Disusun Oleh
Robinsar Parlindungan, S.Si., MT
ii
MODUL I
PAPAN RANGKAIAN DAN MULTIMETER
1.1 Tujuan
Mengenal dan dan menggunakan papan rangkaian dan multimeter
1.2 Diskusi
1
aturan ini akan memudahkan untuk menginterpretasikan rangkaian dan menemukan
kesalahan, karena selalu diketahui dimana koneksi catu dayanya (gambar 1.3.).
Seperti terlihat pada gambar 1.3, pada bagian tengah prototype board terdapat gap.
Pada sisi gap tersebut terdapat jalur pendek yang secara horisontal terhubung ke grup
5 lubang.
Jika kaki komponen akan dihubungkan, maka kaki tersebut dijepitkan pada
lubang dengan baris horisontal yang sama
Sisi-sisi yang berlawanan dari suatu komponen tunggal selalu dijepitkan pada
lubang dengan baris horisontal yang berbeda.
Rangkaian terintegrasi (IC = Integrated Circuit) di jepitkan melalui gap pada
bagian tengah board.
Pengetahuan akan susunan jalur metal di dalam prototype board ini akan sangat
membantu dalam menyusun rangkaian. Kawat penghubung yang digunakan
umumnya 0.6 mm kawat pejal. Sebagai catu daya, dapat digunakan catu daya DC
variabel yang biasa digunakan di laboratorium atau 3 buah batere AA dilengkapi
dengan cahsing sehingga memberikan catu daya 4.5 V.
2
Gambar 1.3. Papan rangkaian dengan catu daya
Untuk melihat dan mengukur sinyal pada rangkaian, digunakan multimeter (gambar
1.4). Sesuai dengan namanya, multimeter dapat berfungsi sebagai pengukur tahanan
(Ohmemeter), pengukur tegangan (Voltmeter), dan pengukur arus (Ampermeter).
Multimeter ini dapat digunakan dengan mudah, tombol bundar ditengah digunakan
untuk memilih fungsi yang diinginkan. Untuk mengukur tegangan DC, digunakan
area pada sudut sebelah kiri atas. Jika tombol diputar ke angka “20”, maka tegangan
maksimum yang dapat diukur adalah 20 V. Jika tombol diputar ke angka “2000m”,
maka pembacaan maksimum adalah 2000mV atau 2 V, dan seterusnya.
3
.
Gambar 1.4. Multimeter
4
1.4 Prosedur
5
Gambar 1.6. Pengukuran tegangan dengan multimeter.
Tabel 1.
6
Tanggal Dosen Mahasiswa
Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :
7
MODUL 2
KONDUKTOR DAN SEKERING
2.1 Tujuan
Dapat mengenal dan menguji kondisi konduktor, sekring dan batere.
2.2 Diskusi
Konduktor adalah komponen elektronika yang berfungsi melewatkan arus
listrik. Komponen ini memiliki nilai resistansi yang sangat rendah. Terdapat
berbagai jenis konduktor , namun dikenal secara umum sebagai kabel. Standard
ukuran kabel dikenal dengan nomer AWG (American Wire Gauge) seperti
terlihat pada Gambar 2.1.
8
2.3 Alat Dan Bahan
1 buah papan rangkaian
1 buah multimeter digital (ohmmeter dan voltmeter)
1 buah multimeter analog (ohmmeter dan voltmeter)
batere
1 lampu
Kabel kabel penghubung
2.4 Prosedur
Sebelum melakukan percobaan ini, pastikan bahwa ohmmeter dan
voltmeter terkalibrasi.
1. Amatilah gambar yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi tabel tersebut
2. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.2
9
Gambar 2.4. Pengujian Batere
7. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.2 dengan beberapa jenis kabel
yang diberikan. Lakukan pengamatan seperti pada langkah 3. Catat hasil
pengamatan pada tabel 3.
8. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.3 dengan beberapa sekring yang
diberikan. Lakukan pengamatan seperti pada langkah 2.4. Catat hasil
pengamatan pada tabel 3.
9. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.5. Amatilah apakah lampu
menyala. Jika tidak menyala, carilah kerusakan dengan menggunakan
ohmmeter atau voltmeter. Catat pengamatan saudara pada tabel 4.
10. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.6. Dan lakukan pengamatan
seperti pada langkah 9. Catatlah pengamatan saudara pada tabel 4.
Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen
10
1
MCB
11
4
Tabel 2.
12
Tabel 3.
Tegangan
Batere Pengamatan lain
(Volt)
13
Tegangan
Batere Pengamatan lain
(Volt)
Tabel 4.
Penjelasan :
Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :
14
MODUL 3
SAKLAR, KONEKTOR, PILOT LAMP
I. Tujuan
Dapat mengenal dan menguji kondisi saklar, konektor, pilot lamp, isolator, dan
pendingin.
II. Diskusi
Saklar, konektor, pilot lamp, isolator, dan pendingin adalah komponen-
komponen elektronika yang diperlukan untuk mendukung rangkaian
elektronika. Saklar berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik
dalam rangkaian. Konektor berfungsi untuk menghubungkan konduktor ke
bagian dari papan rangkaian sementara pilot lamp digunakan sebagai indikator.
Isolator berfungsi untuk mengisolir arus listrik karena memiliki nilai resistansi
yang sangat tinggi sehingga tidak dapat dilewati arus listrik. Komponen
pendingin diperlukan untuk membantu mendisipasi daya yang ditimbulkan
dalam pengoperasian suatu komponen.
Dalam praktikum ini akan diperkenalkan bentuk fisik dan kegunaan dari
komponen saklar, konektor, pilot lamp, isolator, dan pendingin.
IV. Prosedur
Sebelum melakukan percobaan ini, pastikan bahwa ohmmeter dan
voltmeter terkalibrasi.
11. Amatilah gambar yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi tabel tersebut
15
12. Hubungkanlah kabel ke konektor yang diberikan dan periksa
konduktivitasnya dengan multimeter. Catalah hasil pengukuran saudara
pada tabel 2.
13. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.1. Amatilah kondisi lampu
apakah menyala atau tidak. Pindahkan posisi saklar dan lakukan kembali
pengamatan pada lampu. Catat hasil pengamatan sudara pada tabel 3.
Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen
16
4
17
8
10
11
18
12
Tabel 2.
Hubungan Pengamatan
19
Gambar 3.1. Rangkaian batere dengan saklar/switch
Tabel 4.
1 Nyala/Tidak *
20
2 Nyala/Tidak*
21
MODUL 4
RESISTOR
4.1 Tujuan
mengenal macam macam resistor, dapat menentukan nilai resitor melalui
pembacaan kode warna dan pengukuran dengan ohmeter, dapat
mengindentifikasi akibat pemakaian resistor.
4.2 Diskusi
Resistor adalah komponen elektronika yang paling sering digunakan.
Fungsinya adalah untuk membatasi arus. Sesuai dengan fungsinya terdapat
berbagai jenis resistor dengan nilai yang bervariasi. Jenis resistor antara lain
digolongkan berdasarkan materialnya. Selain itu resistor dapat juga
digolongkan atas resistor dengan nilai tetap dan resistor variabel. Nilai resistor
dapat ditentukan antara lain berdasarkan kode warnanya selain melalui
pengukuran dengan ohmmeter.
Dalam praktikum ini akan diperkenalkan secara fisik berbagai jenis resistor,
cara menentukan niali resistor berdasarkan kode warna dan melalui
pengukuran, serta efek penggunaan resistor di dalam rangkaian sederhana.
4.4 Prosedur
14. Amatilah gambar resistor yang diberikan, pada tabel 1. dan lengkapi tabel
tersebut
15. Amati kode warna dari keempat resistor komposit karbon yang diberikan.
Tuliskan kode warna tersebut pada tabel 2. Kemudian tentukan nilainya
berdasarkan kode warna.
22
16. Ukurlah nilai keempat resistor komposit karbon pada butir 2. Dengan
ohmeter lalu tuliskan hasil pengukuran tersebut pada tabel 2.
17. Buatlah rangkaian seperti gambar 3.1. pada papan rangkaian. Gantilah
komponen R mulai dari nilai R=0 Ω sampai nilai yang terbesar
berdasarkan data dari tabel 2. Amatilah nyala lampu dari setiap R dan
tuliskan hasil pengamatan tersebut, kapan lampu menyala paling terang
dan kapan paling redup. Jelaskan alasannya. Tuliskan hasil pengamatan
saudara pada tabel 3.
18. Buatlah rangkaian seperti gambar 4.1. namun komponen R diganti dengan
potensiometer. Ubahlah nilai R dengan mengoperasikan potensiometer.
Amatilah nyala lampu dan bandingkan dengan hasil pengamatan pada
butir 4. Isilah kolom pada tabel 3.
G
a
m
ba
r 4.1. Resistor tetap Gambar 4.2. Resistor variabel
23
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen
24
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen
Tabel 2.
Nilai Resistor (Ω)
Resistor
Kode warna Pengukuran
Kode warna :
R1
Nilai :
Kode warna :
R2
Nilai :
Kode warna :
R3
Nilai :
Kode warna :
R4
Nilai :
Tabel 3.
Lampu
Resistor Pengamatan
Nyala/Tidak
R=0Ω
R=∞
R1
25
R2
R3
R4
Potensiometer
26
MODUL 5
KAPASITOR
5.1 Tujuan
Mengenal macam macam kapasitor, dapat mengetes kapasitor.
5.2 Diskusi
Kapasitor adalah komponen elektronika yang melewatkan arus AC dan
memblokir arus DC. Sebagai kondensor komponen ini dapat menyimpan energi
dalam bentuk medan listrik. Kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi
dinyatakan sebagai kapasitansi (C) dalam satuan Farad (F). Satuan farad
didefinisikan sebagai satu coulomb muatan yang disimpan pada beda potensial
1 V, dinyatakan dalam persamaan C=Q/V. Satuan umum yang digunakan
adalah dalam orde mikro farad ( µF) atau pikofarad (pF). Adapun energi yang
disimpan oleh dielektrik dinyatakan dalam persamaan U=1/2 CV2 dimana C
adalah kapasitansi dan V adalah tegangan yang melalui kapasitor.
Dalam praktikum ini akan diperkenalkan secara fisik berbagai jenis kapasitor,
pengetesan, dan efek penggunaannya dalam rangkaian elektronika sederhana.
5.4 Prosedur
19. Amatilah gambar kapasitor yang diberikan, tempelkan pada tabel 1. dan
lengkapi tabel tersebut
20. Hubungkan kedua kaki salah satu kapasitor elektrolit pada probe ohmeter
dan amati apa yang terjadi. Kosongkan kapasitor dengan melakukan
hubung singkat. Ulangi lagi langkah sebelumnya. Lakukan hal ini
beberapa kali dan tuliskan hasil pengamatan saudara pada tabel 2.
21. Buatlah rangkaian seperti gambar 5.1. Amati nyala lampu. Setelah nyala
lampu stabil. Putuskan/lepaskan hubungan ke batere dan amati nyala
lampu. Tuliskan hasil pengamatan saudara pada tabel 3.
27
+ C
9V L1
Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen
28
4
Tabel 2.
Langkah Perlakuan Pengamatan pada alat ukur
29
Tabel 3.
2 Batere dilepaskan
30
MODUL 6
INDUKTOR
6.1 Tujuan
mengenal bermacam-macam coil, dapat melakukan pengetesan sederhana
apakah coil baik/rusak
6.2 Diskusi
Induktor adalah suatu komponen elektrik pasif berupa lilitan kawat yang
menyimpan medan magnet dari arus listrik. Kemampuan induktor untuk
menyimpan energi magnetik dinyatakan sebagai induktansi dalam satuan
Henry.
Tegangan induktansi (VL) adalah tegangan yang timbul karena adanya
perubahan arus di/dt yang melewati lilitan kawat (konduktor/koil) dengan
induktansi L. Parameter penting yang menentukan VL adalah perubahan arus
(ΔI) bukan besarnya arus (I).
Menurut konstruksi fisiknya, induktansi tergantung pada bagaimana kawat
dililitkan dengan memperhatikan hal-hal di bawah:
Jumlah lilitan (N) menaikkan nilai L sebab makin besar tegangan yang
dapat diinduksikan. Kenaikan L berbanding lurus dengan N2.
