Lingkungan yang sehat dapat meningkatan derajat kesehatan dan mencegah penyakit
menular yang dewasa ini merupakan masalah kesehatan negara berkembang termasuk
Indonesia. Tujuannya mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan, dan
angka kematian. Sanitasi air yang tidak baik secara teori akan berperan besar terhadap
penyebaran penyakit menular, sebagian besar masyarakat yang menjadi responden
menggunakan air sungai sungai sebagai sumber air bersih mereka.6 Ketersediaan jamban atau
mck yang jauh dari sumber air dan menutup lubangnya apabila tidak digunakan dapat
membantu pencegahan penyakit kolera ini.
Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip
sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feses) pada tempatnya
yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih
dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran
dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan
dan kerang yang dimasak setengah matang. Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena
kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar
muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya
segera diberantas.
Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan
penderita. Untuk penyakit kolera, vaksin kolera oral (OCV) telah diusulkan sebagai strategi
efektif dalam mengontrol endemik dan epidemik. tingkat vaksinasi memiliki peran penting
dalam menekan penyebaran penyakit kolera.8 Namun belajar dari Negara Bangladesh,
eradikasi dengan cara pemberian vaksin, terbukti tidak efektif bagi negara-negara
berkembang yang keadaan sosial-ekonominya menyedihkan karena tidak menjangkau seluruh
warga miskin di sebuah negara, harga vaksin kolera juga dirasa cukup memberatkan
anggaran negara-negara yang sedang berkembang di Asia.4
Kesimpulan
Pada skenario ini, dimana terjadi 30 kasus kolera di desa Pancawarga dengan fatality
rate case 3 orang bayi meninggal ini ingin diberantas oleh dokter kepala puskesmas
menggunakan pendekatan kesehatan lingkungan selain dengan pengobatan dapat dilakukan
oleh dokter kepala puskesmas tersebut dengan membentuk unit Pengendalian Penyakit
Menular (P2M). Dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada didesa tersebut,
menanamkan perilaku hidup sehat pada masyarakat, peningkatan sanitasi lingkungan desa
Pancawarga, memahami penyebab, mode transmisi dan cara penulan kolera dapat membantu
memberantas adanya kolera di desa tersebut. Pemberian vaksin kolera oral (OVC) juga dapat
membuat semakin lambatnya laju penyebaran kolera, walaupun harga yang dimiliki vaksin
tersebut yang dinilai kurang efektif bagi masyarakat kurang mampu.
Daftar Pustaka
1. Schneider M. Introduction to public health. Jones & Bartlett Learning.2014. ISBN-
13 : 978-1284089233
2. Harthorn B, Oaks L. Risk, culture, and health inequality: Shifting perceptions of
danger and blame.Westport Praeger Publishers. 2010.
3. Kim DH, Choe YJ, Jeong JY. Understanding and interpretation of case fatality rate of
coronavirus disease 2019. Journal of Korean medical science.2020; 35(12), e137.
https://doi.org/10.3346/jkms.2020.35.e137
4. Anggaraditya PB. Menekan laju penyebaran kolera di asia dengan 3SW ( sterilization,
sewage, sources, and water purification). Intisari Sains Medis .2015; 3(1): 83-87.
5. Ashcroft, R. An evaluation of the public health paradigm: a view of social work.
2014;29(6):606-15. doi: 10.1080/19371918.2014.893856.
6. Zairinayati Z, Sumadi A. Analisis kejadian diare berdasarkan sanitasi lingkungan.
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan .2020; 12(1)
7. Habibi, Nurdiyanah, Surahwati, Chaerunissa N. Gambaran pengelolaan pelayanan
kesehatan berdasarkan fungsi manajemen pada program pengendalian penyakit
menular (P2M) di puskesmas Tamangapa Makassar. Jurnal FKIK UIN Alauddin
Makassar.2016.
8. Sianturi P. Sistem dinamik penyebaran penyakit kolera dengan vaksinasi, pengobatan
dan sanitasi. 2020.