Skom443503 M1
Skom443503 M1
Skom443503 M1
PEN D A HU L UA N
3. Fungsi-fungsi komunikasi.
4. Pengertian dan batasan komunikasi internasional.
5. Perbedaan komunikasi internasional dan hubungan internasional.
6. Prinsip-prinsip komunikasi internasional.
7. Peran komunikasi dalam dunia internasional.
8. Media internasional.
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.3
Kegiatan Belajar 1
sebagai akibat dari perbedaan budaya antara pengirim dan penerima pesan,
bukan karena adanya kesalahpahaman atau gangguan.
Namun, komunikasi juga harus merinci unsur-unsur dan dinamika yang
terdapat di dalamnya. Sebelum memeriksa unsur-unsur komunikasi, kita
harus memiliki suatu definisi yang menegaskan unsur-unsur tersebut dan
hubungan antar unsur. Mengutip Samovar & Porter (1982), karena tujuan
mempelajari komunikasi internasional adalah untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang kita terapkan secara sengaja.
Komunikasi sekarang didefinisikan sebagai suatu proses dinamika
transaksional yang mempengaruhi perilaku sumber dan penerimanya dengan
sengaja menyandi (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang
mereka salurkan lewat suatu saluran (chanel) guna merangsang atau
memperoleh sikap atau perilaku tertentu. Komunikasi hanya akan lengkap
bila penerima pesan memberi makna kepadanya dan terpengaruh olehnya.
Dalam transaksi ini harus dimasukkan semua stimuli sadar-tak sadar,
sengaja-tak sengaja, verbal-nonverbal, dan konstektual yang berperan sebagai
isyarat-isyarat kepada sumber dan penerima tentang kualitas dan kredibilitas
pesan.
Definisi ini memungkinkan kita mengidentifikasi lima unsur
komunikasi, antara lain: komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek.
Model ini dikembangkan oleh Harold Laswell, dan bila digambarkan akan
tampak seperti gambar di bawah ini:
Gambar 1.1
Model Komunikasi Laswell
Gambar 1.2
Model Komunikasi Shannon & Weaver
1. Komunikator
Komunikator adalah pengirim pesan. Pelakunya dapat individu, lembaga
atau organisasi yang mempunyai kebutuhan berkomunikasi. Bila dikaitkan
dengan komunikasi internasional maka wilayah cakupannya adalah antar
negara. Pelakunya dapat pemerintah, pengusaha, mahasiswa, atau masyarakat
biasa. Komunikator yang mewakili negara dapat dilakukan oleh kepala
negara (pemerintahan), atau kementerian luar negeri, bahkan tak jarang
menggunakan jasa public relations swasta. Umumnya, kegiatan yang
dilakukan komunikator negara berkisar pada kegiatan diplomasi menyangkut
bidang politik, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.
Diplomasi yang dilakukan komunikator negara, misalnya, merupakan
sebuah keinginan untuk berbagi internal state dengan negara lain untuk
mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku pemerintahan negara lain.
Namun, komunikator tak dapat berbagi perasaan atau pikiran secara langsung
tanpa melibatkan lambang-lambang untuk menyampaikan perasaan dan
pikiran itu.
Dengan demikian, diperlukan penyandian (encoding), yakni suatu
kegiatan internal untuk memilih dan merancang perilaku yang sesuai dengan
aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis guna menciptakan suatu pesan. Hasil
dari perilaku menyandi adalah suatu pesan (message) (Mulyana dan
Rakhmat, 2001: 14-15). Meskipun encoding merupakan kegiatan internal
yang menghasilkan suatu pesan, pesannya sendiri bersifat eksternal bagi
komunikator. Tercapai atau tidaknya tujuan dimaksud tergantung dari
bagaimana proses-proses dan kualitas penyandian yang menghasilkan pesan.
1.6 Komunikasi Internasional ⚫
2. Pesan
Pada hakikatnya pesan adalah perintah, nasihat, permintaan, amanat
yang disampaikan melalui perantara atau media (Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kedua; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: 1996).
Sementara dalam ilmu komunikasi, pesan adalah seperangkat lambang
bermakna yang disampaikan oleh komunikator (Effendy, 1995: 18). Selain
itu, menurut Effendy (1993: 6), pesan adalah pernyataan yang didukung oleh
lambang, yakni pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, bisa berupa
ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran dan sebagainya.
Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Namun, ada
juga yang menggunakan lambang lain, misalnya gerakan anggota tubuh,
gambar dan warna. Karena, pesan terbagi dalam dua bagian, yakni pesan
verbal dan nonverbal. Pesan verbal yaitu pesan yang disampaikan dengan
menggunakan kata-kata baik lisan maupun tulisan, sementara pesan
nonverbal yaitu pesan yang disampaikan dengan menggunakan isyarat atau
simbol yang mempunyai makna tertentu.
Pesan merupakan buah perasaan atau pikiran yang disertai oleh
seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Pesan
sendiri adalah hasil dari perilaku menyandi yang dilakukan oleh
komunikator. Suatu pesan terdiri dari lambang-lambang verbal atau
nonverbal yang mewakili perasaan dan pikiran komunikator pada suatu saat
dan tempat tertentu. Dengan kata lain, pesan adalah apa yang harus sampai
dari komunikator (sumber) ke komunikan (penerima) bila komunikator
bermaksud mempengaruhi komunikan (Samovar & Porter, 1982).
