Anda di halaman 1dari 38

Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No.

2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

PENGARUH FAKTOR BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI, DAN


PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA RESTORAN GADO-GADO BOPLO
(Studi Kasus: Restoran Gado-Gado Boplo Panglima Polim Jakarta
Selatan)

Agung Suprayitno, Siti Rochaeni, Rahmi Purnomowati

ABSTRAK
Tujuan Penelitian untuk mengetahui : (1) karakteristik responden terhadap keputusan
pembelian (2)pengaruh faktor budaya terhadap keputusan pembelian konsumen (3)
pengaruh faktor sosial terhadap keputusan pembelian konsumen (4) pengaruh faktor pribadi
terhadap keputusan pembelian konsumen.(5) pengaruh faktor psikologi terhadap keputusan
pembelian konsumen (6) pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi terhadap
keputusan pembelian konsumen Hasil penelitian ini yaitu: 1) Karakteristik responden yang
melakukan pembelian di Restoran Gado-Gado Boplo sebagian besar adalah laki-laki sudah
menikah pada usia dewasa (25-50 tahun). Pekerjaan paling dominan adalah Pegawai
Negeri Sipil, sebagian pegawai swasta. Pendidikan terakhir konsumen Gado-Gado Boplo
mayoritas sarjana. Alasan konsumen membeli produk dari Restoran Gado-Gado Boplo
karena kualitas. 2) Faktor budaya berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan memiliki
arah positif, dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 0,119, nilai t hitung lebih besar
dari t tabel (2,258>1,96), dan nilai signifikansi sebesar 0,026<0,05. 3) Faktor sosial
berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan memiliki arah positif, dibuktikan dengan
koefisien regresi sebesar 0,358, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (4,736>1,96) dan
nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05. 4) Faktor pribadi berpengaruh terhadap keputusan
pembelian dan memilki arah positif, dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 0,156, nilai
t hitung lebih besar dari t tabel (2,301>1,96), dan nilai signifikansi sebesar 0,024 <0,05. 5)
Faktor psikologi berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan memilki arah positif,
dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 0,164, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
(2,747>1,96), dan nilai signifikansi sebesar 0,007 <0,05. 6) Faktor budaya, sosial, pribadi,
dan psikologi berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Kata kunci : Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, Psikologi, Keputusan Pembelian Konsumen,
Restoran Gado-Gado Boplo Panglima Polim, Jakarta Selatan

177
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

ABSTRACT
Objective to determine: (1) the characteristics of the respondent on purchase decisions (2)
the influence of cultural factors on consumer purchasing decisions (3) the influence of social
factors on consumer purchasing decisions (4) the influence of personal factors on consumer
purchasing decisions. (5) The influence of psychological factors on consumer purchasing
decisions (6) the influence of cultural, social, personal, and psychology on consumer
purchasing decisions the results of this study are: 1) Characteristics of respondents who
make purchases in Restaurants Gado-Gado Boplo mostly men are married in adulthood (25-
50 years). Employment is the most dominant Civil Servants, partly private employees. Last
Educational consumers Gado-Gado Boplo majority of scholars. The reason consumers buy
products from Gado-Gado Restaurant Boplo for quality. 2) Cultural factors influence the
purchase decisions and have a positive direction, as evidenced by a regression coefficient
of 0.119, the value of t is greater than t table (2.258> 1.96), and the significant value of
0.026 <0.05. 3) Social factors influence the purchase decisions and have a positive direction,
as evidenced by a regression coefficient of 0.358, the value of t is greater than t table (4.736>
1.96) and the significant value of 0.000 <0.05. 4) Personal factors influence the purchase
decisions and have a positive direction, as evidenced by a regression coefficient of 0.156,
the value of t is greater than t table (2.301> 1.96), and a significance value of 0.024 <0.05.
5) psychological factors influence the purchase decisions and have a positive direction, as
evidenced by a regression coefficient of 0.164, the value of t is greater than t table (2.747>
1.96), and the significant value of 0.007 <0.05. 6) factor of cultural, social, personal, and
psychological influence on purchase decisions.

Keywords: Cultural Factors, Social, Personal, Psychology, Purchase DecisioConsumers,


Gado-Gado Restaurant Boplo Polim commander, Jakarta South

PENDAHULUAN makanan yang siap dibawa pulang atau take


a way. Konsumen tinggal memilih makanan
Gaya hidup masyarakat moderen di
yang diinginkan, dibawa pulang, maupun
kota besar khususnya di Jalan Panglima
dibungkus. Alasan pemilihan makanan siap
Polim Jakarta Selatan menginginkan
saji dikarenakan praktis, selain itu biaya
makanan yang siap saji di karenakan
yang dikeluarkan untuk membeli makanan
mereka tidak memiliki waktu untuk
siap saji relatif murah (Alamsyah, 2009:12).
memasak sendiri serta menyiapkan
Salah satu produk atau brand dari makanan
makanan di rumah karena disibukan oleh
siap saji adalah Gado-Gado Boplo. Gado-
berbagai macam rutinitas yang padat.
Gado Boplo merupakan makanan yang
Konsumen ditengah kesibukan atau
memiliki perpaduan budaya Jawa Tengah
rutinitas yang padat bisa membeli makanan
dengan DKI Jakarta yang didominasi untuk
siap saji tidak hanya di restoran, tetapi juga
dapat menghasilkan cita rasa yang khas.
dari food service yang ada seperti
Gado-Gado Boplo menjadi salah satu
supermarket, hypermart, maupun counter
makanan siap saji yang dapat di jadikan

178
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

sebagai alternatif konsumen dalam pelaku bisnis membuka restoran untuk


memenuhi kebutuhan terhadap makanan. memenuhi kebutuhan pangan konsumen.
Gado-Gado Boplo memilki penyajian yang
Dari segi psikologi, menurut Kotler
berbeda dengan gado-gado yang ada pada
(2005:216), merupakan karakteristik
umumnya. Kacang mete merupakan salah
pengenalan terhadap perasaan seseorang,
satu saus kacang yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis terhadap
bumbu pada gado-gado, penyajiannya
keputusan pembelian. Konsumen yang
dengan dibaluri kombinasi yang terdapat
datang kebanyakan karena merasa lapar,
pada gado-gado, seperti: bayam, selada air,
sehingga adanya motivasi konsumen untuk
telor, tempe, tauge, lontong, dan kacang
memenuhi kebutuhan biogenik seperti rasa
panjang. Selain itu sayuran yang digunakan
haus, dan lapar. Konsumen
menggunakan sayur organik, seperti bayam
mempertimbangkan terlebih dahulu
dan selada air. Fitur-fitur seperti kacang
mengenai produk yang terdapat pada
mede, sayuran, tempe, tauge, dan telur
restoran, apakah produk tersebut sudah ada
merupakan salah satu elemen yang dapat
atau belum, kebiasaan konsumen dalam
menyatu menjadikan sebuah produk atau
membeli biasanya berdasarkan keyakinan
brand bernama Gado-Gado Boplo dan
mengenai apa yang di beli dan kelebihan
memberikan rasa khas pada bumbu yang
apa yang terdapat pada produk tersebut.
berasal dari kacang mete maupun sayuran
organik. Salah satu faktor tersebut dapat
memberikan pengaruh lebih dari faktor
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh
yang lain. Pola konsumsi masyarakat
Nielsen (2008;10) menunjukkan bahwa
terhadap suatu produk terbentuk karena
85% masyarakat kota di Indonesia
pengaruh budaya, sosial, pribadi dan
mengkonsumsi makanan di restoran cepat
psikologi. Setelah mereka mengetahui
saji, sebesar 28% yaitu minimal satu kali
produk yang dibutuhkan maka konsumen
dalam seminggu. Presentase tersebut
akan mengambil suatu keputusan apakah
semakin meningkat setiap tahunnya karena
membeli atau tidak membeli produk
pergeseran trend masyarakat dalam
tersebut.
mengonsumsi makanan di restoran siap saji.
Pada kenyataannnya sekarang ini banyak Table 12. Merk dan Presentase Pangsa
sekali perusahaan yang menghasilkan suatu Pasar Gado-Gado di Menteng Jakarta Pusat
produk yang sama atau sejenis, berlomba Tahun 2014
untuk bersaing merebut pasar konsumen.
No Merk Presentase
Oleh karena itu, perusahaan harus mampu 1 Gado-Gado Boplo 6,29 %
mengetahui apa yang selama ini menjadi 2 Gado-Gado Cemara 4,2%
kebutuhan dan keinginan konsumen 3 Gado-Gado Bonbin 3,7%
terhadap suatu produk selain hal-hal
Sumber : www.kulinerart.com. (2014: 10)
menciptakan produk yang berkualitas,
pelayanan yang memuaskan, dan merek Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
yang terkenal di pasaran. Banyaknya mulai banyak bermunculan pesaing baru di
konsumen yang semakin membutuhkan industri restoran siap saji gado-gado yang
makanan siap saji menyebabkan para menawarkan produk gado-gado sebagai

179
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

menu utama. Presentase dari Restoran memiliki nilai sosial atau gengsi tersendiri
Gado-Gado Boplo lebih tinggi dari yang mampu meningkatkan status dirinya.
pesaingnya dikarenakan restoran ini Oleh karena itu, untuk mengetahui
menjadi salah satu restoran favorit keluarga pengaruh terhadap faktor Budaya, Sosial,
yang memiliki banyak macam menu yang Pribadi, dan Psikologi, maka suatu
ditawarkan dibandingkan dengan merk penelitian mengenai “Pengaruh
gado-gado lain. Kendala yang dialami oleh
Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan
pihak manajemen Restoran GadoGado
Psikologi Konsumen Terhadap
Boplo adalah terdapatnya beberapa saran
Keputusan Pembelian (Studi Kasus :
dan masukan dari konsumen mengenai
Restoran Gado-Gado Boplo, Panglima
harga yang ditawarkan Restoran Gado-
Polim, Jakarta Selatan)” perlu dilakukan.
Gado Boplo terlalu mahal dibandingkan
Untuk melihat sejauh mana faktor budaya,
produk lain. Permasalahan dalam proses
sosial, pribadi, dan psikologi mampu
keputusan pembelian produk di Restoran
mempengaruhi konsumen dalam
Gado-Gado Boplo karena adanya dorongan
melakukan keputusan pembelian di
terhadap kebutuhan rasa lapar serta
Restoran Gado-Gado Boplo.
dorongan bersosialisasi untuk mencoba hal
baru atau pencitraan. Permasalahan lain
budaya konsumsi masyarakat kian METODE PENELITIAN
meningkat dikarenakan adanya pengaruh
lingkungan yang menyebabkan konsumen Lokasi dan Waktu Penelitian
terbiasa untuk mengkonsumsi makanan Penelitian ini dilakukan di Restoran
cepat saji, ditinjau dari tingkat keseringan Gado-Gado Boplo cabang Panglima Polim
konsumen dalam memenuhi kebutuhan IX No.124 Kelurahan Melawai, Kecamatan
pangan. Perubahan gaya hidup konsumen Kebayoran Baru Jakarta-Selatan. Lokasi ini
pada era modern terutama yang memilki dipilih secara sengaja (Purposive) dengan
jumlah penghasilan tinggi menginginkan pertimbangan bahwa Gado-Gado Boplo
makanan yang cepat saji atau praktis guna merupakan restoran yang menyediakan
memenuhi kebutuhan mereka, hal ini makanan tradisional dengan nuansa modern
disebabkan terjadinya peningkatan terhadap dan sayuran yang digunakan organik.
keputusan pembelian. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari-
Banyaknya produk pesaing yang April 2015.
bermunculan dari industri restoran siap saji Metode Pengolahan dan Analisis Data
salah satunya gado-gado mencerminkan
gaya hidup yang menyebabkan pola Metode pengolahan dan analisis
konsumsi masyarakat berubah. Pola data dalam penelitian ini menggunakan
konsumsi masyarakat yang berubah serta regresi linier berganda. Untuk memenuhi
prospek industri cepat saji yang baik persyaratan regresi linier berganda
menimbulkan banyak perusahaan muncul diperlukan pengujian alat instrumen dengan
dalam menjual makanan cepat saji di menggunakan 20 responden awal sebagai
Indonesia. Kecenderungan masyarakat percobaan (uji coba). Kuisioner yang telah
perkotaan bahwa makan di restoran siap saji valid dan reliabel disebarkan kepada 100
orang responden untuk mengumpulkan data

180
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

penelitian. Kuisioner yang telah terisi oleh Uji Instrumen


responden dilakukan proses koding,
Instrumen penelitian yang berupa
scoring, tabulasi, dan pembobotan.
kuisioner diuji dengan menggunakan uji
Pembobotan setiap variabel merupakan data
validitas dan reabilitas.
penelitian yang perlu dilakukan uji asumsi
klasik untuk melihat apakah data yang 1. Uji validitas
terkumpul sudah layak berdasarkan uji Uji validitas merupakan derajat
normalitas, uji multikolinieritas, dan uji ketepatan antara data yang terjadi pada
heteroskedastisitas. objek penelitian dengan data yang dapat
Data yang sudah layak, dilakukan pengujian dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono,
dengan menggunakan analisis regresi linier 2012:203). Dalam pengujian validitas untuk
berganda untuk menguji hipotesis yang setiap butir pertanyaan dalam kuisioner
telah dirumuskan. Regresi digunakan untuk menggunakan analisis item yaitu dengan
mengetahui pengaruh variabel bebas: mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan
Budaya (X1), Sosial (X2),Pribadi (X3), dan dengan skor total menggunakan rumus
Psikologi (X4), terhadap variabel terikat: teknik Korelasi Pearson.
keputusan pembelian (Y). Pengolahan dan
analisis data pada penelitian ini dilakukan ⁺ ̱ Uji validitas digunakan untuk mengukur sah
1 bulan. Hambatan yang dialami dalam atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu
proses pengumpulan data, terdapatnya kuisioner dikatakan valid jika pernyataan
keengganan konsumen untuk mengisi pada kuisioner mampu mengungkapkan
kuisioner, karena mengganggu konsumen sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner
dalam menikmati hidangan, solusi dari tersebut (Ghozali, 2010:52).
kendala ini melakukan pendekatan kepada Uji validitas ini menggunakan
konsumen dengan cara meminta rumus Pearson Correlation (karena data
ketersediaan untuk mengisi kuisioner yang digunakan skala likert 1-5 dengan data
setelah menikmati hidangan di Restoran interval dan teknik samplingnya random)
Gado-Gado Boplo. dan alat bantu SPSS.
Analisis data yang digunakan untuk Rumus dari teknik uji Validitas ini adalah
mengetahui karateristik konsumen dalam sebagai berikut
pengambilan keputusan pembelian produk
gado-gado boplo dengan menggunakan r= n=(∑XY) – (∑X∑Y)
analisis deskriptif yaitu analisis
√[n=∑X –(∑X )][n∑ Y –(∑Y)
2 2 2 2

karakteristik responden. Analisis data yang


digunakan untuk mengetahui pengaruh Dengan keterangan sebagai
faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi berikut:
terhadap keputusan pembelian
R = koefisien korelasi
menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan bantuan statistical X = skor pertanyaan
package for the social science SPSS versi
N = jumlah responden
18.
Y = skor total

