Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROFESI KEGURUAN

“PERAN GURU DALAM MANEJEMEN KELAS”

Disusun oleh Kelompok 1

A. Tenri Ayu Wulandari (200111500003)

Nia Ramadhani (200111500005)

Magfirah (200111500007)

Niswatul Mukminah (200111500009)

Nur Afni Yunita Idris (200111500011)

Fitria (200111500015)

PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah dari-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Profesi Keguruan yang berjudul “Peran Guru dalam
Memanejemen Kelas”

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan hanya kepada baginda Nabi besar kita
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliaulah yang telah dengan sabarnya, terus
mendakwahkan agama kita sampai hembusan nafas terakhirnya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca, maupun penyusun itu sendiri. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, kami sadar
bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna. Kami mengharapkan pula kritik dan saran terhadap
makalah ini, agar kedepannya dapat dapat diperbaiki.

Makassar, 11 April 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................5

C. Tujuan ............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................6

A. Pengertian Manajemen Kelas .....................................................................................6

B. Peran Guru Dalam Memanajemen Kelas ....................................................................7

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................13

A. Kesimpulan ................................................................................................................13

B. Saran ...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru sebagian besar terjadi dalam kelas
adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Yang
berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan, kegiatan-kegiatan mereka sekaligus
berhubungan dengan sarana dan prasarana pengajaran yang digunakan dalam PBM.
Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat
atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhanya
maka akan terjadi gangguan terhadap PBM. Baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang
serius atau terus menerus.
Pengaturan metode, strategi, dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari
kegiatan manajemen pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Untuk mewujudkan
manajemen kelas di sekolah dasar, lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi
syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai
pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Manajemen kelas di sekolah tidak
hanya pengaturan belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tetapi menyiapkan kondisi kelas dan
lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan dan suasana belajar yang efektif. Oleh karena
itu, sekolah dan kelas perlu dikelola secara baik, dan menciptakan iklim belajar yang
menunjang.
Masa sekolah adalah masa terpenting dalam pembinaan akhlak, masa tersebut memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki pada masa sebelum dan sesudahnya karena masa sekolah masih
mudah diperbaiki dan dididik. Pada masa itulah seorang pendidik dan orang tua memiliki
peluang yang sangat besar untuk membentuk kepribadian anak yang didinginkan. Seorang
pendidik yang baik pasti akan menanamkan segala jenis yang baik terutama pembinaan akhlak
kepadanya. Pendidik juga merupakan sosok yang membawa pengaruh dan dianggap sosok
paling menonjol bagi diri anak. Dan yang ada dihadapan mereka hanyalah seorang pendidik

4
maka figure pendidik yang baik sangat dibutuhkan siswa sehingga pendidik harus sangat
menguasai siswa.
Di sisi lain, guru harus memahami dan menghayati para siswa yang dibinanya karena
wujud siswa pada setiap saat tidak akan sama sebab perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memberikan dampak serta nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia sangat
mempengaruhi gambaran para lulusan suatu sekolah yang diharapkan.
Adapun wujud siswa tidaklah sama sepanjang masa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memberikan dampak terhadap nilai nilai budaya masyarakat Indonesia sangat
mempengaruhi gambaran siswa yang diharapkan itu. Oleh karena itu, gambaran siswa yang
diharapkan akan sangat dipengaruhi oleh keadaan itu sehingga apabila dirumuskan
kemampuan guru yang diharapkan, perlu diantisipasi perkembangan keadaan dan tuntutan
masyarakat pada masa yang akan datang.
Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk
paham tentang filosofis dari mengajar dan belajar itu sendiri. Mengajar tidak hanya
mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga sejumlah perilaku yang akan menjadi
kepemilikan siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan manajemen kelas?
b. Bagaimana peran guru dalam memanajemen kelas?
C. TUJUAN
a. Mengetahui pengertian manajemen kelas
b. Memahami peran guru dalam memanajemen kelas

