Anda di halaman 1dari 12

International Journal of Progressive Mathematics Education

ISSN: (Online) (Print) Journal homepage: https://journal.uhamka.ac.id/index.php/ijopme

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa


SMA Islam Al-Azhar 19 Dengan menggunakan Model
Pembelajaran Generatif

Andri Kosiret | Fariani Hermin Indiyah | Dwi Antari Wijayanti

How to cite : Kosiret, A., Indiyah, H., F., & Wijayanti, D,. A.,. Peningkatan Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa SMA Islam Al-Azhar 19 Dengan menggunakan Model Pembelajaran Generatif.
International Journal of Progressive Mathematics Education. 1(1).16-
26.https://doi.org/10.22236/ijopme.v1i1.6593

To link to this article : https://doi.org/10.22236/ijopme.v1i1.6593

Opened Access Article

Published Online on 11 Maret 2021

Submit your paper to this journal


International Journal of Progressive Mathematics Education
https://doi.org/10.22236/ijopme.v1i1.6593

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis


Siswa SMA Islam Al-Azhar 19 Dengan menggunakan Model
Pembelajaran Generatif

Andri Kosiret 1, Fariani Hermin Indiyah2 , Dwi Antari Wijayanti

Received: 23 Desember 2020 Accepted: 1 Maret 2021 Published Online: 11 Maret 2021

Abstrak.
Latar Belakang. Pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi COVID-19 telah mengubah landscape
pembelajaran matematika secara keseluruhan. Salah satu model pembelajaran matematika yang menawarkan
konsep baru pada pembelajaran jarak jauh yaitu model pembelajaran generatif. Tujuan Penelitian. Penelitian ini
akan mengevaluasi efektifitas penerapan model pembelajaran generatif dalam meningkatkan kemampuan
pemahaman matematis siswa. Metode penelitian yang tepat untuk menguji efektifitas adalah quasi-experimental
design disebabkan kelas yang dilakukan eksperimen tidak diubah agar tidak berpengaruh banyak pada stabilitas
pembelajaran secara keseluruhan. Sampel Penelitian menggunakan teknik cluster random sampling dimana kelas
X MIPA 3 sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada materi Persamaan Logaritma
sebanyak tujuh soal uraian. Kesimpulan. bahwa terdapat pengaruh (tinggi) model pembelajaran generatif terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diterapkan pada sistem pembelajaran jarak jauh di SMA
Islam Al-Azhar 19 Ciracas untuk materi persamaan logaritma dengan taraf signifikansi α = 0,05. Kontribusi.
Penelitian ini menawarkan suatu konsep baru penerapan pembelajaran matematika jarak jauh dengan
mengimplementasikan model pembelajaran generatif yang dalam penelitian ini telah berkontribusi secara positif
terhadap pemahaman siswa.
Kata kunci: Model Pembelajaran Generatif, Pembelajaran Jarak Jauh, Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis

Andri Kosiret
andri.kosiret@unj.ac.id
Fariani Hermin Indiyah
fariani.indiyah@unj.ac.id
Dwi Antari Wijayanti
dwi.antari@unj.ac.id
1 Program Studi S1 Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia

Vol. 1 No. 1 Tahun 2021 16


Andri Kosiret, Fariani Hermin Indiyah, Dwi Antari Wijayanti

1. Pendahuluan
Matematika terbukti secara empiris berperan penting dalam proses pendidikan baik yang bersifat sebagai
objek langsung ataupun tidak langsung(Asempapa, 2015; Maracci, 2008). Proses pembelajaran matematika dalam
prakteknya memiliki standar kemampuan-kemampuan dalam mendukung pembelajaran matematika yang terdiri
dari kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran matematis, pembuktian matematis, komuniskasi
matematis, koneksi matematis, dan represtasi matematis (Rustina & Anisa, 2018; Satriawati et al., 2018). Dalam
pembelajaran matematika, memahami suatu konsep matematis merupakan awal dari berbagai pintu penyelesaian
masalah matematis. Siswa yang telah memahami suatu konsep matematika dengan baik akan lebih mudah dalam
memecahkan masalah matematika(Rahmi, 2021). Apalagi ketika siswa secara baik memahami berbagai konsep
matematika dan memiliki kemampuan untuk mengaitkan antar konsep matematika. Hal ini merupakan fundamental
dalam aktivitas pembelajaran matematika.
Dalam pembelajaran matematika, pemahaman akan suatu konsep menjadi suatu elemen fundamental dalam
proses pembelajaran(Ainley & Ainley, 2011; Tan & Ang, 2016). Siswa yang mampu memahami konsep matematis
secara baik akan lebih mudah dalam memecahkan masalah matematika. Kemampuan mengimplementasikan
konsep matematika dalam suatu masalah berperan sangat penting dalam mendukung terselesaikannya masalah
matematika yang diberikan. Dalam memahami konsep matematika secara baik, siswa harus memiliki beberapa hal
penting diantaranya; (1) objek yang menjadi tujuan, (2) menghubungkan antar objek yang memiliki karakteristik
yang sama, (3) memahmi dengan baik korelasi dengan objek lain yang tidak memiliki karakteristik yang sama, dan
(4) relasidual dengan objek lain yang memiliki karakterstik yang sama, (5) hubungan dengan objek dalam teori-
teori yang lainnya (Anggar Murizal, 2012).
Namun hal ini bertentangan dengan fakta di sekolah, berdasarkan kajian penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di Indonesia masih tergolong rendah. Hasil survei Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015 menunjukkan kemampuan matematis siswa
Indonesia masih sangat rendah, terlihat dari skor rata-rata yang menjadikan Indonesia berada di peringkat 45 dari
50 negara partisipan (Kemendikbud, 2018). Faktor yang membuat peringkat Indonesia berada di bawah memiliki
berbagai faktor. Jika dibandingkan dengan penilaian yang dilakukan oleh TIMSS, maka mayoritas siswa tidak
memiliki kemampuan yang kuat dalam mengingat, menjelaskan fakta, mengaitkan antar konsep matematika, dan
memodelkan suatu masalah secara matematis. Siswa yang memiliki kriteria sesuai dengan TIMSS masih terolong
sangat jarang. Hal ini disebabkan siswa masih menghafal konsep matematika dibandingkan dengan memahami
konsep matematika secara baik.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru matematika yang mengajar, kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa di SMA Islam Al-Azhar 19 Ciracas tergolong rendah. Hal ini diperkuat oleh
data penilaian harian siswa kelas X MIPA tentang kemampuan pemahaman konsep matematis yaitu di kelas X
MIPA 1 terdapat 12 siswa yang nilai kemamampuan pemahaman konsep matematisnya diatas kriteria ketuntasan
minimum dari 17 siswa, kelas X MIPA 2 hanya 12 siswa yang nilai kemampuan pemahaman konsep matematisnya
diatas kriteria ketuntasan minimum dari 19 siswa, dan kelas X MIPA 3 terdapat 14 siswa yang nilai kemampuan
pemahaman konsep matematisnya diatas kriteria ketuntasan minimum dari 18 siswa.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di SMA
Islam Al-Azhar 19 Ciracas yaitu model pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih menggunakan model
pembelajaran konvensional hanya saja pada pelaksanaannya dilakukan secara daring. Sistem pengajaran yang
diterapkan oleh guru hanya mengulang-ulang serta sangat minim kreativitas dalam mengembangkan seni
mengajar. Pembelajaran tersebut tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan,
menciptakan, dan mengomunikasikan ide yang dimiliki siswa dalam pemecahan suatu persoalan
matematika(Gustia et al., 2021; Yuningsih et al., 2021). Selain itu, faktor dari pengetahuan siswa yang belum
menguasai materi sebelumnya juga berpengaruh terhadap proses menjawab soal dan belajar matematika.
Mengingat pembelajaran merupakan unsur penentu keberhasilan pendidikan, model pembelajaran yang tepat
sangat diperlukan guna menunjang peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa(Maulidiya et
al., 2018). Pemilihan model pembelajaran yang tepat mendukung terciptanya pembelajaran matematika yang lebih
efektif. Model yang dimaksud harus bisa membuat siswa terlibat aktif dalam menemukan pengetahuan dan

