Anda di halaman 1dari 56

Topic#4

Aggregates Concrete
1
Type of Rocks
Mulyono,Tri@2016

3/10/2021
Agregat 2
Komposisi 60% – 70%
Sebagai Bahan Pengisi

Alam (natural)
Buatan (artificial aggregates)

3/10/2021
SUMBER MATERIAL
(QUARRY)

Mengelolah Agregat Alam


3
AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS
(Sumber Gunung Batu, Sungai) (Sumber Gunung Pasir, Sungai)

PENGEBORAN, PELEDAKAN,
PENGGALIAN (EXCAVATING)
PENGGALIAN (EXCAVATING)

PENGANGKUTAN (HAULING)

PENIMBUNAN BAHAN BAKU

PEMECAHAN BATU
(STONE CRUSHER)

3/10/2021
PENYIMPANAN BAHAN
DAN DISTRIBUSI
JENIS-JENIS AGREGAT

AGREGAT BERAT AGREGAT NORMAL AGREGAT RINGAN

BIJI BESI,
4
TERAK AGREGAT AGREGAT AGREGAT AGREGAT
TANUR TINGGI, ALAM BUATAN ALAM BUATAN

- PECAHAN BATA TANPA PENGOLAHAN


KERIKIL PASIR
- TERAK TANUR PENGOLAHAN BATUAN
BATUAN DENGAN
DENGAN PANAS
PANAS (Terak, Batu tulis,
(Batu klinker lempung)

PASIR GUNUNG
BATUAN METAMORH

PASIR SUNGAI
BATUAN ENDAPAN

PASIR LAUT
BATUAN BEKU

TANPA PENGOLAHAN
PENGOLAHAN BATUAN
BATUAN DENGAN
DENGAN PANAS
PANAS (Lempung, batu tulis,
(Batu kapur, skoria,)
batu apung)

Jenis Agregat 3/10/2021


Klasifikasi Beton (Jenis Agregat Berdasarkan Berat)
berdasarkan bahan pengisi agregat 5
Category Berat Isi Agregat Berat Isi Beton Kekuatan Tekan Aplikasi Umumnya
(kg/m3) (kg/m3) Tipikal (MPa)
Sagat ringan <500 300-1100 <7 Nonstruktural

