Anda di halaman 1dari 4

Sifat Kimia Unsur : Hidrogen, gol alkali, alkali tanah, IIIA s/d VIIIA,

unsur-unsur periodeke tiga, dan perbandingan sifat unsur gol IA dan


IB, serta sifat oksida unsur periode ke tiga :

a. Sifat Kimia Hidrogen ialah dari kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan
berbagai macam logam merupakan subjek yang sangat penting dalam bidang
metalurgi (karena perapuhan hidrogen dapat terjadi pada kebanyakan logam) dan
dalam riset pengembangan cara yang aman untuk meyimpan hidrogen sebagai
bahan bakar. Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari
logam tanah nadir dan logam transisi dan dapat dilarutkan dalam logam kristal
maupun logam amorf. Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi
setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi hablur logam.

b. Golongan Alkali bersifat sangat reaktif, sebagaimana terlihat dari energi


ionisasinya yang relatif rendah. Kereaktifan logam alkali meningkat dari Li ke Fr,
begitu juga dengan sifat reduktor yang semakin kuat. Hampir senyawa
logam alkali bersifat ionik dan mudah larut dalam air.

c. Alkali Tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga ionisasi yang kecil.
Semua logam alkali tanah juga mempunyai kecenderungan teratur daya reduksi
yang semakin kuat dari Berilium ke Barium. Mudah membentuk ion – ion positif.

d. IIIA s/d VIIIA ialah kelompok unsur-unsur golongan ini adalah : B, Al, Ga, In,
dan Tl dengan konfigurasi elektron terluar adalah (ns 2 np 1 , n >2). Boron
sebagai unsur pertama bersifat metaloid dan unsur lainnya adalah logam, Boron
juga tidak membentuk senyawa ionik biner dan juga tidak reaktif dengan gas
oksigen serta dengan air namun cenderung berbentuk molekular. Unsur
berikutnya adalah Aluminium dapat dengan mudah membentuk oksida
aluminium dengan udara. Kelompok unsur golongan IIIA memiliki
kecenderungan melepaskan elektron terluarnya membentuk struktur M3+ suatu
ion tripositif, namun kecenderungan ini menurun dari atas ke bawah dalam
golongannya. Boron dan Aluminium hanya berbentuk ion tripositif M 3+ ,
namun unsur lain yakni Galium, Indium, dan Talium dapat berbentuk ion
unipositif M3+ dan tripositif M3+. Talium lebih stabil membentuk Tl+ daripada
Tl3+ hal ini karena adanya efek pasangan stabil oleh karena semakin
bertambahnya kulit dan orbital sebagai konsekuensi bertambahnya nomor atom
unsur, sehingga hanya satu elektron yang mungkin untuk dilepaskan Tl+ .
Anggota unsur golongan IV A adalah: C, Si, Ge, Sn dan Pb, memiliki konfigurasi elektron
terluar yaitu ns2 np 2 , n >2. Karbon merupakan unsur nonlogam , silikon dan
Germanium adalah unsur metalloid serta stannum dan Plumbum (Timah dan Timbal)
adalah unsur logam, dimana Sn dan Pb ini tidak bereaksi dengan air akan tetapi
bereaksi dengan asam membentuk garam dan melepaskan gas hydrogen. Di anatar
beberapa jenis asam adalah asam-asam halide seperti HCl, HBr, dan lain-lain, asam
nitrat, asam asetat, asam sulpat, dan sebagainya. Unsur-unsur golongan IVA ini jika
membentuk senyawa dapat menggunakan bilangan oksidasi +2 atau +4 tergantung
kestabilan bilangan oksidasinya. Unsur karbon dan silikon lebih stabil dengan
menggunakan bilangan oksidasi +4, contohnya CO2 (bilangan oksidasi C = +4) lebih
stabil daripada CO (bilangan oksidasi C = +2), dan SiO2 (bilangan oksidasi Si = +4) lebih
stabil dari SiO (bilangan oksidasi S = +2) pada suhu kamar. Kestabilan bilangan oksidasi
+4 dari atas ke bawah semakin kecil sebaliknya kestabilan bilangan oksidasi +2 dari atas
ke bawah semakin besar, sehingga Pb (timbal) lebih stabil berbentuk Pb2+ (contoh
senyawa PbO) dari pada Pb4+ (contoh senyawa timbale yang kurang stabil pada suhu
kamar adalah PbO2). Golongan VA memiliki kelompok unsur yaitu: N, P, As, Sb dan Bi
dengan konfigurasi elektron terluar adalah (ns2 np 3 , n >2). Dua unsur pertama yakni
Nitrogen dan posfor adalah non-logam, Arsen dan Antimon adalah metalloid serta
Bismut adalah logam yang kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam-logam
golongan IA sampai golongan IVA. Unsur golongan VA memiliki kecenderungan
menerima tiga elektron untuk mencapai konfigurasi gas mulia yang stabil. Nitrogen
dapat bereaksi dengan oksigen membentuk banyak jenis oksida yaitu NO, NO2, N2O,
N2O4, dan N2O5, dimana semua jenis oksida tersebut berbentuk gas kecuali N2O5 yang
berbentuk padat. Nitrogen juga dapat bereaksi dengan logam membentuk senyawa
nitride (N3- ) yang isoelektronik dengan gas mulia Neon, di antara senyawa nitride yang
dikenal adalah Li3N, Na3N, Mg3N2, dan lain-lain. Nitrogen dan Posfor dapat berbentuk
molekuler karena unsur tersebut adalah nonlogam yaitu N2 dan P4. Posfor dapat
membentuk dua macam oksida yang berbentuk padat yaitu: P4O6 dan P4O10.
Kelompok unsur golongan VI A adalah: O, S, Se, Te dan Po, yang memiliki konfigurasi
elektron terluar adalah (ns2 np 4 , n >2). Oksigen, sulfur dan selenium adalah unsur-
unsur non logam yang berbentuk molekular seperti O2, O3, S8 dan Se8, Telurium dan
Polonium adalah metaloid, namun polonium bersifat radioaktif. Dalam mencapai
struktur yang stabil unsur-unsur golongan VIA cenderung menerima dua elektron.
Oksigen dapat dengan mudah menerima dua elektron II-18 membentuk O2- namun
oksigen dapat juga bereaksi dengan unsur lain dalam bentuk peroksida (O- ) dan juga
dalam bentuk superoksida (O2- ) dan semua senyawa oksida, peroksida, dan
superoksida yang dihasilkan berbentuk ionik. Semua unsur golongan halogen yaitu: F,
Cl, Br, I dan At adalah non logam dan dalam struktur berbentuk mlekular serta memiliki
konfigurasi elektron terluar adalah (ns2 np 5 , n >2) namun unsur terakhir yaitu Astatin
adalah unsur yang bersifat radioaktif. Gas Fluor cukup reaktif dan dapat bereaksi
dengan air membentuk asam dan melepaskan gas oksigen. Halogen memiliki energi
ionisasi dan afinitas elektron negative yang cukup besar, sehingga sangat besar
kemungkinannya untuk menerima elektron membentuk anion (X- ) yang memiliki
kesamaan dengan konfigurasi gas mulia yang stabil. Jadi golongan halogen yang
membentuk anion adalah isoelektronik dengan golongan gas mulia tetangganya pada
perioda yang sama seperti F- isoelektronik dengan Ne, Cldengan Ar, dan lain-lain.
Golongan VIIA dapat dengan mudah membentuk garam dengan unsur golongan IA dan
IIA, dengan gas hydrogen membentuk asam hydrogen halide, dan reaktifitasnya dengan
hydrogen semakin berkurang dari atas ke bawah dalam golongan VIIA. Kelompok unsur
golongan ini adalah: He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn yang disebut juga kelompok unsur gas
mulia, dengan memiliki konfigurasi elektron terluar yaitu (ns2 np 5 , n 2). Helium
adalah gas mulia yang paling tinggi energi ionisasinya dibanding unsur gas mulia yang
lain, sebab elektron terluarnya langsung berinteraksi dengan inti. Kelompok unsur ini
disebut juga unsur-unsur lembam yang sangat stabil namun sejak tahun 1962 sudah
ada beberapa unsur gas mulia yang sudah dapat II-19 disintesis senyawanya,
diantaranya adalah: XeF2, XeF4, XeF6, Cs2XeF8, XeOF4, XeO3, XeO4, RbXeO7, dan lain-
lain.

e. Unsur – unsur Periode Ke 3 Perbandingan yang dilakukan dengan meneliti


sederetan sifat-sifat senyawa yang mirip. Perioda yang dipilih adalah perioda
tiga dengan melihat beberapa karakter sifat asam basa senyawa oksidanya, jenis
kelogamannya, dan cara-cara sederhana membedakannya satu sama lain. Unsur
periode tiga adalah: Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl, dan Ar yang jika membentuk oksida
maka akan menghasilkan senyawa: Na2O, MgO, Al2O3, SiO2, P2O5, SO3, dan
Cl2O7, Argon tidak dapat membentuk senyawa oksida sampai saat ini. Oksida
berikut: Na2O, MgO, dan Al2O3 bersifat senyawa ionik dan kelompok oksida
SiO2, P2O5, SO3, dan Cl2O7 adalah berbentuk molekuler yang ikatannya adalah
ikatan kovalen. Oksida Natrium dan Mg merupakan oksida basa namun kebasaan
oksida Mg sangat lemah sehingga lebih mudah bereaksi dengan air akan tetapi
dapat bereaksi dengan basa.

f. Perbandingan Unsur Golongan IA dan IB

Jika IB :
Mempunyai titik leleh dan didih yang relatif tinggi.
        Paramagnetik (dapat ketarik oleh magnet).
        Jika berikatan membentuk senyawa2 berwarna nan rupawan.
        Punya biloks (bilangan oksidasi) lebih dari satu.
       Dapat membentuk ion kompleks
      Berdaya katalitik, beberapa unsur dalam golongan ini digunakan sebagai katalis,
baik dalam proses industri maupun metabolisme.

Jika IA :
bersifat sangat reaktif, sebagaimana terlihat dari energi ionisasinya yang relatif
rendah. Kereaktifan logam alkali meningkat dari Li ke Fr, begitu juga dengan sifat
reduktor yang semakin kuat. Hampir senyawa logam alkali bersifat ionik dan
mudah larut dalam air.

g. Sifat Oksida Unsur Periode Ketiga yaitu kecenderungannya adalah oksida-


oksida basa kuat terdapat pada sisi kiri dan oksida-oksida asam kuat pada sisi
kanan, terpisahkan oleh oksida amfoter (aluminium oksida) di tengah. Oksida
amfoter adalah oksida yang menunjukkan sifat-sifat asam sekaligus basa. Dari
kecenderungan sederhana ini, anda cukup melihat pada oksida tertinggi dari
masing-masing unsur. Yaitu unsur-unsur pada baris pertama dari daftar di atas,
dimana unsur tersebut berada pada keadaan oksidasi tertingginya yang
dimungkinkan. Pola ini tidaklah sesederhana jika anda memasukkan oksida-
oksida lain. Sesuai dengan fakta bahwa dari kiri ke kanan unsur-unsur periode
ketiga semakin sukar melepas elektron serta makin mudah menangkap elektron,
sehingga dari natrium sampai klor sifat reduktor berkurang dan sifat oksidator
bertambah. Natrium merupakan reduktor kuat dan klor merupakan oksidator
kuat. • • Kekuatan sifat reduktor dan oksidator dapat dilihat dari harga potensial
elektroda. Semakin besar (positif) harga potensial elektroda semakin mudah
mengalami reduksi yang berarti sifat oksidator makin kuat, dan sebaliknya makin
kecil (negatif) harga potensial elektroda makin mudah dioksidasi yang berarti
sifat reduktor makin kuat. Kekuatan sifat reduktor dan oksidator • Na+ + e → Na
E° = –2,71 volt • Mg2+ + 2e → Mg E° = –2,38 volt • Al3+ + 3e → Al E° = –1,66
volt • S + 2e → S2– E° = –0,51 volt • Cl2 + 2e → 2Cl– E° = +1,36 volt

Anda mungkin juga menyukai