17
International Journal of Progressive Mathematics Education
https://doi.org/10.22236/ijopme.v1i1.6593

membangun konsep dari materi pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran matematika, keaktifan siswa dalam
pembelajaran tidak hanya berperan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berkembang dalam membangun pengetahuan matematis yang berkelanjutan.
Pembelajaran matematika yang aktif tidak hanya membuat siswa menjadi lebih senang tetapi juga berdampak pada
mentalitas siswa dalam membangun kepercayaan diri dalam proses pembelajaran (Alim et al., 2016; Alves et al.,
2016; Rozgonjuk et al., 2020).
Model pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam membangun konsep adalah model
pembelajaran generatif. Model pembelajaran generatif mengedepankan peranan siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuannya secara mandiri berdasarkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya serta aktif berpartisipasi
ketika proses pembelajaran sedang berlangsung (Fiorella & Mayer, 2016). Model pembelajaran matematika
generatif terdiri atas empat tahapan pembelajaran diantaranya adalah ,pertama, eksplorasi dimana guru tidak
langsung mengajarkan materi yang akan disampaikan dalam kelas tetapi mengawali pembelajaran matematika
dengan mengeksplorasi berbagai konsep sederhana yang ada dalam kehidupan sehari hari(Ferrer-Torregrosa et
al., 2016; Rafiee & Abbasian-Naghneh, 2020). Siswa diajak untuk berpikir tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan konsep matematika yang akan diajarkan. Kedua, pemfokusan dimana guru meminta siswa untuk
memfokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan konsep yang diajarkan. Setelah mengeksplorasi berbagai hal
yang, siswa diminta untuk memperkecil hal yang sudah dieksplorasi agar pembelajaran matematika lebih
terfokuskan(Nurjamil et al., 2017; Thachasongtham et al., 2013). Ketiga, tantangan dimana guru memberikan suatu
masalah matematika yang menantang karena masalah yang diberikan tidak dapat diselesaikan dengan cara
sederhana. Keempat, penerapan konsep merupakan bagian penting dalam model pembelajaran matematika
generatif (Thachasongtham et al., 2013; Yoshida et al., 2013). Pada tahapan ini, siswa perlu memahami dengan
baik konsep-konsep matematika yang sudah dipelajari pada tahapan sebelumnya. Dengan memahami konsep
matematika dengan baik, siswa dapat dengan mudah berpartisipasi dalam pembelajaran implementasi konsep
matematis ini(Li, 2016).
Melalui penerapan model pembelajaran generatif maka siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam
pembelajaran sehingga memiliki pengetahuan, kemampuan, serta keterampilan untuk membangun
pengetahuannya secara mandiri. Dengan menghubungkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimiliki
sebelumnya dengan konsep yang dipelajari, akhirnya siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya yang
baru(Anderman, 2010; Wittrock, 1974). Selanjutnya tahun 2020 dunia mengalami pandemi covid-19. Hampir
seluruh negara terkena dampak dari pandemi covid-19 ini, termasuk Indonesia. Indonesia mulai diserang wabah
covid-19 pada awal tahun 2020 tepatnya pada tanggal 2 maret 2020. Seiring berjalannya waktu, wabah tersebut
semakin menyebar ke seluruh daerah di Indonesia. Hal ini membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah saja. Adanya kebijakan tersebut menyebabkan para
siswa belajar dari rumah, artinya sekolah akan menerapkan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang pada pelaksanaannya tidak bertatap muka langsung di kelas.
Pembelajaran jarak jauh bisa digunakan dalam kondisi seperti ini karena berbasis internet yang berarti tidak perlu
datang ke kelas (Yaumi, 2007). Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga telah diterapkan di SMA Islam Al-
Azhar 19 Ciracas.

2. Metode
2.1 Desian Penelitian
Dalam mengevaluasi efektifitas model pembelajaran generatif, maka penelitian ini meggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan menggunakan desian quasi-experiment. Hal ini disebabkan karena penelitian ini
memiliki dua kelompok penelitian, yaitu kelas eksperimen dimana guru mengajarkan pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran generatif sedangkan kelas kontrol dimana guru memberikan
pembelajaran matematika seperti pada hari-hari sebelunnya. Dalam prakteknya, penelitian ini menggunakan
pembelajaran jarak jauh. Hal ini disebabkan oleh larangan pemerintah terkait dengan pembelajaran tatap muka

Vol. 1 No. 1 Tahun 2021 18


Andri Kosiret, Fariani Hermin Indiyah, Dwi Antari Wijayanti

agar dapat menekan penyebaran COVID-19. Desain penelitian yang digunakan untuk mengevaluasi efektifitas
model pembelajaran generatif terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Dalam
mencapai tujuan tersebut, penelitian ini memilih Posttest-only Control Design, karena dengan hanya posttest yang
akan dihitung untuk membandingkan efektifitas model pembelajaran generatif. Desain penelitian dapat dilihat pada
tabel 1, sebagai berikut;

2.2 Sampel Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Al-Azhar 19 Ciracas, dengan populasinya seluruh siswa kelas X MIPA
tahun ajaran 2020/2021 yang terdiri dari tiga kelas. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan
teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan
strata yang ada dalam populasi tersebut. Didapat kelas X MIPA 3 dengan total 30 siswa sebagai kelas eksperimen
dan kelas X MIPA 2 dengan total 30 siswa sebagai kelas kontrol. Dari total 60 siswa, penelitian ini juga melakukan
kategorisasi dalam 3 aspek yaitu kemampuan matematis siswa, jenis kelamin, dan alat pembelajaran yang
digunakan siswa selama proses pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan data yang terhimpun, terdapat 25 siswa
dengan kemampuan matematis tinggi, 20 siswa dengan kemampuan matematis sedang, dan 15 siswa dengan
kemampuan matematis rendah. Secara gender, populasi siswa perempuan yang berjumlah 34 siswa lebih banyak
dibandingkan dengan siswa laki-laki yang berjumlah 26 siswa.

Tabel 1. Demografi Sampel


Ketegori Label Jumlah
Kemampuan Matematis Siswa
Tinggi Ti 25
Sedang S 20
Rendah R 15

Jenis Kelamin
Laki-laki L 26
Perempuan P 34

Alat Pembelajaran yang digunakan


Handphone A 2
Tablet B 4
Laptop dan handphone C 48
Laptop D 6

Data yang digunakan pada penelitain ini adalah adalah data penilaian harian materi persamaan eksponen.
Nilai penilaian harian tersebut digunakan seabagai data untuk uji analisis data sebelum perlakuan kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kemudian tes kemampuan tes kemampuan pemahaman konsep matematis yang digunakan
berpa tujuh soal uraian untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diberikan
perlakuan. Soal tes kemampuan pemahaman konsep yang diberikan meliputi: (1) menyatakan ulang sebuah
konsep, (2) mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan contohnya, (3) memberi contoh dan
bukan contoh dari konsep, (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, (5)
mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, (6) mengaplikasikan konsep atau algoritma
pada pemecahan masalah, (7) menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu.
Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian ini diperlukan validasi isi dan konstruk yang dilakukan oleh
ahli yaitu Dosen Pendidikan Matematika Universitas Negeri Jakarta dan Guru Mata Pelajaran Matematika Sekolah.
Kemudian soal yang sudah divalidasi oleh ahli diujicobakan pada siswa untuk mengetahui validitas empiris dan
reliablitas. Hsil validasi isi, konstruk, dan empiris tes kemampuan pemahaman konsep matematis dinyatakan bahwa

19
International Journal of Progressive Mathematics Education
https://doi.org/10.22236/ijopme.v1i1.6593

instrumen tes tersebut valid, demikian halnya dengan uji reliabilitas. Oleh karena itu instrumen tes kemampuan
pemahaman konsep matematis layak digunakan dalam penelitian ini.

2.3 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji prasyarat menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas sebelum perlakuan menggunakan uji Liliefors, sedangkan uji
normalitas setelah perlakuan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Untuk uji homogenitas sebeluam perlakuan
menggunakan uji Bartlett sedangkan setelah perlakuan menggunakan uji Fisher (Sudjana, 2005). Selain itu
pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan teknik uji statistik yang sesuai dengan distribusi yang
diperoleh. Setelah normalitas dan homogenitas diketahui, maka dalam pengujian hipotesis penelitian akan diuji
dengan menggunakan uji-t. Adapun hipotesis statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Hasil Penelitian

Dalam menguji normalitas, penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov karena uji ini terbukti secara
empiris memberikan hasil yang menunjukkan bahwa penyebaran sampel dapat terdistribusi secara normal. Hasil
perhitungan kelas eksperimen menunjukkan bahwa Dhitung = 0,114, sedangkan untuk Dtabel yang dilihat pada
nilai kritis uji Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi 5% dan jumlah sampel 30 siswa, yaitu 0,242. Dengan
demikian nilai Dhitung kurang dari Dtabel (0,114 < 0,242) maka H0 diterima. Hasil ini membuktikan secara
statistik bahwa populasi pada kelas eksperimen berdistribusi normal.

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Setelah Perlakuan


Kelas n Taraf Signifikansi 𝐃𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 𝐃𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 Kesimpulan
Eksperimen 30 5% 0,114 0,242 Berdistribusi Normal
Kontrol 30 5% 0,143 0,242 Berdistribusi Normal

Hasil perhitungan pada kelas kontrol diperoleh harga Dhitung = 0,143, sedangkan untuk Dtabel yang dilihat
pada nilai kritis uji Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi 5% dan jumlah sampel 30 siswa, yaitu 0,242.
Dengan demikian nilai Dhitung kurang dari Dtabel (0,142 < 0,242) maka 𝐻0 diterima, sehingga data pada kelas
kontrol merupakan data yang diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 2 di dapat
ditunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol data berdistribusi normal. Setelah mengetahui bahwa kelas
eksperimen dan kontrol telah terdistribusi normal, maka tahapan berikutnya yaitu melakukan uji homogenitas
dengan menggunakan uji Fisher. Tujuan utama dari penggunaan uji homogenitas ini untuk mengetahui sama atau
tidaknya dua distribusi tersebut. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 3, sebagai berikut;

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Sesudah Perlakuan


F
Kelas n Varians (𝒔𝟐 ) Kesimpulan
Hitung Tabel (𝜶 = 𝟓%)
Eksperimen 30 85,540
0,257 1,861 Terima H0
Kontrol 30 333,098

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 0,257. Pada taraf signifikan sebesar 0,050
diperoleh 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,861. Karena 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,257 < 1,861 = 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 diterima, dengan

Vol. 1 No. 1 Tahun 2021 20


Andri Kosiret, Fariani Hermin Indiyah, Dwi Antari Wijayanti

demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai kondisi yang homogen, sehingga rumus uji-t yang
digunakan adalah rumus uji-t dengan varians yang sama.

Tabel 4. Hasil Uji Persamaan Dua Kelas Setelah Perlakuan


Derajat kebebasan (dk) t hitung t tabel (𝛼 = 5%) Kesimpulan
58 2,248 2,002 Tolak H0

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata kelas eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,248
dan 𝑡1−1𝛼 = 2,002 dengan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡1−1𝛼 , sehingga 𝐻0 ditolak. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa siswa
2 2
yang telah diberikan perlakuan yang berbeda menunjukkan perbedaan rata-rata skor tes kemampuan pemahaman
konsep matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil skor rata – rata kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa pada kelas eksperimen membuktikan bahwa model pembelajaran generatif memiliki
kecenderungan positif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Dengan berbagai keterbatasan
pelaksanaan penelitian yang dilakukan secara online, penelitian ini masih menunjukkan bahwa cara mengajar yang
menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini terbukti secara empiris dapat memingkatkan kemampuan pemahaman
matematis. Dalam pelaksanaannya, peneliti memperhatikan bahwa dalam tahapan eksplorasi siswa merasa sangat
senang. Hal ini disebabkan karena siswa diajak untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Siswa diminta baik
secara kelompok ataupun individu melakukan eksplorasi pada materi logaritma. Beberapa pertanyaan yang
dikemukan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung ternyata juga sangat menantang. Guru dan peneliti
merasa pertanyaan yang diajukan sangat implementatif dari logaritma sehingga peneliti menjawab dengan
pengetahuan yang sudah dimiliki. Namun, ternyata jawaban yang dikemukan oleh peneliti menjadi pemicu utama
bagi siswa tersebut untuk terus – menerus terlibat secra lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Tabel 4 juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran generatif terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematiss siwa di SMA Islam Al-Azhar 19 Ciracas dengan taraf signifikansi 𝛼 =
0,05. Dalam penerapan model pembelajaran generatif ini, peneliti bersama-sama dengan guru melakukan
kolaborasi. Kolaborasi ini ternyata berdampak sangat signifikan dalam proses pembelajaran. Hal ini terbukti dengan
hasil perhitungan besarnya pengaruh berdasarkan perhitungan Cohen’s test yaitu sebesar 2,265. Hasil ini dapat
diinterpretasikan bahwa pengaruh model pembelajaran generatif yang sudah dilakukan pada kelas XI di SMA Islam
Al-Azhar 19 termasuk dalam kategori tinggi.

3.2 Pembahasan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan materi persamaan logaritma pada semester ganjil kelas X. Sebelum
pembelajaran peneliti terlebih dahulu membuat rancangan rencana pembelajaran yang akan digunakan pada setiap
pertemuan di kelas eksperimen. Dalam menyusun rancangan pembelajaran peneliti memperhatikan seluruh
tahapan model pembelajaran generatif yang terdiri atas 4 tahapan (Wena, 2012; Wittrock, 1974). Peneliti secara
jelas menggambarkan bagaimana tahapan eksplorasi itu dilakukan pada pembelajaran matematika walaupun
pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara virtual. Siswa diminta untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Guru juga dirancang untuk melakukan cek berkala pada kelas virtual. Hal ini dilakukan sebagai
bagian dari kontrol atas pembelajaran matematika yang dilakukan secara online.
Hal sama juga peneliti lakukan pada pembelajaran di kelas kontrol, dimana peneliti menggunakan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran. Perbedaan mendasar rancangan
pembelajaran saat ini dengan tatap muka yaitu menyesuaikan dengan virtual meeting yang sudah banyak
diimplementasikan oleh guru pada pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya rencana pelaksanaan pembelajaran ini
akan digunakan oleh guru mata pelajaran sebagai panduan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Proses pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Generatif yang diterapkan pada sistem pelaksanaan

21
International Journal of Progressive Mathematics Education
https://doi.org/10.22236/ijopme.v1i1.6593

pembelajaran jarak jauh. Model pembelajaran generatif dalam prakteknya memiliki empat tahapan yaitu tahapan
eksplorasi, focus, tantangan dan impelementasi konsep matematis (Wena, 2010).
Dari kegiatan belajar yang dilakukan dalam pembelajaran model generatif terlihat bahwa siswa diharapkan
dapat mengutarakan konsepnya yang disertai argumentasi untuk mendukung konsepnya tersebut. Kemampuan
siswa untuk memberikan argumentasi menunjukkan pemahaman matematis yang telah terbangun dalam
siswa(Selçuk et al., 2010). Dalam prakteknya, siswa dapat beradu argumentasi dengan siswa lain dalam batasan
pembelajaran matematika. Ketika siswa yang satu memberikan pendapat, siswa yang lain dapat memberikan
tanggapan baik positif ataupun negatif namun dalam kaidah diskusi yang konstruktif. Dengan partisipasi aktif siswa
berdiskusi, pembelajaran menjadi lebih terfokus pada siswa sehingga peran guru menjadi fasilitator diharapkan
dapat lebih berkembang. Hal ini akan berpengaruh posistif karena diharapkan membiasakan siswa menghargai
konsep orang lain dan terbiasa mengutarakan pendapatnya tanpa dibebani rasa ingin menang atau kalah.
Keterkaitan penerapan model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemahaman konsep tergambar
dari proses yang dilakukan guru dan siswa di setiap tahapan model. Pada tahap pendahuluan, guru menstimulus
siswa untuk mengemukakan pendapat dan membuat rumusan masalah terhadap persoalan yang diberikan. Siswa
kemudian mengorientasikan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka dapatkan dari pengalaman sehari-hari
atau pembelajaran terdahulu untuk merumuskan ide dalam membuat hipotesis. Setelah memperoleh ide, siswa
mengklasifikasi ide tersebut bersama dengan guru.Pada tahap pemfokusan, guru membimbing siswa untuk
menentukan konteks permasalahan dengan proses sains atau dengan cara menguji. Siswa menguji ide yang telah
diperoleh terhadap suatu masalah, sehingga dapat diketahui bagaimana ide tersebut dapat menyelesaikan
masalah. Setelah itu, siswa mempresentasikan hasil pemikirannya dalam forum kelas. Memasuki tahap tantangan,
guru memfasilitasi siswa untuk menanggapi hasil presentasi dari siswa lain, kemudian mengarahkan agar terjadi
pertukaran ide pada saat itu. Diskusi yang dilakukan pada kelas tidak hanya memberikan dampak positif dalam
pertukarangan pengetahuan konsep matematis yang telah siswa miliki tetapi juga memberikan rasa percaya diri
yang berkelanjutan bagi siswa yang mampu mengemukakan pendapatnya(Brennan & Hugo, 2016; Jameson, 2014;
Umam et al., 2019).
Tahap terakhir, yaitu tahap penerapan, guru memberikan masalah sederhana yang lain untuk diselesaikan
oleh siswa. Siswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah praktis yang diberikan dengan menggunakan
konsep yang telah dibangun pada tahapan sebelumnya. Setelah itu, siswa mempresentasikan hasil jawabannya di
depan kelas. Kemampuan siswa dalam berkomunikasi di depan kelas tidak hanya menumbukan kemampuan
berkomunikasi yang aktif tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk tampil di depan banyak orang. Hal
ini tentnya sangat positif bagi perkembangan mental siswa. Presentasi yang dilakukan bukan sebatas pada
konfirmasi dari guru apakah jawabannya sudah sesuai atau belum tetapi juga mendorong siswa yang lain untuk
berpendapat jika hasil yang telah dikerjakan tidak sesuai(Anderman, 2010; le Roux & Nagel, 2018). Pada akhir
pembelajaran generatif, guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan akhir pada materi
yang telah diajarkan. Dalam teknisnya, guru dapat meminta beberapa siswa untuk membuat kesimpulan dan
diakhiri dengan penjelasan singkat dari guru. Akan tetapi, jika waktu pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih
panjang, guru dapat meminta seluruh siswa mengemukakan pendapatnya tentang kesimpulan pada materi,
selanjutnya diakhiri dengan kesimpulan yang dikemukakan oleh guru terkait dengan materi yang sudah
disampaikan. Penelitian ini menggabungkan kedua teknis pengambilan kesimpulan tersebut menyesuaikan dengan
alokasi waktu dan kouta internet yang dimiliki oleh para siswa.

4. Kesimpulan
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar
menggunakan model pembelajaran generatif mendapatkan hasil yang lebih memuaskan jika dibandingkan dengan
kelas yang tidak diajarkan dengan model pembelajaran generatif. Kajian penelitian ini menunjukkan bahwa pada
tahapan eksplorasi, siswa sudah mulai diajak berpikir tentang materi pelajaran yang diajarkan. Ketertarikan siswa
secara aktif pada saat pembelajaran mendukung terciptanya motivasi belajar matematika yang secara

Vol. 1 No. 1 Tahun 2021 22


Andri Kosiret, Fariani Hermin Indiyah, Dwi Antari Wijayanti

berkelanjutan. Hal ini berdampak sangat positif dalam berbagai proses pembelajaran yang berlangsung. Dengan
diminta mengkesplorasi, siswa yang memiliki kemampuan untuk mencari berbagai sumber dengan koneksi internet,
secara tidak langsung telah belajar pada materi persamaan logaritma. Hal disebabkan karena dengan partisipasi
siswa yang aktif, pembelajaran jarak jauh dengan model pembelajaran generatif akan cenderung untuk mendorong
siswa mengeksplorasi berbagai hal tentang materi yang akan dipelajari.
Hal berbeda dengan pembelajaran pada kelas kontrol, dimana guru tetap berprilaku dengan konsep tatap
muka secara virtual. Adanya potensi ketidakhadiran siswa dalam pembelajaran virtual menjadi salah satu kendala
besar karena guru tidak dapat mengontrol kehadiran siswa. Kesulitan ini berdampak sangat besar terhadap
evaluasi peningkatkan pemahaman konsep matematis siswa. Dengan kesulitan mengontrol aktivitas siswa selama
pembelajaran online, maka adanya kesempatan bagi siswa untuk mencari aktivitas selain belajar dengan membuka
website yang ada dalam jangkauan internet. Berdasarkan dua hasil penerapan pada kelas kontrol dan eksperimen,
penelitian ini secara eksplisit dapat menyimpulkan bahwa terdapat model pembelajaran generatif dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMA Islam Al-Azhar 19 Ciracas pada materi
persamaan logaritma.

5. Penelitian yang akan datang


Penelitian ini mengevaluasi pembelajaran matematika dengan model generatif yang terbatas
pada dua kelas dalam satu lingkup sekolah dengan jumlah siswa yang berpartisipasi dalam penelitian
sebanyak 60 siswa. Keterbatasan waktu penelitian yang dilakukan ditambah dengan pembatasan sosial
yang berdampak pada pembelajaran jarak jauh menjadi pertimbangan utama peneliti menerapkan
evaluasi model pembelajaran generatif dalam skala yang terbatas. Penerapan model pembelajaran
generatif pada penelitian ini juga masih terbatas pada satu materi pelajaran matematika pada kelas XI.
Pada penelitian berikutnya diharapkan mampu mengevaluasi implementasi model pembelajaran generatif
dengan jumlah populasi yang lebih banyak. Dengan mengetahui efektivitas model pembelajaran generatif
dengan populasi yang lebih besar sehingga hasilnya nanti dapat menawarkan suatu solusi alternatif
pembelajaran matematika di masa yang akan datang.

Identitas Penulis
Andri Kosiret
Email: andri.kosiret@unj.ac.id

Fariani Hermin Indiyah


Email: : fariani.indiyah@unj.ac.id

Dwi Antari Wijayanti


Email: ishaq_nuriadin@uhamka.ac.id

Konflik Kepentingan
Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan

23
International Journal of Progressive Mathematics Education
https://doi.org/10.22236/ijopme.v1i1.6593

Citation information
Cite this article as: Kosiret, A., Indiyah, H., F., & Wijayanti, D,. A.,. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa SMA Islam Al-Azhar 19 Dengan menggunakan Model Pembelajaran Generatif. Journal of
Progressive Mathematics Education. 1(1).16.26. https://doi.org/10.22236/ijopme.v1i1.6593.

6. Referensi
Ainley, M., & Ainley, J. (2011). Student engagement with science in early adolescence: The contribution
of enjoyment to students’ continuing interest in learning about science. Contemporary Educational
Psychology, 36(1), 4–12. https://doi.org/10.1016/j.cedpsych.2010.08.001
Alim, E. S., Umam, K., & Wijirahayu, S. (2016). The implementation of blended learning instruction by
utilizing wechat application. ICCE 2016 - 24th International Conference on Computers in
Education: Think Global Act Local - Workshop Proceedings.
Alves, M., Rodrigues, C. S., Rocha, A. M. A. C., & Coutinho, C. (2016). Self-efficacy, mathematics’
anxiety and perceived importance: an empirical study with Portuguese engineering students.
European Journal of Engineering Education, 41(1), 105–121.
https://doi.org/10.1080/03043797.2015.1095159
Anderman, E. M. (2010). Reflections on Wittrock’s generative model of learning: A motivation
perspective. Educational Psychologist, 45(1), 55–60. https://doi.org/10.1080/00461520903433620
Asempapa, R. S. (2015). Mathematical Modeling: Essential for Elementary and Middle School Students.
Journal of Mathematics Education © Education for All Spring, 8(1), 16–29.
http://educationforatoz.com/images/Asempapa_2015-Spring_.pdf
Brennan, R. W., & Hugo, R. J. (2016). A Self-Efficacy Survey for Engineering Graduate Attributes
Assessment. 13th International CDIO Conference.
http://www.cdio.org/files/document/cdio2017/36/36_Final_PDF.pdf
Ferrer-Torregrosa, J., Jiménez-Rodríguez, M. Á., Torralba-Estelles, J., Garzón-Farinós, F., Pérez-
Bermejo, M., & Fernández-Ehrling, N. (2016). Distance learning ects and flipped classroom in the
anatomy learning: Comparative study of the use of augmented reality, video and notes. BMC
Medical Education, 16(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12909-016-0757-3
Fiorella, L., & Mayer, R. E. (2016). Eight Ways to Promote Generative Learning. Educational Psychology
Review, 28(4), 717–741. https://doi.org/10.1007/s10648-015-9348-9
Gustia, H., Juwita, H., & Siswanto, J. (2021). Efektivitas Model Pembelajaran Make A Match terhadap
Hasil Belajar pada Materi Balok Kelas VIII. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta, 3(1), 19–
26.
Jameson, M. M. (2014). Contextual Factors Related to Math Anxiety in Second-Grade Children. Journal
of Experimental Education, 82(4), 518–536. https://doi.org/10.1080/00220973.2013.813367
le Roux, I., & Nagel, L. (2018). Seeking the best blend for deep learning in a flipped classroom – viewing
student perceptions through the Community of Inquiry lens. International Journal of Educational
Technology in Higher Education, 15(1). https://doi.org/10.1186/s41239-018-0098-x