Ringan 500-800 1100-1600 7-14 Material Isolasi

Ringan Sturktural 650-1100 1450-1900 17-35 Unit Masonry


Struktur
Normal 1100-1750 2100-2550 20-40 Struktural

Berat >2100 2900-6100 20-40 Beton Penahan


Radiasi

Agregat ringan (lightweight aggregate) adalah agregat dengan berat isi ringan
berdasarkan hasil uji berat isi (ASTM C567 / C567M - 14, 2014)
ores of iron.
Proposi campuran beton harus menghasilkan
beton ringan yang memenuhi persyaratan :
Magnetite
kelecakan; berat isi; kekuatan; keawetan; dan
ekonomis (SNI 03-3449-2002; Tata Cara
Rencana Pembuatan Beton Ringan dengan
Agregat Ringan). Hematite 3/10/2021
Kuat Tekan Konstruksi Bangunan
Konstruksi Beton Ringan Jenis Agregat Ringan
6
Bangunan
Kuat Tekan Berat Isi
(Mpa) Kg/m3
Struktual :  Agregat yang dibuat
 Minimum 17,24 1400 melalui proses
 Maksimum 41,36 1850 pemanasan dari batu
Struktual Ringan  serpih, batu lempung,
 Minimum 6,89 800 batu sabak, terak besi
 Maksimum 17,24 1400 atau terak abu terbang
 Agregat ringan alam :
skoria atau batu apung
Struktual Sangat  Perlit atau vemikulit
Ringan Sebagai Isolasi - -
 Minimum - 800 3/10/2021
 Maksimum
Tabel 4.2: Konstruksi Bangunan dan Jenis Agregat untuk beton Ringan ( SNI 03-3449-2002)
Bentuk agregat
• Agregat Bulat
7
• rongga udara > 33%, (rasio luas permukaannya kecil).
• kurang cocok f’c tinggi,
• ikatan antar agregat kurang kuat.
• Terbentuk karena pergesekan yang teratur
• Agregat Bulat Sebagian atau Tidak Teratur
• terbentuk tidak teratur secara alami atau sebagian terbentuk oleh pergeseran
• Rongga udara + 35%-38%,
• membutuhkan lebih banyak pasta semen agar mudah di kerjakan.
• F’c rendag, ikatan antar agregat belum cukup baik (masih kurang kuat).
• Agregat Bersudut
• Ber sudut-sudut yang tampak jelas yang terbentuk di tempat-tempat perpotongan bidang-bidang dengan permukaan kasar.
• Rongga udara 38% - 40%,
• lebih banyak lagi pasta semen agar mudah di kerjakan.
• ikatan antar agregat baik (kuat), f’c ok. rigid pavement).
• Agregat Panjang
• jika ukuran terbesar lebih dari 9/5 dari ukuran rata-rata.
• Ukuran rata-rata ialah ukuran ayakan yang meloloskan dan menahan butiran agregat, misalnya: Rata-rata 15 mm, jika lolos ayakan 19 mm
dan tertahan 10 mm, panjang jika 27 mm (9/5x15 mm).
• jelek terhadap mutu beton yang akan di buat, rata-rata air sehingga akan terdapat rongga di bawahnya.f’c turun.
• Agregat Pipih
• Di namakan pipih jika ukuran terkecilnya kurang dari 3/5 ukuran rata-ratanya. Dari contoh di atas di namakan agregat pipih jika lebih kecil
dari 9 mm. Menurut (Galloway, 1994)
• perbandingan antara panjang dan lebar dengan ketebalan dengan rasion 1:3 yang dapat digambarkan sama dengan uang logam.
3/10/2021
• Agregat Pipih dan Panjang
• Agregat jenis ini mempunyai panjang yang jauh lebih besar dari pada lebarnya, sedangkan lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya.
8

Alat untuk mengukur flakiness (pipih)

Panjang 3/10/2021
Bentuk Agregat
9

3/10/2021
Teksture Permukaan 10
• Agregat licin/halus (glassy)
• Agregat jenis ini lebih sedikit membutuhkan air di bandingkan dengan
agregat dengan permukaan kasar.
• kekasaran agregat akan menambah kekuatan gesekan antara pasta semen
dengan permukaan butir agregat
• mutunya lebih rendah.
• terbentuk dari akibat pengikisan oleh air, atau akibat patahnya batuan
(rocks) berbutir halus atau batuan yang berlapis-lapis.
• Berbutir (granular)
• Agregat jenis ini di perlihatkan dari pecahannya yang berbentuk bulat dan
seragam.
• Kasar
• Pecahannya kasar dapat terdiri dari batuan berbutir halus atau kasar yang
mengandung bahan-bahan ber kristal yang tidak dapat terlihat dengan jelas
melalui pemeriksaan visual.
• Kristalin (Cristalline)
• Agregat jenis ini mengandung kristal-kristal yang nampak dengan jelas
melalui pemeriksaan visual,
3/10/2021
• Berbentung Sarang Labah (Honeycombs)
• Tampak dengan jelas pori-porinya dan rongga-rongganya melalui
pemeriksaan visual kita dapat melihat lubang-lubang pada batuannya
Warna Standar
3/10/2021
11
Jenis Agregat Berdasarkan Kekasaran
Permukaan 12

