I DENGAN
KEHAMILAN 35 MINGGU
Disusun Oleh:
SEMARANG
2019/2020
i
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg
( Smeltzer, 2001).
Menurut Price (2005) Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di
mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang
melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan tensi yang
artinya tekanan darah. Menurut American Society of Hypertension (ASH), pengertian
hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif,
sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan (Sani, 2008).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah secara kronis dan persisten dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
B. Etiologi
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara
mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan
penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab
tertentu (hipertensi sekunder). ( Smeltzer, 2001).
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain. ( Smeltzer, 2001).
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab, seperti; beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. (Price, 2005)
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10%
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil
KB). ( Smeltzer, 2001)
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada
kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin
(noradrenalin). (Price, 2005)
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder :
1. Penyakit Ginjal
a. Stenosis arteri renalis
b. Pielonefritis
c. Glomerulonefritis
d. Tumor-tumor ginjal
e. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
f. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
g. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal.
2. Kelainan Hormonal
a. Hiperaldosteronism
b. Sindroma Cushing
c. Feokromositoma
2
3. Obat-obatan
a. Pil KB
b. Kortikosteroid
c. Siklosporin
d. Eritropoietin
e. Kokain
f. Penyalahgunaan alkohol
g. Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
a. Koartasio aorta
b. Preeklamsi pada kehamilan
c. Porfiria intermiten akut
d. Keracunan timbal akut
Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :
a. Peningkatan kecepatan denyut jantung
b. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
c. Peningkatan TPR yang berlangsung lama
3
D. Patofisiologi dan Pathway
Tekanan Darah
Pre Eklamsia
Kejang (-) Kejang (+)
Penumpukan darah
Kompresi saraf simpatis Peristaltic turun
meingkat
Gangguang irama jantung
Aliran turbulensi emboli LAEDP meningkat
F. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi adalah diantaranya :
1. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient
ischemic attack (TIA).
2. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut
(IMA).
3. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
4. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.
G. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1. Deteksi prenatal dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia
kehamilan 28 mingg, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36
minggu, setelah itu setiap minggu.
2. Penatalaksanaan di rumah sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup:
a. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari
temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan,
nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat
b. Berat badan saat masuk dan kemusian setiap hari
c. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap
2 hari
d. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali
antara tengah malam dan pagi hari
5
e. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan
enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan
hipertensi
f. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara
klinis maupun USG
g. Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap
biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin.
Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya
induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan
seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah
3. Terapi obat antihipertensi
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau
memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi
dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.
4. Penundaan pelahiran pada hiperetensi berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran.
Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan
pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi
berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan
konservatif atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan
tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.
6
DAFTAR PUSTAKA
7
KASUS
8
Pengkajian dilakukan pada tanggal 29 Januari 2020 jam 13.00 WIB.
1. IDENTITAS
Nama : Ny.I
Usia : 25 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Pernikahan : Kawin
Agama : Islam
Alamat : Jl.Sukun Barat 5
Pekerjaan : Wirausaha
Dx Medis : Hipertensi
Tanggal Masuk : 29 Januari 2020
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Usia : 30 th
Alamat : Jl.Sukun Barat 5
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan pasien : Suami
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri di kepala