181
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan


lain atau mengukur korelasi antar jawaban
Kriteria yang digunakan untuk
pertanyaan dengan Alpha Cronbach dengan
menyatakan bahwa data tersebut valid atau
bantuan SPSS.
tidak adalah sebagai berikut:
Rumus dari teknik uji Reliabilitas
1. Jika nilai pearson correlation > 0,3, di
ini menurut Umar (2003:207) adalah
nyatakan butir valid (r hitung> r tabel)
sebagai berikut:
2. Jika nilai pearson correlation < 0,3, di
2
nyatakan butir tidak valid (r hitung<rtabel) r11=( k ) (1-∑ơb )
2
k-1 ơt  
Hasil uji validitas penelitian
menunjukkan hampir semua butir
Dengan keterangan sebagai berikut:
pertanyaan valid. Dari total 35 butir
pertanyaan, sebagian besar memiliki nilai r11 : reliabilitas instrumen k
koefisien correlation > 0,3.Dari proses uji : banyak butir pertanyaan ơ t2 :
validitas terdapat butir variabel yang tidak varians total ∑ơ2b : jumlah varians
valid, yaitu: variabel budaya pada butir 1, 2, butir Kriteria instrumen dapat
dan 3 dan variabel psikologi pada butir 1 dikatakan reliabel, (menurut Ghozali:
memiliki nilai koefisien korelasi < 0,3. Butir 2011:48), apabila:
pertanyaan yang tidak validdi keluarkan
1. Alpha Cronbach > 0,6 konstruk
dari kuisioner (didrop). Sedangkan butir
dikatakan reliabel
pertanyaan variabel yang valid, yaitu:
variabel budaya pada butir 4,5,6,7,8,9,10, 2. Alpha Cronbach < 0,6 konstruk
variabel sosial pada butir dikatakan tidak reliabel

1,2,3,4,5,6, variabel pribadi pada butir Proses pengujian validitas dan


1,2,3,4,5, variabel psikologi pada butir reliabilitas dengan menggunakan data
2,3,4,5,6,7,8, dan variabel keputusan dari 20 responden awal untuk 35
pembelian pada butir 1,2,3,4,5,6, memiliki pertanyaan dalam kuisioner. Hasil uji
nilai koefesien korelasi >0,3. Butir instrumen terdapat 4 pertanyaan tidak
pertanyaan yang valid sebanyak 31 memenuhi uji validitas (reliabilitas)
pertanyaan pada kuisioner. Masing-masing atau keduanya, sehingga yang
butir pertanyaan yang valid selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan data
dilakukan pengolahan dengan sebanyak 31 pertanyaan dalam
menggunakan analisis regresi linier kuisioner.
berganda. Hasil uji validitas dapat dilihat Penelitian ini menggunakan
pada Lampiran 3. uji reliabilitas dengan teknik Alpha
2. Uji Reliabilitas Cronbach. Hasil uji reliabilitas
menunjukan 31 pertanyaan variabel
Menurut Ghozali (2011:47) uji
pada instrumen penelitian memiliki
reliabilitas adalah alat untuk mengukur
nilai Cronbach Alpha > 0,6 sehingga
suatu kuisioner yang merupakan indikator
dapat dikatakan butir pertanyaan
dari variabel atau konstruk. Teknik ini
reliabel. Menurut siregar (2014:173)
pengukurannya hanya sekali kemudian

182
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

kriteria suatu instrumen dikatakan mempunyai distribusi yang normal.


reliabel yaitu apabila koefisien Asumsi normalitas dapat dilihat dari
reliabilitas (r11) bernilai > 0,6. Hasil tampilan p-plot.
uji reliabilitas penelitian ini dapat
2. Uji Multikolinieritas
dilihat pada Lampiran 3
Uji ini bertujuan untuk
Uji Asumsi Klasik
menguji apakah pada model regresi
1. Uji Normalitas ditemukan adanya korelasi diantara
variabel independen. Model regresi
Pada penelitian ini uji
yang baik seharusnya tidak terjadi
normalitas menggunakan normal
korelasi diantara variabel independen
probability plot atau p-plot. Menurut
karena akan mengurangi keyakinan
Ghozali (2011:160) tujuan uji
dalam pengujian signifikansi.
normalitas adalah ingin mengetahui
apakah dalam model regresi variabel Untuk mendeteksi ada atau
pengganggu atau residual memiliki tidaknya gejala multikolinieritas
distribusi normal. Model regresi yang didalam model regresi ini dengan
baik adalah memilki distribusi data melihat nilai Variance Inflation
normal atau mendekati normal. Factor (VIF), nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukkan adanya
Normal probability plot pada
multikolinieritas adalah nilai VIF>10.
prinsipnya normalitas dapat dideteksi
Dasar pengambilan keputusan,
dengan melihat penyebaran data
apabila nilai VIF >10, maka terjadi
(titik) pada sumbu diagonal atau dari
multikolinieritas, sebaliknya apabila
grafik atau dengan melihat histogram
nilai VIF <10 dan tolerance
residualnya. Dasar pengambilan
mendekati 1, maka tidak terjadi
keputusan:
multikolinieritas (Sarjono, 2011:70).
1. Jika data menyebar di sekitar garis
3. Uji Heteroskedastisitas
diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya Uji ini bertujuan untuk
menunjukkan pola distribusi normal, melihat apakah dalam model regresi
maka model regresi memenuhi terjadi ketidaksamaan variabel dari
asumsi normalitas residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varian
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal
dari residual satu pengamatan ke
dan atau tidak mengikuti arah garis
pengamatan lain tetap, maka disebut
diagonal atau grafik histogram tidak
homoskedastisitas, dan jika berbeda
menunjukkan pola distribusi normal,
disebut heteroskedastisitas.
maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi
Menurut Santoso (2014:190),
heteroskedastisitas. Dalam penelitian
uji normalitas dilakukan untuk
ini Uji heterokedastisitas dilakukan
mengetahui apakah dalam sebuah
dengan cara melihat grafik scatter plot
model regresi nilai residu dari regresi

183
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

antar prediksi variabel dependen a = Koefisien konstanta


(ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Uji heterokedastisitas b1 – b4 = Koefisien independen
dengan grafik scatter plot pada variabel = parameter
e = Standar error atau error
prinsipnya dilakukan dengan cara
term
melihat antar prediksi variabel
dependen (ZPRED) dengan
residualnya (SRESID). Menurut
Untuk dapat menduga
(Ghozali, 2011:139), dasar analisis
besaran koefisien regresi atau
heteroskedastisitas sebagai berikut:
parameter masingmasing variabel
1. Jika ada pola yang jelas, seperti titik- dilakukan uji statistik. Ketetapan
titik yang ada membentuk pola fungsi dari model persamaan regresi
tertentu yang teratur, maka terjadi keputusan pembelian Gado-Gado
heteroskedaktisitas, Boplo dalam menaksir nilai dugaan
parameter dapat diukur dengan Uji
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti
t,Uji F,dan Uji R2 atau nilai koefisien
titik-titik menyebar di atas dan di
determinasi.
bawah angka nol pada sumbu Y,
maka tidak terjadi hetroskedastisitas Uji Hipotesis
atau homoskedaktisitas
1. Uji- t (Pengujian Parameter Regresi
Analisis Regresi Linear Berganda Secara parsial)
Analisis regresi berganda Uji t digunakan untuk
dalam penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
mengetahui besarnya pengaruh satu variabel penjelas atau
variabel independen terhadap variabel independen secara individual dalam
dependen. Adapun bentuk umum menerangkan variasi variabel
persamaan regresi berganda yang dependen. Uji ini digunakan untuk
digunakan dalam penelitian ini menguji signifikansi hubungan antara
sebagai berikut : variabel
X dan Y. Apakah variabel budaya
Y = a + b1X1 +b2X2 +b3X3 +b4X4+e
(X1), sosial (X2), pribadi (X3) dan
psikologi
Di mana :
(X4) benar-benar berpengaruh
Y = Keputusan pembelian
X1 = Budaya
terhadap variabel keputusan
X2 = Sosial pembelian konsumen (Y) secara
terpisah atau parsial. Uji ini dilakukan
X3 = Pribadi dengan membandingkan t hitung
dengan t tabel. Kriteria pengujian
X4 = Psikologi dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05.

184
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

Untuk mengkaji pengaruh mempunyai pengaruh secara


variabel independen terhadap bersama-sama terhadap variabel
dependen secara individu dapat dependen (Ghozali, 2011:98).
dilihat hipotesis berikut:
Pada uji F jika tingkat signifikansi lebih
1. H0: Tidak terdapat pengaruh antara kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan
faktor budaya, sosial, pribadi, dan bahwa variabel independen secara
psikologi konsumen terhadap simultan atau bersama-sama
keputusan pembelian . mempengaruhi variabel dependen
(untuk tingkat signifikansi = 5%),
2. H1: Terdapat pengaruh antara faktor
maka variabel independen secara
budaya, sosial, pribadi, dan psikologi
serentak berpengaruh terhadap
konsumen terhadap keputusan
variabel dependen. Sedangkan jika
pembelian .
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
Kriteria Uji : maka variabel independen secara
H0 ditolak apabila : Thitung> Ttabel, serentak tidak berpengaruh terhadap
derajat bebas tertentu(H1diterima), variabel dependen. Kaidah pengujian
atau (variabel bebas / independen signifikansi:
dalam model berpengaruh nyata Jika Fhitung > Ftabel , pada taraf nyata α
terhadap variabel terikat / dependen) : tolak H0 (secara bersama-sama
H0 diterima apabila : Thitung< Ttabel , variabel yang digunakan berpengaruh
derajat bebas tertentu (H1 ditolak), nyata terhadap parameter dependen
atau (variabel bebas /independen yaitu Y)
dalam model tidak berpengaruh nyata Jika F hitung < Ftabel, pada taraf nyata α:
terhadap variabel terikat/dependen) terima H0 (secara bersama-sama
variabel yang digunakan tidak
berpengaruh nyata terhadap
Rumus t hitung yaitu: parameter dependen yaitu Y)
thitung = ŕ√n-2 Rumus uji F hitung yaitu:
2
√1-r
F-hitung= R(N-m-1)
Keterangan : t = tingkat signifikan
M (1-R)
r = nilai koefisien regresi
n = jumlah sampel Keterangan : N = banyak data
m= jumlah variabel
independen
2. Uji- F (Pengujian SerentakSeluruh 3. Uji - R2( Koefisien Determinasi)
Parameter Dugaan)
Uji R2 digunakan untuk melihat seberapa
Uji F menunjukkan apakah semua besar variabel yang dimasukkan ke
variabel independen yang dalam model dapat menerangkan
dimasukkan ke dalam model regresi model. Secara verbal R² merupakan

185
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

besaran yang paling sering digunakan 0,11‐ Rendah 


0,30   ketepatanya  
untuk mengukur goodness of fit
(kesesuaian model) garis regresi. 0,31‐ Cukup 
0,50   ketepatanya  
Ghozali (2011:97) berpendapat
bahwa koefisien determinasi (R2) >0,50   Tinggi 
ketepatamya  
pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam    

menerangkan variasi variabel


dependen. Koefisien determinasi
digunakan agar mengetahui kuatnya
pengaruh dari seluruh variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
independen: budaya (X1), sosial
Karakteristik Responden
(X2), pribadi (X3), dan psikologi
(X4) terhadap variabel dependen: Responden dalam penelitian ini
keputusan pembelian (Y). berjumlah 100 orang. Responden tersebut
merupakan konsumen dari Restoran Gado-
Semakin tinggi nilai koefisien
Gado Boplo. Penulis melakukan
determinasi (R2) berarti model
penyebaran kuisioner pada jam makan siang
dugaan yang diperoleh semakin
(pukul 13.00 – 15.00). Responden diminta
akurat untuk meramal variabel
kesediaan untuk mengisi angket yang telah
dependen. Sebaliknya, jika semakin
disediakan. Karakteristik umum responden
rendah atau mendekati 0, maka
dalam penelitian ini terbagi atas Identitas
variabel independen secara
Responden dan Pendapat atau Persepsi
keseluruhan tidak dapat menjelaskan
Konsumen. Identitas Responden terdiri
variabel dependen. Untuk mengukur
atas: usia, jenis kelamin, status pernikahan,
kemampuan variabel independen
pendidikan terakhir, besar pengeluaran
dalam menjelaskan keragaman
dalam sebulan, jenis pekerjaan, lama
variabel dependen yang diteliti. R2
bekerja, alasan membeli produk dari
memiliki range antara 0≥R2≤1.
Restoran Gado-Gado Boplo, menu yang
Apabila R2 bernilai 1 maka garis
sering dipesan maupun dipilih saat
regresi menjelaskan 100% variasi
pembelian, dan kepuasan konsumen
dalam variabel dependen. Sedangkan
terhadap Restoran Gado-Gado Boplo.
jika R2 bernilai 0 maka garis regresi
Sedangkan Pendapat atau Persepsi
tidak menjelaskan variasi variabel
Konsumen terdiri atas hal-hal yang
dependen. Semakin besar nilai R2,
berkaitan dengan faktor budaya, sosial,
maka semakin baik model regresi
pribadi dan psikologi responden. Identitas
yang diperoleh (Widarjono, 2007:71).
responden akan dibahas lebih rinci seperti
Rumus yang digunakan adalah:
berikut ini :
KD = R2x  Usia
100%  
<0,10   Buruk  Usia dapat mempengaruhi selera
ketepatanya   seseorang dalam mengkonsumsi suatu
makanan. Orang akan mengubah barang

