Anda di halaman 1dari 7

Paradigma Kesehatan dengan Pendekatan Kesehatan

Lingkungan dalam Mencegah Kolera


Aura Arsy Prinsesa
102020055
Kelompok : C2
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
___________________________________________________________________________
Abstrak
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang
dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang
berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar
tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit. Paradigma kesehatan
memiliki keterkaitan langsung dengan profesi ilmu epidemiologi, ilmu biomedis lingkungan,
manajemen kesehatan, dan statistika karena berhubungan langsung dengan masyarakat luas.
Penyakit kolera, yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, merupakan penyakit
menular yang menyerang saluran pencernaan. Penyakit kolera dapat menjadi wabah yang
sangat besar apabila tidak dicegah. Pada makalah ini dengan menggunakan paradigma
kesehatan akan dibahas mengenai cara penularan, penyebab, dan mode transmisi. Selain itu,
akan dibahas juga bagaimana mencegah penyebaran penyakit kolera ini dengan
memanfaatkan fasilitas kesehatan, sanitasi lingkungan, P2M, dan mengubah pola hidup
kesehatan masyarakat.
Kata kunci : Paradigma sehat, Penyakit kolera, Penyakit menular
Abstract
The healthy paradigm is a holistic, proactive, anticipatory perspective or mindset of
health development, by seeing health problems as a problem that is influenced by many
dynamic and cross-sectoral factors, in an area that is oriented towards increasing the
maintenance and protection of the population in order to stay healthy and not just healing
the sick population. The health paradigm has direct relevance to the professions of
epidemiology, environmental biomedical science, health management and statistics because
it relates directly to the wider community.
Cholera, which is caused by the Vibrio cholerae bacteria, is a contagious disease that
attacks the digestive tract. Cholera can become a very large epidemic if it is not prevented.
In this paper, using the health paradigm will discuss the modes of transmission, causes and
modes of transmission. In addition, it will also discuss how to prevent the spread of cholera
by utilizing health facilities, environmental sanitation, P2M, and changing the pattern of
public health life
Keywords : Cholera, Contagious disease, Healty paradigm
Pendahuluan
Latar belakang
Paradigma sehat memandang sebuah kesehatan sebagai makna yang luas, misalnya
mempertimbangkan bagaimana penyakit mempengaruhi seluruh populasi dengan istilah-
istilah biologi yang jarang diketahui orang awam, seperti penyakit-penyakit yang disebabkan
oleh mikroorganisme bernama bakteri, virus, atau parasit yang sering menjadi penyebab
suatu epidemik. Selain itu, paradigma sehat juga mengajarkan bahwa kebiasaan dan perilaku
individu berkontribusi besar terhadap penyakit dan kontaminasi sehingga dapat mengubah
seorang masyarakat menjadi pasien akibat kebiasaan dan perilaku yang dapat meniimbulkan
sumber penyakit.1 Penyakit kolera sebagai salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Vibrio cholerae dapat tersebar akibat dari kebiasaan masyarakat yang mengotori
sumber air yang mereka konsumsi. Untuk itu dengan pendekatan kesehatan masyarakat dari
paradigma sehat makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai penyakit kolera ini dan
bagaimana mencegahnya karena kesehatan masyarakat memiliki tujuan untuk mengantisipasi
resiko berbagai bentuk penyakit yang terjadi di masyarakat. 2 Kesehatan masyarakat
memandang kesehatan sebagai sesuatu yang dapat dicapat dengan ketekunan, tindakan
menahan diri, dan komitmen.1 Dengan demikian, harus pula ada kemauan dari dalam diri
masyarakatnya sendiri untuk mencegah penyakit menular seperti kolera ini dapat menyebar.
Skenario
Desa Pancawarga pada laporan bulan lalu terjadi insiden penyakit kolera sebanyak 30
kasus. Terdapat 3 kematian anak balita (case fatality rate). Selain dilakukan pengobatan,
dokter kepala puskesmas ingin memberantas penyakit tersebut dengan pendekatan kesehatan
lingkungan. Lingkungan yang diamati pada penduduk antara lain kebiasaan mandi dan cuci
