Anda di halaman 1dari 52

MODUL DASAR ELEKTRONIKA

Disusun Oleh
Robinsar Parlindungan, S.Si., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
September 2018
RINGKASAN

Perkembangan pesat elektronika semikonduktor telah mendorong


berkembangnya aplikasi elektronika di masyarakat. Ditunjang dengan teknologi
informasi yang berkembang saat ini, maka aplikasi elektronika semakin berkembang
luas seperti telepon genggam berteknologi yang dapat dijumpai di kalangan siswa
sekolah. Pengetahuan elektronika dasar semacam ini perlu dipelajari dan diterapkan
pada siswa sekolah sehingga mereka memiliki kemampuan untuk menciptakan
produk yang bernilai jual. Disamping itu pengetahuan ini juga dapat meningkatkan
kompetensi lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) khususnya bidang
elektronika sehingga tidak terjadi disparitas dengan kompetensi sumber daya
manusia yang diperlukan dunia industri.
Untuk meningkatkan kompetensi diatas maka perlu dilakukan pendidikan dan
pelatihan yang intensif kepada siswa SMK. Pendidikan dilakukan melalui pengajaran
didalam kelas seperti penjelasan tentang karakteristik komponen-komponen
elektronika, penggunaan komponen tersebut dan lain sebagainnya. Pelatihan
dilakukan melalui pendampingan praktik didalam laboratorium, seperti pelatihan
desain rangkaian skematik elektronika, pembuatan papan rangkaian tercetak (printed
circuit board), penyolderan komponen dan pembuatan tempat (casing) komponen.
Disamping pengetahuan dalam bidang elektronika, siswa SMK juga perlu
diberikan wawasan kewirausahaan sehingga mereka dapat memasarkan produk
elektronika yang mereka hasilkan. Pendampingan kewirausahaan dilakukan dengan
memberikan materi didalam kelas seperti prinsip memulai usaha, desain rencana
bisnis, etika bisnis dan yang paling penting adalah implementasi bisnis.

Kata kunci : Elektronika, Siswa SMK, Kompetensi, Kewirausahaan

ii
MODUL I
PAPAN RANGKAIAN DAN MULTIMETER

1.1 Tujuan
Mengenal dan dan menggunakan papan rangkaian dan multimeter

1.2 Diskusi

Papan rangkaian atau yang secara umum dikenal sebagai protoboard


merupakan salah satu alat bantu dalam mendesain rangkaian elektronika. Papan ini
memiliki lubang-lubang untuk menjepit kaki komponen elektronika atau kabel
seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Papan rangkaian.

Papan rangkaian digunakan untuk membangun rangkaian sementara tanpa


perlu menyolder komponen. Kaki komponen dan kawat penghubung dijepitkan ke
dalam lubang tertentu untuk mendapatkan koneksi yang benar. Agar dapat
mengunakannya dengan benar, adalah sangat penting untuk mengerti cara kerja
papan rangkaian. Di dalam papan ini terdapat jalur logam dengan kontak penjepit
seperti ditunjukkan pada gambar 1.2.
Seperti terlihat pada gambar 1.2, jalur logam tersusun dalam baris. Perhatikan
dua jalur panjang pada setiap sisi prototype board. Kedua jalur ini digunakan sebagai
koneksi ke catu daya. 0V selalu diletakan pada sisi kiri board dan +V diletakan pada
sisi kanan. Aturan ini sebaiknya digunakan karena sebagaian besar rangkaian
terintegrasi (IC) memiliki tataletak pin yang sesuai dengan aturan ini. Selain itu,

1
aturan ini akan memudahkan untuk menginterpretasikan rangkaian dan menemukan
kesalahan, karena selalu diketahui dimana koneksi catu dayanya (gambar 1.3.).

Gambar 1.2. Struktur papan rangkaian.

