Anda di halaman 1dari 71

BAB ENAM

6
UKURAN PEMUSATAN
(MEASUREMENT OF CENTRAL
TENDENCY)

Tujuan Bab

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:

Menghitung nilai rata-rata hitung (aritmethic mean), rata-rata ukur (geometric


mean) dan rata-rata Harmonik

Menghitung nilai median, modus dan fraktil

Menjelaskan karakteristik, kegunaan, keuntungan, kerugian dan kelemahan
setiap ukuran pemusatan

Mengidentifikasi posisi rata-rata hitung, median dan modus untuk distribusi
simetrik dan non simetrik.

147
148

6.1 Tinjauan Umum

Pada bab lima kita telah membahas bagaimana mengelompokkan data dari
data mentah yang disajikan secara tunggal menjadi data berkelompok dalam
suatu distribusi frekuensi. Metode tersebut merupakan titik awal untuk analisis
deskriptif lebih lanjut. Yang merupakan bagian dari analisis deskriptif adalah
ukuran pemusatan (measurement of central tendency) dan ukuran penyimpangan
atau dispersi (measurement of dispersion).

Ukuran Pemusatan adalah nilai tunggal yang mewakili satu set data, di mana nilai
tersebut menunjukkan pusat nilai data

Ukuran pemusatan merupakan nilai tunggal yang mewakili sekumpulan


data. Nilai tersebut menunjukkan di mana nilai pusat dari kelompok data
tersebut (Mason, et. al., 1999: 65). Sedangkan ukuran penyimpangan adalah
suatu nilai yang menunjukkan bagaimana suatu kelompok data menyebar dari
nilai pusatnya. Gejala kecenderungan memusat sering juga dikenal dengan
sebutan ukuran lokasi, di mana ukuran ini terdiri atas ukuran pemusatan dan
ukuran letak. Ukuran pemusatan terdiri atas rata-rata hitung (mean), median
dan modus. Sedangkan ukuran lokasi terdiri atas kuartil, desil dan persentil.

6.2 Rata-rata (Mean)

Rata-rata (mean) adalah sebuah nilai yang khas atau mewakili suatu
kelompok data. Dalam statistik rata-rata terdiri atas (1) rata-rata hitung
(aritmethic mean) (2) rata-rata ukur (geometric mean), (3) rata-rata harmonik
(harmonie mean) dan (4) rata-rata kuadratik (Quadratic mean). Di dalam buku ini
pembahasan akan ditekankan pada rata-rata hitung saja, sedangkan yang lainnya
hanya diperkenalkan.

Rata-rata (mean) adalah sebuah nilai yang khas atau mewakili suatu kelompok data
149

6.2.1 Rata-rata Hitung (Aritmethic Mean )

Rata-rata hitung adalah jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan
banyaknya data. Terdapat beberapa cara untuk menghitung nilai rata-rata
hitung ini tergantung dari bagaimana data tersebut disajikan. Ada data yang
disusun dalam bentuk tunggal, ada data yang telah dikelompokkan dan ada juga
data yang diberi bobot (tertimbang). Untuk selanjutnya, rata-rata dan atau mean
di dalam pembahasan ini mengacu pada rata-rata hitung (aritmethic mean).

Rata-rata hitung adalah jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan banyaknya
data

6.2.1.1 Mean Data Tunggal (Ungrouped Data)


Simbol rata-rata dibedakan untuk populasi dan sampel. Rata-rata untuk
populasi dilambangkan dengan  (huruf Yunani: mu) sedangkan rata-rata yang
dihitung dari sampel dilambangkan dengan X (baca X–bar).
Mean Populasi :

=
 X i ........................................................................................................... (6.1)
N

Di mana:
 = mean (rata-rata hitung) untuk populasi;
Xi = nilai pengamatan ( data) ke-i;
N = banyaknya data (besarnya populasi).

Mean Sampel :

X =  i ..........................................................................................................
X
(6.2)
n

di mana:
X = rata-rata hitung sampel;
Xi = nilai data yang ke-i;
n = banyaknya data (besarnya sampel).
150

Teladan 6.1
Terdapat lima orang di dalam kelas kecil, dan instruktur tertarik
untuk mengetahui rata-rata umur mereka. Selama yang dihitung
adalah semua orang di dalam kelas tersebut, maka kita namakan
populasi. Umur kelima orang mahasiswa tersebut adalah 21, 19, 25,
20, dan 22 tahun.
Maka rata-ratanya adalah:
X1 + X2 + X3 + X4 + X5 21 + 19 + 25 + 20 + 22 107
= ;= = = 21,4
N 5 5

Teladan 6.2
Rajawali Tour & Travel memiliki 10 karyawan. Rekord personal
mereka akan diperiksa. Banyaknya absen karena sakit setiap
karyawan dicatat selama sebulan yang lalu. Data hasil pengecekan
adalah sebagai berikut: 3, 0, 5, 6, 1, 0, 11, 8, 0, 4.
Maka rata-ratannya adalah:

=  i
X
N
X + X 2 + X 3 + ... + X 10
= 1
N
3 + 0 + 5 + 6 + 1 + 0 + 11 + 8 + 0 + 4 38
= = = 3,8
10 10

Perhitungan ini menerangkan tentang rata-rata 3,8 hari per bulan


karyawan di perusahaannya absen karena sakit.

Teladan 6.3
Hasil investigasi selama satu bulan ternyata kunjungan wisatawan ke
Daerah Tujuan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) tercatat sebanyak
405 orang. Pengelola kawasan ingin mengetahui berapa rata-rata
kunjungan per hari. Kemudian ia menghitungnya dari populasi dan
dari beberapa sampel. Hasilnya seperti di bawah ini.
151

Tabel 6.1 Banyaknya Wisman ke Ekowisata GSE Selama Bulan November


2001
17 12 12 15 13 8 12 15 12 14
10 10 10 16 14 10 16 20 15 18
9 11 14 16 10 9 14 12 18 23
Rata-ratanya hitung dari populasinya adalah:
X 1 + X 2 + X 3 + ... + X 30
=
30
17 + 12 + 12 + ... + 20
=
30
405
= = 13,5
30

Dari data di atas maka banyaknya kunjungan per hari selama bulan
November adalah 13 orang. Angka 13,5 di atas harus dibulatkan karena
banyaknya orang merupakan variabel diskrit, dan pada kasus di atas dibulatkan
menjadi 13 orang.
Kita dapat memperkirakan rata-rata populasi dengan menghitung rata-rata
sampel dari populasi tersebut. Ambil saja 15 buah data dari kolom 1 sampai 3
pada tabel 6.1, sebagai sampel. Maka rata-ratanya adalah:
X 1 + X 2 + X 3 + ... + X 15
X=
15
17 + 10 + 9 + ... + 23 207
= = = 13,8
15 15

Perhatikan, bahwa hasil perhitungan dengan menggunakan sampel


hasilnya mendekati rata-rata populasinya, hanya selisih 0,3. Sekarang kita ambil
20 buah data dari kolom 3 sampai kolom 5 pada tabel 6.1, sebagai sampel, maka
rata-ratanya adalah:
12 + 10 + 14 + ... + 20 272
X= = = 13,6
20 20

Perhatikan, dengan 20 buah data sebagai sampel maka rata-ratanya


menjadi 13,6 hanya selisih 0,1 dari rata-rata populasinya (13,5). Dengan demikian
152

semakin besar sampel yang digunakan untuk memperkirakan rata-rata populasi,


maka nilainya semakin mendekati rata-rata populasinya.

Teladan 6.4
Nilai penjualan dari enam restoran chain besar pada tahun 2000
seperti disajikan pada tabel 6.2 berikut:

Tabel 6.2 Nilai Penjualan Untuk Enam Restoran Chain Besar Tahun 2000
Nilai penjualan ($000 juta)
Restoran
(Xi)
McDonald’s 14,11
Burger King 5,59
Kentucky Fried 3,70
Chicken
A&W 3,03
Wendy’s 2,80
Pitza Hut 2,45
 X i = 31,68
Maka rata-ratanya adalah:

X=  i =
X 31,68
= 5,28
n 6

Nilai ini mengandung pengertian bahwa dari enam restoran besar di atas,
rata-rata pendapatannya adalah US $5,28 ribu juta.
Apabila suatu data X i memiliki frekuensi sebanyak fi, maka rata-rata
hitungnya adalah:

X= 
fi X i
....................................................................................................... (6.3)
 fi
di mana:
fi = frekuensi ke-i
Xi = nilai data ke-i
153

Teladan 6.5
Marketing Manager Mount Tour ingin mengetahui berapa rata-rata
lama berkunjung ke Indonesia, wisatawan yang berasal dari Eropa
Barat. Suatu data dikumpulkan selama beberapa waktu, yang
hasilnya seperti berikut:

Tabel 6.3 Lama Berkunjung Dan Banyaknya Wisatawan Asal Eropa Barat
(dalam ribuan)
Lama berkunjung Banyaknya wisman
(hari) (000 orang) fiXi
(Xi) (fi)
1 4 4
2 12 24
3 17 51
4 32 128
5 14 70
6 16 96
7 25 175
8 11 88
9 10 90
10 9 90
 fi = 150  fi X i = 816

Rata-rata lama berkunjung wisatawan asal Eropa Barat ke Indonesia


adalah:

X= 
fi X i 816
= = 5,44 hari
 fi 150

Teladan 6.6
Survey terhadap rata-rata pengeluaran wisatawan dari lima negara
ASEAN pada tahun 2000, seperti disajikan pada tabel 6.4. Hitunglah
154

rata-rata pengeluaran per kunjungan untuk wisatawan dari enam


negara ASEAN di Indonesia.

Tabel 6.4 Rata-rata Pengeluaran Wisatawan Dari Lima Negara ASEAN


Tahun 2000
Anggota Negara Rata-rata Jumlah
ASEAN pengeluaran (US$ Kunjungan (000
000) orang)
Singapura 12 157
Malaysia 20 150
Philipina 8 100
Brunei Darusalam 15 50
Thailand 6 10

Penyelesaian:
Diketahui rata-rata pengeluaran = X i, jumlah kunjungan = fi. Buatlah
tabel bantuan untuk mengitung rata-rata tersebut seperti berikut:

Negara Asal Wisman Xi fi fiXi


Singapura 12 157 1.884
Malaysia 20 150 3.000
Philipina 8 100 800
Brunei Darusalam 15 50 750
Thailand 6 10 60
 fi = 467  fi X i = 6.494

Rata-ratanya adalah X = 
fi X i 6.494
= = 13,91 . Jadi rata-rata pengeluaran
 fi 467
per hari oleh wisatawan enam negara ASEAN adalah US$13,91 ribu.

Latihan Terbimbing 6.1


Hotel Asmara yang terletak di Jantung kota Hati ingin mengetahui
rata-rata tamu menginap di hotelnya. Suatu sampel acak diambilnya
untuk dihitung. Dari 250 orang tamu, ternyata mereka ada yang
155

menginap mulai satu malam hingga 10 malam, dengan rincian sebagai


berikut:

Tabel 6.5 Banyaknya tamu menginap di Hotel Asmara di Jantung kota Hati
Lama menginap (hari) Banyaknya tamu
fiXi
(Xi) (orang) (fi)
1 32 32
2 30 60
3 65 195
4 30 120
5 30 150
6 25 150
7 20 140
8 10 80
9 5 45
10 3 30
 fi = 250  fi X i = 1.002

X= 
fi X i 1.002
= = 4,01
 fi 250
Jadi rata-rata tamu menginap di hotel tersebut adalah 4,01 hari.

