Anda di halaman 1dari 3

Nama: Apriella.C.S.

Simangunsong
NIM: 2002045
Tugas Ilmu Dasar Keperawatan 2
Sistem Saraf (Pertemuan II)

Stroke adalah cedera vascular akut pada otak yang disebabkan oleh sumbatan bekuan
darah, penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan, atau pecahnya
pembuluh darah. Semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai
dengan gejala tergantung pada tempat dan ukuran kerusakan.

Stroke adalah serangan di otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau
pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan sel - sel otak tertentu
kekurangan darah, oksigen atau zat - zat makanan dan akhirnya dapat terjadi kematian
sel - sel tersebut dalam waktu yang sangat singkat.

Jadi stroke adalah gangguan fungsi saraf yang terjadi karena gangguan aliran darah
dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dengan gejala atau tanda-tanda sesuai
dengan daerah yang terganggu.

Patofisiologi Stroke Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks dan berperan
penting bagi kesehatan dan kehidupan yang baik. Ukurannya relatif kecil
dibandingkan bagian tubuh yang lain. Beratnya hanya 1,5 kg atau sekitar 2 % dari
berat total tubuh kita. Namun organ ini menerima hampir seperlima dari total oksigen
dan pasokan darah. Nutrisi yang kita makan sangat diperlukan untuk menjaga agar
otak tetap dapat bekerja dengan optimal.
Otak bergantung total pada pasokan darahnya. Interupsi sekitar 7 - 10 detik saja sudah
dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada bagian otak yang
terkena.

Otak mendapat banyak pasokan darah. Ada aliran darah konstan yang membawa
neuronutrient (nutisi penting untuk saraf) seperti asam amino, vitamin, 17 dan mineral.
Neuronutrient bersama oksigen dan glukosa akan menyediakan energi untuk otak.
Gangguan aliran darah selama satu atau dua menit dapat menurunkan fungsi otak.
Jika gangguan berlangsung lebih lama, maka kerusakan permanen di otak akan
terjadi.

Stroke Non hemoragik yaitu suatu gangguan fungsional otak akibat gangguan aliran
darah ke otak karena adanya bekuan darah yang telah menyumbat aliran darah. Pada
stroke non hemoragik aliran darah ke sebagian jaringan otak berkurang atau berhenti.
Hal ini bisa disebabkan oleh sumbatan thrombus, emboli atau kelainan jantung yang
mengakibatkan curah jantung berkurang atau oleh tekanan perfusi yang menurun.

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh perdarahan kedalam jaringan
otak (disebut haemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau kedalam
ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak (disebut haemoragia subaraknoid).

Penyakit stroke yang terjadi sekitar 80% adalah iskemik, dan 20% adalah hemoragik.
Stroke iskemik dapat diklasifikasikan sebagai akibat dari thrombotik maupun emboli.
Terjadinya thrombotik yang pada umumnya akibatnya 75% menjadi stroke iskhemik
adalah hasil dan proses patofisiologi yang terjadi secara bertahap dengan penyakit
arteroskierosis. Tandanya adalah akumulasi aliran menjadi lambat pada arteri cerebral,
memfasilitasi untuk membentuk terjadinya thrombi.

Thrombi ini sebagai 18 penghubung dengan tanda arterosklerosis, yang dapat


menyebabkan penyempitan dan terhambatnya pembuluh darah arteri. Hasil dari
kerusakan terhadap aliran darah yang menuju pada tanda dan gejala iskemik,
termasuk penurunan neurologik fokal. Tanda dan gejala ini yang memelihara
perkembangannya setiap jam setiap harinya, yang biasanya setiap pagi akan
mengalami hipotensi. Stroke hemoragik pada urnumnya terjadi pada umur 55 sampai
75 tahun.

Etiologi dan Klasifikasi Stroke Gangguan suplai darah ke otak merupakan penyebab
terjadinya stroke. Stroke mengakibatkan terjadinya kehilangan fungsi neurologis
secara tiba - tiba, kemudian muncul tanda dan gejala sesuai dengan daerah yang
mengalami gangguan. Untuk membatasi kerusakan otak dan mencegah stroke
berulang maka proses pemulihan stroke harus dioptimalkan.Gangguan suplai darah ini
disebabkan oleh adanya penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah di otak.

Berdasarkan hasil penyelidikan pada zaman pra CT-scan mengungkapkan bahwa


stroke yang didiagnosis secara klinis dan kemudian diverifikasi oleh autopsi
penyebabnya adalah
a) 52 - 70% disebabkan oleh infark non emboli
b) 7 - 25% disebabkan oleh perdarahan intra serebral primer
c) 5 - 10% disebabkan oleh perdarahan subaraknoidal
d) 7 - 9% tidak diketahui penyebabnya
e) 6% adalah adalah kasus TIA yang pada autopsi tidak memperhatikan kelainan
f) 5% disebabkan oleh emboli
g) 3% disebabkan oleh neuplasma
Setelah CT-scan digunakan secara rutin dalam kasus - kasus stroke, diketahui bahwa
81% stroke non-hemoragik dan 9% stroke hemoragik

Faktor resiko yang terpenting adalah:


(1) Diabetes Mellitus Diabetes mellitus dapat menimbulkan perubahan pada sistem
vaskuler (pembuluh darah dan jantung) serta memicu terjadinya aterosklerosis.
(2) Hipertensi Tekanan darah yang tinggi secara terus - menerus menambah beban
pembuluh arteri perlahan - lahan. Arteri mengalami proses pengerasan menjadi tebal
dan kaku sehingga mengurangi elastisitasnya. Hal ini dapat pula merusak dinding
arteri dan mendorong proses terbentuknya pengendapan plak pada arteri koroner. Hal
ini meningkatkan resistensi pada aliran darah yang pada gilirannya menambah
naiknya tekanan darah. Semakin berat kondisi hipertensi, semakin besar pula faktor
resiko yang ditimbulkan.
(3) Penyakit jantung Emboli yang terbentuk di jantung akibat adanya kelainan pada
arteri jantung terutama arteria coronaria dapat terlepas dan dapat mengalir ke otak
sehingga dapat menyumbat arteri di otak dan dapat mencetuskan stroke iskemik.
(4) Makanan yang tidak sehat Jika seseorang mengkonsumsi kalori lebih banyak
daripada yang mereka gunakan dalam aktivitas sehari - hari, kelebihan kalori tersebut
akan diubah menjadi lemak yang menumpuk di dalam tubuh.
(5) Merokok 22 Asap rokok yang mengandung nikotin yang memacu pengeluaran
zat - zat seperti adrenalin dapat merangsang denyut jantung dan tekanan darah.
Kandungan karbon monoksida dalam rokok memiliki kemampuan jauh lebih kuat
daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk menarik atau menyerap oksigen
sehingga kapasitas darah yang mengangkut oksigen ke jaringan lain terutama jantung
menjadi berkurang. Hal ini akan mempercepat terjadinya stroke iskemik bila
seseorang sudah mempunyai penyakit jantung.

Penurunan Gangguan Gerak dan Fungsi Berdasarkan Motor Pathways


1. Akson dari motor cortex primer turun ke medulla spinalis melalui dua kelompok
yaitu:
(1) Lateral group yang berfungsi sebagai pengontrol gerakan anggota tubuh secara
mandiri, terdiri dari:
(a) Corticospinal tract : menggerakan tangan dan jari - jari
(b) Corticobulbar tract : menggerakan wajah, leher, lidah dan mata
(c) Rubrospinal tract : mengendalikan otot - otot anterior dan posterior tubuh

Cidera Dorsolateral Pathway, antara lain:


(a) Righting reaction normal
(b) Fleksi jari-jari
(c) Elbow inactive
(d) Meraih dengan sirkumduksi pada bahu
(e) Axial postur normal
(f) Lengan menggantung lemas
(g) Berjalan dengan normal

(2) Ventromedial group berfungsi mengontrol gerakan anggota badan, terdiri dari :
(a) Vestibulospinal tract: control of posture
(b) Tectospinal tract; mengkoordinasikan gerakan mata, kepala dan trunk
(c) Reticulospinai tract : berjalan, bersin, tonus otot
(d) Ventral corticospinal tract: otot - otot tungkai atas dan trunk

Cidera Sistem Ventromedial


(a) Dapat menggerakan fleksi elbow
(b) Kehilangan righting reactio
(c) Tidak dapat menjangkau benda yang jauh
(d) Selalu merosot kedepan
(e) Axial mobility
(f) Selalu menabrak benda yang ada dihadapannya.

Anda mungkin juga menyukai