Anda di halaman 1dari 10

PERBEDAAN NILAI HEMATOKRIT PADA DEMAM BERDARAH DENGUE

DERAJAT I DAN II DI RS BHAYANGKARA TRIJATA


G.A. Dian Listyanti Utami,1 I Wayan Putu Sutirta Yasa,2
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Jalan PB Sudirman
Denpasar,2Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Sanglah /Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
E-mail :listyanti.dian@yahoo.com

ABSTRAK
Demam berdarah dengue adalah infeksi penyakit yang oleh virus dengue, pada
infeksi ini terjadi keadaan perembesan plasma yang ditandai dengan meningkatnya
kadar hematokrit. Diagnosis demam berdarah dengue menurut WHO 1997 ditegakkan
dengan demam, manifestasi pendarahan, trombositopenia, peningkatan hematokrit lebih
atau sama dengan 20% dari normal dan penurunan hematorit kurang atau sama dengan
20% dari sebelumnya setelah pemberian cairan. Derajat keparahan demam berdarah
dengue di bagi menjadi 4 derajat menurut manifestasi klinis dan hasil laboratoriumnya
yaitu jumlah trombosit dan hematokrit. Tetapi peningkatan hematokrit pada demam
berdarah dengue tidak selalu berbanding lurus dengan derajat keparahan demam
berdarah dengue.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan jumlah
hematokrit pada pasien demam berdarah dengue derajat 2 lebih tinggi dari pada derajat
1 di RS Bhayangkara Trijata.Metode penelitian yang digunakan adalah metode
retrospektif analitikdengan data diambil secara retrospektif pada 73 pasien demam
berdarah dengue usia 1 – 63 tahun di RS Bhayangkara Trijata Denpasar periode Juni
2012 - Oktober 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwapasien demam berdarah
dengue derajat I didapatkan rata – rata (mean) nilai hematokrit sebesar 39,5 dan derajat
II dengan rata – rata (mean) nilai hematokrit 38,7. Berdasarkan hasil analisis statistik
perbedaan independent sample t test perbedaan nilai hematokrit pada derajat demam
berdarah yang berbeda didapatkan nilai signifikan 0,067 atau lebih dari 0,05 maka hal
ini menunjukkan bahwa perbedaan nilai hematokrit pada demam berdarah dengue
derajat I dan demam berdarah dengue derajat II tidak signifikan.

Kata kunci: demam berdarah dengue, demam berdarah dengue derajat 1, demam
berdarah dengue derajat 2, hematokrit, peningkatan hematokrit
Differences in hematocrit values on dengue hemorrhagic fever grade I and II in
Bhayangkara Trijata Hospital Denpasar
ABSTRACT
Dengue hemorrhagic fever is an infectious disease caused by the dengue virus which
plasma leakage occurs, characterized by an increase in the amount of hematocrit. The
diagnosis of dengue fever according to the World Health Organization established in
1997 with fever , bleeding manifestations , thrombocytopenia , increased hematocrit
greater than or equal to 20 % of normal and decreased hematorit less or equal to 20 % of
the previous after fluid administration . The severity of dengue hemorrhagic fever is
divided into four degrees according to the clinical manifestations and laboratory results ,
namely platelet count and hematocrit . But the increase in hematocrit on dengue fever is
not always directly proportional to the severity of dengue hemorrhagic fever . The
purpose of this study was to determine differences in the amount of hematocrit in
patients with dengue hemorrhagic fever grade 2 higher than the first degree in Trijata
Bhayangkara Hospital . The method in this study is a retrospective analytic method with
data retrieved retrospectively in 73 patients with dengue hemorrhagic fever aged 1-63
years old in Bhayangkara Trijata Hospital Denpasar period June 2012 - October 2013 .
Results showed that patients with dengue hemorrhagic fever grade I earned mean value
of hematocrit was 39.5 and the patients with dengue hemorrhagic fever grade 2 earned
mean value of hematocrit was 38.7 . Based on a statistical analysis in independent
sample t test differences in hematocrit values on different degrees dengue obtained
significant value of 0.067 or more than 0.05 then this indicates that the differences in
hematocrit values in the first degree dengue fever and dengue hemorrhagic fever stage
II was not significant