186
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

dan jasa yang mereka beli sepanjang terutama dalam memilih menu makanan.
kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera Biasanya usia dewasa lebih cenderung
seseorang akan berubah sesuai dengan usia. berpikir pola hidup sehat yaitu dengan
Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup memilih konsumsi makanan serba sayuran
keluarga, sehingga pemasar hendaknya (vegetarian). Sedangkan untuk usia remaja
memperhatikan minat pembelian yang mereka lebih menyukai makanan yang
terjadi yang berhubungan dengan daur serba instant tanpa memikirkan pola hidup
hidup manusia (Simamora, 2004:145). sehat. Usia remaja cenderung mencari
Ditinjau dari aspek usia karakteristik hiburan serta lebih mengikuti gaya hidup
konsumen Restoran Gado-Gado Boplo modern. Banyaknya usia 25-50 tahun yang
dapat dilihat pada Tabel 3 datang disebabkan karena usia tersebut
merupakan usia produktif. Mereka lebih
berikut.
cenderung bersosialisasi dengan rekannya,
Tabel 3. Identitas Responden Berdasarkan mencoba hal baru, dan relatif mudah
Usia di Restoran Gado-Gado Boplo terpengaruh oleh ajakan teman, biasanya
Panglima Polim tahun 2015 lebih sering pergi bersama keluarga (relasi).
Sesuai teori yang dikemukakan oleh
No Usia Jumlah Presentase (%) Kotler (2005:213), usia akan mendorong
terjadinya perubahan jenis makanan yang
1 18 – 24 14 14
dikonsumsinya sehubungan dengan
2 25 – 50 86 86
kecenderungan mencari makanan yang
Jumlah 100 100 sehat untuk menunjang aktifitasnya sehari-
hari, disamping pemenuhan gaya hidup
Sumber: data primer (diolah)
ialah menjalin komunikasi dengan relasi,
dan sebagai investasi di hari tuanya.
Dari Tabel 3 dapat diketahui Jenis Kelamin
karakteristik responden dilihat dari usia.
Ditinjau dari aspek jenis kelamin
Pada Tabel diatas, diketahui bahwa
karakteristik konsumen Restoran Gado-
sebanyak 86 responden berumur 25-50
tahun dengan presentase 86%, 14 responden Gado Boplo dapat dilihat pada Tabel 4
berumur 18-24 tahun dengan presentase berikut.
14%, dari total responden 100 orang dengan Tabel 4. Identitas Responden Berdasarkan
presentase kumulatifnya 100%. Hal ini Jenis Kelamin di Restoran Gado-
berarti konsumen dari restoran Gado-Gado Gado Boplo Panglima Polim tahun 2015
Boplo didominasi oleh usia dewasa pada
kisaran 25-50 tahun dimana sebagian besar Jenis Presentase
respoden pada usia tersebut lebih cenderung No. Kelamin Jumlah (%)
memikirkan memilih makanan yang sehat 1 Laki-laki 52 52
untuk dikonsumsi. 48 48
2 Perempuan
Pada usia dewasa pola berpikir lebih Jumlah 100 100
matang dibandingkan dengan usia remaja
Sumber : data primer (diolah)

187
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

Jumlah 100 100


Dari Tabel 4 dapat diketahui Sumber : data primer (diolah)
karakteristik konsumen dilihat dari jenis
kelamin responden. Pada Tabel diatas,
diketahui bahwa sebanyak 52 responden Dari Tabel 5 dapat diketahui
berjenis kelamin laki-laki dengan karakteristik responden dilihat dari status
presentase 52% dari 100 responden. pernikahan. Pada Tabel diatas, diketahui
Sedangkan sebanyak 48 responden berjenis bahwa sebanyak 73 responden berstatus
kelamin wanita dengan presentase 48% dari menikah dengan presentase 73%, 26
100 responden dengan presentase responden berstatus belum menikah dengan
kumulatifnya 100%. Hal ini disebabkan presentase 26%, 1 responden berstatus
karena lakilaki memiliki aktivitas pekerjaan janda dengan presentase 1% dari 100
diluar rumah maupun rutinitas kerja yang responden dengan presentase kumulatifnya
padat, dan mobilitas yang tinggi sehingga 100%. Hal ini berarti sebagian besar
dalam memenuhi kebutuhan pangan lebih konsumen Restoran Gado-Gado Boplo
memilih makanan cepat saji yang praktis. berstatus sudah menikah pada usia dewasa.
Berdasarkan pola konsumsi baik Sebagian besar konsumen yang
laki-laki dan perempuan memiliki sudah menikah umumnya lebih banyak
keinginan untuk memilih konsumsi pangan. beraktivitas diluar rumah karena bekerja.
Pemilihan terhadap pangan merupakan Mereka umumnya berkantor di sekitar
salah satu cara dalam menerapkan pola
hidup sehat dengan mengkonsumsi Restoran Gado-Gado Boplo. Aktivitas
makanan yang sehat. Salah satunya yang pekerjaan yang padat membuat mereka
terdapat di Restoran memiliki waktu terbatas sehingga untuk
memenuhi kebutuhan pangan pada jam
Gado-Gado Boplo. makan siang mereka melakukan pembelian
5.1.3 Status Pernikahan di Restoran Gado-Gado Boplo tersebut.
Selain itu pada hari weekend biasanya
Ditinjau dari aspek status pernikahan konsumen datang bersama keluarganya
karakteristik konsumen Restoran untuk memanfaatkan waktu kumpul
Gado-Gado Boplo dapat dilihat pada Tabel bersama.
5 berikut. Menurut Kotler (2005;210) keluarga
Tabel 5. Identitas Responden Berdasarkan mempunyai pengaruh langsung dalam
Status Pernikahan di Restoran Gado- pembelian konsumen. Karena setiap
Gado Boplo Panglima Polim tahun 2015 individu dalam keluargTingkat Pendidikan
Terakhir
Status Presentase
No. Pernikahan Jumlah (%) Ditinjau dari aspek Tingkat Pendidikan
73 73 Terakhir karakteristik konsumen
1 Menikah
2 Belum 26 26 Restoran Gado-Gado Boplo dapat dilihat
Menikah pada Tabel 6 berikut.
3 Janda/Duda 1 1

188
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

Tabel 6. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan seseorang akan


Tingkat Pendidikan Terakhir di Restoran berpengaruh terhadap pola konsumsinya.
Gado-Gado Boplo Panglima Polim tahun Konsumen yang berpendidikan tinggi
2015 cenderung berperilaku lebih kritis dan
berhati-hati dalam mengkonsumsi pangan.
Biasanya mereka mencari informasi terlebih
No Tingkat Jumlah Presentase dahulu sebelum melakukan pembelian.
Pendidikan (%) Konsumen yang berpendidikan akan lebih
1 SMP 0 0 memperhatikan kualitas pangan, nilai gizi,
2 SMA 17 17
kebersihan, dan pelayanan yang diberikan.
3 D3 18 18
4 S1 39 39 Pendidikan akan mempengaruhi
5 S2 24 24 kemampuan logika berpikir untuk menemu-
6 Lainnya 2 2 kenali kebutuhan pribadi secara tepat, dan
Jumlah 100 100 berhubungan dengan kemampuan untuk
Sumber: data primer (diolah) memilih dan mencari ketepatan dalam
menentukan alternatif,
(Kotler, 2005; 211).
Dari Tabel 6 dapat diketahui karakteristik
responden dilihat dari Tingkat Besar Pengeluaran dalam Sebulan

Pendidikan Terakhir. Tingkat Pendidikan Ditinjau dari aspek besar


Terakhir konsumen Restoran GadoGado pengeluaran dalam sebulan karakteristik
Boplo cukup bervariasi mulai dari SMA konsumen Restoran Gado-Gado Boplo
hingga Pasca Sarjana. Pada Tabel diatas, dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
diketahui bahwa sebanyak 39 responden Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan
berpendidikan Strata (S1) dengan Besar Pengeluaran dalam Sebulan di
presentase 39%, 24 responden
Restoran Gado-Gado Boplo
berpendidikan Strata 2 (S2) dengan
Panglima Polim tahun 2015
presentase
24%, 18 responden berpendidikan Diploma No Pengeluaran Jumlah Presentase
(Rp) (%)
dengan presentase 18%, 17 responden
1 < 2.700.000 13 13
berpendidikan SMA dengan presentase 2 2.700.000 – 27 27
17%, dan 2 responden berpendidikan 6.000.000
lainnya dengan presentase 2% dari 100 3 6.000.000 – 28 28
responden dengan presentase kumulatifnya 13.000.000
100%. Hal ini berarti sebagian besar 4 13.000.000 – 11 11
konsumen dari Restoran GadoGado Boplo 20.000.000
5 > 20.000.000 21 21
berpendidikan cukup tinggi hampir rata-rata
Jumlah 100 100
konsumen Restoran Gado-Gado Boplo
menempuh pendidikan hingga pasca Sumber: data primer (diolah)
sarjana.
Dari Tabel 7 dapat diketahui
karakteristik responden dilihat dari besar

189
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

pengeluaran dalam sebulan. Pada tabel di yang diperoleh oleh seseorang dan
atas, diketahui bahwa 28 responden berpengaruh terhadap kemampuan dalam
memiliki jumlah pengeluaran Rp 6.000.000 mengkonsumsi sebuah produk. Ditinjau
– 13.000.000 dengan persentase 28%, 27 dari aspek jenis pekerjaan karakteristik
responden memiliki jumlah pengeluaran Rp konsumen Restoran Gado-Gado Boplo
2.700.000 – 6.000.000 dengan persentase dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
27%, 21 responden memiliki jumlah
Tabel 8. Identitas Responden Berdasarkan
pengeluaran > Rp 20.000.000 dengan
Jenis Pekerjaan di Restoran Gado-
persentase 21%, 13 responden memiliki
Gado Boplo Panglima Polim tahun 2015
jumlah pengeluaran < Rp 2.700.000 dengan
persentase 13%, dan 11 responden memiliki Jenis Jumlah Presentase
jumlah pengeluaran Rp 13.000.000 – No Pekerjaan (%)
20.000.000 dengan persentase 11% dari 100 1 Pelajar/ 8 8
2 Mahasiswa 10 10
responden dengan persentase kumulatif
Ibu Rumah
100%. Hal ini berarti konsumen dari Tangga
Restoran Gado-Gado Boplo merupakan 3 Wiraswasta 11 11
konsumen kalangan menengah atas. 4 Pegawai 47 47
Negeri Sipil
Sebagian besar pengeluaran 5 Pegawai 14 14
konsumen Restoran Gado-Gado Boplo Swasta
dalam sebulan berkisar Rp 10.000.000. 6 Lainnya 10 10
Penghasilan sebesar ini menunjukkan Jumlah 100 100
responden merupakan karyawan yang
Sumber: data primer (diolah)
memiliki posisi menengah di tempat
kerjanya. Penghasilan yang dimiliki cukup Dari Tabel 8 dapat diketahui
untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dan karakteristik responden dilihat dari jenis
memenuhi kebutuhan gaya hidup di kota pekerjaan. Pada tabel di atas, diketahui
besar. Dalam hal pilihan makanan gadogado bahwa sebanyak 47 responden bekerja
mereka lebih memilih Restoran Gado-Gado sebagai pegawai negeri sipil dengan
Boplo dari pada makanan sejenis di tempat persentase 47%, 14 responden bekerja
lain. Menurut Kotler (2005; 215) sebagai pegawai swasta dengan persentase
pengeluaran seseorang akan berpengaruh 14%, 11 responden bekerja sebagai
dalam melakukan pembelian. Semakin wiraswasta dengan persentase 11%, 10
besar pengeluaran akan berpengaruh responden bekerja sebagai ibu rumah
terhadap menentukan alternatif selera tangga dengan presentase 10%, 10
mengkonsumsi dan pemenuhan kualitas responden lainnya bekerja sebagai dosen
makanan (Sukirno 2005; 81). dan wirausaha dengan persentase 10%, dan
8 responden bekerja sebagai pelajar atau
Jenis Pekerjaan
mahasiswa dengan presentase 8% dari 100
Mata pencarian atau pekerjaan yang responden dengan persentase kumulatifnya
dilakukan oleh seseorang dapat 100%. Hal ini berarti konsumen Restoran
mempengaruhi pola konsumsi. Pekerjaan Gado-Gado Boplo
seseorang berkaitan dengan penghasilan

190
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

didominasi bekerja sebagai pegawai negeri


sipil.
Dari Tabel 9 dapat diketahui
Letak Restoran Gado-Gado Boplo karakteristik responden dilihat dari lama
yang strategis didekat area perkantoran baik bekerja. Pada tabel di atas, diketahui bahwa
negeri maupun swasta, sehingga mayoritas 29 responden memiliki lama bekerja 3-10
konsumen yang berkunjung ke tahun dengan persentase 29%, 28 responden
memiliki lama bekerja <3 tahun dengan
Restoran Gado-Gado Boplo memiliki jenis
persentase 28%, 25 responden memiliki
pekerjaan sebagai pegawai negeri, dan
lama bekerja > 17 tahun dengan persentase
swasta karena letak kantornya berada tidak
25%, dan 18 responden memilki lama
jauh dari restoran. Pekerjaan seseorang
bekerja 10-17 tahun dengan presentase 18%
mempengaruhi pola konsumsi (Kotler
dari 100 responden dengan persentase
2005;214). Selain dekat dengan area
kumulatif 100%. Hal ini berarti konsumen
perkantoran letak strategis dari Restoran
Restoran Gado-Gado Boplo memiliki waktu
Gado-Gado Boplo berada tidak terlalu jauh
bekerja yang relatif lama. Prinsip dan
dengan kampus (sekolahan), perumahan
motivasi seseorang untuk bekerja memiliki
(pemukiman penduduk), tempat usaha
perbedaan antara orang satu dengan yang
(pusat bisnis). Akses Restoran berada pada
lain. Lama waktu bekerja tergantung dari
jalan utama (protokol), sehingga
masing-masing individu dalam
memudahkan konsumen untuk
menempatkan diri sesuai dengan karakter
mengunjungi Restoran Gado-Gado Boplo.
kepribadian yang
Lama Bekerja
dimiliki.
Ditinjau dari aspek identitas
Lama bekerja seseorang pada satu
responden berdasarkan lama bekerja
pekerjaan sangat berpengaruh terhadap
karakteristik konsumen Restoran Gado-
pengalaman kerja dan menambah
Gado Boplo dapat dilihat pada Tabel 9
pemenuhan kebutuhan hidup, melalui
berikut. peningkatan penghasilan diantaranya
Tabel 9. Identitas Responden Berdasarkan perubahan terhadap gaya hidup konsumen
Lama Bekerja di Restoran Gado- dalam pembelian salah satunya kebutuhan
Gado Boplo Panglima Polim tahun 2015 pangan. Jika seseorang tidak mampu untuk
bertahan dalam lingkup pekerjaan, maka
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
No Lama Jumlah Presentase pangan.
Bekerja (%) Alasan Membeli Produk Makanan Di
1 < 3 tahun 28 28
Restoran Gado-Gado Boplo
2 3 – 10 29 29
tahun Ditinjau dari aspek alasan membeli
3 10 – 17 18 18 produk di Restoran Gado-Gado Boplo
tahun karakteristik konsumen Restoran Gado-
4 > 17 tahun 25 25
Gado Boplo dapat dilihat pada Tabel 10
Jumlah 100 100
berikut.
Sumber: data primer (diolah)