• Sangat Kasar
(High Roughness)
• Cukup kasar
(Moderate
Roughness)
• Sedikit kasar
(low roughness)
• Halus (smooth)
• Sangat halus
(polished)3/10/2021
GRADASI 13
• Gradasi Sela (gap gradation)
• > dari ukuran butir atau fraksi tidak ada
• Pada suatu faktor air semen tertentu, kemudahan pengerjaan akan lebih tinggi
bila kandungan pasir lebih sedikit.
• cenderung mengalami segregasi, (Vibration).
• Gradasi ini tidakberpengaruh buruk terhadap kekuatan beton.
• Gradasi Menerus
• semua ukuran butirnya ada dan terdistribusi dengan baik.
• Kuat tekan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan gradasi sela atau
seragam.
• Gradasi Seragam
• ukuran yang sama
• biasanya di pakai untuk beton ringan yaitu jenis beton tanpa pasir (nir-pasir),
3/10/2021
atau untuk mengisi agregat dengan gradasi sela, atau untuk campuran agraget
yang kurang baik atau tidak memenuhi syarat.
Kekuatan Agregat 14
1) karena terdiri dari bahan yang lemah atau terdiri dari
partikel yang kuat tetapi tidak baik dalam hal
pengikatan (interlocking). Misalnya Granite, terdiri
dari bahan yang kuat dan keras yaitu kristal quarts
dan feldspar tetapi bersifat kurang kuat dan modulus
elastisitasnya lebih rendah daripada gabbros dan
diabeses, hal ini karena butir-butir granite tidak
terikat dengan baik,
2) porositas yang besar, hal ini mempengaruhi terhadap
keuletan, yang merupakan ketahanan terhadap
beban kejut. 3/10/2021
Syarat Mutu (SNI)
Kelas dan Mutu Kekerasan dengan Bejana Rudelloff, Kekerasan dengan
bagian hancur menembus ayakan 2 Bejana geser Los
mm, persen (%) Maksimum Angelos,

Beton Fraksi Butir Fraksi Butir Bagian hancur


9.5 - 19 mm 19-30 mm menembus ayakan
1.7 mm, % maks.

(1) (2) (3) (4)


Beton Kelas I dan mutu B0 dan B1 22-30 24-32 40-50

Beton Kelas II dan mutu K.125, 14-22 16-24 27-40


K.175 dan K.225
Beton Kelas III dan mutu > K.225 Kurang dari 14 Kurang dari 16 Kurang dari 27
atau beton pra-tekan.
3/10/2021
15
16

3/10/2021
17

3/10/2021
18

3/10/2021
Agregat Jenis Lainnya 19

1. karena terdiri dari bahan yang lemah atau terdiri dari partikel yang kuat
tetapi tidak baik dalam hal pengikatan (interlocking). Misalnya Granite,
terdiri dari bahan yang kuat dan keras yaitu kristal quarts dan feldspar tetapi
bersifat kurang kuat dan modulus elastisitasnya lebih rendah daripada
gabbros dan diabeses, hal ini karena butir-butir granite tidak terikat dengan
baik,
2. porositas yang besar, hal ini mempengaruhi terhadap keuletan, yang
merupakan ketahanan terhadap beban kejut.

3/10/2021
Sifat-Sifat Agregat dalam Campuran Beton 20

• Serapan Air dan Kadar Air Agregat


• Kondisi SSD/JPK
• Keadaan kebasahan agregat yang hampir
sama dengan agregat dalam beton, sehingga
agregat tidak akan menambah maupun
mengurangi air dari pastanya.
• Kadar air di lapangan lebih banyak
mendekati kondisi SSD daripada kondisi3/10/2021

kering tungku.
Kadar Air 21
• banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat.
• di bedakan
1. Kadar air kering tungku, yaitu benar-benar tidak berair,
2. kadar air kering udara, yaitu kondisi agregat permukaannya
kering tetapi sedikit mengandung air dalam porinya dan
masih dapat menyerap air,
3. Jenuh Permukaan Kering atau JPK, yaitu tidak ada air di
permukaannya tetapi masih mampu menyerap, pada kondisi
ini, air dalam agregat tidak akan menambah atau mengurangi
air pada campuran beton.
4. Kondisi basah, yaitu butir-butir agregat banyak mengandung
air, sehingga pada campuran beton akan menyebabkan 3/10/2021

penambahan kadar air campuran.


Berat Jenis dan Daya Serap Agregat 22

• BJ untuk menentukan volume yang di isi oleh agregat.