Seperti terlihat pada gambar 1.3, pada bagian tengah prototype board terdapat gap.
Pada sisi gap tersebut terdapat jalur pendek yang secara horisontal terhubung ke grup
5 lubang.
 Jika kaki komponen akan dihubungkan, maka kaki tersebut dijepitkan pada
lubang dengan baris horisontal yang sama
 Sisi-sisi yang berlawanan dari suatu komponen tunggal selalu dijepitkan pada
lubang dengan baris horisontal yang berbeda.
 Rangkaian terintegrasi (IC = Integrated Circuit) di jepitkan melalui gap pada
bagian tengah board.
Pengetahuan akan susunan jalur metal di dalam prototype board ini akan sangat
membantu dalam menyusun rangkaian. Kawat penghubung yang digunakan
umumnya 0.6 mm kawat pejal. Sebagai catu daya, dapat digunakan catu daya DC
variabel yang biasa digunakan di laboratorium atau 3 buah batere AA dilengkapi
dengan cahsing sehingga memberikan catu daya 4.5 V.

2
Gambar 1.3. Papan rangkaian dengan catu daya

Dalam membangun rangkaian di atas papan rangkaian dapat digunakan saklar.


Perhatikan contoh rangkaian yang diberikan pada gambar 1.5. Rangkaian ini
menggunakan saklar push button yang dapat dijepitkan ke papan rangkaian. Saklar
ini dapat digunakan untuk menghubungkan ke bagian lain dari rangkaian, sehingga
memudahakan untuk merancang tata letak

Untuk melihat dan mengukur sinyal pada rangkaian, digunakan multimeter (gambar
1.4). Sesuai dengan namanya, multimeter dapat berfungsi sebagai pengukur tahanan
(Ohmemeter), pengukur tegangan (Voltmeter), dan pengukur arus (Ampermeter).

Multimeter ini dapat digunakan dengan mudah, tombol bundar ditengah digunakan
untuk memilih fungsi yang diinginkan. Untuk mengukur tegangan DC, digunakan
area pada sudut sebelah kiri atas. Jika tombol diputar ke angka “20”, maka tegangan
maksimum yang dapat diukur adalah 20 V. Jika tombol diputar ke angka “2000m”,
maka pembacaan maksimum adalah 2000mV atau 2 V, dan seterusnya.

3
.
Gambar 1.4. Multimeter

Dalam penggunaan sebagai voltmeter, multimeter selalu terhubung pararel


dengan rangkaian yang diukur. Untuk mengukur tegangan Vout, soket “COM” dari
meter dihubungkan ke 0V, umumnya digunakan kabel berwarna HITAM untuk
menghubungkan 0V. Untuk “VmA” digunakan kabel berwarna MERAH. Kabel
dihubungkan ke rangkaian dengan probe atau penjepit buaya. Pengukuran tegangan
dengan multimeter ditunjukkan pada gambar 1.6.
Dalam penggunaan sebagai pengukur arus atau amperemeter, multimeter
terhubung seri dengan rangkaian yang diukur. Sementara dalam penggunaan sebagai
pengukura resistansi atau ohmmeter, multimeter terhubung pararel dengan kompnen
yang diukur.

1.3 Alat Dan Bahan


 1 buah papan rangkaian
 1 buah multimeter digital (ohmmeter dan voltmeter)
 1 buah multimeter analog (ohmmeter dan voltmeter)
 batere
 Saklar
 Resistor
 Kabel kabel penghubung

4
1.4 Prosedur

1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 1.5. Dengan menggunakan resistor,


saklar, dan batere.
2. Gunakanlan multimeter untuk mengukur tegangan keluaran, tegangan pada
resistor pull-up, dan tegangan pada resistor pull-down (gambar 1.6).
Perhatikan range pengukuran yang akan digunakan.
3. Lengkapilah tabel 1.

Gambar 1.5. Penempatan komponen pada papan rangkaian


.

5
Gambar 1.6. Pengukuran tegangan dengan multimeter.

1.5 Tabel Hasil Pengukuran

Tabel 1.

