Anda di halaman 1dari 7

208 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 2, OKTOBER 2014

Manajemen Pembelajaran Matematika

Martua Manullang
Universitas Negeri Medan
m.manulang@yahoo.com

Abstract: The article was written as a response to the fact that the quality of mathematic teaching
and learning is still relatively low. Teachers play an important role in determining the quality of
education, because teachers are in the frontline of the whole education process. This article offers
a solution so that teachers are aware of the importance of the understanding of management in the
teaching plan. Based on theoretical study concerning the management application in the development
of mathematic lesson plan and the Government Regulation No 14/2005 article 8 as well as the statute
of the Directorate of Teaching Profession, the presence of lesson plan in every process of teaching
and learning is required by the system and is a part of learning management.

Keywords: mathematic, learning, and management

Abstrak: Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kualitas pembelajaran
matematika. Maju mundurnya kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh guru, karena guru
merupakan ujung tombak dalam sebuah proses pendidikan. Artikel ini menawarkan solusi agar para
guru memahami betapa pentingnya pemahaman terhadap manajemen dalam rangka perencanaan
pembelajaran. Berdasarkan kajian teoritis tentang aplikasi manajemen dalam penyusunan rencana
pembelajaran matematika dan Undang-Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 pasal 8
beserta Ketetapan dari Direktorat Profesi Pendidik yang telah mensyaratkan agar setiap pelaksanaan
pembelajaran di sekolah harus diawali dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
yang dalam hal ini adalah bagian dari manajemen yakni manajemen pembelajaran.

Kata kunci: manajemen, pembelajaran, dan matematika

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia daya manusia Indonesia untuk dapat bersama dalam
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan era globalisasi yang penuh dengan persaingan dalam
Nasional dapat disimpulkan bahwa pendidikan berbagai lapangan kehidupan.
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta upaya peningkatan sumber daya manusia melalui
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya proses pendidikan dan pelatihan. Guru mempunyai
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, peranan yang penting untuk meraih keberhasilan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mutu pendidikan. Seorang guru harus mampu
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, melihat potensi yang ada dalam diri siswa dan
masyarakat bangsa dan negara. Berdasarkan undang- berusaha menggali serta mengembangkan potensi
undang tersebut, dapat diketahui bahwa pendidikan diri siswa melalui sebuah proses pembelajaran yang
merupakan proses penciptaan sumber daya manusia. mampu merangsang pertumbuhan potensi siswa itu
Membangun sumber daya manusia jauh lebih penting sendiri. Upaya seperti ini hanya dapat dilakukan oleh
daripada pembangunan fisik. Pembangunan sumber guru yang berkualitas dan profesional di bidangnya.
daya manusia menyangkut penciptaan kemampuan Mulyasa (2007) mengemukakan ada empat
kerja dan kemampuan sikap mental dalam bekerja. karakteristik guru yang kompeten secara profesional,
Membangun mental yang baik harus menjadi yaitu mampu mengembangkan tanggung jawab
prioritas daripada membangun sarana fisik. Untuk dengan baik, mampu melaksanakan peran dan
membangun sikap mental, kualitas pendidikan harus fungsinya dengan tepat, mampu bekerja untuk
ditingkatkan. Peningkatan kualitas pendidikan harus mewujudkan tujuan pendidikan dan pembelajaran,
dilakukan secara bertahap, berencana, sistematis, mampu melaksanakan peran dan fungsinya dalam
terarah, dan intensif agar mampu menyiapkan sumber pembelajaran di kelas. Menurut Usman (1992),

