I. Tujuan Percobaan
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran
dan bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan
menutup penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju
aliran fluida, ada pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida cair terjadi
pada satu arah saja. Berikut beberapa jenis valve yang paling sering digunakan :
1. Gate Valve
Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem
perpipaan. Fungsinya untuk membuka dan menutup aliran (on-off), tetapi tidak
untuk mengatur besar kecil aliran (throttling). Kelebihan Gate Valve,
minimnya halangan/ resistan saat valve ini dibuka penuh, sehingga aliran bisa
maksimal. Gate Valve mengontrol aliran melalui badan valve yang berbentuk
pipa, dengan sebuah lempengan atau baji vertikal (lihat gambar dibawah ini)
yang bisa bergeser naik turun saat handel valve diputar. Valve ini didesain
untuk posisi terbuka penuh, atau tertutup penuh. Jika valve ini dalam keadaan
setengah terbuka, maka akan menyebabkan pengikisan pada badan valve, dan
turbulensi aliran zat bisa menyebabkan getaran pada baji valve sehingga
menghasilkan suara gemeretak.
Gate Valve
2. Globe Valve
Globe Valve
3. Angle Valve
Sama seperti globe valve, angle valve juga digunakan pada situasi
dimana pengaturan besar kecil aliran diperlukan (throttling). Namun angle
valve di buat dengan sudut 90°, hal ini untuk mengurangi pemakaian elbow
90° dan fitting tambahan.
Angle Valve
4. Ball Valve
Ball Valve adalah alternatif murah dari jenis valve-valve yang lain. Ball
valve menggunakan bola logam yang tengahnya ada lubang tembus, diapit
oleh dudukan valve untuk mengontrol aliran. Sering dipakai pada proses
hydrocarbon, ball valve mampu mengatur besar kecil aliran gas dan uap
terutama untuk tekanan rendah. Valve ini dapat dengan cepat ditutup dan
cukup kedap untuk menahan fluida/ zat cair. Ball valve tidak menggunakan
handwheel, tetapi menggunakan ankle untuk membuka atau menutup valve
dengan sudut 90°. Disainnya yang simpel, meminimalkan turunnya tekanan
pada saat valve dibuka penuh.
Ball Valve
5. Butterfly Valve
Butterfly Valve
6. Relief Valve
Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve yang
lain. Valve ini didesain khusus untuk melepas tekanan berlebih yang ada di
equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah kerusakan pada equipment,
dan lebih penting lagi cedera pada pekerja, relief valve dapat melepas
kenaikan tekanan sebelum menjadi lebih ekstrim. Relief valve menggunakan
pegas baja yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level
yang tidak aman. Level tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa
ditentukan pada level tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika tekanan
kembali normal, relief valve secara otomatis akan tertutup kembali.
Relief Valve
7. Check Valve
Check Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve dan
Globe Valve. Valve ini di desain untuk mencegah aliran balik. Ada beberapa
jenis check valve, tapi ada 2 jenis yang paling umum yaitu Swing Check dan
Lift Check. Swing Check Valve biasanya dipasangkan dengan Gate Valve,
sedangkan Lift Check Valve oleh beberapa pabrikan digunakan untuk
menggantikan fungsi Ball Valve sebagai Ball Check Valve. Check Valve tidak
menggunakan handel untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi dan
tekanan dari aliran fluida itu sendiri. Karena fungsinya yang dapat mencegah
aliran balik (backflow) Check Valve sering digunakan sebagai pengaman dari
sebuah equipment dalam sistem perpipaan.
Check Valve
Beberapa rule of thumb yang penting dalam penyusunan aliran pipa, antara lain:
1. Pipa-pipa harus sejajar dengan belokan-belokan tegak lurus pipa-pipa disusun
sedemikian sehingga dapat dibuka bila perlu untuk mengganti pipa yang rusak
atau membersihkannya.
2. Dalam sistem aliran gravitasi, pipa harus dibuat lebih besar daripada seharusnya
dan belokan dirancang sesedikit mungkin. Pengotoran saluran sangat
mengganggu bila aliran berlangsung dengan gravitasi saja, karena tinggi tekan
fluida tidak dapat ditambah untuk meningkatkan laju aliran saat pipa mengecil
karena fouling.