Variabel Tegangan terukur (V)


Tegangan Input
Tegangan Resistor pull-up
Tegangan Resistor pull-down
Teganan Output

6
Tanggal Dosen Mahasiswa

Nama : Nama :

Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :

7
MODUL 2
KONDUKTOR DAN SEKERING

2.1 Tujuan
Dapat mengenal dan menguji kondisi konduktor, sekring dan batere.

2.2 Diskusi
Konduktor adalah komponen elektronika yang berfungsi melewatkan arus
listrik. Komponen ini memiliki nilai resistansi yang sangat rendah. Terdapat
berbagai jenis konduktor , namun dikenal secara umum sebagai kabel. Standard
ukuran kabel dikenal dengan nomer AWG (American Wire Gauge) seperti
terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Ukuran Kabel/Konduktor berdasarkan American Wire Gauge

Sekring adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memutuskan aliran


arus bila arus yang melewatinya lebih besar dari kapasitasnya. Komponen ini
digunakan untuk mengamankan peralatan elektronika dari arus yang melebihi
kapasitas.

Dalam praktikum ini akan diperkenalkan beberapa jenis konduktor, pengetesan


dan pemakaiannya dalam rangkaian elektronika. Selain itu juga diperkenalkan
pengetesan dan pemakaian sekring.

8
2.3 Alat Dan Bahan
 1 buah papan rangkaian
 1 buah multimeter digital (ohmmeter dan voltmeter)
 1 buah multimeter analog (ohmmeter dan voltmeter)
 batere
 1 lampu
 Kabel kabel penghubung

2.4 Prosedur
Sebelum melakukan percobaan ini, pastikan bahwa ohmmeter dan
voltmeter terkalibrasi.

1. Amatilah gambar yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi tabel tersebut
2. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.2

Gambar 2.2. Pengujian Konduktor Gambar 2.3. Pengujian


Sekring/Fuse

3. Amatilah ohmmeter, apakah ada pergerakan jarum ohmmeter dan tuliskan


pengamatan saudara pada tabel 2.
4. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.3 dan lakukan pengamatan
seperti pada langkah 3.
5. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.4.
6. Amatilah voltmeter, apakah ada pergerakan jarum voltmeter dan tuliskan
pengamatan saudara pada tabel 1. Lakukan pengamatan ini untuk
voltmeter analog dan digital.

9
Gambar 2.4. Pengujian Batere

7. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.2 dengan beberapa jenis kabel
yang diberikan. Lakukan pengamatan seperti pada langkah 3. Catat hasil
pengamatan pada tabel 3.
8. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.3 dengan beberapa sekring yang
diberikan. Lakukan pengamatan seperti pada langkah 2.4. Catat hasil
pengamatan pada tabel 3.
9. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.5. Amatilah apakah lampu
menyala. Jika tidak menyala, carilah kerusakan dengan menggunakan
ohmmeter atau voltmeter. Catat pengamatan saudara pada tabel 4.
10. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 2.6. Dan lakukan pengamatan
seperti pada langkah 9. Catatlah pengamatan saudara pada tabel 4.

Gambar 2.5. Rangkaian tanpa sekring Gambar 2.6. Rangkaian dengan


sekring

2.5 Tabel Hasil Pengukuran

Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen

10
1

MCB

11
4

Tabel 2.

No. Gambar Penjelasan

12
Tabel 3.
Tegangan
Batere Pengamatan lain
(Volt)

13
Tegangan
Batere Pengamatan lain
(Volt)

Tabel 4.

Tegangan Batere (V)


Resistansi Nilai resistansi
Tanpa Beban Dengan Beban Arus (I)
beban (Ω) internal (Ω)
(VNL) (VL)
ri = (VNL-VL)/I

Penjelasan :

Tanggal Dosen Mahasiswa

Nama : Nama :

Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :

14
MODUL 3
SAKLAR, KONEKTOR, PILOT LAMP

I. Tujuan
Dapat mengenal dan menguji kondisi saklar, konektor, pilot lamp, isolator, dan
pendingin.

II. Diskusi
Saklar, konektor, pilot lamp, isolator, dan pendingin adalah komponen-
komponen elektronika yang diperlukan untuk mendukung rangkaian
elektronika. Saklar berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik
dalam rangkaian. Konektor berfungsi untuk menghubungkan konduktor ke
bagian dari papan rangkaian sementara pilot lamp digunakan sebagai indikator.
Isolator berfungsi untuk mengisolir arus listrik karena memiliki nilai resistansi
yang sangat tinggi sehingga tidak dapat dilewati arus listrik. Komponen
pendingin diperlukan untuk membantu mendisipasi daya yang ditimbulkan
dalam pengoperasian suatu komponen.

Dalam praktikum ini akan diperkenalkan bentuk fisik dan kegunaan dari
komponen saklar, konektor, pilot lamp, isolator, dan pendingin.

III. Alat Dan Bahan


 1 buah papan rangkaian
 1 buah multimeter digital (ohmmeter dan voltmeter)
 1 buah multimeter analog (ohmmeter dan voltmeter)
 Batere
 Saklar
 konektor
 pilot lamp
 isolator
 pendingin
 Kabel kabel penghubung

IV. Prosedur
Sebelum melakukan percobaan ini, pastikan bahwa ohmmeter dan
voltmeter terkalibrasi.

11. Amatilah gambar yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi tabel tersebut

15
12. Hubungkanlah kabel ke konektor yang diberikan dan periksa
konduktivitasnya dengan multimeter. Catalah hasil pengukuran saudara
pada tabel 2.
13. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 3.1. Amatilah kondisi lampu
apakah menyala atau tidak. Pindahkan posisi saklar dan lakukan kembali
pengamatan pada lampu. Catat hasil pengamatan sudara pada tabel 3.

V. Tabel Hasil Pengukuran

Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen

16
4

17
8

10

11

18
12

Tabel 2.

Hubungan Pengamatan

19
Gambar 3.1. Rangkaian batere dengan saklar/switch

Gambar 3.2. Rangkaian batere dengan saklar/switch


(posisi batere dan switch diubah dari gambar 1)

Tabel 4.

Posisi Lampu Pengamatan

1 Nyala/Tidak *

20
2 Nyala/Tidak*

Tanggal Dosen Mahasiswa


Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :

21
MODUL 4
RESISTOR

4.1 Tujuan
mengenal macam macam resistor, dapat menentukan nilai resitor melalui
pembacaan kode warna dan pengukuran dengan ohmeter, dapat
mengindentifikasi akibat pemakaian resistor.

4.2 Diskusi
Resistor adalah komponen elektronika yang paling sering digunakan.
Fungsinya adalah untuk membatasi arus. Sesuai dengan fungsinya terdapat
berbagai jenis resistor dengan nilai yang bervariasi. Jenis resistor antara lain
digolongkan berdasarkan materialnya. Selain itu resistor dapat juga
digolongkan atas resistor dengan nilai tetap dan resistor variabel. Nilai resistor
dapat ditentukan antara lain berdasarkan kode warnanya selain melalui
pengukuran dengan ohmmeter.

Dalam praktikum ini akan diperkenalkan secara fisik berbagai jenis resistor,
cara menentukan niali resistor berdasarkan kode warna dan melalui
pengukuran, serta efek penggunaan resistor di dalam rangkaian sederhana.

4.3 Alat Dan Bahan


 1 buah papan rangkaian
 1 buah multimeter
 4 buah resistor komposit karbon RL (47 Ω, 100 Ω, 470 Ω, 1 K Ω)
 berbagai jenis resistor
 1 potensiometer
 1 buah batere
 1 lampu
 Kabel kabel penghubung

4.4 Prosedur
14. Amatilah gambar resistor yang diberikan, pada tabel 1. dan lengkapi tabel
tersebut
15. Amati kode warna dari keempat resistor komposit karbon yang diberikan.
Tuliskan kode warna tersebut pada tabel 2. Kemudian tentukan nilainya
berdasarkan kode warna.

