Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indikator

Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan

nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan,

terjatuh, dll di setiap 100.000 kelahiran hidup. Indikator ini tidak hanya mampu

menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan

masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari

sisi aksesibilitas maupun kualitas. Menurut SDKI tahun 2012 menunjukkan

peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000

kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS,

2015).

Program Kesehatan di Indonesia dianjurkan agar ibu hamil melakukan paling

sedikit empat pemeriksaan selama kehamilan, yaitu minimal satu kali pemeriksaan

dalam trimester pertama, satu kali pemeriksaan dalam trimester kedua dan dua kali

pemeriksan dalam trimester ketiga (Depkes RI, 2010). Capaian pelayanan kesehatan

ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan

K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal care pertama

1
2

kali oleh tenaga kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah

kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil

yang telah memperoleh pelayanan antenatal care sesuai dengan standar paling sedikit

4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu

wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses

pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam

memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan (Kemenkes, 2014).

Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2015 telah memenuhi

target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan sebesar 72%. Namun

demikian, terdapat lima provinsi yang belum mencapai target tersebut yaitu Papua,

Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tengah.

Sumardino (2015), yang dilaksanakan pada ibu hamil diwilayah puskesmas

ceper klaten tahun 2015 menunjukkan bahwa ada hubungan promosi kesehatan

terhadap pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah pemberian promosi kesehatan.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan tingkat pengetahuan sebelum diberikan

promosi kesehatan 56%, dan sesudah diberi promosi kesehatan 90% dengan tingkat

pengetahuan tinggi. Bahan peragaan dalam promosi kesehatan dapat berupa poster

tunggal, poster seri, pricat, tranparan, slide, film, brosur, lembar balik, stiker dan

seterusnya. Selain dukungan alat peraga di atas dapat juga dilakukan bentuk

pendekatan seperti bimbingan, penyuluhan, interview ataupun pendidikan kesehatan

pada kelompok besar seperti metode ceramah, seminar, belajar kelompok. Sementara
3

untuk kelompok kecil dapat dilakukan metode diskusi kelompok, curah pendapat,

role play dan permainan simulasi (Notoatmodjo, 2007).

Penelitian Rembang (2015) yang dilakukan pada ibu hamil dipuskesmas pinto

kota kecamatan lembeh menunjukkan bahwa ada pengaruh promosi kesehatan

tentang antenatal care sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan terhadap

peningkatan pengetahuan ibu hamil. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa nilai

pengetahuan sebelum diberikan promosi kesehatan rata-rata berpengetahuan kurang

9,25% dan setelah diberikan promosi kesehatan pengetahuan responden rata-rata

pengetahuan baik 18,96%. Media promosi kesehatan seperti metode ceramah

mempunyai hubungan yang bermakna dalam peningkatan pengetahuan dan sikap

masyarakat. Begitu juga dengan berbagai media promosi lainya memperlihatkan

bahwa penggunaan media leaflet, audiovisual dapat dikombinasikan dengan diskusi

kelompok cukup berpengaruh untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap

masyarakat (Sumiati, 2013).

Media audio visual adalah pemutaran film atau video. Media audio visual juga

memiliki kelebihan. Kelebihan audio visual, antara lain : tidak membosankan

penerima pesan, perpaduan antara suara dan visualisasi sehingga tidak monoton,

pesan yang disampaikan dapat mudah dimengerti dan dipahami, karena melibatkan

dua indera secara bersmaan (Sumiati, 2013). Pemanfaatan pelayanan antenatal care

oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang

ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan

pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan menyeluruh,


4

termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting untuk segera

ditangani (Depkes RI, 2010). Pengetahuan mengenai Kehamilan dapat diperoleh

melalui penyuluhan tentang kehamilan seperti perubahan yang berkaitan dengan

kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri

selama kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai, dengan pengetahuan

tersebut diharapkan ibu akan termotivasi kuat untuk menjaga dirinya dan

kehamilannya dengan mentaati nasehat yang diberikan oleh pelaksana pemeriksa

kehamilan, sehingga ibu dapat melewati masa kehamilannya dengan baik dan

menghasilkan bayi yang sehat (Kusmiyati, dkk, 2012).

Masih banyak ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan

kehamilan sehingga menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang

mungkin dialami oleh mereka. Hal ini bisa disebabkan karena rendahnya tingkat

pendidikan, pengetahuan dan kurangnya informasi (Dewi, 2013). Pendidikan dan

pengetahuan masyarakat sangat berperan dalam perilaku kesehatan masyarakat itu

sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal maupun informal. Penyuluhan atau

penginderaan respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi keteraturan ANC. Jadi perilaku ibu hamil dalam merawat

kehamilannya juga dipengaruhi oleh pengetahuan terhadap kehamilannya (Dewi,

2013). Dengan manfaat yang besar seharusnya ibu hamil melakukan ANC yang

teratur guna kesehatan ibu dan bayi. Namun kenyataannya tidak demikian, 6

masyarakat Indonesia masih kurang berpartisipasi dalam melakukan kunjungan ANC

(Dewi, 2012).
5

Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk 12.985.075 jiwa, memiliki

angka kematian ibu (AKI) sebesar 328/100.000 KH, angka ini masih cukup tinggi

bila dibandingkan dengan angka nasional hasil SP 2010 sebesar 259/100.000 KH

(BPS Sumut, 2010). Sedangkan di Kota Padangsidempuan berdasarkan data angka

kematian ibu dan kematian bayi tahun 2012, menunjukkan bahwa angka kematian ibu

sebanyak 4 orang dari 4.444 ibu bersalin, jumlah kematian bayi sebanyak 30 dari

4.444 kelahiran, jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak

3.326 dari 4.444 ibu bersalin. Pada tahun 2013, menunjukkan bahwa angka kematian

ibu sebanyak 3 orang dari 4.486 ibu bersalin, jumlah kematian bayi sebanyak 18 bayi

dari 4.486 kelahiran, komplikasi kebidanan 342 orang, jumlah persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 3,629 dari 4.486 ibu bersalin (Dinas

Kesehatan Daerah Kota Padangsidempuan, 2013).

