LATAR BELAKANG
Ilmu tentang struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan perlu dipelajari karena
merupakan dasar dari penerapan pemanfaatan tumbuhan bagi kehidupan manusia.
Selain itu ilmu tersebut juga dapat diterapkan untuk memecahkan masalah di bidang
keanekaragaman hayati.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
dan terikat oleh bahan-bahan antar sel membentuk satu kesatuan. Tumbuhan ada dua
macam yaitu tumbuhan biji terbuka dan biji tertutup. Tumbuhan biji tertutup berkeping
satu atau disebut monokotil dan tumbuhan biji berkeping dua disebut dikotil.
Perbedaan dari struktur luar yaitu struktur bunga, sistem pengukuran, struktur daun
dan perkecambahan. Struktur dalam perbedaannya yaitu terdiri dari pembuluh akut
pada batang, akar dan daun.
Tujuan dari praktikum ini yaitu pengenalan akan jaringan pada tumbuhan untuk
mengetahui perbedaan struktur organ dikotil dan monokotil melalui penampang
melintang pada akar, batang, dan daun pada organ tumbuhan dikotil dan monokotil.
Manfaat dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui perbedaan-perbedaan struktur
organ pada dikotil dan monokotil.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian jaringan ?
2. Apa pengertian dan fungsi dari jaringan meristem dan jaringan dewasa ?
3. Organ-organ apa saja yang terdapat pada tumbuhan? Apa saja fungsinya?
4. Apa perbedaan dari jaringan yang menyusun akar, batang, dan daun pada tumbuhan
dikotil dan monokotil ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian kali ini, antara lain sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pengertian jaringan, jaringan meristem, dan jaringan dewasa.
2. Mengetahui fungsi dari organ yang terdapat pada tumbuhan.
3. Mengidentifikasi jaringan penyusun akar, batang, dan daun pada tumbuhan dikotil
maupun monokotil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN JARINGAN
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang
mendukun pertumbuhan pada tumbuhan (Mukhtar, 1992). Jaringan adalah kumpulan
sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang
sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang
semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan
struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
B. MACAM-MACAM JARINGAN TUMBUHAN
Jaringan pada tumbuhan ada dua macam, yaitu jaringan meristem (embrional)
dan jaringan dewasa (permanen).
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai
sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis
tanpa vakuola tengah di dalamnya (Yartim, 1987). Jaringan muda yang sel-selnya selalu
membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk
dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Prawiro,
1997).
Jaringan meristem memiliki ciri-ciri, antara lain: aktif membelah dan belum
mengalami deferensiasi, berukuran kecil dan berdinding tipis, memiliki nukleus yang
relative kecil, bervakuola kecil, dan mengandung banyak sitoplasma, serta berbentuk
kuboid atau prismatik.
Berdasarkan letaknya pada batang, jaringan meristem terbagi menjadi tiga, antara
lain :
a. Meristem lateral (samping), adalah meristem yang terdapat di kambium dan kambium
gabus (felogen).
b. Meristem interkalar (antara), adalah meristem yang terdapat di jaringan dewasa dan
terdapat di pangkal ruas batang.
c. Meristem apikal (ujung), adalah meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung
akar.
Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem terbagi menjadi tiga, antara
lain :
a. Promeristem, adalah jaringan meristem yang sudah ada ketika tumbuhan msih dalam
tingkat embrio.
b. Meristem primer, adalah meristem yang berasal dari sel-sel embrional yang merupakan
kelanjutan dari pertumbuhan dan perkembangan embrio atau lembaga yang terdapat di
ujung batang serta ujung akar.
c. Meristem sekunder, adalah meristem yang berasal dari jaringan dewasa yang telah
terhenti pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sudah tidak aktif
membelah dan telah mengalami deferensiasi.
a. Jaringan pelindung, berfungsi melindungi tumbuhan dari pengaruh luar yang
merugikan. Jaringan pelindung pada tumbuhan berupa jaringan epidermis dan jaringan
gabus. Jaringan epidermis, berfungsi melindungi jaringan yang ada di bawahnya, tempat
masuknya air dan mineral pada akar muda, epidermis air untuk transpirasi. untuk
keluar masuknya O2 dan CO2. Jaringan gabus, berfungsi menggantikan fungsi epidermis
jika epidermis hilang, rusak, mati, atau tidak aktif lagi serta untuk melindungi jaringan
lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air.
