TTL : REMBANG, 25 DESEMBER 2001 SEKOLAH : SMK NEGERI 1 REMBANG ALAMAT : SALE, REMBANG, JAWA TENGAH KELAS : XI DPIB B (Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan) NO.TLP : 085865323317 EMAIL : finafiluntsa@gmail.com PEKERJAAN ORTU AYAH : WIRAUSAHA IBU : Ibu Rumah Tangga HOBI : DRAFTING PENGALAMAN ORGANISASI 1). Anggota Dewan Galang MTsN Sale 2015-2016 2). Anggota OSIS MTsN Sale 2014-2015 3). Anggota OSIS SMK N 1 REMBANG 2017-2018 4). Wakil ketua SISPALA SMK N 1 REMBANG 2018 PRESTASI SISWA 1). LOMBA LT II (JUARA 3) 2). LOMBA KHOT KALIGRAFI JUARA 1 3) LOMBA CATUR PUTRI JUARA 1 4) PARAREL 1 KEJURUHAN CITA-CITA : ARSITEKTUR Belajar membatik khas dayak. Halo teman teman, Perkenalkan namaku Fina Fil Untsa, aku salah satu peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Jawa Tengah tahun 2018. Dalam program Siswa Mengenal Nusantara ini, aku berkesempatan mewakili daerah tempatku tinggal. Yaitu Kabupaten Rembang. Aku masih duduk di bangku kelas XI SMK NEGERI 1 REMBANG dalam paket keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan. Aktifitas sehari-hari saya cukup melelahkan. Antara tugas sekolah dan organisasi keduanya berjalan beriringan. Hampir setiap hari selalu berada di sekolah. Namun, dengan rasa ikhlas dan ikhtiar, semua yang saya lakukan sehari-hari itu mendatangkan manfaat yang tiada tandingnya. Tak jauh dari restu orang tua dan juga Ridho Allah SWT. Alhamdulillah, saya merasakan segala pertolongan dan kenikmatan dari Sang Pencipta yang teramat luar biasa. Dengan segala upaya, tibalah masa dimana keyakinanku di cabik-cabik. Antara percaya dan tidak, saya dipilih oleh Koordinator BK dan WKS 2 di sekolahanku untuk mengikuti seleksi program Siswa Mengenal Nusantara tahun 2018 yang di selenggarakan di AllStay Hotels Semarang. Rasa bersyukur dan tak percaya saling bersautan. Keduanya membentuk suatu konspirasi yang membanggakan. Sekitar dua hari sebelum proses seleksi, saya menyiapkan segala macam berkas untuk memenuhi persyaratan seleksi. Dan tiba saatnya waktu seleksi, tepat pukul 10.00 WIB, giliranku untuk mengikuti tes wawancara dengan pihak BUMN. Disitu saya ditanyai berbagai pengetahuan tentang budaya, kuliner khas daerahku, pengetahuan tentang BUMN, dan masih banyak lagi. Dengan rasa optimis dan selalu berdoa, akhirnya tahap pengumuman tiba. Entah doa apa yang saya panjatkan kala itu. Yang penting dalam lubuk hatiku selalu berucap agar aku bisa ternominasi. Dan Alhamdulillah dari 38 peserta yang lolos, saya berada di urutan nomor 24. Otomatis saya telah lolos seleksi. Makin tak dapat di percaya lagi, perasaan syukur, haru, bangga, dan tak percaya semakin merombak perasaanku. Dengan segera saya menghubungi orang tua dan guruku di Rembang. Dengan segala syukur, orang tua dan guruku merasa lega karena saya bisa lolos seleksi. Yeayyy Alhamdulillah YaRobb. Setelah seminggu selepas tahap seleksi, tiba masanya kami ber-38 berkumpul kembali ke AllStay Hotels Semarang untuk mengikuti proses pembekalan selama dua hari. Dan dilanjutkan dengan pemberangkatan selama sehari, dan berada di provinsi tujuan selama satu minggu, Kalimantan Barat (Pontianak) tepatnya. Kalau ditanya mengenai keseruan selama program siswa mngenal nusantara, tak akan ada masa untuk bisa menjelaskannya. Karena, keseruan dan kebersamaan kami tidak pernah bisa di definisikan. Intinya kami ber-38 merasa sangat bersyukur dan patut berterimakasih kepada BUMN yang telah