Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU KEPERAWATAN DASAR I

DILEMA ETIK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas IKD I

Disusun Oleh:

KELOMPOK I

Musnabil Buhang (2001020)


Firliyawati N. Lahiya (2001011)
Lidya Marcelina Maturbongs (2001023
Puni Sara Apriliya (2001026)
Putri Nadia Mulia Ampel (2001022)
Glloudia P.A Mapaliey (2001004)
Chellsea Brigita Sembel (2001021)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO

MANADO

1
TA 2020/2021

2
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa atas segala limpahan rahmat serta karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “Dilema Etik”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.

Manado, 08 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................
Kata pengantar.....................................................................................................i
Daftar isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3
A. Pengertian .....................................................................................................3
B. Dilema Etik Keperawatan ............................................................................4
C. Teori Etik.......................................................................................................5
D. Prinsip Moral dalam Menyelesaiakan Masalah Etik.....................................6
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................11
A. Contoh Kasus Etik.........................................................................................11
B. Langkah – langkah Penyelesaian Masalah /Dilema Etik..............................11
C. Penyelesaian Contoh Kasus..........................................................................13
BAB IV PENUTUP...........................................................................................15
A. Simpulan.........................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk menjalankan hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur
hubungan perawat dan pasien adalah etika. Istilah etika dn moral sering digunakan secara
bergantian (Wulan, 2011).
Perawat merupakan salah satu profesi yang selalu berhubungan dan berinterkasi
langsung dengan klien, baik klien sebagai individu, keluarga, keompok dan masyarakat.
Oleh karena itu, perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dituntut untuk
memahami dan berprilaku sesuai dengan etika keperawatan. Agar seorang perawat dapat
bertanggung jawab dan bertanggung gugat maka ia harus memegang teguh nilai-nilai
yang mendasari praktek keperawatan itu sendiri, yaitu perawat membantu klien untuk
mencapai tingkat kesehatan optimum, perawat membantu meningkatkan autonomi klien
mengekspresikan kebutuhannya. Perawat mendukung martabat kemanusiaan dan berlaku
sebagai advokat bagi kliennya, perawat menjaga kerahasiaan klien, berorientasi pada
akuntabilitas perawat dan perawat bekerja dalam lingkungan yang kompeten, etik dan
aman (Dalami, dkk, 2010).
Hubungan antara perawat dan pasien atau tim medis yang lain tidakla selalu bebas
dari masalah. Perawat profesional harus mengahdapi tanggung jawab etik dan konflik
yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktek
prefesional. Kemajuan dalam bdang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum
telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik. Standar perilaku perawat
ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan internasional,
nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik
dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan keyakinan diri klien, profesi,
perawat, dan semua pihak yang terlihat (Ismani, 2001).

1
Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting pada
pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat.
Peran perawat ditantang ketika harus berhadapan dengan masalah dilema etik, untuk
memutuskan mana yang benar dan salah; apa yang dilakukannya jika tak ada jawaban
benar atau salah; dan apa yang dilakukan jika semua solusi tampak salah.

Dalam berjalannya proses semua semua profesi termasuk profesi keperawatan


didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai alternatif
jawaban yang belum tentu jaaban-jawaban tersbut bersifat memuaskan semua pihak. Hal
itulah yang sering dikatan dilema etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai
banyak adanya kasus dilema etik sehigga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang
etik dan dilema etik serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan
yang terbaik.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dari dilema etik?
b. Apa saja dilema etik keperawatan?
c. Apa saja teori etik?
d. Bagaimana prinsip-prinsip etik?
e. Bagaimana kasus etik?
f. Bagaimana penyelesaian kasus?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian delima etik
b. Untuk mengetahui delima etik keperawatan
c. Untuk mengetahui teori etik
d. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etik
e. Untuk mengetahui kasus etik
f. Untuk mengetahui penyelesaian kasus

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral
suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi
dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini,sukar
untuk menentukan mana yang benar atau salah serta dapat menimbulkan stress pada
perawat karena perawat tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan
tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan.
Pada saat berhadapan dengan dilema etik terdapat juga dampak emosional seperti rasa
marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus
dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang
perawat.
Menurut Thompson (1985) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit
dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang
memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar
ataupun yang salah. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung
pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional.
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77). Untuk itu
diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam
pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilema
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilemma
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
6. Menetapkan tindakan yang tepat