Data laporan Dinas Kesehatan Kota Padang Sidimpuan pada tahun 2016

menunjukkan bahwa Puskesmas Batunadua yang terdiri dari 2 kelurahan dengan

cakupan K1 dan K4 di Kota Padang Sidimpuan dengan cakupan K1 hanya sebesar

73% dan cakupan ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 95%. Sedangkan

cakupan K4 sebesar 64% belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 90%

(Puskesmas Batunadua Kota Padangsidempuan, 2016).

Survey awal peneliti, melakukan wawancara dengan 10 orang ibu hamil di

wilayah kerja puskesmas Batunadua Padangsidimpuan, bahwa pengetahuan dan

kepatuhan ibu hamil tentang antenatal care masih rendah, 7 orang ibu hamil

mengatakan tidak patuh melakukan pemeriksaan karena tidak mengetahui manfaat


6

dan pelayanan antenatal care. Sedangkan 3 orang ibu hamil patuh melakukan

pemeriksaan karena sudah mengetahui manfaat antenatal care. Selama ini penyuluhan

kesehatan yang dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, oleh petugas

kesehatan yang ada di puskesmas Batunadua Padangsidimpuan. Hal ini dilakuakan

secara bersama-sama dengan program yang lain, namun tingkat pengetahuan dan

sikap ibu hamil masih rendah.

Berdasarkan uraian diatas penulis memiliki ketertarikan tentang pengaruh

penyuluhan kesehatan dengan menggunakan metode ceramah dan media video

terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care di wilayah kerja

puskesmas Batunadua Padangsidimpuan tahun 2018.

1.2 Rumusan Masalah

Pendidikan dan pengetahuan masyarakat sangat berperan dalam perilaku

kesehatan masyarakat itu sendiri baik itu diperoleh dari pendidikan formal maupun

informal. Pengetahuan mengenai kehamilan dapat diperoleh melalui penyuluhan

tentang kehamilan seperti perubahan yang berkaitan dengan kehamilan, pertumbuhan

dan perkembangan janin. Penyuluhan atau respon ibu hamil tentang pemeriksaan

kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan antenatal

care.

Dengan manfaat yang besar seharusnya ibu hamil melakukan antenatal care

yang teratur guna kesehatan ibu dan bayi. Namun kenyataannya tidak demikian ibu-

ibu hamil yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan antenatal care ke


7

pelayanan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan tahun

2018. Sehingga perlu diketahui apakah penyuluhan kesehatan yang dilakukan

berhubungan dengan tingkat kepatuhan ibu hamil terhadap pemeriksaan antenatal

care diwilayah kerja Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan tahun 2018.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah

dan media video terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care di

wilayah kerja Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah terhadap

pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care.

2. Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah terhadap

Sikap ibu hamil tentang antenatal care.

3. Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media video terhadap

pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care.

4. Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media video terhadap sikap

ibu hamil tentang antenatal care.


8

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat, sebagai berikut:

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan kesehatan

dengan hubungan antara pengetahuan, sikap ibu hamil tentang antenatal care.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan khususnya konseling

penyuluhan kesehatan dan peran dalam pengetahuan antenatal care dengan

persiapan persalinan pada ibu hamil.

3. Bagi Masyarakat

Hasil Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan masyarakat khususnya ibu

hamil tentang antenatal care.

4. Bagi Penelitian

Hasil Penelitian dapat sebagai data pendukung pada Penelitian berikutnya tentang

hubungan pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care.

5. Bagi Institusi

Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

mengenai metode ceramah dan media video dalam antenatal care.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah suatu proses mendidik individu atau masyarakat

supaya mereka dapat memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi, seperti halnya

proses pendidikan lainnya, pendidikan kesehatan mempunyai unsur masukan-

masukan yang telah diolah dengan tehnik-tehnik tertentu akan menghasilkan keluaran

yang sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan tersebut. Tidak dapat disangkal,

pendidikan bukan satu-satunya cara merubah perilaku, tetapi pendidikan juga

mempunyai peranan yang cukup penting dalam perubahan pengetahuan,sikap dan

tindakan setiap individu (Sarwono, 2010).

2.1.1 Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan salah satu cara menerangkan atau menjelaskan

suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok pendengar yang

disertai diskusi dan tanya jawab. Pada metode ini penyuluh lebih banyak memegang

peran untuk menyampaikan dan menjelaskan materi penyuluhannya dengan sedikit

memberikan kesempatan kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapannya

(Hikmawati, 2011).

Dalam Depkes (2008), ceramah digunakan apabila ingin memberikan suatu

informasi kepada peserta yang dibagi dalam beberapa topik bahasan. Adapun

kelebihan metode ini adalah :

9
10

1. Mudah mengorganisasinya sehingga relatif efisien dan sederhana.

2. Waktu dapat dibatasi dan dalam waktu singkat dapat memberikan banyak

informasi.

3. Dapat menjangkau audiens dalam waktu bersamaan.

4. Dapat dilakukan secara sistematis dengan menggunakan macam-macam alat-alat

bantu.

5. Dapat memengaruhi suasana emosi peserta.

Metode ceramah merupakan salah satu metode yang baik untuk kelompok

besar. Kelompok besar yang dimaksud disini adalah apabila peserta itu lebih 15

orang. Metode ini cocok untuk sasaran pendidikan tinggi dan rendah. Metode ini

menguntungkan bila dipergunakan untuk memperkenalkan suatu subjek dengan

memberikan gambaran, sehingga menuntun orang untuk mengambil suatu tindakan,

bersifat informatif dan dapat menghemat waktu karena sebagia peserta dapat diberi

pemahaman pada suatu waktu serta dapat diulang kembali jika ada peserta yang

kurang memahami (Trianto, 2011).

2.1.2 Alat Bantu Promosi Kesehatan

Media atau alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh

petugas dalam menyampaikan bahan materi atau pesan kesehatan. Alat bantu ini lebih

sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan

memperagakan sesuatu di dalam proses penyuluhan kesehatan. Alat peraga ini

disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia

diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan
11

untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pengertian atau

pengetahuan yang diperoleh. Seseorang atau masyarakat di dalam memperoleh pesan

atau pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu atau media. Tetapi masing-

masing alat mempunyai intentitas yang berbeda-bedaa di dalam membatu

pemahaman pesan.

Manfaat alat bantu secara teperinci adalah sebagai berikut:

1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.

2. Mencapai sasaran yang lebih banyak.

3. Membantu dalam mengatasi masalah banyak hambatan dalam pemahaman.

4. Menstimulasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima

kepada orang lain.

5. Mempermudah penyampaian bahan atau informasi kesehatan.

6. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran atau masyarakat.

7. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan

akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.

8. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. Di dalam menerima sesuatu

yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk melupakan atau lupa

terhadap pengertian yang telah diterima.

2.1.3 Media Penyuluhan Kesehatan

Media penyuluhan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu seperti yang

telah diuraikan di atas. Di sebut media promosi kesehatan karena alat-alat tersebut

merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan karena


12

alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan

bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan

kesehatan.

2.1.4 Media Video

Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui video.

Rekaman gambar hidup atau program tayangan gambar bergerak yang disertai

dengan suara. Merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh

keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini diperjelas baik dengan cara

memperlambat ataupun mempercepat gerakan yang ditampilkan. Keuntungan

menggunakan video untuk menyampaikan pesan mempunyai beberapa keuntungan

antara lain, pesan yang disampaikan lebih realistik, memiliki beberapa features yang

sangat bermanfaat untuk digunakan dalam proses penyampaian pesan. Salah satu

feature tersebut adalah slow motion dimana gerakan obyek atau peristiwa tertentu

yang berlangsung sangat cepat dapat diperlambat agar mudah dipelajari. Slow motion,

adalah kemampuan teknis untuk memperlambat proses atau peristiwa yang

berlangsung cepat.

2.1.5 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan dapat dipahami melalui pengertian dan perilaku terlebih

dahulu. Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan

lingkungannya dengan kata lain. Perilaku yang baru terjadi apabila ada sesuatu

rangsangan tertentu yang akan menghasilkan untuk menimbulkan reaksi berupa

perilaku (Adnani, 2011).


13

Skinner dalam bukunya Notoatmodjo, 2003. Seorang ahli Psikologi

merumuskan bahwa perilaku itu merupakan respon atau reaksi orang terhadap

rangsangan atau stimulus dari luar. Dengan demikian perilaku manusia terjadi dengan

adanya melalui proses Teori ini disebut teori S-O-R atau Stimulus-Organisme-

Respon.

Ada dua respon yang dikenal yaitu :

1. Respondent respon atau reflexise respons, yaitu respons yang ditimbulkan oleh

stimulus tertentu. Misalnya : Cahaya menyilaukan menyebabkan mata menutup,

menarik jari bila jari kena api atau mau digigit binatang, dan sebagainya. Stimulus

seperti ini disebut elicting Stimulation, tidak lain karena stimulus ini merangsang

timbulnya respons-respons yang tetap, respondent ini juga termasuk perilaku

emosional, misalnya mendengar berita gembira (anak lahir, dapat hadiah, lulus

ujian, dsb). Menjadi bersemangat, mendengar berita musibah (kecelakaan, tidak

lulus ujian, anak sakit, dsb) menjadi sedih.

2. Operant respons atau Instrumental respons, yaitu timbulnya respon diikuti oleh

stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforching

stimulation atau reinforcer, reinforcer artinya penguat, hal ini dikarenakan

perangsang itu memperkuat respons. Misalnya seorang staf mengerjakan

pekerjaan dengan baik (dari respons tugas yang telah diberikan sebelumnya).

Maka sebagai imbalannya petugas itu mendapat reward atau hadiah.


14

Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu:

1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang meliputi pengetahuan dan sikap

dari sesesorang.

2. Faktor pemungkin (enabling factor), yang meliputi sarana, prasarana dan fasilitas

yang mendukung terjadinya perilaku.

3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi seseorang

untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang, peraturan-

peraturan, surat keputusan.

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2010) tingkat pengetahuan seseorang terhadap objek

mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi 6

tingkat pengetahuan, yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Dan untuk mengetahui atau mengukur

bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pernyataan.


15

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar

dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintepretasikan secara

benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3. Aplikasi (application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi sebenarnya.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan,

kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam

suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang

itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan)

terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki, dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formula baru dari formula-formula yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya
16

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri norma-norma yang berlaku

di masyarakat.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo,, 2010):

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap

sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon

yang lebih rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh mana

keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.

2. Paparan media massa

Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik, berbagai informasi dapat

diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa

(TV, radio, majalah, pamphlet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi lebih

banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media.

Hal ini berarti paparan media massa mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki

seseorang.

3. Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari

orang belum tinggi kedewasaannya.

4. Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari lingkungan

kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya seseorang mengikuti kegiatan-


17

kegiatan yang mendidik, seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat

memperluas pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut,

informasi tentang sesuatu hal dapat diperoleh.

Sumber pengetahuan sendiri dapat diperoleh melalui fakta dengan melihat dan

mendengar sendiri serta melalui alat-alat komunikasi, misalnya dengan membaca

surat kabar/buku, mendengar radio, melihat televisi dan lain-lain. Dan cara

pengukurannya dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan tersebut (Notoatmodjo, 2010).

2.3 Sikap (Attitude)

Menurut Notoatmodjo (2010), sikap merupakan reaksi atau respons seseorang

yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung

dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus social.

Sikap dapat digambarkan atau dijelaskan melalui berikut :

1. Reaksi Tingkah Laku (Terbuka)

2. Proses Stimulus

3. Stimulus Rangsangan

4. Sikap (Tertutup)
18

Komponen sikap dijelaskan oleh Allport (1945) dalam Notoatmodjo (2010),

bahwa sikap itu mempunyai 3 (tiga) komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan ), ide dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak (Trend to behave)

2.4 Kehamilan

Kehamilan adalah periode dimana seorang wanita menyimpan embrio atau

fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu. Dimulai

waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis

untuk wanita hamil ialah gravid. Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya

disebut primigravida (gravida 1) kali dan pada wanita yang belum pernah hamil

disebut gravid 0 (Jahja dalam Janiwarty dan Pieter, 2013).

Kategori ibu hamil Menurut Janiwarty dan Pieter (2013), kategori ibu hamil

dibagi menjadi empat kelompok,diantaranya :

1. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Para

adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (Viable).

2. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang viable

untuk pertama kali.

3. Multigravida atau pleuripara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi

yang viable (yang dapat hidup) untuk beberapakali.

4. Grande multigravida adalah wanita yang telah hamil lebih dari 5 kali.
19

2.4.1 Antenatal Care (ANC)

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi

persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan

reproduksi secara wajar (Manuaba, 2012).

Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk

memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal

atau bermasalah. (Rukiah, dkk, 2013).

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau

dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas

mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan

pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada

tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2010).

2.4.2 Tujuan Kunjungan

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial ibu dan

bayi.

3. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi

selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan.
20

4. Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan

bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal. (Rukiah, Yulianti, Maemunah, & Susilawati,

2013).

2.4.3 Jadwal kunjungan

Sebaiknya setiap wanita hamil memeriksakan diri ketika haidnya terlambat

sekurang-kurangnya satu bulan. Pemeriksaandilakukan setiap 6 minggu sampai

kehamilan. Sesudah itu,pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu. Dan sesudah 36

minggu.

Kunjungan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.

1. Satu kali pada trimester pertama

2. Satu kali pada trimester kedua

3. Dua kali pada trimester ketiga (Rukiah, dkk, 2013).

2.4.4 Pelayanan Antenatal Terpadu

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan

berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program lain

yang memerlukan intervensi selama kehamilannya.

Tujuan ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil

memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga mampu menjalani


21

kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang

sehat (Anggrita, 2015).

2.4.5 Standar Asuhan Kebidanan

Standar  asuhan minimal kehamilan termasuk dalam "14T".

1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari

TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap

minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Berat

badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu

sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan

berat badan. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni :

Tabel 2.1 Klasifikasi Nilai IMT

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
 
Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan bertahap,

bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III perempuan dengan gizi baik

dianjurkan menambha berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg gizi
22

baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui penambahan

optimal, yaitu :

a. 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg

b. 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg

c. Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. (Anggrita S, 2015).

Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko

terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.

2. Ukur Tekanan Darah (T2)

Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung. Pemeriksaan tekanan

darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Tekanan

darah yang normal 110/80 - 120/80 mmHg.

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan

umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil

anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai

dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang

dicantumkan dalam HPHT.

4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)

Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang diikat

dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe

pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya meningkat

seiring pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk mengkompensasi penigkatan
23

volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan

perkembangan janin.

5. Pemberian Imunisasi TT (T5)

Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai

upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman

tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Pemberian imunisasi

tetanus toxoid (TT) artinya pemberian kekebalan terhadap penyakit tetanus kepada

ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

Umur kehamilan mendapat imunisasi TT :

1. Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan

imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).

2. TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada

kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).

Jadwal Imunisasi TT :

Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan imunisasi

tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali (suntikan) selama

kehamilan (pertama pada saat kunjungan antenatal dan kedua pada empat minggu

kemudian)Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu

(Anggrita S, 2015).
24

Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid

Lama %
Antigen Interval
perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT 3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT 5 1 taun setelah TT4 25 tahun/seumur 99
hidup

6. Pemeriksaan Hb (T6)

Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara

Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali, lalu periksa

lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi

Anemia pada ibu hamil.

7. Pemeriksaan Protein urine (T7)

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil.

Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu hamil dengan

riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan protein urin ini untuk

mendeteksi ibu hamil kearah preeklampsia.

8. Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T8)

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory  (VDRL) adalah untuk

mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual, antara

lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil

spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu hamil dilakukan
25

pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan

< 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan premature, cacat bawaan.

9. Pemeriksaan urine reduksi (T9)

Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti

pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus Gestasioal.

Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa

pre-eklampsia, polihidramnion, bayi besar.

10. Perawatan Payudara (T10)

Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali

sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.

11. Senam Hamil ( T11 )

Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan

persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan

elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul, memperoleh

relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan relaksasi.

12. Pemberian Obat Malaria (T12)

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu hamil

dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah

yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan

muda dapt terjadi abortus, partus prematurus juga anemia.

13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)


26

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis

yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.

14. Temu wicara / Konseling ( T14 ) (Pantiawati & Suryono, 2010).

2.5 Landasan Teori

Menurut Skiner dalam Notoatmodjo (2010), seorang ahli psikologi,

merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap

stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui

proses: StimulusOrganismeRespons, sehingga teori skiner ini disebut teori ”S-O-

R” (stimulus-organisme-respons).

TEORI S-O-R

Respons Tertutup
Stimulus Organisme Pengetehuan,
Sikap

Respons Terbuka
Praktik
Tindakan

Gambar 2.1. Teori S-O-R


27

Teori Menurut Skiner dalam Notoatmodjo (2010), menjelaskan adanya dua

jenis respons, yaitu :

1. Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut elicting stimuli. Karena

menimbulkan respons-respons yang relatif tetap.

2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan

berkembang dan kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain.

Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena

berfungsi untuk memperkuat respons.

Berdasarkan tinjauan pustaka, peneliti merumuskan beberapa landasan teori

yang relevan dengan tujuan Penelitian, pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang

antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan.

2.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan bahwa yang diteliti

adalah pengetahuan dan sikap ibu hamil yang meliputi pengetahuan dan sikap. Untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan dan sikap maka sebelum

dilakukan pre-test dan untuk melihat sejauh mana perubahan setelah diberikan

promosi kesehatan (promosi kesehatan dengan menggunakan metode ceramah dan

media video) dilakukan post-test.


28

Intervensi
Penyuluhan Kesehatan
Metode Ceramah
Media video

Pre-test Post-test
Pengetahuan dan Sikap Pengetahuan dan
Ibu Hamil Tentang Sikap Ibu Hamil
Antenatal Care Tentang Antenatal
Care

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pemberian promosi kesehatan

tentang antenatal care akan mempengaruhi pengetahuan ibu hamil, sikap ibu hamil

dalam upaya melakukan antenatal care. Tiap konsep, masing-masing mempunyai

variable-variabel sebagai indikasi pengukuran masing-masing konsep tersebut.

Misalnya untuk mengukur pengetahuan dan sikap.

2.7 Hipotesis

1. Ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah terhadap

pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care di wilayah kerja Puskesmas

Batunadua Padangsidimpuan.

2. Ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah terhadap sikap ibu

hamil tentang antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Batunadua

Padangsidimpuan.
29

3. Ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media video terhadap pengetahuan

ibu hamil tentang antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Batunadua

Padangsidimpuan.

4. Ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media video terhadap sikap ibu

hamil tentang antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Batunadua

Padangsidimpuan.

5. Ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah dan media video

terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care di wilayah kerja

Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan.


30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment)

dengan rancangan pretest-posttest design. Penelitian ini menggunakan perlakuan

penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah dan media video terhadap

pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang antenatal care. Rancangan penelian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

01 x 1 03

02 x 2 04

Skema 3.1. Rancangan Pretest-Posttest Design

Keterangan :

O1 : Pre-test untuk menilai pengetahuan dan sikap sebelum dilakukan

perlakuan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care dengan metode

ceramah

O2 : Pre-test untuk menilai pengetahuan dan sikap sebelum dilakukan

perlakuan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care dengan metode

demonstrasi

30
31

X1 dan : Perlakuan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care dengan metode

ceramah

X2 : Perlakuan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care dengan media

video

O3 : Post-test untuk menilai pengetahuan dan sikap sesudah dilakukan

perlakuan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care dengan metode

ceramah

O4 : Post-test untuk menilai pengetahuan dan sikap sesudah dilakukan

perlakuan penyuluhan kesehatan tentang antenatal dengan media video.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Batunadua

Padangsidimpuan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai bulan Januari 2018 sampai Juni 2018. Tahapan yang

dilaksanakan dimulai dari pengumpulan data sekunder, identifikasi masalah,

penelusuran kepustakaan, penentuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal,

penelitian, analisis data dan penyusunan hasil Penelitian konsultasi dosen

pembimbing sampai ujian komprehensif.


32

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh subyek penelitian (Arikunto, 2010) atau keseluruhan

dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Aziz, 2007). Populasi

dalam penelitian ini, seluruh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Batunadua

Padangsidimpuan sebanyak 50 orang ibu hamil

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih mengikuti prosedur tertentu

sehingga dapat mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2010). Jumlah sampel yang

digunakan adalah ibu hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas Batunadua

Padangsidimpuan sebanyak 50 orang ibu hamil.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu

teknik pengambilan sampel secara keseluruhan dari seluruh populasi yang ada

(Arikunto,2010). Sampel sebanyak 50 orang ibu hamil. Peneliti membagi seluruh

sampel menjadi 2 kelompok sampel dengan jumlah yang sama yaitu;

Kelompok I ; ibu hamil yang diberikan penyuluhan kesehatan tentang

antenatal care dengan menggunakan metode ceramah.

Kelompok II; ibu hamil yang diberikan penyuluhan kesehatan tentang

antenatal care dengan media video.


33

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah diperoleh melalui daftar pertanyaan di

kuesioner yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian kemudian

diberikan kepada responden yaitu ibu hamil yang tinggal di kecamatan Batunadua

Padangsidimpuan kemudian dilakukan wawancara.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari pencatatan dan dokumen yang ada pada wilayah

kerja Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan dan Dinas Kesehatan Daerah Kota

Padangsidempuan.

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan di Kelurahan Batunadua Jae

Padangsidimpuan berbatasan dengan Kelurahan Batunadua.

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur

data (Hastono, 2007). Uji ini bertujuan untuk menguji pada tiap item atau butir

pernyataan yang benar-benar mampu mengungkapkan faktor yang akan diukur

atau konsistensi internal tiap item alat ukur dalam mengungkapkan faktor yang

akan diukur. Validitas masing-masing butir pernyataan dapat dilihat pada nilai

corrected item total correlation masing-masing butir pernyataan dengan ketentuan

jika nilai r hitung > r tabel maka dinyatakan valid atau sebaliknya dalam penelitian
34

ini untuk sampel pengujian 30 orang adalah 0,361 pada df = 28 dan α = 5%. Nilai r

dapat dihitung menggunakan rumus r hitung (Riduwan, 2013).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat

dipercaya, untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercayai juga. Apabila datanya memang benar

dan sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diambil tetap akan sama

(Riwidikdo, 2009). Untuk mengetahui reliabilitas dengan cara menggunakan

metode Cronbach’s Alpha yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali

pengukuran. Jika nilai Cronbach’s Alpha menunjukkan lebih besar dari 0,60 maka

dapat dikatakan bahwa alat ukur dalam hal ini kuesioner dinyatakan reliabel, dan

jika nilai uji Cronbach Alpha yang diperoleh < r tabel (0,60) maka dinyatakan

tidak reliabel (Hastono, 2007). Nilai r dapat dihitung dengan rumus : (Riduwan,

2013).