menyelenggarakan program ini sebagai program tahunan, yang telah dilaksanakan sejak tahun 2015 silam. Yahh..mau berkata bagaimana lagi, dalam waktu sesingkat itu. Kami sudah merasakan dampak positifnya yang sangat besar. Belum lagi ditambah momen saat kita berangkat ke Pontianak, dan pastinya tambah mengesankan lagi. Setelah dua hari pembekalan, hari yang kami nanti nantikan akhirnya tiba,kami di berangkatkan dari Bandara Ahmad Yani pada jam 11.30 WIB. Saat posesi lepas landas, hatiku merasa dag dig dug derr tak kunjung reda perasaan ini. Dan setelah beberapa lama, semua terasa menyenangkan, hingga saya menganggap sedang berada di sebuah wahana terbang sesaat hehehe. Maklumlah, itu baru pertama kalinya saya naik pesawat. Alhamdulillah berkat program BUMN, saya bisa naik pesawat juga. Dan itu sudagh menjadi impianku sejak kecil. Setelah satu jam perjalanan, akhirnya kami tiba di salah satu bandara yang ada di Pontianak, yaitu Bandara Supadio. Kamipun segera melanjutkan perjalanan ke Wisma BPSDM Pontianak untuk bermalam disana. Hampir dua hari dua malam kami berada disana. Setelah itu, kami mengikuti proses edukasi di Kodam 12 Tanjungpura bersama bapak bapak TNI disana. Yang paling berkesan saat berada di Kodam yaitu tempat tidur dan kamar mandinya. “BARAK” atau tempat tidur militer yang berjejeran berdampingan, membuat situasi semakin mencengangkan. Dan tak disangka lagi, kami tidur di barak tersebut. Dan juga kamar mandi khas militer. Satu bilik kamar mandi terdapat bak air besar panjang berisikan air, untuk bisa dipergunakan mandi bersama,hehehe disitulah kesan yang sangat menarik bagiku. Dengan adanya tempat tidur yang bersama, dan kamar mandi yang bersama tersebut, itu bukanlah hal yang tabu untuk di deceritakan. Dengan kebersamaan tersebutlah yang membuat kami saling akrab dan merasa nyaman. Dua hari satu malam kami berada di Kodam, dan kamipun kembali ke BPSDM untuk berbenah, karena kami akan pindah lokasi penginapan di Merpati Hotels Pontianak. Hari demi hari kami berusaha menggayengkan Borneo Si Khatulistiwa dengan seruan yel-yel dan semangat kami yang bergelora. Tak hanya itu,kami merasa seperti tamu kehormatan saat bisa upacara pada hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73 bersama Walikota Pontianak. Disana kami sangat disanjung dan di prioritaskan. Berbagai alunan lagu nasional dan lagu-lagu perjuangan di kumandangkan. Ada banyak rundown yang terpapar setiap hari, dengan adanya jadwal tersebut agenda kita semakin terstruktur dan menarik. Berbagai budaya lokal khas Kalimantan satu persatu kami pelajari. Mulai dari rumah adatnya (Rumah Radakng), hasil alamnya (Kayu Belian/Ulin, Aloevera, dan Anggreknya), dan juga makanan khas dari Kalimantan Barat yang identik agak pedas. Kalimantan dengan Khatulistiwanya, juga menyimpan berbagai misteri. Dari adat, tempat, dan agama. Semuanya memiliki filosofi yang patut dikuak. Salah satunya Sungai Kapuas. Sungai terpanjang di Indonesia ini membentang mengelilingi Kalimantan hingga ke sudut Malaysia. Konon katanya, selepas meminum air dari sungai Kapuas, pasti mereka akan kembali lagi ke Pontianak. Dan mitos tersebut saya aminkan bersama rekan rekan saya, hehehe. Dan pengalaman yang tak terlupakan pula, saya dan rekan rekan saya bisa menyebrangi Sungai Kapuas dengan bermodalkan sebuah prahu kecil yang di patok bajetnya seharga Rp.2000,00. Dengan harga yang ekonomis tersebut, kami langsung tergiur dan mencobanya. Ternyata ada sensasi tersendiri bisa menyebrangi sungai Kapuas. Terlepas dari Sungai Kapuas, kami beranjak mengelilingi Pontianak, dengan agenda menjelajahi 6 tempat ibadah terbesar yang ada disana. Salah satunya Masjid Al-Mujahiddin, Gereja GKKB Pontianak, St.Joseph’s Sammupada Borneo, Pura Gripati Mulawarman, Wihara Vajra Bumi Kertayuga, dan Maha Vihara Meitreya. Pertama mendengar kata Kalimantan, langsung terbesit di fikiran tentang Khatulistiwa. Katulistiwa atau biasa dikenal di dunia dengan garis equator ini. Terbentang dari lintang utara ke selatan dunia. Garis ini membelah secara khayal bumi. Yang dimana Kalimantan merupakan salah satu daerah di Indonesia yang dilalui oleh garis lintang nol derajat (0⁰) dunia. Dalam sebuah hal pengesahan dan pengakuan. Dibuatlah sebuah Tugu Khatulistiwa yang menjadikan bukti otentik. Alhamdulillah kami di izinkan oleh pihak BUMN untuk mengunjungi Tugu Khatulistiwa, dan disana kami belajar banyak tentang sejarah Tugu Khatulistiwa. Hari demi hari, momen demi momen, agenda demi agenda. Tak kusangka aku benar-benar melalui 7 hariku bersama dengan teman-teman yang berbeda daerah. Mereka bukanlah sekumpulan orang yang tanpa berkesibukan. Awal mula bertemu saja, kita sangat mudah berinteraksi satu sama lain. Yang paling berkesan yaitu pada saat pembekalan, dan kita diajarkan sebuah tarian khas Jawa Tengah yaitu Tari Warak Dugder. Kami sangat antusias dalam mempelajari tarian tersebut. Tak ada 3 jam lamanya. Tarian tersebut kita pelajari dan di tampilkan kepada seluruh tamu undangan dan juga teman-temanku dari Kalimantan Barat kala itu. Dan tak lupa, pada saat di malam terakhir kita, kita juga di targetnya menampilkan tarian khas dayak dan berkolaborasi dengan tarian khas Jawa Tengah. Dan lagi-lagi, tak sampai 2 jam kita berlatih, tarian tersebut langsung kita tampilkan kepada tamu undangan saat closing event. Tapi, Alhamdulillah berkat kerja keras dan kekompakan kami bisa menyembahkan pertunjukan yang amat sangat luar biasa tersebut. Hingga berada pada titik puncak, berawal dari pertemuan, pasti berakhir dengan perpisahan. Itulah yang saya rasakan ketika mengikuti program SMN in. selama 7 hari berada di Kalbar kita sudah merasa menjadi saudara sendiri. Tempat berbagi kesah dan senang. Kala itu, panitia membuat video tentang kegiatan sehari-hari kami semasa disana. Kami semua tertawa dan bangga bisa di dokumentasikan. Namun, ketika sudah di akhir acara, beberapa teman-temanku sudah mulai menangis. Saya tahu inilah waktunya untuk berpisah. Sesekali saya berusaha untuk menahan air mata saya, namun apalah daya. Rasa sayangku kepada mereka sangatlah besar, tak dapat di definisikan. Hingga akhirnya saya dan teman-teman larut dalam banjir air mata. Betapa bangganya menjadi bagian dari SMN 2018 ini. Dari sini aku jadi lebih mengerti apa itu arti solidaritas, kesabaran, dan perbedaan yang sesungguhnya. Kuatkanlah langkahmu teman-temanku dan yakinlah hatimu bahwa hari esok pasti akan lebih cerah, dimana kamu akan berusaha menggapai semua impian-impianmu. Sekarang kita semua terpisah, dan suatu saat nanti pasti kita akan bertemu lagi. Lanjutkanlah perjuanganmu dan raihlah impian- impianmu yang selama ini selalu kamu ceritakan kepadaku. Kita harapan bangsa yang akan melanjutkan semua ini di masa yang akan dating. Kita saudara dari Rahim ibu pertiwi. KITA INDONESIA!! Terimakasih BUMN, BUMN hadir untuk negeri...