3
B. Dilema Etik Keperawatan
Adapun dilema etik yang sering terjadi di keperawatan antara lain:
1. Agama/ kepercayaan.
Di rumah sakit pastinya perawat akan bertemu dengan klien dari berbagai jenis
agama/ kepercayaan. Perbedaan ini nantinya dapat membuat perawat dan klien
memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyelesaikan masalah .
Misalnya ada seorang wanita (non muslim) meminta seorang perawat untuk
melakukan abortus. Dalam ajaran agama wanita itu,tidak ada hukum yang melarang
tentang tindak abortus. Tetapi di satu sisi perawat(muslim) memiliki keyakinan
bahwa abortus itu dilarang dalam agama.
Pastinya dalam kasus ini akan timbul dilema pada perawat dalam pengambilan
keputusan.Masih banyak contoh kasus- kasus lainnya yang pasti muncul di dalam
keperawatan.
2. Hubungan perawat dengan klien
Dilema yang sering muncul antara lain:
a. Berkata jujur atau tidak
Terkadang muncul masalah-masalah yang sulit untuk dikatakan kepada klien
mengingat kondisi klien. Tetapi perawat harus mampu mengatakan kepada
klien tentang masalah kesehatan klien.
b. Kepercayaan klien
Rasa percaya harus dibina antara perawat dengan klien.tujuannya adalah
untuk mempercepat proses penyembuhan klien.
c. Membagi perhatian
Perawat juga harus memberikan perhatiannya kepada klien.tetapi perawat
harus memperhatikan tingkat kebutuhan klien.keadaan darurat harus
diutamakan terlebih dahulu. Tidak boleh memandang dari sisi faktor ekonomi
sosial,suku, budaya ataupun agama.
d. Pemberian informasi kepada klien
Perawat berperan memberikan informasi kepada klien baik itu tentang
kesehatan klien, biaya pengobatan dan juga tindak lanjut pengobatan.

4
3. Hubungan perawat dengan dokter
a. Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan
Terjadi ketidaksetujuan tentang siapa yang berhak melakukan praktik pengobatan,
apakah dokter atau perawat.
b. Konflik peran perawat
Salah satu peran perawat adalah melakukan advokasi,membela kepentingan
pasien. Saat ini keputusan pasien dipulangkan sangat tergantung kepada putusan
dokter. Dengan keunikan pelayanan keperawatan, perawat berada dalam posisi
untuk bisa menyatakan kapan pasien bisa pulang atau kapan pasien harus tetap
tinggal.
4. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran
yang rasional dan bukan emosional. Terkadang saat berhadapan dengan dilema etik
terdapat juga dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses
pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi. Dalam hal ini dibutuhkan
kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat.

C. Teori Etik
Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu
tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang
berlainan. Beberapa teori etik adalah sebagai berikut :
1. Utilitarisme
Sesuai dengan namanya Utilitarisme berasal dari kata utility dengan bahasa latinnya
utilis yang artinya “bermanfaat”. Teori ini menekankan pada perbuatan yang
menghasilkan manfaat, tentu bukan sembarang manfaat tetapi manfaat yang banyak
memberikan kebahagiaan kepada banyak orang. Teori ini sebelum melakukan
perbuatan harus sudah memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu.
2. Deontologi
Deontology berasal dari kata deon dari bahasa yunani yang artinya kewajiban. Teori
ini menekankan pada pelaksanaan kewajiban. Suatu perbuatan akan baik jika didasari
atas pelaksanaan kewajiban, jadi selama melakukan kewajiban sudah melakukan

5
kebaikan. Teori ini tidak terpatok pada konsekuensi perbuatan dengan kata lain teori
ini melaksanakan terlebih dahulu tanpa memikirkan akibatnya. (Aprilins, 2010).

D. Prinsip moral dalam Menyelesaiakan Masalah Etik


Prinsip-prinsip moral yang harus diterapkan oleh perawat dalam pendekatan penyelesaian
masalah /dilema etis adalah :
a. Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
b. Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang
dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi.
c. Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
d. Nonmalefisien
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya /cedera secara fisik dan psikologik.
Segala tindakan yang dilakukan pada klien.