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kelas


Manajemen kelas dianggap sebagai aspek penting. Wright (2005 : 1) menyatakan menjadi
perhatian utama dan elemen pusat untuk guru dalam proses belajar mengajar. manajemen kelas
itu sendiri berasal dari dua kata yang “kelas” dan “manajemen”. Arti dari kelas dapat diambil
dari Hill dan Hill (dikutip dalam Oksawe 2014 : 60) pernyataan, “kelas adalah tempat operasional
di sekolahsekolah yang mengikat siswa bersamasama dan menyediakan kesempatan untuk
mencapai tujuan pendidikan”.
Menurut Alberto & Troutman (1989 : 60) manajemen kelas dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk mengelola waktu, ruang, sumber belajar, siswa guru peran dan perilaku dalam
rangka memberikan iklim yang mendorong proses belajar. Selain itu, Mulyadi (2009 : 4),
menyatakan bahwa pengelolaan kelas mengacu pada keterampilan yang harus dimiliki oleh guru
untuk mempertahankan situasi kelas sebagai lingkungan belajar yang efektif, mengendalikan
perilaku siswa, dan menciptakan hubungan interpersonal dan iklim emosional sosial yang positif.
Hal ini diperkuat oleh Cooper, et. al., (2014 : 240), pengelolaan kelas adalah tindakan yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif yang menghormati satu
sama lain, penuh perawatan, terstruktur dengan baik, dan produktif bagi guru dan siswa.
Dalam membangun lingkungan kelas yang efektif, guru harus mampu menciptakan
suasana yang mendukung di kelas yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam
belajar. Artinya, guru harus perhatian dengan beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut adalah
lingkungan fisik, gaya mengajar, dan peran guru.
Lingkungan fisik kelas meliputi pemandangan, suara dan kenyamanan, pengaturan tempat
duduk, dan penggunaan media pembelajaran di kelas (Brown, 2000 : 192-194). Sebuah kelas
yang rapi dan bersih, memiliki cahaya yang cukup, dan bebas dari kebisingan akan membuat
siswa merasa nyaman dan siap untuk belajar materi. Guru harus membuat dan mengatur penataan
ruang kelas tempat duduk didasarkan pada tujuan pengajaran. Mereka juga perlu memaksimalkan
penggunaan peralatan kelas untuk mendukung proses pembelajaran.

6
Menurut Djamarah dan Zain (2010:173) Manajemen kelas merupakan masalah tingkah
laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara
efesien dan memungkinkan mereka dapat belajar.
Manajemen kelas adalah usaha guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat berlangsung dengan berhasil (Suparta, dkk.
2002:205). Menurut Fathurrohman (2007:103) dalam pengertian yang lain dikemukakan bahwa
manajemen kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya
sebagai penanggungjawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai
dengan masalah yang ada dan karakteristik kelas yang dihadapi”. Jadi, manajemen kelas
sebenarnya upaya mendayagunakan seluruh potensi kelas baik sebagai komponen utama
pembelajaran maupun komponen pendukungnya.
Menurut Sudirman (dalam Djamarah dan zain, 2006: 178) berpendapat bahwa tujuan
manajemen kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum
tujuan manajemen kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam- macam kegiatan belajar dan
bekerja siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Menurut Arikunto
(2002: 68) berpendapat bahwa tujuan manajemen kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat
bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
B. Peran Guru dalam Memanajemen Kelas
Guru merupakan suatu profesi yang selalu berkaitan dengan pendidikan anak bangsa.
Priansa (2015: 2) menjelaskan “Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui
kinerjanya pada tingkat institusional dan intruksional. Peran guru dalam pembelajaran sebagai
fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran dan pemberi inspirasi belajar sebagai
peserta didik”. Guru merupakan pihak yang paling besar peranannya dalam menentukan
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.
Seorang guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengajar subjek didik
secara formal. Namun, berdasarkan Sanjaya (2006 : 14), mengajar tidak hanya tentang
memberikan materi kepada siswa, tetapi juga proses mengubah perilaku siswa. Sanjaya (2014
: 2) menambahkan bahwa guru adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk membantu
siswa untuk belajar dan berperilaku dengan cara yang berbeda. Berdasarkan definisi tersebut,
guru memiliki peran penting dalam pendidikan, terutama bagi siswa.