Vol. 1 No. 1 Tahun 2021 24


Andri Kosiret, Fariani Hermin Indiyah, Dwi Antari Wijayanti

Li, C.-H. (2016). From adaptive to generative learning in small and medium enterprises-a network
perspective. Journal of Global Entrepreneurship Research, 6(1). https://doi.org/10.1186/s40497-
016-0054-y
Maracci, M. (2008). Combining different theoretical perspectives for analyzing students’ difficulties in
vector spaces theory. ZDM - International Journal on Mathematics Education, 40(2), 265–276.
https://doi.org/10.1007/s11858-008-0078-z
Maulidiya, D., Susanta, A., & Irsal, N. A. (2018). Model Investigasi Berbantuan Geogebra pada Geometri
Bidang Abstrak. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta, 1(2013), 15–21.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrpmj/article/view/4969/3664
Nurjamil, D., Kurniawan, D., Studi, P., Matematika, P., & Siliwangi, U. (2017). Pendekatan scientific
berbantuan Geogebra untuk meningkatkan. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta, 3(1), 13–
20. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrpmj/article/view/4972/3666
Rafiee, M., & Abbasian-Naghneh, S. (2020). Willingness to Write (WTW): Development of a model in
EFL writing classrooms. Cogent Education, 7(1), 0–16.
https://doi.org/10.1080/2331186X.2020.1847710
Rahmi, A. (2021). Tahap Preliminary Research Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Komputer pada Materi Transformasi SMA / MA. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta, 3(1),
14–18.
Rozgonjuk, D., Kraav, T., Mikkor, K., Orav-Puurand, K., & Täht, K. (2020). Mathematics anxiety among
STEM and social sciences students: the roles of mathematics self-efficacy, and deep and surface
approach to learning. International Journal of STEM Education, 7(1).
https://doi.org/10.1186/s40594-020-00246-z
Rustina, R., & Anisa, W. N. (2018). Kontribusi Model Problem Based Learning terhadap Peningkatan
Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematik. Jurnal Riset Pendidikan Matematika
Jakarta, 1(1), 8–14.
Satriawati, G., Musyrifah, E., & Purwanto, S. (2018). Pengaruh Strategi Pembelajaran Active Knowledge
Sharing t terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 1(1), 45–51. journal.unj.ac.id/unj/index.php/jrpmj/article/download/4961/3659
Selçuk, G. S., Sahin, M., & Açikgöz, K. Ü. (2010). The Effects of Learning Strategy Instruction on
Achievement, Attitude, and Achievement Motivation in a Physics Course. Research in Science
Education, 41(1), 39–62. https://doi.org/10.1007/s11165-009-9145-x
Tan, L. S., & Ang, K. C. (2016). A school-based professional development programme for teachers of
mathematical modelling in Singapore. Journal of Mathematics Teacher Education, 19(5).
https://doi.org/10.1007/s10857-015-9305-z
Thachasongtham, D., Yoshida, T., Sorbier, F. de, & Saito, H. (2013). 3D Object Pose Estimation Using
Viewpoint Generative Learning. Scandinavian Conference on Image Analysis (SCIA), 512–521.
https://doi.org/10.1007/978-3-642-38886-6_48
Umam, K., Nusantara, T., Parta, I. N., Hidayanto, E., & Mulyono, H. (2019). An Application of Flipped

25
International Journal of Progressive Mathematics Education
https://doi.org/10.22236/ijopme.v1i1.6593

Classroom in Mathematics Teacher Education Programme. International Journal of Interactive


Mobile Technologies (IJIM), 13(03), 68. https://doi.org/10.3991/ijim.v13i03.10207
Wena, M. (2012). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional.
Bumi Aksara.
Wittrock, M. C. (1974). Learning as a generative process1. Educational Psychologist, 11(2), 87–95.
https://doi.org/10.1080/00461527409529129
Yoshida, T., Saito, H., Shimizu, M., & Taguchi, A. (2013). Stable keypoint recognition using viewpoint
generative learning. Proceedings of the 8th International Conference on Computer Vision Theory
and Applications (VISAPP), 310–315.
Yuningsih, N., Nursuprianah, I., & Manfaat, B. (2021). Eksplorasi Etnomatematika pada Rancang
Bangun Rumah Adat Lengkong. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta, 3(1), 1–13.

Vol. 1 No. 1 Tahun 2021 26

Anda mungkin juga menyukai