Keywords: dengue hemorrhagic fever, dengue hemorrhagic fever grade 1, dengue


hemorrhagic fever grade 2, hematocrit, increase in hematocrit
PENDAHULUAN derajat menurut manifestasi klinis dan
hasil laboratoriumnya yaitu jumlah
Indonesia merupakan negara trombosit dan perubahan hematokrit.2
subtropis yang tercatat sebagai negara Perembesan plasma yang terjadi
endemis Demam Berdarah pada demam berdarah dengue
Dengue.Dengan angka kejadian yang mengganggu hemostatis dalam tubuh
meningkat setiap tahunnya.Bali dan dihitung melalui jumlah hematokrit.
merupakan daerah merah dengan status Pada setiap derajat demam berdarah
risiko tinggi pada pemetaan angka dengue tidak selalu ditemukan
insiden demam berdarah dengue di peningkatan dan penurunan hematokrit
Indonesia pada tahun 2005-2009. Pada yang sama. Untuk mengetahui
tahun 2009 Bali menempati peringkat perbedaan jumlah hematrokrit pada
ke empat dengan angka insiden 167 per derajat keparahan demam berdarah
100.000 penduduk.1 Berbanding dengue maka dilakukan penelitian yang
terbalik dengan angka insiden yang diadakan di RS Trijata Denpasar pada
terbilang tinggi, Provinsi Bali bulan Juni 2012 sampai dengan bulan
merupakan 3 daerah dengan angka Oktober 2013.
kematian yang rendah yaitu 0,15%. Hal Tujuan dilakukannya penelitian
ini membuktikan bahwa pelayanan dan ini untuk mengetahui adanya perubahan
akses kesehatan di Bali sudah baik dan pada hematokrit antara demam berdarah
pengetahuan masyarakat Bali tentang dengue derajat I dengan demam
demam berdarah dengue sudah cukup berdarah dengue derajat 2. Dimana
tinggi.1 menurut hipotesis semakin meningkat
Demam berdarah dengue keparahan demam berdarah dengue
merupakan penyakit infeksi oleh virus maka peningkatan hematokrit akan
dengue. Gejala yang ditemukan dapat semakin besar.
berupa keluhan seperti demam, nyeri
otot, nyeri yang disertai dengan MATERI DAN METODE
leukopenia, pembesaran kelenjar limfe,
dan penurunan trombosit. Pada infeksi Demam Berdarah Dengue
ini terjadi perembesan plasma yang Definisi
ditandai oleh peningkatan jumlah Demam berdarah dengue
hematokrit.2 merupakan infeksi oleh virus dengue,
Diagnosis demam berdarah gejala yang dirasakan dapat berupa
dengue menurut WHO 1997 ditegakkan demam, mialgia atau atralgia, disertai
dengan demam, manifestasi dengan leukopenia, pembesaran
pendarahan, trombositopenia, kelenjar limfe, trombosit yang menurun
peningkatan hematokrit lebih atau sama serta pendarahan. Infeksi demam
dengan 20% dari normal dan penurunan berdarah dengue, ditandai dengan
hematorit kurang atau ama dengan 20% meningkatnya kadar hematokrit. 2
dari sebelumnya setelah pemberian Etiologi dan Epidemiologi
cairan. Derajat keparahan demam Demam berdarah dengue timbul
berdarah dengue di bagi menjadi 4 akibat infeksi virus dengue.2 Penyebab
terseringnya adalah infeksi virus DEN3. orang tersebut mendapatkan infeksi
Menularnya virus dengue dapat terjadi sekunder oleh jenis virus dengue yang
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.3 lain, maka akan terjadi gejala klinis
