Anda di halaman 1dari 5

KOMPLEKSOMETRI

Pendahuluan
Titrasi kompleksometri adalah titrasi yang melibatkan pembentukan senyawa atau
ion kompleks. Kompleks yang terbentuk terdiri dari ion logam yang merupakan
atom pusat dan kelompok yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Jumlah iktan
yang terbentuk oleh atom pusat merupakan bilangan koordinasi logam. Contohnya
titrasi Liebig, yaitu titrasi sianida dengan menggunakan larutan perak nitrat
membentuk sianida kompleks yang stabil. Reaksinya sebagai berikut:
Ag+ + 2CN-  [Ag(CN)2]-
Titrasi kompleksometri lainnya yang banyak digunakan adalah titrasi dengan
menggunakan EDTA (etilen diamin tetra asetat). Dalam titrasi tersebut ion logam
akan membentuk kompleks yang berbentuk kelat dengan EDTA. Jenis titrasi yang
penting dengan ligan EDTA diantaranya:
a. Titrasi langsung; larutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan
dibuferkan sampai pH yang dikehendaki dan kemudian dititrasi langsung
dengan larutan EDTA standar.Titik akhir dibantu dengan indikator yang
mempunyai respon terhadap perubahan konsentrasi logam (pM).
b. Titrasi kembali; karena berbagai alasan banyak logam yang tidak dapat
dititrasi langsung dengan EDTA, dalam hal ini larutan EDTA standar
ditambahkan secara berlebih., larutan dibufer sesuai dengan pH yang
dikehendaki, dan kelebihan EDTA dititrasi kembali dengan suatu larutan iion
logam standar misalnya seng klorida atau sulfat. Titik akhir diamati dengan
bantuan indikator logam yang mempunyai respon terhdap ion logam yang
ditambahkan pada titrasi kembali.
c. Titrasi penggantian; titrasi jenis ini dapat digunakan untuk ion logam yang
tidak bereaksi dengan indikator logam, atau untuk ion logam yang
membentuk kompleks EDTA yang lebih stabil daripada kompleks EDTA
logam lainnya seperti magnesium dan kalsium.
d. Titrasi alkalimetri; bila suatu lrutan garam EDTA Na2H2Yditambahkan ke
suatu larutan yang mengandung ion logam, terbentuk kompleks ion logam
yang disertai pelepasan dua ion hidrogen. Ion hidrogen yang dilepaskan
dapat dititrasi dengan larutan natrium hidroksida standar dengan
menggunakan indikator asam basa.
Kurva titrasi
Untuk memudahkan bentuk asam EDTA seringkali disingkt menjadi H4Y. Zat ini
mengalami disosiasi asam sebagai berikut:
H4Y + H2O  H3O+ + H3Y- Ka1 = 1.02 x 10-2
H3Y- + H2O  H3O+ + H2Y2- Ka2 = 2.14 x 10-3
H2Y2- + H2O  H3O+ + HY- Ka3 = 6.92 x 10-7
HY- + H2O  H3O+ + Y4- Ka4 = 5.50 x 10-11
Dengan logam (M) EDTA akan membentuk kompleks dengan reaksi sebagai berikut:
[ MY n  4 ]
Mn+ + Y4-  MYn-4 Kabs =
[ M n  ][Y 4  ]
Kabs disebut tetapan stabilitas absolut atau tetapan pembentukan absolut.
Dari reaski disosiasi di atas dapat dillihat bahwa pembentukan kompleks logam
dengan EDTA dipengaruhi pH. Hanya pada pH sekitar lebih dari 12 EDTA dalam
bentuk Y4- dominan. Pada pH yang lebih rendah spesi yang berproton HY3- dan
seterusnya yang lebih dominan. Dengan demikian dapat dianggap bahwa H3O+
bersaing dengan ion logam untuk mendapatkan EDTA, dan kecenderungan untuk
membentuk kelat logam pada sembarang harga pH tidak dapat diperkirakan langsung
dari Kabs.
Semua spesies EDTA akan selalu ada dalam setiap larutan. Misalkan Cy merupakan
konsentrasi total dari spesies yang ada yang tidak terkompleks:
Cy = [Y4-] + [HY3-] + [H2Y2-] + [H3Y-] + [H4Y]
Substitusi untuk konsentrasi berbagai spesi ke dalam suku-suku dari tetapan disosiasi
akan menghasilkan fraksi Y4- dengan persamaan berikut:
[Y 4  ] K a1K a 2 K a 3 K a 4

Cy [ H 3O ]  [ H 3O ] K a1  [ H 3O ] K a1K a 2  [ H 3O  ]K a1K a 2 K a 3  K a1K a 2 K a 3 K a 4
 4  3  2

Dengan memberikan lambang α4 untuk fraksi EDTA Y4-, maka:


[Y 4  ]
 α4 atau [Y4-] = α4Cy
Cy

Harga α4 dapat dihitung pada sembarang pH yang diinginkan untuk kelat apa pun
yang diketahui tetapan disosiasinya.
Substitusi α4Cy ke dalam tetapan stabilitas absolut menghasilkan persamaan berikut:
[ MY n  4 ]
Kabs =
[ M n  ][ 4C y ]
[ MY n  4 ]
Kabs α4 = = Keff
[ M n  ]C y

