
sebagai umpan boiler secara khusus atau spesifik di dalam sistemnya yang
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Pengolahan secara internal dilakukan dengan
cara penambahan posfat ke dalam boiler. Air pada tangki umpan boiler dianalisa
dengan dilakukan analisa beberapa parameter. Adapun parameter yang dianalisa
antara lain pH, konduktivias, dan TDS (total dissoleved solid) dari sampel air
tersebut.
Dari data yang didapat terlihat bahwa air yang terdapat didalam boiler
memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan parameter (data) pada
pengolahan air eksternal. Parameter yang terukur dari air didalam boiler yaitu: pH
7,9, konduktivitas 40,4. Parameter yang dapat dijadikan acuan adalah nilai
konduktivitas air dalam boiler. Meningkatnya nilai konduktivitas menunjukkan
naiknya pencemar yang terjadi didalam air boiler. Naiknya parameter ini akibat
dari proses yang terjadi untuk mendapatkan steam dengan suhu dan tekanan yang
tinggi. Karena air yang diambil berada pada bagian bawah boiler maka nilai
kekeruhan menjadi meningkat. Hal ini disebabkan oleh lumpur yang terbentuk
akibat pengolahan air umpan secara internal yang merubah senyawa-senyawa
pembentuk kerak menjadi lumpur sehingga dapat mencegah terbentuknya kerak
didalam boiler. Air yang terdapat dalam tangki boiler diisi terus menerus dan
harus sesuai standar jika ingin dibersihkan. Oleh sebab itu air pada tangki boiler
lebih banyak terdapat padatan terlarut. Hal ini bisa dilihat dari hasil pengukuran
kekeruhan pada air internal yang ada pada tangki boiler. Dari tiga jenis analisa
tersebut dapat mengetahui pengolahan yang harus dilakukan untuk mencegah
pembentukan kerak, pencegahan korosi dan pencegahan carry over (pembusaan).

Anda mungkin juga menyukai