Pada tubuh manusia, diperlukannya yang lebih berat. 4
waktu selama 4-6 hari sebelum Diagnosis
menimbulkan gejala klinis. Virus Penegakan diagnosis demam
dengue dilaporkan telah menjangkiti berdarah dengue dapat dilakukan
ratusan negara, terutama di daerah berdasarkan kriteria WHO, jika terdapat
perkotaan yang berpenduduk padat.4 hal di bawah ini :
Patogenesis a. demam akut selama 2-7 hari biasanya
Patogenesis demam berdarah bifasik
dengue dan sindom syok dengue masih b. adanya satu dari tanda pendarahan
merupakan hal yang belum menemukan berikut, yaitu:
kejelasan. Tetapi patofisiologi yang - rumpled test positive
sering dikemukakan dalam infeksi virus - terdapatnya petekie, ekimosis,
demam berdarah dengue ini adalah atau purpura pada tubuh
peningkatan dari permeabilitas - perdarahan mukosa ( kejadian
pembuluh darah dan hemostasis tersering adalah epitaksis/mimisan atau
abnormal yang terjadi pada tubuh. pendarahan pada gusi) atau pendarahan
Permeabilitas pembuluh darah yang yang terjadi ditempat lain
mengalami peningkatan berakibat pada - muntah darah (hematemesis)
kebocoran plasma dan syok hipovolemi. atau melena
Terdapat dua teori yang sering c. penurunan jumlah trombosit
digunakan dalam penjelasan sebanyak <100.000/ul.
patogenesis pada demam berdarah d. adanya paling tidak satu tanda dari
dengue yaitu teori infeksi primer atau perembesan plasma yaitu peningkatan
teori virulensi dan teori infeksi hematokrit sebanyak >20% normal,
sekunder.4 sesuai dengan umur dan jenis kelamin ,
Patofisiologi primer demam dan penurunan hematokrit >20% setelah
berdarah dengue dan dengue syock dilakukannya pemberian terapi cairan
syndrome adalah meningkatnya dari jumlah hematokrit sebelumnya.
permeabilitas pembuluh darah yang e. ditemukannya tanda tanda dari
terjadi secara cepat serta mengarah pada kebocoran plasma yaitu diantaranya
kebocoran plasma ke ruang efusi pleura dan asites.
ekstravaskuler, sehingga nantinya akan Demam berdarah dengue
menimbulkan hemokonsentasi. Pada diklasifikasikan menjadi 4 tingkat
kasus yang berat terjadi penurunan keparahan menurut WHO 1999 sesuai
volume plasma setidaknya lebih dari dengan tingkat keparahannya yaitu :
20%, dengan adanya keadaan efusi a. Derajat I : Terdapatnya demam
pleura.4 Pada teori infeksi sekunder dengan gejala umum yang tidak khas
dikatakan bahwa, apabila individu seperti muntah, sakit kepala, mialgia
terinfeksi secara sekunder oleh satu atau atralgia, dan satu-satunya gejala
jenis virus dengue, akan terjadi proses perdarahan yaitu rumpled test (+)
kekebalan. Tetapi hal lain terjadi, jika
b. Derajat II : Terdapatnya manifestai kompleks antigen-antibodi dimana
seperti derajat I dengan adanya nantinya akan menyebabkan pelepasan
perdarahan spontan pada kulit dan atau dari C3a dan C5a. Pengaktifan dari
perdarahan pada tempat lain. sistem ini akan meningkatkan
c. Derajat III : Terdapatnya tanda permeabilitas dinding vaskuler dan
kegagalan sirkulasi; nadi cepat dan keluarnya cairan plasma ke ruang