Dimana : r =

r = Nilai reliabilitas

ΣSi = Jumlah varians skor tiap-tiap pernyataan

Si = Varians total

K = Jumlah item
35

3.6 Prosedur Pelaksanaan Pengumpulan Data

Prosedur pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi dua

tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini adalah untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan

mendukung penelitian seperti izin penelitian, koordinasi dengan kepala Desa dan

Kepala Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan. Pengambilan data pada responden

dengan prosedur :

a. Menentukan calon responden dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan

identitas dan data demografi.

b. Memberi penjelasan kepada calon responden tentang tujuan, proses dan harapan

dari penelitian ini serta memberi kesempatan bertanya bila ada yang kurang jelas.

Apabila calon responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini maka calon

responden diminta menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.

Apabila tidak bersedia, maka keputusan responden tetap dihargai dan responden

tetap mendapat perawatan dan pengobatan sesuai standar.

c. Setelah ibu mendapat penjelasan dan setuju menjadi responden, maka ibu yang

menjadi responden dipersilahkan mengisi kuesioner .

d. Agar data yang diberikan oleh responden dapat jujur, maka petugas menjelaskan

dan memberi penekanan agar pengisian kuesioner sesuai dengan apa yang dialami

atau dirasakan oleh responden sampai saat mengisi kuesioner.


36

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan direncanakan bertempat di

wilayahkerja Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan. Sebelum pelaksanaan kegiatan

peneliti sudah berkoordinasi terlebih dahulu dengan petugas puskesmas untuk

mengetahui identitas masyarakat yang akan mengikuti promosi kesehatan tentang

antenatal care. Kemudian peneliti memberitahukan kepada subjek penelitian waktu

dan tempat dilakukannya penelitian. Selanjutnya peneliti membagi sampel penelitian

ke dalam dua kelompok, yaitu :

a. Kelompok I dengan perlakuan penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah.

Pada kelompok I peneliti akan memberi perlakuan berupa penyuluhan kesehatan

dengan metode ceramah dan metode ini dibantu dengan power point. Kegiatan ini

direncanakan akan dilakukan pada mulai April 2018. Adapun langkah yang akan

dilakukan adalah

1. Peneliti membuka acara, memperkenalkan diri dan memberitahukan tujuan dan

prosedur dari kegiatan yang dilakukan,

2. Memberikan pre-test untuk melihat pengetahuan dan sikap sebelum diberikan

promosi kesehatan tentang antenatal care kepada kelompok I dengan

menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan,

3. Peneliti memberi jeda istirahat selama 15 menit kepada ibu hamil untuk

pelaksanaan post-test, untuk melihat pengetahuan dan sikap sesudah diberikan

promosi kesehatan tentang antenatal care, pelaksanaan pre test dan post test

dilaksanakan secara hari bersamaan,


37

4. Kemudian peneliti memberikan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care

dengan metode ceramah sesuai dengan materi dan dibantu dengan power point.

5. Memberikan pelaksanaan post test untuk melihat pengetahuan dan sikap ibu

hamil sesudah diberikan promosi kesehatan tentang antenatal care kepada

responden setelah dilakukanpromosi kesehatan dengan metode ceramah,

a. Kelompok II dengan perlakuan promosi kesehatan menggunakan media video.

Pada kelompok II peneliti akan memberi perlakuan berupa penyuluhan

menggunakan medio video. Kegiatan ini direncanakan akan dilakukan pada mulai

April 2018. Adapun langkah yang akan dilakukan adalah

1. Peneliti membuka acara, memperkenalkan diri dan memberitahukan tujuan dan

prosedur dari kegiatan yang dilakukan,

2. Memberikan pre-test untuk melihat pengetahuan dan sikap sebelum diberikan

penyuluhan kesehatan tentang antenatal care kepada kelompok II menggunakan

kuesioner yang telah dipersiapkan,

3. Jeda istirahat selama 10 menit,

4. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care menggunakan media

video dengan mendemonstrasikan sesuai dengan materi.

5. Kemudian peneliti memberikan pelaksanaan post-test untuk melihat pengetahuan

dan sikap sesudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care kepada

responden setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care

menggunakan metode ceramah dengan media video.


38

6. Setelah kegiatan berlangsung, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada

responden yang dijadikan sampel Penelitian

7. Kemudian peneliti melihat hasil dari pelaksanaan pre-test dan post-test yang

telah diberikan perlakuan penyuluhan kesehatan tentang antenatal care dengan

menggunakan metode ceramah dan media video pada kelompok I dan kelompok

II.

Isi materi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan metode ceramah adalah :

1. Pengertian penyuluhan kesehatan

2. Pengertian antenatal care

3. Tujuan pemeriksaan antenatal care

4. Jadwal pemeriksaan kehamilan

Isi materi penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media video adalah

Video Pemeriksaan antenatal care

Ibu Hamil Ibu Hamil


Metode Ceramah Media Video

Pretest Pretest
Pengetahuan dan Sikap Pengetahuan dan Sikap

Media Video
Metode Ceramah

Postest Postest
Pengetahuan dan Sikap Pengetahuan dan Sikap

Skema 3.2. Alur Penelitian


39

3.7 Variabel dan Definisi Operasional

3.7.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah metode ceramah dan media video

sedangkan variabel dependen adalah pengetahuan dan sikap

3.7.2 Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana

cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel (Setiadi, 2007). Defenisi

operasional ini dibuat untuk memberikan pemahaman yang sama tentang pengertian

variabel yang diukur dan untuk menentukan metodologi yang digunakan dalam

menganalisa data.