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan kepala pusing, nyeri kepala ,leher teras tegang. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan TD 185/110 mmHg Nadi 90 x/menit, RR 35
x/menit, SaPO2 95% . Hasil pemeriksaan terdapat protein urine +4. Terdapat
edema pada ekstremitas atas dan bawah
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan pasien sebelumnya memiliki riwayat hipertensi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan anggota keluarga memiliki penyakit menurun seperti
hipertensi
9
d. Genogram
Keterangan :
: Perempuan
: Laki – laki
: Pasien
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
Keadaan umum : Baik
BB/ TB : 58kg/ 162cm
b. Tanda – tanda vital
Pemeriksaan TTV dilaksanakan pada tanggal 26 maret 2020 dengan hasil :
NO HARI/TANGGAL TTV
TD Nadi RR Suhu
1 Kamis, 26 maret 2020 185/110 90x/menit 35x/meni 38,00C
mmhg t
2 Jum’at, 27 maret 2020 140/80 85x/menit 22x/meni 37,10C
mmhg t
3 Sabtu, 28 maret 2020 120/80 82x/menit 22x/meni 36,20C
mmhg t
10
C. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala
- Bentuk : simetris , terdapat nyeri di bagian belakang
- Kulit kepala : Bersih, tidak ada luka atau lesi
- Rambut : Hitam
2. Mata
- Konjugtiva : Normal ( tidak anemis atau pucat)
- Seklera : putih
- Kornea : Tidak ada selaput yang menutupi
- Pupil : kanan dan kiri sama besar
- Kelopak mata : Tidak ada edema
3. Hidung
- Kebersihan : Bersih tidak ada kotoran atau simetris
- Cuping hidung : simetris
4. Telinga
- Bentuk : simetris
- Tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
5. Mulut
- Rongga mulut : bersih
- Gusi : Tidak berdarah, tidak ada peradangan
- Gigi : Gigi masih utuh
- Mukosa bibir : Lembab
6. Leher
- Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, leher terasa tegang
7. Dada
a. Thorax : Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Adanya nyeri tekan
Perkusi : Suara paru sonor
Auskultasi : suara nafas varkuler
b. Jantung : Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri
Perkusi : Suara pekak
Auskultasi : Terdengar suara lup dup
11
8. Abdomen : Inspeksi : Tampak simetris tidak ada lesi atau edema
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Terdengar suara bissing usus 6x / menit
9. Genetali
- Perempuan
10. Integmumen
Kulit : a. warna : sawo matang, tidak ada ruam di kulit
b Tekstur : Elastis
c. kelainan : Tidak terdapat kelainan di kulit
d. Temperatur : Suhu tubuh normal 36,1 c◦
11. Ekstermitas
a. Pemeriksaan kekuatan otot :
b. Ekstermitas otot : kuku klien tampak rapi, tidak terdapat edema, tangan kiri
terpasang infuse RL 30 tpm, terdapat edema, kedua tangan
c. Ekstermitas bawah : kuku klien tidak panjang, tidak ada terdapat edema,
kedua kaki dapat digerakkan, terdapat edema pada kaki
d. Kekuatan otot 5555 5555
5555 5555
5. DATA PENUNJANG
Nama : Ny. I
NO. RM :
Pemeriksaan LAB di laksanakan kamis 26 maret 2020 pukul 08.30 WIB dengan
hasil :
12
Pemeriksaan penunjang kimia klinik dilaksakan pada 26 maret pukul 10.00 WIB
dengan hasil
6. TERAPI
13
7. ANALISIS DATA
Nama Pasien : Ny. I
NO RM :
DO :
1). Wajah pasien
nampak meringis
2). Hasil
pemeriksaan fisik :
DS : Hipervolemia Gangguan
aliran balik vena
1). Pasien Mengatakan
kepala pusing
DO :
14
atas dan bawah
15
9. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny.I
No RM :
16
Skor 5 : Meningkat - Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian
analgesic
N
- Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk mencapai
analgesia optimal, jika perlu
- Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus untuk
mempertahankan kadar dalam serum
- Dokumentasikan respons terhadap efek analgesic dan efek yang
tak diinginkan
E
- jelaskan efek terapi dan efek samping obat
C
- Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic, jika perlu
Intervensi Pendukung :
O
- Monitor kualitas nyeri
N
- Atur interval waktu
- pemantauan sesuai
- dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
E
- Jelaskan tujuan dan
- prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
2. Hipervolemia Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hipervolemia
keperawatan selama 3x24 jam, O
hipervolemia dapat teratasi dengan KH - Periksa tanda dan gejala hypervolemia
: - Identifikasi penyebab hypervolemia
Luaran Utama : - Monitor tanda hemodinamik
Keseimbangan Cairan - Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik (mis. Kadar protein)
1. Haluaran urin skor 5 - Monitor kecepatan infus secara ketat
Keterangan : N
Skor 1 : Menurun - Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
17
Skor 2 : Cukup menurun - Batasi asupan cairan dan garam
Skor 3 : Sedang - Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 0
Skor 4 : Cukup meningkat E
Skor 5 : Meningkat - Anjurkan melapor jika haluaran urin <0,5 mL/kg/jam dalam 6
jam
2. Edema skor 1 - Anjurkan melaporkan BB bertambah >1 kg dalam sehari
Keterangan : - Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluran cairan
Skor 1 : Meningkat - Ajarkan cara membatasi cairan
Skor 2 : Cukup meningkat C
Skor 3 : Sedang - Kolaborasi pemberian diuretic
Skor 4 : Cukup menurun - Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
Skor 5 : Menurun - Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy
(CRRT), jika perlu.
