Dosen Pengampuh :
Minullah, SE, MM
Disusun Oleh :
Hamsudi 201813203
6F Pemasaran
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Kami dapat menyelesaikan makalah
dengan mata kuliah Manajemen Koperasi dengan judul Mnajemen Keanggotaan Koperasi.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL………………………………………………………………………...…………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………...……….……..ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN…………………………..………………………………………2
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….. 7
3.2 Saran………………………………………………………………………….... 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...…8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bagi anggota yang memperoleh informasi cukup sehingga memahami koperasi beserta
kebijakan dan tindakannya akan :
• Lebih setia kepada koperasinya.
• Memiliki kepentingan yang lebih besar dengan koperasinya.
• Bertindak sebagai salesman bagi koperasinya.
• Memenuhi semua kewajiban dan melunasi segala pembayaran kepada koperasi.
• Membantu menghentikan desas-desus dan membela koperasinya.
• Membangun iklim yang baik pada anggota dan masyarakat terhadap koperasinya.
• Memberitahukan kepada masyarakat mengenai sumbangan koperasinya kepada kemajuan
koperasin setempat.
1. Perencanaan (Planning)
Bagi seorang manajer sumber daya manusia, perencanaan diartikan sebagai penentuan
lebih dahulu dari kebijaksanaan, program, prosedur dan teknisi yang akan menunjang
tercapainya tujuan organisasi. Adapun penetapan tujuan organisasi itu sendiri
memerlukan partisipasi aktif dari manajer sumber daya manusia, agar aspek sumber
daya ini mendapat perhatian.
2. Pengorganisasian (Organizing)
2
Sebuah organisasi harus dibentuk untuk dapat melaksanakan policy, program, serta
prosedur kepegawaian. Dalam hal ini tampak jelas bahwa organisasi merupakan suatu
alat untuk mencapai tujuan. Seorang manajer sumber daya manusia harus mampu
mengidentifikasi semua fungsi operatif, kemudian melakukan pengelompokan
kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam unit-unit menurut prinsip-prinsip organisasi yang
sehat serta mangatur hubungan kerja antar unit tersebut.
3. Pengarahan (Directing)
Fungsi berikutnya adalah fungsi pelaksanaan, dimana rencana yang telah dibuat akan
diterjemahkan menjadi kegiatan-kegiatan nyata. Fungsi pengarahan dapat juga disebut
juga dengan istilah lain, seperti motivasi (Motivation), Penggerakan (Actuating), atau
pemberian komando (Commanding).
4. Pengawasan (Controlling)
Fungsi manajemen yang terakhir adalah fungsi pengawasan yakni melakuakn
pengukuran serta penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari rencana yang
terlaksana. Dalam hal ini, seandainya terjadi penyimpangan-penyimpangan dari hasil
yang diharapkan, maka akan diperlukan usaha korelasi dan pengendalian. Hal ini
mutlak dalam rangka penyempurnaan.
Mengenai fungsi-fungsi operatif dari manajemen keanggotaan secara singkat dapat diuraikan
seperti berikut ini :
1. Pengadaan (Procurement)
Fungsi operatif ini berhubungan dengan usaha memperoleh dan menempatkan macam
dan jumlah pegawai yang tepat diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Aspek
kuantitatif atas sejumlah karyawan yang dibutuhkan akan memerlukan sebuah
perencanaan kebutuhan karyawan.
2. Pengembangan (Development)
Fungsi ini mempunyai tujuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan serta kecakapan
karyawan melalui pengadaan program-program pelatihan dan program lainnya.
Pelatihan diperlukan bagi karyawan baru agar dapat m,encapai prestasi berdasarkan
standar yang ditetapkan dalam waktu singkat. Sedangkan perlunya pelatihan bagi
karyawan lama adalah sebagai persiapan untuk promosi ke jabatan yang lebih tinggi
serta diharapkan agar lebih bertanggung jawab. Pengembangan merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting serta perlu berlangsung terus –menerus mengikuti
3
peningkatan arus teknologi dan metode kerja, serta menyesuaikan dengan tuntutan
keadaan yang juga terus meningkat.
3. Kompensasi (Compentation)
Fungsi ini mencakup semua jenis imbalan yang diperoleh karyawan atas sumbangan
prestasi mereka pada organisasi. Kompensasi adalah suatu kewajiban yang harus
diberikan kepada karyawan atas sumbangan tenaga dan pikirannya kepada organisasi
tersebut.
4. Integrasi (Integration)
ungsi integrasi merupakan tantangan yang paling sulit dalam manajemen. Fungsi ini
dimaksudkan sebagai usaha yang perlu dilaksanakan untuk mempengaruhi setiap
karyawan, dengan harapan tercipta kesatuan tujuan, kesatuan pola berfikir serta
kegiatan. Hal ini hanya dapat terlaksana dengan baik apabila seluruh karyawan lebih
mengutamakan tujuan organisasi dari pada tujuan pribadi.
5. Pemeliharaan (Maintenance)
Fungsi pemeliharaan ditujukan untuk dapat mempertahankan serta memperbaiki
kondisi fisik dan mental para karyawan. Selain itu dianggap sebagi suatu syarat untuk
dapat menjamin awetnya penggunaan karyawan dengan manfaat yang optimal.
6. Pemberhentian (Separation)
Pada suatu waktu tertentu, seorang karyawan akan berhenti bekerja dan harus
meninggalkan pekerjaannya. Suatu hal yang tidak mungkin apabila seseorang dapat
bekerja sepanjang hidupnya, oleh karena itu pada suatu sat ia akan mencapai usia
pension. Selain itu ada kalanya pula seorang akan berhenti bekerja atas permintaannya
sendiri dengan berbagai alasan pribadi, atau karena tindakan disiplin atas prilaku yang
melanggar ketentuan yang telah ditatapkan oleh organisasi. Segala macam
pemberhentian tersebut haruslah dilakukan dengan cara-cara yang baik sehingga citra
perusahaan tetap terjaga di masyarakat.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Alangkah baiknya bila anggota tidak hanya sekedar bisa mengkritik tetapi juga dapat
memberikan jalan keluar atau solusi terbaik untuk perbaikan dan penyelesaian masalah yang
timbul di dalam Koperasi.
Pelayanan untuk anggota merupakan satu hal yang tidak boleh diabaikan oleh
Koperasi, disatu sisi keaktifan dan pengurus koperasi beraneka ragam, ada yang aktif, kurang
aktif dan ada yang tidak aktif. Pengurus harus dapat memaksimalkan tenaga yang ada dalam
rangka memberikan pelayanan untuk anggota.
Pengurus dan Pengawas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan oleh karena
itu bisa diartikan kesalahan dari Pengurus juga merupakan kesalahan dari Pengawas.
7
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Satio Dan Halamoan Tamba, 2001. Koprasi: Teori Dan Praktek. Penerbit Erlangga,
Jakarta