Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2020
I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah memahami proses eliminasi obat dalam plasma
dan ekskresi urin setelah pemberian dosis tunggal I.V. Bolus mengikuti model satu
kompartemen dengan cara simulasi.
Pada model kompartemen satu terbuka dianggap bahwa perubahan kadar obat
dalam plasma mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam
jaringan kompartemen, dimana kadar obat dalam tiap jaringan tidak sama pada berbagai
waktu. DB diketahui dengan menggunakan konsentrasi obat yang terdapat pada cuplikan
cairan tubuh, seperti darah.
Obat yang telah masuk ke dalam tubuh pada akhirnya akan dieliminasi oleh
tubuh. Laju eliminasi sebagian besar obat merupakan proses orde satu yang bergantung
pada tetapan laju eliminasi (K) dari jumlah obat yang tertinggal, DB dapat dituliskan
dalam rumus sebagai berikut:
0. -kt
DB =
DB e
Keterangan :
DB = Jumlah obat pada waktu t
DB0 = Jumlah obat saat t = 0
Jumlah obat dalam tubuh tidak dapat ditentukan secara langsung tetapi cuplikan darah
dapat diambil pada jarak waktu secara berkala dan dianalisis konsentrasi obat tersebut
dikaitkan dengan volume distribusinya.
DB = Vd x Cp
Dalam model kompartemen satu IV, Vd = DB0 / Cp0 , Cp0 merupakan konsentrasi
obat mula-mula saat t = 0, yang diperoleh dengan ekstrapolasi garis regresi ke sumbu y
pada grafik plot log Cp dengan waktu sehingga dDB= -KVd. Cp dt
Dengan diketahuinya Vd suatu obat, maka jumlah obat dalam tubuh pada berbagai waktu
setelah pemberian obat dapat ditentukan dengan mengukur konsentrasi obat dalam darah.
Tiap obat memiliki Vd yang konstan. Namun Vd dapat berubah jika menderita penyakit
tertentu yang merubah distribusi obat.
Pada data ekskresi urin dapat juga dikethui tetapan laju eliminasi (K). Di mana
laju ekskresi obat dianggap orde 1.
Keterangan :
Du : jumlah obat yang diekskresi dalam urin
Ke : tetapan laju ekskresi ginjal
Dengan menggambar log dDu/dt terhadap waktu akan diperoleh garis lurus
sehingga DB0 (dosis, D0) dapat diketahui dengan ekstrapolasi, dan slop= -K/2,3 serta
intersep Y = log K ekskresi DB0, sehingga K ekskresi dapat ditentukan.
2 0,064
10 0,115
20 0,236
30 0,394
40 0,513
50 0,634
60 0,811
Tabel 1. Data kurva kalibrasi larutan standar KMnO4 pada
λ= 525 nm
b. Sampel Plasma
2,5 0,376
5 0,326
7,5 0,312
12,5 0,281
17,5 0,269
25 0,229
35 0,208
45 0,164
60 0,128
Tabel 2. Data serapan sampel plasma setelah waktu tertentu diukur pada
λ = 525 nm
c. Sampel Urin
t (menit) Serapan (A) Volume (mL)
0-5 0,351 42
5-15 0,309 72
15-30 0,253 76
30-60 0,163 89
Tabel 3. Data serapan sampel urin setelah waktu tertentu diukur pada λ = 525 nm
B. Perhitungan
2 0,064
10 0,115
20 0,236
30 0,394
40 0,513
50 0,634
60 0,811
Tabel 4. Data kurva kalibrasi larutan standar KMnO4 pada λ = 525 nm
5 0,326 24,96
25 0,229 17,50
35 0,208 15,89
45 0,164 12,50
60 0,128 9,73
Tabel 5. Data Harga Konsentrasi Plasma Berdasarkan Harga Serapan Sampel
Plasma pada Waktu Tertentu dengan Pengambilan Sampel 5,0 mL.
