Anda di halaman 1dari 20

Makalah Keperawatan Jiwa

Di Susun Oleh:

Nama : Mirnawati Saputri

Nim : 181111029

Kelas : Keperawatan A

Semeter : V (Lima)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah ,Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah dengan mata kuliah
Keperawatan jiwa yang membahas tentang Konsep recovery . Makalah ini kami buat dalam
rangka memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa

Penyusunan makalah ini tidak berniat mengubah materi yang sudah tersusun. Namun,
hanya lebih pendekatan pada studi dan pemahaman tentang yang sama dari berbagai macam
referensi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi kita semua untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.

Kupang, 2 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Tujuan..................................................................................................................................5
1.3 Manfaat................................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................6
2.1 A. Pengertian Recovery...........................................................................................................6
B. Mental Health Recovery Model & The Recovery Model in Psychiatric Nursing...................7
C. Manfaat Dan Peran Perawat Pada Pemberian Terapi Pada Proses Penyembuhan..........8
D. Terapi Generalis........................................................................................................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................................................19
A. KESIMPULAN......................................................................................................................19
B. Saran...................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................20
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mental illness atau sakit jiwa merupakan kondisi gangguan secara medis
berkaitan dengan proses berpikir, suasana hati, kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, dan fungsi sehari-hari sebagai individu (National Alliance on mental illness,
2012). Sedangkan mental disorder atau gangguan mental menekankan pada
permasalahan yang lebih kompleks dari gangguan individu yakni gangguan dari luar
individu yang mempengaruhi individu seperti, keluarga, budaya, ekonomi dan
masyarakat. Penggunaan istilah gangguan mental saat ini sering digunakan karena lebih
menekankan pada upaya kesehatan mental mulai tahun 1600 yang merupakan upaya
penyembuhan, perawatan, dan pemeliharaan pada permasalahan gangguan mental
individu yang menyangkut permasalahan pribadi maupun diluar diri individu termasuk
keluarga dan masyarakat sekitar.