191
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

Tabel 10. Identitas Responden Berdasarkan karena kebutuhan sehari-hari dan gaya
Alasan Membeli Produk Makanan di hidup dengan persentase 7%, 6 reponden
memilih membeli produk makanan di
Restoran Gado- Gado Boplo
Restoran Gado-Gado Boplo karena lainnya
Panglima Polim tahun 2015
yaitu menu makanan yang ditawarkan
banyak dan makanan yang disajikan
tradisional dengan persentase 6%, dan 5
Alasan
membeli responden memilih membeli produk
produk Presentase makanan di Restoran Gado-Gado Boplo
No Jumlah
makanan di (%) karena promosi dengan persentase 5%. Hal
Restoran gado- ini berarti konsumen membeli produk
gado boplo makanan di Restoran Gado-Gado Boplo
1 Kualitas 57 57 dikarenakan kualitas produk dan lokasinya
2 Produk 5 5
strategis.
Promosi
3 Harga 12 12 Setelah mendapatkan informasi
Terjangkau mengenai alternatif tempat makan,
4 Lokasi 13 13
konsumen akan mencari alasan membeli
Strategis
5 Kebutuhan 7 7 produk makanan serta informasi lebih
sehari-sehari mengenai hal yang berhubungan dengan
dan gaya restoran tersebut. Kualitas Produk
hidup merupakan salah satu alasan konsumen
6 Lainnya 6 6 membeli produk dari Gado-Gado Boplo
Jumlah 100 100 yaitu sebesar 57 persen konsumen (57
Sumber: data primer (diolah) orang), dikarenakan Restoran Gado-Gado
Boplo menggunakan sayuran organik pada
setiap menu yang ditawarkan, salah satunya
Dari Tabel 10 dapat diketahui alasan gado-gado, dan sebanyak 13 persen
responden membeli produk makanan di konsumen (13 orang) menganggap bahwa
Restoran Gado-Gado Boplo. Pada tabel di lokasi restoran merupakan salah satu alasan
atas, diketahui bahwa 57 responden konsumen membeli produk dari Gado-Gado
memilih membeli produk makanan di Boplo, dikarenakan Restoran Gado-Gado
Restoran Gado-Gado Boplo karena kualitas Boplo memiliki letak yang sangat strategis
produknya dengan persentase 57%, 13 karena berada tidak jauh dengan pusat
responden memilih membeli produk perkantoran dan perumahan, sehingga
makanan di Restoran Gado-Gado Boplo banyak konsumen yang memilih Restoran
karena lokasinya strategis dengan Gado-Gado Boplo sebagai salah satu tempat
persentase 13%, 12 responden memilih makan, selain itu akses restoran berada pada
membeli produk makanan di Restoran jalan utama, sehingga memudahkan para
Gado-Gado Boplo karena harganya konsumen untuk berkunjung ke Restoran
terjangkau dengan persentase 12%, 7 Gado-Gado Boplo.
responden memilih membeli produk Jarak tempuh dari Restoran Gado-
makanan di Restoran gado-gado boplo Gado Boplo ke tempat tinggal konsumen

192
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

sekitar ⁺̲ 5 km, sedangkan Jarak tempuh dari N Menu yang Jumlah Presenta
Restoran Gado-Gado Boplo ke tempat kerja o sering Respond se (%)
konsumen ⁺̲ 1-3 km. Konsumen berkunjung dipilih/dipes en
an
ke Restoran Gado-gado Boplo bersama
1 Gado-Gado 75 76.2%
dengan keluarga atau relasi. Jumlah anggota
2 Nasi Rames 4 3.1%
keluarga (relasi) yang biasa ikut berkunjung 3 Nasi Timbel 2 1.5%
ke Restoran Gado-gado Boplo adalah 4 Ketoprak 2 1.5%
sebanyak 1 – 3 orang. 5 Karedok 2 1.5%
6 Soto Betawi 3 6.9%
Pendapat atau Persepsi Konsumen adalah
7 Nasi Gudeg 4 2.3%
sebagai berikut : sebanyak 61 orang (61 8 Nasi Bakar 2 2.3%
persen) konsumen memperoleh informasi 9 Lainnya 6 4.6%
mengenai Restoran GadoGado Boplo yang Total 100 100
beralamat di Jalan Panglima Polim IX
Sumber: Data sekunder (Restoran Gado-
No.126, Kelurahan
Gado Boplo)
Melawai Kecamatan Kebayoran Baru
Jakarta Selatan berasal dari teman.
Konsumen berkunjung ke Restoran Gado- Dari Tabel 11 dapat diketahui menu
Gado Boplo 1 – 2 kali dalam sebulan. yang sering dipesan maupun dipilih saat
pembelian. Pada tabel di atas, diketahui
Sebanyak 79 orang konsumen mengetahui
bahwa 75 responden memilih gadogado
daftar menu yang ditawarkan Restoran
sebagai menu yang disukai dan menu
Gado-Gado Boplo. Rata-rata jumlah
pilihan dengan persentase 76.2%, 6
pengeluaran konsumen dalam sekali
responden memilih lainnya yaitu sayur
pembelian sebesar Rp. 50.000 – 100.000.
asem dan sop buntut sebagai menu yang
Menu yang sering dipesan maupun disukai dan menu pilihan dengan persentase
dipilih saat pembelian 4.6%, 4 responden memilih nasi rames
sebagai menu yang disukai dan menu
Ditinjau dari aspek menu yang
pilihan dengan persentase 3.1%, 4
sering di pesan maupun dipilih saat
responden memilih nasi gudeg sebagai
pembelian karakteristik konsumen Restoran
menu yang disukai dan menu pilihan
Gado-Gado Boplo dapat dilihat pada
dengan persentase 2.3%, 3 orang memilih
Tabel 11 berikut. soto betawi sebagai menu yang disukai dan
menu pilihan dengan presentase 6.9%, 2
orang responden memilih nasi bakar
Tabel 11. Identitas responden berdasarkan sebagai menu yang disukai dan menu
menu yang sering dipesan maupun pilihan dengan presentase 2.3%, 2
dipilih saat pembelian di Restoran responden memilih karedok sebagai menu
Gado-Gado Boplo Panglima Polim yang disukai dan menu pilihan dengan
tahun 2015 presentase 1.5 %, 2 orang memilih ketoprak
sebagai menu yang disukai dan menu
pilihan dengan presentase 1.5%, dan 2
responden memilih nasi timbel sebagai

193
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

menu yang disukai dan menu pilihan karena kenyamanan, 69 responden sangat
dengan presentase 1.5%. Hal ini berarti puas terhadap Restoran Gado-Gado Boplo
menu yang sering dipesan maupun dipilih karena pelayanan (service), 63 responden
saat pembelian adalah Gado-Gado sebagai sangat puas terhadap Restoran Gado-Gado
menu favorit, dikarenakan menu andalan Boplo karena harganya relatif murah, dan
dari Restoran Gado-Gado Boplo, selain itu 62 reponden sangat puas terhadap Restoran
harga yang ditawarkan cukup terjangkau Gado-Gado Boplo karena keamanan
bagi kalangan manapun. terutama pada parkiran. Hal ini berarti
konsumen Restoran Gado-Gado Boplo
Kepuasan Konsumen Terhadap
memiliki kepuasan berdasarkan cita rasa
Restoran Gado-Gado Boplo
pada setiap menu makanan yang disajikan,
Ditinjau dari aspek kepuasan dikarenakan bahan baku yang digunakan
konsumen terhadap Restoran Gado- masih menggunakan warisan secara turun-
Gado temurun, sehingga cita rasa yang dihasilkan
Boplo karakteristik konsumen Restoran tidak berubah.
Gado-Gado Boplo dapat dilihat pada Tabel Pengujian Uji Validitas dan Reliabilitas
12 berikut.
Uji validitas digunakan untuk
Tabel 12. Identitas Responden Berdasarkan mengukur valid atau tidaknya suatu
Kepuasan Konsumen terhadap kuesioner. Pengujian validitas dalam
Restoran Gado-Gado Boplo di Restoran penelitian ini menggunakan rumus product
Gado- Gado Boplo Panglima Polim tahun moment dari Pearson yang dilakukan
2015 dengan menghitung korelasi antar
masingmasing skor item pertanyaan dari
tiap variabel dengan total skor variabel
N Kepuasan Sang Pua Bias Tida tersebut. Untuk menentukan butir yang
o konsumen at s a k dinyatakan valid atau tidak yaitu dengan
berdasarka puas saja puas
n: membandingkan r hitung dengan r tabel= 0,195
1 Cita Rasa 76 11 11 1
pada taraf signifikan α = 0,05. Jika hasil
2 Pelayanan 69 14 17 0
(service) perhitungan diperoleh r hitung > dari r tabel
3 Harga 63 9 27 1 maka butir instrumen dianggap valid,
4 Keamanan 62 7 31 0 sebaliknya jika r hitung < r tabel maka
5 Kenyamana 72 9 19 0 dianggap tidak valid.
n
Berdasarkan hasil uji validitas
Sumber: Data Primer (diolah)
menunjukan sebagian besar variabel
Dari Tabel 12 dapat diketahui (observed) adalah valid, dengan tingkat
kepuasan konsumen terhadap Restoran signifikansi 5% α = 0,05, n= 100 diperoleh
Gado-Gado Boplo. Pada tabel di atas, r tabel (0,195). Pembuktian ini
diketahui bahwa 76 responden sangat puas menunjukkan bahwa sebagian besar
terhadap Restoran Gado-Gado Boplo variabel (observed) layak digunakan
karena cita rasa, 72 responden sangat puas sebagai indikator dari konstruk (laten
terhadap Restoran Gado-Gado Boplo

194
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

variabel). Hasil pengujian validitas dapat


dilihat pada Lampiran 3.
Uji reliabilitas digunakan untuk
mengukur konsistensi konstruk atau
variable penelitian. Suatu variabel
dikatakan reliable (handal) jika jawaban
responden terhadap pertanyaan konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Tingkat
reliabilitas suatu konstruk atau variabel
penelitian dapat dilihat dari hasil statistik
Cronbach Alpha (α) Suatu variabel
Gambar 8. Grafik P-Plot pengaruh faktor
dikatakan reliable jika memberikan nilai
budaya, sosial, pribadi, dan psikologi
cronbach alpha > 0,60. Koefisien alpha
konsumen terhadap keputusan pembelian
(Cronbach alpha) memiliki nilai diatas r
(Sumber data: primer, diolah)
tabel (0,195) atau juga diatas 0,60 sehingga
dapat dijelaskan bahwa variabel – variabel
penelitian (konstruk) yang berupa variabel Hasil uji normalitas dengan normal
budaya, sosial, pribadi, dan psikologi dan probability plot menunjukkan bahwa titik-
keputusan pembelian adalah reliabel atau titik menyebar tidak terlalu jauh pada
memiliki reliabilitas yang tinggi, sehingga sumbu diagonal p-plot, sehingga dapat
mempunyai ketepatan yang tinggi untuk dikatakan data terdistribusi normal dan
dijadikan variabel (konstruk) pada sumber memenuhi asumsi normalitas secara
penelitian. Hasil perhitungan reliabilitas normal.
oleh SPSS 18 dapat dilihat pada Lampiran
Deteksi uji normalitas dilakukan
3.
dengan melihat penyebaran data pada
Uji Asumsi Klasik sumbu diagonal p-plot, jika data menyebar
Validasi model melalui uji asumsi disekitar dan mengikuti garis diagonal
klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas
hasil estimasi regresi linear berganda yang (Ghozali 2011:163). Hasil penelitian ini
dilakukan telah terbebas dari gejala menunjukkan bahwa data memenuhi asumsi
heteroskedastisitas, multikoliniearitas, dan normalitas.
normalitas. 2. Uji Multikolinieritas

1. Uji Normalitas Uji multikolinieritas digunakan


Uji normalitas digunakan untuk untuk menguji apakah pada model regresi
mengetahui apakah populasi data ditemukan adanya korelasi diantara variabel
berdistribusi normal atau tidak, serta independen. Model regresi yang baik
bertujuan untuk menguji apakah dalam seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
model regresi, variabel penggangu atau variabel independen karena akan
residual memilki distribusi normal. Hasil uji mengurangi keyakinan dalam pengujian
normalitas penelitian ini dapat dilihat dari signifikansi. Hasil uji multikolinieritas
grafik p-plot Gambar 8 dibawah ini. penelitian ini dapat dilihat pada tabel 13.

195
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

tolerance 0,754. Hasil output dari program


Tabel 13. Multikolinieritas SPSS 18 yang terdapat pada tabel

Model   Collinearity Statistics  diatas maka dapat disimpulkan bahwa tidak


   Tolerence   FIV   mempunyai persoalan multikolinearitas
Faktor Budaya (X1)   0,900   1,111   antara variabel bebas dalam model regresi
Faktor Sosial  (X2)   0,861   1,162   yang digunakan, karena keempat variabel
Faktor Pribadi  (X3)   0,653   1,531   memiliki nilai VIF < 10 dan tolerance
Faktor Psikologi (X4)   0,754   1,326   mendekati 1.
Sumber : data primer (diolah)
3. Heteroskedastisitas
Dari tabel multikolinieritas diatas
menunjukan bahwa VIF untuk faktor Uji heteroskedastisitas digunakan
budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan untuk melihat apakah dalam model regresi
psikologi memilki nilai VIF disekitar angka terjadi ketidaksamaan variabel dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
1, dan < 10. Tolerance dari tabel 13
Jika varian dari residual satu pengamatan ke
memiliki nilai mendekati 1 dan memilki pengamatan lain tetap, maka disebut
nilai > 0,1. Kesimpulan dari tabel 13 adalah homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut
tidak terjadi gejala multikolinieritas antara heteroskedastisitas. Model regresi yang
variabel independen dalam model regresi. baik adalah tidak terjadi
Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso
(2014:183) bahwa deteksi tidak adanya heteroskedastisitas. Hasil uji
heterokedastisitas penelitian ini dapat
multikolinieritas ditandai jika: 1)
dilihat pada Gambar 9.
mempunyai nilai VIF disekitar angka 1, 2)
mempunyai angka tolerance mendekati 1.
Dasar pengambilan keputusan, jika nilai
VIF (Variant Inflation Factor) lebih besar
dari 10, maka terjadi gejala
multikolinearitas, sebaliknya apabila nilai
VIF (Variant Inflation Factor) lebih kecil
dari 10, maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas diantara variabel bebas.

