Pada minggu pertama dilakukan pengolahan air umpan boiler secara eksternal. Percobaan mengenai Pengolahan Eksternal Air Umpan Boiler ini dilakukan dengan pengamatan terhadap air dalam kondisi sebelum perlakuan dan air dalam kondisi sesudah perlakuan. Sampel yang digunakan untuk kondisi sebelum perlakuan, yaitu air sumur dan sampel yang digunakan untuk kondisi sesudah perlakuan, yaitu air umpan boiler. Pada sampel ini dilakukan pengolahan eksternal, dimana pengolahan secara eksternal dimaksudkan untuk menurunkan nilai kesadahan melaui proses pelunakan dan mengurangi gas terlarut terutama gas O2. Proses pelunakan itu sendiri merupakan pengolahan air untuk mengurangi kesadahan Ca2+ dan Mg2+. Pengolahan eksternal juga dilakukan pada alat penukar ion (katio dan anion). Dari data yang didapat terlihat pH air umpan boiler (sebeum diolah) setelas diuji adalah 7,49 mendekati pH normal , Untuk konduktivitas-nya sebesar 560,1 pada temperatur 29,1oC. Setelah dilakukan pengolahan dengan menggunakan penukar ion didapat data terjadi penurunan semua parameter seperti nilai TDS dari 280,6 menjadi 156,9. Hasil uji air umpan boiler ini bertujuan untuk menentukan layak atau tidaknya air tersebuk diumpankan pada boiler, dan mencegah beberapa penyebab kerusakan boiler oleh air umpan. Hal yang biasa terjadi pada boiler diantaranya adalah korosi , kerak dan carry over , dan dapat diminimalisir dengan cara menguji kualitas air umpan yang akan digunakan .
Pengolahan Air Internal
Pada minggu kedua dilakukan pengolahan air umpan boiler secara internal. Setelah dilakukan percobaan pengolahan internal air umpan boiler ini dapat dianalisa bahwa proses ini merupakan pengolahan air yang akan digunakan sebagai umpan boiler secara khusus atau spesifik di dalam sistemnya yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Pengolahan secara internal dilakukan dengan cara penambahan posfat ke dalam boiler. Air pada tangki umpan boiler dianalisa dengan dilakukan analisa beberapa parameter. Adapun parameter yang dianalisa antara lain pH, konduktivias, dan TDS (total dissoleved solid) dari sampel air tersebut. Dari data yang didapat terlihat bahwa air yang terdapat didalam boiler memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan parameter (data) pada pengolahan air eksternal. Parameter yang terukur dari air didalam boiler yaitu: pH 7,9, konduktivitas 40,4. Parameter yang dapat dijadikan acuan adalah nilai konduktivitas air dalam boiler. Meningkatnya nilai konduktivitas menunjukkan naiknya pencemar yang terjadi didalam air boiler. Naiknya parameter ini akibat dari proses yang terjadi untuk mendapatkan steam dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Karena air yang diambil berada pada bagian bawah boiler maka nilai kekeruhan menjadi meningkat. Hal ini disebabkan oleh lumpur yang terbentuk akibat pengolahan air umpan secara internal yang merubah senyawa-senyawa pembentuk kerak menjadi lumpur sehingga dapat mencegah terbentuknya kerak didalam boiler. Air yang terdapat dalam tangki boiler diisi terus menerus dan harus sesuai standar jika ingin dibersihkan. Oleh sebab itu air pada tangki boiler lebih banyak terdapat padatan terlarut. Hal ini bisa dilihat dari hasil pengukuran kekeruhan pada air internal yang ada pada tangki boiler. Dari tiga jenis analisa tersebut dapat mengetahui pengolahan yang harus dilakukan untuk mencegah pembentukan kerak, pencegahan korosi dan pencegahan carry over (pembusaan).