Anda di halaman 1dari 1

Menurut pendapat saya, sikap kebebasan yang semakin liar, kekerasan, brutalitas, bentrok fisik,

konflik antar kelas dan agama, rasa tidak aman, dan sebagainya yang mengarah pada tindak
anarki ini dapat terjadi karena banyaknya aksi berdalih atas nama kebebasan
mengeluarkan pikiran dan pendapat namun dalam mewujukan tujuannya dengan cara
anarkis sehingga menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan di masyarakat itu
padahal kebebasan semacam ini Kebebasan yang kita anut adalah kebebasan yang salah,
kebebasan yang kita jelang adalah kebebasan yang menghancurkan sendi – sendi kehidupan.
Kebebasan yang diberikan pemerintah tidak terarah dengan baik, tidak ada sosialisme yang
mengedepankan kesama rataan. Yang ada hanyalah kebebasan dengan kapitalisme yang dimana
pemerintah lebih mengutamakan para pemilik modal besar dan pemerataan ekonomi tidak
menjadi pilihan utama. Masyarakat kita hanya digunakan dalam sistem perbudakan tanpa
diberdayakan dengan baik oleh sistem pemerintahan yang jelas. Masyarakat dianggap sebagai
objek pertarungan pencitraan politik tanpa diberikan pendidikan politik yang baik.
 
Aksi anarkisme massa hingga munculnya gerakan NII, menunjukkan bagaimana
aparat penegak hukum dibuat tidak berdaya, menghadapi kasus seperti itu. Padahal
kekuasaan aparat penegak hukum diperlukan guna meredam aksi anarkisme anak
bangsa dengan tameng kebebasan dan demokrasi.
 
1. . Selain itu, sistem demokrasi di Indonesia tidak lagi menjadi prioritas utama pemerintahan
melainkan kebebasan mengambil keputusan secara sepihak tanpa melihat pandangan atau
pendapat dari rakyat itu sendiri. Sehingga inilah penyebab terjadinya konflik-konflik yang
mengarah pada tindak anarki. Keadaan ini menjadi lebih buruk dengan adanya pemerintahan
atau kelompok yang fanatik yang merongrong kekuasaan negara. Kelompok- kelompok radikal
sudah sejak lama menjadi musuh nomor satu bagi negara untuk diperangi. Ini terjadi tidak hanya
di Indonesia melainkan diseluruh negara yang ada di dunia. Indonesia adalah negara yang
demokratis, maka sudah sepatutnyanya seluruh masyarakat baik itu presiden, anggota
pemerintahan sampai ke kalangan masyarakat biasa untuk tetap menjunjung tinggi

rasa persatuan sebagaimana yang tercantum pada sila ke-3 Pancasila. Oleh karena itu, didalam
mengambil sebuah keputusan (presiden atau anggota pemerintahan) harus berdasarkan pada UU yang
berlaku dan tetap mendengarkan aspirasi-aspirasi yang disampaikan oleh rakyat agar tercipta suasana
yang aman dan kondusif tanpa adanya tindak anarki. Pemerintah bersama dengan rakyat harus
memperhatikan 10 pilar demokrasi konstitusional menurut UUD 1945 agar tercipta suasana yang
demokratis di Indonesia. Sepuluh pilar tersebut yaitu Demokrasi yang berKetuhanan Yang Maha Esa,
Demokrasi dengan Kecerdasan, Demokrasi yang berkedaulatan Rakyat, Demokrasi dengan Rule of Law,
Demokrasi dengan pembagian Kekuasaan negara, Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia, Demokrasi
dengan Pengadilan yang Merdeka, Demokrasi dengan Otonomi Daerah, Demokrasi dengan
Kemakmuran, dan Demokrasi yang Berkeadilan Sosial.

Anda mungkin juga menyukai