b. Jaringan dasar (parenkim), adalah jaringan yang terletak hamper di semua bagian
tumbuhan. Jaringan ini berfungsi sebagai tempat bagi jaringan-jaringan lain, berperan
dalam fotosintesis, tempat penyimpanan cadangan makanan, dan untuk penyembuhan
luka. Terdiri atas dua jenis, yaitu aerenkim dan klorenkim. Aerenkim adalah jaringan
parenkim dengan rongga udara yang luas, sedangkan klorenkim adalah jaringan
parenkim yang mengandung kloroplas yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis.
c. Jaringan penguat (mekanik), berfungsi untuk memperkukuh tubuh tumbuhan.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penguat dibedakan menjadi jaringan
kolenkim dan jaringan sklerenkim. Jaringan kolenkim adalah jaringan hasil diferensiasi
jaringan parenkim yang berfungsi untuk menyokong dan memperkuat organ tumbuhan.
Sedangkan, jaringan sklerenkim adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel yang bersifat
tidak aktif dan seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan serta berfungsi sebagai
penyokong organ.
d. Jaringan pengangkut (pembuluh), terdiri atas jaringan xilem dan jaringan floem. Xilem,
berfungsi air dan unsur hara dari akar ke daun. Floem, berfungsi mengangkut dan
mengedarkan zat-zat makanan hasil fotosintesisdari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
C. SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN
Organ pokok pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun. Modifikasi
organ pokok, misalnya bunga, buah, dan biji.
1. Akar
Akar adalah organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah. Fungsi akar pada
tumbuhan, antara lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah),
menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, tempat
penyimpanan cadangan makanan, dan sebagai alat pernapasan. Jaringan penyusun akar,
antara lain epidermis, korteks, endodermis, stele (silinder pusat), perisikel, xilem,
floem, dan empulur. Akar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu akar tunggang
pada tumbuhan dikotil, akar serabut pada tumbuhan monokotil, dan akar adventif
(bukan berasal dari akar primer).
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi
batang, antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan
zat makanan dari daun ke seluruh tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan,
serta tempat menempelnya daun, bunga, dan buah. Jaringan penyusun batang, antara
lain epidermis, korteks, stele, endodermis, perisikel, empulur, xilem, floem, dan
kambium.
3. Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan
yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak
berlangsung di daun. Fungsi daun, antara lain sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat pengeluaran air melalui
transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Daun tersusun atas beberapa jaringan,
antara lain epidermis, mesofil, berkas pengangkut, xilem, floem, palisade (jaringan
tiang), spons (janringan bunga karang), serta stomata.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
1. Hari/tanggal : Sabtu, 1 Oktober 2011
2. Pukul : 09.00 WITA-selesai
3. Tempat : Lab. Biologi SMAN 4 Kendari
B. ALAT DAN BAHAN
1 buah mikroskop
2 buah preparat
1 buah kaca penutup
1 buah pipet tetes
1 buah gelas kimia
Akar, batang, dan daun masing-masing pada tumbuhan dikotil dan monokotil
Silet
Kertas tisu
C. PROSEDUR KERJA
1. Mengamati akar
a. Siapkan kaca preparat yang telah dibersihkan dengan kertas tisu.
b. Ambillah akar pada tumbuhan dikotil dan potonglah menggunakan silet secara
melintang.
c. Selanjutnya buatlah irisan yang lebih kecil dan tipis.
d. Kemudian meletakkan irisan akar tersebut pada kaca preparat yang telah dibersihkan
tadi.
e. Tetesi dengan air, kemudian tutup dengan kaca penutup.
f. Amatilah dengan menggunakan mikroskop. Atur fokus dengan baik. Jika gambar
jaringannya sudah terlihat dengan jelas, gambarlah pada table hasil pengamatan.
g. Lakukan hal yang sama untuk mengamati akar pada tumbuhan monokotil.
2. Mengamati batang
a. Ambil bagian pangkal dari batang pada tumbuhan dikotil, iris tipis secara melintang
b. Letakkan irisan tipis dan transparan potongan batang tersebut di atas kaca preparat
yang telah dibersihkan.
c. Beri setetes air di atasnya dan tutup dengan kaca penutup.
d. Amatilah dengan menggunakan mikroskop.
e. Gambar hasil pengamatan di tabel hasil pengamatan.
f. Ulangi langkah yang sama untuk batang tumbuhan monokotil.