Bila tujuannya untuk mempengaruhi, Wilbur Schramm (1971)
memberikan syarat bahwa pesan yang hendak disampaikan harus cocok
dengan kerangka acuan (frame of reference) komunikan. Yakni, paduan
pengalaman dan pengertian yang pernah diperoleh komunikan. Karena itu,
diperlukan suatu perencanaan yang matang sehingga diperoleh suatu
formulasi pikiran dan perasaan yang benar-benar cocok dan layak untuk
disampaikan, dan mampu membuat perubahan terhadap perilaku penerima
pesan.
Sesuai dengan tujuan komunikasi, pesan yang hendak disampaikan
kepada komunikan dapat bersifat informatif, atau persuasif. Informatif hanya
sebatas untuk memberitahukan, sementara persuasif berarti membujuk di
mana pesan-pesan disampaikan secara halus berusaha memengaruhi
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.7
Namun, pesan sebagus apa pun tak akan dapat mempengaruhi siapa pun
bila tak ada alat untuk memindahkannya dari komunikator kepada
komunikan. Oleh karena itu, pesan harus disampaikan melalui media.
3. Media
Media atau saluran adalah jalan yang dilalui pesan yang dikirim dari
komunikator (pengirim) kepada komunikan (penerima). Media komunikasi
banyak sekali jumlahnya, mulai dari yang sifatnya tradisional sampai
modern. Dapat disebut beberapa di antaranya adalah kentongan, bedug,
pegelaran kesenian, surat, papan pengumuman, telepon, telegram, pamflet,
poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, radio, televisi, dan internet.
Semua media itu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sehingga
komunikator harus jeli memilih media mana yang cocok agar pesan dapat
1.8 Komunikasi Internasional ⚫
mencapai tujuan yang diinginkan, serta teknik apa yang digunakan. Memilih
media yang tepat tentu saja bergantung pada tujuan yang diinginkan, serta
teknik yang akan digunakan.
Televisi dan internet dewasa ini memiliki peran dan posisi strategis
untuk menunjang kelancaran komunikasi internasional. Media dalam
perspektif diplomasi biasa dilakukan dalam pertemuan-pertemuan politik
antar lembaga negara maupun antar kepala negara dan pemerintahan. Media
dalam perspektif jurnalistik sering dipergunakan dalam aksi-aksi propaganda
yang ditujukan untuk melemahkan posisi suatu negara, dan mengubah
kebijakan-kebijakan suatu negara. Bentrokan dan benturan ideologi serta
peradaban sering kali terjadi dalam media komunikasi jurnalistik ini.
4. Komunikan
Komunikan atau penerima pesan adalah individu, lembaga atau
organisasi yang menerjemahkan (to decode) atau memberikan interpretasi
terhadap pesan yang diterimanya. Decoding adalah proses internal
komunikan dan pemberian makna kepada perilaku komunikator yang
mewakili perasaan dan pikiran komunikator.
Dalam media jurnalistik, komunikan dikenal dengan khalayak. Khalayak
adalah ladang tempat disebarkannya benih (pesan). Benih mana yang akan
tumbuh di tanah itu akan sangat bergantung pada kondisi tanah itu, belum
termasuk pengaruh dari cuaca dan musim, begitu pun komunikan. Pesan yang
dikirim oleh komunikator, baik itu media massa (komunikator yang
terlembagakan), negara, ataupun pihak luar, akan sangat bergantung pada
kondisi komunikan, mencakup sistem kognitif, yakni menyangkut nilai, sikap
(public attitude), keyakinan, opini (public opinion), kebiasaan, faktor-faktor
usia, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, ras, serta wilayah geografis.
Manusia sebagai komunikan memiliki kecenderungan untuk selektif
dalam menerima pesan, hanya dalam hal-hal yang dapat memberikan
dukungan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, seperti kebutuhan sosial,
kejelasan, kesederhanaan, agresivitas, harga diri. Selain itu, keterikatan
komunikan terhadap komunikator media, opini, media, gaya dan situasi
menjadi relevan untuk menentukan diterima atau tidaknya pesan yang
dikirimkan.
Komunikasi yang berlangsung dalam media diplomasi biasanya
berlangsung dua arah, hal ini untuk menghindari salah pengertian,
ketidaksepakatan, konflik serta untuk memperkuat posisi tawar-menawar
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.9
5. Efek
Selanjutnya, setelah men-decode pesan yang diterimanya, komunikan
memberikan respons. Hal itu menyangkut hal yang komunikan lakukan
setelah ia menerima pesan. Respons dapat beraneka ragam, mulai dari tingkat
minimum hingga maksimum. Respons minimum adalah keputusan
komunikan untuk mengabaikan pesan atau tak berbuat apa pun setelah ia
menerima pesan. Sebaliknya, respons maksimum dapat merupakan suatu
tindakan komunikan yang segera dan terbuka. Komunikasi dianggap berhasil
bila respons komunikan paling tidak mendekati hal yang dikehendaki oleh
komunikator yang menciptakan pesan. Respons minimum hingga maksimum
tersebut sekaligus menggambarkan bagaimana kualitas pesan yang diciptakan
oleh komunikator yang menimbulkan efek.
