Anda di halaman 1dari 10

III.

DASAR TEORI

Tinjauan Umum Sistem Perpipaan


Kamus mendefinisikan pipa sebagai cubing panjang dari tanah liat, konkret,
metal, kayu, dan seterusnya, untuk mengalirkan air, gas, minyak dan cairan-cairan
lain. Pipa yang dimaksud bukan berarti hanya pipa, tetapi fitting- fitting, katup-
katup dan komponen-komponen lainnya yang merupakan system perpipaan.
Pipa dan komponen yang dimaksudkan disini adalah meliputi (Raswari,
1986) :
1. Pipa-pipa (pipes)
2. Jenis-jenis flens (flanges)
3. Jenis-jenis katup (valves)
4. Jenis-jenis alat penyambung (fittings)
5. Jenis-jenis alat-alat sambungan cubing
6. Jenis-jenis alat sambungan cabang o’let
7. Bagian khusus (special item)
8. Jenis-jenis gasket
9. Jenis-jenis baut (boltings)
Material-material pipa dibagi dua kelas dasar, metal dan nonmetal. Nonmetal
pipa seperti kaca, keramik, plastik dan seterusnya. Pipa metal pun dibagi
menjadi dua kelas, besi dan bukan besi. Material besi terdiri dari besi yang umum
digunakan pada pipa proses. Besi metal adalah baja karbon, besi tahan karat,
baja krome, besi tuang dan seterusnya. Sedang pipa metal bukan besi termasuk
aluminium
1. Sambungan Pada Pipa
Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi hilangnya energi di
dalam pipa Jenis-jenis sambungan ikut mempengaruhi hilangnya energi pada
pipa. Dengan adanya sambungan dapat menghambat aliran normal dan
menyebabkan gesekan tambahan. Pada pipa yang pendek dan mempunyai
banyak sambungan, fluida yang mengalir di dalamnya akan mengalami banyak
kehilangan energi.
Dalam sistem pipa salah satu konstruksinya adalah menggunakan
sambungan yang berfungsi untuk membelokan arah aliran fluida ke suatu
tempat tertentu. Salah satu efek yang muncul pada aliran ketika
melewati suatu sambungan yang berkaitan dengan pola aliran adalah
adanya ketidakstabilan aliran atau fluktuasi aliran. Fluktuasi aliran yang terjadi
terus menerus pada belokan pipa akan memberikan beban impak secara
acak pada sambungan tersebut. Akibat pembeban impak secara acak yang
berlangsung terus menerus bisa menyebakan getaran pada pipa.
Pada sambungan pipa bekerja gaya yang disebabkan oleh aliran zat
cair yang berbelok, disamping berat pipa dan isinya.

2. Cara Penyambungan Pipa


Penyambungan tersebut dapat dilakukan dengan :
a. Pengelasan
Jenis pengelasan yang dilakukan adalah tergantung pada jenis pipa
dan penggunaannya, misalnya pengelasan untuk bahan stainless steel
menggunakan las busur gas wolfram, dan untuk pipa baja karbon digunakan
las metal.
b. Ulir (threaded)
Penyambungan ini digunakan pada pipa yang bertekanan tidak
terlalu tinggi. Kebocoran pada sambungan ini dapat dicegah dengan
menggunakan gasket tape pipe. Umumnya pipa dengan sambungan ulir
digunakan pada pipa dua inci ke bawah.
c. Menggunakan Flens (flange)
Kedua ujung pipa yang akan disambung dipasang flens kemudian
diikat dengan baut.

