Anda di halaman 1dari 21

Kuliah 2

Pemikiran Ekonomi pada masa Rasulullah SAW


Sejarah Ekonomi Islam
Ekonomi Islam pada hakikatnya bukanlah sebuah ilmu dari sikap
reaksioner terhadap fenomena ekonomi konvensional. Awal
keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di muka bumi ini,
karena ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Islam sebagai sistem hidup. Islam yang diyakini sebagai jalan atau
konsep hidup tentu melingkupi ekonomi sebagais alah satu aktivitas
hidup manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi Islam merupakan
aktivitas agama atau ibadah
Kepemimpinan
• Segala kebijakan Rasulullah saw dalam memimpin pemerintahan
selalu berpegangan pada wahyu Allah swt. Namun Rasulullah saw
tidak segan-segan betanya menganai masalah- masalah tertentu pada
para sahabat- sahabatnya. Allah swt memerintahkan kapada Rasulnya
untuk bertukar pikiran dengan orang- orang beriman dalam urusan
mereka kalau semua diptuskan oleh Allah swt, maka tidak ada
gunanya beliau berfikir. Rasulullah saw wafat pada hari senin pagi, 12
Rabiul awwal atau 8 juni 632 M, dalam usia 63 tahun. Setelah
wafatnya Rasulullah saw, selanjutnya pemimpin pemrintahan
dilanjutkan oleh khulafaurrasyidin.
Sumber Pemikiran
1. Al-Qur’an
Sumber Pemikir

2.Assunah/Hadist, to be accepted (Abu Yusuf, the medieval jurist):

To ensure accuracy of Al-Hadist, the compiler relied on the method colled isnad
Jurisprudence
1. Ijma’
2.Qiyar
Perekonomian di Masa Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW lahir Senin 12 Rabi’ul awal, 20 April 571M, mendapat wahyu pada usia 40th.
• Mekkah –
• masyarakat Muslim belum sempat membangun perekonomian; perjuangan & mempertahankan diri
dari intimidasi kaum Quraisy
• Madinah; Ajaran Islam yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat banyak yang turun di
Madinah,
• perekonomian sederhana – prinsip2 dasar ekonomi
• Komitmen thdp etika dan norma (syariah Islam)
• Baitul Maal; Institusi pengelola keuangan Negara - kesejahteraan masyarakat, masa ini berada di
Masjid Nabawi yang ketika itu digunakan sebagai kantor pusat negara, sekaligus berfungsi sebagai
tempat tinggal Rasulullah
• Muzaraah, mudharabah, musaqah
• Pemasukan Negara; zakat dan ushr, Sadaqah & Ghanimah Rikaz, amwal fadhla, wakaf, nawaib, Jizyah
Periodisasi Sejarah Pemikiran
Ekonomi Islam:

Periodisasi perkembangan pemikiran Ekonomi Islam


didasarkan atas berkembangnya Islam dari jaman nabi
kemudian kekhalifahan. Dirintis oleh Rosul Muhammad
SAW, kemudian berkembang hingga runtuhnya khalifah
terakhir di Turki pada tahun 1924. 1.Masa Wahyu
2.Masa Ekspansi
3.Masa Ijtihad
4.Masa Stagnasi
5.Masa Kebangkitan :
• Tahap komparasi
• Tahap konseptualisasi
• Tahap Institusinalisasi
• Tahap Evaluasi, dan Pengembangan
Masa Wahyu (611 M – 633 M)
• Al-Qur’an dan sunah merupakan sumber utama ajaran
Islam. Al-Qur’an diturunkan secara bertahap selama 22
tahun, 2 bulan, 22 hari.
• Fase perjalanan umat muslim pada masa wahyu secara
umum dibagi dua yakni yakni periode Makkah dan periode
Madinah.
• Sebagai subsistem dari seluruh sistem Islam, masalah
ekonomi dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunah dalam tiga
pola yakni paradigma, prinsip umum dan rincian sistem.
Masa Baginda Rasulullah
• Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullh saw
bersabda, “kemiskinan membawa orang kepada kekafiran”.
Maka upaya untuk mengentas kemiskinan merupakan bagian
dari kebijakan-kebijakan sosial yang dikeluarkan Rasulullah saw.
• Rasulullah saw mengadopsi praktik yang lebih manusiawi
terhadap tanah pertanian yang ditaklukan sebagai fay’ atau
tanah dengan pemilikan umum. Tanah-tanah ini dibiarkan
dimiliki oleh pemilik dan menanam asal membayara zakat
• Berbeda dari praktek kekaisaran Romawi dan Persia yang
memisah-misahkan tanah-tanah ini dari pemiliknya dan
membagikannya buat para elit militernya dan para prajurit.
Semua tanah yang dihadiahkan kepeda Rasulullah saw (iqta’)
relatif lebih kecil jumlahnya dan terdiri dari tanah-tanah yng
tidak bertuan (baca: sirah nabawiyah)
Masa Ekspansi
(633 M – 850 M/…Abad 2 H)
• Khalifah pertama adalah Abu Bakar (633-634). Ketika Umar bin
Khatab menjadi khalifah (634-644), seluruh wilayah Syam berhasil
bebas dari Romawi. Kemudian sebagian besar wilayah Persi, Irak,
Mesir juga menjadi wilayah muslim. Perkembangan ini terus
berlanjut pada masa Usman bin Affan, sehingga kaum muslim
berhasil mengontrol seluruh wilayah Persia, dari Irak hingga wilayah
Asia Tengah dan Perbatasan Asia Selatan, seluruh wilayah
subordinat Romawi dari Syam hingga Mesir dan beberapa wilayah
Afrika, serta beberapa wilayah Afrika Utara.
• Penguasaan atas wilayah yang sangat luas menimbulkan masalah
baru, baik dalam bidang politik dan keamanan, ekonomi, dan
keuangan maupun dalam bidang pendidikan dan dakwah serta
pelayanan sosial.
Perekonomian di Masa Rasulullah
Mekah
Masyarakat Muslim belum sempat membangun perekonomian; perjuangan &
mempertahankan diri dari intimidasi kaum Quraisy
Medinah
• perekonomian sederhana – prinsip2 dasar ekonomiKomitmen thdp etika dan
norma (syariah Islam)
• Mata pencaharian:berdagang, bertani dan berkebun
• Peranan pasar, al Hisbah, dan Baitul Maal dalam perekonomian
• APBN pada masa Rasulullah SAW
Kebijakan Fiskal
• Unsur-unsur kebijakan fiskal pada masa pemerintahan Rasulullah saw
Melihat kondisi yang tidak menentu seperti ini, maka Rasulullah saw
malakukan upya-upaya yang dikenal dengan kebijakan fiskal . baliau
sebagai pemimpin di madinah yaitu dengan melakukan unsure-unsur
ekonomi. Diantaranya adalah sebagai berikut :
• Sistem ekonomi. Sistem ekonomi yang diterapkan Rasulullah saw
berakar dari prinsip-prinsip qur’ani. Prinsip islam yang paling
mendasar yaitu kekuasaan tertinggi hanya milik Allah semata dan
setiap manusia diciptakan sebagai khalifahnya di muka bumi.
Keuangan Negara
• Pada tahun awal sejak dideklarasi sebagai Negara, Madinah hampir tidak
memiliki sumber pendapatan ataupun pengeluaran Negara. Seluruh tugas
Negara dilkukan secara gotong royong dan sukarela. Rasulullah saw sendiri
adalah seorang kepala Negara yang juga merangkap sebagai ketua
mahkamah agung, mufti besar, panglima perang tertinggi, serta
penanggung jawab administrasi Negara. Ia tidak memperoleh gaji dari
Negara maupun masyarakat, kecuali hadiah-hadiah kecil pada umumnya
berupa bahan makanan. Dan pada masa itu juga belum ada tentara dalam
bentuk formal maupun tetap. Setiap muslim yang memiliki fisik yang kuat
dan mampu berperang bisa menjadi tentara. Mereka tidak memperoleh
gaji tetap diperbolehkan mendapat harta dari hasil rampasan perang,
seperti senjata, kuda, unta, dan barang-barang bergerak lainya.
Prinsip pokok tentang kebijakan ekonomi islam
yang dijelaskan Al- Qur'an sebagai berikut :
1. Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah swt.
2. Manusia hanyalah khalifah Allah swt di muka bumi.
3. Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah atas rahmat Allah
swt, oleh karena itu, manusia yang kurang beruntung mempunyai hak
atas sebagian kekayaan yang dimiliki saudaranya.
4. Kekayaan harus diputar dan tidak boleh ditimbun.
5. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya, termasuk riba harus
dihilangkan.
6. Menetapkan system warisan sebagai media redistribusi kekayaan yang
dapat melegimitasi berbagai konflik individu.
7. Menghilangkan jurang pemisah antara golongan miskin dan kaya.
Sumber Pendapatan
Sumber-sumber Pendapatan pada Masa Rasulullah saw
Dari kaum Muslim
Dari kaum nonmuslim
Umum
Pendapatan Primer
• Zakat dan Ushr, jizyah, kharaj
Pendapatan Sekunder
• Wakaf, Pinjaman dari kaum muslim atau nonmuslim, Uang tebusan, Khums,
Ghanimah, Shadaqah lain, seperti qurban, kafarat, Amwal fadhila, Hadiah dari
pemimpin atau pemerintah negara lain
Definisi:
• Zakat: harta yang diambil dari kaum muslimin yang telah mencapai nisab
(Q.S. Ali-Imran:92; Q.S. At-Taubah:60)
• Ghanimah: harta rampasan perang yang bergerak; seperti uang, kendaraan dan
senjata, yang diperoleh oleh orang musrik atau kafir melali perang. (Q.S. Al-
Anfal:41)
• Kharaj: harta tidak bergerak sperti tanah dan bangunan yang diperoleh dari
orang non muslim baik dengan cara perang atau perjanjian damai.
• Jizyah: pajak yang ditarik dari orang yang non muslim yang hidup diwilayah
Islam dengan mendapat jaminan keamanan
• Usyur: pajak yang ditarik dari penggunaan jasa lalulintas perdagangan di
wilayah-wilayah Islam.
• Amwal Fadhla: harta yang berasal dari harta benda kaum Muslimin yang
meninggal tanpa ahli waris atau harta seorang Muslim yang murtad dan pergi
meninggalkan Negaranya.
• Nawaib : pajak khusus yang dibebankan kepada kaum Muslimin yang kaya
raya dalam rangka menutupi pengeluaran Negara selama masa darurat
• Khums: atau rikaz adalah harta karun
• Fay’i: pendapatan negara selain zakat
Pengeluaran
• Primer :
- pembiayaan pertahanan, seperti persenjataan, unta, kuda, dan persediaan.
- Pembiayaan gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muadzin, dan pejabat
Negara lainya.
- Pembayaran upah kepada para sukarelawan.
- Pembayaran utang Negara.
• Sekunder:
- Bantuan untuk orang belajar agama di madinah.
- Hiburan untuk delegasi keagamaan.
- Hiburan untuk para utusan suku dan Negara serta biaya perjalanan mereka.
- Pembayaran utang untuk orang yang meninggal dalam keadaan miskin.
- Pembayaran tunjangan untuk sanak saudara Rasulullah saw.
Sumber
1. Buku 2 dan Buku 2, lihat RPS
2. Binti Nur Asiyah, Miftahuddin.

Anda mungkin juga menyukai