masyarakat. Sumber air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
Identifikasi Istilah
Pada kasus ini, terdapat istilah case fatality rate dimana maksudnya ialah proporsi
jumlah kematian dibagi dengan jumlah pasien yang dikonfirmasi dari suatu penyakit, yang
telah digunakan untuk menilai dan membandingkan tingkat keparahan epidemi antar negara. 3
Istilah selanjutnya ada kolera penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan oleh
bakterium Vibrio cholerae.4 Dan terakhir, terdapat kata balita adalah singkatan dari “ bawah
lima tahun”.
Rumusan Masalah
Seorang dokter kepala puskesmas melakukan pencegahan kematian penderita kolera di
desa Pancawarga dengan melakukan pendekatan kesehatan lingkungan
Hipotesis
Seorang dokter melakukan pendekatan kesehatan lingkungan untuk mencegah penyakit
kolera yang menyebabkan kematian pada balita
Sasaran Belajar
Mahasiswa mampu mengetahui apa itu kesehatan lingkungan, penyakit kolera, dan
perilaku hidup sehat.
Pengertian Paradigma Sehat
Paradigma sehat masyarakat sebagian besar dipengaruhi oleh epistemologi objektivitas
yang mendukung penyelidikan mengutamakan ilmu kedokteran dan pengetahuan profesional.
Dengan mengunakan metodologi ilmiah paradigma sehat mencari hubungan antara sebab dan
akibat dengan memandang masyarakat sebagai objek penyelidikannya. Dengan menggunakan
metode analisis ilmiah dan rasional mikroorganisme penyebab penyakit dapat diidentifikasi.
Hubungan sebab dan akibat menghasilkan pengetahuan yang berisi kebenaran obyektif dan
pengetahuan. Ciri obyektif lain dari paradigma sehat adalah ketergantungannya yang besar
pada statistik. Dengan menggunakan pengetahuan ilmiah secara rasional, paradigma
kesehatan masyarakat percaya bahwa tujuan baiknya terhadap kesehatan dapat dicapai.5
Paradigma tersebut sangat bergantung pada epidemiologi untuk menentukan apakah
suatu penyakit dapat dianggap relevan dengan kesehatan masyarakat sehingga dengan
mengidentifikasi penyebab suatu penyakit akan menghasilkan strategi yang tepat untuk
mencegahnya. Kesehatan masyarakat mengambil fokus utama dari faktor risiko pribadi yang
dianggap tidak terpisahkan dari perkembangan penyakit dan kesehatan yang buruk, seperti
merokok, diet, dan olahraga.5
Perilaku Hidup Menurut Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat membuat lima langkah sehingga kesehatan dapat dimiliki oleh
sebuah masyarakat, yaitu mengetahui dan mengenal masalah kesehatan yang dihadapi,
mengidentifikasi faktor resiko yang dapat terjadi, mengembangkan dan menguji intervensi
tingkat masyarakat mencegah masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat,
melaksanakan intervensi tersebut ke masyarakat sehingga kesehatan di masyarakat dapat
meningkat, dan memantau intervensi tersebut untuk menentukan kemanjurannya. Sesuai
dengan paradigma sehat yang mengasumsikan bahwa promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit adalah metode yang tepat untuk mencapai tujuannya.1
Penyakit kolera dapat terjadi akibat pola hidup masyarakat yang tidak sehat. Penyakit
kolera dapat terjadi apabila kita defekasi atau BAB di dekat sumber air yang kita gunakan
sehari-hari seperti sungai. Selain itu, tangan yang kotor dan tidak dibersihkan setelah defekasi
dapat menular ke orang lain apabila melakukan kontak fisik. Perilaku hidup sehat dan
menjaga kebersihan pada masyarakat menjadi tantangan bagi kepala puskesmas sehingga
tertanam pada setiap individu dimasyarakat. Dengan menjalankan pola hidup sehat dan
menjaga kebersihan penyakit menular seperti kolera dapat teratasi.
Fasilitas Kesehatan
Tersedianya layanan puskesmas pada desa tersebut sangat membantu sekali dalam
memberantas penyakit kolera yang terjadi di desa Pancawarga ini. Layanan puskesmas
sebaiknya melakukan kerjasama dengan posyandu, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya di
desa tersebut. Dengan semakin banyaknya jaringan kesehatan yang siap menangani penyakit
ini, akan semakin mudah menyelamatkan seluruh pasien yang terserang kolera karena bisa
saja pasien berkemungkinan berada jauh dari puskesmas. Dengan cepat tanggapnya fasilitas
kesehatan dalam menangani pasien kolera, case fatality rate tidak bertambah.
Sanitasi Lingkungan

