Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.1. Latar Belakang
Dalam bidang industri, pengetahuan dasar instrumentasi sangat penting terutama untuk
proses pengukuran dan pengendalian / kontrol. Di dalam suatu industri kimia, misalnya,
bermacam-macam reaksi kimia harus diukur dan dikendalikan baik suhu, volume campuran
bahan, tekanan, derajad keasaman, dan lain-lainnya. Sementara pada industri baja dan logam,
suhu yang tinggi harus diukur secara tepat dengan menggunakan alat pengukur elektronik
untuk bisa mengendalikan pengepresan logam pada ketebalan yang diinginkan. Pada
umumnya, peralatan pengukuran atau alat pengukur secara elektronik ini merupakan bagian
dasar instrumentasi yang dipakai pada hampir semua bidang industri.
Setiap alat yang digunakan dan dioperasikan dalam sebuah pabrik dilengkapi dengan
instrumen untuk mengukur parameterparameter tertentu sesuai kondisi operasi yang harus
selalu dipantau setiap saat. Instrumen yang dimaksud terdiri dari dua macam yaitu instrumen
lokal dan instrumen panel. Skala ukur yang terbaca dalam instrumen lokal merupakan kontrol
terhadap skala ukur instrumen panel. Instrumentasi merupakan salah satu ilmu teknik yang
makin terasa keperluannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan nilai pengukuran
yang lebih akurat.Untuk mendasari pengetahuan yang diperlukan dalam kegiatan mengukur
maka di bawah ini dibahas terlebih dahulu tentang satuan dan standardnya serta konsep angka
penting dan galat.
Definisi Instrumen (Instrument) :
Instrumentasi adalah seperangkat instrument – instrument yang digunakan untuk
mengontrol, memanipulasi, mengukur, menunjukan atau menghitung nilai suatu variabel
proses. Kemampuan indera manusia untuk melakukan pengamatan sangat terbatas,
sedangkan hampir semua industri perminyakan, proses pengolahannya melalui jalur yang
tertutup. Artinya media / bahan yang diolah tidak dapat dilihat atau diukur secara langsung.
Maka dalam hal ini diperlukan instrumentasi yang dapat melakukan fungsi melihat,
mengukur, dan mengendalikan variabel – variabel proses seperti suhu, tekanan, jumlah aliran,
level, PH, viskositas dan sebagainya. Fungsi instrumentasi secara umum dapat digolongkan
menjadi empat yaitu
1. Indicating Instrument
Instrumen jenis ini memberikan indikasi yang dapat langsung dibaca oleh manusia
sampai pada batas ketelitian tertentu. Indikasi dapat berupa jarum-penunjuk, angka skala atau
tampilan angka (digital).
Gambar 2.1. Instrumen Penunjuk
2. Recording Instrument
Biasanya dilengkapi dengan kertas dan pena – untuk mencatat nilai ukur atau
besaran lain berdasarkan waktu pengukuran. Pada jenis terbaru, instrumen ini dilengkapi
dengan memori untuk menyimpan data. Isi memori dapat dipindahkan ke komputer untuk
dianalisa atau dicetak.
Contoh: Chart recorder Gambar 2.1. Hasil recording instrument
4. Transmitter
Instrumen jenis ini mengirimkan sinyal menuju intrumen penerima. Sinyal yang
dikirim umumnya berupa sinyal listrik (tegangan atau arus), tetapi ada juga yang berupa
pneumatik (tekanan udara).
Jenis-jenis alat instrumentasi :
Instrumentasi adalah suatu sistem dalam kegiatan industri yang berfungsi sebagai
alat pengukuran, pengendali serta proteksi sehingga proses produksi dapat berjalan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa macam Instrument di
dalam plant proses dan industri, antara lain :
- Alat ukur Sebagai Sensor / Tranduser : Perangkat yang digunakan untuk merasakan
besaran proses yang akan diukur dan mengubahnya dari suatu besaran ( misal : temperatur )
ke bentuk besaran lainnya ( misal : besaran listrik )
- Instrument pengendali (Controller) : adalah alat yang digunakan untuk melakukan
perhitungan-perhitungan pengontrol berdasarkan perbandingan sinyal umpan balik (process
variable) dan sinyal referens (set point).
Gambar 2.4. Instrument pengendali (Controller)
- Control Valve (Elemen kontrol akhir) : Perangkat yang digunakan untuk melakukan aksi
pengontrol berdasarkan sinyal control.
Sistem pengendalian proses di industri umumnya dilakukan secara otomatis dengan struktur
closed loop atau sering disebut skema sistem kontrol tertutup. Sistem instrumentasi yang
digunakan terdiri atas beberapa unit komponen dasar antara lain: alat
ukur/transducer yang berfungsi menghasilkan informasi tentang besaran yang diukur lalu
di kirim ke transmitter yang memproses informasi atau sinyal yang dihasilkan oleh
sensor/transducer agar sinyal tersebut dapat ditransmisikan menuju ke controller yang
berfungsi membandingkan sinyal pengukuran dengan nilai besaran yang diinginkan atau set
point dan menghasilkan sinyal komando berdasarkan strategi kontrol tertentu lalu menuju
ke aktuator atau kontrol
valve yang berfungsi mengubah masukan proses sesuai dengan sinyal komando dari
pengontrol atau operator.
Gambar 2.5. Sistem Control Tertutup
1. Transduser (Alat Ukur)
Pada alat ukur (measuring device) yang berada pada sistem kontrol terdapat berbagai
alat ukur yang biasa digunakan sesuai dengan kebutuhan pemakaian di industri seperti aliran
(flow), tekanan (pressure), level dan temperatur.
Pengukur Aliran (flow)
Yang dimaksud dengan aliran disini dapat kita bagi menjadi tiga macam yaitu :
- Kecepatan fluida mengalir (m/detik).
- Debit ( jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu (liter per detik, dll).
- Jumlah volume fluida yang mengalir untuk selang waktu tertentu (liter, gallon, dll).
Ditinjau dari sinyal inputnya, alat pengukur aliran bisa dibagi menjadi 2 jenis yaitu mekanik
dan listrik. Pada jenis mekanik, metode yang paling umum digunakan adalah dengan
memasang penghalang pada pipa aliran sehinnga diperoleh efek sekunder, seperti tekanan
pada plat orifice. Sementara itu jenis listrik menggunakan prinsip perubahan tahanan listrk
dsb. Beberapa jenis alat ukur aliran yang sering digunakan dalam industri adalah :
Tabung Venturi.
Untuk memperoleh hubungan antara perbedaan tekanan dengan besar laju aliran fluida
pada alat ini, dimana digambarkan suatu aliran yang melalui suatu pipa dengan luas
penampang yang berbeda. Misalnya kecepatan, luas penampang, dan tekanan pada bagian
input (upstream) masing-masing V1, A1 dan P1 serta V2, A2, dan P2 pada bagian output
(downstream). Maka berdasarkan prinsip kontinuitas, dimana jumlah fluida yang masuk sama
dengan jumlah fluida yng keluar, dapat kita tuliskan bahwa : V1.A1 = V2.A2
Dengan menganggap bahwa kecepatan fluida diseluruh penampang sama, kita dapat terapkan
persamaan Bernoulli Yaitu : Q = A2 / ρ
Dimana : Q = laju
aliran
A2 = luas penampang ( bila A2 < A1 )
Gambar 2.8. Tabung Venturi
Kelebihan yang dimiliki oleh tabung venturi ini diantaranya
adalah :
- Dapat digunakan untuk cairan yang mengandung endapan.
- Dapat digunakan untuk laju aliran yang tinggi.
- Lebih teliti sampai daerah ukur yang lebar dibanding dengan orifice atau nozel.
Adapun kelemahannya antara lain :
- Jarang terdapat tabung venturi dengan ukuran yang kecil ( kurang dari 15 cm)
- Harganya mahal.
MENGGUNAKAN JANGKA SORONG
Jangka Sorong adalah suatu alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi hingga
seperseratus mm dan digunakan untuk mengukur satuan Panjang, diameter dan
kedalaman. Biasanya penggunaan Jangka Sorong dan ini dilakukan di manufaktur
atau industri permesinan seperti mesin bubut, CNC, skrap, industri otomotif dan juga
industri elektronik.
Jangka sorong mempunyai skala nonius yang bervariasi, mulai dari skala 0,01, 0,02,
0,05 dan beberapa skala lainnya. Selain itu Alat ukur ini juga mempunyai beberapa
model atau tipe seperti Jangka Sorong Analog, Digital dan manual. Berikut ini
penjelasan mengenai bagian bagian Jangka Sorong.
Dalam membaca jangka sorong manual yang perlu diperhatikan adalah skala utama
dan skala nonius, selain itu nilai setiap 1 garis dari pada skala nonius. Pada contoh
ini nilai setiap 1 garis mewakili 0,02 mm, jadi setiap 1 garis nanti dikalikan dengan
0,02, berikut ini cara membacanya:
Skala Utama.
Pada gambar di atas skala utama yang paling dekat atau berimpit dengan
angka 0 menunjukkan angka pada angka 7, sehingga nilainya adalah 7 mm
(untuk ukuran tergantung dari satuan yang diberikan atau tercantum pada
caliper).
Skala Vernier atau Nonius
Pada contoh di atas garis skala nonius yang sejajar dengan skala utama
adalah pada garis ketiga, sehingga nilai 0,02 X 3 = 0,06 sehingga nilai
gambar di atas menunjukkan nilai 7,06 mm. Untuk membaca ketelitian jangka
sorong yang skala noniusnya berbeda tinggal mengalikan saja, misalnya 0,05
berarti 0,05 dikalikan garis yang sejajar dengan skala utama (7) berarti
7×0,05 = 0,35 mm.
Pa
da contoh soal ini Skala Utama menunjukkan nilai 16 mm. Sedangkan untuk skala
Vernier jika kita melihat dengan teliti angka yang sejajar adalah angka 8, karena nilai
tiap garis adalah 0,1 mm maka 8×0,1 = 0,8. Sehingga jika kita melakukan
perhitungan adalah 16 + 0,8 mm = 16,8 mm.
Pada
gambar di atas skala utama menunjukkan 12 mm, sedangkan untuk skala noniusnya
berada di garis kelima (garis skala nonius yang sejajar dengan skala utama).
Sehingga 5 x 0,05 = 0,25 mm maka jika dijumlahkan hasil pengukuran adalah 12
mm + 0,25 mm = 12,25 mm.
Contoh Soal Jangka Sorong Skala 0,02
Sleeve
Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala
pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
Thimble
Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.
Ratchet
Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan
pergerakan lebih perlahan dibanding menggerakkan thimble.
Rangka (Frame)
Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-
komponen lain mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal
agar kokoh dan mampu menjaga objek pengukuran tidak bergerak,
bergesar, atau berubah bentuk.
Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati
angka “5” di bagian atas, dan pada bagian bawah garis horizontal
telah melewati 1 strip. 0.5mm. Artinya, pada bagian ini didapat hasil
pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm. Pengukuran juga dapat dilakukan
dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan jarak 0.5mm.
Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di
bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5mm =
5.5mm
Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit
dengan angka 28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius
didapatkan tambahan panjang 0.28mm
Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini
adalah 5.5 + 0.28 = 5.78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01
mm.
Fungsi Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur diameter
atau ketebalan suatu benda yang ukurannya kecil. Seperti dijelaskan
sebelumnya, alat ini memiliki kepresisian 10x lipat dari jangka sorong
sehingga dapat mengukur benda yang lebih kecil tepatnya pada ketelitian
0,01 mm.
Penggunaan alat ini untuk mengukur panjang benda kurang umum
digunakan, karena umumnya panjang benda masih dapat diukur dengan
baik di tingkat kepresisian 1 mm dan 0,1 mm, dimana masing-masing
tingkat kepresisian dimiliki oleh penggaris dan jangka sorong.
Contoh Soal Mikrometer Sekrup dan
Pembahasan
Contoh Soal 1:
Jika pada suatu pengukuran didapatkan gambar skala utama dan skala
nonius sebagai berikut, berapa panjang dari benda yang diukur?
Jawaban
Skala utama = 4 mm
Contoh Soal 2:
Berapa ketebalan kawat tembaga yang diukur dengan mikrometer sekrup
berikut?
Jawaban
Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius = 1,5 + 0,3 = 1,80
mm.