Semakin luas suatu area A tertutup oleh setiap lilitan, semakin tinggi nilai
L.
Nilai L meningkat terhadap permeabilitas (µ) dari inti.
Nilai L menurun terhadap panjang lilitan (l) dengan jumlah lilitan yang
sama, karena adanya penurunan konsentrasi medan magnet.
Berdasarkan ketentuan di atas, besarnya induktansi suatu lilitan dinyatakan
dengan persamaan:
N2 A
L r 1,26 10 6 H
l
Pada praktikum ini akan diperkenalkan beberapa jenis lilitan dan bagaimana
mengetahui bahwa suatu lilitan berada dalam keadaan baik.
31
1 buah batere
1 lampu
Kabel kabel penghubung
6.4 Prosedur
22. Amatilah gambar induktor yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi tabel
tersebut
23. Hubungkan kedua kaki salah satu induktor pada probe ohmeter dan amati
apa yang terjadi. Lakukan hal ini untuk beberapa induktor dan tuliskan
hasil pengamatan saudara pada tabel 2. Dan jelaskan mengapa demikian.
Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen
HCS100
32
4
LRC30-681K-RC
P1681
Tabel 2.
Induktor Pengamatan pada alat ukur Penjelasan
33
Tanggal Dosen Mahasiswa
Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :
34
MODUL 7
TRANSFORMATOR
7.1 Tujuan
mengenal bentuk fisik transformator, dapat melakukan pengetesan sederhana
apakah transformator baik/rusak.
7.2 Diskusi
Transformator adalah suatu alat pengubah besarnya arus atau tegangan yang
terdiri dari dua buah lilitan atau lebih, yang dikopelkan secara induktif.
Besarnya tegangan yang muncul pada lilitan sekunder ditentukan oleh
banyaknya lilitan pada bagian primer, maupun pada bagian sekunder.
Komponen ini merupakan aplikasi penting dari induktansi mutual, dengan
tujuan mentransfer data dari bagian primer (dimana generator dihubungkan) ke
bagian sekunder, di mana tegangan induksi sekunder dapat menghasilkan arus
pada resistansi beban yang dihubungkan melalui kumparan sekunder (L2, LS)
Hubungan antara bagaian primer dan sekunder dinyatakan sebagai
Rasio lilitan :
NP
NS
dengan Is dan Ip berturut turut adalah arus pada primer dan sekunder.
Sehingga:
I S VP N P
I P VS N S
35
Dalam praktikum ini akan diperkenalkan beberapa jenis transformator dan cara
melakukan pengetesan untuk mengetahui apakah transformator berada dalam
keadaan baik atau tidak.
7.4 Prosedur
24. Amatilah gambar transformator yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi
tabel tersebut
25. Amati contoh transformator yang diberikan. Gambarkan bentuknya pada
tabel 2. dan tuliskan hasil pengamatan saudara. Tuliskan pula spesifikasi
transformator yang diamati.
Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen
36
2
37
Tabel 2.
38
Tanggal Dosen Mahasiswa
Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :
39
MODUL 8
BATERAI
8.1 Tujuan
mengenal bentuk fisik dan jenis batere, dapat melakukan pengetesan sederhana
apakah batere baik/rusak, dapat melakukan pengukuran tegangan internal
batere, dan dapat menentukan konfigurasi rangkaian yang tepat dari beberapa
sel batere untuk mendapatkan nilai arus dan tegangan yang diinginkan.
8.2 Diskusi
Batere adalah sekumpulan sel yang menghasilkan energi dari reaksi kimia
internal. Setiap sel terdiri dari dua bahan konduktor yang berbeda yang
merupakan elektroda yang terendam dalam larutan elektrolit. Sel ini disebut sel
voltaic. Dalam sel voltaic ini, reaksi kimia antara kedua elektroda dan elektrolit
menghasilkan muatan listrik yang terpisah, dalam bentuk ion dan elektron
bebas. Akibatnya kedua elektroda memiliki beda potensial yang menghasilkan
tegangan keluaran sel.