208
Manullang, Manajemen Pembelajaran Matematika ... 209

kompetensi profesional guru adalah: menguasai (pengorganisasian), dan evaluating (penilaian)


landasan pendidikan, menguasai bahan pembelajaran, pembelajaran.
menyusun program pembelajaran, melaksanakan Terkait dengan tujuan pembelajaran matematika,
program pembelajaran, dan menilai hasil dan proses Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, menyatakan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. siswa mampu:
Guru merupakan ujung tombak dalam proses • Memahami konsep matematika, menjelaskan
pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan sebuah keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
proses pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan konsep atau algoritma secara luwes, akurat,
dan kinerja dari guru itu sendiri. Peningkatan mutu efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
pendidikan harus dapat dicapai jika didukung oleh • Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan melakukan manipulasi matematika dalam
tugas-tugas secara profesional. Dengan kata membuat generalisasi, menyusun bukti
lain, peningkatan mutu pendidikan diawali dari atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
peningkatan keberhasilan proses pembelajaran yang matematika.
sangat ditentukan oleh kinerja guru sebagai tenaga • Memecahkan masalah yang meliputi
pendidik dalam melaksanakan pembelajaran itu kemampuan memahami masalah merancang
sendiri. modul matematika, menyelesaikan model dan
Melihat pentingnya peran guru dalam upaya menafsirkan solusi yang diperoleh.
peningkatan mutu pendidikan, pemerintah telah • Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,
melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas tabel, diagram atau neraca untuk memperjelas
guru melalui berbagai program dan kegiatan seperti keadaan atau masalah.
pelatihan, penataran, pembentukan musyawarah • Memiliki sik ap men ghargai kegu na an
guru mata pelajaran (MGMP), penambahan jumlah matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin
guru, peningkatan kualifikasi pendidikan guru dan tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
peningkatan sarana dan prasarana sekolah sehingga matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
tercipta guru yang profesional yang mampu dalam pemecahan masalah yang bersifat abstrak,
melaksanakan tugasnya secara kompeten yang pada logis, sistematis dan penuh dengan lambang-
akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan. lambang dan rumus.
Peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari Hal senada juga dinyatakan oleh Fathoni (2007)
tercapainya tujuan pendidikan secara keseluruhan bahwa untuk mempelajari matematika bukan semata-
terutama dalam hal tujuan pembelajarannya. mata hanya menghafal, tetapi harus bisa mengartikan
Tujuan pembelajaran matematis adalah untuk setiap simbol matematika, karena simbol-simbol
mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi matematika bersifat “artifisial” yang baru memiliki
perubahan di dalam dunia yang selalu berkembang, arti, setelah sebuah makna diberikan kepadanya.
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran Pada pembelajaran matematika, baik pada tingkat
secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, pendidikan dasar maupun pada tingkat lanjutan guru
dan efektif. harus mampu merencanakan, mengorganisasikan,
Menurut National Council of Teacher melaksanakan dan mengevaluasi pembelajarannya.
of Mathematics (2009), tujuan pembelajaran Kualitas pendidikan terus ditingkatkan melalui
matematika adalah belajar untuk pemecahan masalah, pembenahan kurikulum serta mengembangkan fungsi
belajar untuk penalaran dan pembuktian, belajar manajemen yang dapat mendukung peningkatan
untuk kemampuan mengaitkan ide matematika, mutu lulusan melalui proses pembelajaran di
belajar untuk komunikasi matematis, belajar untuk sekolah. Menurut Sagala (2005) pembelajaran
representasi matematis. Berdasarkan beberapa merupakan suatu proses yang sistematis melalui
kutipan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tahap rancangan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pelajaran matematika sangat diperlukan seluruh dan evaluasi, pembelajaran itu tidak terjadi secara
siswa. seketika melainkan sudah melalui tahap perancangan
Seorang guru profesional harus menguasai pembelajaran. Dalam arti bahwa pembelajaran
manajemen pembelajaran karena harus merencanakan yang akan dilakukan tersebut, telah lebih dahulu
pembelajaran sebelum pembelajaran itu dilaksanakan. direncanakan. Pembelajaran tidak sekonyong-
Fungsi-fungsi manajemen pembelajaran itu adalah konyong direncanakan di depan kelas.
planning (perencanaan) pembelajaran, organizing Hamalik (2010) menyatakan bahwa
210 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 2, OKTOBER 2014

pembelajaran adalah suatu kombinasi yang indikatornya beserta tujuan pembelajaran.


tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, Berdasarkan tujuan pembelajaran, guru juga
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang sangat diharapkan untuk merencanakan model, strategi,
mempengaruhi agar tercapai tujuan pembelajaran. pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran,
Untuk mencapai kualitas pembelajaran tersebut untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
sangat diperlukan manajemen. Manajemen adalah Sebagaimana dinyatakan Slameto (2010) bahwa
usaha mempengaruhi orang lain untuk mencapai metode mengajar guru yang kurang baik akan
tujuan, kondisi ini juga sangat terkait dengan proses mempengaruhi hasil belajar yang kurang baik pula.
pembelajaran, dimana setiap siswa dipengaruhi Metode yang kurang baik itu dapat terjadi karena
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guru. kurangnya perencanaan guru.
Manajemen tersebut mencakup proses yang berkaitan Memperhatikan pernyataan Rusmini (2001)
erat dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran bahwa kesulitan belajar siswa tidak selamanya
manajemen pembelajaran ataupun pengelolaan disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi bisa
pembelajaran merupakan salah satu aktifitas yang juga disebabkan karena penggunaan metode belajar
sangat penting untuk pencapaian tujuan dalam upaya yang tidak sesuai, pemilihan metode mengajar yang
meningkatkan kualitas lulusan. tepat dan terbaik diharapkan dapat menumbuhkan
Menurut Admosudirdjo (2000), manajemen minat belajar siswa yang lebih efektif dan efesien.
merupakan pengendalian dan pemanfaatan semua Setelah perencanaan selesai, tahap berikutnya
faktor dan sumber daya untuk mencapai tujuan adalah tahap pengorganisasian yang biasanya
kerja tertentu. Pandangan ini sangat sesuai dengan dikaitkan dengan bagaimana seorang manajer
prinsip pembelajaran, dimana semua lingkungan mampu menggerakkan bawahannya atau siswanya
dapat diorganisir sebagai sumber belajar. Mulyasa dalam mengikuti atau melaksanakan kegiatan proses
(2000) menyataan bahwa manajemen atau pembelajaran yang sudah direncanakan. Fungsi
pengelolaan merupakan komponen integral dan pengorganisasian ini akan terkait erat dengan fungsi
tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara pelaksanaan.
keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen yang baik Pada tahap ini guru dituntut mampu dan
tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan kreatif dalam menciptakan dan menumbuhkan
secara efektif dan efisien. minat siswa belajar sesuai dengan rencana yang
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud telah disusun dalam perencanaan. Seorang guru
dengan manajemen pembelajaran adalah segala harus dapat mangambil keputusan atas dasar
upaya perencanaan pembelajaran yang terkait dengan penilaian yang tepat, apakah kegiatan pembelajaran
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan dihentikankan ataukah dirubah metodenya, atau
pengawasan. Pembelajaran adalah segala usaha apakah mengulang dulu pembelajaran yang lalu,
pengaturan proses belajar mengajar dalam rangka manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam tahap
efesien dengan menerapkan kegiatan yang meliputi ini selain pengetahuan-pengetahuan teori tentang
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pembelajaran, tentang peserta didik, diperlukan pula
pengawasan yang ditujukan untuk menentukan kemahiran dan keterampilan teknis mengajar. Saud
dan menyelesaikan tujuan yang sudah ditetapkan (2009) mengemukakan bahwa guru harus mampu
sebelumnya, dengan menggunakan sumber daya menguasai prinsip-prinsip mengajar, penggunaan
manusia dan lainnya dalam organisasi itu. metode mengajar, keterampilan menilai hasil belajar
Berdasarkan hasil penelitian Laksono (2013), siswa, keterampilan memilih dan menggunakan
81% guru beranggapan mudah mengajarkan strategi dan pendekatan pembelajaran. Implementasi
konservasi biodiversitas dibandingkan dengan materi pembelajaran ini termaktub dalam alat penilaian
IPA yang lainnya. Artinya sebagian besar pokok kemampuan guru (APKG II) yang terdiri atas:
bahasan IPA itu mudah diajarkan, dan ada 19% yang memulai pembelajaran, mengorganisasi waktu,
tidak mudah di peserta didik dan fasilitas belajar, melaksanakan
Manajemen pembelajaran tidak terlepas dari penilaian dan mengakhiri pembelajaran.
tugas pokok guru sebagaimana dalam mengelola Sagala (2007) mengemukakan bahwa dengan
pembelajaran. Berdasarkan konsep perencanaan, evaluasi diperoleh umpan balik yang digunakan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) didasarkan untuk memperbaiki dan merevisi bahan atau metode
atas kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator- pembelajaran, atau untuk menyesuaikan bahan atau
Manullang, Manajemen Pembelajaran Matematika ... 211