7
Ada berbagai peran yang dapat dimainkan oleh guru. Brown (2000 : 167- 168) membagi
peran guru menjadi lima metafora. Yang pertama adalah, guru sebagai pengendali yang
bertanggung jawab lengkap untuk mengontrol waktu belajar, apa yang siswa lakukan, apa
yang mereka katakan, dan bagaimana mereka mengatakannya. Kedua, guru sebagai direktur
di mana pekerjaan adalah untuk menjaga proses belajar mengajar berjalan lancar. Ketiga, guru
sebagai manajer untuk membuat rencana pelajaran, modul, kursus, dan struktur waktu belajar.
Keempat, sebagai fasilitator yang memfasilitasi dan membantu siswa untuk menghindari
kendala dalam proses belajar guna membuat belajar lebih mudah bagi siswa. Kelima, guru
sebagai sumber informasi semacam pusat sumber informasi berjalan. Brown (2000 : 168)
menjelaskan bahwa guru harus membuat diri mereka tersedia sehingga siswa dapat
berkonsultasi setiap kali diperlukan. Dari penjelasan di atas, guru perlu menerapkan semua
peran ini dalam keseimbangan untuk memfasilitasi belajar siswa.
Selain itu, Sanjaya (2006 : 21-33) membagi peran guru sebagai berikut: guru sebagai
sumber informasi, fasilitator, manajer, demonstrator, supervisor, motivator, dan evaluator.
Namun, pelaksanaan peran mereka dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sebagaimana
dinyatakan oleh Wright dikutip dalam Richard (1994 : 98), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi guru untuk menentukan peran mereka sebagai pendidik. Wright menyatakan
peran guru tergantung pada jenis sekolah di mana guru bekerja, guru metode pengajaran yang
digunakan, kepribadian guru individu, dan latar belakang buinformasi guru.
Peran guru sangatlah penting dalam mengjar dan mendidik siswa serta dalam memajukan
dunia pendidikan. Peran guru dalam menjalankan tugas di sekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orangtua kedua dan mampu menarik simpati para siswa sehingga pelajaran
apapun yang diberikan oleh guru menjadi motivasi bagi siswa dalam mengajar.
Seorang guru berperan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan serta
pengetahuan siswa. Oleh karena itu guru harus membuat siswanya tertarik untuk mengikuti
pembelajaran di kelas. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka
siswa akan enggan untuk mengikuti pelajaran yang akan diberikan oleh guru tersebut.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang guru pasal 52 ayat 1 Peran Guru yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar, membimbing
dan melatih peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
tugas pokok.

8
Guru Sebagai Perancang Pembelajaran
Wiyani (2013: 90) menjelaskan perencanaan pembelajaran harus dikuasai oleh guru
sebagai manajer kelas antara lain sebangai berikut: 1) Membantu peserta didik menetapkan
tujuan belajar dan menstimulasi peserta didik mencapai tujuan belajar terbesut. 2)
Merencanakan kegiatan belajar bersama peserta didiknya yang mencangkup kriteria
keberhasilan, langkah-langkah, waktu, serta kondisi belajar. 3) Merencanakan sarana belajar
yang diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar. 4) Membantu peserta didik menilai dan
kemajuannya sendiri.
Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
Wiyani (2013: 130) menjelaskan bahwa “mengurus dan menata berbagai sarana belajar
dalam pengaturan ruang kelas meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini: 1) Mengadakan sarana
belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar-mengajar. 2) Menata letak sarana belajar yang
telah didapatkannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. 3) Merawat
sarana belajar yang ada di ruang kelas agar awet dan selalu siap dugunakan untuk mendukung
keberhasilan tujuan pembelajaran. 4) Melakukan perbaikan terhadap tata letak sarana belajar
yang ada di ruang kelas.”
Guru sebagai Sumber Infromasi
Peran guru sebagai sumber informasi adalah peran dimana guru memegang kompetensi
dalam menguasai dan memahami materi pembelajaran, Sanjaya (2006 : 21). Sebagai sumber
informasi, guru memiliki kemampuan untuk menyediakan dan menjelaskan subjek belajar
bagi siswa. Guru juga dapat menyajikan materi dalam jelas, mudah, dan percaya diri. Peneliti
menemukan tiga ucapan di luar film Blackboard yang menunjukkan peran guru sebagai
sumber informasi.
Guru sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator adalah peran di mana guru memiliki kewajiban untuk
menyediakan layanan untuk memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran mereka, Sanjaya
(2006 : 23). Sebagai fasilitator, guru memiliki kemampuan untuk memilih dan menggunakan
media pembelajaran yang dapat mendukung kegiatan belajar. Peneliti menemukan adegan dan
dua ujaran dalam film yang menunjukkan peran guru sebagai fasilitator
Menurut Sanjaya (2006 : 23), guru sebagai fasilitator adalah orang yang memiliki peran
untuk memfasilitasi, membantu, dan mendukung siswa untuk mencapai keberhasilan belajar

