Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya,
pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu,
kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih
tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama
juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis
dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah
dikenal angka- angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan
berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota
dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan
berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran
penbukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika
bernama Luca Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et
Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat
beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi
pelajaranpe mbukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut
kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang
berikutnya. Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan
sistemyang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem
Amerika Serikat.

B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana sejarah awal akuntansi?
b) Bagaiman perkembangan ilmu akuntansi?
c) Bagaimana perkembangan standar akuntansi di indonesia?
d) Bagaiman perkembangan pembukuan berpasangan?
e) Apa saja fase proses perkembangan akuntansi yang dapat diidentifikasi?

C. Tujuan Penulisan
Untuk memberitahukan kepda pembaca perkembangan akuntansi dari awal sampai
sekarang.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Awal Akuntansi
Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya sistem
pembukuan berpasangan. Ada berbagai skenario yang dihasilkan oleh usaha-usaha tersebut. 
Sebagian besar skenario tersebut mengakui bahwa sistem pencatatan telah ada dalam
berbagai peradaban sejak kurang lebih tahun 3000 BC. Diantaranya adalah peradaban
Kaldea- Babilonia, Astria, dan Samaria, yang merupakan pembentuk system pemerintah
pertama di dunia, pembentuk system bahasa tulisan tertua membentuk “poros tempat
berputarnya seluruh mesin keuangan dan departemen”, perdaban China, dengan akuntansi
pemerintahan yang memainkan peran kunci dan canggih selama Dinasti Chao (1122-256 BC)
peradaban Yunani, dimana Zenon, manajer serta Appolonius, memperkenalkan system
akuntansi pertanggung jawaban yang luas pada tahun 256 BC, dan peradaban Roma, dengan
hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus membuat laporan posisi keuangan,
dan dengan hak sipil yang tergantung pada tingkat kekayaan yang dinyatakan warga negara.
Adanya bentuk-bentuk pembukuan pada jaman kuno tersebut berkaitan dengan berbagai
factor diantaranya penemuan system penulisan, pengenalan angka arab dan system decimal,
penyebaran pengetahuan aljabar, adanya bahan-bahan penulisan yang murah, meningkatnya
literasi (kemelehurufan) dan adanya medium pertukaran yang baku A Litleton menyebutkan
tujuh prakondisi dan timbulnya pembukuan yang sistimatis :
1. Seni menulis.  Karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan.
2. Arimetika. Karena aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian
komputasi sederhana.
3. Kekayaan Pribadi.  Karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan fakta
tentang kekayaan, dan hak atas kekayaan.
4. Uang. Yaitu (perantara dalam perekonomian), karena pembukuan tidak diperlukan
kecuali transaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam
denominator umum ini.
5. Kredit. Yaitu  (transaksi yang belum selesai), karena dorongan untuk membuat
catatan tidak begitu kuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada saat
kejadian.
6. Perniagaan. Karena pertukaran yang hanya bersifat local tidak cukup memberi
tekanan (volume usaha) untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang
berbeda-beda ke dalam suatu system.
7. Modal. Karena tanpa modal perniagaan akan tidak berarti dan kredit akan tidak
mungkin.
Masing-masing peradaban kuno yang disebutkan di atas mencakup prasyarat-prasyarat
tersebut, sehingga mendorong kehadiran berbagai bentuk pembukuan. Yang masih terhilang
adalah scenario tentang sejarah akuntansi dari informasi yang terisolasi dalam risalat
pembukuan yang mula-mula. Salah satu scenario yang masuk akal adalah sbb : Apabila kita
akan menelusuri asal mula sejarah sains (akuntansi) yang penting ini, secara alamiah kita
akan menganggap bahwa penemuan pertama akuntansi adalah oleh para pedagang, dan tidak
ada orang yang memiliki klaim yang lebih utama daripada bangsa Arabia, Bangsa Mesir,