22
16. Ukurlah nilai keempat resistor komposit karbon pada butir 2. Dengan
ohmeter lalu tuliskan hasil pengukuran tersebut pada tabel 2.
17. Buatlah rangkaian seperti gambar 3.1. pada papan rangkaian. Gantilah
komponen R mulai dari nilai R=0 Ω sampai nilai yang terbesar
berdasarkan data dari tabel 2. Amatilah nyala lampu dari setiap R dan
tuliskan hasil pengamatan tersebut, kapan lampu menyala paling terang
dan kapan paling redup. Jelaskan alasannya. Tuliskan hasil pengamatan
saudara pada tabel 3.
18. Buatlah rangkaian seperti gambar 4.1. namun komponen R diganti dengan
potensiometer. Ubahlah nilai R dengan mengoperasikan potensiometer.
Amatilah nyala lampu dan bandingkan dengan hasil pengamatan pada
butir 4. Isilah kolom pada tabel 3.

G
a
m
ba
r 4.1. Resistor tetap Gambar 4.2. Resistor variabel

4.5 Tabel Hasil Pengukuran


Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen

23
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen

24
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen

Tabel 2.
Nilai Resistor (Ω)
Resistor
Kode warna Pengukuran
Kode warna :
R1
Nilai :

Kode warna :
R2
Nilai :

Kode warna :
R3
Nilai :

Kode warna :
R4
Nilai :

Tabel 3.
Lampu
Resistor Pengamatan
Nyala/Tidak
R=0Ω

R=∞

R1

25
R2

R3

R4

Potensiometer

Tanggal Dosen Mahasiswa


Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :

26
MODUL 5
KAPASITOR

5.1 Tujuan
Mengenal macam macam kapasitor, dapat mengetes kapasitor.

5.2 Diskusi
Kapasitor adalah komponen elektronika yang melewatkan arus AC dan
memblokir arus DC. Sebagai kondensor komponen ini dapat menyimpan energi
dalam bentuk medan listrik. Kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi
dinyatakan sebagai kapasitansi (C) dalam satuan Farad (F). Satuan farad
didefinisikan sebagai satu coulomb muatan yang disimpan pada beda potensial
1 V, dinyatakan dalam persamaan C=Q/V. Satuan umum yang digunakan
adalah dalam orde mikro farad ( µF) atau pikofarad (pF). Adapun energi yang
disimpan oleh dielektrik dinyatakan dalam persamaan U=1/2 CV2 dimana C
adalah kapasitansi dan V adalah tegangan yang melalui kapasitor.

Dalam praktikum ini akan diperkenalkan secara fisik berbagai jenis kapasitor,
pengetesan, dan efek penggunaannya dalam rangkaian elektronika sederhana.

5.3 Alat Dan Bahan


 1 buah papan rangkaian
 1 buah multimeter
 1 buah multimeter analog
 Beberapa kapasitor berbagai jenis
 1 buah batere
 1 lampu
 Kabel kabel penghubung

5.4 Prosedur
19. Amatilah gambar kapasitor yang diberikan, tempelkan pada tabel 1. dan
lengkapi tabel tersebut
20. Hubungkan kedua kaki salah satu kapasitor elektrolit pada probe ohmeter
dan amati apa yang terjadi. Kosongkan kapasitor dengan melakukan
hubung singkat. Ulangi lagi langkah sebelumnya. Lakukan hal ini
beberapa kali dan tuliskan hasil pengamatan saudara pada tabel 2.
21. Buatlah rangkaian seperti gambar 5.1. Amati nyala lampu. Setelah nyala
lampu stabil. Putuskan/lepaskan hubungan ke batere dan amati nyala
lampu. Tuliskan hasil pengamatan saudara pada tabel 3.

27
+ C
9V L1

Gambar 5.1. Rangkaian Paralel lampu dan kapasitor


5.5 Tabel Hasil Pengukuran

Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen

28
4

Tabel 2.
Langkah Perlakuan Pengamatan pada alat ukur

Probe alat ukur pada kaki


1 kapasitor

Kapasitor di hubung singkat

Probe alat ukur pada kaki


2 kapasitor

Kapasitor di hubung singkat

Probe alat ukur pada kaki


3 kapasitor

Kapasitor di hubung singkat

29
Tabel 3.

No. Keadaan Hasil pengamatan

Saat awal, batere mulai


1
dipasang

2 Batere dilepaskan

Tanggal Dosen Mahasiswa


Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :

30
MODUL 6
INDUKTOR

6.1 Tujuan
mengenal bermacam-macam coil, dapat melakukan pengetesan sederhana
apakah coil baik/rusak

6.2 Diskusi
Induktor adalah suatu komponen elektrik pasif berupa lilitan kawat yang
menyimpan medan magnet dari arus listrik. Kemampuan induktor untuk
menyimpan energi magnetik dinyatakan sebagai induktansi dalam satuan
Henry.
Tegangan induktansi (VL) adalah tegangan yang timbul karena adanya
perubahan arus di/dt yang melewati lilitan kawat (konduktor/koil) dengan
induktansi L. Parameter penting yang menentukan VL adalah perubahan arus
(ΔI) bukan besarnya arus (I).
Menurut konstruksi fisiknya, induktansi tergantung pada bagaimana kawat
dililitkan dengan memperhatikan hal-hal di bawah:
 Jumlah lilitan (N) menaikkan nilai L sebab makin besar tegangan yang
dapat diinduksikan. Kenaikan L berbanding lurus dengan N2.
 Semakin luas suatu area A tertutup oleh setiap lilitan, semakin tinggi nilai
L.
 Nilai L meningkat terhadap permeabilitas (µ) dari inti.
 Nilai L menurun terhadap panjang lilitan (l) dengan jumlah lilitan yang
sama, karena adanya penurunan konsentrasi medan magnet.
Berdasarkan ketentuan di atas, besarnya induktansi suatu lilitan dinyatakan
dengan persamaan:

N2 A
L  r  1,26 10 6 H
l

Pada praktikum ini akan diperkenalkan beberapa jenis lilitan dan bagaimana
mengetahui bahwa suatu lilitan berada dalam keadaan baik.

6.3 Alat Dan Bahan


 1 buah papan rangkaian
 1 buah multimeter
 1 buah multimeter analog
 Beberapa induktor berbagai jenis

31
 1 buah batere
 1 lampu
 Kabel kabel penghubung

6.4 Prosedur
22. Amatilah gambar induktor yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi tabel
tersebut
23. Hubungkan kedua kaki salah satu induktor pada probe ohmeter dan amati
apa yang terjadi. Lakukan hal ini untuk beberapa induktor dan tuliskan
hasil pengamatan saudara pada tabel 2. Dan jelaskan mengapa demikian.

6.5 Tabel Hasil Pengukuran

Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen

HCS100

32
4

LRC30-681K-RC

P1681
Tabel 2.
Induktor Pengamatan pada alat ukur Penjelasan

33
Tanggal Dosen Mahasiswa
Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :

34
MODUL 7
TRANSFORMATOR

7.1 Tujuan
mengenal bentuk fisik transformator, dapat melakukan pengetesan sederhana
apakah transformator baik/rusak.

7.2 Diskusi

Transformator adalah suatu alat pengubah besarnya arus atau tegangan yang
terdiri dari dua buah lilitan atau lebih, yang dikopelkan secara induktif.
Besarnya tegangan yang muncul pada lilitan sekunder ditentukan oleh
banyaknya lilitan pada bagian primer, maupun pada bagian sekunder.
Komponen ini merupakan aplikasi penting dari induktansi mutual, dengan
tujuan mentransfer data dari bagian primer (dimana generator dihubungkan) ke
bagian sekunder, di mana tegangan induksi sekunder dapat menghasilkan arus
pada resistansi beban yang dihubungkan melalui kumparan sekunder (L2, LS)
Hubungan antara bagaian primer dan sekunder dinyatakan sebagai
 Rasio lilitan :
NP
NS

 Rasio tegangan dimana besarnya tegangan lilitan berbanding lurus dengan


jumlah lilitan :
VP N P

VS N S

Dengan : VP = tegangan primer, VS = tegangan sekunder, NP = jumlah


lilitan primer, NS = jumlah lilitan sekunder.
 Pada trafo ideal, daya yang diterima oleh trafo = daya yang diberikan pada
beban:
VS .I S  VP .I P

dengan Is dan Ip berturut turut adalah arus pada primer dan sekunder.
Sehingga:
I S VP N P
 
I P VS N S

35
Dalam praktikum ini akan diperkenalkan beberapa jenis transformator dan cara
melakukan pengetesan untuk mengetahui apakah transformator berada dalam
keadaan baik atau tidak.

