Anda di halaman 1dari 17

Dosen Pengampuh : Ns. Ayu Lestari S.Kep, M.

Kep

Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan II

RESUME 1

ZOOMINAR PPNI 31

PENERAPAN 3S (SDKI, SLKI,SIKI) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA : SILVA RUSLI PUTRI

NIM : A1C219134

KELAS : C

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

Penerapan 3S (SDKI, SLKI,SIKI) Untuk Meningkatkan Kualitas Asuhan Keperawatan


Opening & Keynote :

Harif Fadhillah, SKp, SH, M.Kep, MH (Ketua Umum DPP PPNI)

Narasumber :

Harif Fadhillah, SKp, SH, M.Kep, MH (Ketua Umum DPP PPNI)

*Kebijakan dan Peran PPNI dalam penerapan 3S (SDKI,SLKI,SIKI)

Ns. Muhamad Adam, M.Kep, Sp.KMB (Tim Pokja 35 DPP PPNI)

"Konsep Proses Keperawatan"


Bagian 1 : KEBIJAKAN DAN PERAN ORGANISASI PROFESI DALAM TATANAN PENERAPAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

Organisasi Profesi

Definisi

Organisasi yang melakukan penilaian terhadap kemampuan orang perorang secara profesional dan
mempunyai keterikatan satu dengan lainnya dalam menjalankan fungsi sosialnya di mana fungsi
tersebut tidak dapat dijalankan dalam kapasitas sebagai individu (Merton, 1985; Erb & Blais,1995).

Organisasi profesi mempunyai kewenangan mengendalikan pelayanan dari keanggotaannya untuk


meyakinkan masyarakat menerima pelayanan yang aman dan berkualitas (Pumonte & Reduan, 1997).

Organisasi Profesi Menurut Peraturan Perundang-undangan

UU No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Penelitian Nasional dan Penapisan IPTEK

Organisasi profesi adalah wadah masyarakat ilmiah dalam suatu cabang atau lintas disiplin ilmu
pengetahuan dan teknologi atau suatu bidang kegiatan profesi yang dijamin oleh negara untuk
mengembangkan profesionalisme dan etika profesi dalam masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Untuk menjamin tanggung jawab dan akuntabilitas profesionalisme organisasi profesi wajib
menentukan standar persyaratan dan sertifikasi keahlian serta kode etik profesi

UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

• Wadah berhimpun tenaga kesehatan (nakes) yang seprofesi.

• Nakes harus membentuk OP sebagai wadah meningkatkan dan atau mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan, martabat, dan etika profesi Nakes.

• Untuk mengembangkan cabang disiplin ilmu dan standar pendidikan tentang tenaga kesehatan, setiap
organisasi profesi dapat membentuk kolegium.

UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Keperawatan

• Wadah yang menghimpun perawat secara nasional dan berbadan hukum sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

• Organisasi profesi perawat adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia

• Organisasi perawat bertujuan untuk :

• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, martabat dan etika profesi perawat

• Mempersatukan dan memberdayakan perawat dalam rangka menunjang pembangunan nasional


Fungsi organisasi profesi perawat (Keperawatan Di Indonesia) :

1. Pemersatu

2. Pengembang

3. Pembina

4. Pengawas

Peran Esensial PPNI Sebagai Organisasi Profesi :

1. Peningkatan dan Pengawalan Akuntabilitas Profesi

2. Pengembangan dan penyempurnaan norma profesi

3. Sosialisasi norma profesi berkelanjutan

4. Peningkatan kepatuhan norma profesi

Akuntabilitas Profesi

Norma : - Kompetensi

- Standar (Profesi) dan Etika

- Kewenangan

- Empaty & Duty of Care

Komponen : - Pengembangan

- Pengaturan (regulasi)

- Pembinaan

- Pengawasan

- Penjagaan (maintaining)

- Pendisiplinan

Pengembangan standar

• Standar Profesi : Standar Kompetensi


• Standar pelayanan profesi : - Standar Praktik

- Standar Asuhan Keperawatan

• Standar Prosedur Operasional

Standar Profesi & Standar Pelayanan Profesi

Standar profesi adalah batasan kemampuan minimal berupa pengetahuan keterampilan dan perilaku
profesional yang harus dikuasai oleh individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya kepada
masyarakat secara mandiri (Pasal 1 ayat 12 UU No. 36 tahun 2014)

Standar pelayanan profesi adalah pedoman yang diikuti oleh tenaga kesehatan dalam melakukan
pelayanan kesehatan (Pasal 1 ayat 13 UU No. 36 tahun 2014)

Standar prosedur operasional

Standar prosedur operasional adalah suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah yang dilakukan
untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu dengan memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang
dibuat oleh fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi (Pasal 1 ayat 14 undang-undang
nomor 36 tahun 2014)