Secara umum batere dapat digolongkan sebagai batere primer dan batere
sekunder. Batere primer merupakan batere yang tidak dapat diisi ulang,
sementara batere sekunder dapat diisi ulang berkali-kali yang dinyatakan
dengan karakteristik charge cycle-nya. Berdasarkan bahan elektrolitnya, batere
dapat juga digolongkan atas batere basah, batere gel dan betere kering.
Sel batere memiliki resistansi internal yang secara praktis nilainya sama
dengan resistansi beban terhubung seri yang nilai tegangannya setengah dari
nilai tegangan batere tanpa beban.
Untuk mendapatkan nilai arus dan tegangan yang sesuai dengan kebutuhan,
beberapa sel batere dapat digunakan dalam rangkaian seri dan/atau pararel.
Apabila beberapa sel batere dengan nilai arus dan tegangan yang sama
dihubungkan seri, maka nilai tegangan total merupakan jumlah dari tegangan
setiap batere sementara nilai arusnya tetap. Apabila sel-sel batere tersebut
40
dihubungkan pararel, maka nilai tegangan batere adalah tetap sementara nilai
arus totalnya mreuapakan jumlah dari nilai arus setiap batere.
Dalam praktikum ini akan diperkenalkan secara fisik beberapa jenis batere,
selain itu akan dilakukan pengukuran dengan rangkaian sederhana untuk
menentukan nilai resistansi internal batere dan nilai arus dan tegangan batere
pada hubungan seri serta pararel.
8.4 Prosedur
26. Amatilah gambar batere yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi tabel
tersebut
27. Amati contoh batere yang diberikan. Gambarkan bentuknya pada tabel 2.
dan tuliskan hasil pengamatan saudara. Ukurlah tegangan batere yang
diberikan dengan voltmeter dan lengkapi tabel 2.Tuliskan pula spesifikasi
batere yang diamati.
28. Ukurlah tegangan tanpa beban salah satu batere (VNL). Buatlah rangkaian
seperti gambar 1. Atur resistansi potensiometer sehingga tegangan pada
beban setengah dari tegangan tanpa beban (VL). Ukur tahanan
potensiometer dengan ohmmeter dan catat pembacaanya pada tabel 4.
Tanpa mengubah nilai potensiometer, ukur arus (I) pada rangkaian pada
gambar 8.1 dan hitung nilai resistansi internal (ri) melalui persamaan
ri=(VNL-VL)/I. Apakah nilai RL sama dengan ri? Berikan penjelasan anda!
+
9V
R
29. Hubungkan batere yang tersedia sesuai dengan gambar 8.2a dan 8.2b.
Ukur nilai arus dan tegangan dari rangkaian batere tersebut dan
lengkapilah tabel 4.
41
Gambar 8.2. Rangkaian Seri dan Paralel batere
Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen
42
43
Tabel 2.
Tegangan
Batere Gambar Pengamatan lain
(Volt)
Tabel 3.
Tegangan Batere (V
Resistansi Nilai resistansi
Tanpa Beban Dengan Beban Arus (I)
beban (Ω) internal (Ω)
(VNL) (VL)
ri = (VNL-VL)/I
44
Penjelasan :
45
MODUL 9
DIODA
9.1 Tujuan
Mengenal bentuk dan jenis dioda.
9.2 Diskusi
Dalam praktikum ini akan diperkenalkan secara fisik berbagai jenis dioda, dan
pengetesan dioda.
9.4 Prosedur
30. Amatilah gambar dioda yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi tabel
tersebut
31. Amati contoh dioda yang diberikan. Gambarkan bentuk dan lengkap
dengan ukurannya pada tabel 2. dan tuliskan hasil pengamatan saudara.
Tuliskan pula spesifikasi dioda yang diamati.
32. Hubungkan dioda dan ohmmeter seperti pada gambar 9.1. Catatlah hasil
pembacaan ohmmeter pada tabel 3.
46
Gambar 9.1. Pengujian dioda menggunakan ohmmeter
9.5 Tabel Hasil Pengukuran
Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen
47
4
Zener
BYV16 Diode
1N60
48
Tabel 2.
49
Tabel 3.
Pembacaan
Pengukuran Kondisi prategangan
ohmmeter (Ω)
a maju/mundur*
b maju/mundur*
* coret yang salah
50