Tabel 3.1Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Skala


Alat
Ukur
1. Pengetahuan Pengetahuan siswa Kuesioner Baik ≥ 7 Ordinal
tentang pendidikan ( 1- 10 Tidak baik 7
kesehatan reproduksi Butir
remaja. Soal)

2 Sikap Reaksi atau respon Kuesioner Baik ≥ 7 Ordinal


para ibu hamil (10 Butir Tidak baik 7
trimester II tentang Soal)
pendidikan ANC
40

3.8 Metode Pengukuran Data

Aspek pengukuran dari penelitian ini di dasarkan pada jawaban responden

terhadap pertanyaan yang ada di kuesioner yang disesuaikan dengan skor.

a. Pengetahuan

Variabel pengetahuan responden diukur dengan metode pemberian nilai terhadap

pertanyaan kuesioner tentang pengetahuan dengan menggunakan pilihat

berganda (a, b, c) yang berjumlah 1-10, jika responden menjawab benar diberi

nilai 1, jika responden menjawab salah diberi nilai 0. Nilai tertinggi dari 10

pertanyaan tersebut adalah 10. Tingkat pengetahuan ibu tentang antenatal care

dikategorikan sebagai berikut:

1. Baik, jika nilai ≥ 7 (≥70%)

2. Tidak Baik, jika nilai < 7 (<70%)

b. Sikap

Variabel sikap diukur berdasarkan skala ordinal dari 10 pernyataan, yang terdiri

dari pernyataan negatif dan pernyataan positif, jika responden menjawab

pernyataan positif maka masing-masing menjawab alternatif jawaban setuju (1),

tidak setuju (0),

1. Baik, jika nilai ≥ 7 (≥70%)

2. Tidak Baik, jika nilai < 7 (<70%)


41

3.9 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau

kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.

2. Coding, pemberian kode dan skorsing pada tiap jawaban untuk memudahkan

proses entri data.

3. Entri, data setelah proses coding dilakukan pemasukan data ke komputer.

4. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap

data yang sudah masuk.

3.10 Analisis Data

3.10.1 Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu melakukan analisis pada setiap variabel hasil

penelitian dengan tujuan untuk mengetahui distribusi pada setiap variabel penelitian.

Selanjutnya frekuensi tiap kelas diubah dalam bentuk persentase (%). Hal ini

dilakukan apabila kita ingin mengetahui presentase masing- masing kelas. Analisis ini

digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dari variabel dependen

dan variabel independen (Sutanto, 2010).

3.10.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap

antara metode ceramah dan media video. Jika data berdistribusi normal maka
42

digunakan uji t (berpasangan), jika data tidak berdistribusi tidak norrmal maka

digunakan mann whitney.

Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji-t.

Uji-t yaitu uji yang digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu (yang

diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata

sebuah sampel. Untuk melakukan uji beda


43

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2008. “Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan” ed, 2, Jakarta :

Salemba Medika.

Amiruddin. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care. Medan :

Jurnal Antenatal Care : 2005

Anastasia, 2014, Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Perilaku Kunjungan

ANC (Antenatal Care). Jurnal Kebidanan.

Astuti, Puji Hutari. 2012. “ Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan)”.

Yogyakarta : Rohima Press.

Anggrita S, dkk, 2015, Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, In Media : Bogor

Arikunto, S, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta :

Jakarta

Aziz, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Tekni Analisa Data, Salemba Medika :

Jakarta

Prasetyawati, E.A, 2012, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Millenium

Development Goals (MDGs). Yogyakarta : Nuha Medika

Dewi, N.S 2012. Biologi Reproduksi. Pustaka Rihana : Yogyakarta.

Depkes RI. 2001. Modul Dasar Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes

RI.

Depkes RI. 2007, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta

Depkes RI. 2010, Program Kesehatan Di Indonesia, Jakarta.

Dinkes Kota Padangsidimpuan 2013, Profil dan Laporan Tahunan, Tahun 2013.

43
44

Imbalo, S.P.2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-dasar Pengertian dan

Penerapan. Jakarta : EGC.

Kapti, R.E. 2010. Efektifitas Audiovisual Sebagai Media Penyuluhan Kesehatan

Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Tatalaksana Balita

dengan Diare Di Dua Rumah Sakit Kota Malang Depok : Universitas

Indonesia. Tesis

Kemenkes, 2014. Rencana Strategi Kementrian Kesehatan. Jakarta

Kusmiyati, Dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Fitrimaya : Yogyakarta.

Kumboyono. (2011). Perbedaan Efek Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Media

Cetak dengan Media Audio Visual terhadap Peningkatan Pengetahuan

Pasien Tuberkulosis. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan.

Laporan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Jakarta.

Manuaba, 2012, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan : Jakarta.

Mardiana, 2011, Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Video dan Leaflet Melakukan

ANC Pada Trimester III Pada Ibu HAmil. Tesis.

Mita, 2015, Analisa Perubahan Perilaku (Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan) Ibu

dalam melakukan ANC dengan metode ceramah Di Desa Mardinding Tahun

2015. Jurnal Kebidanan Vol.3 Tahun 2016.

Mitra, 2011, Analisa Pengaruh Media Video dengan Metode Ceramah pada ibu

hamil trimester I terhadap pemeriksaan ibu hamil. Skripsi.


45

Mubarok, 2007. Prihatin Tingginya Angka Kematian Ibu Hamil, Pemkot Kediri

Gelas Senam Ham II Massal Libatkan 1.128 Ibu Hamil.

http:/www.kotakediri.co.id. Diakses tanggal 27 April 2008.

Notoadmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Rineka Cipta : Jakarta.

Notoadmodjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta.

Notoadmodjo S, 2010. Promosi Kesehatan Ilmu dan seni, Rineka Cipta : Jakarta.

Nursalam, 2003. Konsep dan Harapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika.

Ridwan, A. 2007. Studi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal terhadap Kelainan

Kesehatan pada Ibu Hamil. http:/ridwanamiruddin.wordpress.com/2007.

Diakses tanggal 8 April 2008.

Rembang, 2015. Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Antenatal Care Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas Fiatu Kota Kecamatan

Lembah Utara Kota Bitung Tahun 2015, Skripsi, Poltekes Kemenkes Manado.

Rukiah, Dkk, 2013, Asuhan Kebidanan Kehamilan, CU. Tunas Info Media : Jakarta.

Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri. Ed 3. Buku Kedokteran. EGC : Jakarta.

Saifuddin, Abdul. B, dkk. 2009 “ Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal” Ed. 1, Cet. 5. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawiriharjo.

Sarwono, Y. E, 2011, Analisis Permintaan Masyarakat Akan Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas) di Kota Semarang, Skripsi, Universita Diponegoro

Semarang.
46

Soekidjo, N. 2002. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Suhasimi, A. 2002. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sumardono, 2011. Promosi Kesehatan Dengan Buku KIA Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Ibu Hamil dan Antenatal Care Di Puskesmas Ceper Klaten

Tahun 2011. Skripsi, Poltekes Surakarta.

Sumiati, Dkk, 2013. Metode Pemelajaran. Bumi Rancakek Kencana : Bandung.

Trianto, 2011. Mendesain Model Pembeljaran Inovatif- Progesif. Kencana : Jakarta.

Wijaya, 2013. Hubungan Antara Karakteristik Umur, Pendidikan, Pekerjaan,

Pengetahuan dan Sikap) ibu Hamil Dengan Pemeriksaan Kehamilan Dengan

Kunjungan ke-4 (K4) Antenatal Care ( Studi Kasus Di Puskesmas Sawahan

Surabaya). Tesis kesehatan Masyarakat.


47

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang terhormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Raida Eliza Siregar

Nim : 16.15.070

Tingkat : II Program Studi Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat Institusi


Kesehatan

Deli Husada Deli Tua

Alamat : Jl. Danau singkarak No34 Padangsidimpuan Selatan

Dalam kesempatan ini, saya memohon kepada ibu untuk menjadi responden
mengenai “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Menggunakan Metode
Ceramah dan Media Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu hamil
Tentang Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Batunadua
Padangsidimpuan Tahun 2018”.

Penelitian ini ditujukan untuk tesis program studi magister ilmu kesehatan
masyarakat dan juga untuk memberikan masukan bagi seluruh masyarakat dalam
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Ceramah dan Media
Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu hamil Tentang Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Batunadua Padangsidimpuan Tahun 2018.

Saya memohon kepada ibu selaku responden untuk menjawab pertanyaan


sesuai dengan kenyataan sebenarnya demi keberhasilan penelitian inidalam lembar
kuesioner, jawaban anda akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan
untuk kepentingan penelitian ini.
48

Atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan terimakasih.

Delitua, 2018

Responden Peneliti

( ) (Raida Eliza Siregar)


49

Kuesioner Penelitian

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN METODE CERAMAH


DAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATUNADUA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2018

A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
Umur : …………………….
Pendidikan terakhir : …………………….
Pekerjaan : …………………….
Jumlah anak : …………………….

DAFTAR KUESIONER
1. Pengetahuan
Berilah tanda silang pada jawaban yang ibu anggap paling benar

1. Menurut ibu apakah yang dimaksud dengan Antenatal Care ?


a. Pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental
dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, nifas,
pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
b. Kunjungan ibu hamil ke bidan dan dokter
c. Pemeriksaan ibu hamil baik fisik maupun mental

2. Menurut ibu ada berapa kali sebaiknya ibu periksa kehamilan ?


a. 1 kali masa kehamilan 3 bulan pertama (Triwulan I)
b. 2 kali masa kehamilan 3 bulan kedua (Triwulan II)
c. 4 kali selama masa kehamilan
50

3. Manfaat ibu hamil periksa kehamilan ke pelayanan kesehatan adalah


a. Agar ibu hamil selalu sehat, agar bayi yang dilahirkan sehat, untuk
mengatasi keluhan-keluhan selama hamil
b. Agar ibu hamil senang
c. Agar ibu merasa nyeri

4. Dari mana ibu mendengar antenatal care ?


a. Penyuluhan tenaga kesehatan
b. Televise
c. Radio

5. Dimanakah yang baik tempat pemeriksaan antenatal care


a. Dirumah sendiri
b. Rumah sakit/klinik bidan
c. Puskesmas

6. Siapakah sebaiknya yang melakukan antenatal care


a. Tenaga kesehatan
b. Dukun beranak
c. Setiap orang

7. Salah satu tujuan antenatal care adalah…


a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin
b. Mempersiapkan ibu dalam kelahiran nanti
c. Meningkatkan kesehatan fisik ibu
51

8. Kapankah dimulainya pemeriksaan kehamilan…


a. Usia kehamilan 1-12 minggu
b. Sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan
c. Bila ada keluhan atau masalah

9. Yang bukan termasuk Standar 14 T dalam pelayanan Antenatal care


adalah ?
a. Pertolongan persalinan
b. Pemberian tablet FE
c. Timbang berat badan dan tinggi badan

10. Mengapa mengukur tekanan darah harus dilakukan dalam standar 14 T


pada pelayanan antenatal care ?
a. Mendeteksi kelainan jantung pada bayi
b. Melindungi janin dari tetatus neonaturum
c. Tekanan tinggi pada kehamilan merupakan resiko pada ibu hamil
52

2. Sikap

Berilah tanda ( ) pada jawaban yang paling tepat

No Persalinan Setuju Tidak


Setuju

1 Pemeriksaan kehamilan dilakukan pada trimester


kedua

2 Selama masa kehamilan ibu harus melakukan


pemeriksaan kehamilan sampai 4 kali

3 Yang dapat membuat kehamilan menjadi sehat


melakukan pemeriksaan kepada dukun (paraji)

4 Sebaiknya bila terjadi keluhan pada kehamilan dan


persalinan harus konsultasi pada petugas kesehatan

5 Periksa kehamilan jika ada keluhan atau masalah

6 Kunjungan ibu hamil dilakukan guna untuk


memantau kemajuan kehamilan dan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin

7 Ibu hamil harus minum tablet Fe sejak awal


kehamilan

8 Ibu hamil sebaiknya mulai berolahraga ringan atau


jalan-jalan pada usia kehamilan 4 bulan

9 Semua proses pemeriksaan kehamilan sampai dengan


ibu melahirkan dilakukan oleh dukun (paraji)

10 Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan oleh


tenaga kerja kesehatan (dokter, bidan, perawat)
53

Anda mungkin juga menyukai