3. Mengamati daun
a. Ambil selembar daun pada tumbuhan dikotil, iris tipis secara melintang
b. Selanjutnya buatlah irisan sejajar dengan potongan daun pada langkah pertama.
c. Letakkan irisan tipis dan transparan potongan batang tersebut di atas kaca preparat
yang telah dibersihkan.
d. Beri setetes air di atasnya dan tutup dengan kaca penutup.
e. Amatilah dengan menggunakan mikroskop.
f. Gambar hasil pengamatan di tabel hasil pengamatan.
g. Ulangi langkah yang sama untuk batang tumbuhan monokotil.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HABITAT
Tanaman kacang tanah dapat tumbuh subur pada daerah dengan ketinggian 500 m diatas permukaan
laut dengan curah hujan berkisar antara 800 mm hingga 1.300 mm per tahunnya. Suhu yang
dibutuhkan untuk budidaya kacang tanah adalah sekitar 28o C hingga 32o C. Jika suhunya dibawah 10o
C akan menghambat pertumbuhan kacang tanah sehingga bunga tidak akan tumbuh dengan sempurna.
Selain itu, kacang tanah juga membutuhkan kelembaban udara berkisar antara 65% hingga 75%
dengan pH tanah antara 6,0 hingga 6,5.
AKAR
Pada akar Arachis hypogaea memiliki bagian yang seperti batang monokotil yaitu terdapat penyebaran
yang tidak merata dalam penyebaran sistem pengangkutan. Pada batang Zea mays memiliki sebaran
berkas pembuluh yang tidak jelas dan tidak memiliki kambium.
BATANG
Pada akar Arachis hypogaea memiliki bagian yang seperti batang monokotil yaitu terdapat penyebaran
yang tidak merata dalam penyebaran sistem pengangkutan. Pada batang Zea mays memiliki sebaran
berkas pembuluh yang tidak jelas dan tidak memiliki kambium. Pada batang Arachis hypogaea terdiri
dari beberapa bagian sel, yaitu epidermis pada bagian terluar kemudian di belakangnya terdapat
jaringan dasar atau korteks. Didekat bagian berkas pembuluh terdapat endodermis yang dapat
menyokong bagian pembuluh pengangkut. Ikatan pembuluhnya juga terlihat jelas, dimana antara
kambium, xylem dan floem telah terpisah dan dapat diamati dengan jelas.
MANFAAT
Sebagian terbesar dari hasil panen kacang di dunia digunakan untuk minyak. Sebagian besar minyak itu
digunakan untuk memasak. Ampas setelah pengambilan minyak merupakan makanan ternak berprotein
tinggi tetapi juga digunakan untuk menghasilkan tepung kacang tanah yang banyak digunakan untuk
konsumsi manusia. Hasil panen di Burma sekitar 20% hasil panen di Indonesia, dan 30% hasil panen di
Thailand, digunakan untuk membuat minyak. Sebagian besar hasil panen di kebanyakan negara-negara
di Asia Tenggara digunakan untuk konsumsi manusia langsung. Biji dimakan mentah, direbus atau
dipanggang, untuk pembuatan gula-gula dan makanan ringan, dan digunakan dalam sup atau menjadi
kuah pada hidangan daging dan nasi. Residu panen vegetatif merupakan bagian makanan hewan yang
baik.
Demikianlah Deskripsi Kacang tanah yang telah kami rangkum dari berbagai informasi serta laporan
morfologi tumbuhan yang kami punyai. Salam lestari!
.1 Latar Belakang
Tumbuhan bukanlah hal asing lagi bagi kita semua, kita hidup membutuhkan tumbuh-
tumbuhan, baik untuk dikonsumsi atau sebagai penyeimbang bumi, karena tanpa tumbuh-
tumbuhan bumi ini akan sangat panas. Salah satu bagian dari tumbuhan adalah daun,
dimana daun mampu berfotosintesis dan akan menghasilkan makanan sendiri bagi
tumbuhan tersebut. Oleh karena itu sinar matahari sangat diperlukan dalam membantu
proses fotosintesis. Selain itu diperlukan juga adanya klorofil, karbondioksida dan juga air
(Iserep, 1993).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu terjadi
proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis
akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak
seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis
diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi
daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti
ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga
berpengaruh terhadap struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat beragam.
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama biasanya mirip dengan
dalam batang. Ciri paling penting dalam daun adalah bahwa pertumbuhan apeksnya segera
terhenti (Hidayat, 1995).