Efek dikenal juga sebagai balikan (umpan balik). Yakni informasi yang
tersedia bagi komunikator yang memungkinkannya menilai keefektifan
komunikasi yang dilakukannya untuk mengadakan penyesuaian atau
perbaikan dalam komunikasi selanjutnya. Meskipun umpan balik dan respons
berbeda, namun keduanya saling berkaitan. Respons adalah hal yang
komunikan putuskan atau lakukan setelah ia menerima pesan, sedangkan
umpan balik adalah informasi tentang keefektifan komunikasi. Keduanya
dihubungkan oleh karena respons komunikan merupakan sumber umpan
balik yang normal.
Dengan kata lain, respons terhadap pesan yang diterima komunikan dari
komunikator, atau dapat juga berarti transmisi dari reaksi penerima kembali
ke pengirim. Efek berperan penting dalam menentukan berlanjut atau
tidaknya proses komunikasi. Reaksi yang diberikan oleh komunikan terhadap
komunikator dapat menjadi indikator untuk mengetahui apakah pesan yang
dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan hal yang dimaksud, oleh
karenanya efek atau umpan balik ini dapat bersifat positif dan negatif. Dalam
dunia politik yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan dalam
pemerintahan untuk melaksanakan ideologi, efek yang diperlukan tidak
jarang hanya berupa perubahan tingkah laku sejumlah orang untuk seketika
saja.
1.10 Komunikasi Internasional ⚫
B. BENTUK KOMUNIKASI
1. Komunikasi Persona
Komunikasi persona terbagi menjadi dua, yakni komunikasi intrapersona
dan komunikasi antarpersona. Komunikasi intrapersona berarti kita berbicara
pada diri sendiri. Misalnya, kita sedang berkomunikasi dengan orang lain,
pada saat yang sama kita mendengar suara kita sendiri dan kita menyadari
bahwa kita salah ucap, maka kita pun segera memperbaikinya. Dalam
komunikasi intrapersona, umpan balik yang datang dari diri sendiri itu
dinamakan umpan balik internal (internal feedback). Sebagai komunikator
dalam proses komunikasi, komunikasi intrapersonal dibutuhkan agar
komunikator tetap waspada akan kesalahan-kesalahan yang mungkin pada
saat kegiatan komunikasi sedang berlangsung.
Sementara itu, komunikasi antarpersona adalah komunikasi yang
dilakukan oleh individu dengan individu lainnya. Dalam komunikasi
antarpersonal, komunikasi berlangsung secara tatap muka (face to face
communication). Namun, berkomunikasi melalui telepon tetap merupakan
komunikasi langsung karena respons komunikan dapat segera diketahui.
Umpan balik demikian bersifat langsung, sehingga dinamakan umpan balik
seketika (immediate feedback). Bahkan terkadang umpan balik berlangsung
pada saat komunikator tengah menyampaikan pesannya, artinya komunikator
mengetahui dan menyadari pada saat itu juga. Dengan demikian, bila umpan
balik dirasakan negatif, komunikator dapat dengan segera memperbaiki
gayanya. Situasi yang sama juga terjadi pada komunikasi kelompok (group
communication), baik komunikasi kelompok kecil (small group
communication) maupun komunikasi kelompok besar (large group
communication).
Dalam kegiatan komunikasi internasional, bentuk komunikasi seperti ini
banyak terjadi pada perspektif diplomatik. Komunikator terdiri atas
sekelompok kecil orang, yakni antara rombongan diplomat dari suatu dengan
negara berkomunikasi dengan diplomat dari negara lain. Ketika satu pihak
diplomat menyampaikan pesannya di tengah-tengah penyampaian pesan
tersebut ia merasakan umpan baliknya negatif, ia segera mengubah gaya
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.11
penyampaian atau isi pesannya. Demikian juga dalam kegiatan bisnis antara
negara. Ketika seorang pengusaha sedang melakukan tawar-menawar
(negosiasi), mereka akan dengan segera mengetahui kelemahan-kelemahan
atau keunggulan-keunggulannya sendiri dalam bernegosiasi.
Pada komunikasi seperti itu, umpan balik yang diperlukan komunikator
ialah bersifat verbal karena komunikasinya ditujukan kepada komunikan.
Jadi, permasalahannya mengerti atau tidak, menerima atau tidak, dan lain-
lain yang ke semuanya harus dinyatakan dengan kata-kata (Effendy, 2001:
15).
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan
sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi kelompok banyak
sekali digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan,
mengubah sikap dan perilaku, memperteguh sikap, dan meningkatkan
kesadaran. Karena, komunikasi ditujukan kepada afeksi komunikan, yakni
pada perasaannya, bukan pada otaknya.
Kelompok adalah kumpulan atau agregasi orang yang memiliki
kesadaran para anggotanya akan ikatan yang sama, memiliki tujuan dan
organisasi (tidak selalu formal), dan melibatkan interaksi di antara
anggotanya. Kualitas komunikasi ditentukan oleh karakteristik dan jenis
kelompok yang dikembangkan.
Komunikasi kelompok dalam konteks yang lebih luas, yang
berhubungan dengan komunikasi internasional memainkan peran yang
strategis dalam meningkatkan kemajuan dan pembangunan negara-negara
anggotanya, di samping menciptakan tatanan kehidupan yang lebih adil dan
seimbang. Tak jarang komunikasi kelompok yang dibangun oleh suatu
negara dalam satu wilayah, berperan aktif dalam mengatasi permasalahan
para anggotanya, baik itu internal maupun eksternal.
Dalam komunikasi internasional kita mengenal jaringan-jaringan
komunikasi kelompok antar negara, terdapat ASEAN, negara-negara Asia
Pasifik, forum Asia Afrika, yang sangat penting dalam pencapaian tujuan dan
kepentingan setiap negara, pengakuan, pengembangan dan pemeliharaan
hubungan bilateral atau multilateral untuk memperkuat posisi tawar-menawar
dan reputasi, serta pencapaian tujuan perdamaian dunia yang lebih mantap.
Komunikasi kelompok antarnegara sebagai sebuah pola hubungan
bilateral dan multilateral, akan sangat berbeda dengan tujuan komunikasi
1.12 Komunikasi Internasional ⚫
3. Komunikasi Massa
Komunikasi massa dalam perspektif komunikasi adalah komunikasi
yang menggunakan media massa, dan ditujukan kepada khalayak yang luar
biasa banyaknya. Sementara itu, dalam perspektif psikologi sosial,
komunikasi massa tidak selalu menggunakan media massa, asal
menunjukkan perilaku massa maka sudah dapat dikatakan sebagai
komunikasi massa.
Komunikasi massa memiliki sifat komunikasi (arus balik) yang searah
dengan komunikannya. Kalaupun terjadi arus balik dua arah, biasanya sangat
jarang terjadi dan memerlukan tenggang waktu. Kondisi tersebut
memberikan konsekuensi tersendiri bagi komunikatornya, dalam arti bahwa
komunikator harus benar-benar mempersiapkan pesan yang akan
disampaikannya, yaitu pesan yang accepted dan received.
Karakteristik lainnya adalah komunikator dalam komunikasi massa
biasanya melembaga. Jadi, kalau seorang wartawan mengirimkan pesan lewat
tulisan yang dibuatnya, ini berarti bahwa secara tidak langsung komunikator
yang sebenarnya adalah lembaga/perusahaan tempat di mana wartawan itu
berkomunikasi dengan komunikannya. Dalam berkomunikasi dengan
khalayak, komunikasi massa mengirimkan pesan yang bersifat umum
(publik) yang menyangkut kepentingan umum, dan human interest.
Ciri khas media massa sebagai media komunikasi jurnalistik, yaitu
kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada komunikan yang
heterogen terhadap pesan-pesan yang dikirimkan oleh media sebagai
komunikator.
Propaganda untuk memperluas kepentingan dan pengaruh dari suatu
negara terhadap negara lain dalam pertarungan kekuatan politik, beradu
dalam komunikasi massa ini. Kekuatan komunikasi massa dapat dikatakan
telah meruntuhkan batas-batas negara.
4. Komunikasi Medio
Komunikasi medio sebagaimana halnya komunikasi media massa adalah
proses komunikasi secara sekunder, di mana proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Namun,
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.13
C. FUNGSI KOMUNIKASI
1. Fungsi Informatif
Secara sederhana, komunikasi dalam konteks fungsi informatif adalah
kegiatan pengumpulan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, dan pesan,
opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi
secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain agar
dapat mengambil keputusan yang tepat.
Sementara itu, aktivitas komunikasi yang kita lakukan berperan
memberikan informasi, pada saat yang mungkin bersamaan kita juga dapat
mencari informasi yang kita butuhkan. Selain itu, dari beberapa hasil
penelitian terungkap bahwa fungsi ini juga berperan dalam membuat pilihan-
pilihan, mengurangi ketidakpastian, dan mengubah keadaan.
Dalam kegiatan komunikasi internasional, fungsi ini sangat penting
keberadaannya, karena akan memengaruhi pembuatan dan pengambilan
keputusan. Keputusan terbaik tidak hanya ditentukan oleh kualitas individu
pengambil keputusan, tetapi juga ditentukan oleh kualitas informasi yang
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Akurasi dan aktualisasi informasi
membuat pengambil keputusan tak ragu mengimplementasikan kebijakannya,
sehingga dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik lagi.
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.15
2. Fungsi Persuasif
Fungsi persuasif adalah untuk meyakinkan orang lain. Sementara itu,
dalam arti luas, persuasif berarti sebagai usaha mempengaruhi pendapat,
sikap, dan tingkah laku yang hanya boleh dilakukan dengan berdasarkan
bujukan-bujukan atau ajakan.
Biasanya, dalam menjalankan fungsinya, persuasif menyertakan fungsi
motivatif. Effendy (2001: 27-28) menjelaskan motivasi sebagai usaha untuk
menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka
panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama
yang akan dikejar.
Dari beberapa buku teks ternyata persuasif dan motivatif pada
hakikatnya memiliki konsep sama yaitu “gettingthem to do what you want to
do”, agar orang lain melakukan hal yang Anda inginkan, dengan cara
mempengaruhi orang lain. Hal yang bukan dengan cara memaksa (koersif)
atau memperkosa hak asasi orang lain. Biasanya cara persuasif atau motivatif
ini diawali dengan menyentuh pemuasan “need” (kebutuhan) orang lain.
Dalam fungsi persuasif/motivatif ini, tujuannya diarahkan untuk memberikan
“treatment” agar orang lain memgubah sikap, pendapat, dan perilakunya
seperti yang diinginkan oleh komunikator.
Dalam kegiatan komunikasi internasional misalnya, fungsi ini dijalankan
untuk membangun komitmen para pelakunya terhadap negara, organisasi
atau lembaga. Sehingga misi, visi, strategi, dan taktik dapat berjalan secara
efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan diharapkan
sebelumnya. Cara yang paling umum biasanya melalui implementasi
perencanaan dan pendelegasian. Fungsi persuasif/motivatif ini tentu saja
perlu diterapkan dalam kegiatan komunikasi internasional agar individu,
komunitas, organisasi, negara di dunia internasional dapat berinteraksi dan
bekerja sama dalam situasi yang kondusif. Dalam kegiatan bisnis
internasional misalnya, para pengusaha dari negara lain mau
menginvestasikan modalnya di negara kita.
Contoh komunikasi persuasif banyak digunakan adalah dalam dunia
periklanan. Malaysia gencar mengampanyekan pariwisata dengan tema
“Sebenar-benarnya Asia (Trully Asia)” guna membujuk masyarakat
internasional agar tertarik mengunjungi tempat-tempat wisata di negeri itu.
Bila turis asing banyak yang datang, dengan sendirinya akan berimbas pada
hal-hal yang lain. Selain keindahan lokasi wisata, banyaknya pengunjung
1.16 Komunikasi Internasional ⚫
juga akan berdampak pada citra Malaysia sebagai negara yang menarik
sekaligus aman.
3. Fungsi Kolaboratif
Pada dasarnya kolaborasi merupakan bentuk kerja sama. Dalam kegiatan
komunikasi internasional yang dilakukan negara, misalnya, terjadi kontak
diplomasi mengenai pembebasan tawanan intelijen. Ketika kontak
berlangsung, terjadi proses negosiasi untuk membebaskan tawanan.
Negosiasi itulah yang dinamakan kerja sama. Bila negosiasi berorientasi
“solusi menang-menang (win-win solutios)”, berarti komunikasi yang
berlangsung telah memenuhi fungsi kolaboratif. Asumsinya, pemecahan
masalah dapat dicapai dan memuaskan kebutuhan semua pihak yang terlibat
di dalamnya.
Fungsi kolaboratif berbeda dengan fungsi-fungsi komunikasi
sebelumnya. Fungsi informatif dan persuasif bersifat satu arah, di mana pihak
pertama (informan atau pembujuk) bertindak sebagai komunikator yang
memberikan informasi atau membujuk kepada komunikan. Dalam kolaboratif
kedudukan kedua belah pihak sama-sama sejajar, karena kuncinya terletak
pada bagaimana menemukan “solusi menang-menang” yang membuat
masing-masing pihak tidak merasa dirugikan.
Kebanyakan interaksi dalam komunikasi kolaboratif terjadi bila kita
bertujuan untuk mempersuasi orang lain melakukan tindakan tertentu atau
mengajak orang lain berkolaborasi untuk memecahkan masalah. Dalam hal
ini, umumnya kita harus terlebih dahulu menyampaikan data dan fakta untuk
meningkatkan pemahaman pihak lain atas permasalahan yang dibicarakan.
Lalu kita menyatakan argumentasi yang mendukung kesimpulan atau
rekomendasi yang ditawarkan. Sebagai tambahan, kita pun meminta pihak
lain untuk berpartisipasi dengan menyatakan kebutuhan, saran, pemecahan,
perumusan kesimpulan, dan rekomendasi.
4. Fungsi Emotif
Siapa pun yang terlibat dalam kegiatan komunikasi, dapat dipastikan
akan melibatkan emosi. Ungkapan emosi dapat disadari atau tidak disadari,
hal ini dapat terlihat jelas dalam tahapan komunikasi antarpersona. Ekskpresi
wajah ataupun bahasa tubuh, nada suara bahkan perilaku, dapat menunjukkan
suasana emosi seseorang ketika berkomunikasi. Kepekaan kita menangkap
gejala tersebut turut membantu efektivitas komunikasi yang akan dilakukan.
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.17
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Pesan teks
Makna
Produser Referent
Pembaca
Gambar 1.3
Pesan dan Makna (John Fiske, 2004: 11)
kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dilaksanakannya dan karena itu
manusia membentuk kelompok-kelompok sosial.
J. Frankell (1991) mengatakan, pendekatan pemahaman terhadap
hubungan antarbangsa, sebagai tujuan komunikasi internasional, dapat
diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap tingkah laku ‘sosial’
binatang-binatang. Pengelompokan binatang ditentukan oleh pertimbangan
tentang kelangsungan hidup biologisnya. Mereka harus mendapatkan
makanan untuk bertahan hidup, dan daerah untuk membiakkan diri. Oleh
karena itu, mereka akan menjaga wilayah yang memberikan kebutuhan
hidupnya. Mereka pun tidak akan mengizinkan binatang lain, di luar
kelompoknya, menggunakan wilayah yang mereka duduki. Namun, tatkala
wilayah tersebut tidak lagi mencukupi kebutuhannya, mereka akan mencari
wilayah lain.
Logika mendasar tentang terjadinya hubungan internasional (antar
bangsa), di mana komunikasi sebagai instrumennya, adalah bila suatu
kelompok tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan di dalam wilayah (negara)-
nya sendiri. Bila kebutuhan vital hanya dapat dipenuhi dari luar negaranya,
maka mereka akan melakukan pencarian ke negara lain. Bentuknya, dapat
berupa penaklukan atau kerja sama dengan cara tukar menukar kebutuhan.
Sementara itu, hubungan antar bangsa sebagai sistem dan masyarakat
internasional menunjukkan unit-unit yang banyak yang terpisah-pisah dalam
hal-hal tertentu. Namun dalam hal lain, merupakan hasil saling
mempengaruhi dari kekuatan-kekuatan yang bersatu.
Komunikasi internasional menjadi sangat penting untuk memelihara
hubungan antarbangsa, memperkuat posisi, dan meningkatkan reputasi. Dan
dalam konteks tertentu, komunikasi internasional dapat menjadi alat yang
efektif untuk memperluas dan menanamkan pengaruh baik itu ideologi,
politik, ekonomi, sosial, maupun kebudayaan.
a. Hubungan Bilateral
Hubungan bilateral tidak hanya terjadi di antara dua negara yang saling
bertetangga, melainkan dapat melintasi hingga batas-batas benua. Kerja
sama yang terjalin dalam hubungan ini biasanya menyangkut
kepentingan spesifik kedua negara. Hubungan spesifik tersebut bertujuan
untuk memperdalam hubungan yang mungkin telah terjalin sebelumnya.
Misalnya, hubungan sebagai sesama anggota ASEAN.
Sebagai contoh, Indonesia dan Singapura merupakan anggota ASEAN.
Dan kepentingan-kepentingan kedua negara secara umum telah terwakili
oleh butir-butir kesepakatan yang digagas dan dibahas bersama dengan
negara-negara Asia Tenggara lainnya yang tergabung dalam ASEAN.
Namun, kesepakatan-kesepakatan tersebut kerap tidak menyentuh
permasalahan spesifik dan substansial di antara dua negara anggotanya.
Selain seperti masalah perbatasan Indonesia-Malaysia, contoh lainnya
sebut saja masalah ekstradisi antara Indonesia dan Singapura. Ketika
seorang terpidana korupsi di Indonesia kabur ke Singapura, pemerintah
Indonesia tidak dapat meminta pemerintah Singapura menangkap dan
menyerahkannya ke Indonesia karena tidak ada kerja sama ekstradisi di
antara Indonesia dan Singapura. Kenyataan tersebut merugikan
Indonesia karena terpidana dapat leluasa bergerak dan “membelanjakan”
uang hasil korupsi di Singapura. Dengan demikian, pemerintah
Indonesia merasa perlu menjalin hubungan bilateral baru khusus
menyangkut masalah ekstradisi. Namun, sejauh ini upaya diplomasi
yang dilakukan kedua belah pihak belum menemui kesepakatan.
b. Hubungan Multilateral
Perbedaan mendasar antara hubungan bilateral dan multilateral berkaitan
dengan jumlah negara yang terlibat di dalamnya. Di dalam hubungan
multilateral, jumlah negara yang terlibat lebih dari dua. Dapat saja hanya
tiga negara seperti Benelux, yang terdiri dari Belgia, Netherland
(Belanda), dan Luxemberg yang terletak di Eropa Barat.
Hubungan multilateral yang terjalin dapat saja berdasarkan kedekatan
wilayah geografis, persamaan ideologi, ataupun kepentingan ekonomi.
Benelux merupakan contoh hubungan multilateral berdasarkan
kedekatan geografis. Sama halnya dengan ASEAN di mana anggotanya
terdiri dari negara-negara Asia Tenggara.
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.33
Contoh lainnya, pada masa Perang Dingin (cold war) kekuatan dunia
bertumpu pada dua negara adikuasa, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Pada masa ini dikenal dengan nama Blok Barat yang berafiliasi pada
Amerika Serikat, dan Blok Timur pada Uni Soviet. Blok Barat dikenal
dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan kerap disebut
sebagai negara-negara penganut demokrasi atau liberal, sedangkan Blok
Timur dinamakan Pakta Warsawa dan kerap disebut blok komunis. Di antara
kedua blok tersebut terdapat negara-negara Non-Blok yang diprakarsai oleh
Presiden Soekarno (Indonesia) dan Josep Bros Tito (Yugoslavia).
Hubungan yang terjalin di antara negara-negara anggota blok tertentu,
umumnya didasarkan pada kepentingan atau persamaan ideologi. Bagi negara
penganut paham demokrasi dan liberal, biasanya menjadi ‘anggota’ Blok
Barat. Sementara itu, penganut paham ideologi komunis menjadi anggota
Blok Timur. Non Blok sendiri dari negara-negara penganut paham
demokratis/liberal dan komunis yang tidak secara langsung berafiliasi pada
dua ‘kutub’ kekuatan dunia tersebut.
Sementara itu, meskipun blok-blok negara tersebut berseteru, hampir
seluruh negara yang tergabung ke dalam masing-masing blok merupakan
anggota Persatuan Bangsa-Bangsa/United Nation (PBB/UN). Dan PBB
merupakan bentuk hubungan multilateral yang didasarkan pada kepentingan
yang jauh lebih luas. Yaitu menyangkut berbagai permasalahan dunia seperti
keamanan, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, pengungsi, pangan,
buruh, dan lain sebagainya.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
9) Tata cara penyelesaian sengketa secara diplomatik yaitu dengan cara ....
A. Negosiasi
B. Equaly
C. Meditasi
D. Official
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.37
Kegiatan Belajar 3
Konsep Dasar
Sistem Komunikasi Internasional
terpengaruhi maka tiap kali itu pula suatu negara akan berubah, sekecil
apapun perubahan tersebut.
Sementara itu, proses dalam komunikasi berarti menyangkut peranan
dari elemen-elemen komunikasi seperti pengirim, penerima, pesan, media
komunikasi, serta tujuan atau acuan. Sebagai sebuah proses, komunikasi
menaruh perhatian pada kondisi penyampaian atau saluran komunikasi. Hal
itu berkaitan dengan bagaimana caranya pesan yang dikirimkan oleh
pengirim dapat tersampaikan.
Namun, pada praktiknya, proses komunikasi tidak berlangsung
sesederhana seperti itu. Terutama ketika berbicara mengenai saling
mempengaruhi. Interaksi yang terjadi antara pengirim dan penerima tidak
hanya sebatas bagaimana informasi atau pesan tersampaikan kepada
penerima. Lebih dari itu, bagaimana informasi atau pesan tersebut dimaknai
oleh penerima. Dengan demikian, dalam prosesnya komunikasi tidak hanya
menggunakan elemen-elemen saja, melainkan melibatkan sebuah sistem
tanda (sign system) yang berbentuk sebuah pesan yang disampaikan dan
diberikan makna kepadanya. Sehingga pada gilirannya cara pesan itu dapat
atau akan dimaknai oleh penerima.
Komunikasi sebagai ilmu memiliki posisi dan peranan yang penting bagi
kehidupan. Baik itu bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, pendidikan,
maupun politik suatu negara dalam melakukan hubungan antarbangsa
(internasional
Dalam kegiatan komunikasi internasional, komunikasi antara lain
berperan dan berfungsi untuk: 1. Perluasan kehidupan dunia, 2. Untuk
terciptanya masyarakat internasional, 3. Untuk terciptanya ketertiban
internasional, 4. Untuk pemeliharaan kedamaian dan keamanan internasional,
dan 5. Untuk mengurangi kesalahpahaman.
5. Mengurangi Kesalahpahaman
Penggunaan sifat-sifat nasional sebagai dasar penjelasan tentang
hubungan internasional adalah hal yang sama tuanya dengan teori kekuasaan.
Oleh karena itu, pengertian mengenai peristiwa-peristiwa internasional dapat
diperoleh secara efektif dari pengetahuan tentang sifat-sifat utama bangsa-
bangsa yang bersangkutan.
Edward T. Hall (1990), seorang ahli antropologi dan hubungan
internasional berpendapat bahwa dengan mengembangkan pengetahuan
tentang proses-proses komunikasi lintas budaya (cross-cultural
communication) dapat mengurangi kesalahpahaman yang dapat terjadi, dan
mungkin mengarah pada perselisihan kedaulatan.
Pada dasarnya, perselisihan kedaulatan kerap terjadi dikarenakan oleh
ketidaktahuan pada budaya negara lain. Kekurangtahuan budaya lain akan
berakibat pada pesan yang tersampaikan sulit dipahami oleh negara lain.
Atau, mungkin saja pesan tersebut ditafsirkan dengan cara yang tidak sesuai
dengan budaya pengirim pesan, sehingga kesalahpahaman dapat terjadi
secara terbuka.
C. MEDIA INTERNASIONAL
a. Surat kabar/koran
Pada saat kemunculan televisi, para pengamat sempat menghawatirkan
posisi media cetak sebagai media komunikasi antara khalayak dan
komunikatornya: bertahan atau tidak. Kira-kira begitulah pertanyaan yang
muncul. Namun, kekhawatiran itu ternyata tidak terbukti, sejak 1970-an
koran terbukti masih mampu bertahan sampai saat ini. Kebebasan pers yang
berkembang ikut andil dalam memajukan perkembangan media massa ini.
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.47
b. Majalah
Kondisi-kondisi baru yang terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan
ekonomi dan kemajuan di bidang teknologi komunikasi yang terjadi di dunia,
juga berpengaruh terhadap media ini. Mau tidak mau media ini harus
berusaha keras untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan itu.
Barangkali majalah yang mampu bertahan terhadap situasi baru itu adalah
majalah-majalah khusus, seperti majalah olahraga khusus: sepakbola, balap
mobil formula one (F1), golf, tenis, dan lain-lain. Majalah semi ilmiah seperti
National Geographic telah dialih-bahasakan, misalnya dalam bahasa
Indonesia, untuk menjangkau khalayak pembaca dari suatu negara yang
kurang menguasai bahasa asli majalah tersebut.
c. Radio
Sejak kemunculannya pada sekitar tahun 1920-an, siaran radio
internasional telah menjadi saluran yang ‘nyata’ dalam proses penyampaian
pesan dan arus informasi internasional. Pertumbuhan siaran radio
internasional yang dilihat berdasarkan stasiun radio besar di dunia mengalami
peningkatan. Dari 7.834 jam per-minggu pada tahun 1960-an menjadi 16.092
jam per-minggu pada tahun 1988. Jumlah negara yang menyelenggarakan
siaran internasional juga bertambah. Sejak tahun 1960 telah berlipat ganda
naik dari 47 menjadi 86, dan pada tahun inilah awal memuncaknya radio
siaran internasional. Namun, di era konvergensi yang ditandai dengan
kemunculan internet, media siaran radio pun berubah. Dengan menggunakan
program podcasting, siaran radio dapat disimpan untuk didengar kapan saja.