lemah, tekanan nadi menurun (20 ekstravaskular.
mmHg atau kurang), akral dingin, Beberapa faktor yang
disertai dengan penderita yang tampak mempengaruhi perbedaan peningkatan
gelisah. hematokrit yaitu usia, jenis kelamin,
d. Derajat IV : Syok berat yaitu keadaaan seperti asidosis, dehidrasi,
merupakan keadaan dimana nadi yang emfisema paru, dan terjadi pada pasien
tidak dapat diraba serta tekanan darah dengan luka bakar. Nilai hematokrit
tidak dapat diukur. yang lebih tinggi juga didapatkan pada
Penatalaksanaan orang orang yang bertempat tinggal di
Penatalaksanaan pasa demam dataran tinggi.3,5
berdarah dengue adalah terapi secara Sampel penelitian adalah
simptomatik dan suportif. Terapi sampel darah pasien rawat inap dengan
simptomatik yaitu pemberian diagnosis demam berdarah dengue pada
penghilang rasa sakit (parasetamol) dan Juni 2012 - Oktober 2013 di RS
kompres hangat. Terapi suportif yang Bhayangkara Trijata Denpasar.Kriteria
diberikan adalah penggantian cairan inklusi pada penelitian ini yaitu sampel
tubuh, pemberian oksigen dan transfusi darah pasien rawat inap dengan
darah jika memang diperlukan. Selain diagnosis demam berdarah dengue pada
itu dilakukan juga monitoring terhadap Juni 2012 - Oktober 2013 di RS
tekanan darah, laju pernapasan, nadi Bhayangkara Trijata Denpasar.Variabel
peningkatan hematokrit, jumlah yang digunakan pada penelitian ini
trombosit, elektrolit, kecukupan cairan, berupa variabel tergantung dan
,kesadaran, dan perdarahan.3 bebas.Dimana sebagai variabel
Peningkatan Nilai Hematokritpada tergantung adalah pasien demam
Demam Berdarah Dengue berdarah dengue derajat I dan II di RS
Penghitungan hematokrit Bhayangkara Trijata. Sebagai variabel
(dinyatakan dalam persen) adalah bebas nilai hematokrit pasien demam
eritrosit pada 100 mL darah lengkap. berdarah dengue di RS Bhayangkara
Kadar hematokrit merupakan parameter Trijata
hemokonsentrasi serta perubahannya. Penelitian dimulai dengan
Peningkatan kadar hematokrit terjadi pengambilan data dari RS Bhayangkara
pada keadaan, meningkatnya kadar sel Trijata Denpasar.Tahap selanjutnya
darah atau menurunnya kadar plasma adalah mengkaji data yang telah masuk
darah. ke dalam kriteria inklusi. Teknik
Meningkatnya jumlah pengumpulan data pada penelitian ini
hematokrit pada infeksi demam yaitu melalui data rekam medis pasien
berdarah dengue terjadi karena rawat inap dengan diagnosis demam
teraktivasinya sistem komplemen oleh
berdarah dengue di RS Bhayangkara 33 orang atau 45,2% dengan jumlah laki
Denpasar. – laki 11 orang dan perempuan 22
orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3.Distribusi kasus demam
Pada penelitian ini diperoleh 73 berdarah dengue berdasarkan
data rekam medis pasien demam derajat demam berdarah dengue dan
berdarah dengue usia 1 – 63 tahun di jenis kelamin.
RS Bhayangkara Trijata Denpasar
periode Juni 2012 - Oktober 2013. Derajat Laki laki
Pere Jumla Present
DBD mpu h ase
Tabel 1.Distribusi kasus an
demam berdarah dengue I 22 35 57 78,1%
berdasarkan jenis kelamin 2013. II 4 12 16 21,9%

