Anda di halaman 1dari 12

p-ISSN 1858-1048

e-ISSN 2654-9247
http://ejurnal.stieipwija.ac.id/index.php/jmk
DOI: http://dx.doi.org/10.33370/jmk.v17i1.396
Jurnal Manajemen Kewirausahaan Vol. 17 No. 01 - Juni 2020
Submit: 03 Mei 2020; Review: 04 Mei 2020; Publish: 30 Jun 2020

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH


DENGAN MODEL VECTOR AUTO REGRESSION

(ANALYSIS DEVELOPMENT OF MICRO SMALL AND MEDIUM


ENTERPRISES USING VECTOR AUTO REGRESSION)

Oleh:
Yuridistya Primadhita1), Susilowati Budiningsih2)
yuridistya_dhita@yahoo.com1), susilowatisubud@gmail.com2)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta1,2)

ABSTRACT

The study aims to analyze the dynamic relationship on the development indicators
of micro, small and medium enterprises (MSMEs) in Indonesia. The data used in this
study are secondary data on the number of MSMEs workers, the number of MSMEs, and
the contribution of MSMEs to GDP in 1997-2018. This study uses a Vector
Autoregression (VAR) model to provide information related to dynamic relationships in
time series data. The result found that there was a relationship between the number of
MSMEs workers, the number of MSMEs, and the contribution of MSMEs to GDP
explained by the variance decomposition function.

Keywords: MSMEs GDP, MSMEs Workers, Number of MSMEs, VAR

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya hubungan dinamis pada


indikator sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Data dalam
penelitian menggunakan data sekunder jumlah tenaga kerja UMKM, jumlah UMKM, dan
sumbangan PDB UMKM tahun 1997-2018. Penelitian menggunakan model Vector Auto
Regression (VAR) untuk memberikan informasi terkait dengan hubungan dinamis pada
data berbentuk time series. Hubungan jumlah tenaga kerja UMKM, jumlah UMKM, dan
PDB UMKM dijelaskan dengan fungsi variance decomposition. Hasil penelitian
menemukan bahwa terdapat hubungan antara jumlah tenaga kerja UMKM, jumlah
UMKM, dan sumbangan PDB UMKM.

Kata Kunci: PDB UMKM, tenaga kerja UMKM, jumlah UMKM, VAR

. .

. .
Jurnal Manajemen Kewirausahaan Vol. 17 No. 01 - Juni 2020
LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta 1
PENDAHULUAN 116.978.631 orang, sedangkan usaha
Usaha mikro, kecil dan menengah besar hanya berkontribusi 3% atau
(UMKM) merupakan sektor ekonomi 3.619.507 orang terhadap penyerapan
yang memiliki peran penting dalam tenaga kerja. UMKM juga terbukti
membangun ekonomi masyarakat. mampu berkontribusi terhadap PDB.
UMKM telah terbukti mampu bertahan Pada tahun 2018, terlihat kontribusi
di saat krisis ekonomi menyerang UMKM terhadap PDB adalah sebesar Rp
Indonesia pada tahun 1997-1998. Hal 8.574 triliun. Bila dibandingkan dengan
ini salah satunya karena UMKM tidak usaha besar terhadap PDB yang hanya
bergantung pada modal besar atau sebesar Rp 5.464 triliun, jumlah
pinjaman dalam mata uang asing, kontribusi UMKM terhadap PDB
sehingga krisis ekonomi tidak banyak tentunya jauh lebih besar.
mempengaruhi keberlangsungan UMKM. Pada skala global, keterlibatan
Pasca krisis ekonomi, keberadaan sektor UMKM Indonesia dalam rantai
UMKM di dalam perekonomian semakin nilai global masih tergolong rendah.
menjadi perhatian pemerintah dengan Pada wilayah Asia Tenggara, hanya 6,3%
diterbitkannya UU Nomor 20 Tahun UMKM di Indonesia yang terlibat dalam
2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil, dan rantai perdagangan wilayah Asia
Menengah. Dengan terbitnya Undang- Tenggara. Hal ini memberi pengaruh
Undang ini, dukungan terhadap terhadap kontribusi UMKM terhadap
perkembangan UMKM semakin besar. ekspor nasional yang hanya sebesar
Salah satunya terlihat pada aturan 15,8% dari keseluruhan ekspor
mengenai pendanaan dan fasilitas Indonesia (Indrawan, 2019). Ini justru
UMKM oleh perbankan dan lembaga menjadi peluang bagi UMKM untuk
keuangan non bank. Kemudahan lebih meningkatkan kapasitasnya.
memperoleh akses permodalan menjadi Kemenkop dan UKM mencatat investasi
salah satu faktor berkembangnya UMKM pada sektor UMKM tahun 2018
saat ini. Pelaku UMKM yang sudah mencapai Rp 2.565 triliun, jauh lebih
bankable dapat melakukan perluasan besar dari investasi usaha besar yang
usahanya dengan mengakses hanya sebesar Rp 1.680 triliun. Kondisi
pendanaan kepada lembaga perbankan, ini memungkinkan UMKM untuk terus
sementara bagi UMKM yang dinyatakan meningkatkan kontribusinya pada
belum memenuhi persyaratan penyerapan tenaga kerja maupun PDB.
perbankan dapat mengakses Jika pemerintah fokus mendorong
pembiayaan melalui lembaga keuangan kenaikan omset usaha mikro sebesar
non-bank. 30% dan usaha kecil sebesar 10%, maka
UU Nomor 20 tentang UMKM akan mampu berdampak pada kenaikan
menyatakan UMKM adalah berupa pertumbuhan perekonomian nasional
perusahaan kecil milik seseorang atau menjadi 7-9% (Indrawan, 2019).
sekelompok kecil orang yang memiliki Berdasarkan kondisi di atas, maka
jumlah kekayaan dan pendapatan penelitian ini akan menganalisis
tertentu. Kementerian Koperasi dan perkembangan UMKM dengan melihat
UKM (Kemenkop dan UKM) pada periode hubungan antara tenaga kerja UMKM,
tahun 2018 mencatat bahwa usaha jumlah UMKM, dan sumbangan UMKM
mikro, kecil, dan menengah di Indonesia terhadap PDB.
menguasai 99,9% pangsa pasar usaha
dengan jumlah sebanyak 64.194.057
usaha, sementara usaha besar di TUJUAN PENELITIAN
Indonesia hanya 0,01% atau sebesar Penelitian terkait dengan
5.550 usaha. Besarnya jumlah UMKM di perkembangan UMKM ini disusun
Indonesia dapat memberikan dampak dengan tujuan untuk menganalisis
terhadap penyerapan tenaga kerja. hubungan dinamis jumlah tenaga kerja
UMKM nyatanya mampu menyerap UMKM, jumlah UMKM, dan sumbangan
banyak tenaga kerja dengan tingkat PDB UMKM di Indonesia dengan model
penyerapan sebesar 97% atau VAR.