Luaran Tambahan :
Status Cairan
1. Konsentrasi urine skor 5
Keterangan :
Skor 1 : Meningkat
Skor 2 : Cukup meningkat
Skor 3 : Sedang
Skor 4 : Cukup menurun
Skor 5 : Menurun
18
TINDAKAN KEPERAWATAN
II 10.00 WIB -Memeriksa tanda dan gejala hypervolemia DS : Pasien Mengatakan kepala pusing
-Mengidentifikasi penyebab hypervolemia DO : 1). Pasien terlihat ada edema pada
-Memonitor tanda hemodinamik ekstermitas atas dan bawah
-Memonitor tanda peningkatan tekanan
onkotik (mis. Kadar protein) 2). Hasil pemeriksaan protein urin +4
-Memonitor kecepatan infus secara ketat
19
3). Hasil pemeriksaan kadar oksigen dalam darah
SaPO2 95% (normal)
II 10.30 WIB Memonitor kecepatan infus secara ketat DS : Pasien mengatakan infus tidak ada masalah
DO : Terpasang cairan infus NaCl 20 tpm
I 11.00 WIB -Memberikan teknik nonfarmakologis untuk DS : Pasien mengatakan sudah mengetahui cara
mengurangi rasa nyeri mengurangi nyeri seperti yang dijelaskan oleh
-Mengontrol lingkungan yang memperberat perawat
rasa nyeri DO : Pasien trlihat sudah paham
-Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
II 11.15 WIB -Menimbang berat badan setiap hari pada DS : -Pasien mengatakan mau di timbang BB nya
waktu yang sama -Pasien mengatakan ditinggikan tempat
-Membatasi asupan cairan dan garam tidurnya yang bagian kepala
-Meninggikan kepala tempat tidur 30-40 0 DO :- Kepala tempat tidur pasien ditinggikan 30-
-Menganjurkan melapor jika haluaran urin 40 derajat
<0,5 mL/kg/jam dalam 6 jam -BB paien 63kg
-Menganjurkan melaporkan BB bertambah
>1 kg dalam sehari
-Mengajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluran cairan
-Mengajarkan cara membatasi cairan
I,II 11.20 WIB -Mengidentifikasi -DS : Pasien mengatakan tidak ada dan tidak
-Mengindetifikasi karatreistik nyeri punya alergi obat
-Mengidentifikasi riwayat -DO : Pasien terlihat tidak gatal-gatal
-Menanyakan tentang alergi obat
20
I,II 11.30 WIB Pemberian obat oral DS : Pasien mengatakan mau minum obatnya
-Paracetamol DS : Pasien terlihat meminum obat
-Cefadroxil
-Hydrochlorothiazide
I,II 12.30 WIB Injeksi intravena DS : Pasien mengatakan sakit saat di suntik dan
-Furoseming nyeri sedikit berkurang
-Ketoprofen DO : Pasien terlihat meringis saat di injeksi
I,II 12.40 WIB -Menjelaskan efek terapi dan efek samping DS : Pasien sudah mengerti efek dari obat yang
obat diberikan untuk menurunkan panas dan
mengurangi nyeri serta mengurangi
pembengkakan pda tubuhnya
DO : Pasien sudah mengerti efek dari obat
21
II 14.00 WIB -Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, DS : pasien mengatakan
durasi,frekuensi, kualitas, intensitas nyeri P : Nyeri karena ada riwayat Tekanan darah tinggi
-Mengidentifikasi skala nyeri Q : Nyeri seperti sakit gigi
-Mengidentifikasi factor yang memperberat R : Nyeri dikepala
daan memperingti nyeri S:4
-Memonitor efek samping penggunaan T : Hilang timbul 10 menit
analgetik DO : Pasien terlihat menegang kepalanya dan
terlihat nyeri
I Jum’at, 27 maret Pemeriksaan TTV DS : -Pasien mengatakan mau di periksa
2020 -Pasien mengatakan kepala pusing
08.00 WIB -Pasien mengatakan nyeri kepala dan leher tegang
DO :Hasil TTV
TD : 150/80 mmhg
N : 86x/menit
RR : 23x/menit
S : 37,5C
I 08.30 WIB Pengkajian pada pasien DS : pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
-Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, P : Nyeri karena Tekanan darah tinggi
durasi,frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Q : Nyeri seperti di suntik
-Mengidentifikasi skala nyeri R : Nyeri dikepala
-Mengidentifikasi factor yang memperberat S:3
daan memperingti nyeri T : Hilang timbul 20 menit
-Memonitor efek samping penggunaan DO : Pasien terlihat sedikit rileks dari pada hari
analgetik sebelumnya
II 09.00 WIB -Memeriksa tanda dan gejala hypervolemia DS : Pasien Mengatakan kepala pusing sedikit
-Mengidentifikasi penyebab hypervolemia berkurang
-Memonitor tanda hemodinamik DO : - Pasien terlihat ada edema pada ekstermitas
-Memonitor tanda peningkatan tekanan atas dan bawah sedikit berkurang
22
onkotik (mis. Kadar protein) - Hasil pemeriksaan kadar oksigen dalam
darah SaPO2 98% (normal)
I,II 10.00 WIB Memonitor kecepatan infus secara ketat DS : Pasien mengatakan infus tidak ada masalah
DO : Terpasang cairan infus NaCl 20 tpm
II 11.00 WIB -Menimbang berat badan setiap hari pada DS : -Pasien mengatakan mau di timbang BB nya
waktu yang sama -Pasien mengatakan sudah mengurangi
-Membatasi asupan cairan dan garam makanan yang mengandung garam
DO : BB paien 63,5kg
I,II 11.30 WIB Pemberian obat oral DS : Pasien mengatakan mau minum obatnya dan
-Paracetamol nyeri kepala sudah berkurang
-Cefadroxil DS : Pasien terlihat meminum obat dan terlihat
-Hydrochlorothiazide rileks
I,II 12.30 WIB Injeksi intravena DS : Pasien mengatakan sakit saat di suntik dan
-Furoseming nyeri sedikit berkurang
-Ketoprofen DO : Pasien terlihat meringis saat di injeksi
23
RR : 22x/menit
S : 37,1C
I 14.00 WIB -Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, DS : pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
durasi,frekuensi, kualitas, intensitas nyeri P : Nyeri karena Tekanan darah tinggi
-Mengidentifikasi skala nyeri Q : Nyeri seperti di suntik
R : Nyeri dikepala
S:3
T : Hilang timbul 30 menit
DO : Pasien terlihat sedikit rileks dari pada hari
sebelumnya
I Sabtu 28 maret Pemeriksaan TTV DS : -Pasien mengatakan mau di periksa
2020 - Pasien mengatakan kepala sudah tidak pusing
08.00 WIB -Pasien mengatakan sudah tidak nyeri kepala dan
leher tegang
DO : Hasil TTV
TD : 130/80 mmhg
N : 82x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,4 C
I 09.00 WIB -Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, DS : pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
durasi,frekuensi, kualitas, intensitas nyeri P : Nyeri karena Tekanan darah tinggi
-Mengidentifikasi skala nyeri Q : Nyeri seperti di cubit
R : Nyeri dikepala
S:2
T : Hilang timbul 20 menit
DO : Pasien terlihat sedikit rileks dari pada hari
sebelumnya
24
II 10.00 WIB -Memeriksa tanda dan gejala hypervolemia DS : Pasien Mengatakan sudah tidak pusing
-Mengidentifikasi penyebab hypervolemia DO : -Sudah tidak terlihat lagi edema pada
-Memonitor tanda hemodinamik ekstermitas atas dan bawah pasien
- Hasil pemeriksaan kadar oksigen dalam
darah SaPO2 100% (normal)
I,II 10.30 WIB Memonitor kecepatan infus secara ketat DS : Pasien mengatakan infus tidak ada masalah
DO : Terpasang cairan infus NaCl 20 tpm
II 11.00 WIB -Menimbang berat badan DS : -Pasien mengatakan mau di timbang BB nya