• Berat Jenis agregat akan menentukan berat jenis dari
beton sehingga secara langsung menentukan banyaknya
campuran agregat dalam campuran beton.
• BJ dengan daya serap adalah jika semakin tinggi nilai
berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air
agregat tersebut.
• Bulk specific gravity = (A/(B-C)
• Bulk specific gravity SSD =B-(B-C)
where
• A = the mass of oven-dry sample in air;
• B = the mass of saturated surface-dry sample in air; and
• C = the apparent mass of saturated sample immersed in water.

3/10/2021
Example 23

Specific gravity calculation for coarse aggregate


• Oven-dry mass in air = 3168.5 g (berat kering udara)
• Saturated surface-dry mass in air = 3190.0 g (Berat dalam
kondisi JPK)
• Saturated mass in water = 1972.0 g (Berat dalam air)
• Solution:
• Bulk specific gravity = 3168,5g/(3190.0 g – 1972.0 g)=2,6
• Bulk specific gravity SSD = 3190.0 g/(3190.0 g – 1972.0
3/10/2021

g)=2,62
Example Calculate specific gravity for fine
aggregate 24
• Data
• Oven-dry mass in air (WOD)= 490.7 g
• Saturated surface-dry mass in air (WSSD) = 501.4 g
• Mass of flask with specimen and water to fill mark = 953.5 g
• Mass of flask with water to fill mark = 647.2 g
• Solution:
• Bulk specific gravity = 490.7g/(501.4 g + 647.2 g – 953.5 g)=2.51
• Bulk specific gravity SSD =501.4g/(501.4 g+ 647.2 g – 953.5 g)=2.57
• Absorption, %, = [{(WSSD) - (WOD)}/(WOD)] x 100%
• Absorption, %, = [(501.4g - 490.7g)/ 490.7g ] x 100% = 2.2%
• Total moisture content, %, = W – (WOD)}/(WOD)] x 100%
• W = the mass of the original sample and WOD = the mass of the dried sample
• If original sample is 524.56g then Total moisture content = (524.56-490.7)/490.7=6.9%
3/10/2021
• Surface moisture content = 6.9% – 2.2% = 4.7%
Range Sifat fisik dari Agregat Normatl untuk
Beton (ACI Education Bulletin E1-07) 25
Sifat dan Karakteristik Tipikal Range
Modulus halus butir (ditentukan sebagai berikut) 2.0 sampai 3.3
Fineness modulus of fine aggregate (definedi n
the following)
Ukuran maksimum agregat kasar 9.5 sampai 37.5 mm
Nominal maximum size of coarse aggregate (3/8 sampai 1-1/2
in.)
Penyerapan (Absorption) 0.5 sampai 4%
Berat jenis (berat jenis relatif) 2.30 sampai 2.90
Bulk specific gravity (relative density)
Dry-rodded bulk density (Previously dry-rodded 1280 to 1920 kg/m3
unit weight.) of coarse aggregate (80 to 120 lb/ft3)
Kadar air permukaan (Surface moisture content) 3/10/2021

Agregat Kasar (Coarse aggregate ) 0 to 2%


Agregat halus (Fine aggregate) 0 to 10%
GRADASI MENURUT SNI 26

• Agregat Halus
• Syarat Zona; I (Kasar), II (agak kasar), III (halus), IV (agak halus)
• Agregat Kasar vs Agregat Campuran
• Butir maksimum 10, 20m 30 dan 40 mm
• Antara Agregat Halus dan Kasar
The grading is determined in
accordance with ASTM C 136,
“Sieve or Screen Analysis of
Fine and Coarse Aggregates.”