. .
Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan Model Vector Auto Regression
2 Yuridistya Primadhita, Susilowati Budiningsih
TELAAH LITERATUR DAN lapangan kerja di masyarakat. UMKM
PENGEMBANGAN PROPOSISI juga diyakini mampu berperan dalam
Konsep Usaha Mikro, Kecil dan proses pemerataan dan peningkatan
Menengah (UMKM) pendapatan masyarakat. Hal ini
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 dikarenakan persyaratan untuk masuk
mengenai definisi Usaha Mikro, Kecil, ke dalam UMKM relatif lebih dapat
dan Menengah (UMKM), usaha mikro dijangkau masyarakat jika dibandingkan
dikategorikan sebagai usaha produktif dengan kriteria usaha besar, sehingga
milik perorangan atau badan usaha membuka kesempatan masyarakat
perorangan yang mempunyai kekayaan untuk berusaha dan meningkatkan
bersih paling banyak Rp 50 juta dan kesejahteraannya.
memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp 300 juta. Sementara usaha Konsep Tenaga Kerja
kecil dijelaskan sebagai usaha ekonomi BPS menerapkan definisikan
produktif milik perorangan atau badan ketenagakerjaan berdasarkan pada
usaha yang bukan anak atau cabang kriteria The Labour Force Concept yang
perusahaan dari usaha menengah atau disarankan International Labour
usaha besar dengan tingkat kekayaan Organization (ILO). Penduduk dalam hal
bersih lebih dari Rp 50 juta hingga Rp ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu
500 juta dan mempunyai hasil penduduk usia kerja dan penduduk
penjualan tahunan lebih dari Rp 300 bukan usia kerja. Penduduk usia kerja
juta hingga Rp 2,5 miliar. Sedangkan merupakan sebagai penduduk yang
usaha menengah dapat diartikan telah mencapai umur 15 tahun atau
sebagai usaha ekonomi produktif yang lebih. Penduduk usia kerja ini dikenal
berdiri sendiri milik perorangan atau dengan nama penduduk usia produktif.
badan usaha dan bukan anak atau Penduduk usia produktif kemudian
cabang perusahaan usaha kecil atau dibagi menjadi dua kelompok yaitu
usaha besar dengan kekayaan bersih angkatan kerja dan bukan angkatan
lebih dari Rp 500 juta hingga Rp 10 kerja. Angkatan kerja terdiri atas
miliar, serta menghasilkan penjualan penduduk usia produktif yang bekerja
tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar hingga atau mempunyai pekerjaan tetapi untuk
paling banyak Rp 50 miliar. sementara tidak bekerja dan
Sementara itu Badan Pusat Statistik pengangguran. Bekerja dalam hal ini
(BPS) mengelompokan usaha mikro atau diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang
usaha rumah tangga ke dalam usaha dilakukan oleh seseorang guna
yang mempekerjakan kurang dari 5 mendapatkan pendapatan atau
orang. Sedangkan usaha kecil menurut keuntungan yang lamanya paling sedikit
BPS digolongkan sebagai usaha yang 1 jam tidak terputus dalam seminggu
menggunakan tenaga kerja 5 sampai yang lalu. Kegiatan bekerja termasuk
dengan 19 orang dan usaha menengah juga kegiatan yang tidak dibayar dalam
adalah usaha yang terdiri dari paling suatu kegiatan ekonomi.
sedikit 20 hingga 99 orang. Secara UU Ketenagakerjaan Nomor 13
umum, ciri-ciri UMKM dapat terlihat Tahun 2001 mendefinisikan tenaga
dari struktur organisasi yang sederhana, kerja adalah seseorang yang memiliki
pembagian kerja yang longgar, hierarki kemampuan untuk melakukan suatu
manajerial yang pendek, dan memiliki pekerjaan yang menghasilkan barang
modal terbatas. Meskipun memiliki ciri- atau jasa, baik untuk memenuhi
ciri yang menunjukkan sistem tata kebutuhan diri sendiri maupun untuk
kelola dan manajemen yang sederhana, masyarakat. Sementara itu, setiap orang
UMKM mampu memberikan kontribusi yang melakukan pekerjaan dengan
yang signifikan terhadap perekonomian mendapatkan upah disebut sebagai
nasional. pekerja. Dalam hal ini, upah yang
Bagi pemerintah, UMKM telah dimaksud ditetapkan dan dibayarkan
diakui sebagai kegiatan usaha yang sesuai dengan suatu perjanjian atau
mampu berkontribusi dalam membuka kesepakatan kerja termasuk di