Dalam praktikum ini kita akan mengamati berbagai macam daun sehingga kita mampu
mengamati dan mengidentifikasi tentang macam jaringan penyusun daun monokotil dan
dikotil, membandingkan ciri-ciri khusus yang terdapat pada jaringan penyusun baik pada
daun monokotil maupun pada daun dikotil, serta mengamati anatomi jaringan penyusun
daun yang dihubungkan dengan adaptasi lingkungan tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum kali ini adalah :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Daun
Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom . Namun, dikenal juga istilah daun
hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keping biji), profil dan lain-lain. Daun hijau berfungsi
khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah
memperoleh sinar matahari dan gas CO2. katafil adalah sisik pada tunas atau pada batang
dibawah tanah dan berfungsi sebagai pelindung atau tempat penyimpan cadangan makanan.
Daun pertama pada cabang lateral disebut prophyll , pada monokotil hanya ada satu
helai prophyll , pada dikotil ada dua helai. Hipsofil berupa berbagai jenis brakte yang
mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Kadang-kadang hipsofil berwarna cerah
dan berfungsi serupa dengan mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama pada
tumbuhan (Hidayat, 1995).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu terjadi
proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis
akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak
seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis
diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi
daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti
ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga
berpengaruh terhadap struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).
Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Pada daun majemuk terdapat
sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai dun atau panjangannya. Sumbu bersama itu
disebut rakis. Jika anak daun muncul disisi lateral dari rakis, daun disebut majemuk
bersirip, dan kalau semua anak daun muncul di ujung rakis yang amat pendek sehingga
dapat dikatakan melekat di ujung tangkai daun bersama, maka daun seperti itu disebut daun
majemuk menjari (Tjitrosoepomo, 1993).
Seperti pada akar dan batang, daun terdiri dari sistem jaringan dermal, yakni jaringan
epidermis, jaringan pembuluh dan jaringan dasar yang disebut mesofil. Karena daun
biasanya tidak mengalami penebalan sekunder, epidermis bertahan sebagai sistem dermal,
namun pada sisik tunas yang bertahan lama ada kemungkinan dibentuk periderm (Hidayat,
1995: 198).
2.2.1 Epidermis
Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula dan stomata.
Stomata bisa ditemukan dikedua sisi daun (daun amfistomatik) atau hanya di satu sisi yakni
disebelah atas atau adaksial (daun epistomatik) atau lebih sering disebelah bawah atau sisi
abaksial (daun hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat di kelompok dikotil, letak
stomata tersebar. Pada monokotil dan Gymnospermae, stomata sering tersusun dalam
deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata dapat
berada ditempat yang sama tingginya, lebih tinggi atau lebih rendah dari epidermis
(Hidayat, 1995).
Epidermis daun terdapat dipermukaan atas disebut epidermis atas (epidermis adaksial atau
epidermis ventral) maupun dipermukaan bawah disebut epidermis bawah (epidermis
abaksial atau epidermis dorsal). Umumnya epidermis terdiri dari 1 lapis sel tetapi adapula
yang terdiri dari beberapa lapis sel (epidermis ganda, multiple epidermis ). Jumlah lapisan
sel epidermis bagian atas biasanya lebih banyak daripada permukaan bawah. Jumlah
epidermis bawah berlapis banyak maka akan terdapat ruang substomata yang besar antara
sel penutup dengan jaringan mesofil (Iserep, 1993).
2.2.2 Mesofil
Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan epidermis
bawah dan di antara berkas pengangkut. Mesofil dapat tersusun atas parenkim yang relatif
homogen atau berdifferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang), jaringan pagar
dan parenkim sponsa (jaringan bunga karang). Sesuai dengan fungsinya parenkim mesofil
merupakan daerah fotosintesis terutama karena mengandung kloroplas (Savitri, 2008).
Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung kloroplas dan ruang
antarsel. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan
jaringan spons (jaringan bunga karang). Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan
spons yang memiliki ruang antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang
memanjang tegak lurus terhadap pemukaan helai daun. Meskipun jaringan tiang nampak
lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap
mencapai sisi panjang, kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal
tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien (Hidayat, 1995).