7.3 Alat Dan Bahan


 1 buah papan rangkaian
 1 buah multimeter
 1 buah multimeter analog
 Transformator berbagai jenis
 1 buah batere
 1 lampu
 Kabel kabel penghubung

7.4 Prosedur
24. Amatilah gambar transformator yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi
tabel tersebut
25. Amati contoh transformator yang diberikan. Gambarkan bentuknya pada
tabel 2. dan tuliskan hasil pengamatan saudara. Tuliskan pula spesifikasi
transformator yang diamati.

7.5 Tabel Hasil Pengukuran

Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen

36
2

37
Tabel 2.

No. Gambar Penjelasan

38
Tanggal Dosen Mahasiswa
Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :

39
MODUL 8
BATERAI

8.1 Tujuan
mengenal bentuk fisik dan jenis batere, dapat melakukan pengetesan sederhana
apakah batere baik/rusak, dapat melakukan pengukuran tegangan internal
batere, dan dapat menentukan konfigurasi rangkaian yang tepat dari beberapa
sel batere untuk mendapatkan nilai arus dan tegangan yang diinginkan.

8.2 Diskusi

Batere adalah sekumpulan sel yang menghasilkan energi dari reaksi kimia
internal. Setiap sel terdiri dari dua bahan konduktor yang berbeda yang
merupakan elektroda yang terendam dalam larutan elektrolit. Sel ini disebut sel
voltaic. Dalam sel voltaic ini, reaksi kimia antara kedua elektroda dan elektrolit
menghasilkan muatan listrik yang terpisah, dalam bentuk ion dan elektron
bebas. Akibatnya kedua elektroda memiliki beda potensial yang menghasilkan
tegangan keluaran sel.

Secara umum batere dapat digolongkan sebagai batere primer dan batere
sekunder. Batere primer merupakan batere yang tidak dapat diisi ulang,
sementara batere sekunder dapat diisi ulang berkali-kali yang dinyatakan
dengan karakteristik charge cycle-nya. Berdasarkan bahan elektrolitnya, batere
dapat juga digolongkan atas batere basah, batere gel dan betere kering.

Sel batere memiliki resistansi internal yang secara praktis nilainya sama
dengan resistansi beban terhubung seri yang nilai tegangannya setengah dari
nilai tegangan batere tanpa beban.

Untuk mendapatkan nilai arus dan tegangan yang sesuai dengan kebutuhan,
beberapa sel batere dapat digunakan dalam rangkaian seri dan/atau pararel.
Apabila beberapa sel batere dengan nilai arus dan tegangan yang sama
dihubungkan seri, maka nilai tegangan total merupakan jumlah dari tegangan
setiap batere sementara nilai arusnya tetap. Apabila sel-sel batere tersebut

40
dihubungkan pararel, maka nilai tegangan batere adalah tetap sementara nilai
arus totalnya mreuapakan jumlah dari nilai arus setiap batere.

Dalam praktikum ini akan diperkenalkan secara fisik beberapa jenis batere,
selain itu akan dilakukan pengukuran dengan rangkaian sederhana untuk
menentukan nilai resistansi internal batere dan nilai arus dan tegangan batere
pada hubungan seri serta pararel.