. .
Jurnal Manajemen Kewirausahaan Vol. 17 No. 01 - Juni 2020
LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta 3
dalamnya mencakup tunjangan bagi konsumsi rumah tangga masyarakat,
pekerja dan keluarganya. Dengan konsumsi pemerintah, konsumsi LNPRT,
demikian, tenaga kerja dapat definisikan pembentukan modal tetap domestik
sebagai penduduk berusia paling rendah bruto, perubahan inventori, serta ekspor
15 tahun yang memiliki kemampuan dan impor dari barang dan jasa.
untuk bekerja sementara bagi tenaga Sementara perhitungan PDB dengan
kerja yang bekerja disebut sebagai pendekatan pendapatan dihitung
pekerja. dengan menjumlahkan balas jasa yang
diterima seluruh faktor produksi di
Konsep Produk Domestik Bruto suatu negara. Balas jasa tersebut
Produk Domestik Bruto (PDB) meliputi upah dan gaji, bunga modal,
adalah salah satu indikator makro sewa tanah, dan laba atau keuntungan.
ekonomi yang berguna untuk Dalam hal ini, pendekatan pendapatan
mengetahui kondisi perekonomian suatu biasa dilakukan dalam periode waktu
negara. PDB dapat dihitung dengan dua tahunan.
metode yaitu atas dasar harga berlaku
dan atas dasar harga konstan. PDB atas Hubungan PDB, Tenaga Kerja, dan
dasar harga berlaku dilakukan dengan Jumlah UMKM
menghitung nilai barang dan jasa Penelitian mengenai UMKM telah
menggunakan harga yang berlaku pada banyak dilakukan dengan menggunakan
setiap tahun berjalan. Sementara untuk berbagai metode, salah satunya oleh
perhitungan PDB atas dasar harga Pramana dan Hakim (2013) yang
konstan dilakukan dengan menghitung menemukan bahwa jumlah tenaga kerja
nilai barang dan jasa menggunakan dan PDB mempengaruhi jumlah UMKM.
harga yang berlaku pada satu tahun Sementara itu, Bustam (2016) dan
tertentu sebagai dasar dalam Setiawan (2010) menemukan bahwa
perhitungan. PDB atas dasar harga PDB UMKM dan jumlah UMKM
berlaku ini ditujukan sebagai indikator mempengaruhi tingkat serapan tenaga
untuk mengetahui pergerakan struktur kerja UMKM. Penelitian lain oleh Laily
ekonomi, sedangkan PDB atas dasar dan Kurniawan (2016) menemukan
harga konstan ditujukan untuk bahwa jumlah UMKM mempengaruhi
mengetahui perubahan produksi dan PDRB UMKM. Sedangkan Rachman
laju pertumbuhan ekonomi baik secara (2016) menemukan bahwa tenaga kerja
nasional maupun pada masing-masing UMKM termasuk salah satu variabel
sektor ekonomi. Perhitungan PDB dapat yang mmpengaruhi PDB.
dilakukan secara triwulan dan tahunan. Berdasarkan beberapa penelitian
Nilai PDB yang semakin tinggi dapat tersebut, dapat dilihat adanya
menjadi penanda adanya pertumbuhan hubungan simultan atau dua arah di
dari sumber daya ekonomi yang besar. antara jumlah UMKM dan tenaga kerja
Secara konseptual, perhitungan PDB UMKM, jumlah tenaga kerja UMKM dan
dapat dilakukan dengan tiga metode PDB UMKM, serta jumlah UMKM dan
atau pendekatan yaitu pendekatan PDB UMKM. Pengujian hubungan
produksi, pengeluaran, dan pendapatan simultan pada sektor UMKM telah
(Bank Indonesia, 2016). Perhitungan dilakukan salah satunya oleh Dellis dan
PDB dengan pendekatan produksi Karkalakos (2015) yang meneliti
merupakan perhitungan dengan hubungan timbal balik antara
menjumlahkan nilai tambah atas barang kewirausahaan yang diproksikan
dan jasa yang dihasilkan seluruh unit dengan jumlah kepemilikan usaha UKM,
produksi suatu negara dalam jangka pertumbuhan ekonomi dan
waktu tertentu. Di Indonesia, pengangguran pada 30 negara OECD.
perhitungan PDB dengan pendekatan Penelitian ini menemukan bahwa
produksi meliputi 17 lapangan usaha. kewirausahaan berpengaruh positif
Sedangkan perhitungan PDB dengan terhadap peningkatan pertumbuhan
pendekatan pengeluaran menghitung ekonomi dan penurunan tingkat
seluruh pengeluaran yang berasal dari pengangguran.