Berdasarkan hasil uji Gambar 9. Grafik Scatter plot pengaruh


multikolinearitas yang terdapat pada tabel faktor budaya, sosial, pribadi, dan
13, diketahui bahwa, Faktor Budaya (X1) psikologi konsumen terhadap
memiliki VIF sebesar 1,111 dengan nilai keputusan pembelian
tolerance 0,900, Faktor Sosial (X2) (Sumber data: primer, diolah)
memiliki VIF sebesar 1,162 dengan nilai
tolerance 0,861, Faktor Pribadi (X3) Dari Gambar 9 menunjukan bahwa
memiliki VIF sebesar 1,531 dengan nilai titik-titik menyebar secara acak, serta
tolerance 0,653, dan Faktor Psikologi (X4) tersebar diatas maupun dibawah angka 0
memilki VIF sebesar 1,326 dengan nilai pada sumbu y, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat gejala

196
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

heteroskedastisitas pada model regresi yang pembelian konsumen di Restoran


digunakan. Dasar pengambilan keputusan GadoGado Boplo. Besarnya pengaruh yang
uji heteroskedastisitas yaitu jika tidak ada ditimbulkan oleh faktor budaya, faktor
pola yang jelas dari scatter plot, serta titik- sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi
titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 diduga mempengaruhi pembelian
pada sumbu y, tidak terjadi konsumen dijabarkan pada Tabel 14.
heteroskedastisitas. Regresi dapat dilihat
apakah terjadi heteroskedastisitas dari Tabel 14 Hasil Regresi Pengaruh Faktor
scatter plot yang dihasilkan (Ghozali Budaya, Sosial, Pribadi, dan
Psikologi Konsumen Terhadap
2011:139).
Keputusan Pembelian di
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Restoran Gado-Gado
Boplo Panglima Polim Jakarta
Selatan
Hasil regresi berganda terdapat Model   Unstandardize Standardize T   Sig. 
beberapa indikator yang mempengaruhi d Coefficients   d 
pembelian konsumen di Restoran Gado- Coefficients  
B   Std.  Beta  
Gado Boplo. Faktor-faktor yang Error  
diasumsikan berpengaruh terhadap (Constan 5.165   2.01    2.56 .01
t)   1   9   2  
keputusan konsumen dalam membeli Budaya     .11 .053   .176   2.25 .02
makanan di Restoran Gado-Gado Boplo (X1)   9   8   6  
Sosial       .35 .076   .378   4.73 .00
adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor
(X2)   8   6   0  
pribadi, dan faktor psikologi. Pribadi     .15 .068   .211   2.30 .02
(X3)   6   1   4  
Kuisioner yang sudah valid dan Psikologi  .16 .060   .234   2.74 .00
reliabel dengan 31 butir pertanyaan (X4)   4   7   7  
 
dilakukan pengolahan dengan
menggunakan analisis regresi berganda. RSquare= .479       ttabel =1,96  
Data dari masing-masing variabel yang Fhitung = 21.830   α    =5%  (tingkat  kepercayaan   
95%)  
telah valid dan reliabel diuji dengan uji Ftabel =2,467494 (2,47)    
asumsi klasik bertujuan untuk prasyarat
analisis regresi. Data yang telah memenuhi Sumber : Data Primer, 2015 (Diolah).
syarat normalitas, terbebas dari gejala
multikolinieritas, dan memenuhi syarat Berdasarkan hasil analisis regresi
pada Tabel 14, dapat dibuat model
heteroskedastisitas dapat dipakai untuk
keputusan pembelian Gado-Gado Boplo
analisis lebih lanjut. Analisis regresi untuk faktor-faktor yang mempengaruhi
berganda digunakan untuk uji hipotesis, keputusan pembelian konsumen di Restoran
diantaranya uji t, uji f, dan uji R2 . Gado-Gado Boplo. Adapun model
keputusan pembelian tersebut sebagai
Alat analisis regresi berganda berikut:
dengan bantuan software SPSS 18
digunakan untuk mengetahui pengaruh Y = 5,165 + 0,119 (X1) + 0,358 (X2) + 0,156 
faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi (X3) + 0,164 (X4)  
dan faktor psikologi terhadap keputusan

197
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

Keterangan dari hasil regresi yang Berdasarkan hasil analisis


didapat yaitu: keputusan pembelian, didapat koefisien
regresi faktor psikologi (X4) bernilai positif
1) 5,165 : konstanta
menunjukkan hubungan yang searah antara
2) 0,119 : koefisien regresi faktor psikologi (X4) terhadap keputusan
variabel budaya pembelian konsumen (Y).
3) 0,358 : koefisien regresi Uji- Statistik t (Pengujian Parameter
variabel sosial Regresi secara tunggal / parsial)
4) 0,156 : koefisien regresi Berdasarkan hasil uji t dengan
variabel pribadi tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05),
5) 0,164 : koefisien regresi variabel independen (faktor budaya, sosial,
variabel psikologi pribadi, dan psikologi) berpengaruh nyata
terhadap keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan hasil model keputusan Uji ini dilakukan dengan
pembelian, diperoleh nilai konstanta
sebesar 5,165, artinya bahwa keputusan memperbandingkan thitung dengan ttabel,
pembelian konsumen di Restoran (terima H0 jika thitung < ttabel atau tolak H0
GadoGado Boplo bernilai positif, jika faktor jika thitung > ttabel ) atau dari perbandingan
lain tidak ada. Model di atas juga probabilitasnya (Sig < α), yaitu
menunjukkan bahwa hasil koefisien regresi masingmasing berdasarkan hipotesis
sebagai berikut : keputusan pembelian, yaitu:

Berdasarkan hasil analisis H0 : tidak terdapat pengaruh faktor Budaya,


keputusan pembelian, didapat koefisien Sosial, Pribadi, dan Psikologi
regresi faktor budaya (X1) bernilai positif konsumen terhadap keputusan
menunjukkan hubungan yang searah antara pembelian
faktor budaya (X1) terhadap keputusan H1 : ada pengaruh faktor Budaya, Sosial,
pembelian konsumen (Y). Pribadi, dan Psikologi konsumen
Berdasarkan hasil analisis terhadap keputusan pembelian
keputusan pembelian, didapat koefisien Dengan membandingkan nilai t
regresi faktor sosial (X2) bernilai positif hitung dengan t tabel secara parsial maka
menunjukkan hubungan yang searah antara dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
faktor sosial (X2) terhadap keputusan
1. Pengujian faktor budaya (X1) terhadap
pembelian konsumen (Y).
keputusan pembelian konsumen (Y)
Berdasarkan hasil analisis
keputusan pembelian, didapat koefisien
regresi faktor pribadi (X3) bernilai positif Berdasarkan hasil perhitungan olah
menunjukkan hubungan yang searah antara SPSS 18 pada tingkat kepercayaan 95
faktor pribadi (X3) terhadap keputusan persen dengan nilai signifikansi 0,026
pembelian konsumen (Y). dalam tabel 14 , nilai thitung untuk faktor
budaya adalah sebesar 2,258 > ttabel =
1,96 atau tingkat signifikansinya lebih

198
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

kecil α, yaitu 0,026 < (0,05) dengan 4. Pengujian faktor psikologi (X4)
demikian dapat disimpulkan, bahwa terhadap keputusan pembelian
tolak konsumen (Y)
H0 (thitung > ttabel ; Sig < α), yang berarti
bahwa faktor budaya berpengaruh
Berdasarkan hasil perhitungan olah
nyata atau signifikan secara statistik SPSS 18 pada tingkat kepercayaan 95
terhadap keputusan pembelian konsumen. persen dengan nilai signifikansi 0,007
2. Pengujian faktor sosial (X2) terhadap dalam Tabel 14, nilai thitung untuk faktor
keputusan pembelian konsumen (Y) psikologi adalah sebesar 2,747 > ttabel =
Berdasarkan hasil perhitungan olah SPSS 1,96 atau tingkat signifikansinya lebih
18 pada tingkat kepercayaan 95 persen kecil α, yaitu 0,007 < (0,05), dengan
dengan nilai signifikansi 0,000 dalam Tabel demikian, dapat disimpulkan bahwa
14, nilai thitung untuk faktor sosial adalah tolak
sebesar 4,736 > ttabel = 1,96 atau tingkat
H0 (thitung > ttabel ; Sig < α), yang berarti
signifikansinya lebih kecil α, yaitu 0,000 <
bahwa faktor psikologi berpengaruh
(0,05), dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tolak nyata atau signifikan secara statistik
terhadap keputusan pembelian
H0 (thitung > ttabel ; Sig < α), yang berarti
konsumen.
bahwa faktor sosial berpengaruh nyata
Uji- Statistik F (Pengujian simultan
atau signifikan secara statistik terhadap
seluruh parameter dugaan)
keputusan pembelian konsumen.
Uji Statistik F, dalam penelitian ini
3. Pengujian faktor pribadi (X3)
digunakan untuk menunjukkan apakah
terhadap keputusan pembelian
semua variabel bebas (faktor budaya, sosial,
konsumen (Y) Berdasarkan hasil
pribadi, dan psikologi) yang dimasukkan
perhitungan olah SPSS 18 pada tingkat
dalam model mempunyai pengaruh secara
kepercayaan 95 persen dengan nilai
bersama-sama terhadap variabel terikat
signifikansi 0,024 dalam Tabel 14, nilai
(keputusan pembelian konsumen). Apabila
thitung untuk faktor pribadi adalah
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<
sebesar 2.301 > ttabel = 1,96 atau tingkat
0,05), maka model regresi signifikan secara
signifikansinya lebih kecil α, yaitu
statistik. Uji ini dapat dilakukan dengan
0,024 < (0,05), dengan demikian, dapat
memperbandingkan nilai Fhitung dengan
disimpulkan bahwa tolak
Ftabel atau dari perbandingan probabilitasnya
H0 (thitung > ttabel ; Sig < α), yang berarti (Sig dengan α).
bahwa faktor pribadi berpengaruh
Dengan Ketentuan:
nyata atau signifikan secara statistik
terhadap keputusan pembelian H0 : ditolak, jika Fhitung > Ftabel ,
derajat bebas tertentu atau Sig < α
konsumen.
H1 : diterima, jika Fhitung < Ftabel ,
derajat bebas tertentu atau Sig > α

199
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

Tabel 15. Uji Signifikasi Simultan Uji -Statistik R² (Koefisien Determinasi)

No Model   Fhitun Ftabe Sig    Uji statistik R² (kofesien


.   g   l   determinasi) digunakan untuk melihat
1.   Regressio 21,830  2,47   0,000 seberapa besar faktor budaya, sosial, pribadi
   n      ª   dan psikologi dalam menjelaskan keputusan
Residual   pembelian konsumen. Cara menentukan
Total  
Ket.: Predicted Interval 95 persen
koefesien determinasi dengan melihat
kolom R² dari hasil analisis SPSS
Berdasarkan hasil analisis dugaan (Mahendra, 2013). Rumus koefesien
parameter keputusan pembelian konsumen
determinasi adalah sebagai berikut :
terkait bahwa uji signifikansi simultan (uji
F) dengan tingkat kepercayaan 95 persen KD = R   2x  100% 
atau 0,05, diperoleh nilai Fhitung sebesar     
21,830 dan Ftabel sebesar 2,47 atau nilai Dengan dasar pengambilan keputusan
signifikansi 0,000. Karena nilai Fhitung >
Ftabel (21,830 > 2,47) atau nilai signifikansi <0,10   Buruk ketepatanya  
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 0,11‐0,30  Rendah ketepatanya  
<0,05), maka dapat ditarik kesimpulan
0,31‐0,50  Cukup ketepatanya  
bahwa tolak H0 (Fhitung > Ftabel ; Sig < α),
artinya model regresi bisa dipakai untuk >0,50    Tinggi ketepatamya  
memprediksi keputusan pembelian Nilai koefesien determinasi pada
konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, penelitian ini dijabarkan pada tabel 16 Tabel
sosial, pribadi dan psikologi secara 16. Koefisien Determinasi (R²)
bersamasama. Hal ini sesuai dengan teori
Std. Error 
yang dikemukakan oleh Ghozali (2011:98), R  Adjusted 
No  Model  R   of  the 
hasil uji F menunjukkan jika F hitung > F Square  R Square  
Estimate  
tabel dapat dikatakan bahwa variabel bebas 1  1  0,692a 0,479  0,457   2,705  
memiliki pengaruh bersama-sama terhadap
variabel terikat.
Hasil uji F pada Lampiran 7, tingkat Berdasarkan hasil pengujian regresi
signifikan sebesar 5% di peroleh df 1= 4, berganda, diperoleh nilai koefisien
dan df 2=95, maka didapat nilai f tabel yaitu determinasi (R²) sebesar 0,479 atau 47,9%.
2,467494 atau di bulatkan menjadi 2,47. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tidak
Nilai df1 merupakan hasil k-1, dimana k bebas (keputusan pembelian) mampu
merupakan jumlah variabel bebas dan dijelaskan oleh variabel bebas (budaya,
terikat yaitu 5, sedangkan nilai df2 sosial, pribadi, dan psikologi) cukup baik
merupakan hasil n-k, dimana n merupakan terhadap keputusan pembelian memiliki
jumlah sampel yang digunakan dalam kontribusi sebesar 47,9%, Sedangkan
perhitungan analisis regresi yaitu 100, sisanya sebesar 52,1% keputusan pembelian
sedangkan k merupakan jumlah variabel dipengaruhi oleh faktor lain diluar budaya,
bebas dan terikat yaitu sosial, pribadi, dan psikologi.