Parenkim palisade merupakan sel-sel yang bentuknya silindris, tersusun rapat berjajar
seperti pagar. Daun yang memiliki parenkim palisade di lapisan atas atau parenkim
spongiosa di lapisan bawahnya disebut daun dosiventral atau bifasial. Apabila parenkim
palisade terdapat di kedua sisi atau tidak dijumpai parenkim palisade pada kedua sisinya
disebut daun isobilateral atau isolateral atau unifasial. Parenkim sponsa tersusun atas sel-sel
yang bentuknya bervariasi, umumnya tidak teratur, bercabang-cabang, berisi kloroplas dan
tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk jaringan seperti bunga karang (sponsa)
(Sutrian, 2004).
a) Parenkim palisade adalah parenkim dengan bentuk sel panjang, tegak dan
mangandung kloroplas. Contoh : mesofil daun.
b) Parenkim bunga karang adalah parenkim dengan bentuk dan susunan selnya tidak
teratur dan ruang antarsel relatif besar. Contoh : mesofil daun.
c) Parenkim bintang adalah parenkim yang bentuknya seperti bintang, saling
berhubungan di ujungnya sehingga banyak mempunyai ruang antarsel.
d) Parenkim lipatan adalah parenkim yang dinding selnya mengalami pelipatan kearah
dalam serta banyak mengandung kloroplas.
Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan demikian
menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh
membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan
permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut tulang daun dan
sistemnya adalah sistem tulang daun (Hidayat, 1995).
Istilah sejajar bagi jalanya berkas pembuluh dalam sistem tulang sejajar hanyalah cara
pendekatan saja, oleh karena itu di ujung dan pangkal daun semua berkas itu akan bertemu.
Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan
semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya terdapat pada daun dikotil, sedangkan pola
sejajar biasa ditemukan pada monokotil. Dalam pola berkas pembuluh percabangan akhir
yang paling halus akan membatasi daerah mesofil kecil yang dinamakan areolus (Kimball,
1994).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
.1 Latar Belakang
Tumbuhan bukanlah hal asing lagi bagi kita semua, kita hidup membutuhkan tumbuh-
tumbuhan, baik untuk dikonsumsi atau sebagai penyeimbang bumi, karena tanpa tumbuh-
tumbuhan bumi ini akan sangat panas. Salah satu bagian dari tumbuhan adalah daun,
dimana daun mampu berfotosintesis dan akan menghasilkan makanan sendiri bagi
tumbuhan tersebut. Oleh karena itu sinar matahari sangat diperlukan dalam membantu
proses fotosintesis. Selain itu diperlukan juga adanya klorofil, karbondioksida dan juga air
(Iserep, 1993).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu terjadi
proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis
akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak
seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis
diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi
daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti
ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga
berpengaruh terhadap struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat beragam.
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama biasanya mirip dengan
dalam batang. Ciri paling penting dalam daun adalah bahwa pertumbuhan apeksnya segera
terhenti (Hidayat, 1995).
Dalam praktikum ini kita akan mengamati berbagai macam daun sehingga kita mampu
mengamati dan mengidentifikasi tentang macam jaringan penyusun daun monokotil dan
dikotil, membandingkan ciri-ciri khusus yang terdapat pada jaringan penyusun baik pada
daun monokotil maupun pada daun dikotil, serta mengamati anatomi jaringan penyusun
daun yang dihubungkan dengan adaptasi lingkungan tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum kali ini adalah :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Daun
Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom . Namun, dikenal juga istilah daun
hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keping biji), profil dan lain-lain. Daun hijau berfungsi
khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah
memperoleh sinar matahari dan gas CO2. katafil adalah sisik pada tunas atau pada batang
dibawah tanah dan berfungsi sebagai pelindung atau tempat penyimpan cadangan makanan.
Daun pertama pada cabang lateral disebut prophyll , pada monokotil hanya ada satu
helai prophyll , pada dikotil ada dua helai. Hipsofil berupa berbagai jenis brakte yang
mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Kadang-kadang hipsofil berwarna cerah
dan berfungsi serupa dengan mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama pada
tumbuhan (Hidayat, 1995).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu terjadi
proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis
akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak
seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis
diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi
daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti
ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga
berpengaruh terhadap struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).
Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Pada daun majemuk terdapat
sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai dun atau panjangannya. Sumbu bersama itu
disebut rakis. Jika anak daun muncul disisi lateral dari rakis, daun disebut majemuk
bersirip, dan kalau semua anak daun muncul di ujung rakis yang amat pendek sehingga
dapat dikatakan melekat di ujung tangkai daun bersama, maka daun seperti itu disebut daun
majemuk menjari (Tjitrosoepomo, 1993).
Seperti pada akar dan batang, daun terdiri dari sistem jaringan dermal, yakni jaringan
epidermis, jaringan pembuluh dan jaringan dasar yang disebut mesofil. Karena daun
biasanya tidak mengalami penebalan sekunder, epidermis bertahan sebagai sistem dermal,
namun pada sisik tunas yang bertahan lama ada kemungkinan dibentuk periderm (Hidayat,
1995: 198).