. .
Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan Model Vector Auto Regression
4 Yuridistya Primadhita, Susilowati Budiningsih
Dengan demikian dapat dijelaskan tersebut, Laily dan Kurniawan (2016)
hubungan antara PDB UMKM, tenaga juga menemukan bahwa perkembangan
kerja UMKM, dan jumlah UMKM sebagai UKM berpengaruh positif dan signifikan
berikut: terhadap PDB daerah atau Produk
Hubungan PDB UMKM dan Tenaga Domestik Regional Bruto (PDRB) di
Kerja UMKM Kabupaten Gresik pada tahun 2005
Hasil penelitian Rachman (2016) hingga 2014. Sementara itu, penelitian
menemukan bahwa jumlah tenaga kerja, Pramana dan Hakim (2013) meneliti
nilai investasi, dan nilai produksi UMKM mengenai perkembangan Usaha Kecil
sektor manufaktur berpengaruh dan Menengah (UKM) di Indonesia
terhadap pertumbuhan PDB daerah dengan metode Error Correction Model
Kota Makassar pada tahun 2005 hingga (ECM) pada periode 1989 hingga 2009
2012, baik secara parsial maupun menemukan bahwa jumlah UKM
secara simultan. Sementara itu, dipengaruhi secara signifikan oleh PDB,
penelitian Bustam (2016) menemukan kredit modal kerja, dan angkatan kerja
bahwa jumlah UMKM, PDB UMKM, dan dalam jangka pendek dan jangka
investasi berpengaruh terhadap panjang.
penyerapan tenaga kerja. Hasil Hasil penelitian tersebut
penelitian Bustam (2016) sejalan dengan menggambarkan adanya hubungan
penelitian Setiawan (2010) di Kota simultan atau dua arah dimana PDB
Semarang dengan hasil jumlah unit merupakan salah satu faktor yang
usaha, nilai investasi, PDB, dan Upah mempengaruhi jumlah UMKM
Minimum Regional (UMR) berpengaruh sementara di sisi lain, jumlah UMKM
signifikan terhadap jumlah tenaga kerja. juga dapat mempengaruhi PDB. PDB
Hasil penelitian tersebut merupakan nilai seluruh barang dan
mengindikasikan bahwa jumlah tenaga jasa yang dapat diproduksi pada jangka
kerja merupakan salah satu faktor yang waktu tertentu. Semakin besar nilai dari
mempengaruhi besarnya PDB. Namun, barang dan jasa yang diproduksi maka
pada gilirannya PDB juga dapat akan meningkatkan skala produksi yang
mempengaruhi jumlah tenaga kerja dapat ditandai dengan meningkatkan
UMKM. Kondisi ini memperlihatkan jumlah UMKM. Di lain pihak, jumlah
adanya hubungan simultan atau dua UMKM yang semakin besar dapat
arah antara PDB dan tenaga kerja. memberikan pengaruh terhadap
Semakin besarnya jumlah tenaga kerja semakin besarnya nilai produksi yang
yang dipekerjakan sektor UMKM akan dihasilkan UMKM. Kenaikan nilai
berdampak pada semakin besarnya produksi akan berdampak pada
ouput yang dihasilkan UMKM dan akan kenaikan nilai PDB UMKM (Rahman,
meningkatkan kontribusi terhadap PDB 2016).
UMKM. Di sisi lain, jumlah tenaga kerja
dapat dipengaruhi oleh besarnya Hubungan Jumlah UMKM dan Tenaga
produksi barang dan jasa, dimana besar Kerja UMKM
kecilnya dapat bergantung dari jumlah Penelitian Pramana dan Hakim
barang dan jasa yang diminta (2013) menemukan bahwa jumlah UKM
konsumen. Besarnya produksi ini dapat dipengaruhi secara signifikan oleh PDB,
tercermin dari PDB (Simanjuntak, 2001). kredit modal kerja, dan angkatan kerja
baik dalam jangka pendek maupun
Hubungan PDB UMKM dan Jumlah dalam jangka panjang. Hal ini
UMKM mengindikasikan bahwa tenaga kerja
Seperti yang telah disebutkan di mempengaruhi jumlah UMKM.
atas bahwa hasil penelitian Rachman Sementara itu, seperti yang juga telah
(2016) menemukan bahwa jumlah dipaparkan di atas bahwa Bustam
tenaga kerja, nilai investasi, dan nilai (2016) dan Setiawan (2010) menemukan
produksi UMKM sektor manufaktur bahwa jumlah UMKM merupakan salah
berpengaruh terhadap pertumbuhan satu variabel yang berpengaruh secara
PDB daerah. Sejalan dengan hal parsial terhadap jumlah tenaga kerja

. .
Jurnal Manajemen Kewirausahaan Vol. 17 No. 01 - Juni 2020
LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta 5
UMKM. Penelitian ini didukung oleh Data penelitian ini meliputi periode
Sudarno (2011) mengenai kontribusi tahun 1997 sampai dengan tahun 2018.
UMKM di Depok yang berpengaruh PDB UMKM dalam hal ini mencakup
sebesar 73% terhadap penyerapan sumbangan UMKM terhadap sektor
tenaga kerja di wilayah Depok. migas dan non-migas. Nilai ekspor
Hasil penelitian tersebut UMKM hanya didasarkan pada data di
memberikan gambaran adanya sektor pertanian, perikanan, kelautan,
hubungan jumlah UMKM dan tenaga peternakan, kehutanan, perkebunan,
kerja UMKM yang bersifat dua arah. industri pengolahan, pertambangan, dan
Meningkatnya angkatan kerja pada penggalian. Data tersebut selanjutnya
sektor UMKM dapat menjadi indikasi diolah dengan bantuan program Eviews
meningkatnya jumlah wirausaha untuk menghasilkan fungsi variance
dimana peningkatan jumlah wirausaha decomposition.
ini akan membawa pengaruh terhadap
semakin semakin banyaknya jumlah Operasionalisasi Variabel
UMKM. Selanjutnya, meningkatnya Seluruh variabel dalam penelitian
jumlah unit usaha pada suatu sektor ini dapat dipaparkan sebagai berikut:
dapat memberikan efek terhadap Tabel 1
penyerapan tenaga kerja. Besar kecilnya Operasional Variabel Penelitian
jumlah unit usaha akan dapat
memberikan dampak pada
meningkatnya kebutuhan akan tenaga
kerja dan hal ini dapat meningkatkan
jumlah tenaga kerja yang dapat terserap
pada sektor tersebut (Squire, 1992).

Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran

Sumber: konsep penelitian penulis, 2020

Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan model
Vector Auto Regression (VAR) yang
merupakan salah satu metode time
series yang dikembangkan oleh Sims
(1980). Model VAR tidak terlalu banyak
bergantung pada teori, melainkan hanya
perlu menentukan variabel yang
dianggap saling berinteraksi. Analisis
METODE PENELITIAN dalam metode VAR memiliki beberapa
Data Penelitian keunggulan seperti metode ini bersifat
Data dalam penelitian ini bersumber sederhana dimana tidak perlu
dari data sekunder yang diterbitkan membedakan antara variabel endogen
Badan Pusat Statistik (BPS) dan dan eksogen dan estimasinya juga
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil bersifat sederhana dimana metode
Menegah (UKM) berupa data jumlah Ordinary Least Square (OLS) biasa dapat
tenaga kerja UMKM, data jumlah diaplikasikan. Selain itu VAR dapat
UMKM, data PDB (Pendapatan Domestik menganalisis adanya hubungan timbal
Bruto) UMKM, dan data ekspor UMKM. balik antara variabel-variabel

. .
Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan Model Vector Auto Regression
6 Yuridistya Primadhita, Susilowati Budiningsih
pembentuk (Basuki, 2016). Namun stasioneritas pada data yang digunakan.
demikian, terdapat kelemahan dalam Pada data time series, masalah yang
model VAR yaitu model ini tidak muncul adalah autokorelasi. Adanya
struktural dan lebih bersifat teoritik masalah autokorelasi dapat
karena tidak memanfaatkan informasi menyebabkan data menjadi tidak
atau teori terdahulu. Di samping itu, stasioner. Data yang tidak stasioner
model VAR kurang cocok bila digunakan pada akhirnya dapat menyebabkan
untuk analisis kebijakan. Pemilihan lag adanya hasil yang spurious. Oleh
dan interpretasi koefisien juga tidak karenanya, data time series perlu
mudah, selain itu semua variabel di distasionerkan untuk menghilangkan
dalam model VAR harus bersifat masalah autokorelasi dan menghindari
stasioner (Nachrowi dan Usman, 2006). adanya hasil yang spurious. Pada
Penelitian UMKM dengan model penelitian ini, pengujian stasioneritas
VAR di Indonesia dilakukan oleh data dilakukan dengan uji akar unit
Kristianto (2019) yang meneliti mengenai (unit root test). Pengujian akar unit
hubungan dinamis yang terjadi antara penelitian ini dilakukan dengan
kredit UMKM, kredit sektor privat, dan Augmented Dickey Fuller (ADF).
pertumbuhan ekonomi pada 33 propinsi
di Indonesia. Penelitian menghasilkan Pengujian Kelambanan VAR
temuan bahwa interaksi kredit UMKM Setelah data dikategorikan sebagai
dan kredit privat memiliki sifat dua arah data stasioner, selanjutnya dilakukan
dimana kredit UMKM dan kredit privat pengujian kelambanan VAR dengan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi menentukan berapa panjang lag yang
regional, namun demikian penelitian ini tepat dalam model VAR. Penentuan
tidak menemukan bukti kuat yang panjangnya lag optimal adalah bagian
menjelaskan hubungan sebaliknya. yang penting dalam analisis model VAR.
Penelitian lain mengenai model VAR Lag optimal yang terlalu pendek
dilakukan oleh Zhou dan Chen (2014) dikhawatirkan tidak dapat menjelaskan
yang meneliti mengenai dampak bisnis kedinamisan model secara menyeluruh,
online terhadap kinerja UKM di China sedangkan lag optimal yang terlalu
dengan hasil bahwa dalam jangka panjang akan menghasilkan estimasi
panjang terdapat pengaruh simultan yang tidak efisien karena degree of
antara penggunaan bisnis online dengan freedom akan berkurang terutama model
kinerja UKM. Penelitian ini berdasarkan dengan sampel kecil (Basuki dan
pada Dellis dan Karkalakos (2015) yang Prawoto, 2016).
meneliti hubungan dua arah antara
jumlah kepemilikan usaha UKM, Pengujian Kointegrasi
pertumbuhan ekonomi, dan Berdasarkan panjangnya lag
pengangguran pada 30 negara OECD, optimal, kemudian dilakukan pengujian
dimana diketahui bahwa jumlah UKM kointegrasi untuk mengetahui apakah
berpengaruh positif terhadap dalam jangka panjang terdapat
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesamaan pergerakan dan stabilitas
penurunan tingkat pengangguran. hubungan di antara variabel-variabel di
Dengan demikian, berdasarkan pada dalam penelitian. Pengujian kointegrasi
penelitian Pramana dan Hakim (2013), dilakukan dengan menggunakan metode
Bustam (2016), Setiawan (2010), Laily Johansen’s Cointegration Test (Basuki
dan Kurniawan (2016), dan Rachman dan Prawoto, 2016). Jika tidak terdapat
(2016) maka dalam penelitian ini hubungan kointegrasi, maka dapat
dibentuk suatu sistem persamaan digunakan model unrestricted VAR,
simultan antara variabel jumlah UMKM, sedangkan jika terdapat hubungan
tenaga kerja UMKM, dan PDB UMKM. kointegrasi maka dapat digunakan
model Vector Error Correction (VECM)
Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) (Nachrowi dan Usman, 2006).
Pengujian pertama pada model VAR
dilakukan untuk mengetahui

. .
Jurnal Manajemen Kewirausahaan Vol. 17 No. 01 - Juni 2020
LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta 7
Pengujian Kausalitas diperolah nilai absolut statistik ADF (-
Pengujian kausalitas bertujuan 4.414043) lebih besar dari nilai kritis
untuk mengetahui apakah di antara pada level kepercayaan sebesar 1% (-
variabel yang digunakan di dalam model 3.808546), sehingga dapat ditunjukkan
memiliki hubungan timbal balik. Hal ini bahwa shock perubahan PDB UMKM
dikarenakan masing-masing variabel sudah stasioner. Dengan demikian,
dalam penelitian dapat berperan sebagai dapat disimpulkan bahwa seluruh
variabel endogen maupun variabel variabel sudah dinyatakan lolos uji akar
eksogen. Pengujian kausalitas dilakukan unit sehingga dapat dilakukan estimasi.
dengan menggunakan Granger Causality Tabel 2
Test. Hasil Uji Akar Unit

Estimasi Model VAR


Pengujian model VAR dilakukan
dengan estimasi variance decomposition
satu variabel endogen ke dalam model
VAR. Variance decomposition bertujuan
untuk menggambarkan sistem dinamis
dalam model VAR dan memperkirakan
seberapa besar perbedaan antara Sumber: hasil olahan Eviews
varians sebelum dan setelah terjadinya
shock yang berasal dari variabel sendiri Pengujian Kelambanan VAR
maupun variabel lain. Sebelum membentuk model VAR,
terlebih dahulu ditentukan jumlah lag
yang paling sesuai dengan model.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan jumlah lag dilakukan dengan
Hasil Penelitian menggunakan kriteria dari nilai
Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) pengujian Akaike Information Criterion
Variabel yang diuji akar unit (AIC), Schwarz Criterion (SC), Final
meliputi variabel jumlah tenaga kerja Prediction Error (FPE), dan Hannan-
UMKM (TK), jumlah UMKM (JML), dan Quinn (HQ). Tanda bintang
PDB UMKM (PDB). Dari uji stasioner menunjukkan lag optimal yang
pada tingkat level, ketiga variabel yang direkomendasikan. Berdasarkan hasil
digunakan tidak lolos uji pada data pengujian kelambanan VAR dapat
integrasi derajat nol, sehingga disimpulkan panjang lag optimal adalah
dilanjutkan uji stasioner tingkat first pada lag 1.
different. Pada pengujian tingkat first Tabel 3
different, ketiga variabel yaitu jumlah Hasil Uji Kelambanan VAR
tenaga kerja (TK), jumlah UMKM (JML),
dan PDB UMKM (PDB) dinyatakan lolos
uji.
Hasil uji akar unit untuk variabel
TK menunjukkan nilai absolut statistik Sumber: hasil olahan Eviews
ADF (-4.749939) lebih besar daripada
nilai kritis pada level kepercayaan Pengujian Kointegrasi
sebesar 1% (-3.886751), sehingga dapat Pengujian kointegrasi dilakukan
dikatakan bahwa shock perubahan dengan menggunakan uji Johansen
jumlah tenaga kerja UMKM sudah dengan memeriksa nilai stasioner dari
stasioner. Pengujian untuk variabel JML masing-masing variabel dalam
menunjukkan nilai absolut statistik ADF penelitian. Pengujian kointegrasi
(-8.321773) lebih besar dari nilai kritis menghasilkan nilai trace statistic dan
pada level kepercayaan sebesar 1% (- maximum eigen value pada r = 0 lebih
3.808546), sehingga dapat dinyatakan kecil dari nilai kritis dengan tingkat
bahwa shock perubahan jumlah UMKM signifikansi 5%. Berdasarkan hasil
sudah stasioner. Pada variabel PDB, tersebut dapat dinyatakan bahwa tidak