2
yang selama beberapa abad menguasai perdagangan dunia, menurunkan gagasan pertama
tentang perdagangan dari hubungan mereka dengan orang-orang yang jujur ini, dan
konsekuensinya mereka harus menerima bentuk pertama dari perakuntanan, yang dalam cara
perdagangan yang alamiah, dikomunikasikan kepada semua kota Mediterania. Ketika
kekaisaran barat diserang oleh bangsa Barbar, dan semua Negara yang telah disusunnya,
mengambil kesempatan untuk menyatakan kemerdekaan, perniagaan segera hilang setelah
kemerdekaan, dan segera Italia yang pernah menjadi pusat dunia, menjadi pusat perdagangan,
yang merupakan puing-puing kekaisaran timur oleh Turki, yang tidak pernah dimasuki oleh
orang-orang yang berbakat atau aturaan-aturan seni perdagangan, bukan merupakan
penyumbang kecil.  Bisnis pertukaran, yang oleh Lombard dikaitkan dengan kota-kota
perdagangan Eropa, memperkenalkan metode pencataan akun, dengan cara berpasangan,
yang saat sekarang memperoleh nama pembukuan Italia.
Pembukuan Italia ini menjadi berhasil baik seiring dengan perkembangan perdagangan
Republik Italia dan penggunaan metode berpasangan dalam abad keempat belas. 
Bukupertama tentang pembukuan berpasangan muncul pada tahun 1340 oleh Massari dari
Genoa, Pembukuan berpasangan ini mendahului Paciolo kurang lebih dua ratus tahun
Raumond de Rover menggambarkan perkembangan awal akuntansi di Italia sebagai berikut:
Pencapaian besar pedagan-pedagang Italia, kira-kuira antara 1250 dan 1400, adalah
menggabungkan elemen-elemen yang beragam menjadi suatu system klasifikasi yang
terintegrasi di mana lacinya di sebut akun dan semua transaksi dimasukkan dengan prinsip
berpasangan.  Namun, tidak dapat diasumsikan bahwa keseimbangan pembukuan merupakan
tujuan utama akuntansi abad pertengahan.  Sebalinya, paling tidak di Italia, pedagang-
pedagang telah mulai menggunakan akuntansi sebagai alat pengendalain manajemen sejak
1400.  Mereka belumlah semaju kita sekarang ini, bahkan masih jauh dari mewujudkan
potensi-potensi pembukuan berpasangan.  Namun, mereka telah memulai dengan
mengembangakn dasar-dasar akuntansi biaya (cost), dengan memperkenalkan pembalikan
dan penyesuaian-penyesuaian yang lain, seperti akrual (accruals) dan tangguhan (deferred),
dan dengan memberi perhatian pada audit neraca.  Hanya dalam analisis laporan keuangan
saja pedagang-pedagang pada masa itu membuat kemajuan kecil. Adalah, wajar juga untuk
menyebut bahwa bentuk-bentuk dasar akuntansi berpasngan yang belum sempurna telah ada
dalam peradaban Inca Kuno dalam tahun 1577.

 B.   Sejarah Perkembangan Ilmu Akuntansi


Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana,
yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan
sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang
sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara
sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia
setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada
waktu itu.
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu
usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan
tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca
Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at

3
Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan
(double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang
membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti
pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian
dalam double entry bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada
sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku
berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system
telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi
36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica,
Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis”
(bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah
Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku
Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit.
Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”
Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya
sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis
bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang
dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad
ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu
digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap
perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di
Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-
undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan
saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-
keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai
pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi
sebagai berikut:
1. Tahun 1775   : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry
maupun double entry.
2. Tahun 1800   : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan
dalam perusahaan.
3. Tahun 1825   : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
4. Tahun 1850   : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
“dianggap lebih penting.
5. Tahun 1900   : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui
ujian yang dilaksanakan secara nasional.
6. Tahun 1925   : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a) Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,
akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
b) Laporan keuangan mulai diseragamkan;

4
c) Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d) Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai
dikenalkannya “punch card record”.
7. Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan
akuntansi, yaitu sebagai berikut:
a) Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan
data.
b) Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
c) Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
d) Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai
ditawarkan profesi akuntan.
e) Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk
kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
f) Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
g) Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
8. Tahun 1975   : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-
bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
a) Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen
dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-
kekurangannya;
b) Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-
model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan
analisis cost benefit;
c) Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
d) Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai
dikenal; dan
e) Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi
perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

C. perkembangan standar akuntansi di indonesia


Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru
ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai
tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha
Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut
oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan
tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari
pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya  teknik
pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan
di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa
(Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak
seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan.