Teladan 6.7
Kepala Bagian personalia suatu travel biro NyamanFAST® ingin
mengetahui berapa rata-rata gaji dari 25 orang pegawainya. Data slip
gaji bulan lalu kemudian ia rekap, hasilnya seperti berikut ini:
156

Tabel 6.6 Besarnya gaji dari 25 orang pegawai Travel Biro FAST XR®.
Gaji (Xi) Banyaknya Pegawai (fi) fiXi
500.000 5 2.500.000
600.000 6 3.600.000
700.000 5 3.500.000
800.000 4 3.200.000
900.000 3 2.700.000
1.000.000 2 2.000.000
 fi = 25  fi X i = 17.500.000

X= 
fi X i 17.500.000
= = 700.000
 fi 25
Jadi rata-rata gaji dari pegawai di perusahaan tersebut adalah
700.000,-

6.2.1.2 Mean Data Tunggal Tertimbang ( Aritmethic weighted mean )

Bila kita menghitung rata-rata dari nilai yang dihubungkan dengan faktor
lain sebagai pembobot, maka digunakan rumus:

X=
wi X i
..................................................................................................... (6.4)
 wi
w 1 X 1 + w 2 X 2 + w 3 X 3 + ... + w n X n
=
w 1 + w 2 + w 3 + ... + w n
di mana:
wi = nilai pembobot/penimbang
Xi = Nilai data ke-i

Perhatikan rumus (6.4) bahwa  w i X i =  fi X i , karena pembobot


merupakan frekuensi atau wi = fi
157

Teladan 6.8
Joe adalah seorang mahasiswa STP Trisakti mengikuti ujian akhir
semester dari lima mata kuliah yang memiliki bobot kredit berbeda.
Nilai ujian tersebut seperti di bawah ini:
Bobot Kredit Nilai Bobot X nilai
Matakuliah
(wi) (Xi) wi.Xi
Statistika Pariwisata 2 82 164
F & B Service 3 80 240
Food Production 3 77 231
Housekeeping Management 3 90 270
Front Office Management 4 88 352
 w i = 15  w i X i = 1.257

X= 
w i X i 1.257
= = 83,8
 wi 15

Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh Joe adalah 83,8. Nilai
tersebut merupakan nilai yang mewakili seluruh nilai yang diperoleh Joe pada
ujian akhir tersebut.

6.2.1.3 Rata-rata Hitung (Mean) Data Kelompok (Grouped Data)


Untuk menghitung rata-rata dari data yang telah dikelompokkan
diperlukan beberapa langkah, dapat dikerjakan melalui beberapa cara. Di bawah
ini rumus-rumus untuk menghitung data yang telah dikelompokkan. Penyajian
beberapa rumus tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan kebiasaan
penggunanya. Terdapat tiga cara untuk menghitung rata-rata dari data
berkelompok yaitu (1) cara biasa, (2) cara simpangan dan (3) cara pengkodean.

1) Cara Biasa

X= 
fi X i
......................................................................................................... (6.5)
 fi

di mana:
X = Mean (rata-rata hitung)
158

Xi = Markah kelas (nilai tengah kelas); 21 (Batas bawah kelas + batas atas kelas)
fi = frekuensi ke-i

2) Cara Simpangan Rata-rata

X = M+ 
fid i
................................................................................................. (6.6)
 fi
di mana:
M = rata-rata taksiran (biasanya diambil dari markah kelas atau class midpoint yang
mengandung frekuensi terbesar)
di = deviasi ke-i (Xi – M)
Xi = Markah kelas (nilai tengah kelas); 21 (Batas bawah kelas + batas atas kelas)
fi = Frekuensi kelas ke-i

3) Cara Pengkodean

 fu 
X = M + i    i i  ......................................................................................... (6.7)
  fi 

di mana:
M = Rata-rata taksiran
fi = Frekuensi kelas ke-i
ui = kode simpangan kelas ke-i; ....... –3, –2, –1, 0, + 1 +2 +3 ......
i = interval kelas

a. Mean Data Kelompok dengan Cara Biasa


Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari teknik mengelompokkan data
dari data tunggal. Untuk menghitung rata-rata dari data yang sudah
dikelompokkan dengan metode biasa adalah sebagai berikut:
LANGKAH 1. Hitunglah X i, sebagai markah kelas atau nilai tengah kelas (class
midpoint). Untuk kelas pertama (0 – 9) maka nilai tengah kelasnya adalah
½(0+9) = 4,5. Masukan semua nilai ke dalam kolom X i, atau kolom (3).
159

Markah kelas
Frekuensi
Interval Kelas (Class midpoint)
(fi)
(Xi)
(1) (2) (3)
0– 9 5 4,5
10 – 19 11 14,5
20 – 29 18 24,5
30 – 39 22 34,5
40 – 49 17 44,5
50 – 59 11 54,5
60 – 69 4 64,5

LANGKAH 2. Kalikan semua nilai fi pada kolom (2) dengan semua nilai X i
pada kolom (3). Masukkan semua nilai ke dalam kolom fiX i (4). Pada kelas
pertama (0 – 9) kalikan 5 dengan 4,5 hasilnya 22,5. Masukkan pada kolom
(4).

Interval Frekuensi Class midpoint


Kelas (fi) (Xi) fiXi
(1) (2) (3) (4)
0– 9 5 4,5 22,5
10 – 19 11 14,5 159,5
20 – 29 18 24,5 441,0
30 – 39 22 34,5 759,0
40 – 49 17 44,5 756,5
50 – 59 11 54,5 599,5
60 – 69 4 64,5 258,0
 fi = 88  fi X i = 2.996

LANGKAH 3. Jumlahkan seluruh nilai fiX i pada kolom (4) hasilnya sebagai
nilai  fi X i , pada tabel di atas hasilnya dalah 2.996. Kemudian jumlahkan
pula seluruh nilai fi pada kolom (2), hasilnya sebagai  fi atau banyaknya
data yaitu 88.

LANGKAH 4. Substitusikan nilai-nilai yang diperlukan ke dalam rumus.


160

X=
fi X i 2.996
= = 34,05
 fi 88

Latihan terbimbing 6.2


Dalam upaya peningkatan kinerja hotel-hotel non bintang di Jakarta.
Peneliti dari STP Trisakti mengadakan survey terhadap 60 hotel yang
dikelompokkan menurut banyaknya kamar yang dimilikinya. Untuk
menyusun paket pelatihan perlu diperkirakan rata-rata kamar yang
dimiliki hotel-hotel tersebut. Hasil survey seperti berikut ini:

Bedrooms Total
No. of Hotels
(midpoint) bedrooms
bedrooms (fi)
(Xi) (fiX i)
(1) (2) (3) (4)
5 – 14 5 ............................ ............................
15 – 24 7 ............................ ............................
25 – 34 10 ............................ ............................
35 – 44 20 ............................ ............................
45 – 54 9 ............................ ............................
55 – 64 6 ............................ ............................
65 – 74 3 ............................ ............................

............................ ............................

Hitung-rata-rata kamar yang mewakili 60 hotel non bintang di atas!


......
Jawab: X = = ......……
......

b. Mean Data Kelompok dengan Cara Simpangan


Dengan menggunanak metode simpangan nilai fiXi diubah menjadi fidi yang
hasil kalinya relatif lebih kecil. Dengan cara simpangan, rata-rata hitung dapat
dicari sebagai berikut: Perhatikan tabel bantuan berikut!
161

Interval
fi Xi di fid i
kelas
(1) (2) (3) (4) (5)
0–9 5 4,5 -30 -150
10 – 19 11 14,5 -20 -220
20 – 29 18 24,5 -10 -180
30 – 39 22 34,5 0 0
40 – 49 17 44,5 10 170
50 – 59 11 54,5 20 220
60 – 69 4 64,5 30 120
 fi = 88  fi d i = – 40

Kolom-kolom pada tabel di atas diisi dengan langkah-langkah sebagai


berikut:
LANGKAH 1. Hitung nilai tengah masing-masing kelas, masukkan pada
kolom X i atau kolom (3). Sebagai contoh; untuk kelas 10 – 19, nilai tengah
kelasnya adalah ½(10+19) = 14,5.

LANGKAH 2. Tentukan M; yaitu salah satu nilai dari X i sebagai rata-rata


taksiran. Sebagai salah satu pertimbangan di dalam menentukan M, pilihlah
dari kelas yang mengandung frekuensi paling besar. Walaupun memilih
angka lain pun tidak salah. Untuk contoh tabel di atas, M kita pilih 34,5
yaitu nilai X pada kelas 30–39.

LANGKAH 3. Hitung simpangan (deviasi) setiap Xi dari rata-rata taksiran (M)


dengan jalan mengurangi setiap nilai X i oleh nilai M, kemudian masukkan
pada kolom d i atau kolom (4). Contoh untuk kelas 0–9, nilai simpangan (d i)-
nya adalah 4,5–34,5 = –30. Untuk kelas 40–49, nilai simpangan (d i)-nya
adalah 44,5–34,5 = 10.

LANGKAH 4. Kalikan frekuensi dari masing-masing kelas dengan nilai


simpangan masing-masing kelas. Hasilnya masukkan pada kolom fid i (5).
162

Contoh untuk kelas 30–39, hasil kalinya adalah 22 x 0 = 0; untuk kelas 60–
69, hasil kalinya adalah 4 x 30 = 120.

LANGKAH 5. Jumlahkan semua nilai pada kolom (5) atau kolom fid i, hasilnya
adalah  fi d i = –40.

LANGKAH 6. Jumlahkan semua nilai pada kolom (2) atau kolom fi; hasilnya
adalah  fi =88.

LANGKAH 7. Substitusikan nilai  fi d i dan  fi ke dalam rumus.

X =M+ 
fi d i − 40
= 34,5 + = 34,5 − 0,45 = 34,05
 fi 88

Latihan Terbimbing 6.3


Berdasarkan data pada latihan terbimbing 6.2 hitunglah rata-ratanya
menggunakan cara simpangan.
Bedrooms Xi – M
No. of Hotels
(midpoint) (di) fid i
bedrooms (fi)
(Xi)
(1) (2) (3) (4) (5)
5 – 14 5 ............................ ............................ ............................
15 – 24 7 ............................ ............................ ............................
25 – 34 10 ............................ ............................ ............................
35 – 44 20 ............................ ............................ ............................
45 – 54 9 ............................ ............................ ............................
55 – 64 6 ............................ ............................ ............................
65 – 74 3 ............................ ............................ ............................

............................ ............................

......
X = ..... + = ……….
......
163

Apakah hasilnya sama dengan cara pertama? ……………..

c. Mean Data Kelompok dengan Cara Pengkodean


Cara ini sering juga disebut short method karena tekniknya lebih mudah dan
paling sederhana.
LANGKAH 1. Tentukan nilai tengah untuk masing-masing kelas masukkan ke
dalam kolom (3).

LANGKAH 2. Tentukan rata-rata taksiran (M). Penentuan dilakukan seperti


pada metode simpangan.

LANGKAH 3. Isilah kolom ui dengan angka – ..., –3, –2, –1, 0, +1, + 2, +3, + …
Tempatkan angka 0 pada kolom ui sebaris dengan M. Tempatkan angka –1, –
2, –3 mengisi kolom ui pada kelas-kelas sebelum kelas yang mengandung M
dan angka +1, +2, +3 mengisi kolom ui pada kelas-kelas sesudah kelas yang
mengandung M.

Interval kelas fi Xi ui fiui


(1) (2) (3) (4) (5)
0–9 5 4,5 -3 -15
10 – 19 11 14,5 -2 -22
20 – 29 18 24,5 -1 -18
30 – 39 22 34,5 0 0
40 – 49 17 44,5 1 17
50 – 59 11 54,5 2 22
60 – 69 4 64,5 3 12
 fi = 88  fi u i = –4

LANGKAH 4. Kalikan setiap angka pada kolom (2) fi, dengan kolom (4) ui,
hasilnya masukkan ke kolom (5) fiui.

LANGKAH 5. Jumlahkan semua nilai pada kolom (5), hasilnya adalah  fi u i =


–4. Jumlahkan pula semua nilai pada kolom (2) fi, yaitu  fi = 88.
164

LANGKAH 6. Substitusikan nilai-nilai di atas ke dalam rumus; i adalah


interval kelas = 10.

 fu 
X = M + i  i i 
  fi 
 −4 
= 34,5 + 10 
 88 
= 34,5 + 10(− 0,045 ) = 34,05

Latihan Terbimbing 6.4


Berdasarkan data pada latihan terbimbing 6.3 hitunglah rata-ratanya
menggunakan cara simpangan.

Bedrooms
No. of Hotels
(midpoint) (ui) fiui
bedrooms (fi)
(Xi)
(1) (2) (3) (4) (5)
5 – 14 5 ............................ ............................ ............................
15 – 24 7 ............................ ............................ ............................
25 – 34 10 ............................ ............................ ............................
35 – 44 20 ............................ ............................ ............................
45 – 54 9 ............................ ............................ ............................
55 – 64 6 ............................ ............................ ............................
65 – 74 3 ............................ ............................ ............................

............................ ............................

 ...... 
X = ..... + .....  = ……….
 ...... 
Apakah hasilnya sama atau mendekati sama? …………….
165

6.2.2 Sifat-sifat Rata-rata Hitung

Rata-rata hitung memiliki beberapa sifat antara lain:


❑ Jumlah aljabar simpangan-simpangan (deviations) suatu himpunan bilangan
dari rata-rata hitungnya adalah nol.
Artinya:  (X i − X ) = 0
n

i =1

Bukti: X = 
Xi
→  X i = nX
n
 (X i − X ) =  X i −  X → ( X = X 1 + X 2 + ... + X n ) = nX
=  X i − nX
=  Xi −  Xi
=0
15
Misal: X1=2, X 2=3, X 3=3, X 4=5, X 5=2 maka X = =3
5
 (X i − X ) = (2 − 3) + (3 − 3) + (3 − 3) + (5 − 3) + (2 − 3)
5

i =1

= −1 + 0 + 0 + 2 − 1 = 0
❑ Jika selisih semua nilai pengamatan dengan nilai rata-rata hitung
dikuadratkan maka jumlahnya lebih kecil dari jumlah penyimpangan kuadrat
semua nilai pengamatan dari titik lain selain rata hitung. Artinya  (X i − X )
2

bernilai terkecil bila dibandingkan dengan  (X i − k )2 , di mana k merupakan


salah satu nilai dari kelompok data tersebut. Bukti lihat tabel berikut:

X (X i − 2)2 (X i − 3)2 (X i − X )2 (X i − 5)2 (X i − 6)2


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2 0 1 4 9 16
3 1 0 1 4 9
4 4 1 0 1 4
5 9 4 1 0 1
6 16 9 4 1 0
= 30 15 10 15 30
N=5 X=4
166

Perhatikan  (X i − X ) = 10 merupakan nilai terkecil dari nilai yang


2

lainnya 15 dan 30.

❑ Rata-rata hitung sangat sensitif terhadap nilai ekstrem yang terdapat pada
kelompok data tersebut. Perhatikan perbandingan rata-rata hitung dari dua
kelompok data berikut:

Group A (Xi) Group B (Yi)


3 3
4 4
2 2
5 5
6 36
 X i = 20  Yi = 50
X = 4,00 Y = 10,00
Bila kita perhatikan nilai ekstrem 36 sangat berpengaruh terhadap nilai rata-
rata group B.
❑ Rata-rata hitung tidak dapat diketahui dari distribusi frekuensi yang
memiliki kelas terbuka.
Contoh:
Kelas frekuensi X
Kurang dari 10 3 ?
10 – 14 5 12
15 – 19 10 17
20 – 24 8 22
Lebih dari 24 4 ?

Maka rata-ratanya tidak dapat diketahui karena ada kelas yang didak
diketahui nilai tengahnya.
167

6.3 Rata-rata Ukur ( Geometric Mean)

6.3.1 Rata-rata Ukur Data Tunggal (Ungrouped Data)


Rata-rata ukur (geometric Mean; G) dari suatu populasi N atau sampel n
bilangan X1, X2, X3... Xn adalah akar pangkat n dari hasil kali bilangan-bilangan
tersebut. Atau dirumuskan :

G = n X 1  X 2  X 3  ...  X n .............................................................................. (6.8)

atau

log X 1 + log X 2 + log X 3 + ..... + logn


log G = ................................................... (6.9)
n
1
atau log G = (log X 1 + log X 2 + log X 3 + ..... + logn )
n
Rata-rata geometrik digunakan apabila data merupakan atau mendekati
deret ukur yaitu suatu deret yang dicirikan oleh perbandingan dua data
berurutan adalah tetap atau mendekati tetap.

Teladan 6.9
Diketahui suatu kelompok data dari hasil pengukuran adalah 1, 2, 4,
8, 16, 32. Berapa rata-rata Geometrik dari kelompok di atas?

Penyelesaian:
G = 6 1  2  4  8  16  32
= 6 32.768 = 5,6567

atau
log G = 61 (log 1 + log 2 + log 4 + log 8 + log 16 + log 32)
= 61 (0,00 + 0,30103 + 0,60206 + 0,90309 + 1,20412 + 1,50515)
= 61 (4.5154)
= 0.75257
168

G = Antilog 0,75257
G = 5,66
Dengan demikian rata-rata geometrik dari kelompok data di atas
adalah 5,66.

6.3.2 Rata-rata Ukur untuk Data Kelompok

Rata-rata Ukur untuk data yang telah dikelompokkan pada prinsipnya


sama dengan perhitungan untuk data tunggal, hanya saja, faktor frekuensi dan
nilai tengah kelas harus diperhitungkan. Dengan demikian, rata-ratanya adalah:

log G = 
(fi  log X i ) ....................................................................................... (6.10)
 fi
di mana:
Xi = nilai tengah kelas
fi = frekuensi kelas ke-i

Teladan 6.10
Sebanyak 88 buah data, telah disusun ke dalam distribusi frekuensi
seperti di bawah ini. Untuk menghitung rata-rata geometrik dapat
digunakan tabel bantuan.

LANGKAH 1. Tentukan nilai tengah masing-masing kelas, masukkan ke


dalam kolom (3).
LANGKAH 2. Hitung Logaritma masing-masing nilai tengah pada kolom (3),
masukkan ke dalam kolom (4).
LANGKAH 3. Kalikan setiap nilai pada kolom (3) dengan setiap nilai pada
kolom (4), hasilnya masukkan pada kolom (5).
169

Interval kelas fi Xi log Xi fi(logXi)


(1) (2) (3) (4) (5)
0– 9 5 4,5 0,65321 3,2661
10 – 19 11 14,5 1,16137 12,7750
20 – 29 18 24,5 1,38917 25,0050
30 – 39 22 34,5 1,53782 33,8320
40 – 49 17 44,5 1,64836 28,0221
50 – 59 11 54,5 1,73640 19,1004
60 – 69 4 64,5 1,80956 7,2382
 fi = 88  fi log X i = 129,2388

LANGKAH 5. Jumlahkan setiap nilai pada kolom (5) sebagai  fi log X i dalam
contoh di atas adalah 129,2388. Dan jumlahkan pula setiap nilai pada kolom
(2) sebagai  fi ; hasil penjumlahannya adalah 88.
Langkah 6. Substitusikan ke dalam rumus;

log G = 
fi log X i
 fi
129,2388
log G = = 1,4686
88

G = Antilog 1,4686
= 29,42
Jadi rata-rata Geometrik dari data di atas adalah 29,42.
Jika dibandingkan dengan rata-rata hitung, rata-rata geometrik lebih
akurat bila digunakan untuk menghitung rata-rata tingkat perubahan suatu
kelompok data.

Teladan 6.11
Biaya promosi Triwulanan perusahaan PANTAS AIRLINES pada
tahun lalu tercatat sebagai berikut:
170

Biaya promosi Rasio perubahan


Triwulan (juta) antar triwulan
I 10 –
II 11 1,1
III 44 4,0
IV 220 5,0

Dengan menggunakan rata-rata aritmetik (rata-rata hitung) maka


10 + 11 + 44 + 220 285
X= = = 71,25 ; artinya rata-rata biaya promosi selama empat
4 4
triwulan adalah 71,25 juta rupiah. Selanjutnya bila kita ingin mengetahui rata-
rata perubahannya maka kta harus menghitung perubahan setiap periode. Kita
lihat rata-rata tingkat perubahannya adalah:

1, 1 + 4 + 5
Tk. Perubahan = = 3,37
3
Angka tersebut menunjukkan bahwa seolah-olah biaya promosi setiap
triwulan adalah 3,37 kali. Sekarang kita bandingkan dengan menggunakan rata-
rata geometrik.
G = 3 X 1  X 2  X 3 = 3 1,1  4  5 = 2,80. atau dengan cara logaritma
1

log G = log(1,1  4  5)
3

= 31  log(1,1  4  5)
= 31 (log 1,1 + log 4 + log 5)
= 31 (0,041 + 0,602 + 0,699)
= 31 (1,342) = 0,447
G = antilog 0,447 = 2,80
Perhatikanlah terdapat perbedaan 0,57 point antara rata-rata geometrik
dengan rata-rata aritmetik, ini menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan biaya
promosi per triwulanan adalah 2,80 kali, dan bukan 3,37 kali.
171

6.3.3 Rata-rata Ukur (Geometric mean) untuk Pertumbuhan

Tingkat pertumbuhan rata-rata suatu kelompok data yang dikaitkan


dengan periode waktu tertentu, dapat digunakan rumus:

Pt = Po (1 + r ) .................................................................................................... (6.11)
t

di mana:
Pt = keadaan data pada akhir pertumbuhan (tahun ke-t)
Po = keadaan data pada awal pertumbuhan (tahun ke-0)
r = rata-rata tingkat pertumbuhan
t = lamanya periode waktu

Teladan 6.12
Pada tahun 1995, Travel Biro XYZ memperluas usahanya dengan
menambah investasi sebesar Rp 100 juta rupiah, dengan pertumbuhan
pendapatan usaha diharapkan mencapai 25 persen per tahun.
Perkirakanlah, menjadi berapa uang perusahaan pada akhir tahun
2005.

Penyelesaian:
Po = 100 juta, r = 25%= 0,25 dan t = 2005 – 1995 = 10
Pt = Po (1 + r )
t

= 100(1 + 0,25)10
= 100 (9,31)
= 931 juta
Jadi pada tahun 2005 diperkirakan uangnya menjadi 931 juta rupiah.

Apabila yang ingin kita cari rata-rata tingkat pertumbuhan, maka rumus di
atas dapat diubah:
Pt = Po (1 + r )
t

(1 + r )t = Pt
Po
172

Pt
1+r =t
Po

Pt
r=t − 1 (rumus average rate of growth) .................................................... (6.12)
Po

Teladan 6.13
Pada tahun 1996 jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia
sebanyak 5.036 ribu orang, yang meningkat menjadi 5.905 ribu orang
pada tahun 1999. Berapakah rata-rata pertumbuhan kunjungan
wisatawan selama tiga tahun (1996–1999)?

Penyelesaian:
Pt = 5.905; Po = 5.036 dan t = 3
Pt
r=t −1
Po
5.905
r=3 − 1 = 1,055 − 1 = 0,055
5.036
Biasanya rata-rata tingkat pertumbuhan dalam persen. Jadi
pertumbuhannya adalah 0,055(100%) yaitu 5,5%.

6.4 Rata-rata Harmonik

6.4.1 Rata-rata Harmonik Data Data Tunggal (Ungroupde Data)


Rata-rata harmonik (H) suatu himpunan bilangan X 1, X2, X3...Xn adalah
kebalikan rata-rata hitung dari kebalikan bilangan-bilangannya. Dengan
demikian rata-rata harmonik dirumuskan sebagai:

n n
H= = ..................................................................... (6.13)
 1
Xi
1
X1 + 1
X2 + X13 + ... + X1n

atau dapat ditulis:


173

1  Xi 1
1
= = n  X1 i ............................................................................................ (6.14)
H n

di mana:
H = Rata-rata harmonik
Xi = Nilai pengamatan ke-i
N = banyaknya data

Rata-rata harmonik (H) suatu himpunan bilangan X1, X2, X3...Xn adalah kebalikan
rata-rata hitung dari kebalikan bilangan-bilangannya

Teladan 6.14
Hitunglah nilai tengah harmonik dari 2, 4, 8!

Penyelesaian:
3 3
H= = 7 =3,43
1
2 + +
1
4
1
8 8

6.4.2 Rata-rata Harmonik Data Kelompok


Untuk data yang telah dikelompokkan, rata-rata harmonik dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:

H=
 fi ........................................................................................................... (6.15)
X
f i
i

di mana: H= Rata-rata harmonik, fi = frekuensi ke-i, Xi= pengamatan ke-i

Teladan 6.15
Terdapat 100 buah data dalam suatu distribusi frekuensi, maka rata-
rata harmoniknya dapat dihitung dengan menggunakan tabel
bantuan di bawah ini:
174

LANGKAH 1. Tentukan nilai tengah masing-masing kelas, dan masukkan ke


dalam kolom (3).
LANGKAH 2. Bagilah setiap nilai pada kolom (2) dengan masing-masing nilai
pada kolom (3), masukkan ke dalam kolom (4).
fi
Kelas interval fi Xi Xi

(1) (2) (3) (4)


20 – 26 6 23 0.2609
27 – 33 10 30 0.3333
34 – 40 12 37 0.3243
41 – 47 15 44 0.3409
48 – 54 25 51 0.4902
55 – 61 14 58 0.2414
62 – 68 12 65 0.1846
69 – 75 6 72 0.0833
100 f X
i
i
= 2,25896

LANGKAH 3. Jumlahkah setiap nilai pada kolom (4), sebagai  f X , yaitu


i
i

2,2589 dan  fi =100.


LANGKAH 4. Substitusikan ke dalam rumus;
H=  i =
f 100
= 44,27
fi 2,2589

Xi

6.5 Hubungan Antara Ketiga Rata-rata

Hubungan antara Rata-rata Aritmetik, Rata-rata Geometrik dan Rata-rata


Harmonik di adalah :

HG X
artinya: Rata-rata Geometrik suatu himpunan bilangan positif X 1, X2, X3, ....,
Xn adalah lebih kecil atau sama dengan Rata-rata aritmetiknya, tetapi lebih besar
175

dari atau sama dengan Rata-rata Harmoniknya. Tanda sama dengan hanya
berlaku apabila semua nilai X adalah identik.

6.6 Median

Median adalah suatu nilai yang terletak di tengah-tengah dari semua nilai
setelah data tersebut disusun secara urut (array) dari nilai terkecil ke nilai
terbesar. Banyaknya data di atas dan di bawah median jumlahnya sama, yaitu 50
persennya.

6.6.1 Median Data Tunggal


Jika banyaknya data bernilai ganjil, maka mediannya adalah:

n+1
Med = data ke - ..................................................................................... (6.16)
2
Jika diketahui sekelompok data seperti berikut:

8 2 3 4 5 4 5 6 4 5 8 9 7
Berapa mediannya?
Jawab:

LANGKAH 1. Urutkan data dari nilai terkecil ke nilai terbesar;


2 3 4 4 4 5 5 5 6 7 8 8 9
n+1
LANGKAH 2. Cari nilai yang terletak di tengah-tengah yaitu data ke–
2
13 + 1 14
yaitu = =7
2 2
LANGKAH 3. Tentukan nilai yang terletak pada urutan ke-7, yaitu angka 5;
dengan demikian, median dari deretan data di atas adalah 5.
Apabila banyaknya data bernilai genap maka mediannya adalah terletak
pada posisi antara 21 n dan ( 21 n ) + 1 dengan demikian rumus untuk mencari
median yang banyaknya data bernilai genap adalah:
176

Med =
data pada urutan ke ( 21 n + ( 21 n + 1 )) ............................................ (6.17)
2

Di mana:
Med = Median
n = banyaknya data

Berapa mediannya, jika diketahui hasil sekelompok data seperti berikut:


5 3 4 2 4 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9

LANGKAH 1. Urutkan data dari urutan terkecil ke urutan terbesar.


1 2 2 3 3 4 4 4 5 5 6 6 7 7 8 9

LANGKAH 2. Cari urutan ke 21 n dan 21 n + 1


1
2 n= 1
2
(16 ) = 8
1
2 n + 1 =8+1 = 9
dengan demikian mediannya terletak pada urutan ke-8 dan urutan ke-9

LANGKAH 3. Masukan data yang terletak pada urutan ke-8 dan urutan ke-9
ke dalam rumus. Data pada urutan ke-8 adalah 4 dan data urutan ke-9
adalah 5. Maka mediannya adalah

4+5
Med = =4,5
2

Latihan terbimbing 6.5


1. Berapa median dari kelompok data berikut:
3 7 2 4 4 5 7 3 2 9 10 5 4 2 7
Penyelesaian;

LANGKAH 1. Urutkan data dari nilai terkecil nilai terbesar

LANGKAH 2. Hitung pada urutan ke berapa median berada!


177

LANGKAH 3. tentukan berapa nilai median

2. Diketahui banyaknya tamu yang memesan menu pilihan SOP KONRO di


RestoFAST, yang dipantau selama 20 hari adalah sebagai berikut:

12 21 14 25 16 12 18 14 10 12
32 22 15 20 20 15 14 16 17 10
Hitung berapa mediannya

Penyelesaian;

LANGKAH 1. Urutkan data dari nilai terkecil nilai terbesar

LANGKAH 2. Hitung pada urutan ke berapa median berada!

LANGKAH 3. tentukan berapa nilai median

6.6.2 Median Data Kelompok (Grouped Data )


Untuk menghitung median dari data yang telah dikelompokkan digunakan
rumus berikut:

 1 n − fcs 
Med = Bb + i  2  .................................................................................... (6.18)
f
 m 

Di mana:
Med = Median
Bb = Batas bawah nyata kelas yang mengandung median
fcs = Frekuensi kumulatif pada kelas sebelum kelas yang mengandung median
fm = Frekuensi pada kelas yang mengandung median
i = Interval kelas
178

n = Banyaknya data

Teladan 6.16
Carmina adalah Alumni yang baru lulus tahun lalu dari Diploma Tiga
STP Trisakti. Lalu ia memilih mengembangkan usaha sendiri dengan
membuka usaha bidang MICE. Untuk tahun pertama usanya telah
berhasil mendapat kesempatan sebagai Event Organizer. Banyaknya
peserta dan banyaknya kegiatan seperti pada tabel berikut:

Banyaknya Frekuensi Frekuensi


No. peserta Kegiatan (fi) Kumulatif
(1) (2) (3) (4)
1. 20 – 26 6 6
2. 27 – 33 10 16
3. 34 – 40 12 28
4. 41 – 47 15 43
5. 48 – 54 25 68
6. 55 – 61 14 82
7. 62 – 68 12 94
8. 69 – 75 6 100
100

Ia ingin mengetahui berapa median dari kelompok data tersebut.


Kemudian ia menghitungnya melalui langkah-langkah berikut:

LANGKAH 1. Isilah kolom (4) dengan frekuensi kumulatif; yang akan kita
gunakan untuk mencari fcs;

LANGKAH 2. Tentukan 21 n , atau banyanknya data dibagi dua; hasilnya


dijadikan sebagai patokan untuk menetapkan kelas yang mengandung
median. Dalam distribusi di atas, ½ n = 50.

LANGKAH 3. Tentukan kelas yang mengandung median. Untuk menentukan


pada kelas mana median berada; perhatikan kolom (4). Sampai kelas ke-4
(41–47) jumlah frekuensi baru mencapai 43, sedangkan sampai kelas ke-5
(48–54) jumlah frekuensi sudah mencapai 68. Berarti jumlah frekuensi
179

mencapai ½ n atau 50 berada pada kelas ke-5. Tandailah kelas ini sebagai
kelas yang mengandung median.

LANGKAH 4. Tentukan berapa frekuensi kumulatif pada kelas sebelum kelas


yang mengandung median (fcs ) ; nilainya dalah 43.

LANGKAH 5. Tentukan frekuensi pada kelas yang mengandung median (fm ) ;


nilainya adalah 25.

LANGKAH 6. Hitung batas bawah nyata (Bb) kelas yang mengandung


median yaitu kelas 48–54. Bb = 48 – 0,5; Bb=47,5.

LANGKAH 7. Substitusikan nilai-nilai yang telah diketahui ke dalam rumus,


lalu hitung hasilnya. Ingat! Interval kelasnya adalah 7.
 1 n − fcs 
Med = Bb + i   2 
 fm 
(100) − 43 
= 47,5 + 7   2
1

 25 
50 − 43 
= 47,5 + 7   
 25 
= 47,5 + 7   
7
 25 
= 47,5 + 1,96 = 49,46
Maka median untuk distribusi frekuensi di atas adalah 49,46.

Latihan terbimbing 6.6


Carina Catering Service (CCS), adalah salah satu penyedia meal
untuk Carmina Event Organizer (CEO), selain itu, CCS juga
ditunjuk sebagai site sevice untuk menyediakan makanan bagi kilang
minyak lepas pantai PT. KILANGINDO PERKASA. Banyaknya
karyawan dan perusahaan yang dipasok, seperti pada tabel berikut:
180

Banyaknya Frekuensi Frekuensi


karyawan Perusahaan kumulatif
50 – 59 7 ............
60 – 69 5 ............
70 – 79 12 ............
80 – 89 13 ............
90 – 99 17 ............
100 – 109 14 ............
110 – 119 15 ............
120 – 129 13 ............
130 – 139 8 ............
140 – 149 6 ............
110

Hitunglah Median dari data pada tabel di atas!

Penyelesaian:
½ n = ............... Bb= ...............
fcs = ............... i= ...............
fm = ...............

  −  
Med =  +  
  
= ......................................................................
= .....................................................................
= .....................................................................
= .....................................................................
Jadi Mediannya adalah ...................................

6.6.3 Karakteristik Median

Median memiliki karakteristik antara lain:


181

1. Median dipengaruhi oleh banyaknya pengamatan, namun tidak dipengaruhi


oleh nilai pengamatan ekstrem;
2. Walaupun ada kelas terbuka pada suatu distribusi frekuensi, Median tetap
dapat dihitung asalkan kelas terbuka tersebut tidak mengandung median.
3. Jumlah penyimpangan absolut dari nilai median akan lebih kecil dari pada
penyimpangan nilai-nilai dari titik lainnya.

6.7 Modus

Modus adalah nilai yang paling sering muncul di dalam suatu distribusi
frekuensi. Pada kenyataannya, data yang sering muncul tidak hanya ada satu
nilai, dapat dua atau tiga nilai, atau bahkan tidak ada sama sekali. Suatu
distribusi yang hanya memiliki satu nilai modus dinamakan unimodal, atau ada
yang memiliki dua modus dinamakan bimodal, dan yang lebih dari dua modus
dinamakan multimodal. Di dalam buku ini, simbol untuk modus digunakan Mod.

6.7.1 Modus Data Tunggal


Untuk menentukan modus pada data yang belum dikelompokkan dapat
dengan mudan ditunjukkan dengan hanya melihat nilai data berapa yang sering
muncul. Berikut ini contoh-contoh modus untuk data tunggal;
1. Jika sekelompok data terdiri atas 1, 2, 3, 4, 20, 10, 5, 6, 11, 13, 16, maka
kelompok data tersebut tidak memiliki modus.
2. Suatu kelompok data yang terdiri atas 1, 2, 2, 2, 3 4 5 6 maka modusnya
adalah 2 (unimodal).
3. Suatu kelompok data yang terdiri atas 1, 3, 3, 4, 4, 5, 6, 4, 4, 3, 3, 10, 2, 11, maka
modusnya adalah 3 dan 4 (bimodal).
4. Jika sekelompok data memiliki memiliki nilai 1, 2, 3, 4, 4, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 20; maka modusnya adalah 4, 7 dan 8 (multimodal).
182

6.7.2 Modus Data Kelompok

Pada data yang telah dikelompokkan, modusnya tidak dapat dihitung


dengan pasti, namun hanya dapat diperkirakan. Modus diperkirakan akan
terletak pada kelas yang memiliki frekuensi paling banyak. Kelas tersebut sering
disebut kelas yang mengandung modus. Nilai modus tersebut dapat
diperkirakan dengan menggunakan rumus:

 d1 
Mod = Bb + i   .................................................................................... (6.19)
d
 1 + d 2 

Di mana:
Mod = Modus;
Bb = Batas bawah nyata kelas yang mengandung modus;
d 1 = Selisih antara frekuensi pada kelas yang mengndung modus dengan frekuensi
pada kelas sebelumnya;
d 2 = Selisih antara frekuensi pada kelas yang mengandung modus dengan frekuensi
pada kelas sesudahnya;
i = Interval kelas

Teladan 6.17
Perkirakanlah nilai modus apabila diketahui frekuensi pada kelas
yang mengandung modus 30, frekuensi pada kelas sebelumnya 25,
frekuensi pada kelas sesudahnya 28, batas bawah nyata kelas yang
mengandung modus 24,5 dan intervalnya 10.

Jawab:
d 1 = 30 − 25 = 5 ;
d 2 = 30 − 28 = 2
 5 
Mod = 24,5 + 10  
5+2
5
= 24,5 + 10   = 24,5 + 7,14 = 31,64
7
183

Teladan 6.18
Perkirakan berapa modus dari data berikut:
No. of Hotels
bedrooms (fi)
(1) (2)
20 – 26 6
27 – 33 10
34 – 40 12
41 – 47 15  d 1: 25 – 15 = 10
48 – 54 25  Kelas modus
55 – 61 14  d 2: 25 – 14 = 11
62 – 68 12
69 – 75 6

Penyelesaian:

LANGKAH 1. Tentukan kelas modus, yaitu kelas yang frekuensinya paling


besar. Dalam contoh di atas terletak pada kelas 48 –54 dengan fekuensinya
25;

LANGKAH 2. Hitung d1 dan d 2; d1 adalah frekuensi pada kelas yang


mengandung modus dikurangi frekuensi pada kelas sebelum kelas yang
mengandung modus (kelas sebelumnya). Pada contoh di atas, frekuensi
pada kelas sebelumnya adalah 15, dan frekuensi pada kelas sesudahnya
adalah 14. Dengan demikian, d1 dan d 2 nya adalah:

d 1 = 25 − 15 = 10
d 2 = 25 − 14 = 11

LANGKAH 3. Tentukan batas bawah nyata kelas yang mengandung modus.


Kelas yang mengandung modus adalah 48 – 54. Maka batas bawah nyata
kelas tersebut adalah 48 – 0,5 = 47,5;

LANGKAH 4. Pastikan berapa interval kelasnya. Interval atau selang antar


kelas adalah i = 7.

LANGKAH 5. substitusikan nilai-nilai yang telah diketahui ke dalam rumus,


lalu hitung hasilnya.
184

 10 
Mod = 47,5 + 7  
 10 + 11 
 10 
= 47,5 + 7  
 10 + 11 
 10 
= 47,5 +  
 21 
= 47,5 + 3,33 = 50,83
Dengan demikian, maka modus dari distribusi frekuensi di atas adalah
50,83.

Latihan Terbimbing 6.7


Mengacu pada perusahaan Carina Catering Service (CCS) seperti
pada Latihan terbimbing 6.6, hitunglah modusnya!

Kelas Frekuensi
50 – 59 7
60 – 69 5
70 – 79 12
80 – 89 13
90 – 99 17
100 – 109 14
110 – 119 15
120 – 129 13
130 – 139 8
140 – 149 6
110
Penyelesaian:
d 1 = ............... Bb= ...............
d 2 = ............... i= ...............

  
Mod =  +  
  +  
= ......................................................................
= .....................................................................
185

= .....................................................................
= .....................................................................
Maka modusnya adalah = ................................

6.7.3 Karakteristik Modus

Sebagaimana Mean dan Median, Modus memiliki karakteristik tersendiri


atara lain:
1. Dalam suatu kelompok data mungkin tidak memiliki modus, atau dapat sata
memiliki satu, dua atau tiga modus;
2. Adanya bilangan ekstrem pada suatu distribusi frekuensi tidak
mempengaruhi perubahan nilai Modus;
3. Untuk data yang sudah dikelompokkan nilai modus tidak dapat dihitung
secara pasti, namun hanya dapat diperkirakan
4. Berbeda dengan Mean, Modus dapat diperkirakan dari distribusi frekuensi
yang memiliki kelas terbuka;

6.8 Ukuran Letak/Fraktil

Fraktil merupakan ukuran letak yang membagi sekelompok data array


menjadi beberapa bagian yang sama. Fraktil terdiri atas (1) kuartil, (2) desil (3)
persentil.

6.8.1 Kuartil

6.8.1.1 Kuartil Data Tunggal

Kuartil adalah fraktil yang membagi nilai observasi array menjadi empat
bagian yang sama besar.
Untuk data tunggal kuartil terletak pada:

k (n + 1 )
Q k = nilai yang ke − ....................................................................... (6.20)
4
186

di mana:
Qk = Kuartil ke-k
n = Banyaknya data
k = 1, 2, 3

Tentukan letak dan nilai kuartil pada sekelompok data berikut:


2 2 4 5 3 7 1 4 8 7 2

Penyelesaian:

LANGKAH 1. Urutkan data dari nilai terkecil ke nilai terbesar


1 2 2 2 3 4 4 5 7 7 8

LANGKAH 2. Menentukan letak kuartil

k (n + 1 )
Q k = nilai yang ke −
4
1(11 + 1 ) 12
Q 1 = nilai yang ke − = nilai yang ke − = 3
4 4
Jadi Kuartil pertama (Q 1) terletak pada urutan ke-3 di mana nilainya sama
dengan 2.
2(11 + 1 ) 24
Q 2 = nilai yang ke − = =6
4 4
Jadi Kuartil kedua (Q 2) terletak pada urutan ke-6 di mana nilainya sama
dengan 4.
3(11 + 1 ) 36
Q 3 = nilai yang ke − = =9
4 4
Jadi Kuartil ketiga (Q 3) terletak pada urutan ke-9 di mana nilainya sama
dengan 7.

Latihan Terbimbing 6.8


Jika terdapat sekelompok data:
7 6 5 7 4 8 3 2 5

LANGKAH 1. Urutkan data dari nilai terkecil ke nilai terbesar


187

LANGKAH 2. Menentukan kuartil


k (n + 1 )
Q k = nilai yang ke −
4
Q1 =
Nilainya adalah ……..
Q2 =
Nilainya adalah ……...
Q3 =
Nilainya adalah ………

6.8.1.2 Kuartil Data Kelompok


Apabila data telah dikelompokkan, maka kuartil dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
 1 (k  n ) − fcs 
Q k = Bb k + i   4  ........................................................................... (6.21)
 fKk 
di mana:
Qk = Kuartil ke-k
Bbk = Batas bawah kelas nyata, kelas yang mengandung kuartil ke-k
fcs = Frekuensi kumulatif sebelum kelas yang mengandung kuartil ke-k
fKk = Frekuensi pada kelas yang mengandung kuartil ke-k
i = Inteval kelas
n = Banyaknya data
k = 1, 2, 3
Perhatikan rumus di atas, bagaimana dengan rumus untuk menghitung
Median dari data berkelompok, hampir sama bukan? Jadi untuk mendapatkan
nilainya tidak sulit jika anda telah memahami bagaimana cara mencari nilai
Median dari data berkelompok.

Teladan 6.19
Dari data berikut ini, tentukanlah letak dan nilai kuartil; Q1, Q2 dan
Q3
188

No. of Hotels Frekuesi


bedrooms (fi) kumulatif
(1) (2) (3)
20 – 26 6 6
27 – 33 10 16
34 – 40 12 28
41 – 47 15 43
48 – 54 25 68
55 – 61 14 87
62 – 68 12 94
69 – 75 6 100

Dari data di atas, tentukan Kuartil ke-1 dan Kuartil ke-3.

Penyelesaian:
LANGKAH 1. Isilah kolom (3) dengan frekuensi kumulatif kurang.
LANGKAH 2. Tentukan (¼ k.n). Nilai ini digunakan untuk menentukan pada
kelas mana letaknya Kuartil ke-k.
Untuk Kuartil ke-1 (Q1); ¼(k.n) = 1
4 (1  100 ) = 25
LANGKAH 3. Dengan menggunakan hasil dari perhitungan pada langkah 2,
perhatikanlah frekuensi kumulatif pada kolom (3), pada kelas mana jumlah
frekuensi mencapai angka 25. Ternyata terletak pada kelas 34 – 40.
Tandailah kelas ini sebagai kelas yang mengandung Q 1.
LANGKAH 4. Tentukan fcs, fQk, i dan Bbk. untuk kasus di atas fcs = 16 , fQk = 12 ,
Bb k = 33,5 dan i= 7.
LANGKAH 5. Substitusikan seluruh nilai yang diperlukan ke dalam rumus;
 1 (1  n ) − fcs 
Q 1 = Bb + i 4 
 f 
 Qk 
 1
(1  100 ) − 16 
= 33,5 + 7 4 
 12 
 25 − 16 
= 33,5 + 7 
 12 
= 33,5 + 5,25 = 38, 75
189

Maka kuartil kesatunya adalah 38,75


 1 (3  n ) − fcs 
Q 3 = Bb + i 4 
 f 
 Qk 
 75 − 68 
= 54,5 + 7 
 14 
= 54,5 + 3,5 = 58,00
Maka kuartil (Q3) nya adalah 58.

Latihan Terbimbing 6.9


Tentukan Q1 dan Q3 dari distribusi frekuensi berikut ini:
Kelas fi fcs Q1:

5 – 14 10 10
1
4 (k  n ) = ...................................
15 – 24 16 26 fcs = ...................................

25 – 34 19 45 FQk = ...................................
35 – 44 20 65 i = ...................................
45 – 54 24 89
55 – 64 25 114 Q3:

65 – 74 32 146
1
4 (k  n ) = ...................................
75 – 84 29 175 fcs = ...................................

85 – 94 25 200 FQk = ...................................


200 i = ...................................

Penyelesaian:
  − 
Q 1 =  +   = ......................................................................
  
  − 
Q 3 =  +   = .....................................................................
  
190

6.8.2 Desil

Desil merupakan ukuran letak yang mengelompokkan data menjadi 10


bagian (persepeuluh) yang sama besar, setelah data tersebut diurutkan (array).
Karena membagi 10 bagian yang sama besar, maka ada sembilan nilai desil yaitu
desil ke-1 (D 1) sampai desil ke-9 (D 9).

a. Desil Data Tunggal


Untuk data yang belum dikelompokkan (data tunggal), data harus
diurutkan terlebih dulu. Selanjutnya ditentukan letaknya dengan menggunakan
rumus 6.22.

k (n + 1 )
D k = data ke − .................................................................................. (6.22)
10

di mana:
Dk = Desil ke-k
n = Banyaknya data
k = 1, 2, 3,…, 9.

Teladan 6.20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 3 3 3 4 5 7 9 9 10 10 11 11 12 13

Letak desil ke-k Nilai Desil ke-k


k (n + 1 )
D k = data ke −
10
1(15 + 1 ) → D1 = X1 + 0,6(X 2–X1)
D 1 = data ke − =1,6
10 = 2 + 0,6 (3–2)
= 2,6
5(15 + 1 ) → D5 = nilai data yang ke–8
D 5 = data ke − =8
10 = 9
8(15 + 1 ) → D8 = X12 + 0,8(X13 + X12)
D 8 = data ke − = 12,8
10 = 11 + 0,8 (11–11)
= 11,00
191

9(15 + 1 ) → D9 = X14 + 0,4 (X15–X14)


D 9 = data ke − = 14,4
10
= 12 + 0,4 (13–12)
= 12,4

Latihan Terbimbing 6.10


12 14 14 15 15 15 17 20 24 30
32 33 35 37 40 45 48 49 50

Tentukan D 3, D5, D6 dan D8

Penyelesaian:
( + )
D 3 = data ke − =
 Nilainya: .........................................................