materi dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Guru karena pikiran manusia yang berhubungan dengan
menilai hingga manakah pengetahuan yang diperoleh ide, proses dan penalaran. Matematika mempunyai
dapat ditransformasi dapat dimanfaatkan untuk deduktif, tidak meliputi generalisasi yang didasarkan
memahami hasil pembelajaran. Manajemen evaluasi pada observasi (induktif), tetapi hanya menentukan
pembelajaran mencakupi prosedur yang ditempuh generalisasi yang didasarkan pada pembuktian
yaitu: menetapkan kisi-kisi tes, menetapkan jadwal deduktif. Kesimpulan yang ditarik merupakan
evaluasi formatif dan sumatif, pengolahan hasil konsekuensi logis dari fakta-fakta yang mendasarinya.
tes, penafsiran dan penyusunan laporan evaluasi. Walaupun pembuktian matematika dilakukan secara
Evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen deduktif, kerja matematika itu sendiri terdiri dari
proses dan komponen output pembelajaran. menebak, mengetes hipotesis, mencari analogi
yang akhirnya merumuskan teorema-teorema yang
MEMBELAJARKAN MATEMATIKA dimulai dari asumsi dan unsur-unsur yang tidak
Dalam sistem pendidikan nasional, eksistensi didefinisikan.
guru sangat penting. Dalam hal ini guru merupakan Hudoyo (2009) mengemukakan bahwa
jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-
khusus sebagai guru. Menurut Kunandar (2007) gagasan) struktur dan hubungan hubungan yang
guru sebagai profesi, mengandung arti guru diatur secara logis, sehingga matematika itu berkaitan
sebagai pekerja yang mensyaratkan kompetensi dengan konsep-konsep. Matematika sebagai ilmu
(keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan tentang hubungan-hubungan, simbol-simbol
pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-
tersebut secara efektif dan efisien serta berhasilguna. aturan dengan operasi yang ditetapkan. Sementara itu
Sebagai seorang pendidik profesional, seorang guru matematika sebagai ilmu berkaitan dengan konsep
dituntut untuk memiliki kualifikasi pendidikan abstrak yang mempunyai cara tersendiri untuk
khusus, sehingga guru memiliki kemampuan untuk membelajarkannya. Oleh karena itu, Hudoyo (1979)
menjalankan profesinya. mengemukakan bahwa pembelajaran matematika
Guru yang profesional diyakini mampu harus mengikuti hirarkis/ terurut dari yang mudah
memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya ke sulit dan dari yang konkrit ke abstrak. Jadi
dalam rangka mencapai standar pendidikan yang telah pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan
ditetapkan. Berdasarkan Undang-undang Guru dan aktif mental untuk memahami konsep dalam
Gosen No. 14 tahun 2005 pasal 8 menyatakan bahwa matematika untuk kemudian diterapkan ke dalam
guru harus memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi situasi lain.
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi Matematika yang merupakan ilmu dengan
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh objek abstrak dan dengan pengembangan melalui
melalui pendidikan profesi selanjutnya. Direktorat penalaran deduktif telah mampu mengembangkan
Ketenagaan Dirjen Dikti dan Direktorat Profesi model-model yang merupakan contoh sistem
Pendidikan, mengklasifikasikan keempat kompetensi itu yang pada akhirnya telah digunakan untuk
tersebut atas subkompetensi. Kompetensi pedagogik memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta hari. Mengingat hakekat matematika yang abstrak
didik. Kompetensi ini terdiri dari subkompetensi tersebut, agar pembelajaran matematika dapat
merancang pembelajaran, termasuk memahami mencapai tujuan maka perlu dipilih topik-topik yang
landasan pendidikan untuk kepantingan pembelajaran. mendukung tujuan pembelajaran, kriteria pemilihan
Berdasarkan pembahasan guru yang profesional topik tersebut, menurut Hudoyo (1979) haruslah
dengan peraturan perundang-undangan yang (a) valid, maksudnya topik pembelajaran harus
dianut, seyogyanya guru yang profesional membantu memperlacar pencapaian tingkah laku,
membiasakan diri untuk melakukan perencanaan (b) signifikansi, artinya topik-topik pembelajaran
dalam mempersiapkan manajemen pembelajaran. harus saling berkaitan, (c) kesiapan intelektual dan
Secara khusus, pembelajaran materi matematika kegunaan, yaitu topik pembelajaran harus dapat
yang memiliki sifat abstrak, logis, sistematis dan diajarkan dan bermakna bagi siswa. Bermakna dalam
penuh dengan lambang-lambang, harus disesuaikan arti sesuai dengan taraf perkembangan intelektual
model atau metode pembelajarannya agar tidak siswa dan pengalaman belajar yang telah dimiliki
membosankan peserta didik untuk belajar. siswa. Persoalan lain yang perlu diperhatikan dalam
Sebagaimana diketahui, matematika timbul pembelajaran matematika adalah tahap kemampuan
212 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 2, OKTOBER 2014