3/10/2021
Syarat Gradasi Agregat Halus (SNI 03-2834-2000) 27

3/10/2021
Gradasi Agregat Halus (1) 28

3/10/2021
Gradasi Agregat Halus (2)
29

3/10/2021
Gradasi Agregat Halus (3)
30

3/10/2021
Gradasi Agregat Halus (4) 31

3/10/2021
Batas gradasi kerikil atau koral
(SNI 03-2834-2000) 32

Ayakan Maks 40 mm Maks 20 mm Maks 10 mm


(mm)
75 100 - 100 100 - 100 100 - 100
38 (40) 95 - 100 100 - 100 100 - 100
19 (20) 35 - 70 95 - 100 100 - 100
9.6 (10) 10 - 40 30 - 60 50 - 85
4.8 0-5 0 - 10 0 - 10
3/10/2021
gradasi kerikil atau koral (1)
33

3/10/2021
gradasi kerikil atau koral (2)
34

3/10/2021
gradasi kerikil atau koral (3)
35

3/10/2021
Gradasi Agregat Gabungan (1)
36

3/10/2021
Gradasi Agregat Gabungan (2)
37

3/10/2021
Gradasi Agregat Gabungan (3)
38

3/10/2021
Hubungan Antara Pori dalam Mortar dan Beton dengan
Kekuatan 39

• (1897) R. Feret, Insinyur Prancis


• peningkatan kekuatan dari mortar, akan bertambah
jika kandungan pori dalam mortar semakin kecil.
• Profesor Arthur N. Talbot
• Terjadi hubungan langsung antara kekuatan dengan
kandungan vori dalam agregat. Semakin tinggi
anggak pori dalam agregat akan menyebabkan
semakin tinggi anggka vori dalam beton yang pada
akhirnya akan menyebabkan turunnya kekuatan 3/10/2021

beton.
MHB (Fine Modulus) 40

• Modulus Halus Butir/Fine Modulus (Mhb)


• (Abrams,1918; Ilsley,1942) sebagai jumlah persen kumulatif
dari butir agregat yang tertinggal (retained) di atas satu set
ayakan (38,19,9.6,4.8,2.4,1.2,0.6,0.3, dan 0.15 mm),
kemudian nilai tersebut di bagi dengan seratus.
• indek yang di pakai untuk mengukur kehalusan atau kekasaran
butir-butir agregat
• The FM is the sum of the total percentages coarser than each of a specified
series of sieves, divided by100 (ACI E1-2007)
• Semakin > mhb kehalus butir < maka semakin sedikit
membutuhkan bahan semen.
3/10/2021

• Mhb Agh 1.50-3.8; AgK mhb 5-8; AgC = 5-6.


Hitungan 41

(K-C)
W = ---------- x 100%
(C-P)
Dengan:
W = persentase berat agregat halus (pasir) terhadap berat
agregat kasar (kerikil/batupecah).
K = Modulus halus butir agregat kasar
P = Modulus halus butir agregat halus
C = Modulus halus butir agregat campuran
3/10/2021
Contoh Menghitung Mhb (Calculation of fineness modulus for
fine aggregate)
Data Hasil Uji Agregat Langkah/Steps 42
Berat Tertinggal (gram)
Mass retained, g, individual
Ayakan (mm) on each sieve
Agregat Kasar Agregat halus

38 (40) 0 0
19 (20) 450 0 • Hitung Prosentase Masing-Masing
Berat Tertinggal untuk setiap mata
9.6 (10) 300 0 ayakan
4.8 240 50 • Contoh: 300/1000 x 100% = 30%...dst
2.4 10 70 • sebagai jumlah persen kumulatif dari
1.2 0 120 butir agregat yang tertinggal
(retained) di atas satu set ayakan
0.6 0 400 (38,19,9.6,4.8,2.4,1.2,0.6,0.3, dan
0.3 0 220 0.15 mm), kemudian nilai tersebut di
bagi dengan seratus.
0.15 0 100
Sisa 0 40 3/10/2021