( + )
D 5 = data ke − =
 Nilainya: .........................................................

( + )
D 6 = data ke − =
 Nilainya: .........................................................

( + )
D 8 = data ke − =
 Nilainya: .........................................................

b. Desil data Kelompok


Ukuran letak desil (persepuluh) untuk data yang telah dikelompokkan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

 kn 
 − fcs 
D k = Bb k + i  10  .................................................................................. (6.23)
 fDk 
 

di mana:
Dk = Desil ke-k
Bbi = Batas bawah kelas nyata, kelas yang mengandung Desil ke-k
fcs = Frekuensi kumulatif sebelum kelas yang mengandung desil ke-k
192

fDk = Frekuensi pada kelas yang mengandung Desil ke-k


n = Banyaknya data
k = 1, 2, 3,…, 9.

Teladan 6.21

Kelas fi fcs
(1) (2) (3)
5 – 14 10 10
15 – 24 16 26
25 – 34 19 45
35 – 44 20 65
45 – 54 24 89
55 – 64 25 114
65 – 74 32 146
75 – 84 29 175
85 – 94 25 200
200

Penyelesaian:
LANGKAH 1. Tentukan k10.n , hasilnya sebagai patokan untuk menetapkan pada
2(200)
kelas mana letak D k. Untuk D2, k10.n -nya adalah 10 = 40 ; untuk D7, k10.n -
7(200)
nya adalah 10 = 140 ;
LANGKAH 2. Tentukan kelas yang mengandung Desil ke-k. Untuk menentukan
letak D 2 angka 40 menjadi patokan. Perhatikan kolom (3) pada tabel di atas!
Sampai kelas ke-2 (15–24) frekuensi kumulatifnya baru mencapai 26. Untuk
mencapai angka 40 masih kurang 16, berarti 16 data berada pada kelas
berikutnya yaitu pada kelas 25–34. Tandailah kelas ini sebagai kelas yang
mengandung Desil kedua (D 2).
193

Untuk menentukan letak D7, angka 140 menjadi patokan. Perhatikan pada kolom
(3) angka 140 terletak pada kelas 65-74, maka tandailah kelas ini sebagai kelas yang
mengandung D7.
LANGKAH 3. Tentukan fcs yaitu frekuensi kumulatif pada kelas sebelum kelas
yang mengandung desil ke-k. fcs untuk D 2 adalah 26, dan fcs untuk D 7
adalah 114.
LANGKAH 4. Tentukan f yaitu frekuensi pada kelas yang mengandung Desil
Dk
ke-k. f = 19 dan f = 32 .
D2 D7
LANGKAH 5. Tetapkan Bb k yaitu 24,5 untuk D 2 dan 64,5 untuk D 7. dan
interval kelas atau i adalah 10.
LANGKAH 6. Substitusikan ke dalam rumus:
 k .n − fcs 
D k = Bb k + i   10 
 fDk 
40 − 26  D 7 = 64,5 + 10   140 − 114 
D2 = 24,5 + 10   
 19   32 
= 24,5 + 7,37 = 64,5 + 8,12
= 31,87 = 72,62

Latihan terbimbing 6.11


Dalam rencana pengembangan usahanya, RestoFAST® mencoba
menganalisis data tentang banyaknya tamu pada Lunch-time selama
tiga bulan (90 hari)terakhir secara berturut-turut. Hasil pengamatan
manajernya disajikan pada tabel berikut:
194

Tabel 6.7 Banyaknya Tamu pada Lunch-time di RestoFAST® selama 90 hari


Terakhir
Banyaknya Frekuensi
frekuensi Isilah titik-titik di bawah ini!
tamu kumulatif
150 – 159 5 5 D3 : k .n
10 = .....................................
160 – 169 8 13
170 – 179 7 20 fDk = .....................................
180 – 189 9 29 fcs = .....................................
190 – 199 8 37 Bbk = .....................................
200 – 209 11 48
D7 = k .n
10 = .....................................
210 – 219 13 61
220 – 229 10 71 fDk = .....................................
230 – 239 9 80 fcs = .....................................
240 – 249 6 86 Bbk = .....................................
250 – 259 4 90

 ..... − ..... 
D 3 = ..... + .....  = .................................................................................
 ..... 

 ..... − ..... 
D 7 = ..... + .....  = ..................................................................................
 ..... 

Jadi Desil ke-3 adalah ………. dan desil ke-7 adalah ……………

6.8.3 Persentil
Persentil adalah salah satu ukuran letak yang mengelompokkan data ke
dalam 100 bagian yang sama besar. Prinsip penyelesaian soal-soal di dalam
persentil adalah sama dengan yang digunakan pada Kuartil dan Desil.

a. Persentil Data Tunggal (ungrouped data)


Untuk data yang belum dikelompokkan, persentil dapat dicari dengan
menggunakan rumus:
195

k (n + 1 )
Pk = nilai yang ke − ........................................................................ (6.24)
100

di mana:
Pk = Persentil ke-k
n = Banyaknya data
k = 1, 2, 3,…, 99.

Teladan 6.22
25 30 45 45 50 50 55 55 60 60 62

Hitunglah presentil P3, P45 dan P87

Penyelesaiana:
3(11 + 1 ) Nilainya:
P3 = data ke − = 0,36
100 = 0,36 (X1)
= 0,36 (25) = 9
45(11 + 1 ) Nilainya:
P45 = data ke − = 5,4
100 = X5 + 0,4(X6 –X5)
= 50 + 0,4(59–50)= 53,6
87(11 + 1 ) Nilainya:
P87 = data ke − = 10,44
100 = X10 + 0,44(X11–X10)
= 60 + 0,44(62–60)= 60,88

Latihan Terbimbing 6.12


Devir seorang mahasiswa ingin mengetahui bagaimana
pengelompokkan data menjadi 100 bagian yang sama besar dari data
berikut:
23 23 70 60 53 42 35 44 22
10 11 17 78 88 35 42 100 23

Berapakah P29, P45, P72 dan P87


196

Penyelesaian:
LANGKAH 1. Susunlah data di atas ke dalam bentuk array, dari data terkecil
ke data terbesar!

LANGKAH 2. Tentukan, pada urutan ke berapa persentil yang dimaksud


berada.

(1 + )
P29 = data ke − =

LANGKAH 3. Tentukan nilai yang terletak pada urutan ke-k ……..

b. Persentil Data Kelompok

Dalam kasus data yang berukuran besar, teknik menghitung dengan


menggunakan data tunggal menjadi kurang efektif, sehingga perlu dilakukan
pengelompokkan terlebih dahulu. Selanjutnya persentil dihitung dari data yang
telah dikelompokkan dengan menggunakan rumus:

 kn 
 − fcs 
Pk = Bb k + i   100  .................................................................................. (6.25)
 fPk 
 
 

di mana:
Pk = Persentil ke-k
Bbk = Batas bawah kelas nyata, kelas yang mengandung Persentil ke-k
fcs = Frekuensi kumulatif sebelum kelas yang mengandung Persentil ke-k
fPk = Frekuensi pada kelas yang mengandung Persentil ke-k
i = Interval kelas
n = Banyaknya data
k = 1, 2, 3,…, 99.
197

Teladan 6.23
Suatu distribusi frekuensi dari 200 buah data menunjukkan
banyaknya tamu yang mememsan SOP BUNTUT ala CIANJUR, di
Rindu Gunung Restaurant Puncak Bogor, disajikan sperti berikut:
Pemesan fi fcs
(1) (2) (3)
5 – 14 10 10
15 – 24 16 26
25 – 34 19 45
35 – 44 20 65
45 – 54 24 89
55 – 64 25 114
65 – 74 32 146
75 – 84 29 175
85 – 94 25 200
200
Berdasarkan data di atas hitunglah persentil ke-15, 30, 85 dan 95.

Penyelesaian:
k.n , hasilnya sebagai patokan untuk menetapkan pada
LANGKAH 1. Tentukan 100

kelas mana letak Pk. Untuk P15, 100 k.n –nya adalah 15(200) = 30 ; untuk P 30,
100
k.n 30( 200) k.n 85(200)
100 –nya adalah 100 = 60 ; untuk P85, 100 -nya adalah 100 = 170 ; P95,
k.n 95(200)
100 –nya adalah 100 = 190 .
LANGKAH 2. Tentukan kelas yang mengandung Persentil ke-k. Untuk
menentukan letak P15 angka 30 menjadi patokan. Perhatikan kolom (3) pada
tabel di atas! Sampai kelas ke-2 (15–24) frekuensi kumulatifnya baru
mencapai 26. Untuk mencapai angka 30 masih kurang 4, berarti empat data
berada pada kelas berikutnya yaitu pada kelas 25–34. Tandailah kelas ini
sebagai kelas yang mengandung Persentil kelimabelas (P15).
Untuk menentukan letak P30, angka 60 menjadi patokan. Perhatikan pada kolom
(3) angka 60 terletak pada kelas 35–44, maka tandailah kelas ini sebagai kelas yang
198

mengandung P30. Selanjutnya untuk menentukan P85, angka 170 menjadi patokan.
Angka ini terletak pada kelas 75 – 84. Sedangkan untuk P95 terletak pada kelas 85–
94.
LANGKAH 3. Tentukan fcs yaitu frekuensi kumulatif pada kelas sebelum kelas
yang mengandung persentil ke-k. fcs untuk P15= 26, fcs untuk P 30= 45,
fcs untuk P 85= 146, dan fcs untuk P 95= 190.
LANGKAH 4. Tentukan f yaitu frekuensi pada kelas yang mengandung
Pk
Persentil ke-k. f = 19 , f = 20 , f = 29 dan f = 25 .
P15 P30 P85 P95
LANGKAH 5. Tetapkan Bb k yaitu 24,5 untuk P15 dan 34,5 untuk P 30. dan 74,5
untuk P 85. Selanjutnya interval kelas atau i diketahui sama dengan 10.
LANGKAH 6. Substitusikan ke dalam rumus:
 k .n − fcs 
Pk = Bb k + i   100 
 fPk 
30 − 26  P30 = 34,5 + 10   60 − 45 
P15 = 24,5 + 10   
 19   20 
= 24,5 + 2,10 = 34,5 + 7.50
= 26,60 = 42,00

P85 = 74,5 + 10   170 − 146  P95 = 84,5 + 10   190 − 175 


 29   25 
= 74,5 + 8,28 = 84,5 + 6
= 82, 78 = 90,50
199

Latihan Terbimbing 6.13


Dari data pada keterangan pada latihan terbimbing 6.13.
Banyaknya Frekuensi
frekuensi
tamu kumulatif
150 – 159 5 5 P10 : k.n
100 = .....................................
160 – 169 8 13
170 – 179 7 20 fPk = .....................................
180 – 189 9 29 fcs = .....................................
190 – 199 8 37 Bbk = .....................................
200 – 209 11 48
P55 = k.n
100 = .....................................
210 – 219 13 61
220 – 229 10 71 fPk = .....................................
230 – 239 9 80 fcs = .....................................
240 – 249 6 86 Bbk = .....................................
250 – 259 4 90

P70 = k.n
100 = .................................... P 90 = k.n
100 = .....................................

fPk = .................................... fPk =.....................................


fcs = .................................... fcs =.....................................
Bbk = .................................... Bbk = .....................................

Perhitungan:
 k .n − fcs 
Pk = Bb k + i   100 
 fPk 
 .... − .....   .... − ..... 
P10 = ..... + .....    P70 = ..... + .....   
 .....   ..... 
= ............................................. = .............................................
= ............................................. = .............................................

 .... − .....   .... − ..... 


P55 = ..... + .....    P90 = ..... + .....   
 .....   ..... 
200

= ............................................. = .............................................
= ............................................. = .............................................

6.9 Hubungan antara Mean, Median dan Modus

Terdapat dua bentuk hubungan antara ketiga ukuran pemusatan di atas,


yaitu hubungan simetris dan hubungan non simetris. Hubungan simetris terjadi
apabila Mean = Median = Modus. Apabila digambarkan, hubungan simetris
tersebut akan tampak seperti pada Gambar 6.1

Gambar 6.1 Hubungan Simetris antara Mean, Median dan Modus

Sedangkan hubungan asimetris terjadi apabila X  Med  Mod . Terdapat


dua kemungkinan bentuk hubungan asimetris ini yaitu menjulur ke kanan
(positif) dan menjulur ke kiri (negatif). Hubungan asimetris akan cenderung
condong ke sebelah kanan (positif) apabila :
▪ X > Med dan Mod. Hal ini terjadi karena karakteristik X yang sangat sensitif
terhadap nilai ekstrem tinggi dibandingkan dengan median dan modus.
▪ Pada kodisi demikian biasanya median lebih besar dari modus.
▪ Ilustrasi hubungan ketiga nilai tengah pusat tersebut adalah seperti pada
Gambar 6.2
201

Mod Med Mean

Gambar 6.2 Kurva distribusi frekuensi menjulur positif (ke kanan)

Hubungan yang condong ke kiri (negatif) terjadi apabila X pada posisi


paling kecil dibandingkan dengan median dan modus. Hal ini terjadi karena
Mean dipengaruhi oleh nilai ekstrem kecil di dalam kelompok data. Hubungan
ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Mean Med Mod

Gambar 6.3 Kurva distribusi frekuensi menjulur negatif (ke keri)

Pendekatan atas hubungan ketiga ukuran Rata-rata Hitung, Median dan


Modus, jika kelompok data memiliki distribusi non simetris, maka secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Mod = X − 3(X − Med ) .................................................................................... (6.26)

3 Med − Mod
X= ............................................................................................ (6.27)
2
202

2 X + Mod
Med = ............................................................................................ (6.28)
3

Teladan 6.25
Diketahui rata-rata hitung suatu distribusi frekuensi adalah 12 dan
modusnya sebesar 14, perkirakanlah berapa median dari distribusi
tersebut

Jawab:
2(12) + 14
Med = = 12,67
3
Jadi median dari distribusi frekuensi di atas sebesar 12,67. Karena rata-rata
hitung paling kecil, dan modusnya paling besar, maka kurva distribusi frekuensi
tersebut menjulur ke kiri (negatif).

6.10 Alat Bantu Komputer

Ukuran pemusatan di dalam statistik merupakan salah satu bahasan


statistik deskriptif. Oleh karena itu, di dalam program-program komputer
statistik, ukuran pemusatan dikelompokkan ke dalam modul Descriptive Statistics.
Dalam paket program STATISTICA misalnya, Gambar 6.4. memperlihatan
windows Desriptive Statistics.
203

Gambar 6.4 Windows Descriptive Statistic pada dari STATISTICA

▪ Tab Detailed descriptive statistics, menghasilkan keluaran deskripsi dari


data;
▪ Tab More statistics merupakan merupakan Tab untuk memilih ukuran
pemusatan dan atau ukuran penyimpangan. Kita tinggal meng-klik kotak
yang kosong di sebelah kiri pilihan.
Berbeda dengan program MINITAB, ukuran pemusatan dapat dicari
dengan meng-klik Stat pada baris menu. Dengan menggunakan perintah
Describe… maka komputer akan menghitung data yang telah anda inputkan.
MTB > Describe 'SALES'.

Descriptive Statistics

Variable N Mean Median Tr Mean StDev SE Mean


SALES 144 17426 17124 17335 2857 238

Variable Min Max Q1 Q3


SALES 11948 27719 15345 19134

MTB > %Describe 'SALES';


SUBC> Confidence 95.0.
Executing from file: C:\MTBWIN\MACROS\Describe.MAC
MTB >
204

Descriptive Statistics
Variable: SALES

Anderson-Darling Normality Test


A-Squared: 0.672
P-Value: 0.078

Mean 17426.2
StDev 2856.6
Variance 8160209
Skewness 0.539796
Kurtosis 0.234781
13000 16000 19000 22000 25000 28000
N 144

Minimum 11948.0
1st Quartile 15345.2
Median 17123.5
3rd Quartile 19134.5
Maximum 27719.0
95% Conf idence Interv al f or Mu
95% Conf idence Interv al f or Mu
16955.7 17896.8
16500 17000 17500 18000
95% Conf idence Interv al f or Sigma
2560.4 3230.9

95% Conf idence Interv al f or Median


95% Conf idence Interv al f or Median
16465.7 17827.2

Gambar 6.5 Output Minitab Statistik Deskriptif

Dari hasil perhitungan statistik deskriptif diketahui, banyaknya data valid


(N), rata-rata hitung (mean), Median, kuartil pertama dan ketiga, standard
deviasi, variance, kemencengan, kurtosis, nilai minimum dan nilai maksimum.

6.11 Penting Untuk Diingat

Ukuran Pemusatan adalah nilai tunggal yang mewakili satu set data, di mana
nilai tersebut menunjukkan pusat nilai data.

Rata-rata adalah sebuah nilai yang khas atau mewakili suatu kelompok data.

Rata-rata hitung (arithmetic mean) adalah jumlah dari seluruh nilai data
dibagi dengan banyaknya data

Rata-rata ukur (geometric Mean; G) dari suatu populasi N atau sampel n


bilangan X1, X2, X3... Xn adalah akar pangkat n dari hasil kali bilangan-bilangan
tersebut

Rata-rata harmonik (H) suatu himpunan bilangan X1, X2, X3...Xn adalah
kebalikan rata-rata hitung dari kebalikan bilangan-bilangannya.
205

Median adalah suatu nilai yang terletak di tengah-tengah dari semua nilai
setelah data tersebut disusun secara urut (array) dari nilai terkecil ke nilai
terbesar

Modus adalah nilai yang paling sering muncul di dalam suatu distribusi
frekuensi.

Fraktil merupakan ukuran letak yang membagi sekelompok data array menjadi
beberapa bagian yang sama.

Kuartil adalah fraktil yang membagi nilai observasi array menjadi empat bagian
yang sama besar

Desil merupakan ukuran letak yang mengelompokkan data menjadi 10 bagian


(persepeuluh) yang sama besar, setelah data tersebut diurutkan (array)

Persentil adalah salah satu ukuran letak yang mengelompokkan data ke dalam
100 bagian yang sama besar

6.12 Pertanyaan Untuk Latihan

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini:


1. Apakah yang dimaksud dengan ukuran pemusatan?
2. Sebutkan tiga ukuran pemusatan yang paling sering digunakan, bagaimana
hubungan ketiga ukuran tersebut?
3. Apa yang dimaksud dengan Kuartil, Desil dan Persentil!
4. Banyaknya tamu asing yang menginap di Hotel berbintang dan non bintang
di Indonesia pada tahun 1995–2000 dinyatakan sebagai berikut:
Hotel Hotel non
Tahun berbintamg bintang Total Wisman
1995 3.683,5 1.068.132 1.071.815,5
1996 3.778,0 1.032.278 1.036.056,0
1997 3.482,6 1.350.893 1.354.375,6
1998 2.731,5 731.068 733.799,5
1999 4.150,7 456.928 461.078,7
2000* 3.531,6 470.774 474.305,6
206

a. Berapa persen rata-rata pertumbuhan selama kurun waktu tahun


1995–2000 untuk (i) wisman yang menginap di hotel berbintang dan
(ii) wisman yang menginap di hotel non bintang
b. Berdasarkan rata-rata pertumbuhan pada point a. perkirakanlah
berapa wisman pada tahun 2005 (i) di hotel berbintang, (ii) non
bintang.
5. Terdapat 40 data hasil penilaian ujian akhir statistika pariwisata mahasiswa
STP Trisakti sebagai berikut:
100 60 75 83 77 61 59 100
50 34 74 65 87 58 83 87
76 65 69 87 98 74 80 79
89 60 100 76 67 68 91 88
93 57 54 90 64 75 98 78
a. Pilihlah 10 buah data secara acak, kemudian hitung mean-nya!
b. Pilihlah 30 buah data secara acak, kemudian mean-nya!
c. Hitunglah mean-nya dari seluruh data di atas!
d. Bandingkan hasilnya! Apa komentar anda!

6. Suatu sampel acak sebanyak 50 perusahaan cindera mata menunjukkan


penjualan pada akhir tahun sebagai berikut:
Penjualan Banyaknya
(000) Perusahaan
100 – 119 5
120 – 139 7
140 – 159 9
160 – 179 16
180 – 199 10
200 – 119 3

a. Hitunglah rata-rata aritmetik (mean) penjualan cindera mata!


b. Tentukan letak dan nilai median pejuakan cindera mata!
c. Berapa modus penjualan cindera mata!
207

7. Rata-rata hitung dari suatu distribusi frekuensi adalah 115 dan modusnya
adalah 50, perkirakanlah berapa mediannya!
8. Suatu sampel dari 10 orang karyawan Hotel Mercuri menunjukkan masa
kerja sebagai berikut: 10, 13, 10, 20, 17, 19, 20, 21, 15, 14.
a. Hitunglah rata-rata hitung (mean) masa kerja karyawan!
b. Hitunglah median masa kerja karyawan!
9. Diketahui sekelompok data sebagai berikut:
1 1 1 1 1 2 4 3
, , , , , , ,
2 4 6 8 9 6 6 9
Hitunglah rata-rata harmonik dari data di atas!
10. Data tentang pendidikan karyawan Hotel Pani Isan adalah seperti tabel
berikut:
Ahli Madya Sarjana Sain Pendidikan
Bidang pekerjaan Pariwisata Pariwisata lainnya
1. Housekeeping 10 2 17
2. Restaurant 24 4 18
3. Front office 5 3 12
4. Kitchen 32 5 12
5. Public area 12 2 5
6. Hotel Engineering 11 2 9
7. Pastry Section 23 5 8
8. Laundry 13 2 7
9. Lainnya 10 7 7

a. Berapa rata-rata hitung karyawan hotel yang mempunyai pendidikan Ahli


Madya Pariwisata, Sarjana Sain Pariwisata dan Pendidikan lainnya?
b. Hitung median dari karyawan hotel yang mempunyai pendidikan Ahli
Madya Pariwisata, Sarjana Sain Pariwisata dan Pendidikan lainnya!
c. Hitung Kuartil kesatu dan Kuartil ketiga untuk karyawan hotel yang
mempunyai pendidikan Ahli Madya Pariwisata, Sarjana Sain Pariwisata
dan Pendidikan lainnya!
d. Hitung desil ke-7 dari karyawan hotel yang mempunyai pendidikan Ahli
Madya Pariwisata, Sarjana Sain Pariwisata dan Pendidikan lainnya!
208

11. Hitung berapa rata-rata hitung, median dan modus dari data berikut:
a. 2, 4, 3, 5, 5, 6, 5, 7, 7, 9, 3, 8, 8, 8, 9
b. 1, 0, 2, 0, 5, 12, 9, 10, 7, 3, 3, 2
c. 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4
12. Survey terhadap banyaknya banyaknya ternaga kerja di hotel-hotel yang ada
di Jakarta adalah sebagai berikut:
Banyaknya
Karyawan Banyaknya hotel
100 – 109 1
110 – 119 3
120 – 129 5
130 – 139 6
140 – 149 7
150 – 159 8
160 – 169 6
170 – 179 5
180 – 189 4
190 – 199 3
200 – 209 2
50

a. Hitung rata-rata hitung dari banyaknya karyawan!


b. Hitung mediannya dan modusnya!
c. Hitung Kuartil ke-1, dan ke-3
d. Hitung Desil ke-3, ke-7 dan ke-8
e. Hitung Persentil ke-5, ke-60 dan ke-90
209