Ketika mendengar kata gangguan mental maka yang terbersit dalam pikiran
adalah penderitaan atau perilaku aneh. Pemikiran tersebut menjadi hal yang mudah
diterima karena penderita gangguan mental cenderung menampakan perilaku aneh yang
sulit diterima oleh akal sehat. Individu yang mengalami gangguan mental cenderung
sibuk dengan dirinya sendiri dan terkadang perkataan atau cara berpikirnya sulit
dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. Penggambaran kondisi yang sulit dipahami
ini menjadikan upaya untuk penyembuhan menjadi tidak mudah karena beberapa hal.
Dalam sejarah perkembangan psikologi abnormal, pada zaman demonology, orang
yang mengalami gangguan mental diyakini dipengaruhi oleh kuasa roh jahat atau setan.
Pemahaman menjadikan adanya stigma dalam masyarakat pula bahwa keberadaan
orang mengalami gangguan mental sulit atau bahkan tidak bisa sembuh. Disamping itu
berdasarkan hasil penelitian lintas budaya ditunjukan bahwa tingkat pemulihan penyakit
mental parah jauh lebih berhasil di Negara-negara berkembang dibandingkan Negara
maju karena adanya pandangan yang lebih optimis terhadap upaya-upaya pemulihan
melalui pendekatan holistik.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian recovery
2. Untuk mengetahui tentang konsep recovery
3. Untuk mengetahui tentang mental health recovery model & the recovery model in
psychiatric nursing
4. Untuk mengetahui apa manfaat dan bagaimana peran perawat pada pemberian
terapi pada proses penyembuhan
1.3 Manfaat
1. Untuk memahami konsep recovery dari gangguan jiwa
2. Sebagai bahan referensi dalam proses pembelajaran
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan asuhan keperawatan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 A. Pengertian Recovery
Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan secara
individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang memuaskan serta
produktif. Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan
dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya (Stuart,
2013). Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup,bekerja,
belajar dan berpartis ipas i s ecara penuh dalam komunitas nya. Recovery
berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan (Stuart 2013).
Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery
yangberpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery
didefinisikanoleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa
dan orang-orang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, 2010).
Individu menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan
sebagai rehabilitasi, yangmerupakan proses menolong seseorang kembali kepada level
fungsi tertinggi yang dapatdicapai. Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan
pelayanan sosial, edukasi, okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada
pemulihan jangka panjang dan memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013) Sejumlah
praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan pemulihan meliputi :
tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen
danpemulihan penyakit, tritmen terintegras i untuk mendampingi kejadian
berulang gangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen
pengobatan.Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi
bekerja dengan timtritmen multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog, pekerja
sosial, konselor, terapisokupasi, pakar konsumen dan teman sejawat,manajer kasus,
pengacara keluarga, pakar pengambil kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan
perawat untuk berfokus pda tiga elemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas (Stuart,
2013)
B. Mental Health Recovery Model & The Recovery Model in Psychiatric Nursing
Selama ini kita mengetahui bahwa recovery sama halnya dengan kembali sehat atau
sembuh terhadap suatu penyakit, tetapi dalam kesehatan jiwa kita sepakati
bahwarecovery memiliki arti yang berbeda. Recover Model pada kesehatan jiwa tidak
berfokuspada pengobatan, tetapi sebagai gantinya lebih menekankan dapat hidup
beradaptasidengan sakit jiwa yang sifatnya kronis. Pada model ini lebih
menekankan kepada hubungan sosial, pemberdayaan, strategi koping, dan makna hidup.
(Varcarolis 2013) menciptakan teori bahwa pentingnya hubungan interpersonal
terapeutik, model recovery berubah dari hubungan nurse-patient menjadi nurse-partner.
Berdasarkan penelitian menyatakan pentingnya meningkatkan peran individu dan
keluarga dalam proses recovery.(Varcarolis 2013) menegaskan perawat jiwa harus
mengajarkan tenaga kesehatan lain tentang konsep recovery dan menyarankan cara
memberdayakan pasien dan memajukan proses recovery.
Models, Theories And Therapies In Current Practice
No Theoriest Model/Theory Focus of Nursing
1. Dorothy Johnson Behavioral system membantu pasien kembali pada
keadaan seimbang ketika mengalami
stress melalui pengurangan atau
menghilangkan sumber stress dan
mendukung proses adaptif (Johnson,
1980)
2 Imogene King Goal attainment Membangun hubungan interpersonal
dan membantu pasien untuk mencapai
tujuannya berdasarkan perannya dalam
konteks social (King, 1981)
3 Betty Neuman System Model Membangun hubungan perawat-pasien
untuk membantu menghadapi respon
stress (1982)
4 Dorothes Orem Self-Care Deficit Mengatasi deficit perawatan diri dan
mendorong pasien untuk terlibat secara
aktif pada perawatan diri mereka
(Orem, 2001)
5 Hildegard Peplau Interpersonal Relations Menggunakan hubungan interpersonal
sebagai alat terapeuitikuntuk
menyembuhkan dan mengurangi
kecemasan (Peplau, 1992)
6 Jean Watson Transpersonal Caring Caring merupakan prosedur dan tugas
penting membangun hubungan
perawat-pasien sehingga menghasilkan
therapeutic outcome (Watson, 2007)

C. Manfaat Dan Peran Perawat Pada Pemberian Terapi Pada Proses Penyembuhan
Pemberian terapi adalah berbagai pendekatan penanganan klien gangguan jiwa
yang bervariasi, yang bertujuan untuk mengubah perilaku klien dengan gangguan jiwa
dengan perilaku mal adaptifnya menjadi perilaku yang adaptif. Perawat sebagai terapis
berdasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan
dengan memberikan berbagai macam terapi generalis maupun spesialis. Dalam pemberian
terapi perawat sebagai terapis senantiasa berdasarkan pada potensi yang dia miliki dan
kondisi pasien yang menjadi titik tolak terapi atau peyembuhan.
Efektivitas terapi komplementer dan alternative (CAM) telah banyak dibuktikan
oleh klinisi yang merujuk klien ke pratisi CAM baik sebagai terapi tunggal ataupun terapi
tambahan dalam terapi konvensional. Terapi CAM dapat memberi dampak penting dalam
praktik keperawatan kesehatan jiwa. Terapi alternative telah banyak dirasakan bermanfaat,
aman, hemat biaya dan mudah dilaksanakan di tatanan kesehatan jiwa (Stuart, 2013).
Keperawatan termasuk dalam posisi yang ideal dalam memberikan perawatan
dengan menggabungkan banyak terapi CAM untuk mengatasi gejala yang dialami oleh
klien dengan gangguan jiwa. Disamping terapi CAM yang memberdayakan klien dapat
memperkuat hubungan antar perawat dan kien dalam meningkatkan proses pemulihan
(Stuart, 2013).

D. Terapi Generalis
1. Terapi Psikofarmakologi
Psikofarmakologi merupakan sebuah standar yang telah ditetapkan dalam
menangani penyakit-penyakit neurobiologis. Namun, obat tidak dapat berjalan sendiri
dalam menangani masalah personal, social, atau komponen lingkungan klien atau respon
terhadap penyakit. Kondisi-kondisi tersebut membutuhkan pendekatan yang terintegrasi
dan komprehensif dalam merawat individu dan gangguan jiwa.
Peran perawat dalam psikofarmakologi
a. Pengkajian klien
Pada proses kolaborasi pemberian obat sangat penting dilakukan pengkajian dasar
termasuk riwayat, kondisi fisik dan hasil laboratorium, evaluasi kesehatan jiwa,
pengkajian sosail budaya dan yang paling utama adalah riwayat pengobatan untuk
dilengkapi pada setiap klien sebelum diberikan pengobatan.
b. Koordinasi treatmen modalitas
Perawat memiliki peran penting dalam merancang program tritmen yang
komprehensif. Pilihan tritmen yang tepat pada setiap klien bersifat individu dan
merupakan gambaran dari rencana tritmen. Koordinasi dalam melakukan perawatan
merupakan tanggung jawab utama perawat yang bersama-sama dengan klien dalam
membina hubungan tera[iutik sebagai bagian dari team pelayanan kesehatan
c. Pemberian obat
Perawat memiliki peran penting terhadap pengalaman klien dalam mendapatkan
pengobatan psikofarmakologi. Pada beberapa pelayanan perawat bertugas
menentukan jadwal dosis berdasarkan dosis kebutuhan obat serta kebutuhan klien,
mengatur pemberian obat dan selalu waspada terhadap efek serta penangan obat.
d. Monitor efek obat
Perawat berperan penting dalam memantau efek obat psikofarmaka. Peran dalam
memantau efek obat seperti membuat standarisasi pengukuran efek obat terhadap
target gejala, mengevaluasi dan meminilisasi efek samping, mengatasi reaksi
berlawanan dan mencatat efek obat terhadap konsep diri klien, kepercayaan serta
keyakinannya terhadap perawatan.

2. Terapi Kejang Listrik


Terapi kejang listrik pertama kali dilakukan pada tahun 1938 sebagai tritmen untuk
klien skizofrenia, ketika diyakini bahwa klien epilepsy jarang mengalami skizofrenia, dan
dianggap bahwa pemberian kejang biasa menyembuhkan skizofrenia.
Terapi kejang listrik adalah pengobatan dengan pemberian kejang yang cukup berat
melalui alat yang diindukdi pada klien yang dibius dengan memberikan arus listrik melalui
elektroda yang dipasang pada klien (Manked, 2010).
ECT merupakan tritmen gangguan jiwa yang efektif dan umumnya dapat
ditoleransi dengan baik oleh klien. Dalam beberapa kasus, setelah program awal tritmen
sukses, pemeliharaan ECT ditambah dengan pemberian obat antidepresan, untuk bulan
pertama setelah remisi program remisi tritmen dilakukan seminggu sekali (APA, 2010).
Indikasi utama ECT adalah depresi berat (Weiner, 2011).
Peran perawat
Perawat kesehatan jiwa memiliki peran penting dalam melakukan ECT. Peran ini meliputi
tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi, dukungan emosi dan pendidikan. Asuhan
keperawatan diberikan kepada klien dan keluarga setelah dijelaskan bahwa ECT
merupakan plihan program tritmen.
Asuhan keperawatan sebelum prosedur tritmen, pemberian asuhan keperawatan ini
meliputi peninjauan kembali proses konsultasi, memastikan bahwa setiap kelainan hasil tes
laboratorium telah ditangani, memadai dan berfungsi. Asuhan keperawatan selama
prosedur klien harus dibawah ke ruangan tritmen, baik dengan berjalan kaki atau dibawah
dengan menggunakan kursi roda, didampingi seorang perawat dan dengan siapapun
klien ,merasa nyaman. Perawat harus tetap mendampingi klien selama pelaksanaan terapi
untuk memberikan dukungan pada klien. Asuhan keperawatan setelah prosedur, ruang
pemulihan harus berdekatan dengan ruang tritmen untuk memudahkan akses staf anastesi
keluar masuk dalam keadaan darurat. Setelah klien berada diruang pemulihan perawat
harus mengobservasi klien sampai benar-benar pulih.
3. Terapi tindakan pada keluarga
Tindakan pada keluarga merupakan terapi yang ditujukan untuk melibatkan
keluarga dan mendorong mereka menjadi peserta aktif dalam tritmen dan pemulihan,
sehingga meningkatkan keterampilan koping pada klien dan keluarga mereka. Peran
perawat dalam terapi keluarga yaitu mendorong hubungan keluarga yang sehat melalui
psikoedukasi, penguatan, kekuatan, konseling sportif, dan rujukan untuk terapi dan
dukungan perawat sudah dipersiapkan dengan baik untuk meningkatkan fungsi keluarga
dalam pengaturan klinis tradisional dan nontradisional.
Perawat harus mengintegrasikan teori berbasis keluarga dengan ilmu tindakan pada
keluarga dalam program klinis, memberikan dan mempromosikan tindakan pada keluarga
berbasis bukti dan advokasi untuk keluarga dan penggantian pihak ketiga untuk tindakan
pada keluarga.
 Advokasi keluarga merupakan model kerja dengan orang tua dan anggota
keluarga untuk membantu mereka bertindak sebagai advokat dengan dan
atas nama anggota keluarga yang memiliki ketidakmampuan
 Praktik yang berorientasi pada keluarga mengacu pada tindakan tertentu
pada keluarga dan kerangka konseptual yang lebih luas untuk tindakan
yang mengcakup asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga.
 Ilmu tindakan keluarga merupakan area keilmuan yang didefenisikan
dengan penelitian dalam mengubah perilaku keluarga.
4. Iktisas terapi kelompok
Kelompok menawarkan berbagai hubungan antara anggota keluarga karena stiap
anggota kelompok akan berinteraksi satu sama lain dengan pemimpin kelompok.
Anggota kelompok berasal dari berbagai latar belakang dan masing-masing memiliki
kesempatan untuk belajar dari orang lain diluar lingkungan sosialnya mereka
dihadapkan dengan rasa iri hati, daya Tarik, daya saing, dan banyak emosi lainnya dan
perasaan yang diungkapkan oleh orang lain (Yalom, 2011). Kelompok terapiutik
memiliki tujuan bersama yaitu kelompok memiliki tujuan kelompok untuk membantu
anggota yang secara konsisten terlibat dalam mengidentifikasi hubungan dekstruktif
dan mengubah perilaku maladaptive mereka.
5. Terapi spesialis
1. Guided imagery
Guided imagery merupakan program yang mengarahkan pikiran dengan
memandu imajinasi seseorang terhadap situasi santai, focus pada kondisi untuk
mengurangi stress dan meningkatkan kenyamanan serta suasana hati (Stuart,
2013). Klien menerima GI memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dan
tingkat depresi, ansietas dan stress yang lebih rendah dibandingkan dengan klien
yang tidak menerima GI (Apostolo, 2011). Selain itu teknik imagery telah
digunakan dalam berbagai kondisi dan populasi. Nyeri dan kanker adalah dua
kondisi dimana teknik imagery telah membantu baik pada orang dewasa ataupun
anak-anak (Lindquist, 2014).
2. Music intervention
Terapi musik digunakan dengan menerapkan usur-unsur penyeabuhan untuk
memenuhi kebutuhun spesifik pada individu. Di Amerika Serikat dan di seluruh
dunia, terapis musik bekerja di berbagai fasilitas dan perawatan kesehatan.
Meskipun terapis musik secara khusus dilatih untuk menggunakan musik dalam
berbagai cara terapi, ada banyak situasi di mana perawat dapat menerapkan
intervensi kedalam rencana perawatan pasien (Lindquist, 2014)
Musik dan proses fisiologis (detak jantung, tekanan darah , gelombang otak,
suhu tubuh, pencernaan, dan hormon adrenal) melibatkan irama dan getaran yang
terjadi secara rutin, berkala dan terdiri dari osilasi (Crowe, 2004 dalam Lindquist,
2014). Intervensi musik menberikan pasien/klien stimuls menghibur yang dapat
membangkitkan sensasi menyenangkan sambil memfokuskun perhatian individu ke
musik bukan pada pikiran stres, nyeri, ketidaknyamanan, atau rangsangan
lingkungan lainnya (Lindquist, 2014).
3. Humor
Psikoterapis Steven Sultanoff menjelaskan balıwa perbedaan utama antara
komedi-khub humor dan humor terapi. Tujuan dari menggunakan humor terapi
sebagai terapi komplementer hurus yang jelas untuk kepentingan klien utau pasien,
bukan untuk terapis'perawat sebagni kepuasan pribadi atau hanya untuk
kesenangan "(Steven Sultanoff. 2012 dalam Lindquist, 2014). Terapi Humor telah
didefinisikan sebagai setiaup intervensi yung asosiasi keschatan dan kesejahterian
dengan merangsang ekspresi. Intervensi ini dapat meningkatkan kesehatan, sehagai
terapi komplementer, memfasilitusi penyembuhan ataa mengatasi baik fisik, emosi,
kognitif, sosial, dan spiritual "(AATH, 2000 dalam Lindquist, 2014).
4. Yoga
Yoga merupakan kegiatan yang mengatur tubuh secara fisik dan emosional
dengan menggunakan berbagai posisi tubuh, latihan peregangan, control nafas dan
meditasi. Teknik pernapasan yang digunakan dalam yoga dapat berhubungan
dengan stimulasi saraf vagus dan menyeimhangkan sistem saraf otonom. Kegiatan
yoga dapat mengurangi agitasi dan aktivitas pada beberapa klien yang depresi saat
dia mengalami meditasi (Stuart, 2013)
Sebuah studi yang menunjukkan balwa yoga dua kali seminggu selama 8
minggu dibcrikan tritmen standar tintuik gangguan makan yang lebih bermanfaat
dalam mengarangi gejala gangguan makan yang tritmen standar saja. Setelah
selesai yoga. Klien mengalami sodikit raigsangan terhadap makanan dan cara
makan, sehingga hal ini menunjukkan kekuatan yoga dalam pikiran dan tidak
terokupasi pemikiran obsesif patologis (Stuart, 2013).

5. Bicfertock
Biofeedhack merupakan suatu tindakan dimana respon fisiologis, fieperti
detak jantung, hantaran kulit, suhu kulit, dan aktivasi otot dipantau dengan tujuan
mengajarkan klien untuk secara sadar mengatur proses tersebut. EEG Biofeedback
dikenal juga sebagai neuroterapi / neurofeedback adalah biofeedback tertentu yang
menstransmisikan sinyal electroencephalogram (EEG) dan memberikan informasi
tentang aktivitas neuron di korteks serebral. Melalui pengkondisian operan atau
belajar, klien menggunakan informasi tentang otak untuk mengubah atau
meningkatkan fungsinya (Stuart, 2013).
Perawat profesional ideal untuk memberikan biofeedback karena
pengetahuannya tentang fisiologi, psikologi, keschatan dan penyakit di negaranya.
Perawat menggunakan biofeedback harus disertifikasi oleh Sertifikasi Biofeedback
International Alliance (BCIA, www.bcia.org), yang menawarkan sertifikasi dalam
hiofeedback umum, neurofeedback, dan biofeedhack disfungsi otot panggul
(Lindquist, 2014).

6. Meditasi
Meditasi kesadaran (Mindifulness kesadaran) mengajarkan klien berfokus
pada pengalaman mereka. Klien diajarkan untuk menyadari sensasi, pikiran dan
perasaan yang dialami saat ini yang bertujuan untuk memungkin diri mengamati
pengalaman membuat tujuan, tidak menghakimi, serta menerima cara dan
menemukan sifat yang lebih dari pengalaman (Tusaie dan Edds, 2009 dalam Stuart,
2013).
Praktik meditasi harus diawasi pada klien dengan masalah kesehatan jiwa
tertentu karena terapi ini memiliki potensi untuk menginduksi tingkat kesadaran
tertentu. Pendekatan meditasi yang berbeda dapat menghasilkan efek yang
merangsang yang dapat membangkitkan mania pada klien bipolar (Stuart, 2013).
7. Prayer
Stabile (2013) mendefinisikan doa sebagai komunikasi antara manusia dan
Tuhan, komunikasi timbal balik yang termasuk berbicara kepada Tuhan (Lindquist,
2014). Banziger, Van Uden, dan Janssen (2008) mencatat bahwa orang dapat
melihat doa sebagai kerjasama.
Dengan Tuhan di mana mereka berada dalam kontak dan persekutuan
dengan Tuhan. Doa dapat dilakukan secara individu, dalam suatu kelompok, atau
sebagai bagian dari iman atau komunitas agama (Lindquist, 2014). Beberapa
penelitian telah mendokumentasikan kebaikan sebagai strategi koping. Dari
tinjauan studi tentang doa, Holywell dan Walker (2009) menyimpulkan bahwa doa
adalah strategi koping yang membantu untuk menengahi antara agama dan
kesejahteraan (Lindquist, 2014).
Perawat dapat menanyakan apakah pasien ingin perawat untuk bergabung
dengan mereka dalam doa, Membaca kitab suci atau membaca dari kitab suci
adalah salah satu cara untuk berdoa dengan seseorang. Perawat dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk berdoa: bermain musik meditasi, mencegah
interupsi, dan buku atau perlengkapan yang dibutuhkan bagi orang untuk berdoa
seperti yarmulke untuk seorang Yahudi atau rosario bagi seseorang dari iman
Katolik. Pasien dari iman Yahudi mungkin ingin membaca Mazmur dan Muslim
dapat memilih untuk membaca doa dari Al-Qur'an (Al-Quran). Perawat perlu
menghormati bentuk apapun atau ritual doa yang dipilih pasien (Lindquist, 2014).
Doa telah digunakan orang yang mempunyai banyak penyakit, dari semua
kelompok usia, dan dari semua budaya. Literatur juga menunjukkan tentang
kemanjuran doa pada individu yang sakit. Dalam sejumlah survei, doa menjadi
yang paling sering digunakan sebagai pelengkap terapi (Brown, barner, Richards,
& Bohman, 2007: King & Pettigrew, 2004). Penelitian telah dilakukan pada
penggunaan doa dengan pasien yang memiliki kondisi kronis. Dalam sebuah studi
dari orang dewasa yang HIV-1-positif dan yang terlibat dalam kegiatan spiritual
seperti doa, subjek memiliki risiko kematian (Fitzpatrick et al., 2007). Demikian
juga, orang dengan depresi dan laporan yang telah menghitung dalam enam sesi
doa 1 jam mingguan menunjukkan perbaikan dalam depresi dan kecemasan
dibandingkan dengan subyek pada kelompok control (Boelens, Reeves, Replogle &
koening 2009 ).

9. Storytelling
Mendongeng / bercerita didefinisikan sebagai seni atau tindakan bercerita
(Dictionary.com, 2013). Sebuah cerita adalah narasi, baik benar atau fiktif, dalam bentuk
prosa atau ayat yang dirancang untuk menarik, menghibur, atau menginstruksikan
pendengar atau pembaca. Penggunaan cerita di layanan kesehatan, penelitian kesehatan,
dan pendidikan tidak terbatas. Perawat dapat menggunakan cerita dalam beberapa situasi
di masa hidup untuk berbagai tujuan. Cerita dapat digunakan dalam terapi keluarga dan
dapat membantu anggota dalam memasuki makna dari masa lalu, sekarang, dan masa
depan serta membantu pasien untuk "membuat makna" dan penyembuhan (Roberts, 1994
Lindquist, 2014).
10. Animal
Assisted Therapy Terapi dengan bantuan hewan yang didefinisikan sebagai
intervensi yang diarahkan pada tujuan yang menggunakan ikatan manusia-hewan sebagai
bagian integral dari proses pengobatan (American Veterinary Medical Association, 2012).
Meskipun berbagai spesies hewan dan keturunan, seperti kucing, burung, kelinci, kuda,
dan lumba-lumba, yang terlibat dalam AAT, anjing memiliki proporsi tertinggi dari hewan
yang digunakan untuk AAT (Hart, 2000). Beberapa kunci dari AAT adalah: (a) tujuan dan
sasaran tertentu yang ditetapkan untuk setiap pasien, mengukur kemajuan, (c) interaksi
yang dilakukan. Tujuan dirancang oleh seorang perawat, terapis okupasi, terapi fisik,
konselor, dokter, atau profesional perawatan kesehatan lainnya yang menggunakan AAT
dalam proses pengobatan (American Veterinary Medical Association, 2012). Sebuah
tujuan fisik peningkatan mobilitas dengan berjalan dengan anjing. Contoh tujuan
peningkatan ekspresi verbal (melalui interaksi normal dengan hewan) dan peningkatan
memori jangka panjang (melalui mengingat nama dan aktivitas hewan pada kunjungan
kunjungan).
Tujuan sosial termasuk meningkatkan keterampilan sosial dan membangun
hubungan dengan orang lain melalui binatang. Hewan juga dapat membantu
meningkatkan sosialisasi dengan memfasilitasi diskusi piaraan di masa lalu. Disamping
itu tujuan emosionalnya adalah meningkatkan motivasi yang ditunjukkan oleh berpakaian
atau berjalan melihat hewan.

11. Terapi Relaksasi (Terapi Pijat)


Relaksasi adalah teknik untuk menurunkan respons sebagai relaksasi sebagai
protektif terhadap stres yang menurunkan denyut nadi, metabolisme laju pernafasan dann
tonus otot. Relaksasi adalah suatu kondisi untuk membebaskan fisik dan mental dari
tekanan stres. Teknik relaksasi memberikan kemapuan kepada individu untuk dapat
mengontrol dirinya sendiri ketika terjadi ketidaknyamanan atau nyeri dan memperbaiki
keadaan fisik dan stres emosional (Potter & Perry. 2002). Salah satu teknik relaksasi
adalah terapi pijat (Sharon et. All, dikutip dari Wahyuni, 2002). Terapi pijat adalah terapi
relaksasi dengan memberikan tekanan-tekanan tertentu pada anggota badan.
Dalam terapi relaksasi, perawat menggunakan pijat sebagai intervensi untuk
menghilangkan stres fisiologis psikologis dan relaksasi relaksasi (Harris & Richards,
2010). Dalam review dari 22 studi yang pijat telah digunakan, Richards, Gibson dan
Overton- McCoy (2000) menemukan bahwa hasil yang paling sering dilaporkan adalah
pijat yang dapat menghargai.
Peran Perawat Dalam Terapi Pijat
Perawat dapat melakukan terapi pijat untuk mengatasi kondisi-kondisi
ketidaknyamanan yang disajikan paien, antara lain:
a. Rasa sakit Pijat sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Berbagai
penelitian telah menemukan bahwa pijat dapat mengurangi rasa sakit Dalam tinjauan
penelitian tentang penggunaan dan aromaterapi pada penderita kanker, Wang dan Keck
(2004) melaporkan berkurangnya rasa sakit pada pasien pasca operasi, dan Mok dan Woo
(2004) menemukan bahwa pijat juga dapat mengurangi rasa sakit pada pasien stroke b.
Mengatasi masalah istirahat tidur Pada pasien dilakukan pijatan sebelum tidur sehingga
meningkatkan relaksasi atau rasa nyaman pada pasien, sehingga pasien dapat beristirahat
dengan tenang
12. Exercise (Olah Raga)
Aktivitas fisik didefinisikan sebagai "mengerakan tubuh yang bertujuan untuk
pengeluaran kalori" (American College of Sports Kedokteran, 2006). Secara umum
pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang
berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang, Latihan fisik
sangat bermanfaat bagi kesehatan, di antaranya:
a. Mengurangi risiko kematian dini
b. Risiko kematian dini akibat penyakit jantung
c. Mengurangi risiko diabetes tipe 2
d. Mengurangi risiko tekanan darah tinggi
e. Tekanan darah tinggi pada individu hipertensi.
f. Mengurangi risiko kanker usus
g. Meringankan perasaan gelisah dan putus asa
h. membantu dalam mengontrol berat badan
i. Membantu dalam perbaikan otot, sendi, dan tulang
j. Membantu orang dewasa yang lebih tua dengan keseimbangan dan mobilitas
k. Memupuk perasaan kesejahteraan psikologis Selain manfaat tersebut, ACSM
(Garber et al., 2011) dan USDHHS-PAAC (USDHHS-PAAC, 2008) telah
menerbitkan laporan ilmiah yang menyatakan aktivitas fisik sebagai faktor utama
pencegahan primer dan sekunder penyakit kardiovaskular. Ada hubungan antara
aktivitas aktivitas fisik dan perkembangan penyakit arteri koroner dan peningkatan
mortalitas kardiovaskular (USDHHSPAAC, 2008; Garber et al, 2011.).
Peran Perawat
Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien tentang berolahraga,
perawat juga dapat selalu memotivasi pasien untuk melakukan olah raga rutin
sesuai kondisi pasien. Perawat dapat membantu pasien untuk dibentuk dengan
dokter untuk menentukan olahraga apa yang tepat dengan kondisi pasien dan dapat
dilakukan secara mandiri.
13. Aromaterapi
Styles (1997) mendefinisikan aromaterapi sebagai penggunaan minyak
esensial untuk tujuan terapi yang mencakup masyarakat, tubuh, dan jiwa-luas,
definisi yang konsisten dengan praktik keperawatan holistik. Institute Cancer
Nasional mendefinisikan aromaterapi sebagai "penggunaan terapi menggunakan
minyak dari bunga, tumbuh-tumbuhan, dan pohon-pohon untuk perbaikan fisik,
emosional, dan kesejahteraan spiritual" (National Cancer Institute [NCI], 2012).
Peran Perawat
Perawat memiliki peran penting dalam membantu pasien untuk
membedakan antara produk botani yang mudah tersedia. Pasien sering bingung
dengan pilihan yang dapat digunakan, dan yang terpenting adalah bahwa
memahami pemahaman dari kandungan minyak yang digunakan,
mempersembahkan saran pada pasien yang bertujuan untuk keselamatan pasien.
Perawat harus menyadari keselamatan umum untuk pendidikan pasien dan dalam
praktek. Ini termasuk:
a. Fungsi minyak esensial dari nyala api langsung, minyak tersebut tidak stabil
dan sangat mudah terbakar.
b. Simpan minyak esensial di tempat yang sejuk jauh dari sinar matahari;
menggunakan wadah kaca berwarna biru atau gelap. Tutup wadah segera setelah
digunakan. Minyak atsiri dapat mengoksidasi pada suhu yang panas, cahaya,
oksigen dan dapat mengubah kandungan bahan kimianya
c. Sadarilah bahwa minyak esensial dapat menodai pakaian dan bahan tekstil,
minyak esensial murni juga dapat merusak bahan plastik. Lakukan tindakan
pencegahan yang tepat.
d. Jauhkan minyak esensial dari anak-anak dan hewan peliharaan kecuali kita
yakin bahwa minyak esensial tersebut memang aman untuk anak-anak dan hewan
peliharaan. Pełajari berisi kasus efek samping atau kematian yang berhubungan
dengan penggunaan yang tidak benar atau tertelan pada anak-anak dan hewan
peliharaan (Halicioglu, Astarcioglu, Yaprak, & Aydinlioglu, 2011).
e. Gunakan minyak esensial dari pemasok terkemuka. Mencari nasihat dari
aromaterapis terlatih atau rekomendasi dari penyedia klinis aromaterapi. Jika
menggunakan minyak esensial dalam percobaan atau penelitian, hasil tes
pengungkit kandungan bahan kimia harus diperoleh.
f. Perawatan khusus diperlukan jika menggunakan minyak esensial pada orang-
orang yang memiliki riwayat asma yang parah atau beberapa alergi.
g. Penggunaan minyak esensial relatif aman bila digunakan dengan benar,
sensitifitas dan iritasi kulit dapat terjadi. Dalam kasus ini, minyak esensial yang
masih tersisa harus dihapus dengan minyak atau susu, dibilas dengan air, dan
penggunaannya harus sesuai. Kebanyakan reaksi seperti ini dapat mengatasi
masalah tersebut; Namun, penyedia layanan kesehatan harus ramah lingkungan
jika terjadi nyeri / gatal parah yang berkelanjutan.
h. Jika minyak esensial masuk ke mata, bilas dengan susu atau pembawa minyak
pertama dan kemudian dengan air.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Recovery merupakan proses dimana seorang mampu untuk hidup, bekerja,
belajar, dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi
terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan (Stuart, 2013)

Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan


transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna dikomunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya.
Sehingga, diperlukan beberapa terapi seperti yang sudah dijelaskan.

B. Saran
Semoga makalah mengenai Konsep Recovery dapat bermanfaat untuk kita
semua. Besar harapan saya agar makalah ini dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan kita semua terutama dalam keperawatan jiwa serta
menjadi tambahan referensi dalam penyelesaian tugas dan tinjauan
literature.
DAFTAR PUSTAKA

Caldwell, Burbara A., dkk. (2010). Pschiatrick perawat & the recovery model of care .
Journal of psychosocial Nursing & mental Health Service, 48(7), 42-48. doi:hitp:
/dx.doi.org/10.392802793095- Linquist, R., Snyder, M.Tracy, F. Mary. (2014),
Complewientary & Alternative Therapies in Nursing Springer Publishing Carmpany
OConnell, M., Tondara, 1, Croog, G., Eva, A, & Davidson, L (20105). dari teori ke
rutinitas: menilai persepsi praktik pemulihan-oricated dalam keadaan kesehatan mental
dan sistem kecanduan Psikiatri Rehubilitation Jiuurnal, 2M4), 378-86. Stuart, W. Ciuil.
(2013). Prinsip Pyychiatric Nuring, 10 Edinm. ELSEVIER Varcarolis. M. Elizaheth.
(2013) Fssentials of Psychiatric Mental Heulth Mursing, A Coananication Appoach to
Evidence-Baved Cure Second Edizion ELSEVIER

Anda mungkin juga menyukai