6
e. Veracity (Kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk
meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya salama menjalani
perawatan. Walaupun demikian terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis pasien
untuk pemulihan, atau adanya hubungan paternalistik bahwa “doctor knows best”
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran adalah dasar dalam membangun
hubungan saling percaya.
f. Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seeorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
g. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus
dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibawa dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien dengan bukti
persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya
pada teman atau keluarga tentang kliendengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.

7
h. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab
pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti yang mana tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau
menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi: (1) semua orang
melakukannya, (2) jika legal maka disana terdapat keetisan dan (3) kemungkinan
ketahuan dan konsekwensinya.
Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan
dapat menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan,
tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat
nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga
timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson &
Thompson (1981 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak
ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan
atau tidak memuaskan sebanding. Kerangka pemecahan dilema etik banyak
diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses
keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain:
1. Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 )
a. Mengembangkan data dasar.
Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi
sebanyak mungkin meliputi :

8
1) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana
keterlibatannya.
2) Apa tindakan yang diusulkan.
3) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan.
4) Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan
yang diusulkan.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut.
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa
pengambil keputusan yang tepat.
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat.
f. Membuat keputusan.
3. Model Murphy dan Murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin
dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya
4. Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981)
Purtilo dan cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik

9
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
5. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981)
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang
diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi Issue etik
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

10
BAB III

PEMBAHASAN

A. Contoh Kasus Etik


Ibu S. seorang wanita usia 35 tahun masuk RS dengan Stadium akhir tumor otak.
Dirumah ia sebagai single parent dengan 2 anak. Ibu S berobat ke alternatifuntuk
penanganan sakitnya, tetapi tumornya masih tumbuh terus. Tim dokter menyetujui
penanganan kedepan akan sia-sia. Selama dirawat pasien/ ibu S berdiskusi dengan
petugas perawatan tentang keinginannya untuk tidak mau dilakukan resusitasi / “do not
resuscitate” (DNR),
tetapi ibu S telah direncanakan tindakan tersebut oleh yang merawat. Saat ini dokter yang
merawat sedang tugas keluar kota. Dokter pengganti sepakat pada tindakan yang
direncanakan pada ibu S tersebut karena sudah masuk fase terminal. Dokter pengganti
mengatakan akan bicarakan tentang DNR, tetapi pasien mengalami kemunduran saat
diskusi. Perawat menyampaikan pada dokter agar menyertakan keluarga untuk diskusi
tindakan DNR, tetapi dokter menolak, karena menurut dokter pasien tidak siap untuk
berpartisipasi.

B. Langkah – langkah Penyelesaian Masalah /Dilema Etik

Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah:


a. Pengkajian
Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah “adakah saya terlibat langsung
dalam dilemma?”. Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan menjadi
pendengar yang berempati. Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari
seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu:
1. Apa yang menjadi fakta medik?

11
2. Apa yang menjadi fakta psikososial?
3. Apa yang menjadi keinginan klien?
4. Apa nilai yang menjadi konflik?

b. Perencanaan
Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, untuk merencanakan dengan
tepat dan berhasil, setiap orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus
masuk dalam proses. Thomson and Thomson (1985) mendaftrarkan 3 (tiga) hal
yang sangat spesifik namun terintegrasi dalam perencanaan, yaitu:
1. Tentukan tujuan dari treatment.
2. Identifikasi pembuat keputusan.
3. Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi / pilihan.
c. Implementasi
Selama implementasi, klien/ keluarganya yang menjadi pengambil
keputusan beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan
yang dapat diterima dan saling menguntungkan. Harus terjadi komunikasi terbuka
dan kadang diperlukan bernegosiasi. Peran perawat selama implementasi adalah
menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena dilema etis seringkali
menimbulkan efek emosional seperti rasa bersalah, sedih /berduka, marah, dan
emosi kuat yang lain. Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan
komunikasi pada para pengambil keputusan. Perawat harus ingat “Saya disini
untuk melakukan yang terbaik bagi klien”.
Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua)
alternatif yang menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik,bahkan tak
mengenakkan.Sekali tercapai kesepakatan, pengambil keputusan harus
menjalankannya. Kadangkala kesepakatan tak tercapai karena semua pihak tak
dapat didamaikan dari konflik sistem dan nilai. Atau lain waktu, perawat tak dapat
menangkap perhatian utama klien. Seringkali klien/ keluarga mengajukan
permintaan yang sulit dipenuhi, dan di dalam situasi lain permintaan klien dapat
dihormati.