200
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

Pembahasan Menurut Kotler (2005:153), faktor


pertama yang mempengaruhi perilaku
Hasil analisis uji F, dapat diketahui
pembelian adalah faktor kebudayaan.
bahwa nilai signifikasi sebesar 0.000 dan
Faktor kebudayaan merupakan penentu
lebih kecil dari α = 0,05. Maka H0 ditolak,
keinginan dan perilaku yang paling
yang artinya variabel-variabel bebas yang
mendasar untuk mendapatkan nilai,
diamati dengan tingkat kepercayaan 95%
persepsi, preferensi dan perilaku dari
yaitu Faktor Budaya, Faktor Sosial, Faktor
lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor
Pribadi, dan Faktor Psikologi secara
kebudayaan memberikan pengaruh paling
bersama-sama berpengaruh secara statistik
luas pada tingkah laku konsumen. Faktor
terhadap Keputusan Pembelian di Restoran
kebudayaan meliputi budaya, sub-budaya,
Gado-gado Boplo.
dan kelas sosial. Budaya merupakan
Hasil analisis uji-t, diketahui bahwa penyebab paling mendasar dari keinginan
variabel Faktor Budaya, Faktor sosial dan perilaku seseorang.
Faktor Pribadi, dan Faktor Psikologi
Berkaitan dengan karakteristik
berpengaruh nyata atau signifikan terhadap
responden dari faktor budaya, bahwa
keputusan pembelian di Restoran Gado-
penyedia produk Gado-Gado Boplo
Gado Boplo pada tingkat kepercayaan 95%.
memberikan jam buka layanan pada hari
Dari hasil analisis penelitian masing-masing
libur. Hal ini sangat sesuai dengan fakta di
variabel dapat dijelaskan sebagai berikut.
lapangan bahwa responden sebanyak 47 %
Faktor Budaya (X1) Berpengaruh bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan
Terhadap Keputusan Pembelian di 14 % bekerja sebagai pegawai swasta yang
Restoran Gado-Gado Boplo Panglima memiliki karakteristik terikat oleh waktu.
Polim Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh
responden mempengaruhi perilaku
pembelian terhadap Gado-Gado Boplo,
Faktor budaya berpengaruh nyata karena pada hari libur pegawai negeri sipil
atau signifikan secara statistik terhadap dan pegawai swasta lebih memiliki waktu
keputusan pembelian di Restoran Gado- yang luang untuk melakukan wisata kuliner.
Gado Boplo pada taraf kepercayaan 95%.
Hal ini di buktikan dengan hasil statistik uji- Keterkaitan karakteristik responden
t untuk faktor budaya diperoleh nilai t dengan faktor budaya yang berpengaruh
hitung sebesar 2,258 dan t tabel 1,96 dengan positif terhadap keputusan pembelian juga
tingkat signifikansi 0,026, karena t hitung > dapat dilihat dari sisi menu (produk) yang
t tabel (2,258 > 1,96), signifikansi lebih disediakan oleh pemilik Gado-Gado Boplo.
kecil dari 0,05 (0,026 < 0,05) dan koefesien Gado-Gado merupakan makanan khas
regresi mempunyai nilai positif sebesar Betawi, di mana secara administratif berasal
0,119, maka faktor budaya berpengaruh dari DKI Jakarta. Sebagai makanan khas
positif terhadap keputusan pembelian di produk gado-gado memiliki daya tarik
Restoran GadoGado Boplo Panglima Polim tersendiri, karena responden yang
Jakarta Selatan. melakukan pembelian berdomisili di DKI
Jakarta.

201
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

Berdasarkan variabel faktor budaya kunjungan paling sering dilakukan pada


indikator terdiri dari: kelas sosial, wilayah hari weekend, dimana sebagian besar
geografis, dan budaya konsumsi. Berikut konsumen memanfaatkan waktu libur
merupakan pembahasan dari masing- bersama keluarga, sehingga untuk
masing indikator. memenuhi kebutuhan pangan melakukan
pembelian di Restoran Gado-Gado Boplo.
Kelas sosial: konsumen yang datang
ke Restoran Gado-Gado Boplo sebagian Hasil penelitian mendukung
besar adalah pekerja yang memiliki penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
penghasilan cukup. Pengeluaran dalam Puspitarini (2013) mengenai “pengaruh
sebulan konsumen Restoran Gado-Gado faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan
Boplo berkisar Rp.10.000.000, jumlah dari psikologi terhadap proses keputusan
penghasilan sebesar ini menunjukkan pembelian produk pizza (studi pada pizza
bahwa responden merupakan pegawai yang hut cabang jalan jenderal sudirman
memiliki posisi menengah (upper middle Yogyakarta)”, dari hasil penelitian faktor
class), sehingga penghasilan yang dimiliki budaya diperoleh nilai t hitung sebesar 2,589
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. dan t tabel 1,984 dengan tingkat signifikansi
wilayah geografis: konsumen yang 0,011, karena t hitung > t tabel (2,589>1,984),
datang ke Restoran Gado-Gado Boplo signifikansi lebih kecil dari 0,05
sebagian besar berdomisili dari DKI (0,011<0,05), dan koefesien regresi
Jakarta, sehingga mayoritas konsumen mempunyai nilai positif sebesar 0,218,
bertempat tinggal di wilayah Jakarta. Letak sehingga dapat disimpulkan pada hipotesis
Restoran Gado-Gado Boplo strategis pertama bahwa “faktor budaya berpengaruh
didekat area perkantoran, selain dekat positif secara parsial (individu) terhadap
dengan area perkantoran letak dari Restoran keputusan pembelian produk pizza pada
Gado-Gado Boplo berada tidak terlalu jauh Pizza Hut Jalan Jenderal Sudirman No.53
dengan kampus (sekolahan), perumahan Yogyakarta”.
(pemukiman penduduk), tempat usaha
(pusat bisnis). Akses Restoran berada pada
jalan utama (protokol), sehingga Faktor Sosial (X2) Berpengaruh
memudahkan konsumen untuk dapat Terhadap Keputusan Pembelian di
menjangkau menuju Restoran Gado-Gado Restoran Gado-Gado Boplo
Boplo. Jarak tempuh dari Restoran Gado- Panglima Polim
Gado Boplo ke tempat tinggal konsumen
sekitar ⁺ ̲ 5 km, sedangkan jarak tempuh dari
Restoran Gado-Gado Boplo ke tempat kerja Faktor sosial berpengaruh nyata atau
konsumen ⁺̲ 1-3 km. signifikan secara statistik terhadap
Budaya konsumsi: konsumen yang keputusan pembelian di Restoran Gado-
datang ke Restoran Gado-Gado Boplo Gado Boplo pada taraf kepercayaan 95%.
mempunyai kebiasaan dalam melakukan Hal ini di buktikan dengan hasil statistik uji-
kunjungan lebih dari satu kali kunjungan. t untuk faktor sosial diperoleh nilai t
Kebiasaan konsumen dalam melakukan hitung sebesar 4,736 dan t tabel 1,96 dengan
tingkat signifikansi 0,000, karena t hitung >

202
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

t tabel (4,736 > 1,96), signifikansi lebih Tersedianya informasi mengenai produk
kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan koefesien Gado-Gado Boplo membuat konsumen
regresi mempunyai nilai positif sebesar mengetahui, terbujuk untuk mencoba, dan
0,358, maka faktor sosial berpengaruh melakukan pembelian kembali karena
positif terhadap keputusan pembelian di merasa sesuai dengan karakteristik dirinya.
Restoran Gado-Gado Boplo Panglima Promosi merupakan salah satu alternatif
Polim Jakarta Selatan. yang sangat memikat konsumen untuk
dapat melakukan pembelian produk.
Menurut Kotler (2005:153), faktor
Promosi yang paling berhasil dalam konteks
kedua yang memengaruhi perilaku
ini adalah mouth to mouth yang dilakukan
pembelian adalah faktor sosial. Faktor
oleh konsumen terhadap anggota keluarga
sosial merupakan interaksi formal maupun
maupun rekan kerja. Mouth to mouth
informal dalam masyarakat yang relatif
memberikan pengaruh sangat besar karena
permanen yang anggotanya menganut minat
berdasarkan sumber informasi secara
dan perilaku serupa dalam usahanya
langsung dari anggota keluarga, sehingga
mencapai tujuan bersama. Faktor sosial
bertambahnya respon dari masing-masing
terdiri dari: kelompok acuan, keluarga,
anggota keluarga dalam melakukan
peran dan status.
pembelian.
Berkaitan dengan karakteristik
Semakin besar pengaruh keluarga
responden dari faktor sosial, bahwa
dalam melakukan pembelian
sebagian besar konsumen yang datang ke
mengindikasikan semakin tinggi proses
Restoran Gado-Gado Boplo dipengaruhi
keputusan pembelian produk, dan
oleh lingkungan keluarga maupun
sebaliknya. Dalam hal ini dengan
lingkungan kerja. Bentuk pengaruh pada
memperhatikan produk yang akan
variabel ini ditunjukan oleh banyaknya
dikonsumsi dapat di terima dengan baik.
konsumen yang memutuskan pembelian
Faktor sosial lainya yang mempengaruhi
Gado-Gado Boplo karena mengikuti rekan keputusan pembelian adalah kemudahan
kerja maupun anggota keluarga. Responden akses untuk menuju Restoran Gado-Gado
sekaligus sebagai konsumen Restoran Boplo.
Gado-Gado Boplo memutuskan melakukan
Berdasarkan variabel faktor sosial
pembelian karena adanya testimoni positif
indikator terdiri dari: keberadaan teman
yang disampaikan kepada keluarga maupun
untuk memilih produk, keberadaan anggota
rekan kerja. Pada sebuah tatanan keluarga
keluarga untuk memilih produk, dan
apabila salah satu atau lebih anggota
mengikuti lingkungan. Berikut merupakan
keluarga memiliki suatu kebiasaan, maka
pembahasan dari masing-masing
anggota keluarga yang lain cenderung akan
terbawa ataupun mengikuti kebiasaan indikator.
tersebut.
Keberadaan teman untuk memilih produk:
Titik awal bergabungnya responden konsumen mengetahui
menjadi konsumen pada Gado-gado
informasi Restoran Gado-Gado Boplo
Boplo dimulai dari keberhasilan pemilik berasal dari teman, informasi diperoleh dari
restoran dalam melakukan promosi. hasil komunikasi melalui (mouth to mouth)

203
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

antara orang satu dengan yang lain, teman, maupun keluarga. Kebiasaan
sehingga adanya timbal balik (feed back) mengikuti lingkungan dalam melakukan
yang menyebabkan konsumen melakukan pembelian cenderung memiliki pengaruh
pembelian. Dalam melakukan kunjungan lebih terhadap perilaku pembelian.
kebanyakan konsumen datang bersama
Hasil penelitian mendukung
teman kerja pada jam makan siang yaitu
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
pada jam 13.00-14.00, umumnya konsumen
puspitarini (2013) mengenai “pengaruh
yang datang memanfaatkan waktu istirahat
faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan
untuk bersantap
psikologi terhadap proses keputusan
siang. pembelian produk pizza (studi pada pizza
hut cabang jalan jenderal sudirman
Keberadaan anggota keluarga dalam
Yogyakarta), dari hasil penelitian faktor
memilih produk: konsumen yang datang ke
sosial diperoleh nilai t hitung sebesar 4,076
Restoran Gado-Gado Boplo memutuskan
dan t tabel 1,984 dengan tingkat signifikansi
untuk melakukan pembelian karena adanya
testimoni positif yang disampaikan kepada 0,000, karena t hitung > t tabel (4,076 >1,984),
keluarga. Pada tatanan keluarga memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05
kebiasaan yang berbeda terutama dalam (0,000<0,05), dan koefesien regresi
konsumsi pangan. Konsumsi pangan dalam mempunyai nilai positif sebesar 0,307,
keluarga di pengaruhi oleh faktor usia, sehingga dapat disimpulkan pada hipotesis
diantaranya usia dewasa dan usia remaja. kedua bahwa “faktor sosial berpengaruh
Usia remaja lebih menginginkan makanan positif secara parsial (individu) terhadap
yang serba praktis (cepat saji), sedangkan keputusan pembelian produk pizza pada
usia dewasa lebih cenderung untuk Pizza Hut Jalan Jenderal Sudirman No.53
mengkonsumsi makanan yang sehat dan Yogyakarta”.
organik. Konsumen berkunjung ke
Faktor Pribadi (X3) Berpengaruh
Restoran Gado-Gado Boplo pada hari
Terhadap Keputusan Pembelian di
weekend (sabtu-minggu), karena
memanfaatkan waktu libur untuk Restoran Gado-Gado Boplo
berkumpul bersama dengan keluarga. Panglima Polim

Mengikuti lingkungan: konsumen


yang melakukan pembelian di Restoran Faktor pribadi berpengaruh nyata
Gado-Gado Boplo dipengaruhi dari atau signifikan secara statistik terhadap
lingkungan tempat tinggal. Keinginan keputusan pembelian di Restoran Gado-
konsumen melakukan pembelian muncul Gado Boplo pada taraf kepercayaan 95%.
karena tersedianya informasi mengenai
produk dari Restoran Gado-Gado Boplo. Hal ini di buktikan dengan hasil statistik uji-
Konsumen terbujuk untuk mencoba, t untuk faktor pribadi diperoleh nilai t
mengetahui, dan melakukan pembelian hitung sebesar 2,301 dan t tabel 1,96 dengan
karena sesuai dengan karakteristik dirinya. tingkat signifikansi 0,024, karena t hitung >
Informasi yang didapat oleh konsumen t tabel (2,301 > 1,96), signifikansi lebih
sebelum melakukan pembelian didapat dari kecil dari 0,05 (0,024 < 0,05) dan koefesien
regresi mempunyai nilai positif sebesar

204
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

0,156, maka faktor pribadi berpengaruh berinteraksi dengan lingkungan kerja


positif terhadap keputusan pembelian di maupun keluarga.
Restoran Gado-Gado Boplo Panglima
Perilaku pengambilan keputusan
Polim Jakarta Selatan.
pembelian akan sangat dipengaruhi oleh
Menurut Kotler (2005:153), faktor tingkat pendapatan konsumen. Pada usia
ketiga yang mempengaruhi perilaku produktif cenderung memiliki penghasilan
pembelian adalah faktor pribadi. Faktor lebih besar, dibanding dengan usia
pribadi didefinisikan sebagai karakteristik dibawahnya yang mungkin belum memiliki
psikologis seseorang yang berbeda dengan penghasilan sendiri. Keterkaitan
orang lain menyebabkan tanggapan yang karakteristik responden lain dari faktor
relatif konsisten dan bertahan lama terhadap pribadi bahwa kebanyakan konsumen yang
lingkungan (Kotler dan Amstrong, datang ke Restoran Gado-Gado Boplo
1997:151-153) Faktor pribadi terdiri dari: dipengaruhi oleh keadaan ekonomi atau
usia dan tahap siklus, pekerjaan, situasi jumlah pengeluaran. Hal ini berdasarkan
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan fakta yang terdapat dilapangan bahwa rata-
konsep diri. rata pengeluaran konsumen dalam sebulan
sebanyak 28% dengan jumlah pengeluaran
Berkaitan dengan karakteristik
sebulan sebesar
responden dari faktor pribadi bahwa
Rp.6.000.000Rp.13.000.000, sedangkan
sebagian besar konsumen yang datang ke
sebanyak 27% dengan jumlah pengeluaran
Restoran Gado-Gado Boplo di pengaruhi
dalam sebulan sebesar Rp. 2.700.000- Rp.
oleh usia. Hal ini berdasarkan fakta yang
6.000.000, hal ini dikarenakan konsumen
terdapat di lapangan bahwa rata-rata
yang datang merupakan kalangan kelas
konsumen yang datang sebanyak 86% pada
menengah atas karena sebagian besar
usia 25-50 tahun sedangkan sebanyak 14%
pengeluaran konsumen dalam sebulan
pada usia 18-24 tahun, dikarenakan pada
berkisar 10.000.000, dimana sebagian besar
usia dewasa lebih cenderung memilki pola
konsumen Restoran Gado-Gado Boplo
berpikir matang dibandingkan dengan usia
adalah kalangan pekerja yang sudah cukup
remaja. Usia dewasa lebih cenderung
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
memikirkan pola hidup sehat terutama
dalam memilih konsumsi pangan salah Gado-Gado Boplo merupakan
satunya mengkonsumsi sayuran sebuah usaha dagang yang bergerak
(vegetarian). Kondisi berbeda dialami pada menyediakan kebutuhan pangan siap saji.
usia remaja yang lebih cenderung mengikuti Pangan merupakan salah satu kebutuhan
perkembangan gaya hidup modern terutama pokok manusia yang paling mendasar,
dalam memilih konsumsi pangan salah perubahan gaya hidup terhadap pola
satunya menginginkan makanan cepat saji konsumsi pangan menyebabkan
dan serba praktis (junk food). Responden kebanyakan orang menyukai makanan yang
yang melakukan pembelian di Restoran serba praktis (cepat saji). Jenis pekerjaan
Gado-Gado Boplo lebih berada pada usia responden memiliki karakter terikat oleh
yang produktif yaitu 25-50 tahun. Pada usia waktu yang berakibat tidak tersedianya
produktif cenderung lebih mudah untuk waktu untuk memasak. Pada sisi lain jumlah
pendapatan yang relatif tinggi memudahkan

