Anda di halaman 1dari 6

Widyatama Fanmira

19110059

Bentuk-Bentuk Pegolahan Air Bersih Dengan Sumber Air Baku

1. Pengolahan Air Sungai

Penyediaan air dalam suatu kota dengan sumber air baku dari air sungai atau air danau
biasanya dilakukan dengan mengolah air melalui instalasi pengolahan air minum atau disebut
dengan water treatment plant. Tujuan utama dibuatnya instalasi ini dimaksudkan untuk
mengurangi kekeruhan yang terdapat dalam air permukaan tersebut. Pada dasarnya terdapat 3
proses yang berlangsung pada instalasi, yaitu proses koagulasi, proses sedimentasi, dan proses
penyaringan.

Sebelum didistribusikan kepada pelanggannya melalui jaringan perpipaan, air bersih yang
dihasilkan didisinfeksi untuk membunuh bakteri yang berbahaya bagi manusia. Jadi, hasil olahan
air dari PDAM sebenarnya dan seharusnya sudah dapat langsung diminum. Kelemahan terletak
pada jaringan perpipaan yang seringkali mengalami kekurangan tekanan air sehingga
mikroorganisma dapat masuk ke dalam pipa bila terjadi kebocoran.

Dari prinsip pengolahan tadi, kita dapat menerapkannya untuk membuat pabrik pengolahan
air sederhana. Sangat sederhana, malah, karena kita tidak perlu melakukan proses
penyaringan. Proses penyaringan ini kita abaikan karena proses penyaringan umumnya
dilakukan untuk proses yang berlangsung secara kontinu, untuk menyaring sisa-sisa partikel
yang tidak mengendap. Sementara proses yang kita lakukan adalah proses batch (sekali
jalan) sehingga bila koagulasi dan flokulasi berhasil, maka diharapkan semua partikel akan
mengendap dan air di atasnya menjadi jernih dan bisa dimanfaatkan. 

Berikut adalah langkah-langkah yang diperlukan dalam proses penjernihan air :

- Tampung air sungai atau air danau dalam wadah penampung sebanyak 200 liter. Bisa
menggunakan drum bekas kapasitas 200 liter.
- Siapkan papan berbentuk dayung sebagai alat untuk pengaduk.
- Masukkan tawas sebanyak 1-2 sendok makan ke dalam air yang akan diolah.
- Aduk campuran air dan tawas dengan kecepatan penuh selama 1 - 2 menit.
Kecepatan penuh di sini maksudnya agar campuran tawas dengan air dapat bercampur
sempurna sehingga partikel penyebab kekeruhan dapat tertangkap oleh ion tawas.
- Selanjutnya teruskan pengadukan selama 5 - 10 menit secara perlahan. Perlahan di sini
maksudnya agar partikel yang sudah bergabung dengan ion tawas dapat menggumpal lebih
besar dan tidak pecah kembali.
- Setelah pengadukan, diamkan selama kurang lebih 4 jam agar semua flokulan mengendap di
dasar wadah.
- Air jernih siap digunakan.

2. Pengolahan Air Gambut atau Air Payau


 Proses Konvensional (koagulasi dan flokulasi)
merupakan proses penggumpalan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara
gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga dapat diendapkan dengan jalan
penambahan bahan koagulasi. Koagulasi dilakukan dengan pembubuhan bahan koagulan ke
dalam air baku, sehingga kotoran yang berupa koloid maupun suspensi yang ada di dalamnya
menggumpal dan mudah diendapkan. Kotoran yang berupa koloid maupun suspensi halus,
yaitu zat warna organik, lumpur halus, bakteri, dan algae serta lainnya tidak dapat
mengendap karena partikelnya yang sangat halus. Selain itu partikel-partikel kotoran tersebut
umumnya mempunyai kelebihan muatan elektron negatif sehingga terjadi tolakmenolak
partikel yang menyebabkan sulit mengendap. Oleh karena itu, koagulasi dapat berjalan
dengan baik apabila penyebabnya dapat dihilangkan yaitu dengan netralisasi kelebihan
muatan negatif partikel kotoran.
Flokulasi adalah kelanjutan dari proses koagulasi yaitu proses terjadinya gumpalan kotoran
atau flok akibat pembubuhan koagulan. Untuk mendapatkan flok yang besar dan kuat(stabil)
perlu dilakukan pengadukan lambat. Pengadukan yang cepat dilakukan segera setelah
pembubuhan koagulan zat koagulan dapat tercampur dengan cepat, sedangkan pengadukan
lambat dilakukan untuk memberikan kesempatan agar gumpalan partikel kotoran yang terjadi
tumbuh menjadi besar dan kuat sehingga mudah atau cepat mengendap.
 Absorpsi atau penyerapan
Dalam kimia proses ini adalah suatu fenomena fisik atau kimiawi atau suatu proses sewaktu
atom, molekul, atau ion memasuki suatu fase limbak (bulk) lain yang bisa berupa gas, cairan,
ataupun padatan. Proses ini berbeda dengan adsorpsi karena pengikatan molekul dilakukan
melalui volume dan bukan permukaan.

 Filtrasi
Proses ini adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Filtrasi yang
sekarang biasa digunakan saat ini adalah menggunakan teknologi membran. Membran dapat
dibedakan dari ukuran pori yang terdapat didalamnya, mikrofiltrasi memiliki ukuran 0,1-10
µm, ultrafiltrasi memiliki ukuran 0,1 µm sampai 20 nm dan nanofiltrasi dari 1 sampai 10
anstrom.
 Teknologi Membran Dalam Pengolahan Air Gambut
Sebagai teknologi pengolahan air yang relatif baru, proses membran menawarkan
keuntungan-keuntungan yang tidak didapat dari proses konvensional. Salah satu keuntungan
dari aplikasi teknologi membran adalah rendahnya energi yang digunakan. Pemisahan yang
berbasis membran tidak berdasarkan hasil kesetimbangan fasa yang menggunakan banyak
energi. Perubahan fasa akan mempengaruhi kualitas bahan dan produk yang dihasilkan.
Keuntungan lain teknologi membran adalah desain modul membran sangat sederhana,
kompak, mudah dioperasikan dan tidak membutuhkan peralatan tambahan dalam jumlah
banyak. Memperbesar atau memperkecil skala pengoperasian merupakan hal yang mudah
dilakukan. Dengan sifat modular yang dimilikinya maka peningkatan skala proses membran
dapat dilakukan dengan hanya menambah modul membran termasuk peralatan bantunya.
Dalam aplikasinya untuk pengolahan air, penggunaan membran tidak membutuhkan
penambahan bahanbahan kimia (koagulan, flokulan) sehingga ramah bagi lingkungan
(Wenten, 1997).

3. Pengolahan Air Tanah

Unit alat pengolahan air ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas air sumur atau air
tanah sehingga langsung dapat diminum tanpa proses pemanasan. Unit alat ini sangat cocok
digunakan untuk keperluan :
- Asrama
- Pesantren
- Pemukiman padat penduduk
- Dll.

Bahan :

- Pasir silika, digunakan untuk media saringan atau filter pasir.


- Kerikil, digunakan sebagai lapisan penahan pada filter pasir, filter mangan zeolit maupun
filter karbon aktif.
- Mangan zeolit, digunakan untuk media filter manggan zeolit yang berfungsi untuk
menghilangkan zat besi atau zat mangan.
- Karbon aktif butiran (granular), digunakan untuk media filter karbon aktif yang berfungsi
untuk menyerap polutan mikro yang ada di dalam air atau untuk menyerap zat warna dan
bau.
- Kaporit, digunakan untuk mengoksidasi zat besi atau zat mangan menjadi bentuk oksida
yang tak larut dalam air, sehingga dapat dipisahkan dengan cara penyaringan.

Peralatan :

- Pompa Air Baku


- Pompa dosing
- Tangki Bahan Kimia
- Tangki Reaktor
- Saringan Pasir Cepat (Sand Filter)
- Filter mangan Zeolit
- Filter Karbon Aktif
- Filter Cartridge
- Sterilisator Ultra Violet

Cara pembuatan :

            Secara umum kualitas air sumur atau air tanah mempunyai karakteristik tertentu yang
berbeda dengan kualitas air permukaan/sungai. Air tanah pada umumnya jernih,namun sering
mengandung mineral-mineral atau garam-garam yang cukup tinggi, sebagai akibat dari pengaruh
batuan dibawah tanah yang dilalui oleh air tanah. Pada air tanah dangkal, kualitas dan
kuantitasnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di permukaanya, dalam hal kuantitas sangat
dipengaruhi oleh curah hujan setempat, sementara kualitasnya dipengaruhi oleh kondisi sanitasi
disekitarnya.

            Untuk mengolah air sumur menjadi air yang siap minum, proses pengolahannya adalah
seperti ditunjukkan pada gambar , Air dari sumur dipompa dengan menggunakan pompa jet,
sambil diinjeksi dengan larutan klorine atau kaporit dialirkan ke tangki reaktor. Dari tangki
reaktor air dialirkan ke saringan pasir cepat untuk menyaring oksida besi atau oksida mangan
yang terbentuk di dalam tangki reaktor. Setelah disaring dengan saringan pasir, air dialirkan ke
filter mangan zeolit. Filter mangan zeolit berfungsi untuk menghilangkan zat besi atau mangan
yang belum sempat teroksidasi oleh khlorine atau kaporit.

 Pembubuhan Kaporit/Khlorine

Fungsi pembubuhan kaporit adalah untuk mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di dalam
air, serta untuk membunuh kuman atau bakteri coli

 Saringan Pasir Dan Saringan Mangan Zeolit


Dari tangki reaktor air dialirkan ke saringan pasir cepat untuk menyaring oksida besi atau oksida
mangan yang terbentuk di dalam tangki reaktor. Setelah disaring dengan saringan pasir, air
dialirkan ke filter mangan zeolit. Filter mangan zeolit berfungsi untuk menghilangkan zat besi
atau mangan yang belum sempat teroksidasi oleh khlorine atau kaporit. Mangan Zeolit berfungsi
sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi dan mangan yang ada dalam air teroksidasi
menjadi bentuk ferri-oksida dan mangandioksida yang tak larut dalam air.

 Saringan Karbon Aktif

Dari filter mangan zeolit air selanjutnya dialirkan ke filter karbon aktif. Filter karbon aktif ini
berfungsi untuk menghilangkan polutan mikro misalnya zat organik, deterjen, bau, senyawa
phenol serta untuk menyerap logam berat dan lain-lain. Pada saringan arang aktif ini terjadi
proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat yang akan dihilangkan oleh permukaan arang
aktif. Apabila seluruh permukaan arang aktif sudah jenuh, atau sudah tidak mampu lagi
menyerap maka proses penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini arang aktif harus diganti
dengan arang aktif yang baru.

 Sterilisator Ultra Violet

Selanjutnya air dialirkan ke sterilisator ultra violet agar seluruh bakteri atau mikroorganisme
yang ada di dalam air dapat dibunuh secara sempurna. Air yang keluar dari sterilsator ultra violet
merupakan air hasil olahan yang dapat langsung diminum.

Anda mungkin juga menyukai