. .
Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan Model Vector Auto Regression
8 Yuridistya Primadhita, Susilowati Budiningsih
ada hubungan kointegrasi, sehingga Pengujian Variance Decomposition
model unrestricted VAR dapat Hasil pengujian variance
diaplikasikan. Dengan demikian, dapat decomposition memperlihatkan besarnya
dikatakan di antara pergerakan jumlah pengaruh suatu variabel guncangan
tenaga kerja UMKM, jumlah UMKM, dan (shock) terhadap variabel lain di dalam
PDB UMKM tidak memiliki hubungan suatu model. Pada tabel di bawah ini
keseimbangan dan kesamaan memperlihatkan pengaruh guncangan
pergerakan dalam jangka panjang. variabel jumlah tenaga kerja UMKM,
jumlah UMKM, dan PDB UMKM
Pengujian Kausalitas terhadap jumlah tenaga kerja UMKM
Pengujian kausalitas dilakukan sampai dengan tahun kesepuluh.
dengan Granger Causality Test. Hasil Guncangan variabel jumlah tenaga
pengujian kausalitas memperlihatkan kerja UMKM terhadap variabel itu
nilai sebagai berikut: 1) Variabel jumlah sendiri menunjukan penurunan sampai
UMKM (JML) secara statistik signifikan dengan tahun kesepuluh, sementara
terhadap PDB UMKM (PDB) dengan guncangan variabel jumlah UMKM dan
probabilitas 0,002, sementara PDB PDB UMKM terhadap variabel jumlah
UMKM (PDB) tidak signifikan terhadap tenaga kerja UMKM nilainya semakin
jumlah UMKM (JML) dengan nilai meningkat. Guncangan variabel PDB
probabilitas 0,312. Dengan demikian UMKM semakin besar mempengaruhi
disimpulkan bahwa terjadi kausalitas variabel jumlah tenaga kerja UMKM
searah antara variabel JML dengan PDB, pada tahun kesepuluh, sedangkan
dimana PDB UMKM (PDB) guncangan variabel jumlah UMKM
mempengaruhi jumlah UMKM (JML). 2) memberikan pengaruh terbesar
Variabel jumlah tenaga kerja UMKM (TK) terhadap variabel jumlah tenaga kerja
secara statistik signifikan terhadap PDB UMKM di tahun keenam, kemudian
UMKM (PDB) dengan probabilitas 0,003, setelahnya menunjukan tren menurun
sementara PDB UMKM (PDB) tidak hingga tahun kesepuluh.
signifikan terhadap jumlah tenaga kerja Tabel 5
UMKM (TK) dengan nilai probabilitas Hasil Uji Variance Decomposition
0,565. Dengan demikian disimpulkan
bahwa terjadi kausalitas searah antara
variabel TK dengan PDB, dimana PDB
UMKM (PDB) mempengaruhi jumlah
tenaga kerja UMKM (TK). 3) Variabel
jumlah tenaga kerja UMKM (TK) secara
statistik signifikan terhadap jumlah
UMKM (JML) dengan probabilitas 0,045,
sementara jumlah UMKM (JML) tidak
signifikan terhadap jumlah tenaga kerja
UMKM (TK) dengan nilai probabilitas
0,312. Dengan demikian disimpulkan
bahwa terjadi kausalitas searah antara Sumber: hasil olahan Eviews
variabel TK dengan JML, dimana jumlah
UMKM (JML) mempengaruhi jumlah Pembahasan
tenaga kerja UMKM (TK). Hasil penelitian ini sejalan dengan
Tabel 4 penelitian yang dilakukan oleh Pramana
Hasil Uji Kausalitas dan Hakim (2013) dimana PDB UMKM
mempengaruhi jumlah UMKM. Semakin
besar nilai barang dan jasa yang
diproduksi maka akan membawa
pengaruh terhadap meningkatnya skala
produksi yang dapat ditandai dengan
meningkatkan jumlah UMKM. Hasil ini
juga sejalan dengan Bustam (2016) dan
Sumber: hasil olahan Eviews

. .
Jurnal Manajemen Kewirausahaan Vol. 17 No. 01 - Juni 2020
LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta 9
Setiawan (2010) dimana PDB dan besar PDB berdampak pada
jumlah UMKM merupakan faktor yang meningkatnya jumlah tenaga kerja yang
dapat mempengaruhi jumlah tenaga dipekerjakan sektor UMKM. Efek
kerja UMKM. Hasil ini sejalan dengan guncangan PDB UMKM (PDB)
Simanjuntak (2001) dimana jumlah memberikan pengaruh yang semakin
tenaga kerja UMKM dapat dipengaruhi besar terhadap jumlah tenaga kerja
oleh tinggi rendahnya jumlah barang UMKM (TK) dalam jangka panjang.
dan jasa yang diproduksi yang tercermin
dari tingkat PDB. Sementara hasil Saran
jumlah UMKM mempengaruhi tenaga Berdasarkan simpulan di atas,
kerja UMKM sejalan dengan Squire saran yang dapat diberikan adalah
(1992) yang menyatakan bahwa penelitian selanjutnya hendaknya dapat
pertumbuhan unit usaha di suatu memasukkan variabel bebas lainnya
sektor akan menambah jumlah tenaga seperti investasi, ekspor, dan kredit
kerja yang dibutuhkan. UMKM yang belum dimasukkan dalam
Berdasarkan hasil pengujian penelitian ini sehingga memperluas
variance decomposition, pada periode ruang lingkup penelitian. Selain itu,
kesatu, jumlah tenaga kerja UMKM (TK) penelitian hanya mencakup tahun 1997-
dipengaruhi 100% terhadap variabel itu 2018, sehingga penelitian selanjutnya
sendiri. Namun pada periode kedua, diharapkan dapat mencakup periode
pengaruhnya semakin menurun hingga waktu penelitian yang lebih panjang
menjadi 35,21% pada tahun kesepuluh. untuk menghasilkan analisis jangka
Kontribusi guncangan PDB UMKM (PDB) panjang yang lebih tajam.
terhadap jumlah tenaga kerja UMKM
(TK) pada awalnya sebesar 18,43% di
periode kedua dan kemudian semakin DAFTAR PUSTAKA
meningkat sampai dengan 61,13% di Badan Pusat Statistik.
tahun kesepuluh. Sedangkan kontribusi Konsep/Penjelasan Teknis Tenaga
guncangan jumlah UMKM (JML) Kerja.
terhadap jumlah tenaga kerja UMKM https://www.bps.go.id/subject/6/
(TK) pada awalnya sangat kecil yaitu tenaga-kerja.html.
0,29% di periode kedua, selanjutnya Badan Pusat Statistik. Pengertian
kontribusi ini meningkat dan mencapai Pendapatan Nasional.
5,67% di periode keenam. Setelah itu, https://www.bps.go.id/subject/11
kontribusi guncangan jumlah UMKM /produk-domestik-bruto--
(JML) turun menjadi 5,26% di periode lapangan-usaha-.html.
ketujuh dan selanjutnya semakin Bank Indonesia. 2016. Informasi dasar
menurun hingga menjadi 3,66% di Produk Domestik Bruto (PDB).
periode kesepuluh. Jakarta: Bank Indonesia.
Basuki, A. T., Prawoto, N. 2016. Analisis
regresi dalam penelitian ekonomi
KESIMPULAN dan bisnis: dilengkapi aplikasi
Simpulan SPSS dan Eviews. Depok: PT
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Rajagrafindo Persada.
disimpulkan bahwa terdapat hubungan Bustam, N. 2016. Pengaruh jumlah unit,
kausalitas yang searah PDB UMKM PDB dan investasi UMKM tehadap
(PDB) mempengaruhi jumlah UMKM penyerapan tenaga kerja di
(JML), sementara itu juga terdapat Indonesia periode 2009-2013.
hubungan kausalitas searah PDB Khutubkhanah: Jurnal Penelitian
UMKM (PDB) dan jumlah UMKM (JML) Sosial Keagamaan, 19 (2): 250-
mempengaruhi jumlah tenaga kerja 261.
UMKM (TK). Semakin besar PDB Dellis, K., Karkalakos, S. 2015.
berpengaruh terhadap meningkatnya Entrepreneurship, growth and
skala produksi dan berdampak pada unemployment: a panel VAR
meningkatkan jumlah UMKM. Semakin

. .
Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan Model Vector Auto Regression
10 Yuridistya Primadhita, Susilowati Budiningsih
approach. Munich Personal RePEc Undang-Undang Republik Indonesia
Archiece (MPRA) Paper. Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Indrawan, R. 2019. Sinergitas Usaha Mikro, Kecil, dan
Pengembangan KUMKM melalui Menengah.
penguatan peran antar lembaga. Zhou, L., Chen, Q. 2014. Evaluation of
Disampaikan dalam Rapat Kerja e-commerce performance in SMEs
Nasional Kementerian Koperasi based on Vector Auto Regression
dan UKM RI, 23 Agustus 2019. Model. International Journal of U-
Kristianto, D. 2019. Credit for MSMEs, and E- Service, Science and
private credit, and regional Technology, 7 (5):151-160.
economic growth in indonesia: a
panel vector autoregressive
analysis. Jurnal Info Artha, 3
(2):85-100.
Laily, N., Kurniawan, R. Y. 2016.
Analisis pengaruh perkembangan
Usaha Kecil Menengah (UKM)
terhadap pertumbuhan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).
Jurnal Pendidikan Ekonomi, 4 (3):
1-4.
Nachrowi, N. D., Usman, H. 2006.
Pendekatan populer dan praktis
ekonometrika untuk analisis
ekonomi dan keuangan. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Pramana, H., Hakim, A. 2013.
Pengembangan usaha kecil dan
menengah. Jurnal Aplikasi Bisnis,
14 (9):1679-1693.
Rachman, S. 2016. analisis pengaruh
perkembangan usaha kecil dan
menengah sektor manufaktur
terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kota Makassar. Ad’ministrare, 3
(2).
Simanjutak, P. J. 2001. Pengantar
ekonomi sumber daya manusia.
Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Squire, L. 1992. Kebijakan kesempatan
kerja di negeri-negeri sedang
berkembang: sebuah survei,
masalah-masalah dan bukti-bukti.
Jakarta: Pustaka Bradjaguna.
Sudarno. 2011. Kontribusi Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM)
dalam penyerapan tenaga kerja di
Depok. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 10 (2):139-146.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.

. .
Jurnal Manajemen Kewirausahaan Vol. 17 No. 01 - Juni 2020
LP2M Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta 11
. .
Analisis Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan Model Vector Auto Regression
12 Yuridistya Primadhita, Susilowati Budiningsih

Anda mungkin juga menyukai