Jenis Jumlah Presentase Berdasarkan Tabel 3. di atas


Kelamin (orang) sebanyak 57 orang dengan jumlah
Laki laki 26 35,6 % presentase 78,1% dari total pasien
Perempuan 47 64,4% demam berdarah dengue berdasarkan
Jumlah 73 100% kriteria demam berdarah dengue WHO
digolongkan sebagai derajat I. Derajat II
Berdasarkan Tabel 1. di atas terdapat pada 16 orang pasien demam
didapatkan penderita demam berdarah berdarah dengue dengan presentase
dengue terbanyak adalah jenis kelamin 21,9%. Tetapi pada penelitian ini tidak
perempuan sebanyak 47 orang atau ditemukan pasien demam berdarah
64,4%, sedangkan laki – laki sebanyak dengue derajat 3 dan derajat 4.
26 orang atau 35,6%.
Tabel 4. Distribusi kasus
Tabel 2.Distribusi kasus demam berdarah dengue berdasarkan
demam berdarah dengue nilai hematokrit dan derajat demam
berdasarkan umur dan jenis kelamin. berdarah dengue.

UUsia Laki Perem Juml Prese Der Juml Min Maks Mean P
-laki puan ah ntase ajat ah
0-20 11 22 33 45,2% Pasie
21-40 4 17 21 28,8% n
41-60 10 8 18 24,6% I 57 29% 79,1% 39,65% 0,
61-80 1 0 1 1,4% 06
Jumlah 26 47 73 100% II 16 12,64% 48,8% 39,56% 7

Berdasarkan Tabel 2. di atas Berdasarkan Tabel 4.di atas nilai


didapati rentang usia terbanyak yang hematokrit pada pasien demam berdarah
terkena demam berdarah dengue adalah dengue dalam penelitian ini antara
rentang usia 0-20 tahun yaitu sebanyak 12,64% - 54,3%. Dimana pada demam
berdarah dengue derajat I nilai terkecil Hasil Analisis Statistik
hematokrit adalah 29 dan yang terbesar Derajat klinis demam berdarah
adalah 79,4. Pada pasien demam dengue merupakan variabel dengan
berdarah dengue derajat II ditemukan skala ordinal dan dalam penelitian ini
nilai minimum 12,64 dan nilai berdistribusi tidak normal.Oleh karena
maksimum 48,8. Pada pasien demam itu untuk menilai perbedaan nilai
berdarah dengue derajat I didapatkan hematokrit pada derajat demam
rata – rata (mean) nilai hematokrit berdarah dengue digunakan analisis
sebesar 39,5 dan derajat II dengan rata – Independent Sample T -Test pada spss.
rata (mean) nilai hematokrit 38,7.

Tabel 5.Hasil analisis statistik Independent Sample T-Test untuk


Perbedaan Nilai Hematokrit pada Derajat Demam Berdarah Dengue.

Group Statistics
derajat N Mean Std.
Deviation
hematokrit derajat 1 270 39.6526 5.03991 .30672
derajat 2 85 39.5684 3.51564 .38132
Independent Sample s Test

Levene's Test for


Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Mean Std. Error Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
hematokrit Equal variances
3.373 .067 .144 353 .886 .08428 .58729 -1.07074 1.23930
assumed
Equal variances
.172 201.514 .863 .08428 .48937 -.88067 1.04922
not assumed

Berdasarkan Tabel 5. di atas Pembahasan


hasil analisis statistik perbedaan Nilai Hematokrit
independent sample t test perbedaan Dari hasil penelitian nilai
nilai hematokrit pada derajat demam hematokrit dinyatakan tidak memiliki
berdarah yang berbeda didapatkan nilai perbedaan yang signifikan antara pasien
signifikan 0,067 atau lebih dari 0,05 demam berdarah dengue derajat 1 dan
maka hal ini menunjukkan bahwa pasien demam berdarah dengue derajat
perbedaan nilai hematokrit pada demam II. Pada pasien demam berdarah dengue
berdarah dengue derajat I dan demam derajat I ditemukan nilai hematokrit rata
berdarah dengue derajat II tidak rata 39,65% dan pada pasien demam
signifikan. berdarah dengue derajat II ditemukan
nilai hematokrit rata rata 39,56%.
Nilai hematokrit merupakan
suatu konsentrasi sel darah merah dalam
100 mL darah lengkap. Meningkatnya intravascular yang mengakibatkan
kadar hematokrit sebanyak lebih dari penurunan cardiac output dan
20% merupakan salah satu kriteria menurunnya perfusi jaringan. Hal ini
untuk mendiagnosis pasien demam akan menyebabkan jaringan anoxia,
berdarah dengue. Pada demam berdarah penurunan distribusi oksigen dan
dengue peningkatan hematokrit nutrisi, dan akhirnya mengakibatkan
mengindikasikan terjadinya perembesan kegagalan multisystem organ.9
plasma yang disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas. Peningkatan Perbedaan Nilai Hematokrit pada
permeabilitas vaskuler ini disebabkan Derajat Demam Berdarah Dengue
oleh kerusakan sel endotel yang Pendekatan bagaimana
terinfeksi virus dengue.6 perbedaan nilai hematokrit pada derajat
Terdapat banyak mekanisme demam berdarah dengue diselidiki
yang menjelaskan terjadinya kerusakan dengan meggunakan uji independent
sel endotel yaitu diantaranya sample t- test. Dari hasil didapat,
terdapatnya kerusakan fungsi endotel analisis statistik perbedaan nilai
yang disebabkan oleh mediator hematokrit pada derajat demam
inflamasi yang teinfeksi virus dengue.6 berdarah dengue didapatkan nilai
Pada demam berdarah dengue signifikan 0,067. Dimana hasil ini
derajat III dan derajat IV terjadi menunjukkan bahwa tidak terdapat
peningkatan hematokrit yang tinggi perbedaan yang signifikan atau tidak
bahkan bisa mencapai 60%.Meskipun terdapat perbedaan yang bermakna
nilai hematokrit tidak dapat digunakan (p>0,05).
sebagai kriteria renjatan syok pada Pada penelitian ini didapatkan
demam berdarah dengue atau yang kita perbedaan yang tidak bermakna antara
kenal sebagai sindrom syok nilai hematokrit pada demam berdarah
dengue.Renjatan syok pada demam dengue derajat I dan nilai hematokrit
berdarah dengue terjadi karena demam berdarah dengue derajat II.
kehilangan cairan yang tiba-tiba dalam Seperti kriteria yang telah ditetapkan
hal ini terjadi penurunan volume darah WHO tahun 2009 tidak ada klasifikasi
disebabkan oleh perembesan plasma. khusus untuk pembagian derajat demam
Renjatan syok terjadi biasanya pada berdarah dengue berdasarkan nilai
nilai hematokrit lebih dari 40%.7 Pada hematokritnya. Diagnosis demam
penelitian yang dimuat Sari Pediatri berdarah dengue ditentukan dengan
(2010) ditemukan bahwa pada anak peningkatan hematokrit lebih dari 20%
anak dengan nilai hematokrit lebih dari dan penurunan trombosit serta memnuhi
42% memiliki risiko renjatan syok lebih gejala klinis demam berdarah dengue
besar.8 Pada demam berdarah dengue sesuai WHO.
grade IV ditemukan profound shock Pada penelitian yanng dilakukan
dimana tidak ditemukannya denyut nadi oleh Ihsan di Surakarta ditemukan
pasien. Syok yang terjadi pada sindrom bahwa nilai hematokrit tidak dijadikan
syok dengue adalah syok hipovolemik sebagai faktor prediktor derajat klinis
yang dapat mengancam nyawa berasal demam berdarah dengue karena dalam
dari penurunan volume darah penelitiannya, pasien yang telah
dikonfirmasi mengalami infeksi dengue hematokrit pasien demam berdarah