Jumlah 1000 1000


Hasilnya
43
Berat Tertinggal (gram) Kumulatif Prosentase Tertinggal
Berat Tertinggal (%)
Mass retained, g, individual on each
(Result) Individual % retained (Total %
Ayakan (mm) sieve Retained Cumulative)
Agregat Kasar Agregat halus Agregat Kasar Agregat halus Agregat Kasar Agregat halus
(coarse Aggregate) (Fine Aggregate) (coarse Aggregate) (Fine Aggregate) (coarse Aggregate) (Fine Aggregate)
38 (40) 0 0
- - - -
19 (20) 450 0
45.00 - 45.00 -
9.6 (10) 300 0
30.00 - 75.00 -
4.8 240 50
24.00 5.00 99.00 5.00
2.4 10 70
1.00 7.00 100.00 12.00
1.2 0 120
- 12.00 100.00 24.00
0.6 0 400
- 40.00 100.00 64.00
0.3 0 220
- 22.00 100.00 86.00
0.15 0 100
- 10.00 100.00 96.00
Sisa 0 40
- 4.00 - -
Jumlah 1000 1000 100.00 100.00 719.00 287.00
3/10/2021

Agregat Kasar = 719/100 = 7,19 dan Halus = 2,87


Mencampur Agregat 44
Mencampur agregat
(aggregat blending) • Untuk menkontrol material konstruksi se
adalah untuk hubungan dengan kualitas perkerasan
mendapatkan gradasi yang diinginkan.
agregat yang sesuai
• Untuk menemukan penggunaan yang opti
dengan gradasi yang
mum terhadap material setempat yang
ditentukan dalam
tersedia.
spesifikasi. Sedangkan
spesifikasi gradasi • Untuk mengurangi biaya dengan melalui
agregat dibuat dengan standarisasi biaya.
tujuan:

Gradasi • Persen total lolos (yang


agregat umum digunakan).
dinyatakan • Persen total tertahan, dan
sebagai: • Persen lolos-tertahan.
3/10/2021
Penggolongan ukuran agregat untuk
campuran beton 45

• Agregat kasar adalah fraksi material yang


tertahan saringan No. 4 (4,8 mm atau
4,75mm atau 0.1870inch ).
• Agregat halus adalah fraksi material yang
lolos saringan No. 4 (4,8 mm atau 4,75mm
atau 0.1870inch ) dan tertahan saringan No.
200 (0.075 mm).
3/10/2021
Sieves 46
commonly
used for
sieve
analysis of
concrete
aggregates

3/10/2021
Ranges in physical properties for normal weight
aggregates used in concrete (ACI E1-2007) 47

Property Typical ranges


Fineness modulus of fine aggregate (defined in 2.0 to 3.3
the following)
Nominal maximum size of coarse aggregate 9.5 to 37.5 mm
(3/8 to 1-1/2 in.)
Absorption 0.5 to 4%
Bulk specific gravity (relative density) 2.30 to 2.90
Dry-rodded bulk density* of coarse aggregate 1280 to 1920 kg/m3
(80 to 120 lb/ft3)
Surface moisture content
Coarse aggregate 0 to 2%
Fine aggregate 0 to 10%
3/10/2021
* Previously dry-rodded unit weight.
Pengujian Agregat 48

• Tujuan utama pengujian Agregat ada • makin segar batu-batuannya makin


dua yaitu (1) menentukan kelayakan rendah nilai crushing value dan Los
(kegunaan) agregat jika digunakan Angelos Abrration juga semakin
untuk bahan beton termasuk rendah porositasnya (porosity),
pengujian terhadap abrasi, begitu juga sebaliknya jika derajat
kekerasan, berat jenis, siklus freeze- pelapukannya tinggi maka makin
thaw, ketahanan terhadap reaksi tinggi nilai-nilai tersebut
alkali; dan (2) untuk menjamin
keseragaman seperti kontrol
terhadap kandungan kadar air, berat
jenis relatif dan gradasi agergat.
Beberapa pengujian kadangkala
digunakan untuk kedua tujuan
tersebut. (Kosmatka, Kerkhoff, & and 3/10/2021

Panarese, 2003)
Pengambilan contoh uji agregat 49

• Pengambilan sampel uji agregat


• Stock-pile
• Ban berjalan (conveyor) sangat mudah
karena relatif tidak terjadi segregasi
(pemisahan butiran) di lokasi tersebut
dibandingkan dengan pengambilan
contoh agregat kasar atau agregat
campuran ataupun agregat halus dari
stock-pile (lapangan penumpukan) dan
unit transportasi.
• Masalah yang mungkin terjadi pada
pengambilan sampel pada ban berjalan Gambar 3.9: stock-pile (lapangan penumpukan) Agregat
adalah kesulitan mendapatkan sampel Sumber: (Liming Heavy Industry, 2010)
dengan berbagai variasi (Poole, 2006).