2.2.1 Epidermis
Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula dan stomata.
Stomata bisa ditemukan dikedua sisi daun (daun amfistomatik) atau hanya di satu sisi yakni
disebelah atas atau adaksial (daun epistomatik) atau lebih sering disebelah bawah atau sisi
abaksial (daun hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat di kelompok dikotil, letak
stomata tersebar. Pada monokotil dan Gymnospermae, stomata sering tersusun dalam
deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata dapat
berada ditempat yang sama tingginya, lebih tinggi atau lebih rendah dari epidermis
(Hidayat, 1995).
Epidermis daun terdapat dipermukaan atas disebut epidermis atas (epidermis adaksial atau
epidermis ventral) maupun dipermukaan bawah disebut epidermis bawah (epidermis
abaksial atau epidermis dorsal). Umumnya epidermis terdiri dari 1 lapis sel tetapi adapula
yang terdiri dari beberapa lapis sel (epidermis ganda, multiple epidermis ). Jumlah lapisan
sel epidermis bagian atas biasanya lebih banyak daripada permukaan bawah. Jumlah
epidermis bawah berlapis banyak maka akan terdapat ruang substomata yang besar antara
sel penutup dengan jaringan mesofil (Iserep, 1993).
2.2.2 Mesofil
Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan epidermis
bawah dan di antara berkas pengangkut. Mesofil dapat tersusun atas parenkim yang relatif
homogen atau berdifferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang), jaringan pagar
dan parenkim sponsa (jaringan bunga karang). Sesuai dengan fungsinya parenkim mesofil
merupakan daerah fotosintesis terutama karena mengandung kloroplas (Savitri, 2008).
Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung kloroplas dan ruang
antarsel. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan
jaringan spons (jaringan bunga karang). Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan
spons yang memiliki ruang antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang
memanjang tegak lurus terhadap pemukaan helai daun. Meskipun jaringan tiang nampak
lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap
mencapai sisi panjang, kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal
tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien (Hidayat, 1995).
Parenkim palisade merupakan sel-sel yang bentuknya silindris, tersusun rapat berjajar
seperti pagar. Daun yang memiliki parenkim palisade di lapisan atas atau parenkim
spongiosa di lapisan bawahnya disebut daun dosiventral atau bifasial. Apabila parenkim
palisade terdapat di kedua sisi atau tidak dijumpai parenkim palisade pada kedua sisinya
disebut daun isobilateral atau isolateral atau unifasial. Parenkim sponsa tersusun atas sel-sel
yang bentuknya bervariasi, umumnya tidak teratur, bercabang-cabang, berisi kloroplas dan
tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk jaringan seperti bunga karang (sponsa)
(Sutrian, 2004).
a) Parenkim palisade adalah parenkim dengan bentuk sel panjang, tegak dan
mangandung kloroplas. Contoh : mesofil daun.
b) Parenkim bunga karang adalah parenkim dengan bentuk dan susunan selnya tidak
teratur dan ruang antarsel relatif besar. Contoh : mesofil daun.
c) Parenkim bintang adalah parenkim yang bentuknya seperti bintang, saling
berhubungan di ujungnya sehingga banyak mempunyai ruang antarsel.
d) Parenkim lipatan adalah parenkim yang dinding selnya mengalami pelipatan kearah
dalam serta banyak mengandung kloroplas.
Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan demikian
menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh
membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan
permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut tulang daun dan
sistemnya adalah sistem tulang daun (Hidayat, 1995).
Istilah sejajar bagi jalanya berkas pembuluh dalam sistem tulang sejajar hanyalah cara
pendekatan saja, oleh karena itu di ujung dan pangkal daun semua berkas itu akan bertemu.
Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan
semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya terdapat pada daun dikotil, sedangkan pola
sejajar biasa ditemukan pada monokotil. Dalam pola berkas pembuluh percabangan akhir
yang paling halus akan membatasi daerah mesofil kecil yang dinamakan areolus (Kimball,
1994).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
.1 Latar Belakang
Tumbuhan bukanlah hal asing lagi bagi kita semua, kita hidup membutuhkan tumbuh-
tumbuhan, baik untuk dikonsumsi atau sebagai penyeimbang bumi, karena tanpa tumbuh-
tumbuhan bumi ini akan sangat panas. Salah satu bagian dari tumbuhan adalah daun,
dimana daun mampu berfotosintesis dan akan menghasilkan makanan sendiri bagi
tumbuhan tersebut. Oleh karena itu sinar matahari sangat diperlukan dalam membantu
proses fotosintesis. Selain itu diperlukan juga adanya klorofil, karbondioksida dan juga air
(Iserep, 1993).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu terjadi
proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis
akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak
seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis
diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi
daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti
ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga
berpengaruh terhadap struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ yang amat beragam.
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama biasanya mirip dengan
dalam batang. Ciri paling penting dalam daun adalah bahwa pertumbuhan apeksnya segera
terhenti (Hidayat, 1995).
Dalam praktikum ini kita akan mengamati berbagai macam daun sehingga kita mampu
mengamati dan mengidentifikasi tentang macam jaringan penyusun daun monokotil dan
dikotil, membandingkan ciri-ciri khusus yang terdapat pada jaringan penyusun baik pada
daun monokotil maupun pada daun dikotil, serta mengamati anatomi jaringan penyusun
daun yang dihubungkan dengan adaptasi lingkungan tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum kali ini adalah :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Daun
Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom . Namun, dikenal juga istilah daun
hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keping biji), profil dan lain-lain. Daun hijau berfungsi
khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah
memperoleh sinar matahari dan gas CO2. katafil adalah sisik pada tunas atau pada batang
dibawah tanah dan berfungsi sebagai pelindung atau tempat penyimpan cadangan makanan.
Daun pertama pada cabang lateral disebut prophyll , pada monokotil hanya ada satu
helai prophyll , pada dikotil ada dua helai. Hipsofil berupa berbagai jenis brakte yang
mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Kadang-kadang hipsofil berwarna cerah
dan berfungsi serupa dengan mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama pada
tumbuhan (Hidayat, 1995).
Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu terjadi
proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis
akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak
seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis
diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi
daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti
ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga
berpengaruh terhadap struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008).
Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Pada daun majemuk terdapat
sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai dun atau panjangannya. Sumbu bersama itu
disebut rakis. Jika anak daun muncul disisi lateral dari rakis, daun disebut majemuk
bersirip, dan kalau semua anak daun muncul di ujung rakis yang amat pendek sehingga
dapat dikatakan melekat di ujung tangkai daun bersama, maka daun seperti itu disebut daun
majemuk menjari (Tjitrosoepomo, 1993).
Seperti pada akar dan batang, daun terdiri dari sistem jaringan dermal, yakni jaringan
epidermis, jaringan pembuluh dan jaringan dasar yang disebut mesofil. Karena daun
biasanya tidak mengalami penebalan sekunder, epidermis bertahan sebagai sistem dermal,
namun pada sisik tunas yang bertahan lama ada kemungkinan dibentuk periderm (Hidayat,
1995: 198).
2.2.1 Epidermis
Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula dan stomata.
Stomata bisa ditemukan dikedua sisi daun (daun amfistomatik) atau hanya di satu sisi yakni
disebelah atas atau adaksial (daun epistomatik) atau lebih sering disebelah bawah atau sisi
abaksial (daun hipostomatik). Pada daun lebar yang terdapat di kelompok dikotil, letak
stomata tersebar. Pada monokotil dan Gymnospermae, stomata sering tersusun dalam
deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata dapat
berada ditempat yang sama tingginya, lebih tinggi atau lebih rendah dari epidermis
(Hidayat, 1995).
Epidermis daun terdapat dipermukaan atas disebut epidermis atas (epidermis adaksial atau
epidermis ventral) maupun dipermukaan bawah disebut epidermis bawah (epidermis
abaksial atau epidermis dorsal). Umumnya epidermis terdiri dari 1 lapis sel tetapi adapula
yang terdiri dari beberapa lapis sel (epidermis ganda, multiple epidermis ). Jumlah lapisan
sel epidermis bagian atas biasanya lebih banyak daripada permukaan bawah. Jumlah
epidermis bawah berlapis banyak maka akan terdapat ruang substomata yang besar antara
sel penutup dengan jaringan mesofil (Iserep, 1993).
2.2.2 Mesofil
Mesofil merupakan lapisan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan epidermis
bawah dan di antara berkas pengangkut. Mesofil dapat tersusun atas parenkim yang relatif
homogen atau berdifferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang), jaringan pagar
dan parenkim sponsa (jaringan bunga karang). Sesuai dengan fungsinya parenkim mesofil
merupakan daerah fotosintesis terutama karena mengandung kloroplas (Savitri, 2008).
Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung kloroplas dan ruang
antarsel. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan
jaringan spons (jaringan bunga karang). Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan
spons yang memiliki ruang antarsel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang
memanjang tegak lurus terhadap pemukaan helai daun. Meskipun jaringan tiang nampak
lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap
mencapai sisi panjang, kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal
tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien (Hidayat, 1995).
Parenkim palisade merupakan sel-sel yang bentuknya silindris, tersusun rapat berjajar
seperti pagar. Daun yang memiliki parenkim palisade di lapisan atas atau parenkim
spongiosa di lapisan bawahnya disebut daun dosiventral atau bifasial. Apabila parenkim
palisade terdapat di kedua sisi atau tidak dijumpai parenkim palisade pada kedua sisinya
disebut daun isobilateral atau isolateral atau unifasial. Parenkim sponsa tersusun atas sel-sel
yang bentuknya bervariasi, umumnya tidak teratur, bercabang-cabang, berisi kloroplas dan
tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk jaringan seperti bunga karang (sponsa)
(Sutrian, 2004).
a) Parenkim palisade adalah parenkim dengan bentuk sel panjang, tegak dan
mangandung kloroplas. Contoh : mesofil daun.
b) Parenkim bunga karang adalah parenkim dengan bentuk dan susunan selnya tidak
teratur dan ruang antarsel relatif besar. Contoh : mesofil daun.
c) Parenkim bintang adalah parenkim yang bentuknya seperti bintang, saling
berhubungan di ujungnya sehingga banyak mempunyai ruang antarsel.
d) Parenkim lipatan adalah parenkim yang dinding selnya mengalami pelipatan kearah
dalam serta banyak mengandung kloroplas.
Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan demikian
menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh
membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan
permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut tulang daun dan
sistemnya adalah sistem tulang daun (Hidayat, 1995).
Istilah sejajar bagi jalanya berkas pembuluh dalam sistem tulang sejajar hanyalah cara
pendekatan saja, oleh karena itu di ujung dan pangkal daun semua berkas itu akan bertemu.
Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan
semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya terdapat pada daun dikotil, sedangkan pola
sejajar biasa ditemukan pada monokotil. Dalam pola berkas pembuluh percabangan akhir
yang paling halus akan membatasi daerah mesofil kecil yang dinamakan areolus (Kimball,
1994).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Daun Zea maysmemiliki tulang daun yang melengkung dan sejajar. Jaringan paling
luar disebut epidermis yang terdiri dari satu lapis sel (unilateral) yang berbentuk batang dan
memiliki kutikula sehingga bersifat kasar dan tahan air. Jaringan epidermis atas berbeda
dengan epidermis bawah. Permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan
bawah daun disebut dengan permukaan abaksial.
Pada permukaan adaksial terdapat derivat epidermis seperti sel kipas (bulliform cell)
dan stomata Sel kipas pada daun Zea mays terletak pada epidermis sebelah atas, dan
memiliki ukuran yang lebih besar daripada ukuran sel epidermis sekitarnya, sedikit bahkan
hampir tidak memiliki klorofil, dan memiliki fungsi dalam proses pembukaan gulungan daun
dalam tunas dan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Proses ini terjadi pada
musim dimana air sulit diperoleh. Untuk mengatasi kekurangan air yang berlebih, maka sel
kipas akan mengkerut dengan mengurangi tekanan turgornya, sehingga daun menggulung
dan akan kembali lagi ketika air mudah didapatkan kembali.
Stomata yang ada pada daun Zea mays tersebar secara merata di kedua sisi epidermis
(epidermis atas dan epidermis bawah) atau disebut juga dengan amfistomata. Stomata di
batasi oleh dua sel penjaga yang memiliki klorofil
Di bawah jaringan epidermis, terdapat jaringan mesofil yang memenuhi bagian
tengah daun. Pada tanaman monokotil seperti jagung, daun tidak memiliki jaringan palisade.
Di dalam jaringan mesofil terdapat berkas pengangkut tipe kolateral tertutup. Setiap berkas
pengangkut terletak berjajar, dan dikelilingi oleh jaringan parenkim yang keras namun tipis.
Jaringan pengangkut diselubungi oleh sebuah selubunga yang terdiri dari sel-sel parenkim
yang di dalamnya terdapat klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Jagung adalah tipe
tanaman C4. Tanaman C4 memiliki sel kloroplas yang besar dan tersebar secara kaku.
Kloroplas terletak di daerah mesofil daun yang terletak pada bagian tengah jaringan daun.