3. Kebocoran valve harus selalu diperhtungkan. Valve harus dipasang vertikal
dengan batangnya ke atas. Valve harus mudah dicapai, dan didukung tanpa
mengalami regangan, dan diberi allowance untuk menampung ekspansi termal
pipa di sebelahnya.
IV. Langkah Kerja
1. Melakukan pendataan terhadap alat sambung, gate valve, check valve, dan stop cock
di laboratorium Pilot Plant.
2. Mengamati instalasi pemipaan laboratorium pilot plant.
3. Memilih salah satu system pemipaan yang ada :
4. Group I : Menggunakan system pemipaan air pendingin
5. Group II : Sistem pemipaan air besrih
6. Group III : Sistem pemipaan udara
7. Group IV : Sistem pemipaan vacuum atau elpiji
8. Menggambarkan system pemipaan yang diamati
9. Menuliskan apa saja system yang terdapat dalam system pemipaan tersebut
10. Menuliskan juga berapa jumlah sambungan stop cock dan gate valve yang digunakan
serta fungsinya.
11. Menggambarkan masing-masing alat sambung, gate valve, dan stop chock di
Laboratorium Pilot Plant.
V. Data Pengamatan
Jenis dan Jumlah Sambungan dan Katup di Laboratorium Pilot Plant Step
N Alat Sambung cock
o
Pilot Plant
Reducing Cap/
Elbow Tee Socklet Barrel Flans Gate Check Pneumatic
elbow cop
1. Unti 17 1 9 7 1 4 - 24 - 2 3
Distilasi
2 Unit 14 4 10 - 2 - - 5 - - 1
Leacing
3 Unit 45 3 20 - 8 5 25 18 - - 3
Falling
Film
Evapora
tor
4 Reaktor 4 2 4 - 1 - 38 3 - 3 1
VI. Analisa Percobaan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa tujuan praktikum adalah
mengetahui sistem perpipaan yang berupa alat sambung , valve/katup, dan stop cock
(alat tutup). Pengmatan yang dilkukan pada pilot plant di unit distilasi, leacing, dan
falling film evaporator , dan reaktor.
Alat sambung pada perpipaan sangat penting penerapannya pada industri, hal ini
karena sistem transfer fluida yang jauh dari satu tempat/fasilitas ke tempat/fasilitas lain
membutuhkan pipa yang panjang, maka sangat penting menggunakan alat sambung yang
disesuaikan dengan geografis area transfer. Sedangkan alat sambung pada laboratorium
teknik kimia hanya digunakan untuk menyambungkan pipa untuk mentransfer fluida ke
alat dan laboratorium lain.
Dalam sistem pipa salah satu kosntruksinya menggunakan sambungan yang berfungsi
membelokkan aliran fluida atau membagi menjadi dua aliran. Macam-macam alat
sambung tersebut adalah socket, elbow, te, cop, barrel union, flans, gate, check,
penumatic. Akibat permasalahan alat sambung adalah terjadinya fluktuasi aliran akibat
perbedaan tekanan. Hal ini terjadi karena, ketika tekanan yang terjadi dalam pipa
semakin besar atau meningkat maka kecepatana aliran fluida akan mengalami
penurunan. Fenomena lain yang terjadi adalah efek water hammer. Terjadi karena,
gelombang tekanan dalam suatu pipa tertutup akibat percepatan atau perlambatan aliran
fluida karena penutupan katup tiba-tiba.
Sistem perpipaan lain yang digunakan adalah katu jenis gate valve. Prinsip gate valve
adalah mencegah aliran cairan/fluida menggunakan lempengan yang bergerak/slide
keluar dan ke dalam pipa. Penggunaan gate valve hanya untuk satu arah aliran saja.
Penggunaan gate valve sama halnya dengan alat sambung, yaitu ketika menginginkan
laju alir yang besar maka bukaan harus penuh dengan tekanan rendah maupun
sebaliknya, jika menginginkan laju alir kecil maka bukaan harus sedikit dengan tekanan
tinggi.
VII. Kesimpulan
Dari percobaan dapat di tarik kesimpulan :
1. Adapun alat sambung yang digunakan adalah socket, elbow, tee, barrel union, cop,
flans, gate, check, dan pneumatic.
2. Alat untuk pengaturan laju alir dan tekanan menggunakan gate valve.
3. Akibat penggunaan alat sambung adalah fluktuasi dan water hammer.
DAFTAR PUSTAKA