3/10/2021
Persiapan pengujian bahan 50
Metode A – Mesin Metode B – Metode C – Miniatur
pengurang/pembagi Seperempat Bagian Gundukan (Miniature
sampel (Mechanical (Quartering); dan Stockpile).
Splitter);
 Agregat halus  Agregat Halus  Agregat Halus
• Metode pengurangan contoh uji (SNI dengan dengan kadar air dengan kadar air

03-6717-2002; AASHTO T. 24898,


kandungan udara dipermukaannya dipermukaannya
jenuh kering bebas (Jenuh bebas (Jenuh
1990) permukaan (Air
Dry)
kering
permukaan)
kering
permukaan)
 Agregat Kasar  Agregat Kasar 
• (1) Metode A – Mesin
Tidak dilakukan
 Kombinasi  Kombinasi untuk agregat
pengurang/pembagi sampel Agregat Kasar Agregat Kasar
dengan kadar air
kasar dan
Kombinasi
(Mechanical Splitter); (2) Metode B – dipermukaannya Agregat Kasar

Seperempat Bagian (Quartering); dan bebas (Jenuh


kering
(3) Metode C – Miniatur Gundukan permukaan)

(Miniature Stockpile). Tabel 3.3: Metode Penyiapan Contoh Uji


Agregat (SNI 03-6717-2002)