Penetapan dan Penyusunan Standar Dalam Undang-Undang

• Standar profesi dan standar pelayanan profesi untuk masing-masing jenis tenaga kesehatan ditetapkan
oleh organisasi profesi bidang kesehatan dan disahkan oleh menteri (Pasal 66 ayat 2 UU No. 36 tahun
2014)

• Standar pelayanan profesi yang berlaku universal ditetapkan dengan peraturan menteri (Pasal 66 ayat
3 UU No.36 tahun 2014)

• Standar prosedur operasional ditetapkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan (Pasal 66 ayat 4 UU No 36
tahun 2014)

• Standar profesi dan kode etik ditentukan oleh organisasi profesi (Pasal 21 (3) UU No 36 tahun 2009)

• Standar kompetensi kerja disusun oleh organisasi profesi perawat dan konsil keperawatan dan
ditetapkan oleh menteri (Pasal 16 ayat 4 UU No 38 tahun 2014)

Standar profesi PPNI

- Standar kompetensi
- General : Ners Sp, ners vokasi

- Kekhususan : kamar bedah, Gadar, Kritis, komunitas, Anak, Jiwa dll : ikatan / himpunan perawat

Standar asuhan keperawatan

• Diagnosis keperawatan

• Luaran keperawatan

• Intervensi keperawatan

Standar kinerja profesional

• Jaminan mutu

• Pendidikan

• Penilaian Kerja

• Kesejawatan

• Etik

• Riset

• Pemanfaatan sumber-sumber

Standar Praktik Keperawatan (PPNI, 2009)

Standar 1 : pengkajian

standar 2 : diagnosis keperawatan

standar 3 : perencanaan luaran dan intervensi

Standar 4 : implementasi

Standar 5 : evaluasi

> definisi

rasional, struktur, proses, hasil / output

Penggunaan standar profesi

• Standar 2 diagnosis keperawatan


Pada pelaksanaan asuhan keperawatan memerlukan acuan terhadap isi standar diagnosis keperawatan
> standar diagnosis keperawatan Indonesia

• Standar 3 Perencanaan (intervensi)

Pada pelaksanaan asuhan keperawatan memerlukan acuan standar luaran dan standar intervensi
keperawatan

> standar luaran keperawatan Indonesia

> Standar intervensi keperawatan Indonesia

Dasar diperlukan standar

Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berkewajiban untuk mematuhi standar profesi
standar pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional.

(Pasal 66 ayat 1 UU No. 36 tahun 2014)

Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar profesi dan standar
prosedur operasional.

(Pasal 28 ayat 3 UU No. 38 tahun 2014)

TENAGA KESEHATAN HARUS BEKERJA SESUAI UNDANG-UNDANG

(UU No. 44 tahun 2009 tentang RS)

• Standar profesi

• Standar pelayanan RS

• Standar pelayanan medis

• Standar prosedur operasional

• Standar asuhan keperawatan

• Etika profesi

• Menghormati hak pasien

• Mengutamakan keselamatan pasien

PPNI dan praktik perawat


Norma yang mendasari praktik

- Dasar : Kode etik, SPO, STD profesi, STD pelayanan > Bernilai / norma, Patuh Regulasi, IPTEK Terkini

- Praktik - Askep

- Bernilai / norma, Patuh Regulasi, IPTEK Terkini. Indikator : Baik, Benar, Profesional

Profesionalisme perawat

• Praktik yang baik : memenuhi norma-norma kebaikan

• Sumpah kode etik

• Praktik yang benar : Memenuhi norma kebenaran :

1. IPTEK keperawatan

2. Hukum / legal

• Standar profesi Per-UUan

>>>>

Pengaturan tentang peran organisasi profesi telah lengkap pengaturannya dalam perundang-undangan.

Peran utama organisasi profesi ialah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (kompetensi),
martabat dan etika profesi keanggotaannya.

Pengembangan standar profesi merupakan bagian dari peran pengkawalan kompetensi perawat.

Semakin lengkap standar profesi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik perawat, semakin
menjamin kualitas praktik dan keselamatan klien dalam asuhan keperawatan yang diberikan.

Standar diagnosis keperawatan diharapkan dapat masuk dalam sistem JKN sebagai upaya peningkatan
mutu pelayanan dan diharapkan segera dapat disahkan Menteri Kesehatan RI.

SDKI juga bermakna dalam aspek penghargaan dan kesejahteraan dan perlindungan bagi perawat.

Bagian 2 : PROSES KEPERAWATAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN

Apa itu proses keperawatan?

• Asuhan keperawatan saat ini didasarkan pada standar logis yang dibangun dengan metode yang
disebut proses keperawatan.
• Proses keperawatan adalah metode sistematis yang menggunakan penalaran ilmiah, pemecahan
masalah dan pemikiran kritis untuk mengarahkan perawat dalam merawat pasien secara efektif.