berfikir anak misalnya, pada usia sekolah dasar, • Mengorganisasikan, yaitu menghubungkan
masih memerlukan pemikiran yang konkrit upaya atau menggabungkan sebuah sumber daya
guru untuk membelajarkan siswa pada porsi pembelajaran dalam mencapai tujuan yang
yang sebenarnya adalah menumbuhkan minat ditetapkan.
belajar matematika. Dengan demikian manajemen • Memimpin, yaitu memotivasi para peserta didik
pembelajaran difokuskan kepada penggunaan untuk siap menerima materi pembelajaran.
metode yang sesuai/tepat. • Mengawasi, yaitu apakah pekerjaan atau kegiatan
Beberapa yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran sudah mencapai tujuan. Peran
menumbuhkan minat belajar matematika adalah: guru sebagai manajer melakukan pembelajaran
• Menyesuaikan bahan atau materi pembelajaran adalah proses mengarahkan para siswa untuk
dengan dunia siswa, misalnya dengan melakukan kegiatan pembelajaran dalam rangka
memanfaatkan lingkungan. Contoh: mengajarkan perubahan tingkah laku kognitif, afektif, dan
kerucut dapat dikaitkan dengan model topi ulang psikomotorik.
tahun atau tempat es krim. Penjabaran setiap fungsi manajemen di atas
• Pembelajaran dapat dilakukan dari yang mudah dapat dijelaskan sebagai berikut. Perencanaan adalah
ke yang sukar atau dari yang konkrit ke abstrak. aktivitas yang dilakukan guru untuk merumuskan
Contoh: lingkaran diajarkan pada tahap awal tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru membuat
kemudian dilanjutkan jari-jari dan garis tengah, rancangan persiapan pembelajaran yang dapat
keliling lingkaran, luas daerah lingkaran dan berupa program tahunan, program semester,
penggunaan lingkaran pada bangun ruang seperti silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
kerucut, tabung, dan bola. Manajemen adalah proses yang dilaksanakan oleh
• Pembelajaran matematika dapat dilakukan manajer agar organisasi berjalan menuju pencapaian
dengan cara menggunakan alat peraga secara tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan
langsung yaitu dengan memperhatikan bendanya adalah proses menentukan apa yang seharusnya
sendiri, mengadakan percobaan yang dapat dicapai dan bagaimana mencapainya. Dengan
diamati siswa; adanya perencanaan akan dapat mengarahkan,
• Tidak langsung, yaitu dengan menunjukkan mengurangi pengaruh lingkungan, mengurangi
tiruan misalnya gambar-gambar atau foto; tumpang tindih, dan merancang standar untuk
pembelajaran hendaknya membangkitkan memudahkan pengawasan.
aktivitas siswa. Ada beberapa alasan penting bagi seorang
Sebagaimana dikatakan Sagala (2007) guru untuk merencanakan pembelajaran, yaitu: (1)
bahwa terdapat beberapa tindakan yang dapat mengurangi kecemasan dan ketidak pastian, (2)
dilakukan guru dalam perencanaan pembelajaran memberi pengalaman pembelajaran bagi guru, (3)
untuk membangkitkan minat belajar siswa yakni memberikan guru untuk mengakomodasi perbedaan
mempersiapkan untuk mengunakan cara atau metode individu antar siswa, dan (4) memberi struktur dan
dan media mengajar yang bervariasi; merencanakan arah untuk pembelajaran.
bahan atau materi yang menarik minat siswa; Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
memberi sasaran antara sasaran akhir belajar dengan guru mencakup: analisis tujuan, mengidentifikasi
ujian semester, tengah semester, ulangan akhir, kebutuhan belajar, dan menulis tujuan belajar. Melalui
kuis dan tugas-tugas lainya; memberi kesempatan cara-cara ini seorang guru akan dapat meramalkan
untuk sukses; menciptakan suasana belajar yang tugas-tugas mengajar yang akan dilakukannya.
menyenangkan, suasanan pembelajaran yang Pengorganisasian adalah aktivitas yang dilakukan
penuh persahabatan sehingga dapat meningkatkan guru untuk mengatur dan menggunakan sumber-
motif; mengadakan persaingan yang sehat yang sumber belajar dengan maksud mencapai tujuan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam pembelajaran. Dalam hal ini pengorganisasian
persaingan ini dapat diberikan ujian, ganjaran pembelajaran memiliki karakteristik: (1) memilih
ataupun hadiah. taktik yang tepat, (2) memilih alat bantu belajar
Peran guru sebagai manajer dalam proses yang tepat, (3) memilih besarnya kelas yaitu jumlah
pembelajaran adalah: siswa yang tepat, dan (4) memilih strategi yang tepat
• Merencanakan, yaitu menyusun tujuan untuk mengkomunikasikan peraturan-peraturan
pembelajaran yang diturunkan dari indikator- dalam prosedur-prosedur serta pembelajaran yang
indikatornya. kompleks.
Manullang, Manajemen Pembelajaran Matematika ... 213