12
d. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang
ditentukan sebagai outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan treatment
medik, dan fakta sosial dapat dipakai untuk mengevaluasi ulangsituasi dan akibat
treatment perlu untuk dirubah. Komunikasi diantara para pengambil keputusan
masih harus dipelihara.
Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek keperawatan dapat
bersifat personal ataupun profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila
memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis.
Sebagai tenaga profesional perawat kadang sulit karena keputusan yang akan
diambil keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan. Pada saat
berhadapan dengan dilema etis juga terdapat dampak emosional seperti rasa
marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus
dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari
seorang perawat.
Masalah pengambilan keputusan dalam pemberian transplantasi ginjal
juga sering menimbulkan dilema etis karena sangat berhubungan dengan hak asasi
manusia, pertimbangan tingkat keberhasilan tindakan dan keterbatasan sumber-
sumber organ tubuh yang dapat didonorkan kepada orang lain sehingga
memerlukan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu sebagai perawat yang
berperan sebagai konselor dan pendamping harus dapat meyakinkan klien bahwa
keputusan akhir dari komite merupakan keputusan yang terbaik.

C. Penyelesaian Contoh Kasus


Model pengambilan keputusan yang digunakan yaitu menurut : Tappen (2005)
1. Pengkajian
 Tumor otak stadium akhir
 Ibu S. berobat ke alternative untuk penanganan selanjutnya
 Keinginannya untuk tidak mau dilakukan resusitasi

13
 Perawat dilema karena dokter mengatakan bahwa pasien tidak mau
berpartisipasi

2. Perencanaan
1) Tujuan dari treatment
 Alasan kenapa sampai tidak mau melakukan resusitasi ?
 Tawarkan pengobatan selain dari resusitasi !
 Jika pasien menolak maka buat informant consen atas penolakkan pasien
terhadap pihak rumah sakit.
2) Dokter mengambil keputusan untuk tidak melakukan tindakan resusitasi karena
pasien tidak ingin ada tindakan tersebut.
3) Berobat ke alternative untukmelakukan resusitasi tapi pasien tidak menyetujui
tindakan tersebut.
3. Implementasi
1) Keputusan yang diambil antara keluarga dan dokter pengambil keputusan untuk
tidak melakukan tindakan resusitasi.
2) Dokter mengatakan tentang DNR tetapi pasien mengalami pengunduran diskusi
bernegosiasi dokter tidak berdiskusi dengan keluarga pasien.
4. Evaluasi
1) Awalnya pasien sudah setuju tetapi, waktu diskusi antara dokter pengganti dan
pasien, pasien menolak atau merubah keputusa dia sudah tidak menyetujui untuk
melakukan resusitasi dan tidak ada perubahan status pasien dari penyelesaian
tidak melakukan tindakan tersebut.
2) Dokter, perawat , dan pasien harus tetap berkomunikasi dengan baik.

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan
dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus memanfaatkan nilai-
nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam
mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung
jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis
profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut
akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak
pasien, dan akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu
dalam menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan
dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu
pihak.

B. Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka
bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai
kode etiknya (kode etik keperawatan).

15
DAFTAR PUSTAKA

Aprilins. 2010. Teori Etika. Diakses 26 Desember 2011 pukul 21.00 WIB. Diposkan 23 Februari
2010 pukul 10.02 PM.  URL : http://aprillins.com/2010/1554/2-teori-etika-utilitarisme-
deontologi/

Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third Edition, by Lippicot
Philadelpia, New York.

Geoffry hunt. 1994. Ethical issues in nursing. New york: press (padstow) Ltd.

Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya  Medika  

k_2 nurse. 2009. Etika Keperawatan. Unpad Webblog. Diakses tanggal 13 November 2011.
Diposkan tanggal 16 Januari 2009. http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse/?tag=etika-
keperawatan

Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2004. Fundamentals of Nursing Concepts, Process
and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education Line

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.  Jakarta : EGC

PPNI. 2000. Kode Etik Keperawatan Indonesia. Keputusan Munas VI.

Rubenfeld, M. Gaie. K. Scheffer, B. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
EG

Suhaemi,M. 2002. Etika Keperawatan aplikasi pada praktek. Jakarta : EGC

ThompsonJ.B & Thopson H.O. 1981. Ethics in Nursing. Macmillan Publ. Co

16

Anda mungkin juga menyukai