Lingkungan yang sehat dapat meningkatan derajat kesehatan dan mencegah penyakit
menular yang dewasa ini merupakan masalah kesehatan negara berkembang termasuk
Indonesia. Tujuannya mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan, dan
angka kematian. Sanitasi air yang tidak baik secara teori akan berperan besar terhadap
penyebaran penyakit menular, sebagian besar masyarakat yang menjadi responden
menggunakan air sungai sungai sebagai sumber air bersih mereka.6 Ketersediaan jamban atau
mck yang jauh dari sumber air dan menutup lubangnya apabila tidak digunakan dapat
membantu pencegahan penyakit kolera ini.

Pengendalian Penyakit Menular (P2M)

Puskesmas sebagai sebagai fasilitas kesehatan masyarakat telah menyediakan unit


kegiatan strategi dalam menangai penyakit menular yaitu pengendalian penyakit menular
(P2M). P2M ini memiliki tujuan menurunkan angka kejadian penyakit menular yang terjadi
di daerah tersebut. Dalam mengidentifikasi masalah, menentukan prioritas masalah, dan
merumuskan program kerja di lakukan dengan melihat target program yang belum tercapai
sebelumnya. Setelah itu survey mawas diri dilakukan untuk melihat masalah apa yang
terdapat di wilayah kerjanya, serta melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mendata
jumlah kasus yang terjadi di wilayah kerjanya. Adapun cara untuk menentukan prioritas
masalah, dengan melihat tingkat urgensi suatu masalah yang di rumuskan secara bersama-
sama dengan tim P2M dan tahap terakhir yaitu penyusunan POA (Plan Of Action). 7 Penyakit
kolera yang terjadi di Desa pancawarga ini dapat menjadi fokus kasus dari unit P2M ini
dengan mendiskusikan situasi ini bersama kepala puskesmas mengenai langkah-langkah yang
sebaiknya diambil unit ini dalam memberantas kolera.
Penyakit Kolera
Penyakit taun atau kolera (juga disebut Asiatic cholera) adalah penyakit menular di
saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakterium Vibrio cholerae. Bakteri ini biasanya
masuk ke dalam tubuh melalui air minum yang terkontaminasi oleh sanitasi yang tidak bersih
atau dengan memakan makanan atau lauk yang tidak dimasak benar. Gejalanya termasuk
diare, perut keram, mual, muntah, dan dehidrasi. Kematian biasanya disebabkan oleh
dehidrasi. Kalau dibiarkan tak terawat, maka penderita berisiko kematian tinggi. 4
Penyebab Penyakit Kolera
Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran)
manusia,4 Keadaan yang memungkinkan terjadinya penyakit ini membuat bakteri (agent)
menyebar dan menjangkiti manusia (host) yang rentan. Kerentanan host bisa terjadi akibat
,sebagian besar, status gizi masyarakat yang terkena penyakit ini. Dilihat dari munculnya
penyakit ini didaerah yang kurang akan sanitasinya dan negara-negara berkembang
menimbulkan spekulasi akan kecukupan gizi dari masyarakat tersebut.
Cara Penularan Penyakit Kolera
Bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya
maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu
juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan
dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi
bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain
yang bermukim disekitarnya.4
Mode Transmisi Penyakit Kolera
Mode transmisi penyakit kolera ialah tidak langsung (indirect). Dimana ia menggunakan
perantara air (waterbone) dalam menyebarkan penyakitnya ke manusia. Selain itu, lalat yang
menghinggapi kotoran manusia dapat menjadi vektor penyebaran penyakitnya pula ketika
lalat tersebut menempel di makanan yang akan dikonsumsi.Tempat keluarnya penyakit
(mode of exit) ialah saluran pencernaan, seperti mulut dan dubur. Diare dan muntah dengan
kondisi cukup serius sebagai serangan akut sehingga kehilangan banyaknya cairan yang
keluar yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti ; detak jantung
cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera
mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.
Tempat masuknya penyakit biasanya dari mulut karena kita mengonsumsi makanan atau air
yang sudah tercemari bakteri kolera ini.
Pencegahan Kolera

Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip
sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feses) pada tempatnya
yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih
dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran
dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan
dan kerang yang dimasak setengah matang. Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena
kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar
muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya
segera diberantas.

Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan
penderita. Untuk penyakit kolera, vaksin kolera oral (OCV) telah diusulkan sebagai strategi
efektif dalam mengontrol endemik dan epidemik. tingkat vaksinasi memiliki peran penting
dalam menekan penyebaran penyakit kolera.8 Namun belajar dari Negara Bangladesh,
eradikasi dengan cara pemberian vaksin, terbukti tidak efektif bagi negara-negara
berkembang yang keadaan sosial-ekonominya menyedihkan karena tidak menjangkau seluruh
warga miskin di sebuah negara, harga vaksin kolera juga dirasa cukup memberatkan
anggaran negara-negara yang sedang berkembang di Asia.4
Kesimpulan

Pada skenario ini, dimana terjadi 30 kasus kolera di desa Pancawarga dengan fatality
rate case 3 orang bayi meninggal ini ingin diberantas oleh dokter kepala puskesmas
menggunakan pendekatan kesehatan lingkungan selain dengan pengobatan dapat dilakukan
oleh dokter kepala puskesmas tersebut dengan membentuk unit Pengendalian Penyakit
Menular (P2M). Dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada didesa tersebut,
menanamkan perilaku hidup sehat pada masyarakat, peningkatan sanitasi lingkungan desa
Pancawarga, memahami penyebab, mode transmisi dan cara penulan kolera dapat membantu
memberantas adanya kolera di desa tersebut. Pemberian vaksin kolera oral (OVC) juga dapat
membuat semakin lambatnya laju penyebaran kolera, walaupun harga yang dimiliki vaksin
tersebut yang dinilai kurang efektif bagi masyarakat kurang mampu.

Daftar Pustaka
1. Schneider M. Introduction to public health. Jones & Bartlett Learning.2014. ISBN-
13 : 978-1284089233
2. Harthorn B, Oaks L. Risk, culture, and health inequality: Shifting perceptions of
danger and blame.Westport Praeger Publishers. 2010.
3. Kim DH, Choe YJ, Jeong JY. Understanding and interpretation of case fatality rate of
coronavirus disease 2019. Journal of Korean medical science.2020; 35(12), e137.
https://doi.org/10.3346/jkms.2020.35.e137
4. Anggaraditya PB. Menekan laju penyebaran kolera di asia dengan 3SW ( sterilization,
sewage, sources, and water purification). Intisari Sains Medis .2015; 3(1): 83-87.
5. Ashcroft, R. An evaluation of the public health paradigm: a view of social work.
2014;29(6):606-15. doi: 10.1080/19371918.2014.893856.
6. Zairinayati Z, Sumadi A. Analisis kejadian diare berdasarkan sanitasi lingkungan.
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan .2020; 12(1)
7. Habibi, Nurdiyanah, Surahwati, Chaerunissa N. Gambaran pengelolaan pelayanan
kesehatan berdasarkan fungsi manajemen pada program pengendalian penyakit
menular (P2M) di puskesmas Tamangapa Makassar. Jurnal FKIK UIN Alauddin
Makassar.2016.
8. Sianturi P. Sistem dinamik penyebaran penyakit kolera dengan vaksinasi, pengobatan
dan sanitasi. 2020.

Anda mungkin juga menyukai