5
Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara
(GAD – Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan
public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun
1918.
Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang
akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa
belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus
untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874,
hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia,
pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan
(sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di
Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga
(1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).
Pada waktu indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu prof. Dr.
Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo baru menyelesaikan pendidikan akuntannya di negeri
belanda pada tahun 1956. Akuntan indonesia pertama yang merupakan lulusan dalam negri
adalah Basuki Siddharta, Hendra Dermawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem. Mereka
lulus pada pertengahan tahn 1957. Keempat akuntan ini bersama dengan prof. Soemardjo
memprakarsai berdirinya perkumpulan akuntan indonesia. Dengan menyadari
keindonesiaannya, mereka berkeyakinan bahwa tidak mungkin menjadi anggota NIVA
(Nederlands institute Van accountanst) atau vaga (Vereniging Academisch Gevormde
Accountants). Mereka juga berpendapat bahwa kedua lembaga itu dipastikan tidak mungkin
akan memikirkan perkembangan dan pembinaan akuntan di indonesia.
Pada hari kamis tanggal 17 oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan
di aula universitas indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan
indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada , maka
diputuskanlah untuk membentuk panitia persiapan pendirian perkumpulan akuntan indonesia.
Panitia ini bertugas menghubungi akuntan lainnya untuk menanyakan pendapat mereka
mengenai usulan pendirian perkumpulan akuntan indonesia. Dalam panitia itu, Prof.
Soemardjo ditunjuk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta sebagai
bendahara, sedangkan Hendra Dermawan dan Tan Tong Djoe sebagai komisaris. Surat yang
dikirimkan panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh jawaban setuju. Perkumpulan yang
diberinama ikatan akuntan indonesia (IAI) akhirnya terbentuk pada tanggal 23 desember
1957, yaitu pada pertemuan ke 3 yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.
Susunan pengurus pertama terdiri dari:
Ketua : Prof. Dr . Soemardjo Tjitrosidojo.
Panitera : Drs. Mr. Go Tie Siem.
Bendahara : Drs. Sie Bing Tat ( Basuki Siddaharta)
Komisaris : Dr. Tan Tong Djoe
Komisaris : Drs. Oey Kwie Tek ( Hendra dermawan)
Sedangkan keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI Adalah:
 Prof. Dr. Abutari
 Tio po tjiang
6
 Tan eng Oen
 Tan siu Tjhan
 Liem Kwie Liang
 The tik him

D. Perkembangan Pembukuan Berpasangan


Metode Italia menyebar keseluruh Eropa pada abad ke enam belas dan tujuh belas,
kemudian memiliki karakteristik dan perkembangan baru, menjadi model pembukuan
berpasangan yang kita kenal sekarang.  Dalam upaya untuk menunjukkan bahwa model
berpasangan telah berkembang dengan cara yang sangat mirip dengan ilmu pengetahuan yang
lazim, Cushing menggambarkan secara garis besar rangkaian tahap- hap perkembangan
sebagai berikut :
1. Sekitar abad ke enambelas sedikit perubahan dibuat dalam teknik pemubukuan.
Perubahan yang nyata adalah pengenalan jurnal khusus untuk mencatat tipe-tipe
transaksi yang berbeda.
2. Evolusi praktik laporan keuangan periodic terjadi pada abad enambelas dan
tujuhbelas.  Pada masa tersebut juga terjadi evolusi personafikasi akun dan transaksi
sebagai upaya untuk membuat aturan debit dan kredit menjadi masuk akal.
3. Penerapan system berpasangan diperluas dalam tipe organisasi lain.
4. Penggunaan akun sediaan yang terpisah untuk tipe barang yang berbeda terjadi dalam
abad ke tujuh belas.
5. Dimulia dengan East India company dalam abad ke tujuhbelas dan pertumbuhan
korporasi yang berkelanjutan setelah revolusi industri, akuntansi memperoleh status
yang lebih baik, dicirikan oleh kebutuhan akan akuntansi kos, dan suatu kepercayaan
pada konsep kesinambungan (continuity), periodisasi (periodicity), dan akrual.
6. Metode perlakuan asset tetap yang dikembangkan sebelum abad ke delapan belas.
7. Sampai dengan awal ke sembilanbelas, depresiasi kekayaan, diperlakukan sebagai
barang dagangan yang tidak terjual.  Dalam paruh ke dua dari abad ke sembilan belas,
depresiasi dalam industri kereta api di pandang tidak perlu jika kekayaan tersebut
tidak mengalami kondisi yang memburuk.  Meskipun tidak banyak digunakan, Saliero
pada tahun 1915, membuktikan adanya metode depresiasi berikut garis lurus, metode
menurun, sinking fund dan metode anuitas, dan metode kos unit.  Hanya setelah tahun
1930-an beban depresiasi menjadi sesuatu yang umum.
8. Akuntansi Kos hadir dalam abad ke sembilanbelas sebagai akibat revolusi industri. 
Akuntansi kos dimulai pada perusahaan-perusahaan tekstil abad lima belas.
9. Perkembangan teknik akuntansi untuk pembayaran di muka dan akrual untuk
memungkinkan dilakukan komputasi profit periodic terjadi pada paruh ke dua abad
kesimbilanbelas.
10. Perkembangan laporan dana terjadi pada paruh kedua abd kesembilan belas dan abad
ke dua puluh.
11. Pada abad ke duapuluh terjadi perkembangan metode-metode akuntnasi yang
menyangkut isu-isu kompleks, dari masalah komputasi earning perlembar saham,
akuntansi untuk komputasi bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa guna jangka panjang

7
dan pensiun, sampai maslah akuntansi yang krusial untuk produk baru dari rekayasa
keuangan.

E. fase proses perkembangan akuntansi yang dapat diidentifikasi.


a) Fase Kontribusi Manajemen (1900 – 1933)
Pengaruh manajemen dalam pembentukan teknik-teknik akuntansi muncul dari
meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomik yang dominan yang
dimainkan oleh korporasi industri setelah 1900.  Penyebaran kepemilikan saham memberi
peluang bagi manajemen untuk sepenuhnya mengendalikan bentuk dan isi ungkapan
akuntansi.  Intervensi manajemen dicirikan oleh penyelesaian-penyelesaian yang bersifat ad
hoc terhadap masalah-masalah mendesak dan controversial.  Ketergantungan pada inisiatif
manajemen menimbulkan konsekuensi-kosekuensi :
1. Dikarenakan ciri pragmatis solusi yang diadopsi, sebagian besar teknik akuntansi
tidak memiliki dukungan teoritis.
2. Fokusnya adalah pada penentuan income kena pajak(taxable income) minimasi pajak
income.
3. Teknik yang diadopsi didorong oleh keinginan untuk mertakan earnings
4. Masalah-masalah kompleks dihindari dan solusi berdasarkan kebijaksanaan diadopsi.
5. Perusahaan yang berbeda mengadopsi teknik akuntansi untuk maslah yang sama.
Peristiwa Penting Pada Fase Kontribusi Manajemen:
 Tahun 1900 The New York Exchange, yang mensyaratkan semua korporasi yang
mencatatkan saham untuk mempublikasikan laporan keuangan tahunan.
 Tahun 1917 mendirikan Board of Examiners untuk membuat ujian CPA yang
seragam.
 Tahun 1920. Ripley dan JMB Hoxley adalah dua orang yang bersuara keras menuntut
adanya peningkatan dalam standar Pelaporan Keuangan.  Adolph A Berle dan
Gardiner
b) Fase Konstribusi Institusi (1933 – 1959)
Fase ini ditandai oleh penciptaan dan peningkatan peran institusi dalam pengembangan
teknik akuntansi.  Termasuk di dalamnya adalah pembentukan Securities dan Exchange
Commision (SEC)
Peristiwa Penting Pada Fase Konstribusi Institusi :
1. Tahun 1934 Kongres membentuk SEC untuk melaksanakan berbagai peraturan
investasi federal
2. Komite AICPA bekerja sama dengan bursa saham mengusulkan solusi umum kepada
Komite NYSE yaitu membiarkan setiap korporasi bebas untuk memilih metode
akuntansinya sendiri dalam batas yang sangat luas tetapi mensyaratkan pengungkapan
metode yang digunakan konsistensi penerapan mereka dari tahun ke tahun.
3. Tahun 1957 sampai tahun 1959 ditandai dengan kritik intensif terhadap CAP
(Committee Accounting Procedure), karena berbagai alasan termasuk kegagalan
untuk mendengarkan eksekutif keuangan dan praktisi akuntansi, kegagalan untuk
bekerja pada isu-isu yang tidak popular, kegagalan untuk mengembangkan pernyataan
yang komprehensif tentang prinsip-prinsip yang mendasar.

8
c) Fase Kontribusi Profesional (1958 – 1979)
Ketidakpastian terhadap CAP dinyatakan oleh presiden AICPA, Alvin R Jennings,
dengan pertanyaan “ Seberapa berhasilkah kita akan dalam mempersempit bidang perbedaan
dan inkonsistensi dalam penyiapan dan penyajian informasi keuangan. Komite khusus
tentang program Riset yang dibentuk tahun 1957 dan 1958 mengusulkan pembubaran CAP
dan Departemen Risetnya.  AICPA menerima rekomendasi tersebut dan dalam tahun 1959
mendirikan the Accounting Principle Board (APB) dan The Accounting Research Division
(ARD) dengan untuk memajukan pernyataan tentang apa yang merupakan prinsip-prinsip
akuntansi berterima umum.  ARD memulai dengan publikasi posisi yang disusun dengan
cermat yang didasarkan pada penalaran deduktif.  APB juga menerbitkan berbagai opini yang
membahas isu-isu konvensional, hingga mencapai 31 opini antara tahun 1959 dan 1973. 
AAA juga berpartisipasi dalam proses tersebut melalui beberapa riset dan berusaha
mengembangkan pernyataan yang terintegrasi tentang teori akuntansi dasar. Upaya-upaya
tersebut tidak selalu berhasil, APB diserang dan dikritik karena:
 Opini yang bersifat ad hoc atau controversial termasuk APB 8 tentang akuntansi
pensiun, APB 11 tentang alokasi pada income, dan APB 2 dan 4 tentang kredit pajak
investasi.
 Kegagalan dalam menyelesaikan maslah akuntansi untuk penggabungan usaha dari
goodwill.
 Kegiatan profesi dengan APB yang dicurigai tidak membantu.  Intervensi asosiasi dan
badan-badan professional dalam perumusan teori akuntansi dipicu oleh upaya-upaya
untuk mengeliminasi teknik-teknik yang tidak diinginkan dan untuk
mengkodifikasikan teknik-teknik yang dapat diterima.
Sekali lagi ketergantungan pada asosiasi dan badan-badan seperti itu mengandung
konsekuensi, yang mencakup hal-hal berikut :
1. Asosiasi dan badan-badan tidak mendasarkan diri pada kerangka teoritis yang
ditetapkan.
2.  Kewenangan Pernyataan tidak jelas
3. Adanya perlakuan-perlakuan alternative memungkinkan fleksiblitas dalam pilihan
teknik akuntansi.
4. Ketidakpuasan yang berakibat pada intervensi professional seperti yang ditulis oleh
Brioff, efektif untuk menarik perhatian public akan adanya penyalahgunaan akuntansi
yang mendominasi laporan tahunan tertentu.
d) Fase Politisasi (1973 – Sekarang)
Keterbatasan asosiasi professional dan manajemen dalam merumuskan teori akuntansi
mendorong diadopsinya pendekatan yang lebih deduktif dan politisasi proses penetapan
standar-standar situasi yang diciptakan oleh pandangan yang diterima luas bahwa angka-
angka akuntansi mempengaruhi perilaku ekonomi dan konsekuensinya, aturan-aturan
akuntansi harus ditetapkan dalam arena politis. Horngren menyatakan :
Sejak pembentukannya, FASB telah mengadopsi pendekatan deduktif dan kuasi-politis untuk
merumuskan prinsip-prinsip akuntansi .  Perilaku FASB dapat ditandai dengan :
 Adanya upaya untuk mengembangkan kerangka teoritis atau konstitusi akuntansi.

9
 Timbulnya berbagai kelompok kepentingan, suatu konstribusi yang diperlukan bagi
penerimaan “umum” standar yang baru.
Dengan demikian, proses penetapan standar memiliki aspek politis. Bahwa proses
perumusan standar akuntansi menjadi bersifat politis dengan baik dinyatakan sebuah laporan
yang diterbitkan oleh the Senate Sub Committee on Report Accounting and Management,
berjudul The Accounting Establishment.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi
sebagai berikut:
1. Tahun 1775   : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry
maupun double entry.
2. Tahun 1800   : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan
dalam perusahaan.
3. Tahun 1825   : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
4. Tahun 1850   : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
“dianggap lebih penting.
5. Tahun 1900   : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui
ujian yang dilaksanakan secara nasional.
6. Tahun 1925   : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a) Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,
akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
b) Laporan keuangan mulai diseragamkan;
c) Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d) Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai
dikenalkannya “punch card record”.
7. Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan
akuntansi, yaitu sebagai berikut:
h) Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan
data.
i) Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
j) Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
k) Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai
ditawarkan profesi akuntan.
l) Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk
kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
m)Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
n) Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
8. Tahun 1975   : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-
bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
f) Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen
dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-
kekurangannya;
g) Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-
model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan
analisis cost benefit;

11
h) Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
i) Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai
dikenal; dan
j) Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi
perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA
 Sofyan Syafri Harahap. 1997. Teori Akuntansi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
 Hery, S.E., M.Si. 2011. Teori Akuntansi. Kencana. Jakarta.
 Hy Sri Widodo. 2002. Teori Akuntansi. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai