BUTA WARNA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4B
NAMA NIM
THANIA FATHIMAH AZ ZAHRA 1907026003
ARNI ROSITA 1907026006
PUTRI ANNISA PUJI LESTARI 1908026027
RAMA ZULVIKAR 1907026028
MUHAMMAD SATRIA PAMUNGKAS 1907026033
AN NISSA FALAQ QURRAHMAH 1907026048
4.1 Pembahasan
Tabel 4.1 Data hasil tes buta warna
Jenis Kelamin
No. Nama Umur Hasil Tes
(L/P)
1. Mukhlis 31 L Normal
4. Valentinus 20 L Normal
9. Marhani 35 P Normal
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi pustaka disimpulkan bahwa buta warna merupakan
kelainan genetik sex-linked yang dibawa oleh kromosom X sehingga
mayoritas penderita buta warna ialah laki-laki. Buta warna tidak tergolong
sebagai kelainan fatal yang membahayakan dengan pewarisan sifat terpaut
seks. Pada anak perempuan yang mengalami buta warna kemungkinan
dilahirkan oleh seorang ibu yang carrier atau membawa gen buta warna dan
seorang ayah yang buta warna. Buta warna dapat bersifat diwariskan sehingga
tidak dapat disembuhkan serta tidak progresif atau bersifat statis dengan
keadaan yang tetap tanpa adanya perubahan.
Berdasarkan hasil studi pustaka disimpulkan bahwa jenis-jenis buta warna
pada manusia terbagi menjadi beberapa jenis. Pertama, trikromatik yaitu suatu
keadaan dimana masih terdapat 3 pigmen kerucut yang berfungsi, akan tetapi
interpretasi warna yang dihasilkan berbeda dengan orang yang berpenglihatan
normal. Kedua dikromatik, suatu keadaan dimana hanya terdapat 2 pigmen
kerucut. Lalu yang terakhir monokromatik atau lebih dikenal dengan istilah
buta warna total disebabkan karena hanya memiliki 1 pigmen sel kerucut
dengan 2 pigmen lainnya dalam keadaan rusak. Hal ini menyebabkan
seseorang yang mengalaminya hanya dapat membedakan semua warna
menjadi hitam dan putih.
Berdasarkan hasil studi pustaka disimpulkan bahwa buta warna merupakan
kelainan genetik sex-linked yang dibawa oleh kromosom X sehingga
mayoritas penderita buta warna ialah laki-laki.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya dapat digunakan metode lain seperti
metode Colour Gradation atau metode Farnsworth sebagai parameter
pembanding, agar hasil yang didapat bisa lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Sofiar et al,. 2012. Instrumen pengujian Buta warna Otomatis. Jurnal
Ilmiah Elite Elektro. 3(1): 15-22
Ardiyan, Riski. 2019. Aplikasi Tes Buta Warna dengan Metode Ishihara Metode
Colour Gradation dan Metode Farnsworth. Jurnal Sisten dan Teknologi
Informasi. 7 (4): 250-256.
Artadana, Ida Bagus Made dan Savitri, Wina Dian. 2018. Dasar-dasar Genetika
Mendel dan Pengembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Campbell, Neil A., et al. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga
Dhika, Randy Viyata et al,. 2014. Aplikasi Test Buta Warna Dengan Metode
Ishihara Pada Smarthphone Android. Jurnal Pseudocode. 7(1): 51-59
Kartika dkk. 2014. Patofisiologi dan Diagnosis Buta Warna. Cermin Dunia
Kedokteran. 41 (4): 268-271
Kurnia, Rahmadi. 2009. Penentuan Tingkat Buta Warna Berbasis HIS pada Citra
Ishihara. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. ISSN: 1907-5022
Kurniadi, D., Fauzi, M. M., dan Mulyani, A. 2016. Aplikasi Simulasi Tes Buta
Warna Berbasis Android Menggunakan Metode Ishihara. Jurnal Algoritma.
13(2):451-456.
National Eye Institute. 2015. Facts about Color Blindness.
www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases-/color-
blindness (diakses tanggal 12 Desember 2020).
Widianingsih, Ratri. 2010. Aplikasi Tes Buta Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis
Komputer. Jurnal Informatika Mulawarman. 5 (1): 36-41.