Berdasarkan definisi konseptual manajemen seorang guru untuk menentukan apakah fungsi
yang telah dikemukakan di atas, bahwa manajemen organisasi serta pimpinannya telah melaksanakan
pembelajaran matematika adalah segala upaya tugas dengan baik sehingga mencapai tujuan yang
perencanaan pembelajaran, pengorganisasian, ditetapkan. Jika tujuan belum tercapai maka seorang
pelaksanaan, dan pengawasan pembelajaran guru harus mengukur kembali serta mengatur
matematika. Penjabaran definisi di atas, dapat situasi yang memungkinkan agar tujuan tercapai.
dikelompokkan atas empat bagian yaitu: perencanaan Selanjutnya dapat digambarkan bagaimana konsep
pembelajaran, yakni difokuskan pada pengaplikasian tentang penerapan pengawasan kepada berbagai
beberapa model, strategi, pendekatan, metode dan jenis situasi yang berbeda tingkatan pengambilan
teknik pembelajaran terhadap materi-materi yang keputusan. Dari teori kontrol dapat diterapkan
tertuang dalam kurikulum, sehingga tertata secara kepada manusia, mesin, sistem mesin, biologi, sosial,
rinci waktu pelaksanaannya. politik, dan sitem teknik. Dengan demikian kontrol
Di sisi lain pengorganisasian adalah proses di adalah merupakan suatu cara untuk meningkatkan
mana pekerjaan yang ada dibagi dalam komponen- pekerjaan suatu sistem. Kontrol sebagai fungsi
komponen yang dapat ditangani dan aktivitas dari sistem yang memberikan penyesuaian dalam
mengkoordinasi hasil-hasil yang akan dicapai. mengarahkan kepada rencana, pemeliharaan dari
Dalam pelaksanaannya di kelas, pekerjaan itu dibagi- variasi-variasi dan sasaran-sasaran sistem dalam
bagikan kepada siswa. Pengorganisasian mencakup batas-batas yang diperbolehkan. Merancang evaluasi
siapa melakukan apa; siapa memimpin siapa; termasuk tugas seorang guru ketika membuat
menetapkan saluran komunikasi; dan memusatkan rancangan pembelajaran. Karena tugas seorang
sumber-sumber daya terhadap sasaran. perancang sistem dalam konteks pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran, dalam pelaksanaan adalah mengorganisir orang-orang, material,
pembelajaran yang berkaitan dengan tugas guru dan prosedur-prosedur agar siswa belajar secara
dalam menolong siswa untuk mengembangkan efektif. Namun guru sebagai perancang tidak hanya
kapasitas pembelajaran yang memungkinkan menyiapkan rancangan evaluasi tetapi juga yang
aktivitas manajemen, sistem, dan proses yang melaksanakan evaluasi siswa itu untuk mengetahui