205
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

responden untuk melakukan pengambilan Restoran Gado-Gado Boplo ketempat kerja


keputusan pembelian pada Restoran Gado- konsumen ⁺̱ 1-3 km. Rata-rata jumlah
Gado Boplo. pengeluaran konsumen dalam sekali
pembelian sebesar Rp.50.000- 100.000.
Berdasarkan variabel faktor pribadi
indikator terdiri dari: usia, pekerjaan, Keadaan ekonomi atau penghasilan:
keadaan ekonomi (penghasilan), dan gaya konsumen yang berkunjung ke Restoran
hidup. Berikut merupakan pembahasan dari Gado-Gado Boplo adalah kalangan pekerja
masing-masing indikator. yang sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Jumlah pengeluaran
Usia: konsumen yang berkunjung ke
Restoran Gado-Gado boplo didominasi oleh konsumen dalam sebulan ⁺ ̱ Rp.10.000.000,
usia 25-50 tahun, dan 18-24 tahun. Usia 25- pengeluaran ini menunjukkan bahwa
50 tahun merupakan usia yang cenderung konsumen Restoran GadoGado Boplo
bersosialisasi dengan teman maupun tergolong kelas menengah atas yang
keluarga dan mencoba hal yang baru. Usia memiliki penghasilan cukup untuk
ini tergolong dewasa dimana pola pikir yang memenuhi kebutuhan hidup salah satunya
dimiliki lebih matang terutama dalam pangan.
memilih jenis makanan yang akan dibeli. Gaya hidup: konsumen dari
Biasanya usia dewasa lebih cenderung Restoran Gado-Gado Boplo didasarkan
memilih jenis makanan yang sehat untuk pada kepraktisan terhadap pola konsumsi.
dikonsumsi contohnya seperti: sayuran, dan Pola konsumsi dari konsumen
buah-buahan. Pada usia dewasa cenderung menginginkan makanan yang cepat saji
untuk memikirkan pola hidup sehat. (praktis), hal ini dikarenakan rutinitas
Sedangkan usia 18-24 tahun merupakan pekerjaan yang padat sehingga tidak sempat
usia yang masih senang untuk mencari untuk memasak makanan sendiri. Hal lain
hiburan, berkumpul dengan teman, dan didominasi oleh pengeluaran perbulan dari
mengikuti gaya hidup modern. Usia ini konsumen Restoran Gado-Gado Boplo
tergolong remaja dimana pola pikir yang sebesar ⁺ ̱ Rp.10.000.000. Jumlah
dimiliki belum matang terutama dalam pengeluaran konsumen yang besar
memilih jenis makanan yang akan dibeli. berpengaruh terhadap perubahan gaya
Biasanya usia remaja lebih cenderung hidup, semakin besar jumlah pengeluaran,
memilih jenis makanan cepat saji (junk maka semakin meningkat jumlah barang
food) tanpa memikirkan pola hidup sehat, yang di beli.
contohnya: KFC, dan MC DONALD’S.
Pada usia remaja tidak mementingkan pola Hasil penelitian mendukung
hidup sehat, sebagian besar menyukai penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
makanan serba praktis untuk dikonsumsi. Puspitarini (2013) mengenai “pengaruh
faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan
Pekerjaan: konsumen yang psikologi terhadap proses keputusan
berkunjung ke Restoran Gado-Gado Boplo pembelian produk pizza (studi pada pizza
sebagian besar berprofesi sebagai pegawai hut cabang jalan jenderal sudirman
negeri karena letak kantornya berada tidak Yogyakarta), dari hasil penelitian faktor
jauh dari restoran. Jarak tempuh dari

206
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

pribadi diperoleh nilai t hitung sebesar 5,352 psikologi meliputi: motivasi, persepsi,
dan t tabel 1,984 dengan tingkat signifikansi pengetahuan, keyakinan dan sikap. Semakin
banyak pengetahuan yang dimiliki,
0,000, karena t hitung > t tabel (5,352 >1,984),
tingginya keyakinan akan produk, serta
signifikansi lebih kecil dari 0,05
ketegasan sikap dan kejelasan motivasi
(0,000<0,05), dan koefesien regresi dalam memenuhi kebutuhannya terhadap
mempunyai nilai positif sebesar 0,227, suatu produk maka akan semakin besar
sehingga dapat disimpulkan pada hipotesis proses keputusan pembelian produk
ketiga bahwa “faktor pribadi berpengaruh tersebut.
positif secara parsial (individu) terhadap
Berkaitan dengan karakteristik
keputusan pembelian produk pizza pada
responden dari faktor psikologi bahwa
Pizza Hut Jalan Jenderal Sudirman No.53
sebagian besar konsumen yang datang ke
Yogyakarta”.
Restoran Gado-Gado Boplo dipengaruhi
Faktor Psikologi (X4) Berpengaruh oleh menu yang sering dipesan maupun
Terhadap Keputusan Pembelian di dipilih saat pembelian. Berdasarkan fakta
Restoran Gado-Gado Boplo yang terdapat dilapangan bahwa sebanyak
Panglima Polim 75 % responden memilih gado-gado sebagai
menu yang disukai dan menu pilihan
dengan presentase 76,2%, hal ini
Faktor psikologi berpengaruh nyata menunjukkan bahwa daya tarik utama
atau signifikan secara statistik terhadap Restoran Gado-Gado Boplo adalah menu
keputusan pembelian di Restoran Gado- Gado-Gado dan juga sebagian besar
Gado Boplo pada taraf kepercayaan 95%. responden percaya, dan yakin terhadap
Hal ini di buktikan dengan hasil statistik uji- produk dari Restoran Gado-Gado Boplo.
t untuk faktor psikologi diperoleh nilai t
hitung sebesar 2,747 dan t tabel 1,96 dengan Berdasarkan variabel faktor
tingkat signifikansi 0,007, karena t hitung > psikologi indikator terdiri dari: motivasi,
t tabel (2,747 > 1,96), signifikansi lebih persepsi, pengetahuan, keyakinan dan
kecil dari 0,05 (0,007 < 0,05) dan koefesien sikap. Berikut merupakan pembahasan dari
regresi mempunyai nilai positif sebesar masing-masing indikator.

0,164, maka faktor psikologi berpengaruh Motivasi: konsumen berkunjung ke


positif terhadap keputusan pembelian di Restoran Gado-Gado Boplo karena di
Restoran Gado-Gado Boplo Panglima pengaruhi oleh banyaknya pilihan menu
Polim Jakarta Selatan. makanan, sehingga menimbulkan daya tarik
konsumen untuk melakukan pembelian.
Menurut Kotler (2005:153), faktor Kebutuhan akan rasa haus, dan lapar
keempat yang mempengaruhi perilaku membuat konsumen berkunjung ke
pembelian adalah faktor psikologi. Faktor Restoran Gado-Gado Boplo untuk
psikologis sebagai bagian dari pengaruh melakukan pembelian.
lingkungan dimana ia tinggal dan hidup
pada waktu sekarang tanpa mengabaikan Persepsi : konsumen
pengaruh masa lampau atau antisipasinya menginterpretasikan perolehan informasi
terhadap waktu yang akan datang. Faktor dari berbagai sumber, diantaranya: media

207
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

online, dan brosur mengenai Restoran sehingga resep dan cita rasa masakan tidak
GadoGado Boplo. Sumber informasi yang berubah, selain itu sayuran yang digunakan
di interpretasikan cenderung akan organik.
mengingat informasi yang menyokong
Hasil penelitian mendukung
pandangan dan keyakinan, serta
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
kepercayaan konsumen untuk melakukan
Puspitarini (2013) mengenai “pengaruh
pembelian.
faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan
Pengetahuan : konsumen yang psikologi terhadap proses keputusan
berkunjung ke Restoran Gado-Gado Boplo pembelian produk pizza (studi pada pizza
mengetahui tentang apa yang diinginkan hut cabang jalan jenderal sudirman
dan sejauh mana produk yang ditawarkan Yogyakarta), dari hasil penelitian faktor
dari manajemen restoran. Pihak manajemen psikologi diperoleh nilai t hitung sebesar
restoran berupaya memberikan informasi 3,630 dan t tabel 1,984 dengan tingkat
dari produk yang ditawarkan. Salah satunya signifikansi
dengan memberikan menu atau daftar
0,008, karena t hitung > t tabel (3,630 >1,984),
makanan yang ditawarkan, sehingga
signifikansi lebih kecil dari 0,05
sebelum melakukan pembelian konsumen
memahami produk yang ditawarkan dari (0,008<0,05), dan koefesien regresi
Restoran Gado-Gado Boplo. mempunyai nilai positif sebesar 0,266,
sehingga dapat disimpulkan pada hipotesis
Keyakinan : konsumen yang
keempat bahwa “faktor psikologi
berkunjung ke Restoran Gado-Gado Boplo
berpengaruh positif secara parsial
sebelum melakukan pembelian produk
(individu) terhadap keputusan pembelian
memiliki pemikiran yang matang serta tidak
produk pizza pada Pizza Hut Jalan Jenderal
terpengaruh oleh produk lain. Konsumen
Sudirman No.53 Yogyakarta”.
yang sudah memiliki keyakinan dalam
mengambil keputusan pembelian bersikap Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan
konsisten. Keyakinan konsumen untuk Psikologi Berpengaruh Terhadap
melakukan pembelian di Restoran Gado- Keputusan Pembelian di
Gado Boplo karena kualitas produk. Restoran Gado-Gado Boplo
Kualitas produk dari Restoran Gado-Gado Panglima Polim
Boplo menggunakan bahan organik salah
satunya sayuran seperti: bayam organik, dan
selada organik. Faktor budaya, sosial, pribadi, dan
Sikap : konsumen yang berkunjung psikologi berpengaruh terhadap keputusan
ke Restoran Gado-Gado Boplo mempunyai pembelian di Restoran Gado-Gado Boplo.
komitmen untuk melakukan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji
Komitmen didasari atas kepercayaan f faktor budaya, sosial, pribadi, dan
terhadap produk yang dibeli. Kepercayaan psikologi diperoleh nilai f hitung sebesar
konsumen terhadap produk Restoran Gado- 21,830 dan f tabel sebesar 2,47 dengan
Gado Boplo, karena restoran ini dikelola signifikansi sebesar 0,000, karena f hitung >
secara turun – temurun sampai sekarang, f tabel (21,830 > 2,47) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari

208
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

0,05 (0,000 < 0,05), maka model regresi makanan menggunakan bahan yang organik
bisa dipakai untuk memprediksi keputusan terutama sayuran, selain itu resep yang
pembelian konsumen atau faktor budaya, digunakan masih secara turun temurun,
sosial, pribadi dan psikologi secara simultan sehingga tidak merubah kualitas rasa,
(bersama-sama) berpengaruh secara keterkaitan karakteristik responden lain dari
statistik terhadap keputusan pembelian keputusan pembelian diantaranya
konsumen. melakukan pengenalan masalah, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan
Variabel bebas terhadap variabel
pembelian, perilaku pasca pembelian.
terikat secara bersama-sama dapat dilihat
dari hasil pengujian koefesien determinasi Tahap pengenalan masalah
(R2) dan hasil uji f atau uji simultan. Tabel menjurus pada proses pembelian yang
15 menunjukkan bahwa variabel terikat dimulai pada saat pembeli menyadari
mampu dijelaskan oleh variabel bebas adanya suatu kebutuhan yang harus
sudah baik, sedangkan sisanya 52,1% dipenuhi dalam hidup, salah satunya
keputusan pembelian dipengaruhi oleh pangan. Pangan merupakan salah satu
faktor lain diluar budaya, sosial, pribadi, kebutuhan pokok mendasar manusia yang
dan psikologi antara lain harga, pelayanan, harus terpenuhi, sehingga tanpa adanya
dan kualitas produk yang tidak dimasukan pangan manusia tidak dapat bertahan hidup
dalam penelitian ini, Kotler (2008:102). untuk melakukan kegiatan maupun aktivitas
seharihari. Tahap selanjutnya adalah
Menurut Kotler (2005:202),
pencarian informasi, proses pembelian
keputusan pembelian adalah tahap dalam
dilakukan pada saat konsumen mengetahui
proses pengambilan keputusan pembeli di
produk yang akan dibeli. Sumber informasi
mana konsumen benar-benar membeli.
produk yang akan dibeli dapat diperoleh
Pengambilan keputusan merupakan suatu dari teman (relasi), keluarga, lingkungan
kegiatan individu yang secara langsung tempat tinggal, dan melalui browsing
terlibat, dalam mendapatkan dan (kegiatan online). Masing-masing sumber
mempergunakan barang yang ditawarkan. informasi sangat mempengaruhi konsumen
Berkaitan dengan karakteristik dalam melakukan pembelian. Hasil
responden dari keputusan pembelian penelitian menunjukkan kebanyakan
sebagian besar konsumen yang datang ke konsumen mengetahui informasi produk
Restoran Gado-Gado Boplo dipengaruhi Restoran Gado-Gado Boplo dari keluarga
oleh alasan membeli produk makanan di dan teman (relasi). Kedua sumber informasi
Restoran Gado-Gado Boplo. Berdasarkan tersebut sangat akurat karena menggunakan
fakta yang terdapat dilapangan bahwa cara (mouth to mouth) atau dari mulut ke
sebanyak 57 % responden memilih kualitas mulut sebagai media informasi, sehingga
produk sebagai salah satu alasan untuk informasi produk yang akan dibeli lebih
dapat berkunjung ke Restoran Gado-Gado efektif dan sesuai dengan keinginan
Boplo, dikarenakan kualitas produk konsumen (responden).
merupakan penentu yang paling utama Tahap evaluasi menjurus kepada
dalam pembelian, hal ini dikarenakan bahan proses pembelian dimulai pada saat
yang digunakan untuk mengolah produk konsumen berusaha memuaskan kebutuhan,

