Login/Register
Beranda
Chat Bersama Dokter
Cari Dokter
Proteksi Alodokter
Alodokter Shop
Penyakit A-Z
Obat A-Z
Tanya Dokter
Privasi
Syarat & Ketentuan
Kontak
Tentang Alodokter
Vaksin Sinovac
Vaksin Sinovac adalah vaksin untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 atau COVID-
19. Vaksin Sinovac yang dikenal juga dengan nama CoronaVac sudah mendapat izin
penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
CoronaVac merupakan vaksin yang mengandung virus SARS-CoV-2 yang sudah tidak aktif.
Penyuntikan vaksin Sinovac akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus
yang sudah tidak aktif ini dan memproduksi antibodi untuk melawannya sehingga tidak
terjadi infeksi COVID-19.
Di dalam produk vaksin ini juga terkandung aluminium hidroksida sebagai bahan tambahan
yang berfungsi untuk meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh terhadap vaksin.
Vaksin Sinovac dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd. Vaksin ini sudah melewati uji
klinis fase ketiga yang dilakukan di Brazil, Turki, dan Indonesia. Uji klinis fase ketiga di
Indonesia menunjukkan nilai efikasi vaksin, yaitu efek perlindungan terhadap COVID-19,
sebesar 65,3%.
Vaksin Sinovac hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan
dokter. Sebelum menerima vaksin ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vaksin Sinovac tidak boleh
diberikan kepada orang yang alergi terhadap kandungan di dalam vaksin ini.
Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit atau menjalani pengobatan yang menyebabkan
kelemahan sistem kekebalan tubuh. Vaksin Sinovac tidak boleh diberikan kepada orang
dengan imunitas yang rendah.
Beri tahu dokter jika Anda pernah terkena COVID-19 atau ada keluarga serumah yang sedang
menjalani perawatan COVID-19.
Beri tahu dokter jika Anda sedang mengalami gejala ISPA, seperti batuk, pilek, atau sesak
napas dalam 7 hari terakhir, mendapatkan terapi untuk penyakit kelainan darah, atau
menjalani transfusi darah rutin.
Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit jantung, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis,
penyakit saluran pencernaan, hipertiroid, hipotiroid, kanker, kelainan darah, atau penyakit
autoimun, seperti lupus.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani cuci darah atau pernah menjalani transplantasi
ginjal.
Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan vaksin Sinovac dengan dokter jika Anda
sedang menderita diabetes melitus, HIV, atau penyakit paru, seperti asma, PPOK, atau TBC.
Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
Beri tahu dokter tentang obat-obatan yang sedang Anda digunakan, termasuk suplemen dan
produk herbal.
Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi setelah Anda menerima vaksin
Sinovac.
Vaksin Sinovac dapat diberikan kepada orang berusia 18–59 tahun yang sedang dalam
kondisi sehat. Vaksin akan diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 14 hari. Dosis dalam
sekali suntik adalah 0,5 ml.
Pemberian vaksin Sinovac untuk lansia, yaitu orang berusia 60 tahun ke atas, dilakukan
sebanyak 2 kali dengan jarak 28 hari. Dosis vaksin dalam sekali suntik adalah 0,5 ml.
Penggunaan vaksin Sinovac untuk lansia di atas 70 tahun masih dalam tahapan penelitian.
Pemberian vaksin akan ditunda jika Anda sedang demam (suhu tubuh >37,5 °C) atau
memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg.
Vaksin Sinovac dapat diberikan kepada penderita diabetes melitus tipe 2 terkontrol dengan
nilai HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5%.
Vaksin Sinovac tidak boleh diberikan kepada penderita HIV yang memiliki nilai CD4 di
bawah 200 atau yang nilai CD4-nya tidak diketahui.
Pemberian vaksin untuk penderita penyakit paru-paru, seperti asma, PPOK, atau TBC, akan
ditunda sampai kondisinya terkontrol. Pasien TBC dapat menjalani vaksinasi jika sudah
mengonsumsi obat antituberkulosis selama minimal 2 minggu.
Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu selain yang telah disebutkan di atas, konsultasikan
dengan dokter untuk menentukan boleh tidaknya Anda menjalani vaksinasi.
Area kulit yang akan disuntikkan vaksin harus dibersihkan dengan alcohol swab sebelum dan
sesudah penyuntikan. Alat suntik sekali pakai yang sudah selesai digunakan akan dibuang ke
dalam safety box tanpa ditutup kembali jarumnya
Vaksin ini tidak mengandung pengawet. Jika ada bagian yang tersisa pada botol vaksin
Sinovac dosis tunggal, sisa vaksin tersebut harus dibuang setelah vaksin selesai digunakan.
Untuk mengantisipasi terjadinya kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang serius, penerima
vaksin akan diminta untuk tetap tinggal di tempat layanan vaksinasi selama 30 menit sesudah
divaksin.
Belum diketahui secara pasti efek interaksi yang bisa terjadi jika vaksin Sinovac digunakan
bersama obat-obatan lain. Obat imunosupresan mungkin dapat menurunkan efektivitas
vaksinasi. Agar aman, beri tahu dokter tentang obat, suplemen, atau produk herbal yang
sedang Anda gunakan sebelum menjalani vaksinasi.
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menerima vaksin COVID-19 adalah:
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak juga reda atau semakin
parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi setelah menerima vaksin Sinovac.
Lihat lebih lanjut mengenai:
Diskusi Terkait
Oleh: Mala
Pagi dokter klo sudah vaksin covid 19 resiko terkena covid 19 masih mungkinkah?? Klo iya apa yg
harus di lalukab dan obat...
1 Balasan
Oleh: Sukma
1 Balasan
Oleh: Ell
Malam dokSaya mau tanya, akhir akhir ini sayang air kecil, kadang banyak(normal) dn kadang
sedikit, dan di ujung kemaluan(bagian kepala) juga terasa...
1 Balasan
Selanjutnya
Artikel Terkait
Kesehatan
Hidup Sehat
Ketahui Cara Memakai Masker yang Benar agar Terhindar dari Penularan Penyakit
Kesehatan
Selanjutnya
Lainnya