Sifat radio sekali dengar, kini bisa diulang sesuka pendengar.
d. Televisi
Televisi sebagai media komunikasi audio-visual siarannya lebih nyata
dibandingkan radio. Sistem teknologi televisi mampu menguasai jalan
pikiran masyarakat, seperti yang diistilahkan theatre of mind. Menurut Ellul
1.48 Komunikasi Internasional ⚫
e. Film
Seperti siaran televisi, film merupakan alat komunikasi yang sanggup
menciptakan theatre of mind. Namun, film ‘bekerja’ dalam tataran yang lebih
spesifik, yaitu menyajikan fiksi atau cerita rekaan. Fiksi dikemas menjadi
cerita yang mendekati kenyataan. Contohnya, film-film bertema Perang
Vietnam produksi dekade 1980-an hingga 1990-an. Amerika Serikat
mengkonstruksi image sebagai negara pemenang perang Vietnam, padahal
kenyataan sebaliknya.
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.49
f. Internet
Teknologi internet dapat dikatakan muncul paling terakhir setelah
kehadiran media komunikasi lainnya. Namun, kemunculannya langsung
dapat diterima secara luas karena internet seolah membuat dunia menjadi
sempit.
Internet menyajikan berbagai macam kebutuhan komunikasi dan
informasi. Berita-berita dari koran mancanegara dapat dibaca (browse) tanpa
harus menunggu kedatangan loper, kita pun dapat menyimpannya dengan
mengunduh (download); siaran radio dan siaran televisi dapat dinikmati
melalui program streaming. Bahkan perang pun dapat dilakukan melalui
internet. Contohnya ketika Indonesia sedang bersitegang dengan Malaysia
mengenai perairan Ambalat. Tatkala pemerintahan kedua negara
berdiplomasi, rakyat–yang tidak diizinkan mengangkat senjata–menggunakan
internet untuk berperang. Perang internet tidak merusak orang-orang secara
fisik, namun lebih banyak pada mental atau merusak fasilitas teknologi. Dan
pelakunya dikenal sebagai hacker.
Dibandingkan dengan media-media lainnya, internet mempunyai sifat
yang unik. Internet lebih interaktif dibanding media lain. Internet nyaris tidak
mengenal umpan balik tertunda (delay feedback).
1.50 Komunikasi Internasional ⚫
g. Buku
Buku dapat dikatakan merupakan media penyampai informasi paling tua.
Filosof-filosof seperti Socrates dan Plato telah memanfaatkan media ini sejak
abad ke-4 Sebelum Masehi. Buku juga menjadi media paling efektif untuk
menyampaikan gagasan. Dibandingkan dengan koran atau majalah, buku
mempunyai kedalaman dalam menyajikan gagasan, opini, informasi dan
sebagainya. Buku juga menjadi media perdebatan dan diskusi yang menarik
dalam hal pertarungan ideologi dan politik. Buku Das Kapitalis karya Karl
Marx yang mendorong lahirnya ideologi sosialis dan komunisme hingga kini
masih menjadi rujukan suatu pemerintahan meskipun ideologi komunis telah
dianggap mati seiring dengan runtuhnya Uni Soviet.
h. Telepon
Teknologi telepon telah muncul sejak awal abad ke-20. Telepon menjadi
alat vital dalam melakukan hubungan komunikasi jarak jauh. Kehadirannya
membuat kita tidak perlu lagi pergi ke suatu tempat di mana orang yang akan
kita ajak bicara berada. Dengan hanya menggunakan kode sambungan, yang
dinamakan nomor telepon, kita dapat berkomunikasi secara pribadi dengan
orang yang dituju. Pada perkembangannya hadir telepon pintar (smartphone),
yang menggabungkan telepon dengan teknologi internet dan multimedia.
Kemampuan yang dimiliki smartphone melahirkan istilah “dunia dalam
genggaman (world in our hands)”.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
pada budaya negara lain yang akan berakibat pada pesan yang
tersampaikan sulit dipahami oleh negara lain, atau pesan ditafsirkan
dengan cara yang tidak sesuai dengan budaya pengirim pesan sehingga
kesalahpahaman dapat terjadi secara terbuka.
TES F OR M AT IF 3
9) Siaran radio dapat disimpan untuk didengar kapan saja, dapat dilakukan
oleh program bernama ....
A. broadcasting
B. podcasting
C. filmcasting
D. radiocasting
10) Televisi mampu menguasai jalan pikiran masyarakat adalah arti dari ....
A. theatre of dream
B. theatre of mind
C. dream theatre
D. mind theatre
1.54 Komunikasi Internasional ⚫
Glosarium
Theatre of mind : Istilah ini digunakan oleh Ellul dan Goulet untuk
menggambarkan kekuatan-kekuatan siaran televisi.
Siaran-siaran media televisi secara tidak sengaja dapat
meninggalkan kesan siaran di dalam pikiran
penontonnya sehingga suatu saat televisi dimatikan,
kesan itu selalu hidup dalam pikiran penonton dan
membentuk panggung-panggung realitas di dalam
pikiran khalayak.
⚫ SKOM4435/MODUL 1 1.57
Daftar Pustaka
Hendon, Donald W., & Hendon, Rebbeca Angeles. 1993. Negosiasi Berskala
Global (How to Negotiated Worldwide). Jakarta: Binarupa Aksara.