209
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

mencari manfaat dari solusi produk, melihat budaya, sosial, pribadi, dan psikologi
masing-masing produk. Proses evaluasi berpengaruh positif terhadap keputusan
dapat dilihat dari: kualitas produk, promosi, pembelian. Hasil ini dapat dilihat pada
harga, lokasi, dan kebutuhan sehari-hari analisis regresi linier berganda dengan
atau gaya hidup. Kebutuhan konsumen koefesien determinasi (R2) dan uji F sebesar
dalam melakukan pembelian didasarkan 0,742 dari hasil tersebut faktor budaya,
dari kualitas, karena kualitas merupakan sosial, pribadi, dan psikologi secara
mutu dari produk yang akan dijual ke simultan (bersama-sama) berpengaruh
konsumen. Kualitas yang terdapat di terhadap keputusan pembelian sebesar
Restoran Gado-Gado Boplo yaitu rasa, 74,2%, sedangkan sisanya sebesar 25,8 %
bahan yang akan diolah, dan jaminan
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
kehalalan. Promosi yang ditawarkan oleh
termasuk dalam penelitian ini, faktor lain
Restoran Gado- Gado Boplo yaitu dengan
yang tidak dimasukan dalam penelitian ini
memberikan discount kepada konsumen
yaitu: jenis produk, bentuk produk, merk,
yang berkunjung sebanyak 10 kali akan
penjual, jumlah produk, waktu pembelian,
diberikan bonus voucher senilai Rp 50.000,
dan cara pembayaran. Hasil pengujian
kriteria yang dimiliki bagi konsumen yang
diperoleh f hitung 72,008 ,dan f tabel 2,46
memiliki kartu kredit bank bukoupin
(72,008>2,46) dengan nilai signifikansi
diberikan discount 20% dan bagi yang
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
memiliki kartu kredit bank muamalat
(0,000<0,05), maka dapat disimpulkan
diberikan discount sebesar 30%. Harga
bahwa “faktor budaya, sosial, pribadi, dan
yang terdapat pada Restoran Gado-Gado
psikologi berpengaruh positif secara
Boplo range Rp 30.000 - 100.000, harga
simultan (bersamaan) terhadap keputusan
tersebut tidak terlalu mahal dan masuk
pembelian produk pizza pada Pizza Hut
kedalam golongan kelas menengah. Lokasi
Jalan Jenderal Sudirman No.53
Restoran Gado-Gado Boplo memiliki letak
Yogyakarta”.
yang sangat strategis berada di pusat ibu
kota Jakarta, akses menuju restoran berada
pada jalan utama (protokol). Gaya hidup KESIMPULAN DAN SARAN
konsumen DKI Jakarta menginginkan
makanan yang praktis (cepat saji) karena Kesimpulan
rutinitas yang padat, dalam melakukan Berdasarkan Hasil penelitian yang
pembelian pangan konsumen berkunjung ke dilakukan maka dapat ditarik beberapa
Restoran GadoGado Boplo. kesimpulan sebagai berikut :
Hasil penelitian mendukung 1. Karakteristik responden yang
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh melakukan pembelian di Restoran
Puspitarini (2013) mengenai “pengaruh Gado-Gado Boplo sebagian besar
faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan adalah laki-laki sudah menikah pada
psikologi terhadap proses keputusan usia dewasa (25-50 tahun). Pekerjaan
pembelian produk pizza (studi pada pizza yang paling dominan adalah pegawai
hut cabang jalan jenderal sudirman negeri sipil, sementara itu pendidikan
Yogyakarta)”, dari hasil penelitian faktor terakhir yang diraih konsumen adalah

210
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

S1. Alasan konsumen membeli produk yang baik dan dapat memuaskan
dari Restoran Gado-Gado Boplo karena konsumennya. Sebagai
kualitas. rekomendasi, penelitian ini
diharapkan dapat menjadikan
2. Faktor budaya berpengaruh
acuan untuk dapat
terhadap keputusan pembelian
mempertahankan unsur beda
konsumen di Restoran Gado-Gado
(diferensiasi), sehingga tetap
Boplo dengan tingkat signifikansi 0,05.
memotifasi (mendorong)
3. Faktor sosial berpengaruh terhadap konsumen dimasa mendatang.
keputusan pembelian konsumen di Berdasarkan telusuran penulis, bahwa
Restoran Gado-Gado Boplo dengan responden berkunjung lebih dari satu
tingkat signifikansi 0,05. kali kunjungan. Hal ini perlu dijaga
bahkan ditingkatkan guna jaminan
4. Faktor pribadi berpengaruh kelangsungan usaha Restoran Gado-
terhadap keputusan pembelian Gado Boplo.
konsumen di Restoran Gado-Gado
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Boplo dengan tingkat signifikansi 0,05.
Penulis berharap untuk penelitian
5. Faktor psikologi berpengaruh
selanjutnya dapat mengembangkan
terhadap keputusan pembelian
penelitian ini dengan meneliti
konsumen di Restoran Gado-gado
faktor lain yang dapat
Boplo dengan tingkat signifikansi 0,05.
mempengaruhi proses keputusan
6. Faktor budaya, sosial, pribadi, dan pembelian, misalnya keputusan
psikologi memiliki pengaruh nyata tentang jenis produk, keputusan
secara statistik terhadap keputusan tentang bentuk produk, keputusan
pembelian konsumen di Restoran Gado- tentang merk, keputusan tentang
Gado Boplo dengan tingkat signifikansi penjualan, keputusan tentang
0,05. Uji validitas, reliabilitas, uji jumlah produk, keputusan tentang
asumsi klasik, uji koefesien determinasi waktu pembelian, dan keputusan
(R2) nyata secara statistik. tentang cara pembayaran.
Saran DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat
Alamsyah, Yuyun. 2009. Antisipasi Krisis
diberikan saran sebagai berikut: Global Bisnis Fast Food A la
1. Bagi Perusahaan Indonesia. Jakarta : Elex Media
Komputindo
Secara keseluruhan, performa
Restoran Gado-Gado Boplo Alma, Buchari. 2007. Pengantar
memiliki persepsi yang baik dimata STATISTIKA untuk penelitian
pendidikan, sosial,ekonomi,
konsumennya. Oleh karena itu,
komunikasi, &Bisnis.
manajemen Restoran Gado-Gado Bandung:Alfabeta.
Boplo harus dapat
mempertahankan kualitas makanan Anonim. Merk dan Presentase Pangsa
dan terus memberikan pelayanan Pasar Gado-Gado. Halaman :10.

211
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

2014 .www.kulinerart.com. SPSS. Semarang: Badan Penerbit


[diunduh pada Desember 2014]. UNDIP.

Anonim. 2011. Artikel Rekreasi Restoran _____________. 2011. Implikasi Aplikasi


Siap Saji.Survei one marketing. Analisis Multivariate dengan
Program IBM SPSS 19. Semarang:
Apriyani, Marlinda dan Fadila Marga. Badan Penerbit UNDIP.
2013. Pengaruh Faktor Internal
Konsumen Terhadap Keputusan Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi
Pembelian Sayuran Organik. Mikro.Yogyakarta: Kanisius.
Jurnal Ilmiah ESAI Volume 7,
No.3.Juli 2013. ISSN No.1978-
6034. Gunawan, Puspita M. 2013. Analisis
Pengaruh Kepuaasan Terhadap
Ashari, Purbayu Budi Santoso.2005. Loyalitas Konsumen Restoran
Analisis Statistik dengan Microsoft Gado-Gado Boplo (Studi Pada
ExCel dan SPSS.Yogyakarta: Restoran Gado- Gado
PT.Raja Grafindo. Boplo Kelapa Gading Jakarta Utara)”.
[skripsi] Bogor: Institut Pertanian
Azwar, Saifudin. 2003. Reabilitas dan Bogor (IPB) Jurusan Pemasaran.
Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hakim. 2005. Menguasai Pasar Mengeruk
Untung. Jakarta: Renaisan.
Bagyono. 2005. Pengetahuan Dasar
Pariwisata dan Perhotelan. Hawkins, Del I.dan David L.Mothersbough.
Bandung: Alfabeta. 2010. Consumer Behavior
:Building Marketing Strategy.New
Dinas Pariwisata DKI Jakarta. 2005. York:Mc-Graw Hill.
Keputusan Menteri Pariwisata,
Pos, dan Telekomunikasi Hidayat, S. 2002. Analisis Permintaan
(Nomor:73/PW.105/MPPT/1985), Konsumen Terhadap Produk
dan keputusan Direktorat Jenderal Daging Sapi Segar di Pasar
Pariwisata Swalayan Hero. [skripsi] Bogor:
(Nomor:73/PW/15/U/II/1988), Institut Pertanian Bogor (IPB)
persyaratan penggolongan Fakultas Peternakan.
restoran. Jakarta
Kotler, Philip. 2000. Dasar-dasar
Engel, J.F, Roger D.B, dan Paul W.M. Pemasaran. Jakarta: Intermedia.
1994. Perilaku Konsumen Jilid 1
dan 2 Jakarta: Binarupa Aksara. . 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid
1. Jakarta: PT Indeks.
Gado-Godo Boplo. 2013. Profil
Perusahaan / Usaha Gado-Gado Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2012.
Boplo Panglima Polim. Jakarta: Principles of Marketing. New
Restoran Gado-Gado Boplo. Jersey: Person Education.

Ghozali, Imam. 2010. Aplikasi Analisis Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009.
Multivariate dengan Program Manajemen pemasaran, Edisi 12

212
Jurnal Agribisnis, Vol. 9, No. 2, Desember 2015, [ 177 - 214 ] ISSN : 1979-0058

dan 13 Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Santoso, Singgih. 2014. Statistik


Indeks Indonesia. Parametrik. PT.Elex Media
Komputindo.
Leon G.Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk.
2002. Perilaku Konsumen. Jakarta: Sarjono, Haryadi dan Julianita Winda.
PT Gramedia. 2011. SPSS VS LISREL Sebuah
Pengantar,Aplikasi untuk Riset.
Mahendra, Giri. 2014. Pengujian Hipotesis Jakarta: Salemba Empat.
dengan Uji Koefesien. diunduh
dari Setianingrum. 2003. Analisis Faktor-
http://girimahendera.blogspot.com Faktor yang Mempengaruhi
/2015/05/pengujian-hipotesis- Perilaku
ujikoefesien.html [diakses pada Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan
tanggal 22 Desember 2014]. Pembelian Pisang “Sunpride”.
[Skripsi] Bogor: Institit Pertanian
Mangkunegara, Anwar P. 2002. Perilaku Bogor (IPB) Fakultas Pertanian.
Konsumen Edisi Revisi. Bandung:
PT Refika Aditama. Sheth, Jagdish dan Naresh Maholtra.
Global Consumer Culture.
Mukhtar. 2004. Usaha Pengelolaan Dapur Encyclopedia of international
Dalam Meningkatkan Kualitas marketing. (halaman;8-9). 2000
Makanan Pada Hotel. Medan: Http:www.uwyo.udu/sustainable/recentres
[Skripsi] Program Studi earch/docs/global%20consumer%
Pariwisata. Fakultas Sastra, USU. 20%culture%20arnould.pdf
[diakses pada 25 Februari 2015].
Nielsen. 2008. Majalah Appetite Journey,
1/V/Okt 2008. Resipitory.upi.edu Siregar, Syofian. 2014. Statistika Deskriptif
[diakses pada tanggal 9 November untuk penelitian dilengkapi
2014]. Perhitungan Manual dan Aplikasi
SPSS versi 17. Jakarta: Rajawali
Priyanto, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS Pers.
(Statistical Product and Service
Solution) untuk analisis data dan Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset
uji statistik. Yogyakarta: Perilaku Konsumen, cetakan
Mediakom. kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Puspitarini, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Soekadijo, R.G. 2000. Anatomi Pariwisata:
Kebudayaan, Sosial, Pribadi, dan Memahami Pariwisata Sebagai
Psikologi Terhadap Proses “Systemic Lingkage”.Jakarta: PT.
Keputusan Pembelian Produk Gramedia Pustaka Utama.
Pizza (Studi Pada
Pizza Hut Cabang Jalan Jenderal Sudirman Soekartawi, A.1993. Prinsip Dasar
No.53 Yogyakarta)”. [Skripsi] Ekonomi Pertanian; Teori dan
Yogyakarta: Universitas Negeri Aplikasinya Edisi Ke-2 Jakarta:
Yogyakarta (UNY) Fakultas PT. Raja Grafindo Persada.
Ekonomi.  
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

213
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi,... Agung Suprayitno

Research dan Development. PT.Gramedia Pustaka Utama


Bandung: Alfabeta. anggota IKAPI.

Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen: Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian


Teori dan Penerapannya dalam Untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta:
Pemasaran. Bogor: Ghalia PT.Raja Grafindo Persada.
Indonesia.
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis
Suhardjo, Harper L. J, Deaton B. J, dan Dilengkapi contoh proposal dan
Driskel J. A. 1997. Pangan, Gizi Hasil Riset Bidang Manajemen
dan Pertanian. Jakarta: dan Akuntansi. Jakarta:
Universitas Indonesia. PT.Gramedia Pustaka Utama
anggota IKAPI.
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi
Teori Pengantar edisi ketiga. Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika
Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada. Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi
  dan Bisnis, Edisi kedua cetakan
Suliyanto. 2009. Metode Riset kesatu. Yogyakarta: Ekonesia
Bisnis.Yogyakarta: Andi. Fakultas Ekonomi UII.
Zulfikar, Muhammad Wimman. 2011.
Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam ”Analisis Pengaruh Bauran
Aplikasi Pemasaran. Bogor: PT. Pemasaran Terhadap Keputusan
Ghalia Indonesia. Pembelian. (Studi Kasus: Oase
Batik Pekalongan) [Skripsi]
Suyadi, Prawirosentono. 2002. Pengantar Semarang : Universitas
Bisnis Modern. Jakarta: Bumi Dipenogoro (UNDIP).
Aksara.

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan


Komunikasi Pemasaran. Bandung:
PT. Rosdakarya.

Sutrisno, Hadi. 2000. Metodologi


Research. Yogyakarta: Andi.

Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran.


Yogyakarata: Andi.

Uma, Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian


Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis.


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Umar, Husein. 2003. Riset Pemasaran dan


Perilaku Konsumen. Jakarta:

214

Anda mungkin juga menyukai