a. Alat Sambung
Untuk membuat suatu instalasi pasti kita membutuhkan banyak pipa,
karena keterbatasan panjang, dan bentuk pipa yang dijual di pasaran dan
diproduksi dari pabrik, maka dalam pekerjaan suatu instalasi kita tak terlepas
dari penyambungan-penyambungan pipa. Adapun macam-macam alat
sambung tersebut adalah sebagai berikut :
1. Socket
o Digunakan untuk memperpanjang pipa (menyambung pipa lurus)
o Diameter pipa yang disambung sama dengan penyambungan
o Memakai ulir dalam
2. Elbow Galvanis
o Digunakan untuk membelokkan aliran
o Menggunakan ulir dalam
3. Elbow PVC
o Digunakan untuk membelokkan aliran
4. Bend
o Digunakan untuk membelokkan arah aliran beradius besar
o Menggunakan ulir dalam F dan M
5. Tee Stuck
o Digunakan untuk membagi aliran menjadi dua arah
6. Reducer Elbow
o Digunakan untuk memperkecil aliran yang dibelokkan tanpa
mengurangi kecepatan
7. Reducer Socket
o Digunakan untuk memperkecil aliran
8. Cross
o Digunakan untuk membagi aliran menjadi 3 arah
9. Barrel Union
o Digunakan untuk menyambung pipa permanent ( mati ) yang terdiri
dari 3 bagian
10. Dop ( F )
o Digunakan untuk menutup aliran pada ujung pipa
11. Plug
o Digunakan untuk menutup pipa pada sambungan
12. Stop Kran ( Gate Valve )
o Digunakan untuk mengatur aliran yang masuk dalam gedung
o Dipasang sebelum meteran
o Dapat menutup /  menghentikan aliran pada saat perbaikan
13. Kran                                          
o Digunakan untuk penutupan atau pengeluaran air pada tempat tertentu
14. Bushis
o Digunakan untuk menyambung 2 buah pipa yang berlainan ukuran
diameternya
o Mempunyai ulir luar pada sisi luar dan ulir dalam pada sisi dalam
15. Hexakonal Nipple
o Digunakan untuk mengencangkan sambungann pipa, bentuk
sambungan ini segi enam, ditengah alat ini digunakan untuk
mengencangkan sambungan dengan bantuan kunci pipa.
16. Meteran Kran                 
o Digunakan untuk melihat banyaknya debit air yang dipakai.

3. Valve

Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan
ukuran dan bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk
membuka dan menutup penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi
tekanan dan laju aliran fluida, ada pula valve yang berfungsi mengatur agar
aliran fluida cair terjadi pada satu arah saja. Berikut beberapa jenis valve yang
paling sering digunakan :

1. Gate Valve
Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem
perpipaan. Fungsinya untuk membuka dan menutup aliran (on-off), tetapi
tidak untuk mengatur besar kecil aliran (throttling). Kelebihan Gate
Valve, minimnya halangan/ resistan saat valve ini dibuka penuh,
sehingga aliran bisa maksimal. Gate Valve mengontrol aliran melalui
badan valve yang berbentuk pipa, dengan sebuah lempengan atau baji
vertikal (lihat gambar dibawah ini) yang bisa bergeser naik turun saat
handel valve diputar. Valve ini didesain untuk posisi terbuka penuh, atau
tertutup penuh. Jika valve ini dalam keadaan setengah terbuka, maka
akan menyebabkan pengikisan pada badan valve, dan turbulensi aliran
zat bisa menyebabkan getaran pada baji valve sehingga menghasilkan
suara gemeretak.

Gate Valve

2. Globe Valve

Globe Valve biasanya digunakan pada situasi dimana pengaturan


besar kecil aliran (throttling) diperlukan. Dengan mudah memutar handel
valve, besarnya aliran zat yang melewati valve bisa diatur. Dudukan
valve yang sejajar dengan aliran, membuat globe valve efisien ketika
mengatur besar kecilnya aliran dengan minimum erosi piringan dan
dudukan. Namun demikian tahanan didalam valve cukup besar. Desain
Globe Valve yang sedemikian rupa, memaksa adanya perubahan arah
aliran zat didalam valve, sehingga tekanan menurun drastis dan
menyebabkan turbulensi di dalam valve itu sendiri. Dengan demikian,
Globe Valve tidak disarankan diinstal pada sistem yang menghindari
penurunan tekanan, dan sistem yang menghindari tahanan pada aliran.

