Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN FORMULASI

PENGEMBANGAN MAKANAN

Untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL)


RSAL Dr. Ramelan Surabaya

Oleh :
Naufalia Primandita A.P (P17111171016)
Alfis Dyan Treesma (P17111173033)
Lathifah Nur Oktaviani (P17111173047)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI D-IV GIZI
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Formula enteral/makanan enteral adalah makanan dalam bentuk cair yang
dapat diberikan secara oral maupun melalui pipa selama saluran pencernaan masih
berfungsi dengan baik (Sobariah, 2005 dalam Khasanah, 2009). Formula enteral
diberikan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral seperti dalam kondisi
penurunan kesadaran, gangguan menelan (disfagia), dan kondisi klinis lainnya atau
pada pasien dengan asupan makan via oral tidak adekuat. Pemberian nutrisi enteral
pada pasien dapat meningkatkan berat badan, menstabilkan fungsi hati/liver,
mengurangi kejadian komplikasi infeksi, jumlah/frekuensi masuk rumah sakit dan
lama hari rawat di rumah sakit (Klek et al, 2014).
Pemilihan formula enteral ditentukan berdasarkan kemampuan formula dalam
mencukupi kebutuhan gizi, yang dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut
yaitu kandungan/densitas energi dan protein dalam formula (dinyatakan dalam
kkal/ml, g/ml, atau ml Fluid/L), fungsi saluran cerna, kandungan mineral seperti
Natrium, Kalium, Magnesium, dan Posfor dalam formula terutama bagi pasien
dengan gangguan jantung, gangguan ginjal, dan gangguan liver. Bentuk dan jumlah
protein, lemak, karbohidrat, dan serat dalam formula, efektivitas biaya, cost to benefit
ratio(Mahan & Raymond, 2017).
Pasien dengan gangguan hati beresiko malnutrisi karena gangguan absorpsi,
adanya hipermetabolik dan asupan oral kurang. Terapi diet enteral berbasis tepung
kedelai dan tepung susu kambing bermanfaat sebagai alternatif formula untuk pasien
gangguan hati karena mengandung Branched-chain Amino Acids (BCAA) dan
medium-chain Terglyceride (MCT) tinggi

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh formulasi enteral hepatogomax untuk penyakit hati
berbasis tepung kedelai dan tepung susu kambing melalui kajian viskositas,
kandungan zat gizi, daya cerna protein.
BAB II

HASIL DAN EVALUASI

1. Pengembangan Formula
a. Komposisi Bahan :

Bahan g
Tepung kedelai 63
Tepung susu kambing 77
Virgin coconut oil 7
Gula pasir halus 45
Maltodextrin 70
TOTAL 262

b. Prosedur Kerja :
- Menimbang bahan yang akan digunakan
- Bahan-bahan kering (tepung kedelai, tepung susu kambing, gula pasir halus,
dan maltodextrin) dicampurkan manual selama 3 menit
- VCO ditambahkan ke dalam campuran bahan kering dan diaduk selama 2
menit
- Semua bahan yang sudah diaduk manual, diaduk kembali dengan mixer
selama 8 menit agar menjadi homogen
- Formula enteral yang sudah homogen diayak agar menghasilkan produk
tepung yang halus
c. Alat Kerja :
- Timbangan digital
- Baskom 3
- Sendok
- Sarung tangan plastik
- Mixer
- Ayakan
d. Waktu :
- Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan produk sekitar 15-20 menit

e. Nilai Gizi :
Kandungan Gizi %
Lemak 27,3
Protein 6,7
Karbohidrat 65,97
Energi 1.173
kkal

2. Standar Resep
- Untuk 1000 ml air, berat bahan makanan padat sekitar 250 – 450 gram
- Berat Gula Pasir Maksimal 10% dari volume air
- Jadi berat bahan makanan padat lainnya sekitar 15-35%

3. Syarat Formula Enteral Standar


- Energi : ± 1.0 – 1.2 kkal/ml
- Karbohidrat : 40- 60%
- Lemak : 30-40%
- Protein : 12-20 %
- Berbentuk cair atau Blender

4. Pengembangan

Formula Enteral Hepatogomax dengan perbandingan Tepung kedelai dan


tepung susu kambing sebesar 45:55 dengan nilai viskositas, kadar lemak,
kandungan energi, densitas energi serta daya cerna protein tinggi dan kadar protein
rendah. Semakin tinggi tepung kedelai makain tinggi vikositas formula dan
kandungan protein. Sebaliknya semakin tinggi perbandingan tepung susu kambing,
maka semakin tinggi kadanungan lemak, karbohidrat, dan densitas energi.
Peningkatan daya cerna protein dapat dilakukan dengan cara menghilangkan kulit ari
kedelai sebelum pembuatan tepung kedelai yang bertujuan untuk mengurangi
kandungan serat kedelai. Perlu dilakukan pengujian asam amino tertuta,a Bramched-
chain amino Acids (BCAA) untuk mengetahui kadar asam amino formula enteral
yang dibuat.

5. Standar Spesifikasi Bahan Makanan


No. Bahan Makanan Spesifikasi Gambar
1. Tepung Kedelai - Bermerek
“kusuka
Ubiku”
- Berwarna
kekuningan
- Tidak ada
kotoran,
serangga
dan benda
asing
- Tidak
menggumpa
l
- Baunya
tidak apek
asam dan
berbau lain
- Bebas
bahan kimia
- Kemasan
tidak sobek
atau rusak
2. Tepung susu - Beremerek
kambing “Skygoat”
- Berwarna
putih bersih
- Tidak ada
kotoran,
serangga
dan benda
asing
- Tidak
menggumpa
l
- Baunya
tidak apek
asam dan
berbau lain
- Bebas
bahan kimia
- Kemasan
tidak sobek
atau rusak
3. Virgin Coconut Oil - Bermerek
(VCO) “Al Afiat”
- Minyak
berwanrna
putih bening
- Tidak ada
kotoran atau
serangga
- Tutup dan
kemasan
produk tidak
rusak
- Minyak
dalam
kemasan
4. Maltodekstrin - Berbentuk
bubuk
- Berwana
putih bersih
- Tidak ada
kotoran,
serangga
dan benda
asing
- Tidak
menggumpa
l
- Baunya
tidak apek
asam dan
berbau lain
- Kemasan
tidak sobek
atau rusak
5. Gula Pasir - Gula pasir
yang sudah
di haluskan
- Berwarna
putih bersih
- Tidak
menggumpa
l
- Kering tidak
basah
- Kemasan
utuh tidak
berlubang
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Junaidi & Zelika Mega Ramadhania . Potensi Silymarin (Hepamax) Sebagai
Suplemen dan Terapi Penunjang Pada Gangguan Liver . Program Studi Apoteker Fakultas
Farmasi Universitas Padjadjaran.

BAB II Tinjauan Pustaka Formula Enteral . (repository.unimus.ac.id, Diaksrs pada 28 Januari


2021)

Anda mungkin juga menyukai