9
mereka. Guru menyadari tentang latar belakang siswa dan kondisi sosial ekonomi mereka.
Hampir semua siswa memiliki kondisi ekonomi yang buruk dan itu menjadi alasan mengapa
mereka memiliki beberapa kesulitan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Fasilitas yang
disediakan oleh guru bertujuan untuk mengatasi kendala tertentu yang terjadi dalam proses
belajar mengajar. Hal ini didukung oleh Brown (2000 : 167) bahwa sebagai fasilitator, guru
perlu memfasilitasi dan membantu siswa menghindari rintangan dalam proses belajar mereka.
Ini sejalan dengan pernyataan Sanjaya (2006 : 23) yang menyatakan bahwa sebagai fasilitator,
guru menggunakan media sebagai sumber belajar. Dalam film ini, guru memiliki kemampuan
untuk memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru
menggunakan media dalam membantu siswa meningkatkan pemahaman mereka dalam
belajar, sehingga dapat membantu mereka secara mudah untuk mencapai keberhasilan belajar
mereka.
Priansa (2015: 26) menjelaskan bahwa guru sebagai fasilitator merupakan guru yang
mampu memahami kondisi yang dihadapi setiap peserta didik dan membantu peserta didik
kearah perkembangan potensi dan kepribadian yang baik yaitu: 1) memilimi pemahaman dan
pengetahuan. 2) memiliki kepedulian kepada peserta didik. 3) memahami peserta didik
memiliki minat belajar yang berbeda-beda. Dan 5) memiliki jiwa pemimpin yang baik.
Guru Sebagai Konselor
Priansa (2015: 26) peran guru sebagai konselor diharapkan dapat merespon segala masalah
tingkah laku yang terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dipersiapkan
agar: 1) Dapat menolong peserta didik memecahkan masalah– masalah yang timbul antara
peserta didik dengan orang tuanya. 2) Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan
yang manusiawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan
bermacam–macam manusia.
Guru Sebagai Pelaksana Kurikulum
Menurut Kompri (2015: 280) menjelaskan Kurikulum adalah seperangkat pengalaman
belajar yang akan didapat oleh peserta didik selama mereka mengikuti suatu proses
pendidikan. Peranan guru dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum secara aktif dapat
dijabarkan sebagai berikut: (a) Dalam perencanaan kurikulum dirancang dan dirumuskan oleh
para pakar dari berbagai bidang disiplin ilmu yang terkait, (b) Dalam pelaksanaan dilapangan
para guru bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan kurikulum, (c) Dalam proses