13. Data pendapatan dari beberapa hotel dari hasil penjualan sejumlah kamar
yang dimilikinya seperti pata tabel berikut:

Pendapatan
Nama Hotel (US$) Kamar tersedia
1. Tibrasare Hotel Bandung 1,400 100
2. Kulem Indah Hotel 2,500 180
3. Leleson Wae Hotel Int. 1,000 75
4. Plesure Hotel Jakarta 1,250 90
5. Pamalayan Hotel 1,100 80
6. Priangan Hotel 1,325 75
600

a. Berapa rata-rata pendapatan dari penjualan kamar!


b. Berapa median dari penjualan kamar tersebu!
c. Berapa median dari kamar tersedia?
14. Banyaknya potong pakaian dari satu minggu yang me-laundry di 5EC A5EC
cabang Bintaro disusun ke dalam bentuk distribusi frekuensi. Rata-rata
hitung dari banyaknya potong pakaian dihitung sebesar 317,7, mediannya 315
dan modusnya 313,5 potong pakaian.
a. Gambarkan kurva distribusi frekuensi (tentukan mean, median dan
modusnya pada sumbu X)!
b. Bagaimana bentuk kurva tersebut; apakah simetris, menjulur positif
atau menjulur negatif? jelaskan jawaban anda!
15. Isilah titik-titik pada setiap pernyataan berikut ini!
a. Nilai yang paling sering muncul adalah ........................................................
b. Jika rata-rata hitung lebih besar dari mediannya, maka kurva
distribusinya akan menjulur ...........................................................................
c. Jika rata-rata hitung, median dan modus pada suatu distribusi bernilai
sama, maka kurvanya akan berbentuk ..........................................................
d. Jika rata-rata hitung lebih kecil dari median maka kurva dari
distribusi frekuensi tersebut adalah menjulur ............................................
210

e. ..................................... tidak dianjurkan untuk distribusi frekuensi yang


memiliki nilai ekstrem besar atau ekstrim kecil, karena ..........................
sensitif terhadap nilai ekstrem.
f. Apabila deviasi dari rata-rata hitung (mean) dijumlahkan maka
hasilnya akan sama dengan ..........................
g. .................................. dihitung dengan menjumlahkan semua nilai,
kemudian dibagi dengan banyaknya pengamatan.
h. .................................. adalah nilai yang membagi dua sama besar, setelah
data tersebut diurutkan (array).
i. .................................. membagai sekelompok data menjadi empat bagian
yang sama besar.
j. .................................. tidak dapat dihitung dari distribusi yang
mempunyai kelas terbuka.
k. Desil adalah salah satu ukuran lokasi yang membagi kelompok data
menjadi ............................... bagian yang sama besar.
l. Persentil merupakan salah satu ukuran lokasi yang membagi data
menjadi ....................... bagaian yang sama besar.
16. Pernyataan di bawah ini berkaitan dengan ukuran pemusatan dan bentuk
kurva dari distribusi frekuensi, berikut ini.

Ukuran Pemusatan
dan Lokasi Bentuk distribusi
Rata-rata hitung Simetrik
Median Menjulur positif
Modus Menjulur negative
Rata-rata ukur
Kuartil
Desil
Persentil

a. Ukuran pemusatan mana yang membagi dua kelompok data menjadi


sama besar?
b. Ukuran pemusatan mana yang nilainya paling sering muncul?
211

c. Bentuk distribusi frekuensi di mana nilai rata-rata hitung, median dan


modus adalah sama?
d. Ukuran pemusatan mana yang dapat digunakan untuk menghitung
rata-rata pertumbuhan?
e. Ukuran lokasi mana yang membagi data menjadi 100 bagian yang
sama besar?
f. Bagaimana bentuk distribusi frekuensi jika rata-rata hitungnya paling
kecil bila dibandingkan median dan modus?
g. Ukuran pemusatan mana yang nilainya dipengaruhi oleh nilai ekstrem
besar maupun ekstrem kecil?
h. Dalam distribusi frekuensi menjulur positif, ukuran pemusatan mana
yang nilainya paling besar?
i. Ukuran pemusatan apa yang nilainya dihasilkan dengan
menjumlahkan seluruh nilai kemudian dibagi dengan banyaknya data?
j. Bagaimana bentuk kurva distribusi frekuensi jika nilai rata-rata
hitung lebih besar dari median dan modus?
17. Carilah nilai Mean, Median dan Modus untuk masing-masing kelompok data
berikut. Kemudian tunjukkan bahwan  (X − X ) = 0 .
a. 10, 9, 8, 2, 7, 8, 5, 6, 9, 4, 7, 3
b. 1,3, 3, 5, 5, 5, 7, 7, 9
c. 100, 8, 2, 7, 5, 6,4, 7, 3
18. Gambarkan kurva distribusi frekuensi, bagaimana bentuknya!
Mean Median Modus Bentuk kurva
50 62 70 .........................................................
70 62 50 .........................................................
62 62 62 .........................................................
62 62 30 dan 95 .........................................................

19. Kapal pesiar AWANI DREAM berlayar mengelilingi dunia sepanjang tahun.
Pada tahun 2000 melakukan perjalanan selama 100 hari mulai tanggal 2
212

Januari 2000 dari pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta. Kemudian berlayar ke


Hong Kong, Tokyo, Hawaii, dan Florida serta tempat-tempat lainnya.
a. Harga sewa sebuah kamar mewah double room yang mempunyai teras
adalah US$125.000 per orang. Harga tersebut telah mengalami kenaikan
dari US$75 pada tahun 1995. Berapa rata-rata ukur kenaikan tahunan
harga kamar tersebut dari tahun 1995–2000.
b. Anda dapat bergabung dengan Awani Dream di Hawaii dan akhirnya
sampai di Florida. Harga sewa kamar di geladak adalah US$15, yang
mana harga tersebut telah mengalami kenaikan rata-rata harga sebesar
10 persen dari tahun 1995. Berapa harga sewa kamar di geladak pada
tahun 1995 tersebut?
c. Dengan rata-rata kenaikan harga kamar sebesar 10 persen per tahun,
berapa perkiraan harga sewa kamar di gladak pada tahun 2003.
20. Jumlah tamu asing yang datang ke Indonesia menurut maksud kunjungan
dan pekerjaan pada tahun 1998 seperti pada tabel berikut:

Pegawai Pegawai
Profesional Manajer Pemerintah Militer Org. Int. Karyawan

1. Bisnis 616.652 115.878 12.478 881 1.243 643.125


2. Misi 4.924 1.628 691 77 4 5.178
3. Konvensi 9.610 6.297 588 25 0 3.097
4. Berlibur 484.107 314.128 95.308 5.171 2.104 774.873
5. Pendidikan 2.950 658 226 4 4 1.040
6. Lainnya 18.678 6.602 882 20 37 9.131
7. TM 58.748 24.805 656 677 1.541 380.582
1.195.669 469.996 110.829 6.855 4.933 1.817.026

Sumber: BPS (1999), TM: Tidak Menjawab

a. Hitunglah rata-rata hitung dari masing-masing jenis pekerjaan


wisatawan!
b. Berapa median dari wisatawan mancanegara yang pekerjaannya
sebagai professional, manajer dan karyawan?
213

21. Bagaimana sifat-sifat:


a. Mean
b. Median
c. Modus
22. Produk yang dibeli oleh wisatawan ke Paris van Java tahun 2000 sebagai
berikut:
Produk Unit transaksi Nilai Transaksi (00 US$)

Textiles 311 250


Food and drink 620 500
Leather, shoes 189 435
Animal skins 124 234
Souvenir 570 1.453
Ceramics 111 890
Jewellery 82 750
Clothes 280 544
Other 20 56

a. Berapa rata-rata hitung penerimaan dari wisatawan pada tahun 2000!


b. Tentukan median dari unit transaksi dan nilai transaksi!

23. Es Teller 77 menjual serabi dalam tiga ukuran; ukuran kecil, sedang dan
besar. Serabi berukuran kecil dijual dengan harga Rp500, ukuran sedang
Rp750 dan ukuran besar Rp1000. Berdasarkan catatan transaksi, hari
terakhir terjual 80 buah serabi ukuran kecil, 100 buah ukuran sedang dan 50
buah ukuran besar. Berapa rata-rata hitung harga setiap serabi!

24. Pusaka Bakery memproduksi ROTI UNYIL dalam satuan kilogram selama …
hari. Banyaknya produksi dan jumlah hari menghasilkan roti seperiti pada
tabel berikut:
214

Produksi roti Hari


71 – 80 6
81 – 90 9
91 – 100 13
101 – 110 15
111 – 120 20
121 – 130 12
131 – 140 10
141 – 150 5

Berapa rata-rata hitung, median dan modus produksi roti unyil?

25. Lima orang roomaid disediakan waktu delapan jam sehari untuk
membersihkan kamar-kamar tamu. Ternyata hasil kerjanya seperti berikut:
Rommaid Julah kamar
A 16
B 8
C 10
D 12
E 14

Berapa jam rata-rata roomaid membersihkan satu kamar (gunakan rata-rata


harmonik untuk menghitungnya)

26. Empat orang Karyawan bagian Purchasing RestoFAST® diberi tuga untuk
pengadaan daging ayam di Rumah Potong Hewan (RPH) daerah Cianjur,
Bogor dan Sukabumi. Setiap orang masing-masing membawa uang sebesar
Rp4.500.000,- Dengan berbekal uang yang sama, ternyata setiap orang
medapatkan kuantitas daging ayam yang berbeda; seperti berikut:
Karyawan Kg
Badriun 375
Maxtore 500
MasBokor 300
Bututi 450
215

a. Berapa rata-rata harmonik harga daging per kilogram yang telah


dibayarkan ?
b. Berapa rata-rata hitung harga daging yang telah dibayarkan?
c. Bandingkan kedua rata-rata di atas, apa komentar anda!

[D:\Statistics\Stat-06.doc; Last printed 08/09/2019 3:24:00]


216

6 ............................................................................................................................................................ 147
6.1 TINJAUAN UMUM .................................................................................................................. 148
6.2 RATA-RATA (MEAN) .............................................................................................................. 148
6.2.1 Rata-rata Hitung (Aritmethic Mean) ............................................................................ 149
6.2.2 Sifat-sifat Rata-rata Hitung .......................................................................................... 165
6.3 RATA-RATA UKUR (GEOMETRIC MEAN) ................................................................................ 167
6.3.1 Rata-rata Ukur Ungrouped Data ................................................................................. 167
6.3.2 Rata-rata Ukur untuk Data berkelompok ..................................................................... 168
6.3.3 Rata-rata Ukur (Geometric mean) untuk Pertumbuhan............................................... 171
6.4 RATA-RATA HARMONIK ........................................................................................................ 172
6.4.1 Rata-rata Harmonik untuk Ungrouped Data ............................................................... 172
6.4.2 Rata-rata Harmonik untuk Grouped Data ................................................................... 173
6.5 HUBUNGAN ANTARA KETIGA R ATA-RATA ........................................................................... 174
6.6 MEDIAN................................................................................................................................. 175
6.6.1 Median Data Tunggal................................................................................................... 175
6.6.2 Median Data Berkelompok (Grouped Data) ................................................................ 177
6.6.3 Karakteristik Median .................................................................................................... 180
6.7 MODUS .................................................................................................................................. 181
6.7.1 Modus Data Tunggal .................................................................................................... 181
6.7.2 Modus Data Berkelompok ............................................................................................ 182
6.7.3 Karakteristik Modus ..................................................................................................... 185
6.8 UKURAN LETAK/FRAKTIL ..................................................................................................... 185
6.8.1 Kuartil........................................................................................................................... 185
6.8.2 Desil.............................................................................................................................. 190
6.8.3 Persentil ........................................................................................................................ 194
6.9 HUBUNGAN ANTARA MEAN, MEDIAN DAN MODUS .............................................................. 199
6.10 ALAT BANTU KOMPUTER ...................................................................................................... 202
6.11 PENTING UNTUK DIINGAT ..................................................................................................... 204
6.12 PERTANYAAN UNTUK LATIHAN ............................................................................................ 205

Anda mungkin juga menyukai