8.3 Alat Dan Bahan


 1 buah papan rangkaian
 1 buah multimeter
 1 buah multimeter analog
 Batere berbagai jenis
 1 lampu
 Kabel kabel penghubung

8.4 Prosedur
26. Amatilah gambar batere yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi tabel
tersebut
27. Amati contoh batere yang diberikan. Gambarkan bentuknya pada tabel 2.
dan tuliskan hasil pengamatan saudara. Ukurlah tegangan batere yang
diberikan dengan voltmeter dan lengkapi tabel 2.Tuliskan pula spesifikasi
batere yang diamati.
28. Ukurlah tegangan tanpa beban salah satu batere (VNL). Buatlah rangkaian
seperti gambar 1. Atur resistansi potensiometer sehingga tegangan pada
beban setengah dari tegangan tanpa beban (VL). Ukur tahanan
potensiometer dengan ohmmeter dan catat pembacaanya pada tabel 4.
Tanpa mengubah nilai potensiometer, ukur arus (I) pada rangkaian pada
gambar 8.1 dan hitung nilai resistansi internal (ri) melalui persamaan
ri=(VNL-VL)/I. Apakah nilai RL sama dengan ri? Berikan penjelasan anda!

+
9V
R

Gambar 8.1. Rangkaian dengan menggunakan Potensiometer

29. Hubungkan batere yang tersedia sesuai dengan gambar 8.2a dan 8.2b.
Ukur nilai arus dan tegangan dari rangkaian batere tersebut dan
lengkapilah tabel 4.

41
Gambar 8.2. Rangkaian Seri dan Paralel batere

8.5 Tabel Hasil Pengukuran

Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen

42
43
Tabel 2.

Tegangan
Batere Gambar Pengamatan lain
(Volt)

Tabel 3.

Tegangan Batere (V
Resistansi Nilai resistansi
Tanpa Beban Dengan Beban Arus (I)
beban (Ω) internal (Ω)
(VNL) (VL)
ri = (VNL-VL)/I

44
Penjelasan :

Tanggal Dosen Mahasiswa


Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :

45
MODUL 9
DIODA

9.1 Tujuan
Mengenal bentuk dan jenis dioda.

9.2 Diskusi

Dioda adalah komponen elektronika yang dibuat dari bahan semikonduktor


tipe-p dan tipe-n dalam struktur sambungan p-n. Komponen ini melewatkan
arus apabila diberi prategangan maju (forward bias) yaitu apabila kutub anoda
diberi tegangan lebih positif dari pada kutub katoda. Besarnya tegangan maju
yang diperlukan agar komponen dapat melewatkan arus ditentukan oleh
material semikonduktor nya, yaitu sekitar 0.7 Volt untuk dioda berbahan
silikon dan 0.3 volt untuk dioda berbahan semikonduktor Germanium.
Pemberian tegangan mundur (reverse bias) akan menghasilkan arus yang
sangat rendah (arus bocor) sebelum akhirnya mencapai keadaan breakdown
pada pemberian tegangan mundur tertentu.
Berdasarkan karakteristik kerjanya tersebut di atas, dioda sering digunakan
sebagai penyearah arus bolak balik atau dikenal sebagai rectifier.

Dalam praktikum ini akan diperkenalkan secara fisik berbagai jenis dioda, dan
pengetesan dioda.

9.3 Alat Dan Bahan


 Berbagai jenis dioda
 Penggaris

9.4 Prosedur
30. Amatilah gambar dioda yang diberikan pada tabel 1. dan lengkapi tabel
tersebut
31. Amati contoh dioda yang diberikan. Gambarkan bentuk dan lengkap
dengan ukurannya pada tabel 2. dan tuliskan hasil pengamatan saudara.
Tuliskan pula spesifikasi dioda yang diamati.
32. Hubungkan dioda dan ohmmeter seperti pada gambar 9.1. Catatlah hasil
pembacaan ohmmeter pada tabel 3.

46
Gambar 9.1. Pengujian dioda menggunakan ohmmeter
9.5 Tabel Hasil Pengukuran

Tabel 1.
No. Gambar Nama- Jenis-Simbol Komponen

Diode For Lenz LS-150

47
4

Zener

BYV16 Diode

1N60

48
Tabel 2.

No. Gambar Penjelasan

49
Tabel 3.
Pembacaan
Pengukuran Kondisi prategangan
ohmmeter (Ω)

a maju/mundur*

b maju/mundur*
* coret yang salah

Tanggal Dosen Mahasiswa


Nama : Nama :
Kode : NIM :
Td Td
tangan : tangan :

50

Anda mungkin juga menyukai