10
penilaian, guru diminta saran atau pendapat maupun menilai kurikulum yang sedang berjalan
guna melihat kebaikan dan kelemahan yang ada, (d) Pengadministrasian, guru harus
menguasai tujuan kurikulum, isi program yang harus diberikan kepada peserta didik dan
Perubahan kurikulum.
Guru sebagai Manajer
Sebagai manajer, guru memiliki kemampuan untuk membangun dan memelihara
lingkungan belajar yang efektif, aman dan nyaman bagi siswa. Guru juga dapat desain rencana
pelajaran, memutuskan topik pembelajaran, mengalokasikan waktu belajar, menciptakan
situasi belajar konduktif, dan memonitor siswa dan proses belajar itu sendiri. Marzano (2004
: 105) menyatakan bahwa belajar mengajar yang efektif tidak dapat berlangsung di kelas yang
dikelola dengan buruk. Sebuah kelas yang memiliki kondisi yang aman, nyaman, dan tenang
terbukti dapat mendukung proses belajar mengajar. Sanjaya (2006, p. 24) menyatakan bahwa
guru diperlukan untuk menciptakan situasi pembelajaran yang membuat siswa belajar dengan
nyaman.
Guru sebagai Demonstrator
Peran guru sebagai demonstrator adalah peran dimana guru menjadi teladan bagi siswa.
Sanjaya (2006 : 26) menjelaskan bahwa sebagai demonstrator, guru memainkan peran ini
dengan menunjukkan contoh yang baik dan cara yang baik ketika melakukan interaksi dengan
orang lain.
Guru sebagai Pembimbing
Peran guru sebagai pembimbing adalah peran dimana guru memegang tanggung jawab
untuk membimbing siswa untuk menjadi lebih baik dengan cara yang baik. Sebagai pembina,
guru bahkan memiliki kewajiban untuk menegur siswa jika mereka melakukan sesuatu yang
salah.
Guru sebagai Motivator
Peran guru sebagai motivator dapat diterapkan melalui pemberian motivasi kepada siswa,
menciptakan situasi yang menyenangkan belajar, memberikan pujian dan penghargaan ketika
siswa berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan peran ini untuk memotivasi dan
mendorong siswa untuk memiliki semangat dalam belajar. Priansa (2015: 25) menjelaskan
guru sebagai motivator dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Empat hal yang dapat
dikerjakan guru dalam memberikan motivasi adalah sebagai berikut: 1) Membangkitkan

11
dorongan siswa untuk belajar. 2) Menjelaskan secara konkrit, apa yang dapat dilakukan pada
akhir pengajaran. 3) Memberikan pengajaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat
merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik dikemudian hari. 4) Membentuk kebiasaan
belajar yang baik.
Guru sebagai Evaluator
Sanjaya (2006 : 23) menjelaskan bahwa sebagai guru evaluator memiliki peran untuk
mengumpulkan data, informasi, dan mengevaluasi kinerja siswa. Sanjaya (2006 : 33)
menyatakan bahwa evaluasi tidak hanya untuk mengevaluasi keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, tetapi juga mengevaluasi guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran untuk membuat perbaikan lebih lanjut. Dengan menciptakan tes, kemampuan
siswa dapat diukur dan dari hasil tes dan guru akan mengetahui apakah proses belajar dan
materi yang diajarkan sesuai atau tidak. Hal itu akan membantu guru membuat perbaikan lebih
lanjut dari proses mengajar.

Menurut Padmono (2011: 46) “dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan sesuatu
yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik, meliputi komunikasi guru-murid, murid-
murid, murid-lingkunga, murid-bahan ajar dan murid dengan dirinya sendiri”. Dalam
perannya sebagai pengelola kelas (learning manager) guru hendaknya mampu mengelola
kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu
di organisasi. Lingkungan ini atur dan di awasi agar kegiatan-kegiatan terarah kepada tujuan-
tujuan pendidikan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran guru untuk mengembangkan potensi anak (guru sebagai demonstrator dan guru
sebagai pengelola kelas), guru harus mengetahui betul potensi anak didik. Karena dari potensi
itulah, guru menyiapkan strategi kegiatan yang sinergik dengan potensi anak didik.Guru
merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan karena guru memegang
peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan. Guru yang kreatif sangatlah dibutuhkan untuk
mengembangkan suasana kelas yang kondusif yang dapat memberikan rasa senang, rasa
nyaman, mengasyikkan, penuh keakraban, bersemangat dan lain sebagainya.

B. Saran

Makalah ini masih belum sempurna, diharapkan untuk kedepannya pembuatan makalah ini
disertai dengan kelengkapan materi peran guru dalam memanajemen kelas

13
DAFTAR PUSTAKA

Mursalin, Sulaiman Dan Nurmasyitah. 2017. Peran Guru Dalam Pelaksanaan Manajemen
Kelas Di Gugus Bungong Seulangakecamatan Syiah Kualakota Banda Aceh.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2(1) : 105-114.

Malide, Matyakin. (2017). “Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas Di Sd Negeri No. 13/1
Muara Bulian”. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Jambi.

14

Anda mungkin juga menyukai