Sejarah proses keperawatan

1955 > dikenalkan pertama kali oleh Hall

1960 > dikenal secara internal dalam keperawatan

1963 > tiga tahap oleh Wiedenbach

1. Observasi

2. Bantuan

3. Validasi

1967 > 4 tahap dan dipublikasi

1. Pengkajian

2. Perencanaan

3. Pelaksanaan

4. Evaluasi

1975 > 5 tahap, ditambahkan diagnosis

Asuhan keperawatan diberikan dalam bentuk 5 tahap proses keperawatan

Asuhan keperawatan askep adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya (UU Kep.
38/2014)

Aplikasi proses keperawatan

Contoh penerapan aplikasi proses keperawatan dalam kehidupan sehari-hari

Seorang teman merayakan wisudanya dengan acara makan malam dengan makanan yang pedas. Di
malam hari Anda terbangun dan merasakan nyeri seperti diremas dan panas pada dada titik Anda masih
ih muda dan sehat serta merasakan tidak ada gejala lain (Pengkajian).
Anda memperkirakan nyeri tersebut akibat makanan pedas yang anda makan (Diagnosis). Kemudian
Anda memutuskan untuk menghilangkan nyeri tersebut agar dapat kembali tidur (Perencanaan). Anda
kemudian mencoba tarik napas dalam dan minum antasida cair (implementasi). Dalam beberapa menit
anda memperhatikan bahwa sensasi terbakar tersebut hilang dan anda dapat tidur kembali tanpa
keluhan lagi (Evaluasi).

Tahap I

Pengkajian

• Mengumpulkan data dasar pasien

• Meliputi tiga aktivitas:

- Mengumpulkan data secara sistematis

- Menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan

- Mendokumentasikan dalam format

• Data subjektif - Apa yang dirasakan pasien atau orang terdekat

- Diperoleh melalui wawancara

• Data objektif - apa yang dapat diobservasi oleh perawat

- Diperoleh melalui pemeriksaan (fisik, laboratorium, diagnostik)

• Untuk Efisiensi dan efektifitas, wawancara dan pemeriksaan terkadang digabung dalam suatu proses
interaksi.

Data Subjektif vs Data Objektif

Data Subjektif :

• "Pinggang saya sakit"

• "Saya belum buang air besar selama 3 hari"

• "Tensi Saya biasanya 140/90"

• "Saya pasrah dengan kondisi suami saya"

• "Dia tidak bisa tidur nyenyak"


• Pasien mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan

Data objektif :

• Gelisah

• Akral hangat

• Tonus otot lemah

• Wajah meringis

• Hb 12 gr/dL

• Glukosa 107 gr/dL

Tahap 2

Penegakan Diagnosis

Tipe diagnosis keperawatan:

• Aktual

• Resiko

• Sehat (promosi kesehatan)

Beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang diagnosis keperawatan :

1. Berapa banyak diagnosis keperawatan yang harus saya tegakkan pada pasien?

2. Berapa banyak tanda atau gejala yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis keperawatan?

3. Apakah diagnosis keperawatan bergantung pada diagnosis medis pasien?

4. Kami di ruang IGD dan Icu sibuk, apakah juga perlu menggunakan diagnosis keperawatan?

5. Apakah diagnosis aktual selalu lebih prioritas dibandingkan dengan diagnosis risiko?

Tahap 3

Perencanaan
Meliputi 3 kegiatan:

1. Menentukan prioritas diagnosis keperawatan

2. Menetapkan hasil outcome yang diharapkan

3. Menentukan intervensi keperawatan yang tepat

Intervensi keperawatan terdiri atas 3 tipe:

1. Independence (nurse-initiaded)

2. Dependent (physician-initiated)

3. Collaboration

Penetapan hasil output outcome memenuhi prinsip smart

S : Spesifik

M : Measurable

A : Accurate/Achievable

R : Realistic

T : Timely

Bagaimana seharusnya saya menentukan intervensi untuk mengatasi diagnosis keperawatan?

Intervensi diarahkan untuk mengatasi etiologi (Penyebab). Namun, terkadang tidak dapat dilakukan
sehingga intervensi hanya diarahkan untuk mengendalikan tanda dan gejala.

1. nyeri akut b. d. Teknik mengangkat yang tidak adekuat d. d. pasien mengeluh nyeri mengatakan tidak
tahu cara mengangkat yang tepat, tampak meringis, posisi menghindari nyeri
2. nyeri akut b. d. Prosedur pembedahan d. d. Pasien mengeluh nyeri tampak luka insisi tampak
meringis, posisi menghindari nyeri

Pada contoh pertama, perawat tidak hanya dapat mengatasi tanda/ gejala tetapi juga etiologi dengan
memberikan edukasi titik sedangkan contoh kedua, perawat tidak dapat menghindari atau
menghilangkan etiologi sehingga intervensi diarahkan untuk mengendalikan tanda/gejala.

Penyusunan intervensi keperawatan menggunakan pendekatan OTEK

1. Observasi : Mengumpulkan data status kesehatan pasien

2. Terapeutik : Memulihkan status kesehatan atau mencegah perburukan masalah

3. Edukasi : Meningkatkan pengetahuan/kemampuan merawat diri

4. Kolaborasi : Bekerja dengan perawat atau tenaga kesehatan lainnya

Contoh penulisan rencana intervensi keperawatan

Bersihan jalan nafas tidak efektif b. d. Hipersekresi jalan nafas dibuktikan dengan batuk tidak efektif,
berlebih, dispnea, gelisah

Manajemen jalan Nafas

O : 1. Monitor pola nafas frekuensi, kedalaman, usaha nafas


2. Monitor bunyi nafas tambahan

3. Monitor putum warna aroma, jumlah

T: 4. Posisikan semi fowler 30 garis datar 45°

5. Lakukan fisioterapi dada

E : 6. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi


7. Ajarkan pasien teknik batuk efektif

K : 8. Kolaborasi pemberian bronkodilator, Jika perlu


9. Kolaborasi pemberian mukolitik
Tahap 4

Implementasi

• Melaksanakan rencana keperawatan ke dalam tindakan (aktivitas)

• Sebelum mengimplementasikan intervensi:

• Pahami alasan melakukan intervensi, efek yang diharapkan dan bahaya yang mungkin muncul

• Menyediakan lingkungan yang kondusif

• Mempertimbangkan intervensi yang pelaksanaannya dapat digabung

• Mengumpulkan data yang terus-menerus

• Dokumentasi (tulisan)

• Komunikasi verbal (lisan)

Tahap 5

Evaluasi

• Menentukan Apakah hasil yang diharapkan telah dicapai

• Terdiri atas: • Continue - Melanjutkan rencana keperawatan

• Modify: modifikasi rencana keperawatan

• Terminate : menghentikan rencana keperawatan

• Kegiatan mengevaluasi hasil:

• Mengumpulkan data terkait outcome melalui :

1. Observasi langsung, 2. Wawancara, 3. Melihat catatan

• Membandingkan data dengan outcome

• Mengaitkan intervensi dengan out come

Catatan perkembangan
Format SOAP:

Subjektif : pernyataan dari pasien/orang lain

Objektif : data yang dapat diamati/diukur

Analisis : interpretasi/kesimpulan berdasarkan DS dan do

Plan : apa yang dilakukan atas masalah yang diidentifikasi

Dasar hukum standarisasi asuhan keperawatan

UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 13

"Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati
hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien"

UU No 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan

Pasal 66 ayat 1

"Setiap tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berkewajiban untuk memenuhi mematuhi standar
profesi dan standar pelayanan profesi dan standar prosedur operasional"

Pasal 66 ayat 1

Standar profesi dan standar pelayanan profesi untuk masing-masing jenis tenaga kesehatan ditetapkan
oleh organisasi profesi bidang kesehatan dan disahkan oleh menteri.

UU No 38 tahun 2014 tentang keperawatan pasal 28

Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan standar profesi dan standar
prosedur operasional.

Tujuan standarisasi asuhan keperawatan

• Menjadi acuan untuk penegakan diagnosis, penentuan luaran dan intervensi keperawatan

• Meningkatkan otonomi perawat

• Memudahkan komunikasi intra profesional dan interprofessional

• Meningkatkan mutu asuhan keperawatan


• Mengarahkan dan menguatkan proses pembelajaran pada pendidikan keperawatan

• Memperluas area penelitian keperawatan

• Mengukur beban kerja dan reward perawat

Definisi

Kualitas asuhan (Quality of Care) adalah sejauh mana pelayanan asuhan yang diberikan kepada individu
dan populasi pasien meningkatkan outcome kesehatan yang diinginkan.

Penerapan proses keperawatan

- Menggunakan format proses keperawatan

- Menggunakan diagnosis keperawatan

- Mendokumentasikan intervensi berdasarkan rencana keperawatan

- Mengevaluasi intervensi

Faktor yang mempengaruhi penerapan proses keperawatan

- Kurang pemahaman tentang proses keperawatan

- Tidak tersedia renpra di ruangan/unit

- Jumlah staf kurang memadai

- Waktu terbatas

Rekomendasi

- Formulir rencana keperawatan dibuat secara resmi sebagai bagian rekam medis

- Manajemen keperawatan menyiapkan SDM yang memadai sesuai kebutuhan

- Perawat menjadikan proses keperawatan sebagai sarana untuk pemberian perawatan komprehensif

- Meluangkan waktu Walaupun sibuk

Anda mungkin juga menyukai