diperlukan untuk menangani kegiatan pembelajaran. hasil pembelajarannya.
Salah satu faktor keberhasilan seorang manajer dalam Menurut Dimyati dan Mujiono (1999) bahwa
melaksanakan pembelajaran adalah keterampilan evaluasi mencakup evaluasi hasil belajar dan
dan gaya memimpin. Keterampilan memimpin evaluasi pembelajaran (proses). Adapun evaluasi
mencakup keterampilan konseptual (pengetahuan), hasil belajar menekankan kepada diperolehnya
keterampilan teknikal, dan keterampilan interpersonal informasi tentang seberapa perolehan siswa dalam
(komunikasi). Pelaksanaan pembelajaran adalah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,
proses mempengaruhi orang lain untuk melakukan sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses
apa yang diinginkan pelaksana untuk mereka yang sistematis untuk memperoleh informasi
lakukan. Jadi, pelaksanaan pembelajaran berkaitan tentang efektifitas proses pembelajaran dalam
dengan kemampuan mempengaruhi orang lain, membantu siswa mencapai tujuan. Dengan demikian
karena itu intinya adalah hubungan antarmanusia. evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruk hasil
Guru sebagai pelaksana pembelajaran harus dari kegiatan pembelajaran sedangkan evaluasi
mampu memotivasi siswa untuk melakukan pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dari
pembelajaran dengan kiat-kiat: sebagai berikut: kegiatan pembelajaran.
terbuka dan transparan; penuh perhatian; saling Dapat dipahami bahwa evaluasi pembelajaran
ketergantungan dari satu pihak kepihak lain; berkaitan dengan pemahaman, peningkatan dan
keterpisahan untuk memungkinkan guru dan siswa pelaksanaan metode sebagai penelitian terhadap
menumbuhkan dan mengembangkan keunikan, aktifitas dan efisiensi dari semua aktivitas, yaitu:
kreativitas, dan individualitas masing-masing; dan bagaimana program pembelajaran telah dirancang,
pemenuhan kebutuhan bersama. seberapa baik rancangan pembelajaran dilaksanakan,
Pengawasan pembelajaran adalah melakukan dan seberapa baik pembelajaran telah dikelola.
evaluasi pembelajaran, mengukur hasil belajar, Pendapat lain dikemukakan Hamalik (2010)
dan memimpin dengan dituntun oleh tujuan. yang menyatakan evaluasi adalah suatu proses
Dalam konteks manajemen pembelajaran, kontrol berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran
(pengawasan) adalah suatu pekerjaan yang dilakukan informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang
214 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 2, OKTOBER 2014

dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran.
Pengertian di atas, menurut Hamalik (2010) Jakarta: Rienika Cipta.
memberikan tiga implikasi, yaitu: (1) evaluasi Fathoni, A. 2007. Bahan Matematika. (http:/rbayars.
adalah proses yang terus menerus bukan hanya pada wordpress.com/2007/ 05/30/Komunikasi-dalam-
akhir pembelajaran, akan tetapi dimulai sebelum Matematika.html), diakses 5 Januari 2014.
dilaksanakannya pembelajaran sampai dengan Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
berakhirnya pembelajaran, (2) proses evaluasi Bumi Aksara.
senantiasa diarahkan kepada tujuan tertentu, yaitu Hudoyo, H. 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika
untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang dan Pelaksanaannya di Depan Kelas. Surabaya:
bagaimana memperbaiki pembelajaran, dan (3) Usaha Nasional.
evaluasi menurut penggunaan alat-alat ukur yang Hudoyo, H. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi Rineka Cipta.
yang dibutuhkan guna membuat keputusan. Itu berarti Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi
evaluasi berkaitan dengan proses pengumpulan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan dan Sukses
informasi yang memungkinkan kita menentukan dalam Sertifikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
tingkat kemajuan pembelajaran, dan ketercapaian Mulyasa. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah Profesional,
tujuan pembelajaran dan bagaimana berbuat yang Konsep Strategi dan Informasi. Bandung: Remaja
lebih baik pada waktu mendatang. Rosda Karya
Setiap guru harus mengetahui dan terampil Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi
melakukan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
maupun evaluasi pembelajaran. Guru akan dianggap National Council of Teacher of Mathematics. 2009.
memiliki kualifikasi kemampuan mengevaluasi Principles and Standarts for Mathematics. Reaster,
VA: NCTM.
apabila guru mampu menjawab apa, bagaimana,
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
dan untuk apa dilakukan kegiatan evaluasi dalam
Rusmini. 2001. Pengajaran Remedial Teori dan
pembelajaran dan hasil belajar.
Penerapannya. Jakarta: Nimas Maltima.
Dengan demikian dalam artikel ini yang
Sagala, S. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran.
dimaksud dengan manajemen pembelajaran
Bandung: Alfabeta.
matematika adalah seperangkat pengetahuan
Sagala, S. 2007. Manajemen Strategi dalam Peningkatan
teoretis yang harus dimiliki guru yang berkaitan
Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
dengan fungsi-fungsi manajemen pembelajaran
Saud, U.S. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung:
dengan indikator: perencanaan; pengorganisasian,
Alfabeta.
kepemimpinan; dan pengawasan.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
KESIMPULAN
Laksono, S. 2013. Kemampuan Profesional Guru
Berdasarkan kajian konseptual ini, dapat Biologi Dalam Memahami dan Merancang Model
disimpulkan: (1) manajemen pembelajaran Pembelajaran Konservasi Biodiversitas di SMA.
matematika adalah penerapan fungsi-fungsi Cakrawala Pendidikan, XXXII (3): 408-419.
manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian, Usman. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung:
implementasi, dan evaluasi; (2) sesuai dengan Remaja Rosdakarya.
sifat matematika yang abstrak, logis, sistematis, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20
dan penuh dengan lambang-lambang, maka sangat Tahun 2003
diperlukan model, strategi, pendekatan, metode, dan Undang-undang Guru dan dosen No 14 Tahun 2005.
teknik pembelajaran yang baik, sehingga tercipta
suasana belajar yang menyenangkan; dan (3) Susun
sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebagai landasan dalam pelaksanaan pembelajaran,
tidak disimpan di laci guru yang hanya difungsikan
ketika diminta oleh pengawas.

DAFTAR RUJUKAN
Admosudirdjo, P.. 2000.Manajemen Pendidikan Indonesia.
Jakarta: Karya Kencana.

Anda mungkin juga menyukai