Globe Valve

3. Angle Valve

Sama seperti globe valve, angle valve juga digunakan pada situasi
dimana pengaturan besar kecil aliran diperlukan (throttling). Namun
angle valve di buat dengan sudut 90°, hal ini untuk mengurangi
pemakaian elbow 90° dan fitting tambahan.
Angle Valve
4. Ball Valve

Ball Valve adalah alternatif murah dari jenis valve-valve yang lain.
Ball valve menggunakan bola logam yang tengahnya ada lubang tembus,
diapit oleh dudukan valve untuk mengontrol aliran. Sering dipakai pada
proses hydrocarbon, ball valve mampu mengatur besar kecil aliran gas
dan uap terutama untuk tekanan rendah. Valve ini dapat dengan cepat
ditutup dan cukup kedap untuk menahan fluida/ zat cair. Ball valve tidak
menggunakan handwheel, tetapi menggunakan ankle untuk membuka
atau menutup valve dengan sudut 90°. Disainnya yang simpel,
meminimalkan turunnya tekanan pada saat valve dibuka penuh.

Ball Valve

5. Butterfly Valve

Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan


dengan valve-valve yang lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau
wafer yang dioperasikan dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau
menutup penuh dengan sudut 90°. Wafer ini tetap berada ditengah aliran,
dan dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan
tertutup, wafer tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran
terbendung, dan saat valve terbuka wafer sejajar/ segaris dengan aliran,
sehingga zat dapat mengalir melalui valve.

Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan


(pressure drop) yang minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-
off ataupun throttling, dan bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau
gas dalam jumlah yang besar. Namun demikian valve ini biasanya tidak
memiliki kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada situasi/
sistem yang memiliki tekanan rendah (low-pressure).

Butterfly Valve

6. Relief Valve

Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve


yang lain. Valve ini didesain khusus untuk melepas tekanan berlebih
yang ada di equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah kerusakan
pada equipment, dan lebih penting lagi cedera pada pekerja, relief valve
dapat melepas kenaikan tekanan sebelum menjadi lebih ekstrim. Relief
valve menggunakan pegas baja yang secara otomatis akan terbuka jika
tekanan mencapai level yang tidak aman. Level tekanan pada valve ini
bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada level tekanan berapa valve ini
akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal, relief valve secara
otomatis akan tertutup kembali.
Relief Valve

7. Check Valve

Check Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve


dan Globe Valve. Valve ini di desain untuk mencegah aliran balik. Ada
beberapa jenis check valve, tapi ada 2 jenis yang paling umum yaitu
Swing Check dan Lift Check. Swing Check Valve biasanya dipasangkan
dengan Gate Valve, sedangkan Lift Check Valve oleh beberapa pabrikan
digunakan untuk menggantikan fungsi Ball Valve sebagai Ball Check
Valve. Check Valve tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran,
tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu sendiri.
Karena fungsinya yang dapat mencegah aliran balik (backflow) Check
Valve sering digunakan sebagai pengaman dari sebuah equipment dalam
sistem perpipaan.

Check Valve
Beberapa rule of thumb yang penting dalam penyusunan aliran pipa, antara lain:
1. Pipa-pipa harus sejajar dengan belokan-belokan tegak lurus pipa-pipa
disusun sedemikian sehingga dapat dibuka bila perlu untuk mengganti pipa
yang rusak atau membersihkannya.
2. Dalam sistem aliran gravitasi, pipa harus dibuat lebih besar daripada
seharusnya dan belokan dirancang sesedikit mungkin. Pengotoran saluran
sangat mengganggu bila aliran berlangsung dengan gravitasi saja, karena
tinggi tekan fluida tidak dapat ditambah untuk meningkatkan laju aliran saat
pipa mengecil karena fouling.
3. Kebocoran valve harus selalu diperhtungkan. Valve harus dipasang vertikal
dengan batangnya ke atas. Valve harus mudah dicapai, dan didukung tanpa
mengalami regangan, dan diberi allowance untuk menampung ekspansi
termal pipa di sebelahnya.

Anda mungkin juga menyukai