dan mengalami syok tetapi tidak terjadi dengue derajat II lebih tinggi daripada
trombositopenia maupun peningkatan derajat I.
hematokrit. Sedangkan pada penelitian
yang dilakukan Riswan di Banjarbaru
SARAN
dan Margaret di Semarang yang
mengungkapkan bahwa diduga nilai Kepada peneliti selanjutnya
hematokrit dengan derajat demam yang ingin melakukan penelitian
berdarah dengue memiliki hubungan dengan topic yang sama disarankan
yang bermakna meskipun hubungannya untuk mengkarateristikkan nilai
lemah.10 Jadi disni ditemukan hematokrit sesuai dengan usia dan jenis
perbedaan nilai hematokrit pada masing kelamin karena terdapat perbedaan nilai
masing derajat demam berdarah dengue. normal hematokrit berdasarkan jenis
Semakin besar tingkat keparahan kelamin dan usia. Karakterisasi ini
demam berdarah dengue semakin dilakukan agar mendapat hasil yang
mengikat hematokritnya.3 lebih bagus dan lebih terpercaya.
Untuk peneliti selanjutnya di
SIMPULAN harapkan mengambil rentang waktu
Dari hasil penelitian yang yang lebih lama sehingga data yang
dilakukan di RS Bhayangkara Trijata diperoleh lebih banyak.
Denpasar pada bulan Juni 2012 - Tidak ditemukannya pasien
Oktober 2013 dengan menggunakan demam berdarah dengue derajat 3 dan 4
data penelitian sebanyak 73 data rekam pada penelitian ini menunjukkan sudah
medik diperoleh kesimpulan sebagai tingginya tingkat kewaspadaan
berikut: masyarakat terhadap gejala yang
Dari total data rekam medik muncul pada infeksi demam berdarah
yang diperoleh maka pasien demam sehingga masyarakat cepat tanggap
berdarah dengue terbanyak adalah pergi ke rumah sakit untuk memperoleh
pasien demam berdarah dengue derajat layanan kesehatan.
1 dengan presentase sebesar 78,1%,
selanjutnya pasien demam berdarah DAFTAR PUSTAKA
dengue derajat 2 dengan presentase
29,1%. Tetapi tidak ditemukan pasien 1. Buletin Jendela Epidemiologi ISSN.
demam berdarah dengue derajat 3 dan Demam Berdarah Dengue. 2010; 2;
4. 2087-1546.
Pasien demam berdarah dengue 2. Suhendro Nainggolan, Sudoyo, Aru
derajat 1 didapatkan mean hematokrit W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit
39,65%. Pasien demam berdarah Dalam. Jilid III Edisi V.Jakarta:
dengue derajat 2 didapatkan mean Interna Publishing Pusat Penerbitan
hematokrit 39,56%. Terdapat perbedaan Ilmu Penyakit Dalam.2009. h 2773-9
yang tidak bermakna pada peningkatan 3. Keumala Ade. Hubungan Nilai
jumlah hematokrit pada pasien demam Trombosit dan Hematokrit dengan
berdarah dengue derajat I dan II. Derajat Demam Berdarah Dengue di
Dimana tidak ditemukan bahwa nilai RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode 1
Januari-31 Desember . Universitas
Sumatera Utara. 2009
4. Candra,A. Demam Berdarah
Dengue; Epidemiologi, Patogenesis,
dan Faktor Risiko Penularan.
Aspirator. 2 (2). 2010. h: 110-9
5. Pedoman Interpretasi Data Klinik.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2011
6. Rizal. Kebocoran Plasma Pada
Demam Berdarah Dengue. CDK: 38
(2) : 92-6. 2010
7. Ahmad TS, Didit Y, Farid W,
Rohad. Peranan Kadar Hematokrit,
Jumlah Trombosit dan Serologi IgG -
IgM Antidhf Dalam Memprediksi
Terjadinya Syok Pada Pasien
Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Rumah Sakit Islam Siti Hajar
Mataram. J Peny Dalam. : 8 (2).
2010
8. Mayetti. 2010. Hubungan Gambaran
Klinis dan Laboratorium sebagai
Faktor Risiko Syok pada Demam
Berdarah Dengue. Sari Pedriatri. 11
(5). 2010.hal 367-73
9. Dewi Enita, Rahayu Sri.
Kegawatdaruratan Syok
Hipovolemik. Berita Ilmu
Keperawatan ISSN-1959-2697 . 2
(2). 2010. hal: 93-6
10. Margaret, D. Korelasi antara
Trombositopenia dan
Hemokonsentrasi sebagai Faktor
Predisposisi Terjadinya Syok pada
Pasien DBD Dewasa di RSUP. Dr.
Kariadi Semarang. Skripsi Program
Pendidikan Sarjana FK UNDIP.
2009.
11. Rekam Medis RS Bhayangkara
Trijata. 2013. Pasien Demam
Berdarah Dengue periode Juni 2012 -
Oktober 2013.
.

Anda mungkin juga menyukai