Keff disebut tetapan efektif atau tetapan kondisional. Keff ini lebih menunjukkan
kecenderungan sebenarnya untuk membentuk kelat logam pada harga pH yang
dimaksud. Biasanya larutan ion logam yang akan dititrasi dengan EDTA diberi
buffer sehingga pH tetap. Dengan adanya Keff ini akan mudah untuk menghitung
kurva titrasi sehingga dapat diperkirakan kelayakan suatu titrasi seperti pada titrasi
asam basa.
Contoh: 50.0 ml larutan 0.01 M Ca2+ dan dibufer pada pH 10, dititrasi dengan 0.01
M EDTA. Hitung harga pCa pada berbagai tahap titrasi. Diketahui Kabs CaY2- = 5.0
x 1010, α4 = 0.35. maka Keff = 5.0 x 1010 x 0.35 = 1.8 x 1010
(a) awal titrasi
[Ca2+] = 0.01 M
pCa = - log [Ca2+] = 2.00
(b) setelah penambahan 10.0 ml titran
Ada kelebihan Ca2+, reaksi dianggap berlangsung sempurna.
90.50  0.10) mmol
[Ca2+] = = 0.0067 M
60.0 ml
pCa = 2.17
Perhitungan yang sama dapat dibuat untuk berbagai interval penambahan, kecuali
untuk daerah mendekati harga titik ekivalen reaksi dianggap tidak berlangsung
sempurna, sehingga perlu memperhitungkan ion kalsium yang dihsilkan oleh
disosiasi CaY2- dan menyelesaikannya dengan persamaan kuadrat.
(c) titik ekivalen
[Ca2+] = Cy
0.500 mmol
[CaY2-]   5.0 x 10-3 M
100 ml

5.0 x10 3
Keff = = 1.8 x 1010
[Ca 2  ]2
[Ca2+] = 5.2 x 10-7
pCa = 6.28
(d) setelah penambahan 60.9 ml titran. Kelebihan EDTA = 0.100 mmol.
0.100 mmol
Cy = = 9.1 x 10-4
110 ml
0.500 mmol
[CaY2-] = = 4.55 x 10-3
110 ml

4.55 x10 3
= 1.8 x 10 –10
[Ca 2  ] 9.1 x10  4
[Ca2+] = 2.8 x 10-10
pCa = 9.55

Perhitungan Titrasi
Berat ekivalen dalam titrasi kompleksometri adalah massa zat yang mengandung
atau bereaksi dengan 1 mol kation univalen, ½ mol kation divalen, 1/3 mol kation
trivalen dan seterusnya. Untuk kation itu ekivalen adalah mol dibagi massanya.
Untuk reagensia yang bereaksi dengan kation itu, ekivalen adalah massanya yang
bereaksi dengan satu ekivalen kation. Misalnya dalam contoh titrasi Liebig :
Ag+ + 2CN-  [Ag(CN)2]-
Maka ekivalen dari kalium sianida dalam titrasi dengan ion perak adalah 2 mol.
Namun demikian nampkny dalam reaksi pengkompleksan lebih baik menggunakan
mol dibandingkan dengan ekivalen.

Contoh Soal 1
Berapa gram NaCN ada dalam larutan yang dititrasi sampai tepat kekeruhan tetap
dengan 26,05 mL AgNO3 yang mengandung 8,125 gr AgNO3 / l.
Jawab :
Reaksi : 2CN- + Ag+  Ag(CN)2-
Tetesan selanjutnya dari AgNO3 memberikan endapan yang tetap dari
Ag{Ag(CN)2}, yang membantu sebagai indikator. Untuk reaksi diatas :
Ag(CN)2- + Ag+  Ag{Ag(CN)2} indikator.
8,125
Normalitas AgNO3 =  0,04782
169,9
NaCN
Berat mgrek dari NaCN dalam hal ini tidak , karena dua ion sianida bereaksi
1
2NaCN
dengan satu ion perak dalam titrasi. Berat mek dari NaCN adalah :
1
2NaCN
Berat NaCN = 26,05 . 0,04782 . = 122,1 mg
1
Contoh soal 2.
Ion-ion Pb membentuk komp. yang lebih kuat dengan EDTA dari pada dengan ion
Mg, tetapi pH larutan yang diperlukan untuk reaksi adalah jauh lebih tinggi dari
pada Pb yang diendapkan secara normal. Pada 250 mL larutan contoh ditambah 50,0
mL 0,01 M EDTA pH diatur dan kelebihan EDTA dititrasi kembali dengan 1,0 10-2
M Mg+2 membutuhkan 14,7 mL. Hitung molaritas konsentrasi Pb dalam Contoh ?
Jawab :
Dalam 25 mL contoh perlu EDTA = 50 mL . 0,01 M
0,01
50 mL . mol / mL  5  10 4 mol
1000
Kelebihan EDTA dititrasi dengan 14,7 mL 1 . 10-2 M
1 . 10 2
+2
Mg = 14,7 mL . mol / mL . Mg  2  1,47 . 10 4 mol Mg  2
1000
EDTA untuk 25 mL contoh untuk membentuk kompleks dengan ion Pb+2 = 5 .
10-4 – 1,47 . 10-4 = 3,53 . 10-4 mol
Dalam 1 L Contoh konsentrasi Pb =
1000
. 3,53 . 10 4 mol  1,412 . 10 2 M
25

Anda mungkin juga menyukai