3/10/2021
Metode Spliter 51
1) Siapkan spliter yang mempunyai ukuran lubang kira-kira 1,5 kali
ukuran butir agregat terbesar;
2) Letakkan kedua penampang di bawah lubang pembagi;
3) Isikan contoh agregat secukupnya ke dalam nampan pemasok;
4) Ratakan contoh agregat tersebut pada seluruh lebar nampan
pemasok sehingga dapat terbagi rata masuk ke dalam spliter;
5) Tumpahkan contoh agregat tersebut ke dalam spliter dengan
kecepatan tertentu sehingga terjadi aliran bebas melalui lubang
persegi;
Gambar 3.13: Mesin pembagi contoh uji untuk Agregat Kasar
6) Teruskan kegiatan 1) sampai dengan 5) hingga semua contoh uji Sumber: (ZEAL INTERNATIONAL, 2014; SNI 03-6717-2002)
terbagi menjadi dua bagian;
7) Kerjakan kegiatan 1) sampai dengan 6) terhadap salah satu hasil
pembagian sampai diperoleh jumlah benda uji yang
direncanakan. Simpan hasil pembagian yang lain dan gunakan
untuk penyiapan benda uji bila basil pembagian yang pertama
tidak mencukupi;
3/10/2021
8) Masukkan semua bahan hasil pembagian yang telah diperoleh ke
dalam wadah wadah seperti yang telah disiapkan dalam 1).
Metode Seperempat (Cara 1) 52
a) Tumpahkan contoh dari semua wadah ke suatu permukaan lantai yang
keras, halus, datar, rata dan tidak mudah terkelupas. Aduk contoh
agregat yang sudah terkumpul tersebut secara merata dengan
membalik-balikkannya dengan menggunakan sekop.
b) Pada pembalikan yang terakhir bentuklah kerucut dengan
menempatkan satu sekop contoh penuh ke atas sekopan sebelumnya.
c) Tekan puncak kerucut tersebut dengan sekop secara hati-hati sehingga
terbentuk kerucut terpancung dengan ketebalan dan diameter yang
seragam. Usahakan diameter kerucut terpancung ini kira-kira 4 sampai
8 kali ketebalannya.
d) Bagilah kerucut terpancung tersebut dengan sekop menjadi empat
bagian yang sama.
e) Ambil 2 bagian yang bersilangan dengan sekop dan dengan kwas
sampai seluruh material terbawa seperti yang terlihat dalam gambar
3.15.
f) Teruskan pembagian seperti urutan (a) sampai dengan (d) terhadap
bagian contoh yang telah dikerjakan pada (e) sampai mendapatkan
jumlah bahan benda uji yang direncanakan.
g) Masukkan semua bahan hasil pembagian yang telah didapat ke dalam
wadah wadah serta beri label seperti yang telah disiapkan dalam
langkah (a).
3/10/2021
Metode
Seperempat 53
(Cara 2)
a)Buka terpal atau lembaran plastik yang telah disediakan yaitu terpal atau lembaran plastik ukuran kira-kira 2 x
2,5m untuk penempatan agregat yang akan dibagi.
b)Tumpahkan contoh dari semua wadah ke atas terpal atau lembaran plastik tersebut.
c)Aduk contoh agregat tersebut dan bentuklah menjadi kerucut dengan sekop seperti pada cara (1). Pengadukan
serta pembentukan kerucut ini dapat juga dilakukan dengan jalan mengangkat ujung plastik secara bergantian
sehingga contoh teraduk dengan sempurna dan membentuk kerucut (gambar 3.16).
d)Tekanlah puncak kerucut sehingga terbentuk kerucut terpancung seperti cara l,
e)Bagilah kerucut terpancung menjadi 4 bagian seperti cara 1. Bila lantai dasar tidak rata, masukkan tongkat ke
bawah tepat dibawah pusat kerucut terpancung, kemudian angkat kedua ujungnya. Terpal akan terlipat dan
membagi contoh menjadi 2 bagian yang sama (a)
f)Tarik tongkat dari bawah terpal kemudian masukkan. kembali dalam arah tegak lurus dengan pembagian yang
pertama. Kemudian angkat tongkat tersebut sehingga contoh terbagi menjadi 4 bagian yang sama.
g)Ambil 2 bagian seperempatan contoh yang bersilangan sampai tidak ada yang tersisa seperti cara (1). Teruskan
pembagian seperti urutan (a) sampai (g) terhadap bagian contoh yang telah dikerjak-an pada (g) sampai
mendapatkanjumlah bahan benda uji yang direncanakan. 3/10/2021
h)Masukkan semua bahan hasil pembagian yang telah didapat ke dalam wadah serta beri label seperti yang telah
disiapkan.
Metode Gundukan Mini (Miniature
Stockpile) 54

1. Tumpahkan contoh agregat yang akan diuji ke suatu


permukaan lantai yang keras, halus, rata dan tidak mudah
terkelupas;
2. Aduk contoh tersebut sampai rata dan bentuklah suatu
gundukan mini menyerupai kerucut;
3. Ambil contoh agregat sampai mendapatkan jumlah yang
diinginkan paling sedikit dari lima tempat secara acak dari
gundukan mini tersebut dengan menggunakan sendok atau
sekop kecil.

3/10/2021
Kebutuhan Sample 55
Ukuran Nominal Berat Minimum
Maksimum Contoh Uji • Pengujian Agregat
mm (inci) kg
9,5 (3/8) 1
• Lihat Video
12,5 (1/2) 2
19,0 (3/4) 5
25,0 (1) 10
37,5 (1½) 15
50,0 (2) 20
63,0 (2½) 35
75,0 (3) 60
90,0 (3½) 100
100,0 (4) 150
112,0 (4½) 200
125,0 (5) 300
150,0 (6) 500
Tabel 3.4: Berat Benda uji untuk Masing-masing 3/10/2021
Ukuran Nominal Maksimum ( SNI 03-6717-
2002)
Kekuatan agregat berbanding lurus dengan umur batuan,
harusnya, pengetahuan anda berbanding lurus dengan usia anda?
Mulyono,T@2016

Terima Kasih 56
3/10/2021

Anda mungkin juga menyukai