y = 0,013x + 0,00143
Perhitungan Teoritis
1. ClT = 10 mL/menit
2. Vd = 300 mL
Cl
3. k = V T = 10300
mL/menit
mL = 0,033/menit
d
0,693 0,693
4. t ½ = k = 0,033/menit = 21 menit
10 mg
5. Cp0 = VDod = 300 mL = 0,033 mg/mL = 33,33 μg/mL
Cl
6. Ke = V dr = 8 mL/menit
300 mL = 0,026/menit
Cp 0,033 mg/mL mg menit
7. AUC = k 0 = 0,033 = 1,0 mL
Gambar 2. Grafik hubungan antara konsentrasi plasma dengan waktu pada
sampel plasma
Perhitungan Analisis
ln C 2 − ln C 9 ln (24,96) − ln (9,73)
1. k = slope = t9 −t2 = 60−5 = 0,0173 menit−1
0,693 0,693
2. t ½ = k = 0,0173 menit = 40,05 menit
3. C p0 = 27 μg/mL
D0 10000 μg/mL
4. Vd = C p0 = 27 μg/mL = 370,37 mL
5. Cl = k . Vd
= 6,407 mL/menit
Intersep 27 μg/mL
6. Ke = D0 = 10000 μg/mL = 0,0027/menit
C 27 x 10−3 mg/mL mg menit
7. AUC = kp0 = 0,0173 menit = 1,560 mL
Tabel 7. Harga Serapan (A) dan Konsentrasi Obat (Cp) pada Sampel Urin
y = 0,013x + 0,00143
Tabel 8. Data Untuk Perhitungan k, ke, dan t1/2 Metode Laju
Perhitungan Teoritis :
1. ClT = 10 mL/menit
2. ClR = 8 mL/menit
klirens total
3. k = Vd
10 mL/menit
k = 300 mL
k = 0, 0333/menit
0,693 0,693
4. t1/2 = k = 0,0333/menit
0,0067/menit
% Obat yang dimetabolisme = 0,0333/menit x 100% = 20, 2%
k ekskresi
% Obat yang diekskresi = k x 100%
0,0266/menit
% Obat yang diekskresi = 0,0333/menit x 100% = 79, 8%
Gambar 3. Grafik hubungan antara konsentrasi urin dengan waktu pada
sampel urin
Perhitungan Analisis
ln ( dDu dDu
dt )1− ln ( dt )2
1. −k = t mid 2 − t mid 1
2.
ln 36,87 − ln 225,87
−k = 45 − 2,5 = -0,04264
k = 0, 04264
0,693 0,693
3. t1/2 = k = 0,04264 = 16,25234 m enit = 0,27087 jam
245 μg/menit
4. keks = dDUDo
/dt
= 10000μg = 0,0245/menit
5. k m = k − k ekskresi = 0, 04264/menit − 0, 0245/menit = 0, 01814/menit
km 0,01814
% Obat yang dimetabolisme = k x 100% = 0,04264 x 100%
k ekskresi 0,0245
% Obat yang diekskresi = k x100% = 0,04264 x 100%
t1/2 (menit)
20,81 16,25234
VI. Pembahasan
Selain konsentrasi obat dalam darah, konsentrasi obat dalam urin juga sering
digunakan untuk mengetahui persentase ekskresi dan metabolisme obat oleh ginjal dan
hati. Sampel data dari urin diambil selama 0-5; 5-15; 15-30; dan 30-60 menit, lalu
volume dari 4 kali penampungan tersebut diukur. Hasil menunjukkan bahwa kurva grafik
semilog Du/dt vs t menghasilkan garis lurus, yang artinya grafik tersebut sesuai dengan
model satu kompartemen.
Penurunan konsentrasi obat di plasma dan urin yang tidak konstan dapat terjadi
akibat penambahan larutan aquades dari buret yang tidak sesuai dengan pengeluaran
cairan dalam beaker. Selain itu, penurunan konsentrasi obat yang tidak signifikan terjadi
karena kecepatan aliran aquades tidak konstan yang menyebabkan volume yang
dihasilkan bervariasi.
VIII. Kesimpulan
a. Parameter Farmakokinetik Sampel Plasma
k (menit
-1
) 0,0333 0,04264
t1/2 (menit)
20,81 16,25234
X. Lampiran
A. Pertanyaan tambahan
1. Apa order reaksi pada farmakokinetika ini?
Jawaban:
Persamaan Cp = Co-kt
Cp = Co. e-kt
Farmakokinetika
Kurva di kertas
linear
Kurva di kertas
semilog
Jawaban: