Resume1 A1C219134 Silva Rusli Putri
Resume1 A1C219134 Silva Rusli Putri
Kep
RESUME 1
ZOOMINAR PPNI 31
NIM : A1C219134
KELAS : C
UNIVERSITAS MEGAREZKY
Narasumber :
Organisasi Profesi
Definisi
Organisasi yang melakukan penilaian terhadap kemampuan orang perorang secara profesional dan
mempunyai keterikatan satu dengan lainnya dalam menjalankan fungsi sosialnya di mana fungsi
tersebut tidak dapat dijalankan dalam kapasitas sebagai individu (Merton, 1985; Erb & Blais,1995).
UU No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Penelitian Nasional dan Penapisan IPTEK
Organisasi profesi adalah wadah masyarakat ilmiah dalam suatu cabang atau lintas disiplin ilmu
pengetahuan dan teknologi atau suatu bidang kegiatan profesi yang dijamin oleh negara untuk
mengembangkan profesionalisme dan etika profesi dalam masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Untuk menjamin tanggung jawab dan akuntabilitas profesionalisme organisasi profesi wajib
menentukan standar persyaratan dan sertifikasi keahlian serta kode etik profesi
• Nakes harus membentuk OP sebagai wadah meningkatkan dan atau mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan, martabat, dan etika profesi Nakes.
• Untuk mengembangkan cabang disiplin ilmu dan standar pendidikan tentang tenaga kesehatan, setiap
organisasi profesi dapat membentuk kolegium.
• Wadah yang menghimpun perawat secara nasional dan berbadan hukum sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1. Pemersatu
2. Pengembang
3. Pembina
4. Pengawas
Akuntabilitas Profesi
Norma : - Kompetensi
- Kewenangan
Komponen : - Pengembangan
- Pengaturan (regulasi)
- Pembinaan
- Pengawasan
- Penjagaan (maintaining)
- Pendisiplinan
Pengembangan standar
Standar profesi adalah batasan kemampuan minimal berupa pengetahuan keterampilan dan perilaku
profesional yang harus dikuasai oleh individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya kepada
masyarakat secara mandiri (Pasal 1 ayat 12 UU No. 36 tahun 2014)
Standar pelayanan profesi adalah pedoman yang diikuti oleh tenaga kesehatan dalam melakukan
pelayanan kesehatan (Pasal 1 ayat 13 UU No. 36 tahun 2014)
Standar prosedur operasional adalah suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah yang dilakukan
untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu dengan memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang
dibuat oleh fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi (Pasal 1 ayat 14 undang-undang
nomor 36 tahun 2014)
• Standar profesi dan standar pelayanan profesi untuk masing-masing jenis tenaga kesehatan ditetapkan
oleh organisasi profesi bidang kesehatan dan disahkan oleh menteri (Pasal 66 ayat 2 UU No. 36 tahun
2014)
• Standar pelayanan profesi yang berlaku universal ditetapkan dengan peraturan menteri (Pasal 66 ayat
3 UU No.36 tahun 2014)
• Standar prosedur operasional ditetapkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan (Pasal 66 ayat 4 UU No 36
tahun 2014)
• Standar profesi dan kode etik ditentukan oleh organisasi profesi (Pasal 21 (3) UU No 36 tahun 2009)
• Standar kompetensi kerja disusun oleh organisasi profesi perawat dan konsil keperawatan dan
ditetapkan oleh menteri (Pasal 16 ayat 4 UU No 38 tahun 2014)
- Standar kompetensi
- General : Ners Sp, ners vokasi
- Kekhususan : kamar bedah, Gadar, Kritis, komunitas, Anak, Jiwa dll : ikatan / himpunan perawat
• Diagnosis keperawatan
• Luaran keperawatan
• Intervensi keperawatan
• Jaminan mutu
• Pendidikan
• Penilaian Kerja
• Kesejawatan
• Etik
• Riset
• Pemanfaatan sumber-sumber
Standar 1 : pengkajian
Standar 4 : implementasi
Standar 5 : evaluasi
> definisi
Pada pelaksanaan asuhan keperawatan memerlukan acuan standar luaran dan standar intervensi
keperawatan
Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berkewajiban untuk mematuhi standar profesi
standar pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional.
Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi dan standar
prosedur operasional.
• Standar profesi
• Standar pelayanan RS
• Etika profesi
- Dasar : Kode etik, SPO, STD profesi, STD pelayanan > Bernilai / norma, Patuh Regulasi, IPTEK Terkini
- Praktik - Askep
- Bernilai / norma, Patuh Regulasi, IPTEK Terkini. Indikator : Baik, Benar, Profesional
Profesionalisme perawat
1. IPTEK keperawatan
2. Hukum / legal
>>>>
Pengaturan tentang peran organisasi profesi telah lengkap pengaturannya dalam perundang-undangan.
Peran utama organisasi profesi ialah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (kompetensi),
martabat dan etika profesi keanggotaannya.
Pengembangan standar profesi merupakan bagian dari peran pengkawalan kompetensi perawat.
Semakin lengkap standar profesi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik perawat, semakin
menjamin kualitas praktik dan keselamatan klien dalam asuhan keperawatan yang diberikan.
Standar diagnosis keperawatan diharapkan dapat masuk dalam sistem JKN sebagai upaya peningkatan
mutu pelayanan dan diharapkan segera dapat disahkan Menteri Kesehatan RI.
SDKI juga bermakna dalam aspek penghargaan dan kesejahteraan dan perlindungan bagi perawat.
• Asuhan keperawatan saat ini didasarkan pada standar logis yang dibangun dengan metode yang
disebut proses keperawatan.
• Proses keperawatan adalah metode sistematis yang menggunakan penalaran ilmiah, pemecahan
masalah dan pemikiran kritis untuk mengarahkan perawat dalam merawat pasien secara efektif.
1. Observasi
2. Bantuan
3. Validasi
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi
Asuhan keperawatan askep adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya (UU Kep.
38/2014)
Seorang teman merayakan wisudanya dengan acara makan malam dengan makanan yang pedas. Di
malam hari Anda terbangun dan merasakan nyeri seperti diremas dan panas pada dada titik Anda masih
ih muda dan sehat serta merasakan tidak ada gejala lain (Pengkajian).
Anda memperkirakan nyeri tersebut akibat makanan pedas yang anda makan (Diagnosis). Kemudian
Anda memutuskan untuk menghilangkan nyeri tersebut agar dapat kembali tidur (Perencanaan). Anda
kemudian mencoba tarik napas dalam dan minum antasida cair (implementasi). Dalam beberapa menit
anda memperhatikan bahwa sensasi terbakar tersebut hilang dan anda dapat tidur kembali tanpa
keluhan lagi (Evaluasi).
Tahap I
Pengkajian
• Untuk Efisiensi dan efektifitas, wawancara dan pemeriksaan terkadang digabung dalam suatu proses
interaksi.
Data Subjektif :
Data objektif :
• Gelisah
• Akral hangat
• Wajah meringis
• Hb 12 gr/dL
Tahap 2
Penegakan Diagnosis
• Aktual
• Resiko
1. Berapa banyak diagnosis keperawatan yang harus saya tegakkan pada pasien?
2. Berapa banyak tanda atau gejala yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis keperawatan?
4. Kami di ruang IGD dan Icu sibuk, apakah juga perlu menggunakan diagnosis keperawatan?
5. Apakah diagnosis aktual selalu lebih prioritas dibandingkan dengan diagnosis risiko?
Tahap 3
Perencanaan
Meliputi 3 kegiatan:
1. Independence (nurse-initiaded)
2. Dependent (physician-initiated)
3. Collaboration
S : Spesifik
M : Measurable
A : Accurate/Achievable
R : Realistic
T : Timely
Intervensi diarahkan untuk mengatasi etiologi (Penyebab). Namun, terkadang tidak dapat dilakukan
sehingga intervensi hanya diarahkan untuk mengendalikan tanda dan gejala.
1. nyeri akut b. d. Teknik mengangkat yang tidak adekuat d. d. pasien mengeluh nyeri mengatakan tidak
tahu cara mengangkat yang tepat, tampak meringis, posisi menghindari nyeri
2. nyeri akut b. d. Prosedur pembedahan d. d. Pasien mengeluh nyeri tampak luka insisi tampak
meringis, posisi menghindari nyeri
Pada contoh pertama, perawat tidak hanya dapat mengatasi tanda/ gejala tetapi juga etiologi dengan
memberikan edukasi titik sedangkan contoh kedua, perawat tidak dapat menghindari atau
menghilangkan etiologi sehingga intervensi diarahkan untuk mengendalikan tanda/gejala.
Bersihan jalan nafas tidak efektif b. d. Hipersekresi jalan nafas dibuktikan dengan batuk tidak efektif,
berlebih, dispnea, gelisah
Implementasi
• Pahami alasan melakukan intervensi, efek yang diharapkan dan bahaya yang mungkin muncul
• Dokumentasi (tulisan)
Tahap 5
Evaluasi
Catatan perkembangan
Format SOAP:
"Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati
hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien"
Pasal 66 ayat 1
"Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berkewajiban untuk memenuhi mematuhi standar
profesi dan standar pelayanan profesi dan standar prosedur operasional"
Pasal 66 ayat 1
Standar profesi dan standar pelayanan profesi untuk masing-masing jenis tenaga kesehatan ditetapkan
oleh organisasi profesi bidang kesehatan dan disahkan oleh menteri.
Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan standar profesi dan standar
prosedur operasional.
• Menjadi acuan untuk penegakan diagnosis, penentuan luaran dan intervensi keperawatan
Definisi
Kualitas asuhan (Quality of Care) adalah sejauh mana pelayanan asuhan yang diberikan kepada individu
dan populasi pasien meningkatkan outcome kesehatan yang diinginkan.
- Mengevaluasi intervensi
- Waktu terbatas
Rekomendasi
- Formulir rencana keperawatan dibuat secara resmi sebagai bagian rekam medis
- Perawat menjadikan proses keperawatan sebagai sarana untuk pemberian perawatan komprehensif