DO : BB paien 64,00 kg
I,II 11.30 WIB Pemberian obat oral DS : Pasien mengatakan mau minum obatnya dan
-Paracetamol nyeri kepala sudah tidak ada
-Cefadroxil DS : Pasien terlihat meminum obat dan terlihat
-Hydrochlorothiazide rileks
I,II 12.00 WIB Injeksi intravena DS : Pasien mengatakan sakit saat di suntik dan
-Furoseming sudah tidak nyeri
-Ketoprofen DO : Pasien terlihat meringis saat di injeksi dan
ekstermitas bagian atas dan bawah sudah tidak
ada
25
leher tegang
DO : Hasil TTV
TD : 130/80 mmhg
N : 82x/menit
RR : 22x/menit
S : 36,20C
I 14.00 WIB -Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, DS : pasien mengatakan tidak merasakan pusing
durasi,frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan leher tegang
-Mengidentifikasi skala nyeri P : Nyeri tidak ada karena tekanan darah normal
Q : Nyeri tidak terasa
R : Nyeri dikepala
S:0
T : tidak merasakan nyeri
DO : Pasien terlihat sedikit rileks dari pada hari
sebelumnya dan lebih sehat
1 Kamis, 26 Maret I S:
2020 - Pasien mengatakan nyeri hebat pada
kepalanya,skala 4
10. 00 WIB O:
- P : Nyeri karena ada riwayat Tekanan
darah tinggi
- Q : Nyeri seperti sakit gigi
- R : Nyeri dikepala
- S:4
26
- T : Hilang timbul 10 menit
A:
- Nyeri belum teratasi
P:
- Lanjutkan intevensi
- -Mengindentifikasi lokasi, karakteristik,
durasi,frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- -Mengidentifikasi skala nyeri
- -Mengidentifikasi factor yang
memperberat daan memperingti nyeri
- -Memonitor efek samping penggunaan
analgetik
II S:
- Pasien mengatakan kepalanya pusing dan
berat badanya naik setelah ditimbang
13.00 WIB O:
- Tampak edema pada ektermitas atas dan
bawah pasien
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
- -Memeriksa tanda dan gejala
hypervolemia
- -Mengidentifikasi penyebab hypervolemia
- -Memonitor tanda hemodinamik
- -Memonitor tanda peningkatan tekanan
onkotik (mis. Kadar protein)
- -Memonitor kecepatan infus secara ketat
2. Jumat, 27 Maret I S:
2020 - Pasien mengatakan kepalanya masih agak
27
pusing
O:
09.30 WIB - P : Nyeri karena Tekanan darah tinggi
- Q : Nyeri seperti di suntik
- R : Nyeri dikepala
- S:3
- T :hilang timbul 20 menit
A:
- Nyeri teratasi sebagian,lanjutkan
intervensi
P:
- Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
-Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
-Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
II S:
- Pasien mengatakan berat badanya sudah
berkurang saat menimbang dan muali
12.10 WIB tidak pusing
O:
- Edema pada ekstermitas atas dan bawah
pasien terlihat mengepis
A:
- Masalah teratasi sebgaian,lanjutkan
intervensi
P:
-Memonitor kecepatan infus secara ketat
28
yang sama
-Membatasi asupan cairan dan garam
3. Sabtu, 28 Maret I S:
2020 - Pasien mengatakan kepalanya sudah tidak
nyeri lagi
O : -P : Nyeri tidak ada karena tekanan darah
normal
08.30 WIB -Q : Nyeri tidak terasa
-R : Nyeri dikepala
-S : 0
-T : tidak merasakan nyeri
A:
- Nyeri kepala tertasi
P:
- Intervensi dihentikan
29
II S:
- Pasien mengatakan sudah tidak pusing dan
berat badanya mulai normal
O:
- Pada ekterminast atas dan bawah pasien
14.25 WIB sudah tidak tmpak edema dan pasien
tampak rileks
A:
- Hypervelomia telah teratasi
P:
- intervensi dihentikan
30